BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing SDN 1 Gambasan Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alenia ke empat dinyatakan bahwa salah satu tujuan
yang ingin dicapai oleh Negara Republik Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa oleh karena
itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu atau berkualitas. Pendidikan
yang berkualitas sudah seharusnya dapat memenuhi
standar pendidikan. Hal itu sesuai dengan UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab 35
yaitu Standar Nasional Pendidikan terdidri atas isi,
proses, kompetisi tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berkala.
Tujuan tersebut pada dasarnya dapat dicapai jika ada
komitmen dari pihak lembaga untuk merealisasikan.
Dalam hal ini lembaga seharusnya memiliki renstrarenstra peningkatan mutu
sangat
penting
dalam
yang mempunyai peran
mewujudkan
kemampuan
bersaing yang sehat dan kompetitif. Persaingan antar
lembaga pendidikan merupakan proses evolusi. Evolusi
merupakan
makna
persaingan
antar
lembaga
pendidikan yang telah bergeser konteks, subtansi,
strategi, dan polanya sehingga muncul kecenderungan
kompetisi dalam bisnis pendidikan. Persaingan tidak
lagi menyangkut efisiensi penyelenggaran pendidikan,
namun secara terstruktur telah menjadi common sense
1
jika lembaga pendidikan yang dipilih adalah memiliki
keunggulan pada hampir mencakup semua aspek
input, proses, dan, output (Purwanto 2011).
Persaingan yang sehat di lembaga pendidikan
sudah sewajarnya ditingkatkan baik di sekolah dasar
berstatus negeri maupun swasta atau dengan lembaga
pendidikan yang sederajat seperti Madrasah Ibtidaiyah.
Apabila suatu lembaga pendidikan tidak mampu untuk
memposisikan institusi pendidikannya sebagai industri
jasa yang handal, yaitu dengan memenuhi standar
mutu, baik quality in fact (mutu sesungguhnya) dan
quality in perception (mutu persepsi) maka daya saing
dan
mutu
institusi
akan
mengalami
penurunan
(Edward Sallis 2013).
Sekolah sudah semestinya lebih berfokus pada
konsumen
agar
dapat
memenangkan
persaingan.
Dalam upaya memberikan kepuasan pada konsumen
dalam hal ini masyarakat atau orang tua murid maka
pihak sekolah harus dapat membangun kepercayaan
yang lebih kepada konsumen dan akhirnya tercipta
interaksi yang kuat antara masyarakat dan sekolah.
Selain itu dalam menghadapi persaingan pendidikan
sekolah harus mampu meningkatkan upaya perbaikan
mutu
sekolah
yang
selama
ini
kurang
berhasil.
Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa persaingan
dunia pendidikan terutama lembaga sekolah dasar
telah
marak
terjadi
di
beberapa
wilayah
Negara
Indonesia dengan dalil demi efisiensi sehingga tidak
sedikit sekolah dasar mengalami program regrouping.
Misal, di
Temanggung sedikitnya tiga
sekolah di
Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung secara
2
mendesak dilakukan regrouping, mengingat sekolah
tersebut memiliki jumlah siswa yang sangat kecil.
Menurut hasil monitoring hal tersebut, dari 430 SD
negeri se-Kabupaten Temanggung ternyata terdapat 72
SD yang lokasinya berdekatan. Jumlah siswa di UPT
Kranggan sebanyak 3621 siswa terbagi dalam 174
rombongan belajar dan rombongan belajar terkecil 7
siswa dan terbesar 55 siswa.
Kondisi penurunan jumlah peserta didik ini juga
dialami oleh kedua sekolah di Desa Gambasan yaitu
SDN
1
dan
ditawarkan
SDN 2
pihak
Gambasan
dinas
sehingga
pendidikan
pernah
Kabupaten
Temanggung kepada Kepala Desa untuk dilakukan
regroup, namun dengan berbagai pertimbangan dan
tidak ada kesanggupan dari kedua belah pihak hal
tersebut belum bisa direalisasikan. Agar program
regroup tidak terjadi maka pihak SDN 1 Gambasan
perlu menyusun strategi sebagai langkah antisipasi
yang tepat.
