PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD CASH FLOW A
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
CASH FLOW AND PROFITABILITY
MEASURE ANALYSIS
KELOMPOK 9
AGA ADIGUNA ZACHMAN
0134141061
CALVIN LIM
0134141055
CHYNTIA OCTAVIA DHARMA
0134141012
Akuntansi 5A
November 2016
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
Operating Asset dan Financing Asset: ................................................................ 2
Operating Liabilities: ........................................................................................... 2
Net Operating Aset (NOA):................................................................................. 3
Net Financing ...................................................................................................... 4
Net Operating Profit After Tax............................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
ANALISA ARUS KAS .......................................................................................... 5
Aktivitas Operasi ................................................................................................. 5
Aktivitas Investasi ............................................................................................... 8
Aktivitas Pendanaan ............................................................................................ 9
ANALISA RASIO ARUS KAS ........................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................. 15
ANALISA PROFITABILITAS ............................................................................ 15
Return On Net Operating Asset......................................................................... 15
Return On Capital Equity .................................................................................. 16
BAB IV ................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
REFERENSI ......................................................................................................... 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
Operating Asset dan Financing Asset:
Dengan menggunakan common size analysis pada sisi liabilitas PT Tiga Pilar
Sejahtera, dapat dilihat bahwa secara umum, terdapat komposisi yang cukup
merata antara operating asset dan financing asset dimana masing-masing
memiliki komposisi rata-rata sebesar 48.04% dan 51.96%. Komponen yang
memberikan kontribusi yang cukup besar di sisi operating asset adalah akun
piutang usaha sebesar 17.05%, persediaan sebesar 16.83% dan kas dan setara kas
sebesar 9.31%. Selain itu dari sisi financing asset, komponen yang memiliki
komposisi yang cukup besar adalah komponen aset tetap sebesar 26.92% dan
perkebunan sebesar 12.84%.
Selain menggunakan common size analysis, dengan menggunakan comparative
analysis, dapat dilihat pada sisi operating asset selama tahun 2011 hingga 2015,
jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera cukup
fluktuatif. Hal ini terlihat dari perbedaan yang sangat signifikan pada kas dan
setara kas dari PT Tiga Pilar Food Sejahtera pada tahun 2012 dan 2015 jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain kas dan setara kas, dari sisi
operating asset, jumlah piutang dari PT Tiga Pilar Sejahtera juga mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi
pada tahun 2011 sebesar 196.4% dikarenakan terjadinya peningkatan pada
penjualan yang juga mengakibatkan peningkatan pula pada kas dan piutang usaha
PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dari sisi financing asset, tidak ada peningkatan yang terlalu signifikan yang
terjadi pada PT Tiga Pilar Sejahtera. Jumlah aset tetap dari PT Tiga Pilar
Sejahtera selama 5 tahun terakhir terus meningkat secara stabil karena PT Tiga
Pilar Sejahtera terus melakukan ekspansi usaha melalui kegiatan akuisisi. Hal
serupa juga terjadi pada aset perkebunan PT Tiga Pilar Sejahtera yang mengalami
peningkatan yang cukup besar di tahun 2014 dan 2015 dengan masing-masing
sebesar 45.25% dan 52.36% yang disebabkan karena usaha ekspansi yang
dilakukan oleh perusahaan.
Operating Liabilities:
Dari data diatas dapat dilihat bahwa tiap tahun financing liabilities TBS Food
terus meningkat secara signifikan. Peningkatan drastis tersebut mulai pada tahun
2013 dimana total financial liabilities meningkat sebesar 42.5%. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh short-term dan long-term bank loans yang terus
meningkat dan juga pada tahun 2013 TBS Food juga menerbitkan Sukuk Ijarah.
Sukuk Ijarah merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan sebuah perjanjian
atau akad ijarah dimana satu pihak atau wakilnya akan menyewakan hak manfaat
2
suatu aset kepada pihak lain yang didasarkan harga dan periode yang telah
disepakati tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset tersebut.
Dengan menggunakan common size analysis pada sisi liabilitas PT Tiga Pilar
Sejahtera, dapat dilihat bahwa pada rata-rata pada tahun 2010 hingga 2015,
komposisi antara operating liabilities dan financing liabilities adalah sebesar
masing 14.11% dan 85.89%. Dalam hal ini, financing liabilities memiliki porsi
yang cukup besar. Hal tersebut disebabkan karena PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki porsi hutang yang cukup besar seperti hutang jangka pendek sebesar
29.88% dan hutang jangka panjang sebesar 38.68%. Dari sisi operating liabilities,
porsi akun liabilitas terbesar terdapat pada akun utang pajak sebesar 6.28% dan
utang dagang sebesar 4.34%
Selain menggunakan common size analysis, dengan menggunakan comparative
analysis, dapat dilihat pada tahun 2011-2012, terjadi peningkatan yang cukup
signifikan pada operating liability, yaitu sebesar 109.55%. Peningkatan tersebut
disebabkan karena adanya peningkatan yang cukup signifikan pada akun-akun
yang ada pada operating liability seperti utang dagang pihak berelasi sebesar
150.41%, utang dagang yang mengalami peningkatan sebesar 185.59%, dan pajak
tangguhan sebesar 1008.10%.
Dari sisi financing liability, terlihat bahwa pada sejak tahun 2011 hingga 2014,
peningkatan pada jumlah utang bank jangka pendek dari PT Tiga Pilar Sejahtera
cenderung mengalami penurunan, namun pada tahun 2015, peningkatan dari
jumlah utang bank jangka pendek tersebut hampir dua kali lipat dengan presentase
peningkatan hingga sebesar 117.03%. Selain pada utang jangka pendek, dapat
terlihat juga bahwa selama lima tahun terakhir, jumlah utang jangka panjang dari
PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, jumlah
utang jangka panjang dari PT Tiga Pilar Sejahtera sempat mengalami penurunan
sebesar 48.34%, namun pada tahun 2014, jumlah utang tersebut meningkat secara
signifikan sebesar 220.31%. Penyebab peningkatan drastis tersebut adalah pada
tahun 2014 TPS memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dengan RHB Bank
Berhand sebesar 922 juta yang tidak dilakukan pada tahun 2013.
Net Operating Aset (NOA):
Dengan menggunakan comparative analysis (lampiran 1) dapat dilihat bahwa
selama beberapa tahun terakhir, net operating asset dari PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki tren yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2012. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2012, total net operating asset perusahaan mengalami
penurunan sebesar 20.06% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan dari net
operating asset ini sebelumnya disebabkan karena operating asset perusahaan
yang pada tahun tersebut juga mengalami penurunan sebesar 10.52% yang
mempengaruhi penurunan net operating asset.
Selain tahun 2012, net operating asset perusahaan cenderung peningkatan yang
signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi selama
3
beberapa tahun terakhir seperti pada tahun 2011 yang mengalami peningkatan
hingga 185.5%, tahun 2013 sebesar 54.19% dan tahun 2014 sebesar 67.78%.
Seperti halnya pada tahun 2012, peningkatan pada net operating asset perusahaan
sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan pada operating asset perusahaan,
karena sisi operating liabilities cenderung memiliki pertumbuhan yang cukup
stabil dan memiliki nilai yang kecil sehingga tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan net operating asset.
Net Financing
Dengan menggunakan comparative analysis (lampiran 2) dapat dilihat bahwa
selama beberapa tahun terakhir, net financing dari PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki tren yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2012. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2012, total net financing perusahaan mengalami penurunan
tipis sebesar 7.25% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan dari net financing ini
disebabkan karena financing asset perusahaan pada tahun tersebut mengalami
peningkatan lebih besar dibandingkan dengan financing liabilities dan equity
sehingga menyebabkan net financing perusahaan secara keseluruhan mengalami
penurunan.
Selain tahun 2012, net financing perusahaan cenderung peningkatan yang cukup
stabil seperti pada tahun 2012 sebesar 54% dan 2013 sebesar 67%. Peningkatan
net financing yang cukup stabil ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang cukup
stabil pula pada akun financing liabilities, financing asset, dan equity.
Net Operating Profit After Tax
Dengan menggunakan comparative analysis dapat dilihat bahwa sejak tahun 2010
hingga 2016, net operating profit after tax dari PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
tren yang terus meningkat secara stabil, kecuali pada tahun 2011. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2011, net operating profit after tax dari PT Tiga Pilar Sejahtera
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 129.76% dari tahun
sebelumnya. Baru pada tahun-tahun berikutnya, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
peningkatan pada net operating profit after tax yang cukup stabil, yaitu
peningkatan yang berkisar antara 14% hingga 51%. Peningkatan secara terus
menerus dan stabil dari net operating profit after tax perusahaan ini menandakan
bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang baik.
Poin - poin tersebut merupakan basis untuk analisa mendalam terhadap laporan
arus kas perusahaan Tiga Pilar Sejahtera
Hal material pada operating asset dan financing asset adalah komposisi financing
asset yang lebih besar serta didominasi dengan aset tetap yang tentunya
menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak akan memiliki arus kas yang begitu
sehat karena memfokuskan pada ekspansi perusahaan , serta growth dari profit
4
perusahaan pun tidak akan tinggi karena mereka masih fokus terhadap investasi
Asset setiap tahunnya dan memiliki ekspektasi tinggi untuk jangka panjang.
Dalam konteks liabilities, financing liabilites yang dimiliki PT Tiga Pilar
Sejahtera sangat mendominasi dengan mencapai lebih dari 80 % dalam hal
komposisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar mengandalkan
pendanaan dari liabilitiesnya demi mendanai aset tetap yang ada agar tetap trus
bisa melakukan ekspansi, dan ini akan menjadi faktor penting dalam menganalisa
arus kas aktivitas pendanaan yang akan memberikan kita gambaran dari tujuan
perusahaan TPS melakukan pinjaman kepada bank setiap tahunnya. Sehingga
akan memberikan dasar yang baik dalam memberikan asumsi saat melakukan
analisa aktivitas pendanaan. Secara profitabilitas hal ini menunjukkan bahwa
secara operasional memang perusahaan tidak akan berkembang growth profitnya
tanpa adanya ekspansi aset tetap, hal itulah yang menjadi ekspektasi dari PT Tiga
Pilar Sejahtera
Secara material, pengaruh dari NOA tidak terlalu signifikan karena pergerakan
nya cukup stabil dalam 5 tahun terakhir, dan NOA ini juga merepresentasikan
pergerakan pada operating cash flow, sehingga bisa menjadi dasar dalam
melakukan analisa pada arus kas aktivitas operasi. Secara profitabilitas NOA juga
menunjukkan profitabilitas suatu perusahaan dalam menjalankan operasional
usaha nya. Sama halnya dengan NOA, tidak ada pengaruh material yang besar
pada keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera, karena pergerakannya yang stabil.
NOPAT sendiri merupakan salah satu basis yang relevan dalam menganalisa free
cash flow perusahaan, karena NOPAT menunjukkan keuntungan bersih yang
sudah dikurangi dengan pajak, itu berarti nilai uang yang bisa digunakan untuk
keperluan lain seperti membayar utang atau menjadi modal tambahan suatu
perusahaan, dan perkembangan NOPAT juga menunjukkan profitabilitas
perusahaan secara riil
BAB II
ANALISA ARUS KAS
Aktivitas Operasi
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber arus kas dari aktivitas operasi dapat
diperoleh dari beberapa sumber, seperti penerimaan dari pelanggan, penerimaan
penghasilan bunga dan penerimaan pajak. Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber
arus kas dari aktivitas operasi selama lima tahun terakhir umumnya didominasi
oleh penerimaan dari pelanggan, dimana penerimaan dari pelanggan ini juga
mendominasi arus kas masuk perusahaan secara keseluruhan.
