Tingkat Stress Kerja Kary wan

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi program studi psikologi

Disusun oleh : Michael Viakarisma 019114006

Persembahan

Matahari selalu ada, meski sinarnya tak selalu tampak

ABSTRAK Tingkat Stres Kerja Karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta oleh: Michael Viakarisma ( 2010 ).

Stres adalah respon dari seseorang terhadap lingkungan dan kejadian, yang dinamakan stressor, yang mengancam mereka dan menuntut kemampuan mereka untuk bertahan. Stres dapat terjadi di semua kondisi dan bidang pekerjaan, termasuk hotel. Salah satu karakteristik hotel ialah memperlakukan tamu sebagai raja. Demi memuaskan para tamunya, tak jarang para pegawai atau karyawan hotel dituntut untuk tetap bersikap ramah kepada para tamu, meskipun terkadang terasa memberatkan bagi karyawan. Mereka harus menekan perasaan mereka demi menjaga kualitas pelayanan kepada para tamu hotel. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya stres kerja di lingkungan pegawai hotel. Dampak yang dapat ditimbulkan bagi organisasi yakni tidak tercapainya tujuan organisasi atau target yang telah ditetapkan. Selain itu, stres juga dapat membawa kerugian materiil yang besar. oleh karena hal itulah, maka peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai tingkat stres kerja karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah Karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta yang berjumlah 50 orang. Data didapat melalui alat berupa skala stres kerja yang dibuat oleh penulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows. Hasil analisis item menghasilkan 74 item sahih dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,7514

Secara keseluruhan ada 6 orang ( 12% ) termasuk dalam kategori stres tinggi, 21 orang ( 42 % ) termasuk dalam kategori tingkat stres sedang, dan 23 orang ( 46 % ) termasuk dalam kategori tingkat stres rendah. Pada aspek fisiologis, subyek yang termasuk kategori tinggi ada 6 orang ( 12% ), kategori sedang ada 20 orang ( 40% ), kategori rendah ada 24 orang ( 48% ). Pada aspek emosional, kategori tinggi ada 9 orang ( 18 % ), kategori sedang ada 24 orang ( 48 % ), kategori rendah ada 17 orang ( 34 % ). Berdasarkan aspek kognitif , kategori tinggi ada 4 orang ( 8 % ), kategori sedang 31 orang ( 62% ),kategori rendah ada 15 orang ( 30% ). Terakhir pada aspek interpersonal menunjukkan bahwa ada 4 orang ( 8% ) dengan tingkat stres tinggi, 19 orang ( 38% ) dengan tingkat stres sedang, dan 27 orang ( 54 % ) dengan tingkat stres rendah.

ABSTRACT

Job Stress Level Employee of Hotel Sriwedari Yogyakarta by: Michael Viakarisma (2010).

Stress is someone’s response to environments and events, called stressor, which threaten them and demand their ability to survive . Stress can be occurred in all conditions and occupations, including hotels. One of characteristics of hotel services is serve all guests as a king. In order to satisfy the guests, the hotel’s employees or employees are often required to remain friendly to guests, even if the request is inconvenient for employees. They must suppress their feelings in order to maintain quality service to guests. This is what could lead to the occurrence of stress in the work environment clerk. Job stress may cause the organization can not achieve their goals or targets set. In addition, stress can also cause great material losses. For this reason, researcher wanted to know about stress level of employee at Sriwedari Yogyakarta Hotel. The research is a descriptive quantitative research. Subjects in this study were Sriwedari Yogyakarta Hotel’s Employees totaling 50 people. Data were obtained job stress scale created by the researcher.

This research is a descriptive quantitative research. Subjects in this study are Sriwedari Yogyakarta Hotel’s Employees totaling 50 people. Data obtained by means of job stress scale created by researcher. Data analysis performed using SPSS for Windows. The analysis of the item scale results 74 items with a valid item reliability coefficient 0.7514

Totally, there are 6 people ( 12% ) included in the category of high stress,

21 people ( 42% ) included in the category of average stress levels, and 23 people ( 46% ) included in the category of low stress levels. At physiological aspects, there are 6 people ( 12% ) at high levels, there are 20 people ( 40% ) at the average levels, and 24 people ( 48% ) at the low levels. In the emotional aspects, there are 9 people ( 18% ) at the high levels, 24 people ( 48% ) at the average levels, and there are 17 people ( 34% ) at the low levels. Based on the cognitive aspects, there are 4 people ( 8% ) at the high stress levels, 31 people ( 62% ) at the average levels, and there are 15 people ( 30% ) at the low levels. On interpersonal aspects show that there are 4 people ( 8% ) at the high stress levels,

19 people ( 38% ) at the average stress levels, and 27 people ( 54% ) are at the low stress levels.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya yang tak berkesudahan, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Stress Kerja Karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta”

Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr. Ch. Siwi H, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu, arahan, kesabaran, ketelitian, kritik dan saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini,

3. Bapak Agung Santoso, MA, Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si dan Bapak

V. Didik Suryo H, S.Psi. selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas segala masukan, arahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Stres adalah respon dari seseorang terhadap lingkungan dan kejadian, yang dinamakan stressor, yang mengancam mereka dan menuntut kemampuan mereka untuk bertahan ( Santrock dan Halonen 1999 ). Behr dan Newman ( Rice, 1992 ) mendefinisikan stres kerja sebagai hasil dari interaksi antara kondisi dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun psikis yang normal. Definisi tersebut menunjukkan bahwa stres kerja muncul akibat adanya tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh kemampuan karyawan.

Stres kerja dapat mempengaruhi efektivitas kerja pada karyawan, yakni menghambat karyawan menunjukkan performansi kerja yang optimal. Dampak yang dapat ditimbulkan bagi organisasi yakni tidak tercapainya tujuan organisasi atau target yang telah ditetapkan. Selain itu, stres juga dapat membawa kerugian materiil yang besar, sebab manifestasi stres dapat bermacam-macam, baik yang bersifat fisiologis seperti jantung koroner, psikologis, perilaku maupun relasi interpersonal ( Smet, 1994 ). Kondisi stres juga menyebabkan banyak orang tidak dapat membuat prioritas dalam mengambil keputusan.