Berdasar
Gambasan
wawancara
kenyataan
di
dengan
atas
Kepala
sudah
Desa
sewajarnya
menjadi kekhawatiran bagi pihak SDN 1 Gambasan jika
diamati jumlah input lembaga pendidikan tersebut
tidak mengalami peningkatan dan dari segi wawasan
serta kondisi masyarakat Desa Gambasan setempat.
Ditinjau dari wawasan masyarakat Desa Gambasan
secara sosial budaya lebih cenderung agamis dengan
kondisi ekonomi yang dapat dilihat pada tabel 1.1
3
Tabel 1.1
Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Desa Gambasan Kecamatan Selopampang
Bulan November Tahun 2014
Jenis Kelamin
No
Pekerjaan
1
Jml.
Laki-Laki
Perempuan
2
3
4
5
1
Belum/Tidak Bekerja
264
261
525
2
Karyawan Swasta
256
153
409
3
Buruh Harian Lepas
100
45
145
4
Mengurus RT
0
207
207
5
Pelajar/Mahasiswa
157
144
301
7
PNS
17
7
24
8
Petani/Pekebun
260
218
478
1.054
1.035
Jumlah
2.089
Sumber Data: Dokumentasi Data Kantor Desa
Gambasan (diolah)
Berdasar tabel tersebut dan keterangan kepala
desa dapat dideskripsikan bahwa secara ekonomi
masyarakat Desa Gambasan terhitung berpenghasilan
menengah
pencaharian
ke
bawah
petani
dengan
sehingga
mayoritas
mata
kesadaran
akan
pentingnya mutu pendidikan masih kurang. Belum lagi
lokasi desa yang strategis maka masyarakat lebih
mudah menentukan pilihan dan menjangkau lembaga
pendidikan yang lain sesuai dengan keinginan karena
jarak sekolah yang bersangkutan dengan yang yang
lain saling berdekatan.
Berdasarkan wawancara awal yang diberikan
oleh guru kelas V dan guru kelas VI SD Negeri 1
Gambasan disebutkan sebagai sekolah yang berdiri
4
sejak tahun 1930, dalam pencapaian prestasi akademik
banyak mengalami pasang surut. Peningkatan mutu
SD Negeri 1 Gambasan dapat diketahui dari prestasi
akademik,
dan
prestasi
non
akademik.
Prestasi
akademik diketahui dari perolehan nilai UN. Dari
output prestasi yang diraih seperti kelulusan 100% di
tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2
Tabel 1.2 Input, output, nilai dan rangking UN
Tahun 2010 s/d 2014
Tahun
Pelajaran
Jml.
Siswa
Jml.
Input
Kelu
lusan
Jml.
Out
put
Kelulus
an (%)
Nilai
Rt-Rt
UN
Rang
king
Kab.
2010/2011
120
21
19
19
100%
8.25
6
2011/2012
118
19
20
20
100%
8.5
2
2012/2013
117
19
19
19
100%
8.72
1
2013/2014
117
19
19
19
100%
9.34
1
2014/2015
117
19
20
Sumber Data: TU SDN 1 Gambasan
Berdasar tabel 1.2 nilai rata-rata UN siswa SDN 1
Gambasan mengalami peningkatan bahkan di tahun
pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014
mendapat predikat pertama tingkat kabupaten untuk
nilai UN tertinggi, akan tetapi hal ini berbanding
terbalik terhadap perolehan input SDN 1 Gambasan
untuk
lima
tahun
terakhir
tidak
mengalami
peningkatan bahkan cenderung statis .
Berdasarkan keterangan pihak kepala sekolah
ditinjau dari data yang ada diperoleh informasi bahwa
ternyata keberhasilan prestasi akademik dengan hasil
UN tertinggi se-Kabupaten Temanggung belum dapat
mewakili dalam meningkatkan perolehan input dengan
5
alasan sekolah belum melaksanakan strategi bersaing
secara maksimal. Agar strategi bersaing yang dipilih
tepat sebagai solusi untuk mengatasi kondisi itu
maka seharusnya menempatkan strategi bersaing
yang tepat pula.
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan lembaga
untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu Cost
Leadership,
Diferensiasi
dan
fokus
(Porter
2007).