Sumber arus kas berupa penerimaan dari pelanggan ini biasanya berasal dari
penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera yang diterima dalam bentuk kas dan juga
5
pelunasan piutang usaha. Dengan menggunakan analisis secara common size,
dapat terlihat bahwa selama tahun 2010 hingga 2015, arus kas masuk dari
pelanggan berada pada kisaran 50-80% dari arus kas masuk secara keseluruhan,
hanya saja ditahun 2010, arus kas masuk sektor ini hanya mampu berkontribusi
30% untuk arus kas masuk secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan di tahun
tersebut ada arus kas masuk yang cukup besar dari pinjaman bank sehingga
mengurangi nilai common size dari sisi penerimaan PT Tiga Pilar Sejahtera dari
pelanggan.
Dengan melakukan pembagian secara proporsi pada arus kas masuk operasi PT
Tiga Pilar Sejahtera, dapat terlihat bahwa hampir seluruh arus kas masuk dari
kegiatan operasi PT Tiga Pilar Sejahtera berasal dari penerimaan dari pelanggan,
yaitu sebesar 99.76%, dengan penghasilan bunga hanya memberikan kontribusi
sebesar 0.23% dan penerimaan pajak hanya sebesar 0.01% dari seluruh arus kas
masuk dari kegiatan operasi.
Sejak tahun 2010 hingga 2015, arus kas masuk yang berasal dari penerimaan dari
pelanggan memiliki tren yang terus meningkat. Hal ini tentunya membawa
dampak yang positif dari perusahaan. Namun, sayangnya tidak setiap tahun PT
Tiga Pilar Sejahtera memiliki arus kas operasi yang positif (arus kas operasi
positif ditandai dengan arus kas masuk operasi lebih besar dari arus kas keluar
operasi). Secara common size, presentase dari arus kas ini juga tidak stabil akibat
dari adanya kontribusi lain seperti pinjaman uang bank pada arus kas dari aktivitas
pendanaan.
Berdasarkan analisa secara common size dan proporsi, dapat dilihat bahwa arus
kas masuk dari pelanggan diharapkan dapat menjadi perhatian utama yang harus
dijaga oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi
perusahaan yang tepat untuk tetap menjaga likuiditas dari arus kas agar tetap
berada dalam tren yang positif dan terus meningkat setiap tahunnya, karena
penerimaan dari pelanggan adalah sumber penerimaan utama dari kegiatan
operasional perusahaan, sehingga perusahaan bisa lebih mengurangi
ketergantungan terhadap dana dari pinjaman luar dan sebagainya.
Dari sisi penggunaan arus kas pada aktivitas operasi PT Tiga Pilar Sejahtera,
penggunaan arus kas dialoasikan untuk beberapa hal, yaitu untuk pembayaran
kepada supplier dan pihak ketiga, penbayaran kepada karyawan, pembayaran
pajak penghasilan, dan pembayaran atas bunga dan beban keuangan. Pada PT
Tiga Pilar Sejahtera, penggunaan arus kas dari aktivitas operasi selama lima tahun
terakhir umumnya didominasi oleh pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga
lainnya, dimana pembayaran kepada supplier ini juga mendominasi arus kas
keluar perusahaan secara keseluruhan.
Secara umum, penggunaan arus kas operasi perusahaan yang ditujukan untuk
pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya dapat berupa pembelian
atas bahan baku atau pelunasan atas utang dagang. Dengan menggunakan analisis
6
secara common size, dapat terlihat bahwa selama tahun 2010 hingga 2015, arus
kas keluar berupa pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya berada
pada kisaran 30-70% dari arus kas keluar secara keseluruhan.
Selain itu, jika melakukan pembagian secara proporsi khusus pada arus kas keluar
operasi PT Tiga Pilar Sejahtera, dapat dilihat bahwa rata-rata sejak tahun 2010
hingga 2015, sebagian besar arus kas keluar dari kegiatan operasi PT Tiga Pilar
Sejahtera digunakan untuk pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya,
yaitu sebesar 90.79%, dilanjutkan dengan pembayaran kepada karyawan sebesar
5.66%, pembayaran atas bunga dan beban keuangan sebesar 2.60%, dan terakhir
pembayaran atas pajak penghasilan sebesar 0.96%.
Selama beberapa tahun terakhir, penggunaan arus kas aktivitas operasi dari PT
Tiga Pilar Sejahtera dapat dikatakan masih kurang stabil. Hal tersebut terlihat
bahwa pada tahun 2010, arus kas bersih dari aktivitas operasi PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki arus kas yang negatif. Selain itu pada tahun 2011 hingga 2015,
arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi juga cenderung fluktuatif
meskipun memiliki arus kas yang positif.
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat tipis antara
jumlah arus kas masuk utama PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu penerimaan dari
pelanggan dengan arus kas keluar utama berupa pembayaran kepada supplier dan
pihak ketiga lainnya. Selisih yang sangat tipis ini antara lain disebabkan karena
lambatnya accounts receivable turnover dari PT Tiga Pilar Sejahtera jika
dibandingkan dengan accounts payable turnover. Karena selisih yang sangat tipis
ini, perusahaan diharapkan memberikan perhatian khusus dengan mempercepat
accounts receivable turnover atau dengan memperlambat accounts payable
turnover sehingga arus kas dari aktivitas operasi dapat lebih likuid dan dapat terus
konsisten menghasilkan arus kas masuk yang positif bagi perusahaan PT Tiga
Pilar Sejahtera.
Arus kas aktivitas Operasi dari perusahaan Tiga Pilar Sejahtera, bisa dibilang
dapat merepresentasikan tren dari Net Income serta Operating Income (Karena
TPS sedikit memiliki non operating Income). Namun dengan adanya
ketidakseimbangan antara AR Turnover dengan AP Turnover maka dapat
menyebabkan keterkaitan antara arus kas aktivitas Operasi dengan Net Income
menjadi kurang relevan. Selain ketidak seimbangan pada AR Turnover dan AP
Turnover, faktor lain yang memberikan perbedaan tren antara Net income dan
Operating Cash Flow adalah biaya non cash seperti Amortisasi maupun depresiasi
yang berlebihan. namun hal ini tidak mempengaruhi keterkaitan yang ada pada
perusahan TPS karena nilai depresiasi dan amortisasinya masih dalam kondisi
yang proporsional jika dibandingkan dengan laba perusahaan mereka.
Jika kita membahas working capital, maka pada dasarnya working Capital sendiri
berada dalam bagian dari Arus kas aktivitas operasi, Working Capital yang positif
akan berarti menjadi arus kas masuk bagi arus kas aktivitas operasi serta
7
sebaliknya. Sehingga pergerakan Working Capital bisa memberkan dampak pada
Arus kas aktivitas operasi.
Aktivitas Investasi
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber arus kas dari aktivitas investasi dapat
diperoleh dari beberapa sumber, seperti laba penjualan aset tetap, pengembalian
dari uang muka aset tetap dan pencairan investasi jangka pendek. Namun, diantara
semua sumber arus kas yang ada di aktivitas investasi PT Tiga Pilar Sejahtera
selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat bahwa tidak ada satupun aktivitas yang
secara konsisten memberikan arus kas positif bagi perusahaan. Selain itu, jumlah
arus kas masuk pada aktivitas ini juga cukup kecil. Hal ini disebabkan karena
pada dasarnya, kegiatan-kegiatan merupakan sumber arus kas masuk pada
aktivitas ini pada dasarnya bukan pendapatan utama dari PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dengan melakukan pembagian secara proporsi pada arus kas masuk dari kegiatan
investasi PT Tiga Pilar Sejahtera, dapat terlihat bahwa sejak tahun 2010 hingga
2015, komposisi terbesar berasal dari pencairan investasi jangka pendek dengan
proporsi sebesar 51.94% dan laba penjualan aset tetap sebesar 23.46%. Dari data
yang disajikan, sejak tahun 2010 hingga 2015, kegiatan yang mampu memberikan
arus kas masuk paling konsisten setiap tahunnya adalah kegiatan penjualan aset.
Oleh karena itu, kegiatan penjualan aset ini perlu mendapat perhatian khusus
dengan strategi yang tepat sehingga perusahaan dapat secara konsisten
mendapatkan laba atas penjualan aset perusahaan yang tidak terpakai.
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, penggunaan arus kas dari aktivitas investasi adalah
salah satu poin utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan bagi perusahaan
dalam pengembangan bisnisnya. Sama seperti perusahaan-perusahaan lain pada
umumnya dalam industri consumer goods, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
kecenderungan untuk melakukan kegiatan akuisisi aset untuk mengembangkan
usaha mereka. Proses akuisisi terhadap aset itu secara langsung mempengaruhi
arus kas dari aktivitas investasi perusahaan.
Jika melihat arus kas keluar dari aktivitas investasi perusahaan selama beberapa
tahun terakhir, PT Tiga Pilar Sejahtera dapat dikatakan memiliki tingkat arus kas
keluar yang cukup stabil. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan ekspansi yang
dilakukan oleh perusahaan terjadi secara terus-menerus setiap tahunnya. Tingkat
arus kas keluar dari kegiatan investasi dari PT Tiga Pilar Sejahtera yang
cenderung stabil juga menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
strategi untuk terus berinvestasi pada aset tetap operasional mereka dan
memberikan gambaran bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki peluang untuk
terus berkembang dan bertumbuh dari sisi aset.
Capital Expenditure adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas
produktif dari aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat dari aset tetap
8
tersebut. Jika dilihat dari arus kas aktivitas investasi PT Tiga Pilar Sejahtera,
hampir semua arus kas keluar yang ada pada aktivitas investasi merupakan capital
expenditure yang dikeluarkan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Hal tersebut
dikarenakan hampir semua arus kas keluar aktivitas investasi digunakan untuk
mengakuisisi aset tetap seperti tanah, pabrik, perlengkapan, dan juga perkebunan.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memang memiliki target
pengembangan usaha secara terus menerus melalui kegiatan akuisisi. Namun, ada
hal lain yang sangat disayangkan, pada dasarnya PT Tiga Pilar Sejahtera tidak
memiliki sumber arus kas yang cukup dari hasil aktivitas operasi. Agar dapat
memenuhi dana yang dibutuhkan untuk capital expenditure, PT Tiga Pilar
Sejahtera seringkali pada akhirnya mengalami kekurangan free cash flow,
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, perusahaan harus melakukan
peminjaman uang dari bank dan pihak lainnya setiap tahunnya.
Aktivitas Pendanaan
Arus kas masuk yang memberikan proporsi paling besar di arus kas masuk PT
TPS adalah arus kas dari penerimaan pelanggan. Selain itu tidak ada lagi sektor
yang bisa memberikan kontribusi besar untuk arus kas masuk kecuali pinjaman
dari bank, yaitu arus kas masuk dari aktivitas pendanaan.
Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan yang hampir semuanya dari pinjaman
dari bank ini adalah salah satu sektor yang penting, yang membuat kegiatan dalam
perusahaan terus berlangsung, karena tanpa pinjaman dari bank akan sangat sulit
bagi TPS untuk mengembangkan perusahaannya. Tanpa pinjaman dari bank, arus
kas secara keseluruhan itu akan negatif, dan itu akan menghambat perusahaan.
Pada dasarnya pinjaman dari bank ini bisa membantu perusahaan untuk
melakukan ekspansi dengan memanfaatkan arus kas masuk pendanaan untuk
Capital expenditure, hal itulah yang dilakukan Capital Expenditure, meskipun
Cash flow secara overall negatif, itu belum tentu buruk bagi mereka selama masih
bisa beroperasi dan bisa melakukan investasi berharap future cash flow lebih baik.
Selama 5 tahun ini, strategi itulah yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera
dengan mencoba bertahan melalui pinjaman dari bank dan terus mengembangkan
usahanya.