Davis (Susiyatri, 2004) mengatakan bahwa hampir semua kondisi pekerjaan dapat mengakibatkan timbulnya stres. Stres kerja terjadi karena adanya tuntutan dalam lingkungan kerja yang tidak seimbang dengan kemampuan individu. Sementara Cooper mengemukakan ada beberapa sumber stres kerja, yaitu kondisi pekerjaan dimana karyawan mendapatkan beban kerja yang berlebihan, pembagian waktu kerja, kondisi fisik yang berbahaya, ambiguitas peran karyawan, faktor interpersonal serta struktur organisasi tempat ia bekerja.

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Salah satu karakteristik hotel ialah memperlakukan tamu sebagai raja. Hal ini dapat diasumsikan sebagai bentuk pelayanan total pihak hotel kepada para tamunya.

Demikian pula dengan Hotel Sriwedari. Sebagai salah satu industri yang bergerak di bidang jasa, Hotel Sriwedari juga mengutamakan kepuasan para tamu dalam menjalankan usahanya. Demi memuaskan para tamunya, tak jarang para pegawai atau karyawan hotel dituntut untuk tetap bersikap ramah kepada para tamu, meskipun sedang memiliki banyak masalah. Mereka harus menekan perasaan mereka demi menjaga kualitas pelayanan kepada para tamu hotel. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya stres kerja di lingkungan

Indonesia, maka hidup mati nya usaha Hotel Sriwedari dipengaruhi oleh situasi di Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Sejak Indonesia dilanda krisis keamanan dengan adanya berbagai teror dengan sasaran turis asing, usaha perhotelan di Indonesia mengalami penurunan angka pengunjung atau tamu. Hal ini terjadi pula pada Hotel Sriwedari Yogyakarta. Penurunan angka kunjungan wisatawan ke Indonesia menyebabkan pula penurunan tingkat hunian.

Pemasukan hotel jelas mengalami penurunan. Akibatnya, ada beberapa hotel yang membuat kebijakan untuk mengurangi karyawannya demi memangkas pengeluaran. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan para karyawan merasa khawatir bahwa mereka akan mengalami pemutusan hubungan kerja ( PHK ). Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini dapat menyebabkan karyawan mengalami stress.

Stres kerja dapat mempengaruhi efektifitas kerja para karyawan, yakni menghambat karyawan menunjukkan performansi kerja yang optimal. Dampak yang dapat ditimbulkan bagi organisasi yakni tidak tercapainya tujuan organisasi atau target yang telah ditetapkan. Selain itu, stres juga dapat membawa kerugian materiil yang besar, sebab manifestasi stres dapat bermacam-macam, baik yang bersifat fisiologis seperti jantung koroner, psikologis, perilaku maupun relasi interpersonal ( Smet, 1994 ). Kondisi stres juga menyebabkan banyak orang tidak

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran stres kerja karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta?

C. Tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat stres kerja karyawan Hotel SriwedariYogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak hotel. Hasil penelitian ini merupakan tambahan informasi mengenai gambaran stress kerja karyawan, dan dapat mengantisipasinya demi kemajuan hotel.

b. Bagi .karyawan. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, karyawan jadi lebih mengenal gejala stress kerja, sehingga dapat dicegah supaya tidak semakin memburuk.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi ilmu psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja.

1. Pengertian Stres. Ada begitu banyak definisi mengenai stres yang telah di kemukakan oleh para ahli.Namun secara umum stres didefinisikan sebagai situasi yang menuntut seseorang di luar batas kemampuannya untuk beradaptasi.

Handoyo (2001) mengungkapkan bahwa stres biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan / gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Spielberger (2001) yang mengatakan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, yang secara obyektif berbahaya. Ivansevich dan Matteson ( dalam Luthans, 1995 ) secara sederhana mendefinisikan stres sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lebih jauh dijelaskan bahwa stres adalah respon adaptif yang ditentukan oleh perbedaan individu dan proses-proses psikologis sebagai akibat dari situasi eksternal atau lingkungan yang menjadi beban psikologis dan tuntutan-tuntutan fisik bagi individu. Pendapat mereka nampaknya sejalan dengan pendapat Santrock dan

.Jadi, berdasarkan definisi yang diungkapkan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa stres adalah tekanan, gangguan, ancaman yang berasal dari luar individu yang menuntut kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri.

2. Pengertian Stres Kerja. Stres kerja dapat diartikan sebagai kondisi pekerjaan yang mengancam individu ( Diahsari, 2001 ). Stres kerja merupakan hasil interaksi antara kondisi dan sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun psikis yang normal atau dengan kata lain stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh kemampuan karyawan ( Beehr dan Rice, 1992 ).

Sementara Gibson ( dalam Handoyo, 2001) mendefinisikan stres kerja lebih sebagai respon adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individu atau proses psikologis sebagai suatu konsekuensi dari perilaku atau kejadiankejadian lingkungan yang menimbulkan akibat-akibat khusus psikologis maupun fisiologis terhadap perilaku. Seseorang dapat dikategorikan stres apabila urusan stres yang dialami melibatkan juga perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja, melibatkan dampak negatif bagi perusahaan juga individu, serta diperlukan kerja sama kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ( Rice, dalam Jacinta 2002 ).

3. Gejala Stres. Menurut Braham (1990), gejala stres adalah :

a. Fisiologis / Fisik Stres dapat meningkatkan ketegangan yang menimbulkan respon yang mengganggu keseimbangan fisiologis. Sehingga dapat dikatakan bahwa stres adalah reaksi fisik akibat adanya tekanan-tekanan yang dialami oleh individu. Bentuk reaksi itu antara lain gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.

b. Emosional Tekanan dari lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, sehingga menjadi lebih mudah tersinggung dan terlalu sensitif, merasa gelisah dan cemas. Suasana hati nya juga mudah berubah- ubah, sehingga ia merasa sedih yang berlebihan, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta gampang menyerang, dan kelesuan mental.

c. Intelektual / kognitif. Stres dapat membuat seseorang menjadi kacau pikirannya sehingga

d. Interpersonal Apabila seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan kerja, maka ia akan merasa tertekan dan terancam. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami penyimpangan saat berhubungan dengan rekan-rekan maupun atasannya di tempat kerja.wujud penyimpangan itu dapat berupa acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain. Hal tersebut apabila dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan meingkatnya absensi dan kepindahan karyawan, rendahnya produktifitas, serta penurunan kesetiaan terhadap perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres mencakup berbagai aspek, yaitu aspek fisik, emosional, intelektual serta interpersonal.

