BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Saham - Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Saham

  Saham merupakan efek yang paling popular dan paling sering diperdagangkan di pasar modal. Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti orang tersebut telah menyertakan modal sebesar jumlah saham yang dibeli. Dividen adalah bagian dari keuntungan atau laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli saham, dimana harga jual saham lebih tinggi daripada harga pembeliannya.

  Saham terdiri dari beberapa jenis, antara lain saham biasa (common

stock ), saham preferen (preferred stock), dan saham harta (treasury stock).

  Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan, dapat memilih dewan komisaris, memiliki hak terdahulu bila organisasi/perusahaan tersebut menerbitkan saham baru, dan merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha. Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dan obligasi, yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain itu, pemegang saham preferen juga memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih dahulu pada saat terjadinya likuidasi perusahaan. Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa jika terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan perusahaan penerbit. Saham yang biasa dijual di Bursa efek adalah saham biasa, sedangkan saham preferen tidak dijual di bursa efek. Saham harta atau saham treasuri merupakan saham perusahaan penerbit yang diperoleh kembali. Saham harta yang sudah diperoleh dapat dilepas kembali.

  Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikelompokkan menjadi :

  a. Blue Chip Stock

  Merupakan saham suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

  b. Income Stock

  Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi daripada rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

  c. Growth Stock

  Merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

  d. Speculative Stock

  Merupakan saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

  e. Counter Cyclical Stock

  Merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

  Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat diklasifikasikan menjadi :

  a. Saham atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama merupakan saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.

  b. Saham atas Unjuk (Bearer Stock) Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham. Oleh karena itu, orang yang dapat menunjukkan sertifikat saham merupakan pemilik saham tersebut.

2.1.2. Harga Saham

  Harga saham pada dasarnya menunjukkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang saham tersebut. Harga saham mengalami fluktuasi naik dan turun yang terbentuk dari permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar sekunder.

  Harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari internal perusahaan (faktor fundamental, kinerja keuangan, dan kinerja manajemennya) maupun eksternal perusahaan (faktor makro). Beberapa faktor yang berasal dari eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang, kebijakan pemerintah, sentimen pasar, penggabungan usaha, kondisi politik maupun sosial suatu negara.

  Menurut Weston dan Bringham (2001:26), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah : a. Laba per Lembar Saham (Earning Per Share)

  Laba per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor akan menerima laba yang lebih tinggi atas saham yang dimilikinya, sehingga dapat memperoleh tingkat pengembalian yang cukup baik. Dengan demikian, investor lebih tertarik dan terdorong untuk berinvestasi lebih besar pada saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat.

  b. Tingkat Bunga Apabila suku bunga naik, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada obligasi dibandingkan saham karena dapat memperoleh bunga yang tinggi dengan risiko yang lebih kecil. Hal ini dapat menurunkan harga saham. Demikian juga sebaliknya, jika suku bunga turun, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi dalam saham karena menguntungkan sehingga harga saham akan naik.

  c. Jumlah Kas Dividen yang Dibagikan Peningkatan dalam jumlah kas dividen yang dibagikan dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham karena pada dasarnya, investor menginginkan jumlah kas dividen yang lebih besar, sehingga harga saham akan naik.

  d. Jumlah Laba yang Didapat Perusahaan Pada dasarnya, investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang menunjukkan kinerja yang baik. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikator apakah perusahaan tersebut berkinerja baik. Jadi, investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan yang labanya tinggi karena menunjukkan prospek lebih cerah, sehingga harga sahamnya pun lebih tinggi.

  e. Tingkat Risiko dan Pengembalian Tingkat risiko yang tinggi biasanya akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi juga. Dengan demikian, jika tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan meningkat, maka akan berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut.

  Menurut Rusdin (2006:74), nilai saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain : a.

  Nilai Nominal (nilai pari) Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan.

  b.

  Nilai Dasar Pada dasarnya, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saham, yaitu harga saham pada saat pertama kali diterbitkan. Harga dasar ini akan berubah karena adanya tindakan dari para emiten yang berkaitan dengan saham tersebut, seperti stock split, waran,

  right issue , dan sebagainya.

  c.