Selain pinjaman dari bank, PT Tiga Pilar Sejahtera bisa mendapatkan arus kas
masuk aktivitas pendanaan juga melalui penawaran umum saham serta penerbitan
obligasi dan sukuk ijarah. Namun PT Tiga Pilar sejahtera tidak setiap tahun
mendapatkan dana melalui cara tersebut, tetapi penerbitan obligasi pada tahun
2013 sangat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan, karena saat itu arus
kas mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Sejauh ini PT TPS mampu
mengatur dengan baik arus kas perusahaan mereka dan memanfaatkan aktivitas
pendanaan dengan teratur juga.
9
Arus kas keluar pada aktivitas pendanaan PT Tiga Pilar Sejahtera, secara garis
besar terbagi untuk dua tujuan. Yang pertama adalah untuk melakukan
pembayaran-pembayaran utang jangka panjang yang dimiliki PT TPS. Utangutang tersebut antara lain utang bank, utang untuk sewa pembiayaan maupun
pembayaran bunga kredit investasi.
Selain untuk pembayaran Utang jangka panjang, arus kas keluar Aktivitas
pendanaan juga digunakan untuk membayar dividen tunai terhadap pemilik saham
dari PT TPS.
Manajemen dalam pengeluaran arus kas aktivitas pendanaan PT TPS secara
keseluruhan baik, karena bisa membuat arus pada aktivitas pendanaan ini terus
positif kecuali ditahun 2012. Tidak angka yang terlalu signifikan pada arus kas
keluar untuk pendanaan ini, karena rata-rata secara common size hanya memiliki
presentase di kisaran 1% kecuali pembayaran ke bank yang bisa mencapai 20 30% Hal penting yang harus menjadi perhatian adalah mengatur agar saat jatuh
tempo pembayaran utang perusahaan bisa dilunasi.
Struktur Permodalan dari PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki struktur permodalan
yang agresif dimana lebih banyak utang dibandingkan modal, terlihat pada tabel
Debt to Equity Ratio 3 Tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar
Sejahtera menitikberatkan permodalannya melalui pendanaan eksternal. Pada
tahun 2015, komposisinya untuk perbandingan Utang dan Modal adalah 56,2%
berbanding dengan 43,2 %.
Pengelolaan Sturktur permodalan ini juga tercermin melalui arus kas aktivitas
pendanaan dari perusahaan TPS , yang terus menerus melakukan pinjaman dari
bank setiap tahunnya ( Debt). Sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan
penambahan modal, selain dari retained earning perushaan, penambahan modal
signifikan yang dilakukan oleh PT TPS hanya terjadi pada tahun 2011 dan 2014
saat melakukan IPO dan penambahan modal langsung senilai 690.240 di 2011,
lalu Rp 658.350 ditahun 2014. Selain dari pada itu PT Tiga Pilar Sejahtera
bergantung pada Pinjaman dari bank untuk membiayai Aset-aset nya.
ANALISA RASIO ARUS KAS
1. Free Cash Flow
Free Cash Flow merupakan perhitungan yang menunjukkan jumlah uang yang
tidak digunakan untuk keperluan operasional, dimana uang ini bisa digunakan
untuk mengembalikan utang atau membayarkan dividen. Perhitungan Cash
Flow bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, yang pertama adalah
dengan basis Operating Cash Flow, dimana Free Cash Flow didapat melalui
Net Operating Cash Flow yang dikurnangkan ke Capital Expenditure.Cara
perhitungan Free Cash Flow ini merupakan cara tradisional dan tidak
kompleks, namun cukup menunjukkan dana perusahaan.
10
Berdasarkan OCF, maka free Cash Flow yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar
Sejahtera adalah sebagai berikut.
Terlampir pada lampiran 3, setiap tahunnya PT Tiga Pilar Sejahtera tidak
memiliki free Cash Flow, karena hampir semua Operating Cash Flow nya
dihabiskan untuk Capital expenditure, Angka negative yang dimiliki oleh Free
Cash Flow pun cukup besar. Pada dasarnya kondisi yang dialami oleh PT TPS
tidaklah seburuk itu, karena Operating Cash Flow mereka selalu meningkat,
namun perusahaan merea terus ingin melakukan ekspansi sehingga Capital
Expenditure mereka terus meningkat juga. Tidak memiliki cash flow bukan
berarti tidak mampu memberikan return, PT TPS masih bisa memberikan
dividen dengan mengandalkan arus kas aktivitas pendanaan.
PT TPS tidak boleh berkutat di kondisi seperti ini terus menerus, karena lama
kelamaan akan menghilangkan kepercayaan dari pihak luar seperti investor.
Area yang harus diperhatikan adalah Operating Cash Flow yang meskipun
meningkat, namun angkanya tidak besar.
Basis kedua untuk melakukan perhitungan Free Cash Flow adalah dengan
dasar NOPAT (Net Operating Profit after Tax) , dimana cara ini adalah
pendekatan baru yang lebih kompleks sehingga mengurangi distorsi dari
perhitungan free cash flow yang ada. Free Cash Flow dengan Basis NOPAT
ini menghitung dengan cara mengurangi nilai perubahan NOA dari NOPAT.
Memang melalui cara ini tidak menunjukkan nilai cash yang “bebas” secara
langsung. Perbedaan dibanding dengan cara tradisional adalah mengakui Net
Operating Profit sebagai kas, padahal tidak semuanya menjadi kas saat itu
juga.
Berdasarkan NOPAT, free cash flow dari PT Tiga Pilar Sejahtera dapat
dihitung sebagai berikut:
Free Cash Flow (NOPAT)
NOPAT
Change in NOA
Free Cash Flow (NOPAT)
2015
552,647
207,937
344,710
2014
490,903
1,336,301
(845,398)
2013
469,395
692,960
(223,565)
2012
323,813
(2,878,170)
3,201,983
2011
237,193
1,039,192
(801,999)
Terjadi perbedaan hasil yang besar antara Free Cash Flow menurut NOPAT
jika dibandingkan dengan Free Cash Flow menurut OCF. Hasil nya lebih
fluktuatif , ada yang positif, ada yang negatif. Faktor utama yang menjadi
pembeda adalah Turnover Account Receivable yang sangat lama yang
11
menyebabkan angka pada OCF tidak relevan. Sehingga untuk PT Tiga Pilar
Sejahtera yang memiliki AR turnover lambat, akanlah lebih relevan untuk
menggunakan basis NOPAT.
Berdasarkan Free Cash Flow basis NOPAT, kondisi keuangan PT TPS masih
belum stabil , dan hal itu dikarenakan perubahan pada net operating Asset
yang sangat fluktuatif. Sehingga hal yang harus dilakukan adalah tetap
mengkondisikan nilai net operating asset agar perubahannya berada dibawah
nilai NOPAT , tanpa harus mengurangi Capital Expenditure yang terjadi
(Aktivitas Investasi)
2. Free Cash Flow to Equity (FCFE)
Berikut adalah hasil perhitungan FCFE Bagi perusahaan TPS :
Free Cash Flow to the Equity
Cash from operating activities
Fixed capital investment
Net new borrowing (or minus net debt repayments)
Free Cash Flow to the Equity
399185
1088542
296279
-393078
353530
690231
409253
72552
78729
306747
-483759
-711777
128335
516582
-59681
-447928
29662
803573
610310
-163601
PT Tiga Pilar Sejahtera dalam beberapa tahun terakhir ini hampir selalu
memiliki nilai FCFE yang negatif, itu berarti tidak ada angka yang bisa
dibayarkan kepada Shareholders, selain dengan melakukan Pinjaman jangka
panjang, dan hal tersebutlah yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan nilai FCFE perusahaan itu negatif,
antara lain rugi bersih perusahaan, pembayaran utang jangka panjang yang
tinggi, investasi aset yang besar. Dan yang terjadi pada PT Tiga Pilar
Sejahtera adalah Investasi aset / Capital Expenditure yang tinggi yang
membuat nilai FCFE perusahaan berada di kondisi negatif. Memiliki FCFE
yang negatif merupakan hal yang tidak diinginkan oleh Investor, dan hal ini
mengindikasikan perusahaan TPS memerlukan modal tambahan untuk
keberlangsungan perusahaan mereka.Selain itu harus lebih memperbaiki
Capital Stucture mereka yang terlihat masih kurang stabil dengan outcome
FCFE yang selalu negatif (Kecuali ditahun 2014)
3. Free Cash Flow to the Firm
Free Cash Flow to the Firm
Cash from operating activities
Interest Expense x (1-Tax rate)
Fixed capital investment
Free Cash Flow to the Firm
399185
117674
1088542
-571683
353530
13955
690231
-322746
78729
43560
306747
-184458
128335
67061
516582
-321187
29662
68439
803573
-705472
12
FCFF yang dimiliki oleh perusahaan TPS menunjukkan angka yang negatif
dari tahun 2011 hinggan 2015, sama halnya dengan FCFE, faktor utama dari
hasil yang negatif ini adalah investasi besar yang dilakukan oleh PT TPS
selama 5 tahun belakangan ini. Angka yang negatif ini menunjukkan aktivitas
pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi setiap biaya operasional serta
biaya investasi aset perusahaan. Selain itu angka tersebut kembali
menunjukkan bahawa perusahaan TPS tidak memilki kemampuan untuk
membayarkan dividen selain melalui utang bank ataupun pinjaman lainnya.
4. Cash Flow Performance Ratios
Untuk mengukur peforma dari arus kas sebuah perusahaan, ada beberapa rasio
yang dapat digunakan oleh analis dari segi operating cash.Beberapa rasio
tersebut antara lain:
-
-
-
Cash Flow to Revenue
Dari data yang telah disajikan (lampiran 4), dapat dilihat bahwa nilai cash
flow to revenue dari PT Tiga Pilar Sejahtera terus mengalami fluktuasi
setiap tahunnya, namun secara garis besar rasio tersebut terus meningkat.
Jika dibandingkan dengan data kompetitor yaitu PT Indofood Sukses
Makmur, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan PT Indofood Sukses
Makmur memiliki cash flow to revenue yang lebih tinggi dibandingkan
dengan PT Tiga Pilar Sejahtera. Hal tersebut menandakan bahwa PT
Indofood sukses makmur memiliki kinerja operating cash yang lebih baik.
Namun, secara umum, kinerja peningkatan dari PT Tiga Pilar Sejahtera
lebih baik jika dibandingkan dengan PT Indofood yang secara umum
fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.
Cash Return on Assets
Dari data (lampiran 5), dapat dilihat bahwa nilai cash return on assets dari
PT Tiga Pilar Sejahtera sedikit fluktuatif, namun cenderung mengalami
peningkatan. Jika dibandingkan dengan kompetitornya, PT Indofood
Sukses Makmur, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki keseluruhan rasio yang
cukup kecil. Namun dari segi kinerja perusahaan, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki kinerja tahunan yang lebih baik karena selama beberapa tahun,
nilai rasio dari PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung mengalami peningkatan.
Cash Return on Equity
Dari data (lampiran 6), dapat dilihat bahwa nilai cash return on equity dari
PT Tiga Pilar Sejahtera cukup fluktuatif, namun cenderung mengalami
peningkatan. Jika dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, PT
Tiga Pilar Sejahtera memiliki rasio yang lebih rendah dibandingkan
dengan kompetitornya. Namun dari segi kinerja perusahaan, PT Tiga Pilar
13
-
-
Sejahtera memiliki kinerja yang lebih baik karena secara keseluruhan nilai
rasio dari PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami peningkatan yang lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan dari PT Indofood Sukses Makmur
Cash to Income
Dari data (lampiran 7), dapat dilihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai rasio yang cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan
ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang
lebih baik jika dibandingkan dengan kompetitornya yaitu PT Indofood
Sukses Makmur yang secara umum mengalami kinerja yang stagnan dan
bahkan menurun.
