LAPORAN PRAKTIKUM GEOMATIKA karakteristik tepung

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan sebuah bangunan teknik sipil tidak akan lepas dari hasil
pengukuran pemetaan yang berupa kontur, luasan suatu daerah dll. Data awal
berupa peta kontur sangat dibutuhkan untuk membuat site planing awal
sebuah bangunan, misalnya bangunan gedung bertingkat, jalan raya,
bendungan, irigasi dan drainasi atau bandara.
Hasil data berupa kontur sangat dibutuhkan untuk bangunan gedung tinggi
atau pembangunan jalan raya dengan sistem irigasi-drainasi yang baik.
Dengan adanya kontur perencanaan dapat merencanakan pembangunan di
daerah yang dianggap landai ataupun curam. Dengan situasi peta kontur yang
semacam

itu

perencanaan

dapat

menentukan


daerah-daerah

yang

memungkinkan dilalui untuk proses pembangunan. Dari kondisi medan
dengan kontur yang ada dapat direncanakan proses pembangunan, misalnya
akomodasi alat berat selama membangun, material yang dibawa selama proses
pekerjaan selesai. Maka dari itu data awal berupa kontur sangat penting untuk
seorang perencana engineering merencanakan dari awal hingga berakhirnya
suatu proyek dengan resiko terjadinya kegagalan yang seminimal mungkin.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Dapat menggambarkan hasil penembakan berupa data lokal pada suatu
area tertentu.
2. Menampilkan hasil data berupa koordinat global kedalam area suatu
daerah dengan akurasi yang berbeda.
3. Membandingkan hasil penembakan data lokal dan data global.

1


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penembakan Theodolite
Theodolit merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang
digunakan dalam survey. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horizontal untuk dibaca. Sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Farrington, 1997).
Survey dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dn terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisiensi (Farrington, 1997).
Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
bayangan daripada keadaan lapangan, dengan menentukan tempat titik-titik di
atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk mendapatkan
hubungan antar titik-titik itu, baik hubungan tegak lurus, (Farrington, 1997)
mendatar diperlukan sudut-sudut yang harus diukur dengan menggunakan

theodolite (Anonim, 2009).
Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan
sudut. Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak
mendatar (d) dan beda tinggi (∆h). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi
sudut horizontal, vertikal dan sudut jurusan. Sudut ini berperan penting dalam
kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh dengan alat yang dirancang
sedemikian rupa konstruksinya sesuai dengan ketelitian. Alat ini dikenal
sebagai alat ukur ruang (Theodolit). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi
antara dua titik atau lebih di permukaan bumi digunakan alat ukur penyipat
datar (waterpass).

2

Untuk pengukuran jarak dari satu titik ke titik lain dapat digunakan pita
ukur, waterpass dengan bantuan rambu ukur, atau dengan metoda Tachmetri
(Darfis, Irwan. 1995).
Pengukuran sudut Azimuth dapat diukur dengan bantuan kompas yang ada
pada

pesawat theodolit, metoda ini dapat dilakukan dengan cara


memposisikan kompas pada arah utara magnetis, kemudian set 0 pada keadaan
tersebut. Yang dibaca pasa skala lingkaran mendatar adalah suatu sudut yang
dinamakan azimuth, dan karena menggunakan ujung utara magnet, dinamakan
pula azimuth magnetis. Azimuth adalah suatu sudut yang dimulai dari arah
utara, searah putaran jarum jam, dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik
atau garis yang dimaksud, dan yang besarnya sama dengan angka pembacaan
(Wongsodjitro, Soetomo. 1967).
B. Penembakan GPS
Sesuai dengan tujuan pembangunannya, teknologi satelit navigasi GPS
telah menjadi satu teknologi yang relatif mudah dan murah untuk mewujudkan
posisi geografis dan waktu. Walaupun, tentu ada suatu keterbatasan antara
biaya yang diinvestasikan dengan ketelitian (presisi, precision, internal
accuracy) dan ketepatan (akurasi, accuracy, reliabilit) yang akan diperoleh
(Seeber 1993, p. 324-326). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil
survey GPS terutama adalah jenis peralatan dan metoda pengukuran serta
metoda pengolahan data yang digunakan.
Peralatan penerima sinyal GPS (receiver) bervariasi dari rakitan kelas
sendiri, kelas navigasi dengan ketelitian 20 meteran, smpai kelas geodetic
yang mampu mengukur sampai ketelitian milimeter. Variasi receiver ini

