Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

1

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif,
artinya penulis berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar
kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Guru dan
peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana
tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan
dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian.
3.2

Seting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang. Mata pelajaran yang akan diujikan adalah mata pelajaran
IPA. Subjek penelitian dalam peneltian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 4 SD
Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang semester I tahun

pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 39 siswa. Pembelajaran IPA lebih sering
dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dan jarang
berinteraksi langsung dengan obyek yang sebenarnya dapat dihadirkan atau
diamati secara langsung. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami
mengenai apa yang dipelajari karena siswa tidak dapat melihat secara langsung
obyek yang dipelajari, sehingga hasil belajar IPA menjadi rendah, bahkan ada
beberapa siswa yang nilainya masih dibawah dari KKM.
3.3

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL).Model pembelajaran CTL adalah pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mengkontruksi sendiri
pengetahuan serta keterampilan belajar mereka yang diperoleh dengan
berpengalaman secara langsung.

2

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas 4 SD
Negeri Tlogo pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar adalah merupakan skor atau
angka yang diperoleh dari pengukuran ranah kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), psikomotorik (keterampilan).
3.4

Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti
berkolaborasi dan berkerjasama dengan guru kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang

Kabupaten. Penelitian ini menggunakan model Kemmis yang


dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (Arikunto,
Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi
perencanaan (planning), tindakan (action), dan pengamatan (observation), serta
refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar
berikut ini :

Gambar 3.1 Skema Prosedur PTK Oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc
Taggart
3.4.1 Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyusun RPP mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, kemudian mengkonsulatasikannya
dengan dosen pembimbing dan guru kelas, selanjutnya mempersiapkan

3

sumber dan media pembelajaran berupa benda-benda dan alat-alat yang akan
diamati siswa. Setelah itu menyiapkan sumber observasi untuk mengamati

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, dan menyiapkan alat evaluasi
berupa tes tertulis (pilihan ganda) dan lembar kerja siswa.
2) Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan maka dilaksanakan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah CTL, guru memaparkan materi dengan menggunakan
permodelan, siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang
konsep yang akan dibahas. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
menyelidiki

dan

menemukan

konsep

melalui

pengumpulan,

pengorganisasian, perinterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah

dirancang oleh guru. Siswa membentuk kelompok. Setelah kelompok
terbentuk guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap
kelompok. Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Guru dan murid memberikan kesimpulan terhadap
pelajaran yang sudah dipelajari. Setelah selesai siswa mengerjakan soal
evaluasi
Obeservasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas 4 SD SD Negeri Tlogo,
dan mengumpulkan data siswa atas hasil belajar yang siswa peroleh setelah
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada
kelas 4 SD Negeri Tlogo.
3) Refleksi
Pada tapah ini, dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran Siklus
identifikasi dan mengkaji permasalahan apa saja yang terjadi pada
pelaksanaan Siklus I. Selanjutnya dirancang solusi untuk memperbaiki
kelemahan yang terjadi pada Siklus I.
3.4.2 Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti langkah-langkah
tindakan pada siklus I yakni di mulai dari perencanaan. Pada tahap ini meninjau


4

ulang rancangan RPP yang telah disusun. Mempersiapkan media dan lembar
observasi yang akan digunakan. Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini
guru memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I sehingga siklus II dapat
berjalan dengan baik. Pada tahap observasi guru melakukan pengamatan untuk
melihat apakah model pembelajaran CTL dapat terlaksana dengan baik atau tidak.
Tahap terakhir adalah refleksi yakni merefleksikan hasil pembelajaran siklus II.
3.5

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif berupa lembar observasi siswa dan lembar observasi guru menggunakan
model CTL, data kuantitatif berupa tes hasil belajar siswa.
3.5.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 setelah melakukan pembelajaran
Contextual Teaching and Learning CTL adalah dengan teknik tes dan observasi.

a. Teknik Tes
Teknik Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
pengetahuan peserta didik teknik yang paling tepat digunakan adalah
teknis tes. Tes awal pada kondisi sebelum diberikan tindakan yang
dilakukan oleh guru adalah instrumen yang tepat sebagai cara
pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat
dilihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam segi kognitif.
Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai
memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi
sebelumnya. Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik serta diselaraskan dengan model pembelajaran
yang digunakan guna menunjang proses pembelajaran.
b. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah model
CTL dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Observasi dilakukan
terhadap guru dan siswa tujuannya untuk mengetahui apakah guru mampu
menerapkan model CTL dengan baik dan siswa mampu mengikuti model
pembelajaran CTL dengan baik juga.