Cash Flow per Share
Dari data (lampiran 8) dapat terlihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai cash flow per share yang cukup tinggi jika dibandingkan
dengan kompetitornya yaitu PT Indofood Sukses Makmur. Tingginya nilai
ratio ini disebabkan karena PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki jumlah
lembar saham yang lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah lembar
saham PT Indofood Sukses Makmur.
5. Cash Flow Coverage Ratio
Cash flow coverage ratio dapat digunakan ntuk mengukur kemampuan arus
kas operasi perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, termasuk kewajiban
dalam bentuk utang maupun kewajiban jangka panjang perusahaan. Ada
beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur cash flow coverage dari
sebuah perusahaan seperti :
- Debt Coverage
Dari data lampiran 9 dapat dilihat bahwa dibandingkan dengan
kompetitornya PT Indofood Sukses Makmur, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki debt coverage yang sangat kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa
risiko gagal bayar yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera terhadap
kewajibannya jauh lebih besar dibandingkan dengan PT Indofood Sukses
Makmur. Namun dari peforma pertahunnya, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki peforma ynag cukup stabil, berbeda dengan PT Indofood Sukses
Makmur yang cenderung mengalami penurunan pada peforma perusahaan.
- Interest Coverage
Dari data (lampiran 10) dapat dilihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai interest coverage yang lebih kecil dibandingkan dengan PT
Indofood Sukses Makmur. Hal ini menandakan bahwa PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki risiko gagal bayar dalam memenuhi kewajibannya.
Namun dari segi peforma, dapat dilihat bahwa baik PT Tiga Pilar
Sejahtera maupun kompetitornya, keduanya memiliki peforma yang
cenderung meningkat meskipun fluktuatif.
- Reinvestment
14
-
-
-
Dari data (lampiran 11) dapat dilihat bahwa secara keseluruhan PT Tiga
Pilar Sejahtera memiliki nilai reinvestment yang lebih rendah
dibandingkan kompetitornya, namun, jika dibandingkan dengan kinerja
secara keseluruhan, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang terus
meningkat.
Debt Payment
Dari data (lampiran 12) terlihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
nilai debt payment yang sangat kecil jika dibandingkan dengan
kompetitornya. Hal ini disebabkan karena tingginya nilai debt yang
dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Rendahnya nilai debt payment dari
PT Tiga Pilar Sejahtera ini menunjukkan bahwa sangat sulit bagi
perusahaan untuk hanya mengandalkan arus kas masuk dari operasi
perusahaan saja untuk membayar utang perusahaan. Nilai ini berada jauh
dibawah kompetitornya yang menggambarkan bahwa PT Indofood Sukses
Makmur Memiliki kemampuan membayar utang lebih baik dibandingkan
PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dividend Payment
Dari data (lampiran 13) dapat dilihat bahwa sebenarnya PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki kemampuan membayar dividen lebih baik daripada
kompetitornya. Namun, Kinerja PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung
menjadi fluktuatif karena PT Tiga Pilar Sejahtera tidak secara konsisten
melakukan pembagian dividennya setiap tahunnya. Jika dilihat dari jumlah
arus kas operasi, PT Tiga Pilar Sejahtera dapat dinilai memiliki arus kas
operasi yang cukup tipis, namun dikarenakan jumlah lembar saham
beredar milik perusahaan tidak terlalu banyak, maka nilai dividend
payment ini dapat meningkat.
Investing and Financing
Secara keseluruhan (lampiran 14), akibat rendahnya arus kas operasi
perusahaan, nilai investing and financing dari PT Tiga Pilar Sejahtera
cenderung menjadi lebih kecil. Namun, dari segi kinerja secara
keseluruhan PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang cenderung
meningkat dan lebih stabil dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur
yang memiliki kinerja menurun dan lebih fluktuatif.
BAB III
ANALISA PROFITABILITAS
Return On Net Operating Asset
Isu utama yang ada dalam perusahaan Tiga Pilar Sejahtera adalah Ekspansi terus
menerus, dimana menyebabkan kebanyakan dana perusahaan dialirkan untuk
15
membeli Aset, dan dampaknya juga terhadap modal untuk operasional nya
berkurang. Salah satu tujuan dari Ekspansi adalah menambah Asset tetap untuk
membuat efisiensi biaya sehingga mampu mendapatkan margin profit tinggi.
Masa 5 tahun ini adalah masa dimana PT TPS terus meningkatkn Operating Asset
nya , namun hasilnya belum juga dirasakan, tidak ada growth yang signifikan
terhadap Income perushaaan. Rasio RNOA pun telah merepresentasikan hal ini,
dimana RNOA dari perushaan TPS masih cukup rendah, berada dikisaran 8 % 13 %, kalah jauh jika dibandingkan dengan RNOA dari salah satu kompetitornya
yaitu PT Indofood yang bisa mencapai kisaran 38% - 52%, bahkan dengan Asset
yang lebih tinggi dibandingkan PT TPS. Tahapan dalam meningkatkan RNOA ini
adalah melakukan Cost Efficiency terlebih dahulu dengan adanya Ekspansi
Operating Asset yang efektif, PT Tiga Pilar Sejahtera masih ditahap ini. Lalu baru
meningkatkan Turnover serta Margin Profit operasional, baru perusahaan akan
mendapatkan / menikmati RNOA yang tinggi yang dicari oleh perusahaan.
Return On Capital Equity
ROCE dari perusahaan TPS pun ikut terpengaruh dengan adanya Ekspansi yang
dilakukan oleh PT TPS dalam hal menambah Asset tetap, karena kebanyakan
pembelian Asset tersebut pun dilakukan dengan melakukan penambahan dana dari
Pinjaman Bank, atau modal lainnya, bukan dari arus kas aktivitas operasi.
Sehingga nilai ROCE yang dimiliki PT TPS pun cukup rendah , dengan operating
Income yang peningkatannya tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan
modal yang digunakan yang selalu bertambah baik itu dari modal maupun hutang
bank. ROCE akan meningkat tajam saat permodalan yang dilakukan oleh PT TPS
berhasil membuat efisiensi biaya dan membuat margin profit yang tinggi Melalui
dua rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai profitabilitas dairi perusahaan
TPS cukup rendah jika dibandingan dengan kompetitornya, namun tidak bisa
dibilang buruk, karena faktor utamanya adalah nilai Operating Aset dan ekspansi
Aset tetap nya tinggi, dan bisa memberikan dampak pada jangka panjang.
BAB IV
KESIMPULAN
Hal yang menjadi isu utama dalam arus kas perushaan ini adalah dalam sisi
operasional perusahaan stabil namun tidak bisa memberikan growth yang tinggi
karena yang menjadi fokus utama perusahaan adalah melakukan ekspansi dengan
banyak investasi pada aset tetap dan hal tersebut pun berdampak pada penggunaan
Financing Liabilities yang tinggi arus kas pun menjadi tidak lancar karena fokus
tersebut, dibuktikan dengan Free Cash flow yabg kebanyakan negatif. Arus kas
tidak akan lancar hingga perusahaan mampu merasakan dampak positif dari
investasi yang mereka lakukan sekarang ini
16
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Net Operating Asset
NET OPERATING ASSET
5,000,000
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
Operating Asset
2015
2014
2013
2012
2011
2010
4,463,635
3,977,086
2,445,504
1,544,940
1,726,581
666,010
Operating Liabilities
947,777
669,165
473,884
266,280
127,071
105,692
Net Operating Asset
3,515,858
3,307,921
1,971,620
1,278,660
1,599,510
560,318
Lampiran 2 : Net Financing
NET FINANCING
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
2015
2014
2013
2012
2011
2010
Financing Liabilities
4,146,295
3,118,767
2,192,764
1,567,843
1,409,537
1,241,189
Financing Asset
4,597,344
3,396,782
2,580,320
2,322,636
1,863,728
1,270,940
Equity
3,966,907
3,585,936
2,359,130
2,033,453
1,832,817
590,069
Net Financing
3,515,858
3,307,921
1,971,574
1,278,660
1,378,626
560,318
Lampiran 3 :
Free Cash Flow (OCF)
2015
2014
2013
2012
2011
Operating cash flow
399185
353530
78729
128335
29662
Capital Expenditures
1088542
690231
306747
516582
803573
24871
0
19019
0
-714228
-336701
23408
251426
-407266
-773911
Dividend
Free Cash Flow (OCF)
17
Lampiran 4 :
CASH FLOW TO REVENUE
0.200
0.150
0.100
0.050
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.066
0.069
0.019
0.047
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.066
0.146
0.125
0.148
0.109
Lampiran 5 :
CASH RETURN ON ASSET
0.150
0.100
0.050
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.049
0.057
0.018
0.034
0.011
PT Indofood Sukses
Makmur
0.047
0.113
0.101
0.131
0.098
18
Lampiran 6 :
CASH RETURN ON EQUITY
0.300
0.200
0.100
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.106
0.119
0.036
0.066
0.024
PT Indofood Sukses Makmur
0.101
0.240
0.195
0.226
0.176
Lampiran 7 :
CASH TO INCOME
1.500
1.000
0.500
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.540
0.520
0.128
0.279
0.098
PT Indofood Sukses Makmur
0.572
1.266
1.134
1.079
0.727
19
Lampiran 8 :
CASH FLOW PER SHARE
150.000
100.000
50.000
PT Tiga Pilar Sejahtera
PT Indofood Sukses Makmur
2015
2014
2013
2012
2011
124.024
117.845
26.907
43.860
10.137
4.799
10.557
7.891
8.450
5.667
Lampiran 9 :
DEBT COVERAGE
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.078
0.093
0.030
0.070
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.249
0.551
0.452
0.888
0.877
20
Lampiran 10 :
INTEREST COVERAGE
10.000
5.000
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
2.871
4.538
2.017
2.778
1.428
PT Indofood Sukses Makmur
5.330
8.166
5.065
4.710
4.203
Lampiran 11 :
REINVESTMENT
2.000
1.500
1.000
0.500
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.435
0.757
0.317
0.295
0.050
PT Indofood Sukses Makmur
0.659
1.492
0.626
1.373
1.577
21
Lampiran 12 :
DEBT PAYMENT
20.000
10.000
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.119
0.451
0.109
0.197
0.035
PT Indofood Sukses Makmur
2.694
8.353
6.829
10.457
1.968
2011
Lampiran 13 :
DIVIDEND PAYMENT
20.000
15.000
10.000
5.000
-
2015
2014
2013
2012
PT Tiga Pilar Sejahtera
16.050
-
3.363
6.748
-
PT Indofood Sukses Makmur
2.181
7.434
4.265
4.828
4.261
22
Lampiran 14 :
INVESTING AND FINANCING
0.800
0.600
0.400
0.200
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.087
0.224
0.069
0.101
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.241
0.477
0.262
0.614
0.490
Lampiran 15 :
23
Lampiran 16 :
24
Lampiran 17 : Ikhtisar Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 2011 – 2015
25
REFERENSI
Indofood.2016.”Laporan Keuangan Indofood2015”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
Indofood.2015.”Laporan Keuangan Indofood2014”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
Indofood.2014.”Laporan Keuangan Indofood2013”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
http://www.investopedia.com/university/ratios/cash-flowindicator/ratio3.asp#ixzz4P7nofqV2
http://www.investopedia.com/terms/f/freecashflowtoequity.asp#ixzz4P7dslYQF
http://www.investopedia.com/terms/f/freecashflowfirm.asp#ixzz4P7cVqY2B
26
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
CASH FLOW AND PROFITABILITY
MEASURE ANALYSIS
KELOMPOK 9
AGA ADIGUNA ZACHMAN
0134141061
CALVIN LIM
0134141055
CHYNTIA OCTAVIA DHARMA
0134141012
Akuntansi 5A
November 2016
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
Operating Asset dan Financing Asset: ................................................................ 2
Operating Liabilities: ........................................................................................... 2
Net Operating Aset (NOA):................................................................................. 3
Net Financing ...................................................................................................... 4
Net Operating Profit After Tax............................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
ANALISA ARUS KAS .......................................................................................... 5
Aktivitas Operasi ................................................................................................. 5
Aktivitas Investasi ............................................................................................... 8
Aktivitas Pendanaan ............................................................................................ 9
ANALISA RASIO ARUS KAS ........................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................. 15
ANALISA PROFITABILITAS ............................................................................ 15
Return On Net Operating Asset......................................................................... 15
Return On Capital Equity .................................................................................. 16
BAB IV ................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
REFERENSI ......................................................................................................... 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
Operating Asset dan Financing Asset:
Dengan menggunakan common size analysis pada sisi liabilitas PT Tiga Pilar
Sejahtera, dapat dilihat bahwa secara umum, terdapat komposisi yang cukup
merata antara operating asset dan financing asset dimana masing-masing
memiliki komposisi rata-rata sebesar 48.04% dan 51.96%. Komponen yang
memberikan kontribusi yang cukup besar di sisi operating asset adalah akun
piutang usaha sebesar 17.05%, persediaan sebesar 16.83% dan kas dan setara kas
sebesar 9.31%. Selain itu dari sisi financing asset, komponen yang memiliki
komposisi yang cukup besar adalah komponen aset tetap sebesar 26.92% dan
perkebunan sebesar 12.84%.