terutama berkaitan dengan jenis jam atom (clock) yang dipakai dan jenis data
(kode dan gelombang pembawa) yang biasa direkam (Kaplan 1996).
Dari sisi metoda pengukuran dapat dibedakan antara metoda pengukuran
statik

dengan

pengukuran

kinematik.

Metoda

pengukuran

statik

mengasumsikan bahwa antena receiver tidak bergerak terhadap titik referensi.
Sedangkan dari sisi metoda pengolahan data, dapat dibedakan antara


pengolahan satu titik (single point positioning – SPS, absolute positioning)
dan pengolahan baselin (differential positioning, relative positioning) tunggal
maupun dalam bentuk jaringan.
Berdasarkan variasi-variasi kemungkinan penggunaan teknologi gi atas,
dapat diurutkan sejumlah kemungkinan aplikasi GPS mulai dari yang paling
teliti (dan paling mahal) untuk keperluan ilmiah sampai yang paling seadanya
(dan paling murah) untuk keperluan hiburan. Dalam rangka pembangunan
informasi spasial, GPS dapat berperan mulai dari realisasi referensi koordinat
dengan survai yang sangat teliti sampai pada kegiatan pematokan yang
merupakan aplikasi hasik analisis informasi spasial.

BAB III
ANALISIS DAN PERHITUNGAN
A. Analisis Hitungan Penembakan di Lapangan
1. Menghitung Sudut Dalam
a. Sudut Dalam
S1 = Horizontal (1-5) – Horizontal (1-2)
= 313°35’42” - 203°32’41”
= 110°03’01”
S2 = 360° - (Horizontal (2-3) – Horizontal (2-1))

= 360° - (284°55’48” - 21°25”17”)
= 360° - 263°30’31”
= 96°29’29”
S3 = Horizontal(3-2) – Horiontal(3-4)
= 106°14’42” - 24°53’38”
= 81°21’4”
S4 = Horizontal(4-3) – horizontal(4-5)
= 200°47’55” - 48°18’18”
= 152°29’37”
S5 = Horizontal(5-4) – Horizontal(5-1)
= 213°27’10” - 133°01’49”
= 80°25’21”
b. Jumlah Sudut Dalam
∑S = S1 + S2 + S3 + S4 + S5
= 110°03’01”+ 96°29’29”+ 81°21’4” + 152°29’37” + 80°25’21”
= 520°48’32”

5

c. Kesalahan Sudut

Kesalahan sudut (Fs) = [(n – 2) × 180°] - ∑S
= [(5-2) × 180°] – 520°48’32”
= 540° - 520°48’32”
= 19°11’28”
2. Menghitung Koreksi Tiap Sudut
Fs
Koreksi sudut = n
19° 11 ’ 28 ”
=
5
= 3°50’17,6”
3. Menghitung Sudut Dalam Terkoreksi
ᵝ1 = S1 + Koreksi sudut
= 110°03’01”+ 3°50’17,6”
= 113°53’18,6”
ᵝ2 = S2 + Koreksi sudut
= 96°29’29”+ 3°50’17,6”
= 100°19’46,6”
ᵝ3 = S3 + Koreksi sudut
= 81°21’4” + 3°50’17,6”

= 85°11’21,6”
ᵝ4 = S4 + Koreksi sudut
=152°29’37”” + 3°50’17,6”
= 156°19’54,6”

