BAB III Pembubaran Firma (likuidasi firma) - Likuidasi firma Pertemuan 4

  

BAB III

Pembubaran Firma

(likuidasi firma)

Pendahuluan

  Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah likuidasi firma, langkah- langkah likuidasi, akuntansi untuk mencatat likuidasi firma.

  Definisi Likuidasi

  Pembubaran firma atau likuidasi firma adalah suatu kondisi dimana semua anggota persekutuan firma setuju untuk menghentikan usahanya atau persekutuaan firma terpaksa berhenti karena hal-hal tertentu.

  Langkah-Langkah Likuidasi

  Dalam pembubaran persekutuan firma ada dua langkah/urutan likuidasi yang memerlukan pembahasan akuntansi yaitu:

  1. Tahap realisasi Tahap ini adalah saat pelaksanaan penjualan seluruh aktiva non kas yang dimiliki firma menjadi uang kas

  2. Tahap likuidasi Tahap ini adalah saat pengembalian seluruh kewajiban firma dan diakhiri dengan pengembalian modal dari para sekutu firma.

  Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara :

  a. Likuidasi dilaksanakan secara serentak

  b. Likuidasi dilaksanakan secara bertahap ( setiap hasil realisasi secara parsial diterima)

  

Likuidasi serentak ( dilakukan setelah seluruh

realisasi dilakukan)

  Apabila likuidasi dilakukan secara serentak maka tahap akuntansi yang dilakukan adalah mencatat setiap transaksi sesuai dengan prosedur :

  1. Realiasasi aktiva non kas dimana laba rugi realisasi dibebankan ke rekening modal anggota

  2. Penyelesaian kewajiban pada pihak luar

  3. Penyelesaian kewajiban pada anggota persekutuan firma

  4. Pengembalian modal pada anggota persekutuan firma (likuidasi)

  KASUS 1

  Para anggota persekutuan Firma MOS setuju untuk melakukan likuidasi Firma MOS per 1 april 1998. Neraca Firma MOS per 31 Maret 1998 adalah sebagai berikut:

  

NERACA FIRMA MOS

Per 31 Maret 1998

  Kas Rp. 20.000 Hutang Dagang Rp. 60.000 Piutang 30.000 Hutang Pada S 20.000 Persediaan 100.000 Total Hutang Rp. 80.000 Aktiva tetap 150.000 Modal Sekutu

  Modal M (30%) Rp. 40.000 Modal O (30%) 80.000 Modal S (40%) 100.000 Total Modal sekutu Rp. 220.000

  Total Aktiva Rp. 300.000 Total hutang dan Modal Rp. 300.000

  Para sekutu setuju membagi laba rugi firma sesuai dengan kepemilikan yang dimiliki pada Firma MOS. Fa MOS setuju dilukuidasi dengan

  Realisasi aktiva non kas Firma diperoleh sebagai berikut:

  Piutang dijual sebesar Rp. 25.000 Persediaan dijual sebesar RP. 90.000 Aktiva Tetap dijual sebesar Rp. 120.000 Total realisasi

  Rp. 235.000 Diminta : Susunlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat likuidasi Firma MOS serta laporan likuidasi yang diperlukan.

  PEMBAHASAN

FIRMA MOS

LAPORAN LIKUIDASI

1 APRIL 1998 (RP.

  ) Keterangan Kas Piut Pers Ak. Hut. hut. modal M O S

  Ttp Dag S (30) (30) (40)

Saldo sblm 20.000 30.000 100.000 150.000 60.000 20.000 40.000 80.000 100.000

likuidasi

Realisasi aktiva 235.000 (30.000) (100.000 (150.000 (13.500) (13.500) (18.000)

non kas dan ) ) pembagian rugi 255.000 60.000 20.000 26.500 66.500 82.000 Penyelesaian (60.000) (60.000) hutang pada pihak luar 195.000

  20.000 26.500 66.500 82.000 Penyelesaian (195.000 (20.000) (26.500) (66.500) (82.000) pada sekutu )

  Ket: (Rp. 13.500) didapat dari (235.000 - 30.000 - 100.000 - 150.000 * persentasi modal M.O.S)