5


3.5.8.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan
lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun
berdasarkan sintaks model CTL (Contextual Teaching and Learning).
a. Butir Soal
Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis berbentuk pilihan
ganda.Soal tes tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah proses belajar mengajar
pada setiap pertemuan tiap siklus. Pembuatan lembar tes hasil belajar
menggunakan prosedur penyusunan butir soal. Menurut Sudjana
(2011:149) langkah-langkah penyusunan instrumen tes tertulis yaitu: (a)
memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek
materi/isi/konsep, konstruksi maupun bahas, (b) mengacu pada indikator
pencapaian, (c) memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, dalam
penelitian ini memilih bentuk pilihan ganda, (d) membuat kunci jawaban
dan pedoman penskoran. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa,
dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik berikut:
Nilai hasil belajar = x 100
Setelah menghitung nilai hasil belajar atau tes evaluasi, langkah

selanjutnya adalah menghitung rata-rata kelas dan persentase ketuntasan
belajarnya sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas =
Persentase ketuntasan belajar = X 100%
b. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi
siswa dan lembar observasi guru. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengukur atau menilai proses belajar, yaitu tingkah laku siswa pada saat
pembelajaran dan tingkah laku guru pada waktu mengajar. Pengisian
lembar observasi ini dilakukan dengan cara memberikan tanda cek (√)
pada kolom jawaban lembar observasi guru dan pada lembar observasi

6

siswa. Untuk skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar
observasi aktivitas guru dalam penelitian ini mengacu pada skala Guttman.
Teknik dalam perhitungan yang akan digunakan yaitu :
Keterangan : ∑ x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
N


= Jumlah keseluruhan skor maksimal
(Sumber: Djamarah, 2005:331)

Adapun kategori penggolongan rentang nilai akhir sebagai berikut:
80 ke atas

: baik sekali

66 – 79

: baik

56 – 65

: cukup

46 – 55

: kurang


45 ke bawah : gagal
(Sugiyono, 2010: 35)
3.6

Indikator Kinerja

Memperhatikan latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan
hasil belajar, maka indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun
klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan
perolehan nilai formatif 65 atau lebih (sesuai KKM).
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan
pembelajaran yang diperoleh dari kesepakatan antara guru kelas dan peneliti
adalah hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 85% dari seluruh siswa telah
berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk
mata pelajaran IPA adalah 65.
3.7

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis
deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan skor
yang

diperoleh

dengan

KKM.

Analisis

deskriptif

komparatif

yaitu

membandingkan hasil belajar sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus.
Data kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa

7

kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif
komparatif, yaitu membandingkan hasil belajar sebelum tindakan, Siklus I dan
nilai Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.
3.8

Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal

Sugiyono (2010:23) menyatakan bahwa validitas dan reliabilitas intrumen
merupakan langkah untuk memperoleh instrument yang valid dan reliabel. Dalam
penelitian ini, instrument yang akan divalidasi yakni instrumen soal tes. Uji
validitas butir soal digunakan untuk mengetahui kevalidan soal yang nantinya
akan digunakan sebagai tes evaluasi akhir siklus. Uji validitas dan reliabilitas butir
soal pada penelitian ini menggunakan bantuan Software SPSS 20.0 for windows,
kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat
pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari nilai koefisien
pada tabel r product moment maka item soal tersebut tidak valid dan tidak dapat
digunakan. Berikut dijabarkan hasil uji validitas butir soal siklus I dan II.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi
Siklus

No. Soal

Jumlah

Keterangan

Item
7

Tidak Valid

13, 15, 16, 17, 19,20, 21, 22, 23,

23

Valid

24, 25, 27
7, 15, 16, 20, 26, 27, 29
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,