ᵝ5 = S5 + Koreksi sudut
=80°25’21”+ 3°50’17,6”
= 84°15’38,6”
4. Menghitung Azimuth Tiap Sisi Polygon
α12 = 203°32’41” (sudut horizontal awal)
α23 = α12 + ᵝ2 - 180°
= 203°32’41” + 100°19’46,6” - 180°
= 123°52’27,6”

α34 = α23 + ᵝ3 - 180°
= 123°52’27,6”+ 85°11’21,6” - 180°
= 29°03’49,2”
α45 = α34 + ᵝ4 - 180°
= 29°03’49,2” + 156°19’54,6” - 180°
= 05°23’43,8”

α51 = α45 + ᵝ5 - 180°
= 05°23’43,8” + 84°15’38,6” - 180°
= -90°20’37,6” + 360°
= 269°39’22,4”
5. Menghitung Jumlah Jarak
a. Perhitungan Helling
Helling 1-2 = 90° - arah vertikal
= 90° - 93°29’00”
= -03°29’00”

Helling 1-5 = 90° - arah vertikal
= 90° - 91°47’33”
= -01°47’33”
Helling 2-1 = 90° - arah vertikal
= 90° - 86°22’46”
= 03°37’14”
Helling 2-3 = 90° - arah vertikal
= 90° - 89°49’09”
= 00°10’51”
Helling 3-4 = 90° - arah vertikal

= 90° - 90°00’36”
= -00°00’36”
Helling 3-2 = 90° - arah vertikal
= 90° - 89°56’55”
= 00°3’5”
Helling 4-5 = 90° - arah vertikal
= 90° - 89°33’23”
= 00°26’37”
Helling 4-3 = 90° - arah vertikal
= 90° - 89°33’23”
= 00°26’37”
Helling 5-1 = 90° - arah vertikal
= 90° - 87°59’45”
=02°00’15”

Helling 5-4 = 90° - arah vertikal
= 90° - 92°01’44”
= -02°01’44”
b. Perhitungan Jarak Rata-Rata
D12+ D 21
D1 =
2
=

[0,1× ( BA−BB ) ×cos ² h]+[0,1 × ( BA−BB ) × cos ² h ]
2

=

[ 0,1× ( 1625−1375 ) × Co s2 (−3 ° 29 ´ 00 ” )]+[0,1× ( 1630-1370 ) ×Cos²(3° 37 ' 14 ” ) ]
2

=

24,907+25,948
2

= 25,4

D2 =
=

D23+ D 32
2
[0,1× ( BA−BB ) ×cos ² h]+[0,1 × ( BA−BB ) × cos ² h ]
2

¿
= ¿¿ 2
=

21.999+19.999
2

= 20,999

D3 =
=

D34 + D 43
2
[0,1× ( BA−BB ) ×cos ² h]+[0,1 × ( BA−BB ) × cos ² h ]
2

=

[0,1× ( 1600−1400 ) × cos ² (−0 ° 0´ 36 )]+[0,1 × left (16 00-1400 right ) × cos ²( 0° 26 '
2
19,999+ 19,998
=
2
= 19,999

D4 =
=

D 45+ D 54
2
[0,1× ( BA−BB ) ×cos ² h]+[0,1 × ( BA−BB ) × cos ² h ]
2

10

=
[0,1× ( 1620−1380 ) × cos ² (0 ° 26 ´ 37 )]+[0,1 × left (162 0 −13 80 right ) × cos ²(−2°
2
23,998+23,969
=
2
= 23,969