Strategi biaya yaitu dengan mengeluarkan biaya yang
rendah
diharapkan
mendapat
keuntungan
yang
sebesar-besarnya. Dari kondisi nyata yang ada di
lembaga pendidikan yang berstatus negeri keunggulan
biaya merupakan strategi dalam mengefisienkan seluruh
biaya opersional pendidikan disesuaikan dengan dana
BOS yang diterima untuk menghasilkan jasa yang bisa
dijual lebih murah dibanding sekolah lain sebagai
pesaing. Untuk mendapatkan keunggulan biaya rendah
harus dapat mengefektifkan dan mengefisiensi sumber
daya yang ada dalam suatu lembaga atau aktivitasaktivitas pendukung lainnya dengan suatu cara yang
lebih efektif dari segi biaya dibandingkan dengan
pesaingnya.
Diferentiation
yaitu
upaya
mendiferensiasikan
penawaran produk unggul yang berbeda dan unik
dihasilkan lembaga serta tidak dimiliki oleh lembaga
lain sebagai pesaingnya.
Strategi fokus strategi yang ditujukan pada satu
segmen khusus dan hal ini dapat dijadikan alternatif
strategi yang dapat dikembangkan di SDN 1 Gambasan
untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik baru.
Dalam segmen ini lembaga berupaya mencari posisi
6
bersaing
yang
menguntungkan
dengan
menempatkan
memformulasikan
implementasi
strategi
kegiatan
program
suatu
sekolah
lembaga
ini
untuk
sekolah
dan
yang sepenuhnya
terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan
nilai
unggul
(superior
value)
bagi
konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Jubelina dengan judul Strategi
Bersaing Sekolah Kristen Lentera Ambarawa. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan strategi bersaing yang
tepat untuk diterapkan di sekolah tersebut agar dapat
bertahan dalam menghadapi sekolah lain sebagai
pesaingnya.
sekolah
Hasil
tersebut
penelitian
menunjukkan
menerapkan
strategi
bahwa
generic
diferensiasi namun tidak menjalankan strategi generic
biaya dan strategi generic focus dalam menarik minat
masyarakat ataupun dalam menghadapi persaingan
dengan sekolah lain
Penelitian lain pernah dilakukan oleh Barizah
Fajriah Arief (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh
Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Minat Siswa
Dalam Memilih Mts Negeri Se-Kabupaten Pacitan, dan
hasilnya
menunjukkan
bahwa
strategi
bauran
pemasaran dilaksanakan dengan baik, minat siswa
tinggi, dan strategi tersebut berpengaruh signifikan
terhadap minat siswa dalam memilih MTs.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nevi Olivia
Noya (2013) yang berjudul Strategi Bersaing Sekolah
Menengah Atas Kristen 1 Salatiga yang bertujuan
mendeskripsikan strategi bersaing yang diterapkan di
SMA
Kresten
1
Salatiga.
Penelitian
ini
dengan
7
menggunakan tiga pendekatan strategi generik yaitu
strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan
strategi fokus.
Peneliti berikutnya Muhammad Ihsan (2009) yang
berjudul Strategi Pemasaran Madrasah, Studi Terhadap
Siswa Baru MTs. Wahid Hasim Tahun 2008 dengan
kesimpulan bahwa program pemasaran yang dilakukan
oleh MTs Wahid Hasim sudah sesuai dengan jalur yang
telah diprogramkan.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut dari
kedua peneliti yaitu Jubelina dan Nevi Olivia Noya
dapat
diklasifikasikan
adanya
kesamaan
persepsi
bahwa untuk upaya meningkatkan minat masyarakat
dan bersaing dengan lembaga lain perlu menjalankan
strategi diferensiasi. Sedang penelitian yang dilakukan
Barizah Fajriah Arief dan Muhammad Ihsan dengan
kesimpulan
yang
hampir
sama
yaitu
dalam
meningkatkan minat siswa terhadap sekolah yang
ditawarkan keduanya melakukan strategi pemasaran.