  Nilai Pasar Nilai pasar saham menunjukkan harga jual beli saham yang sedang terjadi pada pasar sekunder. Harga ini pada dasarnya terbentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika bursa sudah tutup, maka nilai pasar saham yang berlaku adalah harga penutupan terakhirnya.

  Dalam melakukan investasi terhadap saham-saham yang beredar di pasar modal, pada umumnya para investor menggunakan berbagai macam analisis untuk meminimalisasi kerugian yang timbul akibat kesalahan dalam memilih suatu saham tertentu. Berbagai analisis juga diperlukan untuk memperhitungkan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan. Analisis atau penilaian terhadap surat berharga dalam pasar modal pada umumnya dibedakan menjadi analisis fundamental dan analisis teknikal.

  Analisis fundamental pada dasarnya mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi keuangan perusahaan, karena nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan tersebut. Investor menggunakan analisis ini untuk memastikan bahwa saham suatu perusahaan yang dibeli adalah saham dari perusahaan yang berkinerja baik atau setidaknya tidak berkinerja buruk, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan bahwa saham yang dibeli berpotensi untuk di-delisting dari bursa. Analisis fundamental dapat juga dipakai untuk menganalisis tingkat kewajaran dari harga pasar suatu saham.

  Analisis fundamental mencakup analisis terhadap keuangan perusahaan dengan menggunakan data-data historis, menganalisis rasio keuangannya, analisis terhadap kondisi makro yang berpengaruh terhadap perusahaan, dan sebagainya.

  Analisis teknikal sering dipakai oleh investor yang cukup aktif di pasar saham dan yang sering melakukan jual beli saham. Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik pada jangka waktu tertentu.

  Data historis yang digunakan diproyeksikan ke dalam grafik yang biasanya menunjukkan kecenderungan pasar terhadap suatu saham tertentu. Biasanya analisis teknikal digunakan untuk analisis jangka pendek dan menengah, sedangkan analisis fundamental cenderung digunakan untuk analisis jangka panjang.

2.1.3. Metode Penilaian Harga Saham

  Dengan menggunakan beberapa metode penilaian saham, investor dapat mengetahui apakah harga suatu saham yang ditawarkan di Bursa Efek terlalu mahal (over valued) atau terlalu murah (undervalued). Jika harga saham dinilai terlalu mahal, maka investor disarankan untuk menghindari investasi pada saham tersebut. Jika investor telah memiliki saham yang overvalued maka secara teoritis, investor sebaiknya menjual kembali saham tersebut. Sebaliknya, jika saham dinilai undervalued maka investor disarankan untuk segera membelinya untuk dijual kembali jika harga saham mengalami kenaikan.

  Metode-metode yang sudah umum digunakan untuk analisis pasar modal antara lain : a.

  Metode Price Earning Ratio (Metode PER) Metode ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham dengan cara menghitung besar perkiraan return yang akan diperoleh atas suatu saham. Metode PER dihitung dengan membandingkan harga saham terhadap laba per saham (EPS). PER menggambarkan jangka waktu pengembalian atas saham yang diinvestasikan. Semakin tinggi PER suatu saham, berarti semakin lama waktu pengembalian investasi pada saham tersebut. Oleh karena itu, investor sebaiknya memilih saham-saham dengan PER yang kecil, karena waktu pengembalian ats investasi saham tersebut semakin cepat. b.

  Metode Perkiraan Pendapatan (metode Using Earnings Forecast) Metode ini dihitung didasarkan bahwa manajemen perusahaan menahan sebagian dari pendapatannya, karena pada umumnya, setiap perusahaan go-public tidak akan membagikan seluruh laba yang diperoleh pada periode tersebut kepada pemegang saham sebagai dividen sehubungan adanya kebijakan bahwa sebagian laba akan masuk sebagai tambahan modal (laba ditahan) atau digunakan untuk pengembangan usahanya. Metode ini juga digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham. Penilaian harga saham dengan menggunakan model perkiraan pendapatan ini memasukkan adanya unsur berapa besar pendapatan yang dibagikan perusahaan kepada masing-masing investor serta adanya unsur tingkat bunga yang berlaku umum.

  c.

