Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

(1)

1 SKRIPSI

PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

WILLIANOVE 090503053

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lemabaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 3 Januari 2013

NIM : 090503053 Willianove


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

Salah satu faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan di pasar modal adalah kinerja keuangan. Beberapa komponen yang mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan antara lain laba bersih, arus kas, dan rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi, dan rasio keuangan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian ini mencakup 60 perusahaan LQ45 yang pernah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011, dengan 17 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan

di

linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dengan harga saham sebagai variabel dependen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Price Earning Ratio (PER) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Current Ratio dan Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value, harga saham, perusahaan LQ45


(4)

iii ABSTRACT

THE IMPACT OF NET PROFIT, OPERATING CASHFLOW, AND FINANCIAL RATIOS ON STOCK PRICES OF LQ45 COMPANIES LISTED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

One of the factors that influences the up and down of a company’s stock price in capital market is corporate’s financial performance. Some components that reflect corporate’s financial performance are net profit, cashflow, and financial ratios. The purpose of this research is to analyze the influence of net profit, operationg cashflow, and financial ratios, either partially or simultaneously, on stock price of LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Population of this research consists of 60 LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011, with 17 companies taken as sample. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of

each sample, which is published in

multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), and Price to Book Value (PBV) with stock price as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio, and Price to Book Value have a significant impact on stock prices. Partially, only variables of Net Profit, Operating Cashflow and Price Earning Ratio have significant impact on Stock Prices, while variables of Current Ratio and Price to Book Value have insignificant impact on Stock Prices.

Kata kunci: Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value, Stock Price, LQ45 Companies.


(5)

iv KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, peneliti menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, anugerah, dan karuniaNya yang menyertai, membimbing dan memberikan kekuatan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menemui berbagai macam kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan, dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM., Ak. selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Syahrul Rambe, MM, Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai, terima kasih atas masukan dan saran yang telah diberikan.


(6)

v 6. Kedua orang tua penulis, Bapak Arif Mardian dan Ibu Jeni, atas kasih

sayang, dukungan, nasehat, dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, 3 Januari 2013 Penulis,

NIM : 090503053 Willianove


(7)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Saham ... 10

2.1.2 Harga Saham ... 13

2.1.3 Metode Penilaian Harga Saham ... 17

2.1.4 Konsep Laba ... 19

2.1.5 Arus Kas ... 21

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan ... 23

2.1.7 Rasio Keuangan ... 26

2.1.8 Saham Perusahaan LQ45 ... 32

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 38

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Metode Analisis Data ... 42

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.6.2 Koefisien Determinasi ... 46


(8)

vii BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 49

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 51

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 59

4.2.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

4.1 Statistik Deskriptif ... 49

4.2 Hasil Uji Normalitas K-S ... 55

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 56

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

4.5 Pemasukan dan Pengeluaran Variabel ... 59

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 4.7 Hasil Analisis Regresi ... 61

... 60

4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F) ... 64


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 35

4.1 Histogram (1) ... 52

4.2 Grafik P-P Plot (1) ... 52

4.3 Histogram setelah transformasi data (Log) (2) ... 54

4.4 Grafik P-P Plot setelaha transformasi data (Log) (2) ... 54


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Daftar Populasi – Sampel Perusahaan yang

yang terdaftar dalam indeks LQ45 ... 78

2 Data Variabel Penelitian – Laba Bersih Akuntansi ... 80

3 Data Variabel Penelitian – Arus Kas Operasi ... 81

4 Data Variabel Penelitian – Current Ratio ... 82

5 Data Variabel Penelitian – Price Earning Ratio ... 83

6 Data Variabel Penelitian – Price to Book Value ... 84

7 Data Variabel Penelitian – Harga Saham ... 85

8 Data Variabel Penelitian – Laba Bersih Akuntansi (Setelah Transformasi) ... 86

9 Data Variabel Penelitian – Arus Kas Operasi (Setelah Transformasi) ... 87

10 Data Variabel Penelitian – Current Ratio (Setelah Transformasi) ... 88

11 Data Variabel Penelitian – Price Earning Ratio (Setelah Transformasi) ... 89

12 Data Variabel Penelitian – Price to Book Value (Setelah Transformasi) ... 90

13 Data Variabel Penelitian – Harga Saham (Setelah Transformasi) ... 91

14 Statistik Deskriptif Variabel ... 92

15 Hasil Uji Normalitas Data ... 92

16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 94

17 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 94

18 Hasil Uji Autokorelasi ... 95


(12)

ii ABSTRAK

PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

Salah satu faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan di pasar modal adalah kinerja keuangan. Beberapa komponen yang mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan antara lain laba bersih, arus kas, dan rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi, dan rasio keuangan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian ini mencakup 60 perusahaan LQ45 yang pernah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011, dengan 17 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan

di

linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dengan harga saham sebagai variabel dependen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Price Earning Ratio (PER) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Current Ratio dan Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value, harga saham, perusahaan LQ45


(13)

iii ABSTRACT

THE IMPACT OF NET PROFIT, OPERATING CASHFLOW, AND FINANCIAL RATIOS ON STOCK PRICES OF LQ45 COMPANIES LISTED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

One of the factors that influences the up and down of a company’s stock price in capital market is corporate’s financial performance. Some components that reflect corporate’s financial performance are net profit, cashflow, and financial ratios. The purpose of this research is to analyze the influence of net profit, operationg cashflow, and financial ratios, either partially or simultaneously, on stock price of LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Population of this research consists of 60 LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011, with 17 companies taken as sample. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of

each sample, which is published in

multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio (PER), and Price to Book Value (PBV) with stock price as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio, and Price to Book Value have a significant impact on stock prices. Partially, only variables of Net Profit, Operating Cashflow and Price Earning Ratio have significant impact on Stock Prices, while variables of Current Ratio and Price to Book Value have insignificant impact on Stock Prices.