D5 =
=

D51+ D 15
2
[0,1× ( BA−BB ) ×cos ² h]+[0,1 × ( BA−BB ) × cos ² h ]
2

=
[0,1× ( 1610−1390 ) × cos ² (2° 00 ´ 15 )]+[100 × left ( 16 1 0−13 9 0 right ) ×cos ²(−
2
21,973+21,978
=
2
= 21,975
c. Jumlah Jarak
∑D = D1 + D2 + D3 + D4 + D5
= 25,4 m + 20,999 m + 19,999 m + 23,969 m + 21,975 m
= 112,333 m
6. Menghitung D sin α
D1 Sin α1 = - 10,144 m
D2 Sin α2

= 17,4272 m

D3 Sin α3

= 9,7107 m

D4 Sin α4

= 2,253 m

D5 Sin α5

= -21,969 m

∑D Sin α (Fx) = - 10,144 + 17,4272 + 9,7107 + 2,253 + (-21,969)
= -2.725 m

12

7. Menghitung D Cos α
D1 Cos α1 = -23,285 m
D2 Cos α2

= -11,699 m

D3 Cos α3

= 17,473 m

D4 Cos α4

= 23,857 m

D5 Cos α5

= -0,132 m

∑D Sin α (Fy) = -23,285 + -11,699 +17,473 + 23,857 + (-0,132 m)
= 6,211 m
8. Menghitung Koreksi D sin α
D1
Fx1 = ∑ D × Fx
25,4
= 112,333 × (-2,725)
= -0,616
D2
Fx2 = ∑ D × Fx
20,999
= 112,333 × (-2,725)
= -0,510
D3
Fx3 = ∑ D × Fx
19,999
= 112,333 × (-2,725)
= -0,485
D4
Fx4 = ∑ D × Fx
23,969
= 112,333 × (-2,725)
= -0,581

D5
Fx5 = ∑ D × Fx
21,975
= 112,333 × (-2,725)
= -0,533
9. Menghitung Koreksi D Cos α
D1
Fy1 = ∑ D × Fy
25,4
= 112,333 × 6,211
= 1,404
D2
Fy2 = ∑ D × Fy
20,999
= 112,333 × 6,211
= 1,161
D3
Fy3 = ∑ D × Fy
19,999
= 112,333 × 6,211
= 1,106
D4
Fy4 = ∑ D × Fy
23,969
= 112,333 × 6,211
= 1,325
D5
Fy5 = ∑ D × Fy
21,975
= 112,333 × 6,211
= 1,215

15

10. D Sin α Terkoreksi
D Sin α 1 = D12 Sin α1 – Fx1
= -10,144 + 0,616
= -9,53
D Sin α 2 = D2 Sin α2 – Fx2
= 17,4272 + 0,510
= 17,937
D Sin α 3 = D3 Sin α3 – Fx3
= 9,7107 + 0,485
= 10,195
D Sin α 4 = D4 Sin α4 – Fx4
= 2,253 + 0,581
= 2,834
D Sin α 5 = D5 Sin α5 – Fx5
= -21,969 + 0,533
= -21,436
11. D Cos α Terkoreksi
D Cos α 1 = -23,285 – 1,404
= -24,689
D Cos α 2 = -11,699 – 1,161
= -12,86
D Cos α 3 = 17,473 – 1,106
= 16,367

D Cos α 4 = 23,857 – 1,325
= 22,529
D Cos α 5 = -0,132 – 1,215
= -1,347
12. Menghitung Koordinat X dan Y
a. Koordinat X
X1 = 100
X2 = X1 + D Sin α 1
= 100,000 + (- 9,53)
= 90,47
X3 = X2 + D Sin α 2
= 90,47 + 17,937
= 108,407
X4 = X3 + D Sin α 3
= 108,407 + 10,195
= 118,602
X5= X1 + D Sin α 5
= 118,602 + 2,834
= 121,436
b. Koordinat Y
Y1= 100
Y2 = Y1+ D Cos α 1
= 100,000 + (- 24,689 )

= 75,311

18

Y3 = Y2+ D Cos α 2
= 75,311 + (-12,860)
= 62,451
Y4 = Y3+ D Cos α 3
= 62,451 + 16,367
= 78,818
Y5 = Y4+ D Cos α 4
= 78,818 + 22,529
= 101,347
B. Pengolahan Data dalam Proses Digitasi Menggunakan ArcGIS 10.1
1. Membuat File Baru pada ArcMap
a. Buka ArcMap dengan klik Start > Program > ArcGIS > ArcMap.