Selain menggunakan common size analysis, dengan menggunakan comparative
analysis, dapat dilihat pada sisi operating asset selama tahun 2011 hingga 2015,
jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera cukup
fluktuatif. Hal ini terlihat dari perbedaan yang sangat signifikan pada kas dan
setara kas dari PT Tiga Pilar Food Sejahtera pada tahun 2012 dan 2015 jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain kas dan setara kas, dari sisi
operating asset, jumlah piutang dari PT Tiga Pilar Sejahtera juga mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi
pada tahun 2011 sebesar 196.4% dikarenakan terjadinya peningkatan pada
penjualan yang juga mengakibatkan peningkatan pula pada kas dan piutang usaha
PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dari sisi financing asset, tidak ada peningkatan yang terlalu signifikan yang
terjadi pada PT Tiga Pilar Sejahtera. Jumlah aset tetap dari PT Tiga Pilar
Sejahtera selama 5 tahun terakhir terus meningkat secara stabil karena PT Tiga
Pilar Sejahtera terus melakukan ekspansi usaha melalui kegiatan akuisisi. Hal
serupa juga terjadi pada aset perkebunan PT Tiga Pilar Sejahtera yang mengalami
peningkatan yang cukup besar di tahun 2014 dan 2015 dengan masing-masing
sebesar 45.25% dan 52.36% yang disebabkan karena usaha ekspansi yang
dilakukan oleh perusahaan.
Operating Liabilities:
Dari data diatas dapat dilihat bahwa tiap tahun financing liabilities TBS Food
terus meningkat secara signifikan. Peningkatan drastis tersebut mulai pada tahun
2013 dimana total financial liabilities meningkat sebesar 42.5%. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh short-term dan long-term bank loans yang terus
meningkat dan juga pada tahun 2013 TBS Food juga menerbitkan Sukuk Ijarah.
Sukuk Ijarah merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan sebuah perjanjian
atau akad ijarah dimana satu pihak atau wakilnya akan menyewakan hak manfaat
2
suatu aset kepada pihak lain yang didasarkan harga dan periode yang telah
disepakati tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset tersebut.
Dengan menggunakan common size analysis pada sisi liabilitas PT Tiga Pilar
Sejahtera, dapat dilihat bahwa pada rata-rata pada tahun 2010 hingga 2015,
komposisi antara operating liabilities dan financing liabilities adalah sebesar
masing 14.11% dan 85.89%. Dalam hal ini, financing liabilities memiliki porsi
yang cukup besar. Hal tersebut disebabkan karena PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki porsi hutang yang cukup besar seperti hutang jangka pendek sebesar
29.88% dan hutang jangka panjang sebesar 38.68%. Dari sisi operating liabilities,
porsi akun liabilitas terbesar terdapat pada akun utang pajak sebesar 6.28% dan
utang dagang sebesar 4.34%
Selain menggunakan common size analysis, dengan menggunakan comparative
analysis, dapat dilihat pada tahun 2011-2012, terjadi peningkatan yang cukup
signifikan pada operating liability, yaitu sebesar 109.55%. Peningkatan tersebut
disebabkan karena adanya peningkatan yang cukup signifikan pada akun-akun
yang ada pada operating liability seperti utang dagang pihak berelasi sebesar
150.41%, utang dagang yang mengalami peningkatan sebesar 185.59%, dan pajak
tangguhan sebesar 1008.10%.
Dari sisi financing liability, terlihat bahwa pada sejak tahun 2011 hingga 2014,
peningkatan pada jumlah utang bank jangka pendek dari PT Tiga Pilar Sejahtera
cenderung mengalami penurunan, namun pada tahun 2015, peningkatan dari
jumlah utang bank jangka pendek tersebut hampir dua kali lipat dengan presentase
peningkatan hingga sebesar 117.03%. Selain pada utang jangka pendek, dapat
terlihat juga bahwa selama lima tahun terakhir, jumlah utang jangka panjang dari
PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, jumlah
utang jangka panjang dari PT Tiga Pilar Sejahtera sempat mengalami penurunan
sebesar 48.34%, namun pada tahun 2014, jumlah utang tersebut meningkat secara
signifikan sebesar 220.31%. Penyebab peningkatan drastis tersebut adalah pada
tahun 2014 TPS memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dengan RHB Bank
Berhand sebesar 922 juta yang tidak dilakukan pada tahun 2013.
Net Operating Aset (NOA):
Dengan menggunakan comparative analysis (lampiran 1) dapat dilihat bahwa
selama beberapa tahun terakhir, net operating asset dari PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki tren yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2012. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2012, total net operating asset perusahaan mengalami
penurunan sebesar 20.06% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan dari net
operating asset ini sebelumnya disebabkan karena operating asset perusahaan
yang pada tahun tersebut juga mengalami penurunan sebesar 10.52% yang
mempengaruhi penurunan net operating asset.
Selain tahun 2012, net operating asset perusahaan cenderung peningkatan yang
signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi selama
3
beberapa tahun terakhir seperti pada tahun 2011 yang mengalami peningkatan
hingga 185.5%, tahun 2013 sebesar 54.19% dan tahun 2014 sebesar 67.78%.
Seperti halnya pada tahun 2012, peningkatan pada net operating asset perusahaan
sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan pada operating asset perusahaan,
karena sisi operating liabilities cenderung memiliki pertumbuhan yang cukup
stabil dan memiliki nilai yang kecil sehingga tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan net operating asset.
Net Financing
Dengan menggunakan comparative analysis (lampiran 2) dapat dilihat bahwa
selama beberapa tahun terakhir, net financing dari PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki tren yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2012. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2012, total net financing perusahaan mengalami penurunan
tipis sebesar 7.25% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan dari net financing ini
disebabkan karena financing asset perusahaan pada tahun tersebut mengalami
peningkatan lebih besar dibandingkan dengan financing liabilities dan equity
sehingga menyebabkan net financing perusahaan secara keseluruhan mengalami
penurunan.
Selain tahun 2012, net financing perusahaan cenderung peningkatan yang cukup
stabil seperti pada tahun 2012 sebesar 54% dan 2013 sebesar 67%. Peningkatan
net financing yang cukup stabil ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang cukup
stabil pula pada akun financing liabilities, financing asset, dan equity.
Net Operating Profit After Tax
Dengan menggunakan comparative analysis dapat dilihat bahwa sejak tahun 2010
hingga 2016, net operating profit after tax dari PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
tren yang terus meningkat secara stabil, kecuali pada tahun 2011. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2011, net operating profit after tax dari PT Tiga Pilar Sejahtera
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 129.76% dari tahun
sebelumnya. Baru pada tahun-tahun berikutnya, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
peningkatan pada net operating profit after tax yang cukup stabil, yaitu
peningkatan yang berkisar antara 14% hingga 51%. Peningkatan secara terus
menerus dan stabil dari net operating profit after tax perusahaan ini menandakan
bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang baik.
Poin - poin tersebut merupakan basis untuk analisa mendalam terhadap laporan
arus kas perusahaan Tiga Pilar Sejahtera
Hal material pada operating asset dan financing asset adalah komposisi financing
asset yang lebih besar serta didominasi dengan aset tetap yang tentunya
menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak akan memiliki arus kas yang begitu
sehat karena memfokuskan pada ekspansi perusahaan , serta growth dari profit
4
perusahaan pun tidak akan tinggi karena mereka masih fokus terhadap investasi
Asset setiap tahunnya dan memiliki ekspektasi tinggi untuk jangka panjang.
Dalam konteks liabilities, financing liabilites yang dimiliki PT Tiga Pilar
Sejahtera sangat mendominasi dengan mencapai lebih dari 80 % dalam hal
komposisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar mengandalkan
pendanaan dari liabilitiesnya demi mendanai aset tetap yang ada agar tetap trus
bisa melakukan ekspansi, dan ini akan menjadi faktor penting dalam menganalisa
arus kas aktivitas pendanaan yang akan memberikan kita gambaran dari tujuan
perusahaan TPS melakukan pinjaman kepada bank setiap tahunnya. Sehingga
akan memberikan dasar yang baik dalam memberikan asumsi saat melakukan
analisa aktivitas pendanaan. Secara profitabilitas hal ini menunjukkan bahwa
secara operasional memang perusahaan tidak akan berkembang growth profitnya
tanpa adanya ekspansi aset tetap, hal itulah yang menjadi ekspektasi dari PT Tiga
Pilar Sejahtera
Secara material, pengaruh dari NOA tidak terlalu signifikan karena pergerakan
nya cukup stabil dalam 5 tahun terakhir, dan NOA ini juga merepresentasikan
pergerakan pada operating cash flow, sehingga bisa menjadi dasar dalam
melakukan analisa pada arus kas aktivitas operasi. Secara profitabilitas NOA juga
menunjukkan profitabilitas suatu perusahaan dalam menjalankan operasional
usaha nya. Sama halnya dengan NOA, tidak ada pengaruh material yang besar
pada keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera, karena pergerakannya yang stabil.
NOPAT sendiri merupakan salah satu basis yang relevan dalam menganalisa free
cash flow perusahaan, karena NOPAT menunjukkan keuntungan bersih yang
sudah dikurangi dengan pajak, itu berarti nilai uang yang bisa digunakan untuk
keperluan lain seperti membayar utang atau menjadi modal tambahan suatu
perusahaan, dan perkembangan NOPAT juga menunjukkan profitabilitas
perusahaan secara riil
BAB II
ANALISA ARUS KAS
Aktivitas Operasi
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber arus kas dari aktivitas operasi dapat
diperoleh dari beberapa sumber, seperti penerimaan dari pelanggan, penerimaan
penghasilan bunga dan penerimaan pajak. Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber
arus kas dari aktivitas operasi selama lima tahun terakhir umumnya didominasi
oleh penerimaan dari pelanggan, dimana penerimaan dari pelanggan ini juga
mendominasi arus kas masuk perusahaan secara keseluruhan.