4. Penyebab Terjadinya Stres Kerja Holt (Berger dan Brezitz, 1982), mengemukakan bahwa lingkungan fisik, tekanan waktu, faktor sosial dan organisai, perubahan dalam pekerjaan atau karier, peran dalam pekerjaan, serta faktor tugas dan tekanan dalam 4. Penyebab Terjadinya Stres Kerja Holt (Berger dan Brezitz, 1982), mengemukakan bahwa lingkungan fisik, tekanan waktu, faktor sosial dan organisai, perubahan dalam pekerjaan atau karier, peran dalam pekerjaan, serta faktor tugas dan tekanan dalam

Sementara Cooper (2001), mengemukakan bahwa sumber stres kerja adalah

1) Kondisi kerja

a) Beban kerja yang berlebihan dan beban kerja yang kurang. Yaitu kondisi dimana karyawan berada dalam situasi ketika tugas-tugas yang harus di kerjakan oleh karyawan memiliki bobot yang berlebihan ataupun terlalu sedikit. Ketika karyawan mendapatkan tugas yang melebihi kapasitas mereka, maka karyawan akan mengalami stres kerja. Demikian pula sebaliknya, beban kerja yang kurang juga akan penyebab munculnya stres kerja.

b) Pembagian waktu kerja. Karyawan harus dapat menyesuaikan kegiatan sehari- hari mereka dengan jadwal kerja yang diberikan oleh pimpinan mereka. Pembagian waktu kerja dapat menjadi pemicu stres apabila waktu kerja mereka berubah-ubah. Misalnya saja karyawan dengan sistem shift.

d) Stres karena kemajuan teknologi Hal ini dapat terjadi apabila karyawan tidak memiliki kemampuan yang cukup mewadai dalam menghadapi teknologi yangn mungkin di pakai dalam perusahaan tempatnya bekerja. Misalnya, karyawan hotel yang harus dapat mengoperasikan peralatan keluaran terbaru. Apabila mereka tidak segera dapat menguasai cara-cara pengoperasian alat tersebut, mereka justru akan merasa tersisih

2) Stress karena peran. Stress karena peran dapat terjadi karena adanya ambiguitas dalam berperan. Hal ini terjadi bila dalam suatu organisasi atau perusahaan terdapat dua orang atau bahkan lebih yang berasal dari devisi atau kepentingan yang berbeda, yang masing-masing memberikan perintah. Akibatnya, karyawan akan mengalami kebingungan untuk mengikuti perintah mana yang harus dijalankan.

3) Faktor Interpersonal Karyawan senantiasa berhubungan dengan orang lain

4) Perkembangan karier. Setiap orang menginginkan kariernya mengalami peningkatan, demi alasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun demi aktualisasi dirinya. Apabila pemimpin perusahaan tidak dapat memberikan kepastian kepada mereka, misalnya apakah mereka akan memiliki kesempatan untuk mengalami kenaikan upah, bagaiman sistem promosi yang diterapkan di perusahaan atau organisasi tersebut, maka karyawan akan mengalami stres.

5) Struktur Organisasi. Stres akan terjadi apabila pemimpinnya kurang atau bahkan tidak melibatkan karyawan dan proses pengambilan keputusan. Biasanya terjadi pada perusahaan yang menerapkan sistem otoriter, dimana pemimpin mengambil keputusan sendiri dan karyawan hanya tinggal menjalankan perintah tanpa memiliki kesempatan untuk mempertanyakan kebijakan yang dibuat para pemimpin. Namun stres dapat pula terjadi apabila segala keputusan berada di tangan karyawan.

Berdasarkan keterangan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

B. Hotel

1. Definisi Hotel. Menurut Hotel Proprietor Act (dalam Mumpuni, 2000 ), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan fasilitas pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

Sementara pengertian hotel menurut Grolier Electronic Publishing Inc (dalam Suhartati, 2001) adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan serta pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

Berdasarkan Surat Keputusan Menparpostel No.KM 37 / PW 340 / MPPT – 86 : Tentang Peraturan Usaha dan Pengelolaan Hotel, Bab I, Pasal 1, ayat (b), yang menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa pununjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh

2. Karakteristik Hotel Ada beberapa karakteristik yang membedakan antara industri hotel dengan industri yang lain., yaitu:

a. Industri hotel dapat digolongkan sebagai industri yang padat modal dan padat karya. Maksudnya, industri hotel memerlukan modal usaha serta tenaga kerja yang besar.

b. Industri hotel sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, serta keamanan negara tempat hotel tersebut didirikan.

c. Industri hotel memproduksi dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana produk itu dihasilkan.

d. Industri hotel memberikan pelayanan kepada tamu / konsumen selama 24 jam sehari, kecuali hotel-hotel yang beroperasi musiman.

e. Industri hotel menganggap dan memperlakukan tamu sebagai raja dan rekan dalam usaha, karena industri hotel sangat bergantung kepada banyak sedikitnya tamu yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.

C. Jasa

1. Pengertian Jasa Jasa adalah suatu hasil dari kegiatan timbal balik antara produsen dan konsumen melalui beberapa kegiatan internal. Produsen dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam bentuk kepuasan ( Yoeti, 1999 ).

William J.Stanton (1986) mengemukakan bahwa jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tak teraba ( intangible ), yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain.

Sementara Phillip Kotler (1999) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan kepada satu pihak kepada pihak lain yang sifatnya tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan.

Jadi, berdasarkan keterangan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian jasa adalah hasil kegiatan hubungan timbal balik antara produsen dan konsumen melalui beberapa kegiatan internal yang sifatnya tidak berwujud fisik, tidak menghasilkan kepemilikan, dan tidak harus bergantung pada produk atau jasa lain.