Kata kunci: Net Profit, Operating Cashflow, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value, Stock Price, LQ45 Companies.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan-perusahaan untuk terus melakukan inovasi, ekspansi, dan selalu berusaha dalam meningkatkan kinerja operasionalnya agar dapat bertahan dalam era ekonomi sekarang ini. Agar dapat berinovasi dan berinvestasi, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal, yang juga dapat digunakan untuk mendorong aktivitas operasionalnya. Sumber pendanaan perusahaan yang paling umum adalah melalui pinjaman/utang ataupun dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat.

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara perusahaan yang membutuhkan tambahan modal dengan investor yang memiliki kelebihan dana dan bertujuan untuk meperoleh keuntungan dari dana hasil investasi mereka di pasar modal tersebut. Adanya pasar modal ini memberikan keuntungan kepada baik pihak investor maupun perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan tambahan dana membayar biaya bunga yang lebih sedikit kepada masyarakat/investor dibandingkan dengan meminjam dari bank. Di sisi lain, masyarakat yang menjadi investor mendapatkan return bunga yang lebih besar dengan berinvestasi di pasar modal dibandingkan tabungan ataupun deposito di bank.


(15)

2 Pasar modal di Indonesia telah berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya 400-an perusahaan yang go public pada akhir tahun 2011. Antusiasme masyarakat untuk menginvestasikan kelebihan dana mereka ke dalam pasar modal juga besar sehingga aktivitas perdagangan instrumen pendanaan atau surat berharga di pasar modal dapat terus berkembang.

Salah satu instrumen kepemilikan perusahaan yang paling sering diperjualbelikan dalam pasar modal ini adalah saham. Saham adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan yang berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas. Pihak yang membutuhkan dana dapat menerbitkan saham sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaannya. Di sisi lain, pihak yang kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham dengan harapan bahwa dana tersebut akan menghasilkan pengembalian yang diharapkan. Keuntungan yang diperoleh investor yang berinvestasi dalam saham adalah capital gain dan dividen. Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada pemegang saham atau investor. Capital Gain merupakan selisih antara harga pembelian dan penjualan dari saham tersebut dimana harga penjualan lebih tinggi daripada harga pembelian.

Harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Harga pasar saham sering mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Adapun faktor eksternal (lingkungan makro) yang dapat mempengaruhi harga saham antara lain seperti gejolak politik dalam negeri, kondisi makro ekonomi negara yang bersangkutan, laju inflasi, perubahan suku bunga,


(16)

3 perubahan regulasi pemerintah, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu fundamental perusahaan, seperti kinerja keuangan dan manajemen perusahaan.

Pada dasarnya, investasi dalam saham terbagi menjadi dua, yaitu untuk tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Untuk tujuan jangka pendek, investor cenderung menggunakan analisis teknikal, yaitu metode analisis berdasarkan pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik pada jangka waktu tertentu. Untuk tujuan investasi jangka panjang, aspek fundamental akan menjadi dasar penilaian yang berharga untuk memutuskan apakah suatu saham layak dibeli. Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham. Analisis terhadap kinerja keuangan merupakan salah satu analisis yang sering digunakan oleh investor yang ingin menanamkan investasi terhadap saham suatu perusahaan tertentu, terutama untuk tujuan jangka panjang. Analisis kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya dilakukan dengan melihat pada informasi-informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah perusahaan tersebut layak untuk dijadikan sarana investasi karena jika ternyata perusahaan tersebut berkinerja buruk, maka investor akan memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap dana yang diinvestasikannya. Analisis fundamental digunakan untuk memastikan bahwa saham yang dibeli merupakan saham yang berkinerja baik.

Laba bersih akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja keuangan yang mendapat perhatian dari para investor yang


(17)

4 hendak menanamkan dananya dalam saham untuk tujuan investasi jangka panjang. Jika perusahaan menghasilkan laba bersih yang besar, maka secara teoritis, perusahaan mampu membagikan dividen yang lebih besar. Dengan demikian para investor akan lebih tertarik pada saham tersebut karena imbal hasilnya yang tinggi. Selain itu, laba bersih yang tinggi juga mencerminkan kinerja operasional yang baik, sehingga meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan dananya.

Investor juga menggunakan informasi dalam laporan arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Ada tiga aktivitas yang berkaitan dengan arus kas yang dapat dilihat dari sebuah laporan arus kas, diantaranya arus kas untuk aktivitas operasional, arus kas untuk aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Penelitian ini mengambil variabel arus kas operasi karena secara langsung mencerminkan arus kas yang digunakan perusahaan untuk kegiatan operasionalnya dan bagaimana perusahaan memanfaatkan kas untuk kegiatan operasi secara efektif dan efisien. Jika efektivitas dan efisiensi dalam pemanfaatan kas tercapai, maka diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Informasi mengenai arus kas operasi perusahaan dikatakan mempunyai makna apabila dapat digunakaan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor, terutama untuk menanamkan investasi dalam suatu saham tertentu.