Gambar 3.1 Tampilan Desktop.
b. Ketika sudah klik ArcMap akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 3.2 Tampilan ArcMap.

c. Klik OK.

Gambar 3.3 Tampilan File baru yang Telah Dibuat.
2. Memasukkan Data Peta Satelit
a. Klik Catalog > Connect to Folder

Gambar 3.4 Toolbar Catalog.

Gambar 3.5 Tampilan Jendela Connect to Folder.
b. Pilih folder peta administrasi, klik OK.

Gambar 3.6 Tampilan Jendela Connect to Folder.

c. Setelah itu akan muncul jendela Add Data, pilih data UMY tes.tif.

Gambar 3.7 Tampilan Jendela Add Data.
d. Klik Add.

Gambar 3.8 Tampilan Data Peta Satelit.
3. Membuat Shapefile
a. Klik Catalog.

Gambar 3.9 Toolbar Catalog.

b. Lalu klik kanan pada folder home > pilih New > Shapefile.

Gambar 3.10 Tampilan Menu Shapefile.
c. Setelah klik Shapefile, akan muncul jendela Create New Shapefile.
Ganti namanya menjadi Sportorium, lalu ganti Feature Type menjadi
Polygon.

Gambar 3.11 Tampilan jendela Create New Shapefile.

d. Lalu klik Edit pada jendela Create New Shapefile dan akan muncul
jendela Spatial Reference Properties. Lalu pilih folder Geographic
Coordinate Systems > World > WGS 1984.

Gambar 3.12 Tampilan jendela Spatial Reference Properties.
e. Klik OK.

Gambar 3.13 Tampilan jendela Create New Shapefile.
f. Klik OK.
g. Lalu pilih menu Editor > Start Editing

Gambar 3.14 Tampilan Menu Editor
.

h. klik dua kali Sportorium pada sisi kanan layar.

Gambar 3.15 Tampilan Layar.
i. Akan muncul jendela Template Properties.

Gambar 3.16 Tampilan Jendela Template Properties.
j. Klik OK.
k. Lalu buat Shapefile dengan mengelilingi gedung Sportorium. Setelah
Shapefile Sportorium sudah dibuat, klik menu Editor > Stop Editing.

Gambar 3.17 Tampilan Shapefile Sportorium yang Sudah Dibuat.

l. Lakukan langkah-langkah tersebut untuk membuat Shapefile gedung
kuliah, gedung ARB, Masjid K.H.A. Dahlan, perpustakaan, lapangan
bintang, lapangan bola, student center dan wilayah.

Gambar 3.18 Tampilan Shapefile yang Sudah Dibuat Semua.
m. Untuk membuat Shapefile jalan, langkah-langkah sama seperti
sebelumnya. Tetapi pada bagian Feature Type di jendela Create New
Shapefile pilih Polyline.

Gambar 3.19 Tampilan jendela Create New Shapefile.
n. Klik OK. Buat Shapefile jalan dengan mengelilingi wilayah UMY.
Jika sudah klik Editor > Stop Editing.

Gambar 3.20 Tampilan Shapefile Jalan yang Sudah Dibuat.

4. Memasukkan Data GPS
a. Klik icon

pada toolbar

b. Akan muncul kotak dialog isian data GPS, pada kolom Long isikan
data garis bujur, dan pada kolom Lat isikan data garis lintang. Setelah
data dimasukkan lalu klik

add labeled point :

Gambar 3.21 Tampilan jendela Go To XY.
c. Setelah itu, titik koordinat akan muncul pada peta.