2. Sifat dan Karakteristik Jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (1999), ada beberapa karakteristik jasa, yaitu:

a. Produk jasa tidak berwujud. Maksudnya, jasa tidak dapat dilihat, dicecap, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum membeli. Misalnya, seorang tamu tidak dapat merasakan fasilitas hotel sebelum membayar uang sewa menginap.

b. Produksi dan konsumsi jasa tidak terpisahkan. Maksudnya ialah bahwa jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedianya. Misalnya, seorang tamu hanya dapat merasakan berbagai macam kenyamanan fasilitas hotel selama menginap di hotel.

c. Produk jasa beranekaragam. Produk jasa yang beranekaragam memberikan pelanggan / konsumen pilihan untuk menentukan sendiri mutu / kualitas sesuai pilihannya. Misalnya, tamu yang ingin dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan fasilitas mewah, akan lebih memilih hotel berbintang daripada losmen. Sebab hotel berbintang lebih banyak menyediakan c. Produk jasa beranekaragam. Produk jasa yang beranekaragam memberikan pelanggan / konsumen pilihan untuk menentukan sendiri mutu / kualitas sesuai pilihannya. Misalnya, tamu yang ingin dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan fasilitas mewah, akan lebih memilih hotel berbintang daripada losmen. Sebab hotel berbintang lebih banyak menyediakan

e. Produk jasa tidak menghasilkan kepemilikan. Maksudnya ialah bahwa jasa yang sudah dibeli hanya dapat digunakan pada saat itu juga. Konsumen tidak dapat membawa pulang produk jasa untuk dijadikan hak milik pribadi. Misalnya, seseorang menyewa kamar hotel selama 3 hari. Maka setelah 3 hari, ia harus menunggalkan kamar yang telah ia sewa dengan segala fasilitasnya. Ia tidak dapat membawa serta fasilitas kamar yang ia gunakan selama menyewa kamar hotel tersebut pada saat ia pergi..

f. Mutu jasa dapat diukur melalui kepuasan konsumen. Maksudnya ialah suatu jasa dapat dikatakan memiliki kualitas atau mutu yang baik, apabila konsumen merasa puas setelah menggunakan jasa tersebut. Misalnya, ada dua orang tamu hotel yang menginap di hari dan tanggal yang sama, dengan kelas kamar yang sama. Saat meninggalkan hotel, tamu yang pertama merasa

BAB 111 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mencatat, mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Penelitian ini tidak melakukan hipotesa, tetapi hanya mendiskripsikan informasi sebagaimana adanya, sesuai variabel yang diteliti (Mardalis, 1990 ).

Penelitian ini hanya akan menggambarkan stress kerja karyawan Hotel Sriwedari, dengan menggunakan data kuantitatif variabel yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subyek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menggambarkan tingkat stres kerja yang dimiliki oleh masing-masing karyawan tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum di luar subyek penelitian.

B. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini ialah karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta, yang berjumlah 50 orang.

C. Variabel Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, jadi tidak ada kontrol terhadap variabelnya. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel, yaitu variabel Stres Kerja Karyawan.

D. Definisi Operasional

Pengertian stres kerja adalah interaksi antara sifat-sifat pekerja dengan kondisi lingkungan kerja yang mengancam individu yang tidak lagi dapat diimbangi oleh kemampuaan karyawan, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi fisik dan psikologi.

Sedangkan aspek-aspek yang terkandung dalam stres kerja menurut Braham (1990), adalah :

1. Fisiologis / Fisik Yaitu perubahan fisik yang terjadi akibat adanya tekanan dari luar individu, antara lain, sulit tidur, gangguan pencernaan, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung,

2. Emosional / kepribadian. Yaitu perubahan emosi akibat adanya tekanan dari luar, misalnya

3. Intelektual / kognitif. Yaitu perubahan kemampuan berpikir yang dialami sebagai akibat dari adanya tekanan dari luar individu, misalnya, sulit untuk berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan yang tepat, mudah lupa karena daya ingat nya menurun, suka melamun berlebihan dan pikiran dipenuhi satu hal saja.

4. Interpersonal Yaitu perubahan dalam berelasi dengan orang lain akibat mengalami tekanan dari luar individu, misalnya, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

Pengukuran stres kerja menggunakan skala yang berkaitan dengan aspek-aspek di atas. Tingkat stres kerja diperoleh dari skor total penelitian. Semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi tingkat stress kerja yang dialami oleh karyawan tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, berarti semakin rendah pula tingkat

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data.

1. Metode Pengambilan Data.

a. Wawancara Untuk mendukung data yang diperoleh, peneliti melakukan wawancara dengan karyawan Hotel Sriwedari.

b. Skala Untuk mendapatkan data mengenai tingkat stres kerja karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta, peneliti membagikan skala psikologis yang berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan stres kerja.

2. Alat Pengumpul Data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala stress kerja yang disusun berdasarkan teori Braham (1990), yang memuat empat aspek yaitu fisiologis, emosional, intelektual, dan interpersonal. Skala ini digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat stres kerja karyawan.

Skala tersebut dibuat dengan menggunakan modifikasi Skala Likert metode rating yang dijumlahkan ( metode of summated ratings ) yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi

3. Pemberian Skor Pernyataan-pernyataan yang akan disajikan mendapatkan skor dari

1 sampai 4, berdasarkan kategori pernyataan favorable dan unfavorable. Ada empat alternatif jawaban yang disajikan dalam penelitian ini, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Masing- masing kategori memiliki skor yang berbeda-beda ( Lihat tabel )

Tabel 1 : Skor Berdasarkan Kategori Jawaban.

Sangat Setuju 4 1 Setuju

3 2 Tidak Setuju

2 3 Sangat Tidak Setuju

Skor untuk masing-masing item pada skala dijumlahkan sehingga menjadi skor total. Semakin tinggi skor yang diperoleh responden, maka semakin tinggi tingkat stres kerja yang dialaminya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang dimilikinya , maka semakin rendah pula tingkat stres kerja yang dialaminya.