Alat lain yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan adalah rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan, pemakai laporan keuangan dapat mengetahui kondisi dan posisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan dapat


(18)

5 dihitung dengan membandingkan komponen-komponen tertentu dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan tersebut, investor dapat memperoleh berbagai macam data keuangan, seperti Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Debt to Equity Ratio (DER). Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Penggunaan ketiga rasio keuangan tersebut dinilai peneliti memiliki korelasi yang positif terhadap harga saham. Peneliti memilih rasio lancar dikarenakan ingin melihat apakah likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investor untuk menanamkan dananya dalam saham tersebut. Harga saham yang tinggi menunjukkan permintaan yang besar akan saham tersebut. Price Earning Ratio (PER) menunjukkan tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan pada suatu saham. Peneliti memilih rasio PER dikarenakan ingin melihat apakah jangka waktu pengembalian investasi dalam saham turut berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investor dalam memilih saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan LQ45 dengan berbagai perusahaan pada industri yang berbeda. Price to Book Value (PBV) menunjukkan apakah harga pasar suatu saham sudah relatif mahal dibandingkan nilai bukunya atau ternyata masih murah. Rasio PBV dipilih karena peneliti ingin melihat apakah suatu saham LQ45 yang mungkin sudah relatif mahal masih diminati investor yang akhirnya mempengaruhi kekuatan permintaan di pasar modal.


(19)

6 Penelitian ini mengambil sampel perusahaan LQ45 untuk melihat apakah dalam kategori indeks LQ45, laba bersih akuntansi, arus kas operasi, current ratio, Price Earning Ratio dan Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian sebelumnya oleh Elvis (2010) yang menguji pengaruh laba bersih akuntansi dan arus kas terhadap harga saham menunjukkan bahwa laba akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan. Sedangkan untuk komponen arus kas, secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi yang berpengaruh signifikan. Penelitian lainnya yang menguji komponen arus kas terhadap harga saham oleh Ronauli (2011) menyatakan bahwa baik arus kas untuk aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kedua penelitian di atas mengambil sampel yang berbeda, dimana Elvis (2010) mengambil sampel perusahaan perbankan dan Ronauli (2011) mengambil sampel perusahaan real estate. Adanya inkonsistensi dalam hasil penelitian yang menguji arus kas operasi terhadap harga saham memotivasi peneliti untuk kembali menguji variabel tersebut.

Penelitian yang menguji pengaruh Current Ratio (CR) dan Price Earning ratio (PER) terhadap harga saham juga pernah dilakukan oleh Cory (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Current Ratio dan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sampel perusahaan yang diambil adalah perusahaan manufaktur barang konsumsi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anestasya (2012) yang menguji variabel PER dan PBV terhadap harga saham menunjukkan bahwa PER berpengaruh signifikan dan


(20)

7 PBV tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Sampel perusahaan adalah perusahaan makanan dan minuman.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang dijadikan sampel dimana sampel perusahaan pada penelitian terdahulu adalah perusahaan perbankan, real estate dan properti, serta manufaktur barang konsumsi. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan yang masuk dalam kategori atau indeks LQ45, yang merupakan perusahaan dengan tingkat likuiditas dan kapitalisasi yang tinggi. Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat sampai sejauh mana variabel laba bersih akuntansi, arus kas operasi, dan rasio keuangan yang dipilih peneliti akan mempengaruhi harga saham pada periode pengamatan. Masing-masing variabel dipilih berdasarkan pertimbangan telah dijelaskan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas dan mengingat bahwa analisis terhadap fundamental perusahaan merupakan salah satu sarana yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham, peneliti tertarik untuk menganalisis hal tersebut dan menuangkannya ke dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).”


(21)

8 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut “Apakah laba bersih akuntansi, arus kas operasi, rasio keuangan (Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah “untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi, Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan dalam kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011”

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh informasi laba bersih, arus kas, dan rasio keuangan terhadap harga saham.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.


(22)

9 3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan informasi

mengenai pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham, khususnya mengenai laba akuntansi, arus kas operasi, dan beberapa rasio keuangan.

4. Bagi kalangan akademisi dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham.

5. Bagi calon peneliti, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.


(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Saham

Saham merupakan efek yang paling popular dan paling sering diperdagangkan di pasar modal. Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti orang tersebut telah menyertakan modal sebesar jumlah saham yang dibeli. Dividen adalah bagian dari keuntungan atau laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli saham, dimana harga jual saham lebih tinggi daripada harga pembeliannya.

Saham terdiri dari beberapa jenis, antara lain saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock), dan saham harta (treasury stock). Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan, dapat memilih dewan komisaris, memiliki hak terdahulu bila organisasi/perusahaan tersebut menerbitkan saham baru, dan merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha. Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dan obligasi,


(24)

11 yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain itu, pemegang saham preferen juga memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih dahulu pada saat terjadinya likuidasi perusahaan. Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa jika terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan perusahaan penerbit. Saham yang biasa dijual di Bursa efek adalah saham biasa, sedangkan saham preferen tidak dijual di bursa efek. Saham harta atau saham treasuri merupakan saham perusahaan penerbit yang diperoleh kembali. Saham harta yang sudah diperoleh dapat dilepas kembali.

Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikelompokkan menjadi :

a. Blue Chip Stock

Merupakan saham suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stock

Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi daripada rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.


(25)

12 Merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Merupakan saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat diklasifikasikan menjadi : a. Saham atas Nama (Registered Stock)

Saham atas nama merupakan saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.

b. Saham atas Unjuk (Bearer Stock)

Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham. Oleh karena itu, orang yang dapat menunjukkan sertifikat saham merupakan pemilik saham tersebut.


(26)

13 2.1.2. Harga Saham

Harga saham pada dasarnya menunjukkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang saham tersebut. Harga saham mengalami fluktuasi naik dan turun yang terbentuk dari permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar sekunder.

Harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari internal perusahaan (faktor fundamental, kinerja keuangan, dan kinerja manajemennya) maupun eksternal perusahaan (faktor makro). Beberapa faktor yang berasal dari eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang, kebijakan pemerintah, sentimen pasar, penggabungan usaha, kondisi politik maupun sosial suatu negara.

Menurut Weston dan Bringham (2001:26), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah :

a. Laba per Lembar Saham (Earning Per Share)

Laba per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor akan menerima laba yang lebih tinggi atas saham yang dimilikinya, sehingga dapat memperoleh tingkat pengembalian yang cukup baik. Dengan demikian, investor lebih tertarik dan terdorong untuk berinvestasi lebih besar pada saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat.

b. Tingkat Bunga

Apabila suku bunga naik, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada obligasi dibandingkan saham karena dapat


(27)

14 memperoleh bunga yang tinggi dengan risiko yang lebih kecil. Hal ini dapat menurunkan harga saham. Demikian juga sebaliknya, jika suku bunga turun, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi dalam saham karena menguntungkan sehingga harga saham akan naik.

c. Jumlah Kas Dividen yang Dibagikan

Peningkatan dalam jumlah kas dividen yang dibagikan dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham karena pada dasarnya, investor menginginkan jumlah kas dividen yang lebih besar, sehingga harga saham akan naik.

d. Jumlah Laba yang Didapat Perusahaan

Pada dasarnya, investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang menunjukkan kinerja yang baik. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikator apakah perusahaan tersebut berkinerja baik. Jadi, investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan yang labanya tinggi karena menunjukkan prospek lebih cerah, sehingga harga sahamnya pun lebih tinggi.

e. Tingkat Risiko dan Pengembalian

Tingkat risiko yang tinggi biasanya akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi juga. Dengan demikian, jika tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan meningkat, maka akan berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut.


(28)

15 Menurut Rusdin (2006:74), nilai saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :

a. Nilai Nominal (nilai pari)

Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan.

b. Nilai Dasar

Pada dasarnya, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saham, yaitu harga saham pada saat pertama kali diterbitkan. Harga dasar ini akan berubah karena adanya tindakan dari para emiten yang berkaitan dengan saham tersebut, seperti stock split, waran, right issue, dan sebagainya.

c. Nilai Pasar

Nilai pasar saham menunjukkan harga jual beli saham yang sedang terjadi pada pasar sekunder. Harga ini pada dasarnya terbentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika bursa sudah tutup, maka nilai pasar saham yang berlaku adalah harga penutupan terakhirnya.

Dalam melakukan investasi terhadap saham-saham yang beredar di pasar modal, pada umumnya para investor menggunakan berbagai macam analisis untuk meminimalisasi kerugian yang timbul akibat kesalahan dalam memilih suatu saham tertentu. Berbagai analisis juga diperlukan untuk memperhitungkan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan. Analisis


(29)

16 atau penilaian terhadap surat berharga dalam pasar modal pada umumnya dibedakan menjadi analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis fundamental pada dasarnya mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi keuangan perusahaan, karena nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan tersebut. Investor menggunakan analisis ini untuk memastikan bahwa saham suatu perusahaan yang dibeli adalah saham dari perusahaan yang berkinerja baik atau setidaknya tidak berkinerja buruk, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan bahwa saham yang dibeli berpotensi untuk di-delisting dari bursa. Analisis fundamental dapat juga dipakai untuk menganalisis tingkat kewajaran dari harga pasar suatu saham. Analisis fundamental mencakup analisis terhadap keuangan perusahaan dengan menggunakan data-data historis, menganalisis rasio keuangannya, analisis terhadap kondisi makro yang berpengaruh terhadap perusahaan, dan sebagainya.

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor yang cukup aktif di pasar saham dan yang sering melakukan jual beli saham. Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik pada jangka waktu tertentu. Data historis yang digunakan diproyeksikan ke dalam grafik yang biasanya menunjukkan kecenderungan pasar terhadap suatu saham tertentu. Biasanya analisis teknikal digunakan untuk analisis jangka pendek dan menengah, sedangkan analisis fundamental cenderung digunakan untuk analisis jangka panjang.


(30)

17 2.1.3. Metode Penilaian Harga Saham

Dengan menggunakan beberapa metode penilaian saham, investor dapat mengetahui apakah harga suatu saham yang ditawarkan di Bursa Efek terlalu mahal (over valued) atau terlalu murah (undervalued). Jika harga saham dinilai terlalu mahal, maka investor disarankan untuk menghindari investasi pada saham tersebut. Jika investor telah memiliki saham yang overvalued maka secara teoritis, investor sebaiknya menjual kembali saham tersebut. Sebaliknya, jika saham dinilai undervalued maka investor disarankan untuk segera membelinya untuk dijual kembali jika harga saham mengalami kenaikan.

Metode-metode yang sudah umum digunakan untuk analisis pasar modal antara lain :

a. Metode Price Earning Ratio (Metode PER)

Metode ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham dengan cara menghitung besar perkiraan return yang akan diperoleh atas suatu saham. Metode PER dihitung dengan membandingkan harga saham terhadap laba per saham (EPS). PER menggambarkan jangka waktu pengembalian atas saham yang diinvestasikan. Semakin tinggi PER suatu saham, berarti semakin lama waktu pengembalian investasi pada saham tersebut. Oleh karena itu, investor sebaiknya memilih saham-saham dengan PER yang kecil, karena waktu pengembalian ats investasi saham tersebut semakin cepat.


