Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Model Pembelajaran Picture and Picture Ditinjau dari Hasil Belajar IPA Kelas 5 Sekolah Dasar Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan dan pengalaman, hal tersebut merupakan pendapat James O. Whitaker
(dalam Hosnan 2014: 4). Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapat
Whitaker, sehingga dari kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah
sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui program yang disusun
untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu. Intinya bahwa belajar
adalah proses perubahan. Proses perubahan itu melibatkan guru, siswa, dan
lingkungan, yang disebut dengan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan dari Achjar Chalil (dalam Hosnan 2014: 4), pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Dari pengertian pembelajaran oleh Achjar Chalil, secara tidak langsung
dapat diketahui bahwa pembelajaran bukan hanya guru yang harus bersikap aktif,
namun siswa juga aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri melalui
pengalaman langsung. Hal itu serupa dengan maksud dan tujuan dari
Ilmu
Pengetehuan Alam (IPA).
IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan. IPA merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan (Sulistyorini, 2007: 39). Dengan demikian,
pembelajaran IPA merupakan kegiatan mencari tahu terhadap permasalahan alam
di sekitarnya. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang
dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Untuk itu guru dituntut untuk
1
2
dapat membuat pembelajaran dengan kondisi seperti itu. Kondisi yang dapat
memunculkan keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya antara
sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam
pembelajaran
memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung (Susana, 2010: 48).
Kondisi yang mendukung untuk mendorong siswa aktif sehingga hasil belajar IPA
meningkat dapat terwujud dengan penggunaan model pembelajaran.
Ada banyak model
pembelajaran
yang dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah STAD
(Students Teams-Achievement Divisions), Jigsaw (Model Tim Ahli),Cooperative
Script, Think Pair and Share (Pikir Bersama dan Berbagi), Numbered Heads
Together (Kepala Bernomor), Snowball Throwing (Gelundungan Bola Salju),
Example Non Example, Problem Based Intruction/ PBI (Pembelajaran Berbasis
Masalah), Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Role Playing
(Bermain Peran), Group Investigation (Grup Peneliti), Student Fasilitator and
Expailing/ SFE (Fasilitasi Oleh Siswa), Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC), Picture and Picture, dan Make a Match (Cari Pasangan)
(Hosnan, 2014: 246-259).
Banyak dari model pembelajaran tersebut yang belum digunakan dalam
pembelajaran IPA di SD. Begitu pula dengan SD Negeri Plumbon 01 dan SD
Negeri Plumbon 02 yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian ini. Hal tersebut
sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti. Uji pendahuluan
dilakukan peneliti melalui teknik wawancara. Narasumber dari wawancara yang
dilakukan peneliti adalah Ibu Maryati dan Ibu Puji Setyaningsih. Ibu Maryati
sebagai wali kelas 5 di SD Negeri Plumbon 01 dan Ibu Puji Setyaningsih sebagai
wali kelas 5 di SD Negeri Plumbon 02. Kedua narasumber tersebut menyatakan
hal yang intinya hampir sama, bahwa pembelajaran IPA di kelas hanya
menggunakan metode ceramah dan beberapa kali melakukan percobaan untuk
materi IPA tertentu. Narasumber juga menyatakan bahwa siswa tidak terlalu aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti ingin
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas dari dua model pembelajaran
dari beberapa model pembelajaran yang telah disebutkan diatas. Kedua model
3
tersebut adalah model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture.
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model
pembelajaran menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan materi yang
diajarkan, media dalam penyampaian materi dapat berupa gambar, bagan, dan
skema. Gambar examples memberikan gambaran akan suatu materi yang sedang
dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model pembelajaran
lainnya yaitu model pembelajaran Pictures And Pictures. Model pembelajaran
Pictures And Pictures adalah model pembelajaran yang dapat melatih berpikir
logis dan sistematis. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik
memperlihatkan gambar yang sudah diacak untuk diurutkan agar sesuai dengan
materi yang telah disajikan. Kemudian guru menginformasi urutan gambar
tersebut, menanamkan konsep sesuai materi penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan efektifitas yang signifikan
antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran
Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA. Salah satunya adalah penelitian
berjudul “Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples dengan Picture and
Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem Gerak Tumbuhan
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013” oleh
Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Hasil nilai ratarata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar
(76,72±8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples Non
Examples sebesar (68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil
uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09).
Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar
(3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga
pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples Non Examples,
Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan
pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05,
4
maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples
Non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat
perbedaan. Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 <
0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples
Non Examples, Picture and Picture dan konvensional dengan pembelajaran
Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples Non Examples
dan konvensional.