Tabel 2 : Blue Print Skala Stres Kerja

No Aspek Stres Kerja

Favorable

Unfavorable Total

1 Fisik 10 10 20 2 Emosional

Berdasarkan blue print skala stres kerja, kemudian dibuat tabel distribusi item menurut masing-masing aspek dan kategori sifat favorable dan unfavorable, sebagai berikut:

Tabel 3: Distribusi Item Skala Stres Kerja

No Aspek Stres Kerja Nomor Pernyataan Total

Favorable

Unfavorable

1 Fisik

18,20,22,66,80. 2 Emosional

37,40,47,36. 3 Kognitif

54,56,58,60, 68. 4 Interpersonal

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Validitas merupakan pengukuran kesahihan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang baik apabila alat ukur tersebut benar- benar dapat mengukur apa yang ingin diukur ( Hadi,1991 ). Sehingga semakin tinggi tingkat validitasnya, maka kemungkinan tingkat kesalahan yang dihasilkan oleh alat ukur tersebut semakin kecil. Atau dengan kata lain, skor yang diperoleh tiap subyek dari pengukuran menggunakan alat ukur tersebut sesuai dengan realita (Azwar, 1997).

Validitas dalam penelitian ini diukur dengan dua cara, yaitu:

a. Validitas isi. Validitas isi adalah pengukuran validitas yang didasarkan pada kesesuaian isi tes dengan tujuan penelitian. Penilaian validitas ini dilakukan dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Yaitu penilaian yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan professional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi dan manager HRD Hotel Sriwedari Yogyakarta.

Pertanyaan yang berusaha dicari jawabannya adalah sejauh mana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan

Validitas ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:

1) Validitas tampang. Maksudnya ialah validitas yang didasarkan pada format penilaian tes. Validitas tampang ( muka ) ini penting artinya bagi kredibilitas tes dan memotivasi subyek untuk menjawab tes tersebut ( Azwar, 2004 ).

2) Validitas logis. Validitas ini menunjukkan sejauh mana alat tes mampu mewakili ciri-ciri atribut yang hendak diukur, sebagaimana telah ditetapkan dalam kawasan alat ukur ( Azwar, 2004 ).

b. Seleksi item. Item yang baik adalah item yang memiliki daya beda yang tinggi. Maksudnya ialah bahwa item-item tersebut benar-benar mampu membedakan antara subyek yang memiliki sikap positif ataupun negatif.

Teknik yang dipakai untuk menentukan daya beda ini ialah dengan menggunakan koefisien korelasi, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan skor total.

Untuk itu, dilakukan pengujian terhadap skala stres kerja yang telah dibuat. Berdasarkan pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa dari 80 item yang ada, 6 item dinyatakan gugur. Ke 7 item yang gugur itu memiliki r ix < 0.30.

Ke 74 item yang valid memiliki r ix berkisar antara 0,3117

sampai 0,8515. Ke 74 item valid inilah yang kemudian dianalisis kembali untuk menentukan bentuk final tes.

Tabel 4 : Distribusi Item Yang Sahih dan Yang Gugur.

No Aspek

Unfavorable Total Stres Kerja Sahih

FavorAble

Gugur

Sahih

Gugur

1 Fisik 3,9,10,19,31

2 Emosional 14,21,25,26,

3 Kognitif 4,16,33,41,

4 Interperso 12,46,61,62,

Tabel 5: Distribusi Item Skala Stres Kerja

No Aspek

Total Stres Kerja

Nomor Pernyataan

2. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki nilai reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil terpercaya. Maksudnya ialah apabila alat penelitian tersebut digunakan oleh orang lain di waktu yang lain tetap akan menghasilkan data yang konsisten.

Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan pendekatan konsistensi internal yang didasarkan pada data dari sekali pengenaan terhadap

G. Analisis Data

Metode yang akan digunakan untuk menganalisis pengumpulan data adalah metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, range serta standar deviasi.

Kemudian, untuk menentukan kategori tingkat stres dilakukan dengan penentuan kategori jenjang. Menurut Azwar ( 1999 ), pengertian kategorisasi jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut:

Χ minimum teoritik : Skor paling rendah yang mungkin dicapai subyek pada skala.

Χ maksimum teoritik : Skor paling tinggi yang mungkin dicapai subyek

pada skala.

Mean teoritis ( μ) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum

Range : Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai minimum.

Standar deviasi ( σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar.

Penggolongan akan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Luas interval yang mencakup tiap kategori ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 6 : Norma Kategorisasi Jenjang Norma

Kategori (μ+1σ)≤χ

Tinggi

( μ-1σ)≤χ<(μ+1σ)

Sedang

Χ<(μ-1σ)

Rendah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 – 20 September 2009. Berdasarkan penelitian, didapatkan data karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta

a) Usia.

Tabel 7 : Data Usia Karyawan

Rentang Usia ( dalam tahun)

b) Lama masa kerja. Tabel 8 : Data Lama Masa Kerja Karyawan

Lamanya masa kerja

1 tahun – 10 tahun

42 orang 42 orang

Pendidikan Jumlah SLTA

3 orang Diploma

19 orang Sarjana

28 orang Total

50 orang

d) Status kerja. Karyawan yang diteliti adalah karyawan yang masih tercatat bekerja secara aktif di perusahaan, tidak sedang cuti pada saat dilakukan pengambilan data.

2. Deskripsi Data Penelitian

a. Secara keseluruhan Untuk mengetahui tingkat stres kerja, maka skor masing- masing subyek dianalisis untuk menentukan kategori yang sesuai. Langkah-langkah untuk menentukan kategori subyek adalah sebagai berikut:

Tabel 10 : Norma Kategorisasi Secara Keseluruhan Rentang nilai

Frekuensi (orang) 222 ≤χ

b. Masing-masing aspek Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan skala yang dibuat dari empat aspek stres kerja. Karena itulah, maka peneliti ingin mengetahui deskripsi tingkat stres kerja berdasarkan masing-masing aspek. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap mengenai aspek-aspek dominan pada tingkat stres kerja sunyek. Untuk mendapatkan kategori yang sesuai untuk masing-masing subyek, maka dilakukan penghitungan sebagai berikut.

1) Aspek Fisiologis / Fisik.

X minimum teoritik

: 1 x 18 = 18

X maksimum teoritik

Standar deviasi ( σ)

Untuk menentukan kategori masing-masing subyek berdasarkan aspek fisiologis, dilakukan dengan membandingkan skor masing- masing subyek pada aspek fisiologis dengan norma.