(31)

18 b. Metode Perkiraan Pendapatan (metode Using Earnings Forecast)

Metode ini dihitung didasarkan bahwa manajemen perusahaan menahan sebagian dari pendapatannya, karena pada umumnya, setiap perusahaan go-public tidak akan membagikan seluruh laba yang diperoleh pada periode tersebut kepada pemegang saham sebagai dividen sehubungan adanya kebijakan bahwa sebagian laba akan masuk sebagai tambahan modal (laba ditahan) atau digunakan untuk pengembangan usahanya. Metode ini juga digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham. Penilaian harga saham dengan menggunakan model perkiraan pendapatan ini memasukkan adanya unsur berapa besar pendapatan yang dibagikan perusahaan kepada masing-masing investor serta adanya unsur tingkat bunga yang berlaku umum.

c. Metode Price to Book Value (metode PBV)

Metode PBV menggambarkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Metode ini dihitung dengan membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi rasio PBV, maka semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan. Dengan rasio ini, maka investor dapat mengetahui sudah berapa kali harga pasar saham dihargai lebih dari nilai bukunya. Dengan demikian, investor akan mendapatkan gambaran mengenai harga suatu saham, apakah harga pasarnya sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Jika suatu


(32)

19 saham berkinerja baik ternyata masih memiliki PBV yang rendah dibandingkan rata-rata PBV saham di sektornya, artinya harga saham tersebut masih berpotensi untuk naik. Rasio PBV ini lebih efektif jika digunakan untuk membandingkan saham-saham pada sektor ekonomi yang sama, karena kewajaran rasio PBV dapat berbeda diantara berbagai sektor.

2.1.4. Konsep Laba

Pada umumnya, laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba adalah sebuah indikator profitabilitas perusahaan, sehingga laba dapat menunjukkan kekayaan pemegang saham dari satu ke periode ke periode berikutnya.

Konsep laba ekonomi berbeda dengan konsep laba akuntansi. Laba dalam ilmu ekonomi murni adalah peningkatan dalam kekayaan investor setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Laba ekonomi mencakup baik komponen yang sudah direalisasikan maupun yang belum. Penekanan laba ekonomi adalah untuk mengukur perubahan nilai dari pemegang saham, yang mengukur seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif. Sementara itu, laba akuntansi didefinisikan sebagai selisih pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut.

Pengakuan pendapatan merupakan titik awal dari pengakuan laba. Suatu pendapatan dapat diakui apabila telah memenuhi dua kondisi yaitu telah atau dapat direalisasikan (perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen


(33)

20 andal untuk mendapatkan kas) dan telah dihasilkan (perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya dan proses perolehan labanya telah selesai).

Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Laba akuntansi atau laba yang dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.

Menurut Suwardjono (2005:456), laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain :

a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan dalam tingkat pengembalian atas investasi.

b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan

publik.

f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. i. Dasar pembagian dividen.

Laba merupakan unsur yang paling diminati di pasar uang, karena laba secara langsung menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laba yang besar dari suatu perusahaan akan menarik investor untuk menanamkan dananya dan juga meningkatkan kepercayaan kreditor untuk meminjamkan dana apabila dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Dengan laba yang tinggi, kekayaan perusahaan juga meningkat dan pada akhirnya juga meningkatkan kekayaan


(34)

21 para pemegang saham. oleh karena itu, laba bersih suatu perusahaan biasanya menjadi perhatian utama dalam usaha meningkatkan kinerjanya.

2.1.5. Arus Kas

Laporan arus kas adalah salah satu unsur dari laporan keuangan yang berisi informasi mengenai aliran kas perusahaan, baik yang digunakan untuk aktivitas operasional, untuk investasi, dan sumber pendanaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode, sehingga merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama periode tersebut.

Menurut PSAK No.2 (2004), “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.”

Arus kas aktivitas operasi merupakan arus kas yang mempengaruhi laba bersih perusahaan. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk pelaporan arus kas dari aktivitas operasi :

a. Metode Langsung

Metode ini melaporkan sumber kas operasi yang berasal dari penerimaan pelanggan dan penggunaan kas operasi yang meliputi pembayaran kepada pemasok atas barang dagangan serta kas yang digunakan untuk beban operasi dan membayar gaji pegawai. b. Metode tidak langsung


(35)

22 Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan cara menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan beban dan pendapatan yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas.

Aktivitas investasi merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan pembelian atau pelepasan aktiva tetap perusahaan, aktiva tidak berwujud, maupun jenis investasi lainnya. Arus kas masuk dari aktivitas investasi umumnya berasal dari penjualan, sedangkan arus kas keluar berasal dari pembeli atas aktiva dan investasi jangka panjang tersebut. Arus kas aktivitas investasi merupakan pencerminan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan melibatkan aktiva jangka panjang.

Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan perubahan dalam komposisi ekuitas perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas ini pada umumnya berasal dari penerbitan sekuritas utang maupun ekuitas, seperti penerbitan saham, obligasi, wesel. Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan umumnya berasal dari pelunasan pinjaman, penarikan saham perusahaan (saham treasuri), dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

Menurut PSAK No.2 paragraf 3 dan 4, laporan arus kas memiliki beberapa informasi yang bermanfaat bagi pemakainya :

1. Dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah


(36)

23 serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

2. Informasi dalam arus kas dapat bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

3. Informasi arus kas juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

4. Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.

5. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan laporan keuangan.