Dalam penentuan strategi bersiang suatu
lembaga
rencana
pendidikan
strategi
perlu
yang
mempertimbangkan
menyusun
program
disesuaikan
dengan
kemampuan
dan
posisi
lembaga yang dimiliki. Rencana ini titik beratnya
diletakkan pada penawaran suatu lembaga dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar serta
menentukan
distribusi
harga,
yang
mengadakan
efiktif
untuk
komonikasi,
memberi
tahu,
mendorong, serta melayani pasar. Suatu lembaga
akan mencapai sukses dalam bidang usaha atau
jasa jika memahami cara yang disebut konsep
8
pemasaran
(marketing
memberikan
kebutuhan
concept)
kepuasan
yang
terhadap
pelanggan,
dan
bertujuan
keinginan
berorientasi
dan
pada
konsumen (consumer oriented). Dari kondisi nyata
yang dialami SDN 1 Gambasan
penerimaan
maksimal
peserta
maka
didik
dengan
terutama dalam
baru
yang
mengkaji
hal
belum
di
atas
lembaga perlu meningkatkan pemahaman tentang
strategi bauran dan konsep pemasaran yang lebih
mendalam agar input lebih meningkat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
tersebut,
maka
dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa akar masalah yang menjadi penyebab
jumlah calon peserta didik baru di SDN 1
Gambasan
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten Temanggung tidak meningkat?
2. Strategi
bersaing
apa
yang
dapat
dikembangkan dalam meningkatkan jumlah
calon peserta didik baru di SD Negeri 1
Gambasan
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten Temanggung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan akar masalah yang menjadi
penyebab jumlah calon peserta didik baru di
SDN 1 Gambasan Kecamatan Selopampang
9
Kabupaten Temanggung tidak meningkat.
2. Mengembangkan
strategi
meningkatkan jumlah
bersaing
untuk
calon peserta didik
baru di SD Negeri 1 Gambasan Kecamatan
Selopampang Kabupaten Temanggung.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan kepada
ilmu
pengetahuan
bidang
manajemen
khususnya
berkenaan
pendidikan
berkaitan
dengan perubahan manajemen strategi yang
berhubungan dengan strategi bersaing sekolah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
berikut:
a. Memberi
kepala
bahan
pertimbangan
kepada
sekolah mengenai strategi bersaing
untuk meningkatkan jumlah calon peserta
didik baru.
b. Memberi bahan pertimbangan bagi sekolah
yang
sedang
melaksanakan
strategi
bersaing untuk meningkatkan jumlah calon
peserta didik baru di lembaganya.
10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alenia ke empat dinyatakan bahwa salah satu tujuan
yang ingin dicapai oleh Negara Republik Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa oleh karena
itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu atau berkualitas. Pendidikan
yang berkualitas sudah seharusnya dapat memenuhi
standar pendidikan. Hal itu sesuai dengan UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab 35
yaitu Standar Nasional Pendidikan terdidri atas isi,
proses, kompetisi tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berkala.
Tujuan tersebut pada dasarnya dapat dicapai jika ada
komitmen dari pihak lembaga untuk merealisasikan.
Dalam hal ini lembaga seharusnya memiliki renstrarenstra peningkatan mutu
sangat
penting
dalam
yang mempunyai peran
mewujudkan
kemampuan
bersaing yang sehat dan kompetitif. Persaingan antar
lembaga pendidikan merupakan proses evolusi. Evolusi
merupakan
makna
persaingan
antar
lembaga
pendidikan yang telah bergeser konteks, subtansi,
strategi, dan polanya sehingga muncul kecenderungan
kompetisi dalam bisnis pendidikan. Persaingan tidak
lagi menyangkut efisiensi penyelenggaran pendidikan,
namun secara terstruktur telah menjadi common sense
1
jika lembaga pendidikan yang dipilih adalah memiliki
keunggulan pada hampir mencakup semua aspek
input, proses, dan, output (Purwanto 2011).
Persaingan yang sehat di lembaga pendidikan
sudah sewajarnya ditingkatkan baik di sekolah dasar
berstatus negeri maupun swasta atau dengan lembaga
pendidikan yang sederajat seperti Madrasah Ibtidaiyah.
Apabila suatu lembaga pendidikan tidak mampu untuk
memposisikan institusi pendidikannya sebagai industri
jasa yang handal, yaitu dengan memenuhi standar
mutu, baik quality in fact (mutu sesungguhnya) dan
quality in perception (mutu persepsi) maka daya saing
dan
mutu
institusi
akan
mengalami
penurunan
(Edward Sallis 2013).
Sekolah sudah semestinya lebih berfokus pada
konsumen
agar
dapat
memenangkan
persaingan.