  Metode Price to Book Value (metode PBV) Metode PBV menggambarkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Metode ini dihitung dengan membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi rasio PBV, maka semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan. Dengan rasio ini, maka investor dapat mengetahui sudah berapa kali harga pasar saham dihargai lebih dari nilai bukunya. Dengan demikian, investor akan mendapatkan gambaran mengenai harga suatu saham, apakah harga pasarnya sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Jika suatu saham berkinerja baik ternyata masih memiliki PBV yang rendah dibandingkan rata-rata PBV saham di sektornya, artinya harga saham tersebut masih berpotensi untuk naik. Rasio PBV ini lebih efektif jika digunakan untuk membandingkan saham-saham pada sektor ekonomi yang sama, karena kewajaran rasio PBV dapat berbeda diantara berbagai sektor.

2.1.4. Konsep Laba

  Pada umumnya, laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba adalah sebuah indikator profitabilitas perusahaan, sehingga laba dapat menunjukkan kekayaan pemegang saham dari satu ke periode ke periode berikutnya.

  Konsep laba ekonomi berbeda dengan konsep laba akuntansi. Laba dalam ilmu ekonomi murni adalah peningkatan dalam kekayaan investor setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Laba ekonomi mencakup baik komponen yang sudah direalisasikan maupun yang belum. Penekanan laba ekonomi adalah untuk mengukur perubahan nilai dari pemegang saham, yang mengukur seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif. Sementara itu, laba akuntansi didefinisikan sebagai selisih pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut.

  Pengakuan pendapatan merupakan titik awal dari pengakuan laba. Suatu pendapatan dapat diakui apabila telah memenuhi dua kondisi yaitu telah atau dapat direalisasikan (perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas) dan telah dihasilkan (perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya dan proses perolehan labanya telah selesai).

  Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Laba akuntansi atau laba yang dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.

  Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.

  Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. i.

  h.

  Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

  g.

  Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.

  f.

  e.

  Menurut Suwardjono (2005:456), laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain : a.

  Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

  d.

  Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

  c.

  Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.

  b.

  Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan dalam tingkat pengembalian atas investasi.

  Dasar pembagian dividen. Laba merupakan unsur yang paling diminati di pasar uang, karena laba secara langsung menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laba yang besar dari suatu perusahaan akan menarik investor untuk menanamkan dananya dan juga meningkatkan kepercayaan kreditor untuk meminjamkan dana apabila dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Dengan laba yang tinggi, kekayaan perusahaan juga meningkat dan pada akhirnya juga meningkatkan kekayaan para pemegang saham. oleh karena itu, laba bersih suatu perusahaan biasanya menjadi perhatian utama dalam usaha meningkatkan kinerjanya.

2.1.5. Arus Kas

  Laporan arus kas adalah salah satu unsur dari laporan keuangan yang berisi informasi mengenai aliran kas perusahaan, baik yang digunakan untuk aktivitas operasional, untuk investasi, dan sumber pendanaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode, sehingga merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama periode tersebut.

  Menurut PSAK No.2 (2004), “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.”

  Arus kas aktivitas operasi merupakan arus kas yang mempengaruhi laba bersih perusahaan. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk pelaporan arus kas dari aktivitas operasi :

  a. Metode Langsung Metode ini melaporkan sumber kas operasi yang berasal dari penerimaan pelanggan dan penggunaan kas operasi yang meliputi pembayaran kepada pemasok atas barang dagangan serta kas yang digunakan untuk beban operasi dan membayar gaji pegawai.

  b. Metode tidak langsung

  Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan cara menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan beban dan pendapatan yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Aktivitas investasi merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan pembelian atau pelepasan aktiva tetap perusahaan, aktiva tidak berwujud, maupun jenis investasi lainnya. Arus kas masuk dari aktivitas investasi umumnya berasal dari penjualan, sedangkan arus kas keluar berasal dari pembeli atas aktiva dan investasi jangka panjang tersebut. Arus kas aktivitas investasi merupakan pencerminan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan melibatkan aktiva jangka panjang.

  Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan perubahan dalam komposisi ekuitas perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas ini pada umumnya berasal dari penerbitan sekuritas utang maupun ekuitas, seperti penerbitan saham, obligasi, wesel. Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan umumnya berasal dari pelunasan pinjaman, penarikan saham perusahaan (saham treasuri), dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

  Menurut PSAK No.2 paragraf 3 dan 4, laporan arus kas memiliki beberapa informasi yang bermanfaat bagi pemakainya :

  1. Dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

  2. Informasi dalam arus kas dapat bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

  3. Informasi arus kas juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

4. Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.

  5. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan laporan keuangan.

  Dengan menganalisis laporan arus kas, pemakai laporan keuangan dapat mengetahui apakah perusahaan telah menggunakan aktiva lancar kas dan setara kasnya secara efektif dan efisien. Penggunaan aktiva secara efektif dan efisien akan menghasilkan kinerja yang lebih memuaskan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.

2.1.6. Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan pada dasarnya adalah output dari suatu proses akuntansi yang menggambarkan aktivitas dan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:13), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari : a.

  Neraca b.

  Laporan Laba Rugi c. Laporan Perubahan Ekuitas d.

  Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan Keuangan

  Data-data yang terkandung dalam laporan keuangan apabila dianalisis dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

  Analisis laporan keuangan pada dasarnya adalah menganalisis posisi keuangan perusahaan untuk menentukan kinerjanya di masa depan dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Bagi investor, analisis laporan keuangan dapat membantu untuk memahami apakah investasi pada suatu perusahaan tertentu merupakan keputusan yang tepat atau dapat menimbulkan risiko yang merugikan investor tersebut. Bagi kreditor dan bank, analisis terhadap laporan keuangan dapat membantu untuk memahami apakah keputusan untuk memberikan pinjaman dana kepada perusahaan tersebut adalah keputusan yang tepat, yang dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Bagi pemegang saham, analisis dapat membantu untuk memahami kinerja perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk membuat perencanaan ke depan.

  Menurut Harahap (2008:190), analisis laporan keuangan adalah : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengentahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

  Menurut Subramanyam dan John Wild (2010:34), alat-alat penting yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan terdiri dari : a. Analisis laporan keuangan komparatif

  Analisis ini dilakukan dengan menelaah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode lainnya, yaitu dengan membandingkan perubahan dari tahun ke tahun atau dengan analisis terhadap tren angka indeks.

  b. Analisis laporan keuangan common-size Laporan common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size. Analisis ini berguna untuk memahami pembentukan internal laporan keuangan suatu perusahaan.

  c. Analisis rasio Analis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya atau standar yang telah ditentukan sebelumnya, maupun rasio pesaing.

  d. Analisis arus kas Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana, yang biasanya digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.

  e. Valuasi Valuasi adalah menentukan estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasarnya adalah teori nilai sekarang (present value theory) yang menyatakan bahwa nilai uang atau efek ekuitas sam dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

2.1.7. Rasio Keuangan

  Menurut Siegel,dkk (1999 : 45), rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dan jumlah yang lainnya. Secara sederhana, rasio merupakan perbandingan jumlah.

  Rasio keuangan merupakan sebuah alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu dengan membandingkan data-data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Analisis terhadap rasio keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan, baik keputusan pendanaan, investasi, dan sebagainya. Dengan demikian, para pengguna laporan keuangan dapat memprediksi prospek dan pencapaian perusahaan di masa mendatang. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara menginterpretasi informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

  Menurut Subramanyam, dkk (2010:44), rasio keuangan yang secara umum digunakan antara lain :

  1. Likuiditas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, yang terdiri dari Rasio Lancar (Current ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Waktu Penagihan (Collection Period), Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory ).

  2. Struktur Modal atau Solvabilitas Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, terdiri dari Total Utang terhadap Ekuitas (total debt to equity), Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long term debt to equity), Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).

  3. Tingkat Pengembalian Investasi Rasio ini digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio ini terdiri dari Return

  on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).

  4. Kinerja Operasi atau Rasio Rentabilitas Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, yang terdiri dari

  Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), Margin Laba Bersih (Net Profit Margin ).