Sumber arus kas berupa penerimaan dari pelanggan ini biasanya berasal dari
penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera yang diterima dalam bentuk kas dan juga
5
pelunasan piutang usaha. Dengan menggunakan analisis secara common size,
dapat terlihat bahwa selama tahun 2010 hingga 2015, arus kas masuk dari
pelanggan berada pada kisaran 50-80% dari arus kas masuk secara keseluruhan,
hanya saja ditahun 2010, arus kas masuk sektor ini hanya mampu berkontribusi
30% untuk arus kas masuk secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan di tahun
tersebut ada arus kas masuk yang cukup besar dari pinjaman bank sehingga
mengurangi nilai common size dari sisi penerimaan PT Tiga Pilar Sejahtera dari
pelanggan.
Dengan melakukan pembagian secara proporsi pada arus kas masuk operasi PT
Tiga Pilar Sejahtera, dapat terlihat bahwa hampir seluruh arus kas masuk dari
kegiatan operasi PT Tiga Pilar Sejahtera berasal dari penerimaan dari pelanggan,
yaitu sebesar 99.76%, dengan penghasilan bunga hanya memberikan kontribusi
sebesar 0.23% dan penerimaan pajak hanya sebesar 0.01% dari seluruh arus kas
masuk dari kegiatan operasi.
Sejak tahun 2010 hingga 2015, arus kas masuk yang berasal dari penerimaan dari
pelanggan memiliki tren yang terus meningkat. Hal ini tentunya membawa
dampak yang positif dari perusahaan. Namun, sayangnya tidak setiap tahun PT
Tiga Pilar Sejahtera memiliki arus kas operasi yang positif (arus kas operasi
positif ditandai dengan arus kas masuk operasi lebih besar dari arus kas keluar
operasi). Secara common size, presentase dari arus kas ini juga tidak stabil akibat
dari adanya kontribusi lain seperti pinjaman uang bank pada arus kas dari aktivitas
pendanaan.
Berdasarkan analisa secara common size dan proporsi, dapat dilihat bahwa arus
kas masuk dari pelanggan diharapkan dapat menjadi perhatian utama yang harus
dijaga oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi
perusahaan yang tepat untuk tetap menjaga likuiditas dari arus kas agar tetap
berada dalam tren yang positif dan terus meningkat setiap tahunnya, karena
penerimaan dari pelanggan adalah sumber penerimaan utama dari kegiatan
operasional perusahaan, sehingga perusahaan bisa lebih mengurangi
ketergantungan terhadap dana dari pinjaman luar dan sebagainya.
Dari sisi penggunaan arus kas pada aktivitas operasi PT Tiga Pilar Sejahtera,
penggunaan arus kas dialoasikan untuk beberapa hal, yaitu untuk pembayaran
kepada supplier dan pihak ketiga, penbayaran kepada karyawan, pembayaran
pajak penghasilan, dan pembayaran atas bunga dan beban keuangan. Pada PT
Tiga Pilar Sejahtera, penggunaan arus kas dari aktivitas operasi selama lima tahun
terakhir umumnya didominasi oleh pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga
lainnya, dimana pembayaran kepada supplier ini juga mendominasi arus kas
keluar perusahaan secara keseluruhan.
Secara umum, penggunaan arus kas operasi perusahaan yang ditujukan untuk
pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya dapat berupa pembelian
atas bahan baku atau pelunasan atas utang dagang. Dengan menggunakan analisis
6
secara common size, dapat terlihat bahwa selama tahun 2010 hingga 2015, arus
kas keluar berupa pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya berada
pada kisaran 30-70% dari arus kas keluar secara keseluruhan.
Selain itu, jika melakukan pembagian secara proporsi khusus pada arus kas keluar
operasi PT Tiga Pilar Sejahtera, dapat dilihat bahwa rata-rata sejak tahun 2010
hingga 2015, sebagian besar arus kas keluar dari kegiatan operasi PT Tiga Pilar
Sejahtera digunakan untuk pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga lainnya,
yaitu sebesar 90.79%, dilanjutkan dengan pembayaran kepada karyawan sebesar
5.66%, pembayaran atas bunga dan beban keuangan sebesar 2.60%, dan terakhir
pembayaran atas pajak penghasilan sebesar 0.96%.
Selama beberapa tahun terakhir, penggunaan arus kas aktivitas operasi dari PT
Tiga Pilar Sejahtera dapat dikatakan masih kurang stabil. Hal tersebut terlihat
bahwa pada tahun 2010, arus kas bersih dari aktivitas operasi PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki arus kas yang negatif. Selain itu pada tahun 2011 hingga 2015,
arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi juga cenderung fluktuatif
meskipun memiliki arus kas yang positif.
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat tipis antara
jumlah arus kas masuk utama PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu penerimaan dari
pelanggan dengan arus kas keluar utama berupa pembayaran kepada supplier dan
pihak ketiga lainnya. Selisih yang sangat tipis ini antara lain disebabkan karena
lambatnya accounts receivable turnover dari PT Tiga Pilar Sejahtera jika
dibandingkan dengan accounts payable turnover. Karena selisih yang sangat tipis
ini, perusahaan diharapkan memberikan perhatian khusus dengan mempercepat
accounts receivable turnover atau dengan memperlambat accounts payable
turnover sehingga arus kas dari aktivitas operasi dapat lebih likuid dan dapat terus
konsisten menghasilkan arus kas masuk yang positif bagi perusahaan PT Tiga
Pilar Sejahtera.
Arus kas aktivitas Operasi dari perusahaan Tiga Pilar Sejahtera, bisa dibilang
dapat merepresentasikan tren dari Net Income serta Operating Income (Karena
TPS sedikit memiliki non operating Income). Namun dengan adanya
ketidakseimbangan antara AR Turnover dengan AP Turnover maka dapat
menyebabkan keterkaitan antara arus kas aktivitas Operasi dengan Net Income
menjadi kurang relevan. Selain ketidak seimbangan pada AR Turnover dan AP
Turnover, faktor lain yang memberikan perbedaan tren antara Net income dan
Operating Cash Flow adalah biaya non cash seperti Amortisasi maupun depresiasi
yang berlebihan. namun hal ini tidak mempengaruhi keterkaitan yang ada pada
perusahan TPS karena nilai depresiasi dan amortisasinya masih dalam kondisi
yang proporsional jika dibandingkan dengan laba perusahaan mereka.
Jika kita membahas working capital, maka pada dasarnya working Capital sendiri
berada dalam bagian dari Arus kas aktivitas operasi, Working Capital yang positif
akan berarti menjadi arus kas masuk bagi arus kas aktivitas operasi serta
7
sebaliknya. Sehingga pergerakan Working Capital bisa memberkan dampak pada
Arus kas aktivitas operasi.
Aktivitas Investasi
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, sumber arus kas dari aktivitas investasi dapat
diperoleh dari beberapa sumber, seperti laba penjualan aset tetap, pengembalian
dari uang muka aset tetap dan pencairan investasi jangka pendek. Namun, diantara
semua sumber arus kas yang ada di aktivitas investasi PT Tiga Pilar Sejahtera
selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat bahwa tidak ada satupun aktivitas yang
secara konsisten memberikan arus kas positif bagi perusahaan. Selain itu, jumlah
arus kas masuk pada aktivitas ini juga cukup kecil. Hal ini disebabkan karena
pada dasarnya, kegiatan-kegiatan merupakan sumber arus kas masuk pada
aktivitas ini pada dasarnya bukan pendapatan utama dari PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dengan melakukan pembagian secara proporsi pada arus kas masuk dari kegiatan
investasi PT Tiga Pilar Sejahtera, dapat terlihat bahwa sejak tahun 2010 hingga
2015, komposisi terbesar berasal dari pencairan investasi jangka pendek dengan
proporsi sebesar 51.94% dan laba penjualan aset tetap sebesar 23.46%. Dari data
yang disajikan, sejak tahun 2010 hingga 2015, kegiatan yang mampu memberikan
arus kas masuk paling konsisten setiap tahunnya adalah kegiatan penjualan aset.
Oleh karena itu, kegiatan penjualan aset ini perlu mendapat perhatian khusus
dengan strategi yang tepat sehingga perusahaan dapat secara konsisten
mendapatkan laba atas penjualan aset perusahaan yang tidak terpakai.
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, penggunaan arus kas dari aktivitas investasi adalah
salah satu poin utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan bagi perusahaan
dalam pengembangan bisnisnya. Sama seperti perusahaan-perusahaan lain pada
umumnya dalam industri consumer goods, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
kecenderungan untuk melakukan kegiatan akuisisi aset untuk mengembangkan
usaha mereka. Proses akuisisi terhadap aset itu secara langsung mempengaruhi
arus kas dari aktivitas investasi perusahaan.
Jika melihat arus kas keluar dari aktivitas investasi perusahaan selama beberapa
tahun terakhir, PT Tiga Pilar Sejahtera dapat dikatakan memiliki tingkat arus kas
keluar yang cukup stabil. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan ekspansi yang
dilakukan oleh perusahaan terjadi secara terus-menerus setiap tahunnya. Tingkat
arus kas keluar dari kegiatan investasi dari PT Tiga Pilar Sejahtera yang
cenderung stabil juga menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
strategi untuk terus berinvestasi pada aset tetap operasional mereka dan
memberikan gambaran bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki peluang untuk
terus berkembang dan bertumbuh dari sisi aset.
Capital Expenditure adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas
produktif dari aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat dari aset tetap
8
tersebut. Jika dilihat dari arus kas aktivitas investasi PT Tiga Pilar Sejahtera,
hampir semua arus kas keluar yang ada pada aktivitas investasi merupakan capital
expenditure yang dikeluarkan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Hal tersebut
dikarenakan hampir semua arus kas keluar aktivitas investasi digunakan untuk
mengakuisisi aset tetap seperti tanah, pabrik, perlengkapan, dan juga perkebunan.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memang memiliki target
pengembangan usaha secara terus menerus melalui kegiatan akuisisi. Namun, ada
hal lain yang sangat disayangkan, pada dasarnya PT Tiga Pilar Sejahtera tidak
memiliki sumber arus kas yang cukup dari hasil aktivitas operasi. Agar dapat
memenuhi dana yang dibutuhkan untuk capital expenditure, PT Tiga Pilar
Sejahtera seringkali pada akhirnya mengalami kekurangan free cash flow,
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, perusahaan harus melakukan
peminjaman uang dari bank dan pihak lainnya setiap tahunnya.
Aktivitas Pendanaan
Arus kas masuk yang memberikan proporsi paling besar di arus kas masuk PT
TPS adalah arus kas dari penerimaan pelanggan. Selain itu tidak ada lagi sektor
yang bisa memberikan kontribusi besar untuk arus kas masuk kecuali pinjaman
dari bank, yaitu arus kas masuk dari aktivitas pendanaan.
Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan yang hampir semuanya dari pinjaman
dari bank ini adalah salah satu sektor yang penting, yang membuat kegiatan dalam
perusahaan terus berlangsung, karena tanpa pinjaman dari bank akan sangat sulit
bagi TPS untuk mengembangkan perusahaannya. Tanpa pinjaman dari bank, arus
kas secara keseluruhan itu akan negatif, dan itu akan menghambat perusahaan.
Pada dasarnya pinjaman dari bank ini bisa membantu perusahaan untuk
melakukan ekspansi dengan memanfaatkan arus kas masuk pendanaan untuk
Capital expenditure, hal itulah yang dilakukan Capital Expenditure, meskipun
Cash flow secara overall negatif, itu belum tentu buruk bagi mereka selama masih
bisa beroperasi dan bisa melakukan investasi berharap future cash flow lebih baik.
Selama 5 tahun ini, strategi itulah yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera
dengan mencoba bertahan melalui pinjaman dari bank dan terus mengembangkan
usahanya.