Dalam upaya memberikan kepuasan pada konsumen
dalam hal ini masyarakat atau orang tua murid maka
pihak sekolah harus dapat membangun kepercayaan
yang lebih kepada konsumen dan akhirnya tercipta
interaksi yang kuat antara masyarakat dan sekolah.
Selain itu dalam menghadapi persaingan pendidikan
sekolah harus mampu meningkatkan upaya perbaikan
mutu
sekolah
yang
selama
ini
kurang
berhasil.
Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa persaingan
dunia pendidikan terutama lembaga sekolah dasar
telah
marak
terjadi
di
beberapa
wilayah
Negara
Indonesia dengan dalil demi efisiensi sehingga tidak
sedikit sekolah dasar mengalami program regrouping.
Misal, di
Temanggung sedikitnya tiga
sekolah di
Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung secara
2
mendesak dilakukan regrouping, mengingat sekolah
tersebut memiliki jumlah siswa yang sangat kecil.
Menurut hasil monitoring hal tersebut, dari 430 SD
negeri se-Kabupaten Temanggung ternyata terdapat 72
SD yang lokasinya berdekatan. Jumlah siswa di UPT
Kranggan sebanyak 3621 siswa terbagi dalam 174
rombongan belajar dan rombongan belajar terkecil 7
siswa dan terbesar 55 siswa.
Kondisi penurunan jumlah peserta didik ini juga
dialami oleh kedua sekolah di Desa Gambasan yaitu
SDN
1
dan
ditawarkan
SDN 2
pihak
Gambasan
dinas
sehingga
pendidikan
pernah
Kabupaten
Temanggung kepada Kepala Desa untuk dilakukan
regroup, namun dengan berbagai pertimbangan dan
tidak ada kesanggupan dari kedua belah pihak hal
tersebut belum bisa direalisasikan. Agar program
regroup tidak terjadi maka pihak SDN 1 Gambasan
perlu menyusun strategi sebagai langkah antisipasi
yang tepat.
Berdasar
Gambasan
wawancara
kenyataan
di
dengan
atas
Kepala
sudah
Desa
sewajarnya
menjadi kekhawatiran bagi pihak SDN 1 Gambasan jika
diamati jumlah input lembaga pendidikan tersebut
tidak mengalami peningkatan dan dari segi wawasan
serta kondisi masyarakat Desa Gambasan setempat.
Ditinjau dari wawasan masyarakat Desa Gambasan
secara sosial budaya lebih cenderung agamis dengan
kondisi ekonomi yang dapat dilihat pada tabel 1.1
3
Tabel 1.1
Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Desa Gambasan Kecamatan Selopampang
Bulan November Tahun 2014
Jenis Kelamin
No
Pekerjaan
1
Jml.
Laki-Laki
Perempuan
2
3
4
5
1
Belum/Tidak Bekerja
264
261
525
2
Karyawan Swasta
256
153
409
3
Buruh Harian Lepas
100
45
145
4
Mengurus RT
0
207
207
5
Pelajar/Mahasiswa
157
144
301
7
PNS
17
7
24
8
Petani/Pekebun
260
218
478
1.054
1.035
Jumlah
2.089
Sumber Data: Dokumentasi Data Kantor Desa
Gambasan (diolah)
Berdasar tabel tersebut dan keterangan kepala
desa dapat dideskripsikan bahwa secara ekonomi
masyarakat Desa Gambasan terhitung berpenghasilan
menengah
pencaharian
ke
bawah
petani
dengan
sehingga
mayoritas
mata
kesadaran
akan
pentingnya mutu pendidikan masih kurang. Belum lagi
lokasi desa yang strategis maka masyarakat lebih
mudah menentukan pilihan dan menjangkau lembaga
pendidikan yang lain sesuai dengan keinginan karena
jarak sekolah yang bersangkutan dengan yang yang
lain saling berdekatan.
Berdasarkan wawancara awal yang diberikan
oleh guru kelas V dan guru kelas VI SD Negeri 1
Gambasan disebutkan sebagai sekolah yang berdiri
4
sejak tahun 1930, dalam pencapaian prestasi akademik
banyak mengalami pasang surut. Peningkatan mutu
SD Negeri 1 Gambasan dapat diketahui dari prestasi
akademik,
dan
prestasi
non
akademik.