Gambar 3.22 Tampilan Titik Koordinat yang Sudah Muncul.
5. Mengubah Layout
a. Klik File > Page and Print Setup

Gambar 3.23 Tampilan Menu Toolbar.

b. Lalu, muncul jendela Page and Print Setup. Pada bagian Paper, ganti
ukuran kertas menjadi A3 dan ganti orientation menjadi landscape.

Gambar 3.24 Tampilan Jendela Page and Print Setup.
c. Klik OK. Lalu, ganti layar dengan Layout view dan matikan layer
UMY tes.tif.

Gambar 3.25 Tampilan Peta dengan Ukuran Kertas A3.
6. Membuat Keterangan
a. Setelah itu buat keterangan di samping gambar peta dengan klik
toolbar Drawing > pilih Rectangle.

Gambar 3.26 Tampilan Toolbar Drawing.

b. Ketika sudah membuat rectangle. Rectangle masih berwarna, double
click pada rectangle tersebut. Setelah muncul kotak dialog, pada Fill
pilih No Colour dan pada Outline Colour pilih Black.

Gambar 3.27 Tampilan Jendela Properties.
c. Klik OK.

Gambar 3.28 Tampilan Rectangle yang Telah Dibuat.
d. Bagi tempat keterangan menjadi 6 bagian dengan menggunakan Line
yang ada di toolbar Draw.
e. Tambahkan logo UMY dengan cara pilih menu Insert - Picture.
Sesuaikan logo dengan kertas.

Gambar 3.29 Logo yang Sudah di Dalam Kolom Keterangan.

f. Untuk menambahkan tulisan pilih menu insert - Text. Akan muncul
pada kolom text pada Map Display Area, lalu double click pada “text”
untuk mengganti tulisan.
g. Akan muncul kotak dialog seperdi gambar dibawah, selanjutnya
ketikan teks sesuai yang diinginkan lalu klik OK.

Gambar 3.30 Tampilan Jendela Properties.
h. Klik OK.

Gambar 3.31 Tampilan Layar yang Sudah Diberi Text.
i. Lalu, tambahkan arah mata angin dengan cara pilih menu Insert North Arrow.

Gambar 3.32 Menu Insert-North Arrow.

j. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk memilih jenis arah mata
angin, pilih salah satu arah mata angin lalu klik OK.

Gambar 3.33 Jendela North Arrow Selector.
k. Selanjutnya tambahkan skala dengan cara pilih menu Insert - Scale
Bar.

Gambar 3.34 Cara Insert Skala.
l. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk memilih jenis skala, pilih
salah satu skala lalu klik OK.

Gambar 3.35 Tampilan Jendela Scale Bar Selector.

m. Tambahkan Legenda di keterangan, pilih menu Insert – Legend.

Gambar 3.36 Cara Insert Legend.
n. Lalu, akan muncul jendela Legend Wizard.

Gambar 3.37 Tampilan Jendela Legend Wizard.
o. Klik next. Lalu pada bagian Legend Title, ganti namanya menjadi
Legenda. Lalu, klik next hingga finish.

Gambar 3.38 Tampilan Jendela Legend Wizard.

p. Terakhir, tambahkan Peta Jateng dengan cara klik Insert > Data
Frame

Gambar 3.39 Menu Insert.
q. Klik kanan pada New Data Frame pilih Add Data.

Gambar 3.40 Cara Memasukkan Data Peta.
r. Setelah itu, akan muncul jendela Add Data. Pilih folder Batas_Admin.
Pilih batas Kabupaten dan Kecamatan DIY Jateng. Lalu, klik Add.

Gambar 3.41 Tampilan Jendela Add Data.

7. Membuat Grid pada Peta
Klik kanan pada Peta Jateng > Grid > New Grid, klik Next sampai Finish,
selanjutnya akan muncul kotak dialog pilih Properties > isi interval > klik
OK.