Tabel 11 : Kategorisasi Berdasarkan Aspek Fisiologis Norma

6 ( 12 % ) ( μ - 1 σ ) ≤ χ ≤ ( μ + 1 σ ) 36 ≤ χ ≤ 54 Sedang

2) Aspek Emosional.

X minimum teoritik

: 1 x 19 = 19

X maksimum teoritik

Standar deviasi ( σ)

Mean teoritis ( μ)

Untuk menentukan kategori masing-masing subyek

Tabel 12: Kategorisasi Berdasarkan Aspek Emosional Norma

( μ-1σ)≤ χ ≤ (μ+1σ) 36 ≤ χ ≤ 55 Sedang

3) Aspek kognitif.

X minimum teoritik

: 1 x 17 = 17

X maksimum teoritik

Standar deviasi ( σ)

Mean teoritis ( μ)

Untuk menentukan kategori masing-masing subyek berdasarkan

dilakukan dengan membandingkan skor masing-masing subyek pada aspek kognitif dengan norma.

aspek

kognitif,

4) Aspek Interpersonal.

X minimum teoritik

: 1 x 20 = 20

X maksimum teoritik

Standar deviasi ( σ)

Mean teoritis ( μ)

= 50 Untuk menentukan kategori masing-masing subyek berdasarkan aspek interpersonal, dilakukan dengan membandingkan skor masing-masing subyek pada aspek interpersonal dengan norma.

Tabel 14 : Kategorisasi Berdasarkan Aspek Interpersonal

Kategori Frekuensi (μ+1σ)≤χ

Tinggi 4(8%) ( μ-1σ)≤χ ≤(μ+1σ) 40 ≤ χ ≤ 60 Sedang

Tabel 15 : Rangkuman Kategorisasi Tiap Aspek

Aspek

Kategori

Tinggi

Sedang

Rendah

B. Pembahasan

Berdasarkan pengkategorisasian tingkat stres kerja, dapat dilihat bahwa ada sebanyak 6 orang ( 12 % ) yang mengalami tingkat stres kerja yang tinggi, 21 orang ( 42 % ) mengalami tingkat stres kerja sedang, dan 23 orang ( 46 % ) yang mengalami tingkat stres kerja yang rendah. Rendahnya tingkat stres kerja yang dialami subyek menunjukkan bahwa secara umum subyek mampu mengatasi tekanan di lingkungan pekerjaan yang mereka alami.

Hal ini kemungkinan didukung oleh situasi lingkungan yang secara fisik nyaman, asri, bersih dan tertata rapi. Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti, didapatkan bahwa pembagian tugas telah tertata secara teratur.

Latar belakang karyawan tampaknya turut memberikan sumbangan terhadap rendahnya tingkat stres kerja di Hotel Sriwedari ini. Karyawan Hotel Sriwedari telah bekerja selama minimal satu tahun di hotel tersebut. Sehingga mereka telah cukup mampu beradaptasi dengan situasi dan rekan kerjanya. Mereka juga telah dapat memahami fungsi kerjanya masing-masing. Latar belakang tingkat pendidikan karyawan juga turut mempengaruhi rendahnya tingkat stres kerja karyawan. Sebab, mereka terbiasa menggunakan kemampuan kognitif mereka dalam menghadapi permasalahan. Di samping tiu, sebagian besar karyawan telah berada pada tahap usia dewasa, sehingga telah memiliki

Akan tetapi, berdasarkan data dapat dilihat bahwa tetap ada subyek yang mengalami tingkat stres kerja yang tinggi. Ada sebanyak 6 orang mengalami stres kerja yang tinggi, sedangkan 21 orang lainnya mengalami stres dalam tingkatan sedang. Hal ini berarti bahwa situasi stres tetap terjadi di lingkungan kerja mereka ( di hotel ).

Subyek yang berada pada tingkatan rendah, kemungkinan besar masih berada pada tahap eustress. Yaitu kondisi ketika kita mengalami tekanan dari luar dan kita masih mampu menghadapinya. Gregson & Looker ( 2004) menjelaskan bahwa hal ini terjadi ketika kemampuan yang kita rasakan untuk mengatasi tekanan melebihi tuntutan-tuntutan yang terjadi. Situasi ini justru baik, sebab dapat memacu semangat kerja seseorang, menimbulkan rasa percaya diri sehingga mampu mengatasi dan menyelesaikan tugas dengan baik.

Ada sebanyak 4 orang ( 8 % ) yang nampaknya menunjukkan tingkat stres tinggi pada aspek interpersonal. Berarti ada sebanyak 8 % subyek yang mengalami gangguan dalam hal berelasi dengan rekan kerja. Gangguan ini diwujudkan dalam perilaku keseharian subyek seperti misalnya acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah Ada sebanyak 4 orang ( 8 % ) yang nampaknya menunjukkan tingkat stres tinggi pada aspek interpersonal. Berarti ada sebanyak 8 % subyek yang mengalami gangguan dalam hal berelasi dengan rekan kerja. Gangguan ini diwujudkan dalam perilaku keseharian subyek seperti misalnya acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah

Rendahnya tingkat stres pada aspek interpersonal menunjukkan bahwa sebagian besar subyek memiliki relasi yang baik satu sama lain. Hal ini nampak pula pada pengamatan peneliti yang mendapati bahwa suasana kerja di lingkungan Hotel Sriwedari terasa akrab, para karyawan saling ramah dan menunjukkan sikap yang terbuka.

Ada 9 orang ( 18 % ) yang mengalami tingkat stres emosional yang tinggi.. Sementara ada sebanyak 24 orang ( 48 % ) yang secara emosional cukup mengalami tekanan, namun masih mampu mengatasinya. Meskipun mereka merasakan stres secara emosional, namun hal itu nampaknya belum terlalu mempengaruhi performansi kerja mereka.ada 17 orang ( 34 % ) yang nampaknya mengalami stres secara emosional dalam tingkatan yang rendah.

Hal ini berarti, sebagian besar karyawan Hotel Sriwedari cukup merasakan tekanan secara emosional. Dapat dikatakan bahwa saat ini mereka mengalami perubahan emosi akibat adanya tekanan dari luar, misalnya merasa gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, merasa sedih yang berlebihan, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta kelesuan mental.