Prestasi
akademik diketahui dari perolehan nilai UN. Dari
output prestasi yang diraih seperti kelulusan 100% di
tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2
Tabel 1.2 Input, output, nilai dan rangking UN
Tahun 2010 s/d 2014
Tahun
Pelajaran
Jml.
Siswa
Jml.
Input
Kelu
lusan
Jml.
Out
put
Kelulus
an (%)
Nilai
Rt-Rt
UN
Rang
king
Kab.
2010/2011
120
21
19
19
100%
8.25
6
2011/2012
118
19
20
20
100%
8.5
2
2012/2013
117
19
19
19
100%
8.72
1
2013/2014
117
19
19
19
100%
9.34
1
2014/2015
117
19
20
Sumber Data: TU SDN 1 Gambasan
Berdasar tabel 1.2 nilai rata-rata UN siswa SDN 1
Gambasan mengalami peningkatan bahkan di tahun
pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014
mendapat predikat pertama tingkat kabupaten untuk
nilai UN tertinggi, akan tetapi hal ini berbanding
terbalik terhadap perolehan input SDN 1 Gambasan
untuk
lima
tahun
terakhir
tidak
mengalami
peningkatan bahkan cenderung statis .
Berdasarkan keterangan pihak kepala sekolah
ditinjau dari data yang ada diperoleh informasi bahwa
ternyata keberhasilan prestasi akademik dengan hasil
UN tertinggi se-Kabupaten Temanggung belum dapat
mewakili dalam meningkatkan perolehan input dengan
5
alasan sekolah belum melaksanakan strategi bersaing
secara maksimal. Agar strategi bersaing yang dipilih
tepat sebagai solusi untuk mengatasi kondisi itu
maka seharusnya menempatkan strategi bersaing
yang tepat pula.
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan lembaga
untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu Cost
Leadership,
Diferensiasi
dan
fokus
(Porter
2007).
Strategi biaya yaitu dengan mengeluarkan biaya yang
rendah
diharapkan
mendapat
keuntungan
yang
sebesar-besarnya. Dari kondisi nyata yang ada di
lembaga pendidikan yang berstatus negeri keunggulan
biaya merupakan strategi dalam mengefisienkan seluruh
biaya opersional pendidikan disesuaikan dengan dana
BOS yang diterima untuk menghasilkan jasa yang bisa
dijual lebih murah dibanding sekolah lain sebagai
pesaing. Untuk mendapatkan keunggulan biaya rendah
harus dapat mengefektifkan dan mengefisiensi sumber
daya yang ada dalam suatu lembaga atau aktivitasaktivitas pendukung lainnya dengan suatu cara yang
lebih efektif dari segi biaya dibandingkan dengan
pesaingnya.
Diferentiation
yaitu
upaya
mendiferensiasikan
penawaran produk unggul yang berbeda dan unik
dihasilkan lembaga serta tidak dimiliki oleh lembaga
lain sebagai pesaingnya.
Strategi fokus strategi yang ditujukan pada satu
segmen khusus dan hal ini dapat dijadikan alternatif
strategi yang dapat dikembangkan di SDN 1 Gambasan
untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik baru.
Dalam segmen ini lembaga berupaya mencari posisi
6
bersaing
yang
menguntungkan
dengan
menempatkan
memformulasikan
implementasi
strategi
kegiatan
program
suatu
sekolah
lembaga
ini
untuk
sekolah
dan
yang sepenuhnya
terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan
nilai
unggul
(superior
value)
bagi
konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Jubelina dengan judul Strategi
Bersaing Sekolah Kristen Lentera Ambarawa. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan strategi bersaing yang
tepat untuk diterapkan di sekolah tersebut agar dapat
bertahan dalam menghadapi sekolah lain sebagai
pesaingnya.
sekolah
Hasil
tersebut
penelitian
menunjukkan
menerapkan
strategi
bahwa
generic
diferensiasi namun tidak menjalankan strategi generic
biaya dan strategi generic focus dalam menarik minat
masyarakat ataupun dalam menghadapi persaingan
dengan sekolah lain
Penelitian lain pernah dilakukan oleh Barizah
Fajriah Arief (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh
Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Minat Siswa
Dalam Memilih Mts Negeri Se-Kabupaten Pacitan, dan
hasilnya
menunjukkan
bahwa
strategi
bauran
pemasaran dilaksanakan dengan baik, minat siswa
tinggi, dan strategi tersebut berpengaruh signifikan
terhadap minat siswa dalam memilih MTs.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nevi Olivia
Noya (2013) yang berjudul Strategi Bersaing Sekolah
Menengah Atas Kristen 1 Salatiga yang bertujuan
mendeskripsikan strategi bersaing yang diterapkan di
SMA
Kresten
1
Salatiga.