7
23

Tidak Valid
Valid

9, 14, 18, 26, 28, 29, 30
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12,
Siklus I

Siklus II

13, 14, 17, 19, 21, 22, 23, 24,
25, 28, 30

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak valid
sebanyak 7 soal sedangkan 23 soal lainnya dinyatakan valid. Selanjutnya, untuk
soal evaluasi siklus I dipilih sebanyak 20 soal dari soal-soal yang sudah
dinyatakan valid. Hasil pengujiannya dilampirkan pada halaman lampiran

8

penulisan ini. Pada siklus II, dapat diketahui ada 7 soal yang tidak valid dan 23
soal yang valid. Selanjutnya untuk soal evaluasi siklus II dipilih 20 soal dari soal
yang sudah valid. Adapun hasil uji validitas dilampirkan pada halaman lampiran.
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Uji
reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal
yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi setelah pembelajaran
dilaksanakan. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu
koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( r tt ). Untuk menentukan tingkat
reliabilitas dengan rtt = α yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3. 2 Koefisien Reliabilitas
No
1
2
3
4

Koefisien Reliabilitas
 ≤ 0, 7
0,7 <  < 0,8
0,8 < α ≤ 0,9
α > 0,9

Kategori
Reliabilitas Rendah
Reliabilitas Sedang
Reliabilitas bagus
Reliabilitas memuaskan

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7. Reliabilitas
suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 20.0 yaitu
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat
hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut
tidak reliabel. Adapun hasil reliabilitas pada soal evaluasi siklus I dan II
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 3
Hasil Reliabilitas Butir Soal
Reliability Statistics
Siklus
Cronbach’s Alpha N of Items

9

Siklus I
Siklus II

.901
.904

23
23

Berdasarkan tabel katogeri koefisien reliabilitas di atas, maka reliabilitas
instrumen pada siklus I dan II berada pada kategori reliabilitas memuaskan. Hal
ini dilihat dengan hasil alpha yaitu 0.901 sedangkan pada siklus II alpha sebesar
0,904. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal evaluasi yang akan digunakan
sudah reliabel.
3.9

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka dapat dikatakan
soal tersebut baik (Arifin, 2014: 266). Arikunto (2013) juga menambahan bahwa
soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar.
Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran suatu soal dijelaskan oleh Arikunto
(2013) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus I dapat dilihat
dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4
Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No Soal Indeks Kesukaran
Kriteria
1
0.65
Sedang
2
0.59
Sedang
3
0.68
Sedang
5
0.65
Sedang
6
0.56
Sedang
7
0.72
Mudah
8
0.74
Mudah
10
0.68
Sedang
11
0.58
Sedang
12
0.68
Sedang
13
0.70
Mudah
15
0.64
Sedang

10

16
17
19
20
21
22
23
24
25
27

0.73
0.76
0.74
0.62
0.68
0.74
0.68
0.67
0.73
0.75

Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah

Data Tabel 3.4 tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa
distribusi tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 23
terdapat 9 soal dengan kategori mudah, 14 soal dengan kategori sedang dan 0
(tidak ada) soal dengan kategori sukar. Hasil perhitungan tingkat kesukaran
instrumen soal siklus II dapat dilihat dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5
No Soal
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
17
18
19
21
22
23
24

Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Indeks Kesukaran
Kriteria
0.64
Sedang
0.67
Sedang
0.64
Sedang
0.47
Sedang
0.67
Sedang
0.64
Sedang
0.64
Sedang
0.73
Mudah
0.61
Sedang
0.64
Sedang
0.64
Sedang
0.73
Mudah
0.67
Sedang
0.64
Sedang
0.73
Mudah
0.70
Mudah
0.64
Sedang
0.73
Mudah
0.61
Sedang
0.61
Sedang

11

25
28
30

0.67
0.66
0.64

Sedang
Sedang
Sedang

Data Tabel 3.5 tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa
distribusi tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 23
terdapat 5 soal dengan kategori mudah, 18 soal dengan kategori sedang dan 0
(tidak ada) soal dengan kategori sukar.