Ada sebanyak 6 orang ( 12 % ) yang mengalami tingkat stres dalam aspek fisiologis yang tinggi. Hal ini berarti mereka mengalami perubahan fisik yang terjadi akibat adanya tekanan dari luar individu, antara lain, sulit tidur, gangguan pencernaan, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung. Sementara bagi ke 20 orang ( 40 % ) lainnya yang mengalami stres secara fisik pada tingkat sedang, tekanan yang mereka alami tidak terlalu menyebabkan mereka mengalami gangguan fisik atau kesehatan. Meskipun tentu saja, bukan berarti mereka tidak mengalaminya. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa fisik mereka masih termasuk baik. Hanya 24 orang ( 48 %) saja yang nampaknya sedikit mengalami gangguan fisik, sebab mereka termasuk kategori kelompok rendah dalam aspek fisiologis ini. Rendahnya tingkat stres dalam aspek fisiologis ini, menunjukkan bahwa mereka memiliki ketahanan tubuh yang baik dalam menghadapi tekanan yang datangnya dari luar tubuh mereka.

Hanya sebanyak 4 orang ( 8 % ) saja yang secara kognitif mengalami tingkat stres yang tinggi. Hal ini berarti hanya ada 4 orang saja yang mengalami perubahan kemampuan berpikir yang dialami sebagai akibat dari adanya tekanan dari luar individu. Hal ini ditunjukkan dengan gejala, sulit untuk berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan yang tepat, mudah lupa karena daya ingat nya Hanya sebanyak 4 orang ( 8 % ) saja yang secara kognitif mengalami tingkat stres yang tinggi. Hal ini berarti hanya ada 4 orang saja yang mengalami perubahan kemampuan berpikir yang dialami sebagai akibat dari adanya tekanan dari luar individu. Hal ini ditunjukkan dengan gejala, sulit untuk berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan yang tepat, mudah lupa karena daya ingat nya

Barangkali hal ini didukung oleh latar belakang tingkat pendidikan subyek yang sebagian besar berpendidikan minimal Diploma. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan seseorang turut mempengaruhi pula ketahanan seseorang terhadap stres. Seseorang yang telah terbiasa menggunakan logika atau kemampuan kognitifnya dalam menyelesaikan suatu masalah, biasanya akan tetap dapat menggunakan logikanya meskipun tengah menghadapi tekanan. Sehingga, meskipun karyawan Hotel Sriwedari merasakan tekanan, namun nampaknya mereka tetap dapat berpikir dengan baik. Atau dengan kata lain, mereka tidak kehilangan kemampuan intelektualnya.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dapat dilihat bahwa karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta :

1. Secara umum ada sebanyak 6 orang ( 12 % ) yang mengalami tingkat stres kerja yang tinggi, 21 orang ( 42 % ) mengalami tingkat stres kerja sedang, dan 23 orang ( 46 % ) yang mengalami tingkat stres kerja yang rendah.

2. Ada sebanyak 4 orang (8 %) yang nampaknya menunjukkan tingkat stres tinggi pada aspek interpersonal, 19 orang (38 %) pada tingkat sedang dan

27 orang (54 %) lainnya mengalami tingkat stres yang rendah.

3. Ada 9 orang ( 18 % ) yang mengalami tingkat stres secara emosional yang tinggi. Sementara ada sebanyak 24 orang ( 48 % ) pada tingkatan sedang. Hanya 17 orang ( 34 % ) yang nampaknya mengalami tingkat stres secara emosional yang rendah.

4. Sebanyak 6 orang ( 12 % ) yang mengalami tingkat stres dalam aspek fisiologis yang tinggi, 20 orang ( 40 % ) mengalami tingkat stres secara fisik sedang, 24 orang ( 48 % ) termasuk kategori kelompok rendah dalam

B. SARAN

Meskipun secara umum karyawan Hotel Sriwedari mengalami tingkat stres kerja yang tidak tinggi, namun sebagian besar karyawan juga tetap merasakan stres kerja. Apabila tidak segera ditindak lanjuti, bukan tidak mungkin orang yang mengalami stres kerja pada tingkatan sedang, dapat mengalami kenaikan tingkat stres. Stres yang terjadi dapat membawa dampak yang merugikan bagi pihak Hotel, seperti misalnya performansi kerja tidak maksimal, kesehatan karyawan yang menurun mengakibatkan terjadinya absensi, pelayanan kepada tamu tidak maksimal, dan lain sebagainya.

Pihak managemen Hotel perlu memberikan pelatihan mengenai apa itu stres dan bagaimana gejalanya serta bagaimana cara mengelola dan mengendalikan stres, mengadakan acara keakraban untuk dapat lebih mendekatkan antar karyawan sehingga ada keterbukaan dan selalu terjalin komunikasi yang baik.

C. KETERBATASAN PENELITI

Peneliti menyadari kekurangan dan keterbatasan wawasan yang dimiliki peneliti, terutama dalam menetapkan batasan subyek yang hendak diteliti. Oleh karena itu, hendaknya bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sama

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakartaa : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S.2003. Sikap Manusia dan Pengukurannya Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S.2004. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Cooper,C.L., Dewe, P.J, Michael,P. 2001. Organizational Stress. New Jersey :

Prentice Hall, Int.Inc Diahsari, Erita Y. 2001. Kontribusi Stress Pada Produktifitas Kerja. Anima,

Indonesian Journal Dimyati, Aan S. 1992. Pengertian Dasar Hotel. Jakarta: CV. Deviri Banan. Dimyati, Aan S. 1989. Pengetahuan Dasar Perhot elan. Jakarta: CV. Deviri

Banan. Goleman, D, Boyatzis, R , McKee, A. 2002. Primal Leadership: Realizing The

Power of Emotional Intelligence . Edisi pertama, Harvard Business School Press.