Selain pinjaman dari bank, PT Tiga Pilar Sejahtera bisa mendapatkan arus kas
masuk aktivitas pendanaan juga melalui penawaran umum saham serta penerbitan
obligasi dan sukuk ijarah. Namun PT Tiga Pilar sejahtera tidak setiap tahun
mendapatkan dana melalui cara tersebut, tetapi penerbitan obligasi pada tahun
2013 sangat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan, karena saat itu arus
kas mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Sejauh ini PT TPS mampu
mengatur dengan baik arus kas perusahaan mereka dan memanfaatkan aktivitas
pendanaan dengan teratur juga.
9
Arus kas keluar pada aktivitas pendanaan PT Tiga Pilar Sejahtera, secara garis
besar terbagi untuk dua tujuan. Yang pertama adalah untuk melakukan
pembayaran-pembayaran utang jangka panjang yang dimiliki PT TPS. Utangutang tersebut antara lain utang bank, utang untuk sewa pembiayaan maupun
pembayaran bunga kredit investasi.
Selain untuk pembayaran Utang jangka panjang, arus kas keluar Aktivitas
pendanaan juga digunakan untuk membayar dividen tunai terhadap pemilik saham
dari PT TPS.
Manajemen dalam pengeluaran arus kas aktivitas pendanaan PT TPS secara
keseluruhan baik, karena bisa membuat arus pada aktivitas pendanaan ini terus
positif kecuali ditahun 2012. Tidak angka yang terlalu signifikan pada arus kas
keluar untuk pendanaan ini, karena rata-rata secara common size hanya memiliki
presentase di kisaran 1% kecuali pembayaran ke bank yang bisa mencapai 20 30% Hal penting yang harus menjadi perhatian adalah mengatur agar saat jatuh
tempo pembayaran utang perusahaan bisa dilunasi.
Struktur Permodalan dari PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki struktur permodalan
yang agresif dimana lebih banyak utang dibandingkan modal, terlihat pada tabel
Debt to Equity Ratio 3 Tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar
Sejahtera menitikberatkan permodalannya melalui pendanaan eksternal. Pada
tahun 2015, komposisinya untuk perbandingan Utang dan Modal adalah 56,2%
berbanding dengan 43,2 %.
Pengelolaan Sturktur permodalan ini juga tercermin melalui arus kas aktivitas
pendanaan dari perusahaan TPS , yang terus menerus melakukan pinjaman dari
bank setiap tahunnya ( Debt). Sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan
penambahan modal, selain dari retained earning perushaan, penambahan modal
signifikan yang dilakukan oleh PT TPS hanya terjadi pada tahun 2011 dan 2014
saat melakukan IPO dan penambahan modal langsung senilai 690.240 di 2011,
lalu Rp 658.350 ditahun 2014. Selain dari pada itu PT Tiga Pilar Sejahtera
bergantung pada Pinjaman dari bank untuk membiayai Aset-aset nya.
ANALISA RASIO ARUS KAS
1. Free Cash Flow
Free Cash Flow merupakan perhitungan yang menunjukkan jumlah uang yang
tidak digunakan untuk keperluan operasional, dimana uang ini bisa digunakan
untuk mengembalikan utang atau membayarkan dividen. Perhitungan Cash
Flow bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, yang pertama adalah
dengan basis Operating Cash Flow, dimana Free Cash Flow didapat melalui
Net Operating Cash Flow yang dikurnangkan ke Capital Expenditure.Cara
perhitungan Free Cash Flow ini merupakan cara tradisional dan tidak
kompleks, namun cukup menunjukkan dana perusahaan.
10
Berdasarkan OCF, maka free Cash Flow yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar
Sejahtera adalah sebagai berikut.
Terlampir pada lampiran 3, setiap tahunnya PT Tiga Pilar Sejahtera tidak
memiliki free Cash Flow, karena hampir semua Operating Cash Flow nya
dihabiskan untuk Capital expenditure, Angka negative yang dimiliki oleh Free
Cash Flow pun cukup besar. Pada dasarnya kondisi yang dialami oleh PT TPS
tidaklah seburuk itu, karena Operating Cash Flow mereka selalu meningkat,
namun perusahaan merea terus ingin melakukan ekspansi sehingga Capital
Expenditure mereka terus meningkat juga. Tidak memiliki cash flow bukan
berarti tidak mampu memberikan return, PT TPS masih bisa memberikan
dividen dengan mengandalkan arus kas aktivitas pendanaan.
PT TPS tidak boleh berkutat di kondisi seperti ini terus menerus, karena lama
kelamaan akan menghilangkan kepercayaan dari pihak luar seperti investor.
Area yang harus diperhatikan adalah Operating Cash Flow yang meskipun
meningkat, namun angkanya tidak besar.
Basis kedua untuk melakukan perhitungan Free Cash Flow adalah dengan
dasar NOPAT (Net Operating Profit after Tax) , dimana cara ini adalah
pendekatan baru yang lebih kompleks sehingga mengurangi distorsi dari
perhitungan free cash flow yang ada. Free Cash Flow dengan Basis NOPAT
ini menghitung dengan cara mengurangi nilai perubahan NOA dari NOPAT.
Memang melalui cara ini tidak menunjukkan nilai cash yang “bebas” secara
langsung. Perbedaan dibanding dengan cara tradisional adalah mengakui Net
Operating Profit sebagai kas, padahal tidak semuanya menjadi kas saat itu
juga.
Berdasarkan NOPAT, free cash flow dari PT Tiga Pilar Sejahtera dapat
dihitung sebagai berikut:
Free Cash Flow (NOPAT)
NOPAT
Change in NOA
Free Cash Flow (NOPAT)
2015
552,647
207,937
344,710
2014
490,903
1,336,301
(845,398)
2013
469,395
692,960
(223,565)
2012
323,813
(2,878,170)
3,201,983
2011
237,193
1,039,192
(801,999)
Terjadi perbedaan hasil yang besar antara Free Cash Flow menurut NOPAT
jika dibandingkan dengan Free Cash Flow menurut OCF. Hasil nya lebih
fluktuatif , ada yang positif, ada yang negatif. Faktor utama yang menjadi
pembeda adalah Turnover Account Receivable yang sangat lama yang
11
menyebabkan angka pada OCF tidak relevan. Sehingga untuk PT Tiga Pilar
Sejahtera yang memiliki AR turnover lambat, akanlah lebih relevan untuk
menggunakan basis NOPAT.
Berdasarkan Free Cash Flow basis NOPAT, kondisi keuangan PT TPS masih
belum stabil , dan hal itu dikarenakan perubahan pada net operating Asset
yang sangat fluktuatif. Sehingga hal yang harus dilakukan adalah tetap
mengkondisikan nilai net operating asset agar perubahannya berada dibawah
nilai NOPAT , tanpa harus mengurangi Capital Expenditure yang terjadi
(Aktivitas Investasi)
2. Free Cash Flow to Equity (FCFE)
Berikut adalah hasil perhitungan FCFE Bagi perusahaan TPS :
Free Cash Flow to the Equity
Cash from operating activities
Fixed capital investment
Net new borrowing (or minus net debt repayments)
Free Cash Flow to the Equity
399185
1088542
296279
-393078
353530
690231
409253
72552
78729
306747
-483759
-711777
128335
516582
-59681
-447928
29662
803573
610310
-163601
PT Tiga Pilar Sejahtera dalam beberapa tahun terakhir ini hampir selalu
memiliki nilai FCFE yang negatif, itu berarti tidak ada angka yang bisa
dibayarkan kepada Shareholders, selain dengan melakukan Pinjaman jangka
panjang, dan hal tersebutlah yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan nilai FCFE perusahaan itu negatif,
antara lain rugi bersih perusahaan, pembayaran utang jangka panjang yang
tinggi, investasi aset yang besar. Dan yang terjadi pada PT Tiga Pilar
Sejahtera adalah Investasi aset / Capital Expenditure yang tinggi yang
membuat nilai FCFE perusahaan berada di kondisi negatif. Memiliki FCFE
yang negatif merupakan hal yang tidak diinginkan oleh Investor, dan hal ini
mengindikasikan perusahaan TPS memerlukan modal tambahan untuk
keberlangsungan perusahaan mereka.Selain itu harus lebih memperbaiki
Capital Stucture mereka yang terlihat masih kurang stabil dengan outcome
FCFE yang selalu negatif (Kecuali ditahun 2014)
3. Free Cash Flow to the Firm
Free Cash Flow to the Firm
Cash from operating activities
Interest Expense x (1-Tax rate)
Fixed capital investment
Free Cash Flow to the Firm
399185
117674
1088542
-571683
353530
13955
690231
-322746
78729
43560
306747
-184458
128335
67061
516582
-321187
29662
68439
803573
-705472
12
FCFF yang dimiliki oleh perusahaan TPS menunjukkan angka yang negatif
dari tahun 2011 hinggan 2015, sama halnya dengan FCFE, faktor utama dari
hasil yang negatif ini adalah investasi besar yang dilakukan oleh PT TPS
selama 5 tahun belakangan ini. Angka yang negatif ini menunjukkan aktivitas
pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi setiap biaya operasional serta
biaya investasi aset perusahaan. Selain itu angka tersebut kembali
menunjukkan bahawa perusahaan TPS tidak memilki kemampuan untuk
membayarkan dividen selain melalui utang bank ataupun pinjaman lainnya.
4. Cash Flow Performance Ratios
Untuk mengukur peforma dari arus kas sebuah perusahaan, ada beberapa rasio
yang dapat digunakan oleh analis dari segi operating cash.Beberapa rasio
tersebut antara lain:
-
-
-
Cash Flow to Revenue
Dari data yang telah disajikan (lampiran 4), dapat dilihat bahwa nilai cash
flow to revenue dari PT Tiga Pilar Sejahtera terus mengalami fluktuasi
setiap tahunnya, namun secara garis besar rasio tersebut terus meningkat.
Jika dibandingkan dengan data kompetitor yaitu PT Indofood Sukses
Makmur, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan PT Indofood Sukses
Makmur memiliki cash flow to revenue yang lebih tinggi dibandingkan
dengan PT Tiga Pilar Sejahtera. Hal tersebut menandakan bahwa PT
Indofood sukses makmur memiliki kinerja operating cash yang lebih baik.
Namun, secara umum, kinerja peningkatan dari PT Tiga Pilar Sejahtera
lebih baik jika dibandingkan dengan PT Indofood yang secara umum
fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.
Cash Return on Assets
Dari data (lampiran 5), dapat dilihat bahwa nilai cash return on assets dari
PT Tiga Pilar Sejahtera sedikit fluktuatif, namun cenderung mengalami
peningkatan. Jika dibandingkan dengan kompetitornya, PT Indofood
Sukses Makmur, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki keseluruhan rasio yang
cukup kecil. Namun dari segi kinerja perusahaan, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki kinerja tahunan yang lebih baik karena selama beberapa tahun,
nilai rasio dari PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung mengalami peningkatan.
Cash Return on Equity
Dari data (lampiran 6), dapat dilihat bahwa nilai cash return on equity dari
PT Tiga Pilar Sejahtera cukup fluktuatif, namun cenderung mengalami
peningkatan. Jika dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, PT
Tiga Pilar Sejahtera memiliki rasio yang lebih rendah dibandingkan
dengan kompetitornya. Namun dari segi kinerja perusahaan, PT Tiga Pilar
13
-
-
Sejahtera memiliki kinerja yang lebih baik karena secara keseluruhan nilai
rasio dari PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami peningkatan yang lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan dari PT Indofood Sukses Makmur
Cash to Income
Dari data (lampiran 7), dapat dilihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai rasio yang cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan
ini menunjukkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang
lebih baik jika dibandingkan dengan kompetitornya yaitu PT Indofood
Sukses Makmur yang secara umum mengalami kinerja yang stagnan dan
bahkan menurun.