Dengan menganalisis laporan arus kas, pemakai laporan keuangan dapat mengetahui apakah perusahaan telah menggunakan aktiva lancar kas dan setara kasnya secara efektif dan efisien. Penggunaan aktiva secara efektif dan efisien akan menghasilkan kinerja yang lebih memuaskan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.

2.1.6. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah output dari suatu proses akuntansi yang menggambarkan aktivitas dan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:13), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi


(37)

24 d. Laporan Arus Kas

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Data-data yang terkandung dalam laporan keuangan apabila dianalisis dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan pada dasarnya adalah menganalisis posisi keuangan perusahaan untuk menentukan kinerjanya di masa depan dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Bagi investor, analisis laporan keuangan dapat membantu untuk memahami apakah investasi pada suatu perusahaan tertentu merupakan keputusan yang tepat atau dapat menimbulkan risiko yang merugikan investor tersebut. Bagi kreditor dan bank, analisis terhadap laporan keuangan dapat membantu untuk memahami apakah keputusan untuk memberikan pinjaman dana kepada perusahaan tersebut adalah keputusan yang tepat, yang dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Bagi pemegang saham, analisis dapat membantu untuk memahami kinerja perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk membuat perencanaan ke depan.

Menurut Harahap (2008:190), analisis laporan keuangan adalah :

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengentahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.


(38)

25 Menurut Subramanyam dan John Wild (2010:34), alat-alat penting yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan terdiri dari :

a. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis ini dilakukan dengan menelaah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode lainnya, yaitu dengan membandingkan perubahan dari tahun ke tahun atau dengan analisis terhadap tren angka indeks.

b. Analisis laporan keuangan common-size

Laporan common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size. Analisis ini berguna untuk memahami pembentukan internal laporan keuangan suatu perusahaan.

c. Analisis rasio

Analis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya atau standar yang telah ditentukan sebelumnya, maupun rasio pesaing.

d. Analisis arus kas

Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana, yang biasanya


(39)

26 digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.

e. Valuasi

Valuasi adalah menentukan estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasarnya adalah teori nilai sekarang (present value theory) yang menyatakan bahwa nilai uang atau efek ekuitas sam dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

2.1.7. Rasio Keuangan

Menurut Siegel,dkk (1999 : 45), rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dan jumlah yang lainnya. Secara sederhana, rasio merupakan perbandingan jumlah.

Rasio keuangan merupakan sebuah alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu dengan membandingkan data-data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Analisis terhadap rasio keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan, baik keputusan pendanaan, investasi, dan sebagainya. Dengan demikian, para pengguna laporan keuangan dapat memprediksi prospek dan pencapaian


(40)

27 perusahaan di masa mendatang. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara menginterpretasi informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

Menurut Subramanyam, dkk (2010:44), rasio keuangan yang secara umum digunakan antara lain :

1. Likuiditas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, yang terdiri dari Rasio Lancar (Current ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Waktu Penagihan (Collection Period), Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory).

2. Struktur Modal atau Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, terdiri dari Total Utang terhadap Ekuitas (total debt to equity), Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long term debt to equity), Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).

3. Tingkat Pengembalian Investasi

Rasio ini digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio ini terdiri dari Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).

4. Kinerja Operasi atau Rasio Rentabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, yang terdiri dari


(41)

28 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), Margin Laba Bersih (Net Profit Margin).

5. Pemanfaatan Aset

Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio keuangan ini terdiri dari rasio perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aset tetap, dan perputaran total aset (total asset turnover).

6. Ukuran Pasar

Rasio ukuran pasar menilai dan mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan, yang terdiri dari rasio harga terhadap laba (price earning ratio), hasil dividen (dividend yield), tingkat pembayaran dividen (dividend payout ratio), harga terhadap nilai buku (price to book value).

Menurut Harahap (2008:298), analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.


(42)

29 d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir ukuran perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Dari banyaknya rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan, peneliti memilih beberapa rasio yang dinilai memiliki pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.1.7.1. Current Ratio (CR)

Menurut Munawir (2002 : 71),

“rasio lancar digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, dan juga penting bagi kreditor dan pemegang saham yang setidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.”

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Nilai rasio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin likuid karena memiliki aset yang cukup dan lebih banyak dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio lancar yang terlalu tinggi juga menujukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditasnya. Kelebihan dalam


(43)

30 aktiva lancar yang terlalu banyak seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk membayar utang jangka panjangnya atau melakukan investasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian dan keuntungan bagi perusahaan.

Rumus untuk menghitung rasio lancar :

������������ = �������������

������������������

2.1.7.2. Price Earning Ratio (PER)

Rasio PER merupakan sebuah alat analisis yang penting bagi investor pada saat melakukan investasi pada saham. Rasio ini dihitung dengan membandingkan nilai pasar dengan laba per sahamnya (EPS). Tujuan dari analisis terhadap PER adalah memprediksi kapan atau berapa kali laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya pada periode tertentu. Dengan demikian, investor dapat mengetahui jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut, sehingga investor dapat membandingkannya dengan tingkat pengembalian saham lainnya. Jika PER dari suatu saham adalah enam kali, berarti harga pasar suatu saham adalah enam kali dari EPS. Artinya, modal investasi saham itu akan kembali dalam waktu enam tahun karena EPS pada umumnya dibagikan tiap tahun.


(44)

31 PER pada umumnya digunakan dalam perbandingannya antara saham-saham yang berada dalam industri sejenis. Semakin kecil PER akan semakin baik karena pengembalian investasi saham tersebut semakin cepat, sehingga saham dengan PER yang kecil akan lebih menarik dibandingkan saham dengan PER yang besar. PER tinggi juga dapat berarti bahwa apresiasi atau penilaian investor yang tinggi akan saham tersebut sehingga permintaan terhadap saham tersebut sangat tinggi yang pada akhirnya menaikkan harga saham.

Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) :

����������������� = �����������

���

2.1.7.3. Price to Book Value (PBV)

Rasio PBV dapat menunjukkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio ini menggambarkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value. Dengan demikian, investor dapat mengetahui apakah harga pasar saham tersebut sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Rasio PBV dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham. Jika suatu saham dari perusahaan yang berkinerja baik memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih berpotensi untuk naik, dan sebaliknya.


(45)

32 Semakin tinggi ratio PBV suatu saham, berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko bagi investor, karena harga saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun ataupun dikarenakan kinerja keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut sangat rendah. Menurut Mangasa (2010:68), “secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya dengan tingkat risiko investasi, apabila harga saham perusahaan adalah dua kali nilai buku suatu perusahaan.”

Rumus untuk menghitung Price Book Value :

���������������� = ������������������������

����������������������

2.1.8. Saham Perusahaan LQ 45

Indeks LQ45 merupakan salah satu bagian dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Beberapa indeks lainnya yang merupakan bagian dari IHSG adalah Jakarta Islamic Index (JII), Kompas 100, Bisnis-27, dan indeks sektoral. Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia merupakan 45 perusahaan terpilih yang paling likuid dengan nilai kapitalisasi yang besar.

Kriteria-kriteria agar suatu saham dapat masuk dalam indeks LQ 45 adalah :


(46)

33 a. Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar

regular, dilihat dari rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Saham tersebut juga harus masuk ke dalam peringkat teratas tingkat

kapitalisasi pasar, yang dilihat berdasarkan rata-rata selama 12 bulan terakhir.

c. Saham tersebut telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama minimum tiga bulan.

d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan dari perusahaan, frekuensi perdagangan, dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler harus baik.

Faktor-faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45 antara lain : a. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai

patokan investasi di pasar keuangan Indonesia. b. Tingkat toleransi investor terhadap risiko

c. Saham-saham penggerak indeks yang notabenenya merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI.

Perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 pada umumnya adalah perusahaan yang berkinerja baik dan memiliki tingkat likuidasi yang baik. Oleh karena itu, saham-saham dalam indeks ini pada umumnya menjadi incaran investor untuk menanamkan investasinya. Penetapan saham-saham perusahaan go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid tersebut dievaluasi dan ditetapkan setiap enam bulan. Tujuan pengumuman saham dalam indeks


(47)

34 ini adalah untuk menginformasikan kepada investor bahwa secara teoritis, saham-saham yang berada kategori ini memiliki risiko yang cenderung lebih kecil dibandingkan saham lainnya karena tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, saham indeks LQ45 ini merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga disebut 45 saham terlikuid.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan rasio keuangan terhadap harga saham antara lain :

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu Tahun

Penelitian

Peneliti Judul Hasil Penelitian

2010 Elvis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap

Harga Saham Perusahaan Perbankan

di Bursa Efek Indonesia.

Laba dan Arus Kas operasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ; Arus kas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh signifikan.

2010 Lilis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI.

Laba akuntansi dan arus kas pendanaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ; arus kas aktivitas operasi dan investasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Laba akuntansi dan komponen arus kas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2011 Cory Pengaruh Current

Ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on

Current Ratio memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price Earning ratio memiliki pengaruh yang positif


(48)

35 investment, return on

equity, dan price earning ratio terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI

dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2011 Ronauli Pengaruh Informasi Arus kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI..

Secara parsial hanya arus kas pendanaan dan Laba bersih yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan arus kas investasi dan operasi tidak berpengaruh signifikan. Arus kas dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan.

2012 Anestasya Pengaruh Perubahan Rasio Fundamental Keuangan dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga saham pada Perusahaan Makanan Minuman yang terdaftar di BEI.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial, PER berpengaruh secara signifkan dan positif, sedangkan PBV berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

Harga Saham (Y) H1

Laba Bersih Akuntansi (X1)

H2 Arus Kas Operasi (X2)

H3 H4 Current Ratio (X3)

Price to Book Value (X5) H5

Price Earning Ratio (X4)

H6 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


(49)

36 Laba bersih merupakan unsur paling utama dalam mengukur kinerja dan profitabilitas perusahaan, serta memberikan informasi mengenai perubahan kekayaan para pemegang saham. Arus kas operasi memberikan informasi mengenai penerimaan dan penggunaan kas untuk kegiatan operasional perusahaan. Current Ratio mencerminkan likuiditas atau kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Price Earning Ratio menggambarkan tingkat pengembalian yang diinvestasikan pada suatu saham dan kemampuan saham tersebut menghasilkan laba. Price to Book Value memberikan informasi bagi investor terkait dengan tingkat risiko investasi dan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.

Harga saham mencerminkan nilai sebuah perusahaan dan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen perusahaan. Pergerakan harga saham itu sendiri ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Sedangkan permintaan akan suatu saham disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.

Variabel independen yang telah dijelaskan memiliki pengaruh terhadap keputusan investor untuk berinvestasi dalam saham tertentu yang menciptakan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal dan pada akhirnya mempengaruhi pergerakan harga saham. Semakin baik kinerja suatu perusahaan, maka minat investor untuk berinvestasi pada saham tersebut juga akan semakin tinggi.


(50)

37 2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisisnya. Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1

H

: Laba bersih akuntansi berpengaruh terhadap harga saham,

2

H

: Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham,

3

H

: Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham,

4

H

: Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham,

5 :

H

Price to Book Value berpengaruh terhadap harga saham,

6 : Laba bersih akuntansi, Arus kas operasi, Current Ratio, Price Earning

Ratio, Price to Book Value secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.