Gambar 3.42 Tampilan Peta yang Sudah Diberi Grid.
8. Menyimpan Gambar
Untuk menyimpan gambar agar mudah dalam pencetakan, maka gambar
harus di export dengan cara:
a. Pilih menu File > Export Map

Gambar 3.43 Cara Export Map.

b. Akan muncul tampilan jendela Export File, dikolom Save as type
ganti format menjadi .JPEG. Lalu, klik Save.

Gambar 3.44 Tampilan Jendela Export Map.
9. Hasil Gambar
Setelah melakukan langkah-langkah diatas, hasil gambar yang telah di
export siap print.

Gambar 3.45 Tampilan Gambar yang Siap Print.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penembakan Theodolit
Pada setiap stasiun dilakukan penembakan Theodolit sebanyak lima kali
yaitu dua penembakan ke stasiun terdekat, satu penembakan ke dalam polygon
utama, dan dua penembakan ke luar polygon utama. Dari hasil penembakan
Theodolit tersebut, didapat jarak rata-rata stasiun I dengan stasiun II adalah
25,4 meter. Jarak rata-rata stasiun II dengan stasiun III adalah 20,999 meter.
Jarak rata-rata stasiun III dengan stasiun IV adalah 19,999 meter. Jarak ratarata stasiun IV dengan stasiun V adalah 23,969 meter. dan jarak rata-rata
stasiun V dengan stasiun I adalah 21,975 meter
Dari perhitungan analisa data theodolite, maka di stasiun I didapatkan
nilai koordinat X adalah 100 dan nilai Y adalah 100. Stasiun II didapatkan
nilai koordinat X adalah 90,47 dan nilai Y adalah

75,311. Stasiun III

didapatkan nilai koordinat X adalah 108,407 dan nilai Y adalah 62,451.
Stasiun IV didapatkan nilai koordinat X adalah 118,602 dan nilai Y adalah
78,818. Dan Stasiun V didapatkan nilai koordinat X adalah 121,436 dan nilai
Y adalah 101,347.
Garis kontur pada peta topografi yang telah di gambar di atas kertas kalkir
menunjukan Bagian yang memiliki garis kontur yang rapat menandakan
bahwa daerah tersebut adalah daerah yang curam. Pada bagian garis kontur
yang renggang menandakan bahwa daerah tersebut landai. Garis kontur yang
rapat juga menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah bukit/
punggung, sedangkan daerah dengan garis kontur yang renggang merupakan
daerah lembah.

35

Gambar 4.1 Peta Topografi yang Telah di Gambar di Atas Kertas Kalkir.
B. Hasil Penembakan GPS
Tabel 4.1 Hasil Penembakan GPS.
Nomor

Titik

Garis
Lintang

1.

K9 182

-7°48’38.9”

2.

K9 175

7°48’38.4”

3.

K9 176

-7°48’38.9”

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

K9 177
K9 178
K9 179
K9 180
K9 181
K9 183
K9 184
K9 185
K9 186
K9 187
K9 188
K9 189
K9 190
K9 191
K9 192
K9 193
K9 174
K9 173
K9 172
K9 171

7°48’48.5”
7°48’44.5”
7°48’40.0”
7°48’39.3”
7°48’37.8”
7°48’39.8”
7°48’41.4”
7°48’40.8”
7°48’40.5”
7°48’40.4”
7°48’38.9”
7°48’41.5”
7°48’42.0”
7°48’41.4”
7°48’41.9”
7°48’43.3”
7°48’40.0”
7°48’41.18”
7°48’39.2”
7°48’39.3”

Desimal
7.81072
7.81066
7.81083
7.81347
7.81236
7.81111
7.81091
7.81050
7.81105
7.81150
7.81133
7.81125
7.81122
7.81080
7.81152
7.81166
7.81150
7.81163
7.81202
7.81111
7.81143
7.81088
7.81091