Hadi, S. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset. Hadi, S. 2004. Statistik jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Jacinta, R. 2002. Stres Kerja. Http://www.e.psikologi.com/masalah/stress.htm. Kotler, P, Armtrong, Gary. 1999. Prinsip-Prinsip Dasar Management. Jakarta:

Erlangga. Looker, T , Gregson, O, 2004. Managing Stress : Mengatasi Stres Secara

Mumpuni, 2000. Evaluasi Strategi Bersaing dalam Bisnis Perhotelan di Masa Krisis Moneter: Studi Kasus Pada Radison Yogya Plaza Hotel . Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Rice, P.L. 1992. Stress and health. 2 nd edition. California : Brooks/Cole Publishing Co Santrocl, J.W. 2003. Psychology Update. 7 th edition . New York : Mc Graw Hill Co,Inc

Schultz, D.R. 1976. Psychology and Industry. Toronto: Cooler Mc.Millan. Schultz, D.R, Schultz, S.E. 1990. Psychology and Industry Today : An

Introduction to Industrial And Organizational Psycholog. 4 th edition. New York : McMillan Publishing Company.

Stanton, W J. 1986. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Sarafino,E.P. 1990. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. USA :

John Wiley & Son. Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT.Grasindo. Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alpabeta. Suhartati, E.S. 2001. Analisis Kualitas Jasa Pelayanan Hotel: Studi Kasus Pada

Radison Jogja Plaza Hotel . Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Susiyatri, Andriyani. 2004. Hubungan Stres Kerja Dengan Produktifitas Kerja Karyawan. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Yoeti, H,O. 1999. Hotel Marketing. Jakarta: Pertja.

LAMPIRAN

FREQUENCY DATA PENELITIAN AWAL

VAR00081

Cumulative Frequency

Percent Valid

Percent

Valid Percent

104.00 1 2.0 2.0 2.0 108.00

1 2.0 2.0 4.0 110.00

1 2.0 2.0 6.0 113.00

1 2.0 2.0 8.0 122.00

2 4.0 4.0 12.0 124.00

1 2.0 2.0 14.0 133.00

1 2.0 2.0 16.0 136.00

1 2.0 2.0 18.0 141.00

1 2.0 2.0 20.0 147.00

1 2.0 2.0 22.0 148.00

1 2.0 2.0 24.0 149.00

1 2.0 2.0 26.0 150.00

1 2.0 2.0 28.0 151.00

1 2.0 2.0 30.0 152.00

1 2.0 2.0 32.0 156.00

3 6.0 6.0 38.0 157.00

1 2.0 2.0 40.0 159.00

2 4.0 4.0 44.0 160.00

1 2.0 2.0 46.0 161.00

1 2.0 2.0 48.0 162.00

1 2.0 2.0 50.0 163.00

1 2.0 2.0 52.0 171.00

1 2.0 2.0 54.0 172.00

1 2.0 2.0 56.0 173.00

1 2.0 2.0 58.0 174.00

2 4.0 4.0 62.0 176.00

2 4.0 4.0 66.0 178.00

1 2.0 2.0 68.0 181.00

3 6.0 6.0 74.0 182.00

1 2.0 2.0 76.0 209.00

1 2.0 2.0 78.0 214.00

2 4.0 4.0 82.0 215.00

1 2.0 2.0 84.0 234.00

2 4.0 4.0 88.0

UJI RELIABILITAS SKALA STRES KERJA

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

RELIABILITY

SCALE (A L P H A)

ANALYSIS

Item-total Statistics Scale

Corrected Mean

Scale

Alpha if Item

Variance

Item-

if Item Deleted

if Item

Total

Correlation Deleted VAR00001

Deleted

.7465 VAR00002

.7465 VAR00003

.7464 VAR00004

.7481 VAR00005

.7471 VAR00006

.7461 VAR00007

.7465 VAR00008

.7459 VAR00009

.7464 VAR00010

.7466 VAR00011

.7464 VAR00012

.7475 VAR00013

.7478 VAR00014

.7474 VAR00015

.7477 VAR00016

.7469 VAR00017

.7461 VAR00018

.7459 VAR00019

.7468 VAR00020

.7469 VAR00021

.7467 VAR00022

.7492 VAR00023

.7499 VAR00024

.7500 VAR00025

.7474 VAR00026

.7483 VAR00027

.7478 VAR00028

.7457 VAR00029

.7455 VAR00030

Item-total Statistics Scale

Corrected Mean

Scale

Alpha if Item

Variance

Item-

if Item Deleted

if Item

Total

Correlation Deleted VAR00042

Deleted

.7476 VAR00043

341.5800

6234.0037

.5489

.7472 VAR00044

341.6800

6225.3649

.5604

.7499 VAR00045

341.3200

6289.4873

.0943

.7460 VAR00046

341.6000

6198.6122

.8085

.7475 VAR00047

341.8800

6233.8220

.5771

.7462 VAR00048

341.7000

6202.3367

.6963

.7482 VAR00049

341.4000

6248.4490

.3299

.7464 VAR00050

341.5600

6206.2514

.7171

.7479 VAR00051

341.6200

6242.8118

.4894

.7486 VAR00052

341.6200

6258.5261

.4066

.7491 VAR00053

341.5600

6269.5167

.2700

.7466 VAR00054

341.5200

6210.9894

.7591

.7462 VAR00055

341.4000

6201.0612

.7463

.7473 VAR00056

341.8000

6229.6327

.6538

.7477 VAR00057

341.7400

6237.9922

.6500

.7471 VAR00058

341.5000

6223.6429

.6118

.7480 VAR00059

341.6600

6243.9024

.4758

.7459 VAR00060

341.8600

6195.1024

.7262

.7454 VAR00061

341.6400

6182.3984

.8314

.7471 VAR00062

341.6600

6223.2494

.6015

.7470 VAR00063

341.6800

6221.1608

.6423

.7471 VAR00064

341.7800

6222.0118

.5718

.7467 VAR00065

341.8200

6212.9261

.6517

.7474 VAR00066

341.6600

6229.9024

.5683

.7469 VAR00067

341.2800

6217.5935

.6223

.7478 VAR00068

341.5600

6237.1086

.4083

.7472 VAR00069

341.8000

6225.7959

.6874

.7467 VAR00070

341.7800

6213.3588

.6662

.7488 VAR00071

341.9800

6262.9996

.3008

.7487 VAR00072

341.6800

6260.8751

.4033

.7500 VAR00073

341.3600

6291.9902

.1103

.7480 VAR00074

341.5000

6244.3776

.5650