Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah d

Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah dan Madinah

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Sejarah Pend. Islam
Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Vivanda Ariani R (NIM16150230)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang
isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari
berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy

mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri.
Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah
dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam
sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin
hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan.
Jadi dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab
kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya.
Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.Sebagai umat islam,
hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan
generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Dan di dalam makalah ini
kami akan membahas tentang pendidikan Islam Muhammad di Makkah dan Madinah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di makkah ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Makkah
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk
melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta
peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya. 1Dalam masa
pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan
alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dansumber pokok ajaran islam. Disamping
itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.
Nabi Muhammad saw memberikan petunjuk dan pengajaran yang berpedoman pada
al Qur’an atau wahyu-wahyu yang diterimanya. Sistem pengajarannya adalah
menjelaskan pada manusia tentang makna wahyu yang telah diterimanya sekaligus
memberikan petunjuk serta tauladan bagaimana melaksanakan ajaran wahyu tersebut.
Pelajaran dan contoh teladan yang diajarkan Nabi Muhammad saw itu diharapkan
menjadi landasan yang kokoh untuk segala perbuatan manusia dalam hidup dan
kehidupannya sehari-hari.2
1. Tahapan pendidikan Islam secara sembunyi-sembunyi
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an surat 96
ayat 5 pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi sembunyi mengingat
kondisi social politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga

dekatnya. Mula- mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk beriman kepada
Allah dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali
ibn Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah
tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat
karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara beransur-ansur ajakan tersebut disampaikan
secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Quraisy
saja.3 seperti Usman Ibn Affan, Zubir Ibn Awan, Sa’at Ibn Abi Waqas, Abdurrahman
1

Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
11Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,” Selami IPS, Edisi
No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103. (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-2323.pdf.
saka hasan), akses tanggal 7 September 2017.
3
http://coretan-rossi.blogspot.com/2011/06/pendidikan-islam-masa-rasulullah.html
2

Ibn auf, Thalhah Ibn Ubaydillah,Abu Ubaydillah Ibn Jahrah, Arqam Ibn Arqam,
Fatimah Binti Khattab, Said Ibn Zaiddan berapa orang lainnya mereka semua tahap
awal ini disebut Assabiquna Al-awwalun, artinya orang- orang yang mula- mula

masuk Islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan Islam yang pertama
pada era awal ini adalah rumah Arqam Ibn Arqam.4
2. Secara terang-terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun sampai
turun wahyu berikutnya yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terangterangan. Ketika wahyu tersebut turun beliau mengundang keluarga dekatnya untuk
berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di
kemudian hari bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan YME dan
Muhammad sebagai utusan-Nya. Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan
oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak untuk
meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut
banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Di samping itu, keberadaan rumah
Arqam bin Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh
Kuffar Quraisy.5
Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa
pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:
1. Pendidikan keagamaan
Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan
mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar
dan Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauhjauhnya.
2. Pendidikan akhliyah dan dan ilmiyah

Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian
alam semesta. Menurut Afiful Ikhwan6 tugas pendidikan Islam adalah
4

Zuhairini dkk, Ibid hal 22
Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan Madinah”, Samsul Nizar (ed.),
Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta:
Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm. 32. Lihat Asrohah, Sejarah Pendidikan, hlm. 33
6
Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran), Ta’allum Jurnal, Volume 02,
Nomor 2, Nopember 2014: 179-194, hal.184
5

membantu pembinaan anak didik pada ketakwaan dan berakhlak karimah
yang dijabarkan dalam pembinaan kompetensi keimanan, keislaman, dan
keihsanan.
3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti
Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai
dengan ajaran tauhid.
4. Pendidikan kesehatan

Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
B. Pendidikan Islam di Madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk Makkah
yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga
mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi
tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang
di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan
oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah.
Kedatangan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh
penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka Islam
mendapatkan lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy Makkah,
lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad saw untuk meneruskan dakwah,
menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu kalau pada fase Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan Islam
adalah pendidikan tauhid maka pada fase Madinah ciri pokok pembinaan pendidikan
Islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial politik.7
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan Islam di Madinah sebagai
berikut :
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju satu kesatuan social dan

politik.
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin
adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa menginap
7

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1992 hal.33.

dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus
ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambang
persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar
belakang kehidupan yang berbeda. Oleh karena itu Nabi memerintahkan untuk
membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran.
Dibawah ini adalah masjid yang berada di Madinah.
Nabi