Garis Bujur

Desimal

Akurasi

110°19’17.2”

110.32145

3m

110°19’18.5”

110.32180

12 m

110°19’18.5”

110.32180

14 m

110°19’18.3”
110°19’16.5”
110°19’18.3”
110°19’16.8”
110°19’16.8”
110°19’16.6”
110°19’16.0”
110°19’15.1”
110°19’16.9”
110°19’17.0”
110°19’17.5”
110°19’17.4”
110°19’18.0”
110°19’16.4”
110°19’17.0”
110°19’16.9”
110°19’18.2”
110°19’18.8”
110°19’19.7”
110°19’19.7”

110.32175
110.32125
110.32175
110.32133
110.32133
110.32127
110.32111
110.32086
110.32136
110.32138
110.32152
110.32150
110.32166
110.32122
110.32138
110.32136
110.32172
110.32188
110.32213
110.32213

500 m
512 m
372 m
79 m
93 m
93 m
12 m
15 m
23 m
10 m
500 m
73 m
28 m
57 m
10 m
73 m
3m
6m
131 m
3m

Sumber : Hasil Penembakan GPS

37

Hasil penembakan pertama GPS di Lapangan Bintang UMY yaitu titik K9
182 diperoleh koordinat garis lintang -7°48’38,9”S jika koordinat garis lintang
didesimalkan menjadi -7,81072. Nilai koordinat garis bujur 110°19’17,22”
jika didesimalkan menjadi 110,320652.
Setelah hasil penembakan didapat, data tersebut dimasukkan ke dalam
software ArcGIS untuk memetakan UMY. Titik atau tanda yang muncul pada
peta setelah GPS dimasukkan ada beberapa titik yang berbeda letak dengan
titik penembakan sebenarnya. Hal ini dapat terjadi karena akurasi dari
penembakan. Semakin jauh akurasi penembakan, maka letak titik pada peta
akan bergeser sejauh akurasi penembakan. Misalnya, data penembakan K9
177 yang memiliki Accuracy of Signal 500 meter. Ketika data penembakan K9
177 dimasukkan ke software ArcGIS, titik penembakan bergeser sejauh 500
meter.
Accuracy of Signal dapat berbeda-beda setiap penembakannya. Perbedaan
tingkat akurasi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu kecepatan internet dan lama
pengambilan data. Akses internet yang cepat dapat membuat data semakin
akurat, sedangkan semakin lambat akses internet membuat data kurang akurat.
Lama pengambilan data dapat berpengaruh karena semakin lama data diambil,
maka akurasi data bisa semakin akurat ataupun kurang akurat.

Gambar 4.2 Hasil pembuatan peta UMY dengan software ArcGIS

BAB V
KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan praktikum di lapangan dan menyelesaikan laporan
praktikum ini. Maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran di lapangan
dibutuhkan dalam perencanaan suatu bangunan. Data-data yang didapat harus
tepat dan teliti karena mempengaruhi perencanaan suatu proyek.
Setelah melaksanakan Praktikum Geomatika di lapangan yang bertempat di
Kampus

Terpadu

Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta,

maka

dapat

disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Polygon yang tergambar ialah polygon tertutup, dengan titik awal dan titik
akhir terletak pada titik yang sama.
2. Setelah

mendapatkan

materi

di

dalam

praktikum,

penyusun

dapat

menggambar garis kontur dengan data yang didapat dari penembakan di
lapangan.
3. Setelah mendapat materi software ArcGIS di dalam praktikum, penyusun
dapat mengaplikasikan software tersebut untuk membuat peta administrasi
UMY dengan mencantumkan titik koordinat hasil dari penembakan GPS. Dari
hal tersebut, hasil penembakan GPS ada beberapa titik yang berbeda letak
dengan titik penembakan sebenarnya. Hal ini disebabkan karena tingkat
akurasi yang rendah dan kecepatan internet yang rendah.

39