  Jurnal Realisasi Kas Rp. 235.000

  Modal M 13.500 Modal O 13.500 Modal S 18.000

  Piutang Rp. 30.000

  Persediaan 100.000

  Aktiva Tetap 120.000

  Jurnal Likuidasi Hutang Dagang RP. 60.000 Hutang pada S 20.000 Modal M

  26.500 Modal O 66.500 Modal S 82.000 kas

  Rp. 255.000 Masalah yang timbul dalam likuidasi serentak adalah :

  1. Salah satu anggota defisit tetapi secara pribadi mampu (solven)

  2. Salah satu anggota defisit dan tidak mampu secara pribadi (insolven)

  1. Salah satu anggota defisit tetapi secara pribadi mampu (solven) Hal ini terjadi apabila rugi akibat realisasi aktiva non kas meyebabkan salah satu sekutu mempunyai saldo modal defisit tetapi secara pribadi mampu, maka sekutu/anggota tersebut harus menyetor kas untuk menutupi defisit modalnya.

  KASUS 2

  Pada Firma MOS diatas (kasus 1) dengan realisasi aktiva non kas sebagai berikut:

  Piutang dijual sebesar Rp. 10.000 Persediaan dijual sebesar RP. 50.000 Aktiva Tetap dijual sebesar Rp. 80.000

  PEMBAHASAN

FIRMA MOS

LAPORAN LIKUIDASI

1 APRIL 1998

  (RP.) Keterangan Kas Piut Pers Ak. Hut. hut. modal M O S

  Ttp Dag S (30) (30) (40)

Saldo sblm 20.000 30.000 100.000 150.000 60.000 20.000 40.000 80.000 100.000

likuidasi

Realisasi aktiva 140.000 (30.000) (100.000 (150.000 (42.000) (42.000) (56.000)

non kas dan ) ) pembagian rugi 160.000 60.000 20.000 (2.000) 38.000 44.000 Penyelesaian (60.000) (60.000) hutang pada pihak luar 100.000

  20.000 (2.000) 38.000 44.000 Investasi 2.000 2.000 tambahan M

  102.000 20.000 38.000 44.000 Penyelesaian (102.000

  (20.000) (38.000) (44.000) pada sekutu )

  Jurnal Realisasi Kas Rp. 140.000 Modal M 42.000 Modal O 42.000 Modal S 56.000

  Piutang Rp. 30.000

  Persediaan 100.000

  Aktiva Tetap 150.000 Jurnal investasi tambahan M Kas Rp. 2.000

  Modal M Rp. 2.000

  Jurnal Likuidasi

  Hutang Dagang RP. 60.000 Hutang pada S 20.000l Modal O 38.000 Modal S 44.000

  Kas Rp. 162.000

  2. Salah satu anggota defisit dan tidak mampu secara pribadi (insolven) Hal ini terjadi apabila rugi akibat realisasi aktiva non kas meyebabkan salah satu sekutu mempunyai saldo modal defisit tetapi secara pribadi tidak mampu, maka deficit modalnya akan dibebankan pada sekutu yang lain.

  KASUS 3

  Sama seperti pada kasus 2 akan tetapi sekutu M tidak mampu secara pribadi, maka deficit sebesar Rp. 2.000 akan dibebankan pada sekutu O dan S.

PEMBAHASAN FIRMA MOS LAPORAN LIKUIDASI

1 APRIL 1998 (RP.)

  Keterangan Kas Piut Pers Ak. Hut. hut. modal Ttp Dag S M (30) O S

  (30) (40) Saldo sblm likuidasi 20.000 30.000 100.000 150.000 60.000 20.000 40.000 80.000 100.000 Realisasi aktiva non kas dan pembagian rugi 140.000 (30.000) (100.000

  Jurnal Realisasi Kas Rp. 140.000 Modal M 42.000 Modal O 42.000 Modal S 56.000

  Kas Rp. 160.000

  Jurnal Likuidasi Hutang Dagang RP. 60.000 Hutang pada S 20.000l Modal O 37.143 Modal S 42.857