  5. Pemanfaatan Aset Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio keuangan ini terdiri dari rasio perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account

  receivable turnover ), perputaran persediaan (inventory turnover),

  perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aset tetap, dan perputaran total aset (total asset turnover).

  6. Ukuran Pasar Rasio ukuran pasar menilai dan mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan, yang terdiri dari rasio harga terhadap laba (price earning ratio), hasil dividen (dividend yield), tingkat pembayaran dividen (dividend payout ratio), harga terhadap nilai buku (price to book value). Menurut Harahap (2008:298), analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

  b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

  c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

  e. Menstandarisir ukuran perusahaan.

  f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time

  series .

  g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Dari banyaknya rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan, peneliti memilih beberapa rasio yang dinilai memiliki pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.1.7.1. Current Ratio (CR)

  Menurut Munawir (2002 : 71), “rasio lancar digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, dan juga penting bagi kreditor dan pemegang saham yang setidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.”

  Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Nilai rasio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin likuid karena memiliki aset yang cukup dan lebih banyak dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio lancar yang terlalu tinggi juga menujukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditasnya. Kelebihan dalam aktiva lancar yang terlalu banyak seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk membayar utang jangka panjangnya atau melakukan investasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian dan keuntungan bagi perusahaan.

  Rumus untuk menghitung rasio lancar : =

2.1.7.2. Price Earning Ratio (PER)

  Rasio PER merupakan sebuah alat analisis yang penting bagi investor pada saat melakukan investasi pada saham. Rasio ini dihitung dengan membandingkan nilai pasar dengan laba per sahamnya (EPS). Tujuan dari analisis terhadap PER adalah memprediksi kapan atau berapa kali laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya pada periode tertentu. Dengan demikian, investor dapat mengetahui jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut, sehingga investor dapat membandingkannya dengan tingkat pengembalian saham lainnya. Jika PER dari suatu saham adalah enam kali, berarti harga pasar suatu saham adalah enam kali dari EPS. Artinya, modal investasi saham itu akan kembali dalam waktu enam tahun karena EPS pada umumnya dibagikan tiap tahun.

  PER pada umumnya digunakan dalam perbandingannya antara saham-saham yang berada dalam industri sejenis. Semakin kecil PER akan semakin baik karena pengembalian investasi saham tersebut semakin cepat, sehingga saham dengan PER yang kecil akan lebih menarik dibandingkan saham dengan PER yang besar. PER tinggi juga dapat berarti bahwa apresiasi atau penilaian investor yang tinggi akan saham tersebut sehingga permintaan terhadap saham tersebut sangat tinggi yang pada akhirnya menaikkan harga saham.

  Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) : =

2.1.7.3. Price to Book Value (PBV)

  Rasio PBV dapat menunjukkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio ini menggambarkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value. Dengan demikian, investor dapat mengetahui apakah harga pasar saham tersebut sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Rasio PBV dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham. Jika suatu saham dari perusahaan yang berkinerja baik memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih berpotensi untuk naik, dan sebaliknya.

  Semakin tinggi ratio PBV suatu saham, berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko bagi investor, karena harga saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun ataupun dikarenakan kinerja keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut sangat rendah. Menurut Mangasa (2010:68), “secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya dengan tingkat risiko investasi, apabila harga saham perusahaan adalah dua kali nilai buku suatu perusahaan.”

  Rumus untuk menghitung Price Book Value : =

2.1.8. Saham Perusahaan LQ 45

  Indeks LQ45 merupakan salah satu bagian dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Beberapa indeks lainnya yang merupakan bagian dari IHSG adalah Jakarta Islamic Index (JII), Kompas 100, Bisnis-27, dan indeks sektoral. Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia merupakan 45 perusahaan terpilih yang paling likuid dengan nilai kapitalisasi yang besar.

  Kriteria-kriteria agar suatu saham dapat masuk dalam indeks LQ 45 adalah : a.

  Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular, dilihat dari rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir.

  b.

  Saham tersebut juga harus masuk ke dalam peringkat teratas tingkat kapitalisasi pasar, yang dilihat berdasarkan rata-rata selama 12 bulan terakhir.

  c.