Penelitian lain menunjukkan bahwa model Examples Non Examples dan
model Picture amd Picture tidak memiliki perbedaan efektifitas yang signifikan
ditinjau dari hasil belajar IPA. Penelitian tersebut berjudul “Studi Komparasi
Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and
Picture terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah 16
Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014” oleh Widihastuti (2014). Hasil penelitian
tersebut menyatakan tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi
Examples Non Examples dengan strategi Picture and Picture terhadap hasil
belajar IPA kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Hasil uji t
thitung < ttabel yaitu 0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples
Non Examples adalah 78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture
and Picture adalah 81,56 Jadi, strategi Examples Non Examples dengan strategi
Picture and Picture tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga
mematahkan kedua hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.
Berawal dari studi pendahuluan yang yang dilakukan oleh peneliti dan dari
dua penelitian terdahulu yang menyatakan kesimpulan yang berbeda, peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas
yang signifikan atara model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPA kelas 5 Semester 2
Tahun Ajaran 2014/2015.
5
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas terdapat
permasalahan, yaitu:
1. Belum diterapkan model pembelajaran yang efektif yang dapat menjadi
solusi bagi siswa untuk lebih mengerti materi dalam pembelajaran IPA.
2. Masih terdapat siswa yang pasif saat pembelajaran IPA.
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Hanya pada penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dan
model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar
semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Hasil belajar yang diteliti hanya pada aspek kognitif.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada perbedaan yang
signifikan antara efektivitas model pembelajaran Examples Non Examples
dibandingkan dengan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil
belajar IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02?
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan untuk mengetahui signifikansi model pembelajaran Examples Non
Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar
IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02 semester 2 tahun
2014/2015.
6
1.6
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil yang diharapkan dapat memberi
sumbangan pemikiran perkembangan dunia pendidikan mengenai efektifitas
penggunaan
model pembelajaran
Examples
Non Examples
dan
model
pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar mata pelajaran IPA.
1.6.2
Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa:
Penelitian ini memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan
pada siswa.
2. Bagi Guru:
Penelitian ini memberikan masukan kepada guru SD agar lebih inovatif dalam
memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi sekolah:
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi Peneliti:
Peneliti dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara
efektifitas model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan dan pengalaman, hal tersebut merupakan pendapat James O. Whitaker
(dalam Hosnan 2014: 4). Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapat
Whitaker, sehingga dari kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah
sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui program yang disusun
untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu. Intinya bahwa belajar
adalah proses perubahan. Proses perubahan itu melibatkan guru, siswa, dan
lingkungan, yang disebut dengan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan dari Achjar Chalil (dalam Hosnan 2014: 4), pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Dari pengertian pembelajaran oleh Achjar Chalil, secara tidak langsung
dapat diketahui bahwa pembelajaran bukan hanya guru yang harus bersikap aktif,
namun siswa juga aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri melalui
pengalaman langsung. Hal itu serupa dengan maksud dan tujuan dari
Ilmu
Pengetehuan Alam (IPA).
IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan. IPA merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan (Sulistyorini, 2007: 39). Dengan demikian,
pembelajaran IPA merupakan kegiatan mencari tahu terhadap permasalahan alam
di sekitarnya. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang
dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Untuk itu guru dituntut untuk
1
2
dapat membuat pembelajaran dengan kondisi seperti itu. Kondisi yang dapat
memunculkan keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya antara
sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam
pembelajaran
memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung (Susana, 2010: 48).
Kondisi yang mendukung untuk mendorong siswa aktif sehingga hasil belajar IPA
meningkat dapat terwujud dengan penggunaan model pembelajaran.
Ada banyak model
pembelajaran
yang dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah STAD
(Students Teams-Achievement Divisions), Jigsaw (Model Tim Ahli),Cooperative
Script, Think Pair and Share (Pikir Bersama dan Berbagi), Numbered Heads
Together (Kepala Bernomor), Snowball Throwing (Gelundungan Bola Salju),
Example Non Example, Problem Based Intruction/ PBI (Pembelajaran Berbasis
Masalah), Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Role Playing
(Bermain Peran), Group Investigation (Grup Peneliti), Student Fasilitator and
Expailing/ SFE (Fasilitasi Oleh Siswa), Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC), Picture and Picture, dan Make a Match (Cari Pasangan)
(Hosnan, 2014: 246-259).