  Modal M Rp. 2.000

  Jurnal Pembebanan Defisit M kepada Sekutu O dan S Modal O Rp. 857 Modal S 1.143

  Aktiva Tetap 120.000

  Persediaan 100.000

  Piutang Rp. 30.000

  42.857 (42.857)

  )

(150.000

)

(42.000) (42.000) (56.000)

  20.000 (20.000) 37.143 (37.143)

  100.000 (100.000 )

  (1.143) Penyelesaian pada sekutu

  (857) 44.000

  20.000 (2.000) 2.000 38.000

  Pembebanan defisit M kepada O dan S 100.000

  (60.000) 60.000 (60.000) 20.000 (2.000) 38.000 44.000

  Penyelesaian hutang pada pihak luar 160.000

  

Likuidasi dilakukan setiap hasil realisasi secara parsial diterima

(likuidasi berangsur)

  Pada likuidasi berengsur cara pembagian kas yang ada setelah realisasi sebagain aktiva non kas adalah membayar kewajiban pada pihak luar baru setelah itu membagi kas pada sekutu secara perhitungan tertentu berhak menerima kas. Perhitungan likuidasi berangsur dapat dengan melalui cara :

  1. Pembagian kas tanpa program kas

  2. Pembagian kas dengan program kas

1. Pembagian kas tanpa program kas

  Yang dimaksud dengan pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian kas yang ada sesudah pelunasan kewajiban pihak luar, dimana yang menerima kas adalah anggota yang bersaldo modal kredit dengan prosedur sebagai berikut : a. Realisasi sebagian aktiva non kas

  b. Melunasi kewajiban paihak luar

  c. Membebankan kerugian maksimal dengan mengasumsikan sisa aktiva non kas yang belum terjual dianggap kerugian d. Membagi kas yang ada

  KASUS 4

  Pada kasus FIRMa MOS diatas apabila realisasi aktiva non kasnya sebagai berikut:

  1. Piutang dan persediaan direalisasi sebesar Rp. 80.000

  2. Sebagian aktiva tetap dengan harga pokok Rp. 60.000 direalisasi sebesar Rp. 70.000

  3. Aktiva tetap yang tersisa direalisasi sebesar Rp. 70.000

  PEMBAHASAN

  1. Piutang dan persediaan direalisasi sebesar Rp. 80.000

  Perhitungan Jurnal Realisasi Rp. 80.000 Kas Rp. 80.000 Piutang&persediaan ( 130.000) Modal M 15.000 Rugi realisasi Rp. 50.000 Modal O 15.000 Dibebankan pada: Modal S 20.000 M: 30% x Rp. 50.000 = Rp. 15.000 Piutang Rp. 30.000 O: 30% x Rp. 50.000 = Rp. 15.000 Persediaan 100.000 S: 40% x Rp. 50.000 = Rp. 20.000

  2. Melunasi kewajiban pada pihal luar PERHITUNGAN Kas yang ada

  Rp. 20.000 Kas dari Realisasi

  Rp. 80.000 Saldo kas

  Rp. 100.000 Aktiva yang belum terjual Rp. 150.000 dianggap rugi dibebankan pada:

  M O S (30%) (30%) (40%)

  Pebebanan rugi Rp. 45.000 Rp. 45.000 Rp. 60.000 Saldo modal Rp. 25.000 Rp. 65.000 Rp. 80.000 (defisit)/surplus (Rp. 20.000) Rp. 20.000 Rp. 20.000 Beban deficit M (Rp. 8.571) (Rp. 11.429) (3:4) Saldo modal Rp. 11.429 Rp. 8.571 Piutang

  Rp. 20.000 Pembagian kas Rp. 11.429 Rp. 28.571 JURNAL Hutang dagang Rp. 60.000 Hutang S

  Rp. 20.000 Modal O

  Rp. 8.571 Modal S

  Rp. 11.429 Kas Rp. 100.000 3. Sebagian aktiva tetap direalisasi sebesar Rp. 70.000 dari harga pokok Rp.