  Saham tersebut telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama minimum tiga bulan.

  d.

  Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan dari perusahaan, frekuensi perdagangan, dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler harus baik. Faktor-faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45 antara lain :

  a. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai patokan investasi di pasar keuangan Indonesia.

  b. Tingkat toleransi investor terhadap risiko

  c. Saham-saham penggerak indeks yang notabenenya merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI.

  Perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 pada umumnya adalah perusahaan yang berkinerja baik dan memiliki tingkat likuidasi yang baik. Oleh karena itu, saham-saham dalam indeks ini pada umumnya menjadi incaran investor untuk menanamkan investasinya. Penetapan saham-saham perusahaan

  

go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid tersebut dievaluasi

  dan ditetapkan setiap enam bulan. Tujuan pengumuman saham dalam indeks ini adalah untuk menginformasikan kepada investor bahwa secara teoritis, saham-saham yang berada kategori ini memiliki risiko yang cenderung lebih kecil dibandingkan saham lainnya karena tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, saham indeks LQ45 ini merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga disebut 45 saham terlikuid.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan rasio keuangan terhadap harga saham antara lain :

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu

  Tahun Penelitian

  Peneliti Judul Hasil Penelitian 2010 Elvis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

  Laba dan Arus Kas operasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ; Arus kas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh signifikan. 2010 Lilis Pengaruh Informasi

  Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI.

  Laba akuntansi dan arus kas pendanaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ; arus kas aktivitas operasi dan investasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Laba akuntansi dan komponen arus kas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 2011 Cory Pengaruh Current

  Ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on

  Current Ratio memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price Earning ratio memiliki pengaruh yang positif investment, return on equity, dan price earning ratio terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI dan tidak signifikan terhadap harga saham.

  2011 Ronauli Pengaruh Informasi Arus kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI..

  Secara parsial hanya arus kas pendanaan dan Laba bersih yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan arus kas investasi dan operasi tidak berpengaruh signifikan. Arus kas dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan. 2012 Anestasya Pengaruh Perubahan

  Rasio Fundamental Keuangan dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan Minuman yang terdaftar di BEI.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial, PER berpengaruh secara signifkan dan positif, sedangkan PBV berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2.3. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Harga Saham (Y) H 1 Laba Bersih Akuntansi (X 1 ) H 2 Arus Kas Operasi (X 2 ) H 3 H 4 Current Ratio (X 3 ) Price to Book Value (X 5 )

  H 5 Price Earning Ratio (X 4 ) H 6 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Laba bersih merupakan unsur paling utama dalam mengukur kinerja dan profitabilitas perusahaan, serta memberikan informasi mengenai perubahan kekayaan para pemegang saham. Arus kas operasi memberikan informasi mengenai penerimaan dan penggunaan kas untuk kegiatan operasional perusahaan. Current Ratio mencerminkan likuiditas atau kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Price Earning Ratio menggambarkan tingkat pengembalian yang diinvestasikan pada suatu saham dan kemampuan saham tersebut menghasilkan laba. Price to Book Value memberikan informasi bagi investor terkait dengan tingkat risiko investasi dan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.

  Harga saham mencerminkan nilai sebuah perusahaan dan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen perusahaan. Pergerakan harga saham itu sendiri ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Sedangkan permintaan akan suatu saham disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.

  Variabel independen yang telah dijelaskan memiliki pengaruh terhadap keputusan investor untuk berinvestasi dalam saham tertentu yang menciptakan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal dan pada akhirnya mempengaruhi pergerakan harga saham. Semakin baik kinerja suatu perusahaan, maka minat investor untuk berinvestasi pada saham tersebut juga akan semakin tinggi.

2.4. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisisnya. Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

  H

  1 : Laba bersih akuntansi berpengaruh terhadap harga saham,

  H

  

2 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham,

  H : Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham,

  3 H 4 : Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham,

  H 5 : Price to Book Value berpengaruh terhadap harga saham, H

  6 : Laba bersih akuntansi, Arus kas operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

1 49 110

Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

3 82 75

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham - Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Karakterisitik Perusahaan Pertambangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Analisis Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Teoritis 1.1 Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 19