Banyak dari model pembelajaran tersebut yang belum digunakan dalam
pembelajaran IPA di SD. Begitu pula dengan SD Negeri Plumbon 01 dan SD
Negeri Plumbon 02 yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian ini. Hal tersebut
sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti. Uji pendahuluan
dilakukan peneliti melalui teknik wawancara. Narasumber dari wawancara yang
dilakukan peneliti adalah Ibu Maryati dan Ibu Puji Setyaningsih. Ibu Maryati
sebagai wali kelas 5 di SD Negeri Plumbon 01 dan Ibu Puji Setyaningsih sebagai
wali kelas 5 di SD Negeri Plumbon 02. Kedua narasumber tersebut menyatakan
hal yang intinya hampir sama, bahwa pembelajaran IPA di kelas hanya
menggunakan metode ceramah dan beberapa kali melakukan percobaan untuk
materi IPA tertentu. Narasumber juga menyatakan bahwa siswa tidak terlalu aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti ingin
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas dari dua model pembelajaran
dari beberapa model pembelajaran yang telah disebutkan diatas. Kedua model
3
tersebut adalah model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture.
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model
pembelajaran menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan materi yang
diajarkan, media dalam penyampaian materi dapat berupa gambar, bagan, dan
skema. Gambar examples memberikan gambaran akan suatu materi yang sedang
dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model pembelajaran
lainnya yaitu model pembelajaran Pictures And Pictures. Model pembelajaran
Pictures And Pictures adalah model pembelajaran yang dapat melatih berpikir
logis dan sistematis. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik
memperlihatkan gambar yang sudah diacak untuk diurutkan agar sesuai dengan
materi yang telah disajikan. Kemudian guru menginformasi urutan gambar
tersebut, menanamkan konsep sesuai materi penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan efektifitas yang signifikan
antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran
Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA. Salah satunya adalah penelitian
berjudul “Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples dengan Picture and
Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem Gerak Tumbuhan
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013” oleh
Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Hasil nilai ratarata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar
(76,72±8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples Non
Examples sebesar (68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil
uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09).
Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar
(3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga
pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples Non Examples,
Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan
pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05,
4
maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples
Non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat
perbedaan. Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 <
0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples
Non Examples, Picture and Picture dan konvensional dengan pembelajaran
Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples Non Examples
dan konvensional.
Penelitian lain menunjukkan bahwa model Examples Non Examples dan
model Picture amd Picture tidak memiliki perbedaan efektifitas yang signifikan
ditinjau dari hasil belajar IPA. Penelitian tersebut berjudul “Studi Komparasi
Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and
Picture terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah 16
Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014” oleh Widihastuti (2014). Hasil penelitian
tersebut menyatakan tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi
Examples Non Examples dengan strategi Picture and Picture terhadap hasil
belajar IPA kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Hasil uji t
thitung < ttabel yaitu 0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples
Non Examples adalah 78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture
and Picture adalah 81,56 Jadi, strategi Examples Non Examples dengan strategi
Picture and Picture tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga
mematahkan kedua hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.
Berawal dari studi pendahuluan yang yang dilakukan oleh peneliti dan dari
dua penelitian terdahulu yang menyatakan kesimpulan yang berbeda, peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas
yang signifikan atara model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPA kelas 5 Semester 2
Tahun Ajaran 2014/2015.
5
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas terdapat
permasalahan, yaitu:
1. Belum diterapkan model pembelajaran yang efektif yang dapat menjadi
solusi bagi siswa untuk lebih mengerti materi dalam pembelajaran IPA.
2. Masih terdapat siswa yang pasif saat pembelajaran IPA.
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Hanya pada penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dan
model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar
semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Hasil belajar yang diteliti hanya pada aspek kognitif.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada perbedaan yang
signifikan antara efektivitas model pembelajaran Examples Non Examples
dibandingkan dengan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil
belajar IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02?
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan untuk mengetahui signifikansi model pembelajaran Examples Non
Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar
IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02 semester 2 tahun
2014/2015.
6
1.6
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil yang diharapkan dapat memberi
sumbangan pemikiran perkembangan dunia pendidikan mengenai efektifitas
penggunaan
model pembelajaran
Examples
Non Examples
dan
model
pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar mata pelajaran IPA.
1.6.2
Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa:
Penelitian ini memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan
pada siswa.
2. Bagi Guru:
Penelitian ini memberikan masukan kepada guru SD agar lebih inovatif dalam
memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi sekolah:
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi Peneliti:
Peneliti dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara
efektifitas model pembelajaran Examples Non Examples dan model
pembelajaran Picture and Picture.