  60.000 Perhitungan Jurnal

  Realisasi aktiva tetap Rp. 70.000 Kas Rp. 80.000 Harga pokok (Rp. 60.000) Aktiva Tetap 60.000 Laba Rp. 10.000 Modal M 3.000

  Modal O 3.000 Modal S 4.000

  4. Pembagian kas Rp. 70.000

  PERHITUNGAN

  M O S (30%) (30%) (40%)

  Saldo modal Rp. 25.000 Rp. 65.000 Rp. 80.000 Pembagian I (Rp. 8.571) (Rp. 11.429)

  Rp. 25.000 Rp. 56.429 Rp. 68.571 Pembagian laba Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 4.000 Saldo modal akhir Rp. 28.000 Rp. 59.429 Rp 72.571 Sisa Aktiva tetap (Rp. 27.000) (Rp. 27.000) (Rp. 36.000) yang belum terjual Rp. 90.000 dianggap rugi Sisa modal = RP. 1.000 Rp. 32.429 Rp. 36.571 pembagian kas JURNAL Modal S

  Rp. 1.000 Modal O

  Rp. 32.429 Modal S

  Rp. 36.571 Kas Rp. 70.000

  5. Realisasi sisa aktiva tetap sebesar Rp. 70.000 dan pembagian kas JURNAL Kas

  Rp. 70.000 Modal S

  Rp. 6.000 Modal O

  Rp. 6.571 Modal S

  Rp. 8.000 persediaan Rp. 90.000

  

(mencatat ralisasi sisa aktiva tetap dan pembebanan

rugi realisasi)

  M O S (30%) (30%) (40%)

  Saldo modal Rp. 27.000 Rp. 24.000 Rp. 36.000 Realisasi III (Rp. 8.571) (Rp. 11.429) Saldo modal akhir Rp. 27.000 Rp. 15.429 Rp. 24.571 Modal S

  Rp. 27.000 Modal O

  Rp. 15.429 Modal S

  Rp. 24.571 Kas Rp. 70.000

  (pembagian kas)

2. Pembagian kas dengan program kas

  Dalam hal likuidasi berangsur, pembagian kas dilakukan dengan program kas, dimana para sekutu/anggota Firma sudah bias menentukan siapa yang berhak menerima kas terlebih dahulu dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: a. setiap anggota ditentukan kapasitas menanggung rugi tertinggi

  b. setelah diketahui anggota yang bias menanggung kerugian tertinggi, maka anggota tersebut berhak menerima kas terlebih dahulu sampai dengan kapasitas menanggung rugi sama besar dengan yang lain. c. Hutang anggota ditambahkan ke dalam modal anggota. KASUS Neraca Firma 3S pada tanggal 31 Mei 2000 tersaji sebagai berikut

  Neraca Fa 3S

  Per 31 Mei 2000

  Kas Rp. 20.000 Hutang Dagang Rp. 25.000 Aktiva lainnya 200.000 Hutang Pada Santi 20.000

  Modal Santo (25%) 55.000 Modal Santi (25%) 50.000 Modal Sari (50%) 70.000

  Total Aktiva Rp. 220.000 Total Hut. dan Modal Rp. 220.000 Realisasi I : aktiva non kas dengan harga pokok Rp. 50.000 dijual Rp. 40.000 Realisasi 2: aktiva non kas dengan harga pokok Rp. 100.000 dijual Rp. 80.000 Reaisasi 3 : aktiva non kas dengan harga pokok Rp. 50.000 dijual Rp. 50.000

  PEMBAHASAN

  1. Kapasitas menanggung kerugian tertinggi Keterangan Santo Santi Sari

  Modal Rp. 55.000 Rp. 50.000 Rp. 70.000 Hutang Pada Santi 20.000 Total Kepentingan Rp. 55.000 Rp. 70.000 Rp. 70.000 % menanggung kerugian 100% / 25% 100% / 25% 100% / 25% Rugi terbesar bisa ditanggung Rp. 220.000 Rp. 280.000 Rp. 140.000

  • Kelebihan daya tanggung rugi 1
  • ( 60.000) Rp. 220.000 Rp. 220.000 Rp. 140.000