Muhammad

SAW

mulai


meletakkan

dasar-dasar

terbentuknya

masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan
disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut
adalah:
1. Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan
antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada
kaum Muhajirin utnuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan
pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan puasa
yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung

jawab


sosial.
4. Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at
yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial tersebut
lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perkenan dari
Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis ke Baitul Haram
di Makkah.8
b. Pendidikan social dan kewarganegaraan
Pada fase madinah materi pendidikan yang di berikan cakupnya lebih
kompleks di bandingkan dengan materi pendidikan fase makkah. Diantara
pelaksanaan pendidikan Islam di madinah ialah sebagai berikut:9
1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin
Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad Saw.
Bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk
8
9

Zuhairini dkk ,Ibid hal,37
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2009), hal 38

mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad berusaha untuk mengikatnya

menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan
karena yang lain-lain. Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara
orang yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban
hidup dan utang yang berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan
yang lainnya haruslah saling membantu dalam menghadapi segala persoalan
hidup. Mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus
kepentingan bersama, dan menolak kejahatan atau kemudaratan atau kejahatan
yang akan menimpa.
2. Pendidikan kesejahteraan social
Terjaminnya

kesejahteraan

social,

tergantung

pertama-tama

pada


terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap
orang harus bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat
baru di Madinah dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum
muhajiri, sedangkan kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan
memiliki sebidang tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orangorang yahudi.
3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.
Nabi Muhammad saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan
memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan ke kerabat baru
yang berdasarkan takwa kepada Allah. Selain itu, Nabi Muhammad berusaha
untuk memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan dan
kekerabatan yang berdasarkan taqwa kepada Allah. Nabi memperkenalkan sistem
kekeluargaan yang mengakui hak-hak induvidu, hak-hak keluarga (pasangan
suami istri) dan kemurnian keturunannya dalam kehiupan kekerabatan dan
kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang tertuang alam al Qur’an
surat al Hujurat ayat 13.
4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah Islam.
Masyarakat muslimin merupakan suatu negara di bawah bimbingan Nabi
Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha
dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia

secara bertahap.10Atau adanya pasukan atau satuan pengamanan dan pertahanan
adalah satu hal mutlak yang harus ada untuk mendukung dilakukannya dakwah
Islam. Satuan pengamanan tersebut mula-mula untuk melakukan pengamatan dan
pengamanan wilayah sekitar Madinah, tapi kemudian menjadi pasukan yang
ditugaskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian yang melibatkan kaum
Anshor. Pelibatan kaum Anshor ini merupakan aplikasi dari isi baiat dan ikrar
akbar yang isinya ikrar antara nabi Muhammad dengan kaum Muslimun Madinah
akan saling membela dan sehidup semati.
c. Pendidikan Anak dalam Islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh
Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi
menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatanperingatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah
SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
3. Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah
4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
5. Pendidikan kepribadian
6. Pendidikan kesehatan
C. Metode Pengajaran Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar Nabi
Muhammad

SAW menggunakan berbagai

metode.

Hal itu

dilakukan untuk

menghindarkan kebosanan dan kejenuhan. Diantara metode yang digunakan Nabi
Muhammad SAW adalah :
1. Metode ceramah
2. Dialog
3. Diskusi dan Tanya jawab
10

Kamaruzzaman, Pola Pendidikan, hlm. 38-39

4. Metode demonstrasi
5. Metode ekperimen
Selain itu, metode pendidikan akhlak juga dilakukan dengan membacakan ayat-ayat AlQur’an yang berisi kisah-kisah umat dahulu kala, supaya diambil pelajarannya.11

KESIMPULAN
A. Pendidikan Islam di Makkah, yaitu dengan cara sembunyi dan terang-terangan.
Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan
pendidikan islam pada masa ini meliputi:
1. Pendidikan keagamaan.
2. Pendidikan akhliyah dan ilmiyah
3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti
11

http://coretan-rossi.blogspot.com/2011/06/pendidikan-islam-masa-rasulullah.html

4. Pendidikan jasmani (kesehatan)
B. Pendidikan Islam di Madinah
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam di Madinah
adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan
politik
2. Pendidikan anak dalam islam
3. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
C. Metode pengajaran pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW
1. Metode ceramah
2. Dialog
3. Diskusi atau Tanya jawab
4. Metode demonstrasi
5. Metode eksperimen

DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986
http://coretan-rossi.blogspot.com/2011/06/pendidikan-islam-masa-rasulullah.html
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam. jakarta:Kencana,2009
Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan Madinah”,
Samsul Nizar (ed.), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Samapai Indonesia, Jakarta: Kencana, cet. ke-1. 2007.

Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,”
Selami

IPS,

Edisi

No.

25,

Vol.

1,

tahun

VIII

Desember

2008,

hlm.

103.

(isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-2323.pdf. saka hasan), akses tanggal 7
September 207.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011
Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran), Ta’allum
Jurnal, Volume 02, Nomor 2, Nopember 2014: 179-194, hal.184