Cash Flow per Share
Dari data (lampiran 8) dapat terlihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai cash flow per share yang cukup tinggi jika dibandingkan
dengan kompetitornya yaitu PT Indofood Sukses Makmur. Tingginya nilai
ratio ini disebabkan karena PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki jumlah
lembar saham yang lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah lembar
saham PT Indofood Sukses Makmur.
5. Cash Flow Coverage Ratio
Cash flow coverage ratio dapat digunakan ntuk mengukur kemampuan arus
kas operasi perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, termasuk kewajiban
dalam bentuk utang maupun kewajiban jangka panjang perusahaan. Ada
beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur cash flow coverage dari
sebuah perusahaan seperti :
- Debt Coverage
Dari data lampiran 9 dapat dilihat bahwa dibandingkan dengan
kompetitornya PT Indofood Sukses Makmur, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki debt coverage yang sangat kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa
risiko gagal bayar yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera terhadap
kewajibannya jauh lebih besar dibandingkan dengan PT Indofood Sukses
Makmur. Namun dari peforma pertahunnya, PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki peforma ynag cukup stabil, berbeda dengan PT Indofood Sukses
Makmur yang cenderung mengalami penurunan pada peforma perusahaan.
- Interest Coverage
Dari data (lampiran 10) dapat dilihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera
memiliki nilai interest coverage yang lebih kecil dibandingkan dengan PT
Indofood Sukses Makmur. Hal ini menandakan bahwa PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki risiko gagal bayar dalam memenuhi kewajibannya.
Namun dari segi peforma, dapat dilihat bahwa baik PT Tiga Pilar
Sejahtera maupun kompetitornya, keduanya memiliki peforma yang
cenderung meningkat meskipun fluktuatif.
- Reinvestment
14
-
-
-
Dari data (lampiran 11) dapat dilihat bahwa secara keseluruhan PT Tiga
Pilar Sejahtera memiliki nilai reinvestment yang lebih rendah
dibandingkan kompetitornya, namun, jika dibandingkan dengan kinerja
secara keseluruhan, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang terus
meningkat.
Debt Payment
Dari data (lampiran 12) terlihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki
nilai debt payment yang sangat kecil jika dibandingkan dengan
kompetitornya. Hal ini disebabkan karena tingginya nilai debt yang
dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera. Rendahnya nilai debt payment dari
PT Tiga Pilar Sejahtera ini menunjukkan bahwa sangat sulit bagi
perusahaan untuk hanya mengandalkan arus kas masuk dari operasi
perusahaan saja untuk membayar utang perusahaan. Nilai ini berada jauh
dibawah kompetitornya yang menggambarkan bahwa PT Indofood Sukses
Makmur Memiliki kemampuan membayar utang lebih baik dibandingkan
PT Tiga Pilar Sejahtera.
Dividend Payment
Dari data (lampiran 13) dapat dilihat bahwa sebenarnya PT Tiga Pilar
Sejahtera memiliki kemampuan membayar dividen lebih baik daripada
kompetitornya. Namun, Kinerja PT Tiga Pilar Sejahtera cenderung
menjadi fluktuatif karena PT Tiga Pilar Sejahtera tidak secara konsisten
melakukan pembagian dividennya setiap tahunnya. Jika dilihat dari jumlah
arus kas operasi, PT Tiga Pilar Sejahtera dapat dinilai memiliki arus kas
operasi yang cukup tipis, namun dikarenakan jumlah lembar saham
beredar milik perusahaan tidak terlalu banyak, maka nilai dividend
payment ini dapat meningkat.
Investing and Financing
Secara keseluruhan (lampiran 14), akibat rendahnya arus kas operasi
perusahaan, nilai investing and financing dari PT Tiga Pilar Sejahtera
cenderung menjadi lebih kecil. Namun, dari segi kinerja secara
keseluruhan PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kinerja yang cenderung
meningkat dan lebih stabil dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur
yang memiliki kinerja menurun dan lebih fluktuatif.
BAB III
ANALISA PROFITABILITAS
Return On Net Operating Asset
Isu utama yang ada dalam perusahaan Tiga Pilar Sejahtera adalah Ekspansi terus
menerus, dimana menyebabkan kebanyakan dana perusahaan dialirkan untuk
15
membeli Aset, dan dampaknya juga terhadap modal untuk operasional nya
berkurang. Salah satu tujuan dari Ekspansi adalah menambah Asset tetap untuk
membuat efisiensi biaya sehingga mampu mendapatkan margin profit tinggi.
Masa 5 tahun ini adalah masa dimana PT TPS terus meningkatkn Operating Asset
nya , namun hasilnya belum juga dirasakan, tidak ada growth yang signifikan
terhadap Income perushaaan. Rasio RNOA pun telah merepresentasikan hal ini,
dimana RNOA dari perushaan TPS masih cukup rendah, berada dikisaran 8 % 13 %, kalah jauh jika dibandingkan dengan RNOA dari salah satu kompetitornya
yaitu PT Indofood yang bisa mencapai kisaran 38% - 52%, bahkan dengan Asset
yang lebih tinggi dibandingkan PT TPS. Tahapan dalam meningkatkan RNOA ini
adalah melakukan Cost Efficiency terlebih dahulu dengan adanya Ekspansi
Operating Asset yang efektif, PT Tiga Pilar Sejahtera masih ditahap ini. Lalu baru
meningkatkan Turnover serta Margin Profit operasional, baru perusahaan akan
mendapatkan / menikmati RNOA yang tinggi yang dicari oleh perusahaan.
Return On Capital Equity
ROCE dari perusahaan TPS pun ikut terpengaruh dengan adanya Ekspansi yang
dilakukan oleh PT TPS dalam hal menambah Asset tetap, karena kebanyakan
pembelian Asset tersebut pun dilakukan dengan melakukan penambahan dana dari
Pinjaman Bank, atau modal lainnya, bukan dari arus kas aktivitas operasi.
Sehingga nilai ROCE yang dimiliki PT TPS pun cukup rendah , dengan operating
Income yang peningkatannya tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan
modal yang digunakan yang selalu bertambah baik itu dari modal maupun hutang
bank. ROCE akan meningkat tajam saat permodalan yang dilakukan oleh PT TPS
berhasil membuat efisiensi biaya dan membuat margin profit yang tinggi Melalui
dua rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai profitabilitas dairi perusahaan
TPS cukup rendah jika dibandingan dengan kompetitornya, namun tidak bisa
dibilang buruk, karena faktor utamanya adalah nilai Operating Aset dan ekspansi
Aset tetap nya tinggi, dan bisa memberikan dampak pada jangka panjang.
BAB IV
KESIMPULAN
Hal yang menjadi isu utama dalam arus kas perushaan ini adalah dalam sisi
operasional perusahaan stabil namun tidak bisa memberikan growth yang tinggi
karena yang menjadi fokus utama perusahaan adalah melakukan ekspansi dengan
banyak investasi pada aset tetap dan hal tersebut pun berdampak pada penggunaan
Financing Liabilities yang tinggi arus kas pun menjadi tidak lancar karena fokus
tersebut, dibuktikan dengan Free Cash flow yabg kebanyakan negatif. Arus kas
tidak akan lancar hingga perusahaan mampu merasakan dampak positif dari
investasi yang mereka lakukan sekarang ini
16
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Net Operating Asset
NET OPERATING ASSET
5,000,000
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
Operating Asset
2015
2014
2013
2012
2011
2010
4,463,635
3,977,086
2,445,504
1,544,940
1,726,581
666,010
Operating Liabilities
947,777
669,165
473,884
266,280
127,071
105,692
Net Operating Asset
3,515,858
3,307,921
1,971,620
1,278,660
1,599,510
560,318
Lampiran 2 : Net Financing
NET FINANCING
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
2015
2014
2013
2012
2011
2010
Financing Liabilities
4,146,295
3,118,767
2,192,764
1,567,843
1,409,537
1,241,189
Financing Asset
4,597,344
3,396,782
2,580,320
2,322,636
1,863,728
1,270,940
Equity
3,966,907
3,585,936
2,359,130
2,033,453
1,832,817
590,069
Net Financing
3,515,858
3,307,921
1,971,574
1,278,660
1,378,626
560,318
Lampiran 3 :
Free Cash Flow (OCF)
2015
2014
2013
2012
2011
Operating cash flow
399185
353530
78729
128335
29662
Capital Expenditures
1088542
690231
306747
516582
803573
24871
0
19019
0
-714228
-336701
23408
251426
-407266
-773911
Dividend
Free Cash Flow (OCF)
17
Lampiran 4 :
CASH FLOW TO REVENUE
0.200
0.150
0.100
0.050
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.066
0.069
0.019
0.047
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.066
0.146
0.125
0.148
0.109
Lampiran 5 :
CASH RETURN ON ASSET
0.150
0.100
0.050
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.049
0.057
0.018
0.034
0.011
PT Indofood Sukses
Makmur
0.047
0.113
0.101
0.131
0.098
18
Lampiran 6 :
CASH RETURN ON EQUITY
0.300
0.200
0.100
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.106
0.119
0.036
0.066
0.024
PT Indofood Sukses Makmur
0.101
0.240
0.195
0.226
0.176
Lampiran 7 :
CASH TO INCOME
1.500
1.000
0.500
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.540
0.520
0.128
0.279
0.098
PT Indofood Sukses Makmur
0.572
1.266
1.134
1.079
0.727
19
Lampiran 8 :
CASH FLOW PER SHARE
150.000
100.000
50.000
PT Tiga Pilar Sejahtera
PT Indofood Sukses Makmur
2015
2014
2013
2012
2011
124.024
117.845
26.907
43.860
10.137
4.799
10.557
7.891
8.450
5.667
Lampiran 9 :
DEBT COVERAGE
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.078
0.093
0.030
0.070
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.249
0.551
0.452
0.888
0.877
20
Lampiran 10 :
INTEREST COVERAGE
10.000
5.000
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
2.871
4.538
2.017
2.778
1.428
PT Indofood Sukses Makmur
5.330
8.166
5.065
4.710
4.203
Lampiran 11 :
REINVESTMENT
2.000
1.500
1.000
0.500
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.435
0.757
0.317
0.295
0.050
PT Indofood Sukses Makmur
0.659
1.492
0.626
1.373
1.577
21
Lampiran 12 :
DEBT PAYMENT
20.000
10.000
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.119
0.451
0.109
0.197
0.035
PT Indofood Sukses Makmur
2.694
8.353
6.829
10.457
1.968
2011
Lampiran 13 :
DIVIDEND PAYMENT
20.000
15.000
10.000
5.000
-
2015
2014
2013
2012
PT Tiga Pilar Sejahtera
16.050
-
3.363
6.748
-
PT Indofood Sukses Makmur
2.181
7.434
4.265
4.828
4.261
22
Lampiran 14 :
INVESTING AND FINANCING
0.800
0.600
0.400
0.200
-
2015
2014
2013
2012
2011
PT Tiga Pilar Sejahtera
0.087
0.224
0.069
0.101
0.017
PT Indofood Sukses Makmur
0.241
0.477
0.262
0.614
0.490
Lampiran 15 :
23
Lampiran 16 :
24
Lampiran 17 : Ikhtisar Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 2011 – 2015
25
REFERENSI
Indofood.2016.”Laporan Keuangan Indofood2015”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
Indofood.2015.”Laporan Keuangan Indofood2014”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
Indofood.2014.”Laporan Keuangan Indofood2013”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober
2016)
http://www.investopedia.com/university/ratios/cash-flowindicator/ratio3.asp#ixzz4P7nofqV2
http://www.investopedia.com/terms/f/freecashflowtoequity.asp#ixzz4P7dslYQF
http://www.investopedia.com/terms/f/freecashflowfirm.asp#ixzz4P7cVqY2B
26