  Kelebihan daya tanggung rugi II ( 80.000) ( 80.000) Rp. 140.000 Rp. 140.000 Rp. 140.000

  2. Pembagian Kas Pembagian Kas I : untuk Santi = 25 % x Rp. 60.000 = Rp. 15.000 Pembagian kas II : untuk Santo = 25% x Rp. 80.000 = Rp. 20.000

  Untuk Santi = 25% x Rp. 80.000 = Rp. 20.000 Pembagian kas berikutny selalu berbanding 25:25:50

  3. Jurnal Realisasi dan likuidasi Realisasi Likuidasi

  Realisasi I Kas Rp. 40.000 Hutang dagang Rp. 40.000 Modal Santo 2.500 Hutang pd Santi 2.500 Modal Santi 2.500 Modal Santi 2.500 Modal sarwi 5.000 kas Rp. 50.000 Aktiva Lainnya Rp. 50.000 Realisasi II Kas Rp. 80.000 Modal Santo Rp. 30.000 Modal Santo 5.000 Modal Santi 30.000 Modal Santi 5.000 Modal Sarwi 20.000 Modal sarwi 10.000 kas Rp. 80.000 Aktiva Lainnya Rp. 100.000 Realisasi III Kas Rp. 50.000 Modal Santo Rp. 12.500 Aktiva Lainnya Rp. 50.000 Modal Santi 12.500

  Modal Sarwi 25.000 kas Rp. 50.000

  Latihan 1. Fa MOS yang beranggotakan M, O dan S pada saat sebelum likuidasi mempunyai neraca sebagai berikut:

  Debit Kredit Kas Rp. 7.600.000,00 Rp. Aktiva lain-lain 73.600.000,00 Hutang 30.000.000,00

  Modal M 22.800.000,00

  Modal O 12.600.000,00

  Modal S 15.800.000,00

  Total Rp. 81.200.000,000 Rp. 81.200.000,00 M, o dan S sepakat melakukan likuidasi dengan menjual aktiva lain-lain sebesar Rp. 23.600.000,00 serta sekaligus melunasi hutang-hutangnya. Rasio pembagial laba rugi adalah 4:2:4 Diminta:

  a. Dengan anggapan bahwa semua kas hasil likuidasi didistribusikan kepada para anggota, buatlah tabel yang menunjukkan distribusi pembagian kas b. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan aktiva lain-lain, pembagian rugi atas penjualan aktiva lain-lain, pembayaran hutang dan distribusi kas kepada para anggota

  c. Dengan anggapan bahwa S membayar Rp. 3.000.000,00 atas saldo debit modalnya kepada persekutuan,buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari pembayaran S, pembagian rugi yang ditanggung oleh M dan O serta distribusi kas pada para anggota.

  2. Ommni, Retno dan Yani adalah anggota dari Fa Tresno abadi yang membagi laba rugi dengan perbandingan 25:40:35. Pada akhir tahun 200x dilakukan likuidasi. Dengan catatan penting sebagai berikut:

  • Saldo masing-masing anggota sebagai berikut:

  Modal Ommni Rp. 315.000.000,00 Modal Retno Rp. 430.000.000,00 Modal Yani Rp. 205.000.000,000

  • Saldo piutang Retno pada persekutuan Rp. 26.500.000,00 sedangkan Yani sebesar Rp. 15.000.000,000

  Likuidasi dilakukan secara bertahap dan aktiva kekayaan perusahaan dijual secara bertahap sebagai berikut:

  Tahap 1 : dijual mesin dan peralatan laku Rp. 315.000.000,00 Tahap 2 : dijual perlengkapan kantor laku Rp. 430.000.000,00 Tahap 3 : dijual kantor dan seisinya laku Rp. 63.000.000,00

  Pembayaran hasil penjualan kepada para anggota dilakukan setiap tahap penjualan. Diminta:

  a. Susunlah program prioritas pembayaran kas kepada para anggota

  b. Distribusi kas sesuai dengan program prioritas pada setiap tahap penjualan.