Penelitian
ini
dengan
7
menggunakan tiga pendekatan strategi generik yaitu
strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan
strategi fokus.
Peneliti berikutnya Muhammad Ihsan (2009) yang
berjudul Strategi Pemasaran Madrasah, Studi Terhadap
Siswa Baru MTs. Wahid Hasim Tahun 2008 dengan
kesimpulan bahwa program pemasaran yang dilakukan
oleh MTs Wahid Hasim sudah sesuai dengan jalur yang
telah diprogramkan.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut dari
kedua peneliti yaitu Jubelina dan Nevi Olivia Noya
dapat
diklasifikasikan
adanya
kesamaan
persepsi
bahwa untuk upaya meningkatkan minat masyarakat
dan bersaing dengan lembaga lain perlu menjalankan
strategi diferensiasi. Sedang penelitian yang dilakukan
Barizah Fajriah Arief dan Muhammad Ihsan dengan
kesimpulan
yang
hampir
sama
yaitu
dalam
meningkatkan minat siswa terhadap sekolah yang
ditawarkan keduanya melakukan strategi pemasaran.
Dalam penentuan strategi bersiang suatu
lembaga
rencana
pendidikan
strategi
perlu
yang
mempertimbangkan
menyusun
program
disesuaikan
dengan
kemampuan
dan
posisi
lembaga yang dimiliki. Rencana ini titik beratnya
diletakkan pada penawaran suatu lembaga dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar serta
menentukan
distribusi
harga,
yang
mengadakan
efiktif
untuk
komonikasi,
memberi
tahu,
mendorong, serta melayani pasar. Suatu lembaga
akan mencapai sukses dalam bidang usaha atau
jasa jika memahami cara yang disebut konsep
8
pemasaran
(marketing
memberikan
kebutuhan
concept)
kepuasan
yang
terhadap
pelanggan,
dan
bertujuan
keinginan
berorientasi
dan
pada
konsumen (consumer oriented). Dari kondisi nyata
yang dialami SDN 1 Gambasan
penerimaan
maksimal
peserta
maka
didik
dengan
terutama dalam
baru
yang
mengkaji
hal
belum
di
atas
lembaga perlu meningkatkan pemahaman tentang
strategi bauran dan konsep pemasaran yang lebih
mendalam agar input lebih meningkat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
tersebut,
maka
dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa akar masalah yang menjadi penyebab
jumlah calon peserta didik baru di SDN 1
Gambasan
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten Temanggung tidak meningkat?
2. Strategi
bersaing
apa
yang
dapat
dikembangkan dalam meningkatkan jumlah
calon peserta didik baru di SD Negeri 1
Gambasan
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten Temanggung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan akar masalah yang menjadi
penyebab jumlah calon peserta didik baru di
SDN 1 Gambasan Kecamatan Selopampang
9
Kabupaten Temanggung tidak meningkat.
2. Mengembangkan
strategi
meningkatkan jumlah
bersaing
untuk
calon peserta didik
baru di SD Negeri 1 Gambasan Kecamatan
Selopampang Kabupaten Temanggung.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan kepada
ilmu
pengetahuan
bidang
manajemen
khususnya
berkenaan
pendidikan
berkaitan
dengan perubahan manajemen strategi yang
berhubungan dengan strategi bersaing sekolah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
berikut:
a. Memberi
kepala
bahan
pertimbangan
kepada
sekolah mengenai strategi bersaing
untuk meningkatkan jumlah calon peserta
didik baru.
b. Memberi bahan pertimbangan bagi sekolah
yang
sedang
melaksanakan
strategi
bersaing untuk meningkatkan jumlah calon
peserta didik baru di lembaganya.
10