(51)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Erlina (2011:30), perencanaan desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain asosiatif kausal, yang berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel laba bersih, arus kas operasi, dan rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang terindeks dalam LQ45 di BEI.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Sedangkan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :


(52)

39 1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, 2010, 2011 untuk periode Agustus sampai dengan Januari setiap tahunnya. Perusahaan LQ45 dipilih karena perusahaan yang berada pada indeks ini merupakan perusahaan yang menjadi sorotan para investor.

2. Perusahaan LQ45 yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya secara lengkap selama tiga tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2009-2011.

3. Laporan keuangan perusahaan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.

4. Perusahaan tersebut melaporkan laba bersih dan arus kas operasi positif selama tahun 2009-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 17 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan (Lampiran 1).

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Menurut jenisnya, data yang digunakan merupakan data sekunder. Menurut Erlina (2011:22), data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder dari penelitian


(53)

40 ini berasal dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yadan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam Pooling Data. Menurut Jogiyanto (2004:54), Pooling Data merupakan gabungan data-data yang melibatkan urutan waktu (time series) dan data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional). 3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan, buku, jurnal maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2011:49), “Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen (variabel bebas)

Menurut Umar (2003 : 50), variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.

Menurut Erlina (2011 : 37), variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel tak bebas (variabel dependen)


(54)

41 dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih akuntansi, arus kas operasi, current ratio, price earning ratio, dan price to book value. Variabel independen disimbolkan dengan “X”.

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Menurut Umar (2003:50), variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen.

Menurut Erlina (2011:36), variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Laba

Bersih Akuntansi (X1

Selisih bersih antara penerimaan dengan pengeluaran

perusahaan yang berasal dari laba rugi tahunan.

)

Nilai laba/rugi bersih tahun berjalan yang tercantum dalam laporan laba rugi.

Rasio

Arus Kas Aktivitas Operasi (X2

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku yang tercantum dalam laporan arus kas.

)

Nilai arus kas operasi yang tercantum dalam laporan arus kas.

Rasio

Current Ratio (X3

Rasio yang mengukur kemampuan

)

Rasio aktiva lancar

terhadap total Rasio


(55)

42 perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya.

kewajiban lancar.

Price Earning Ratio (X4

rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi dari saham dan kemampuan saham menghasilkan laba )

Rasio harga pasar saham terhadap laba per saham.

Rasio

Price to Book

Value (X5

Rasio yang memberikan informasi

terkait tingkat risiko investasi dan seberapa

besar investor menghargai saham dibandingkan nilai bukunya.

)

Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku saham.

Rasio

Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham ketika mereka mengadakan transaksi di bursa.

Harga pasar pada pada

saat penutupan (Closing Price) per lembar saham.

Rasio

3.6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan software, yaitu SPSS versi 17. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan asumsi klasik lainnya. Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :


(56)

43 a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak . Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2011 : 100). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 : 110).

Analisis grafik pada pengujian normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram atau grafik normal probability plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik normal probablity plot atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regersi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan grafik histogram menceng ke kiri atau kanan, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji statistik dapat digunakan untuk melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual berdistribusi tidak normal.


(57)

44 1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, misalnya ke

dalam bentuk logaritma.

2. Trimming, yaitu membuang data yang bersifat outlier.

3. Winsorizing, yaitu mengubah nilai data outlier menjadi nilai maksimum atau minimum supaya distribusi menjadi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2011: 102), uji multikolineartias bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi dimana terjadinya korelasi antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Model korelasi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi diantara variabel-variabel independen tersebut. Untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 berarti adanya multikolinearitas diantara variabel-variabel independen tersebut. Sebaliknya jika VIF<10, berarti tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut Umar (2003:179), uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka dapat disebut homokedastisitas, sebaliknya jika berbeda maka disebut


(58)

45 heterokedastisitas. Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas.

Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis (Ghozali, 2006:105) :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2011 : 106). Autokorelasi dapat terjadi jika dalam penelitian tersebut, urutan pengamatan memiliki arti, yang muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Waston (D-W). Menurut Sugiyono (2006 : 76), jika nilai DW lebih dari 5 (DW > 5), maka telah terjadi autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai DW lebih kecil dari 5 (DW < 5), maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.


(59)

46 3.6.2. Koefisien Determinasi (R2

Koefisien Determinasi R )

2

digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya, yang berkisar antara nilai 0 dan 1. Jika nilai R2 semakin kecil mendekati nol, berarti semakin kecil pengaruh variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai nol menunjukkan tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai R2

3.6.3. Pengujian Hipotesis

semakin besar mendekati satu berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat dijelaskannya semakin kuat.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan antara dua variabel atau lebih dan arah hubungannya, apakah dengan naik atau turunnya suatu variabel independen akan berdampak pada naik turunnya nilai variabel dependennya.

Model persamaan regresi yang digunakan adalah :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4 + β5X5

Y = Harga Saham

+ e

α = Konstanta

β1..5

X

= Koefisien Regresi

1

X

= Laba Bersih Akuntansi


(60)

47 X3

X

= Current Ratio

4

X

= Price Earning ratio

5 =

E = Error atau variabel pengganggu Price to Book Value

Pengujian untuk mengetahui apakah hipotesis pada penelitian ini diterima atau ditolak dilakukan dengan uji signifikansi parsial (t-test) dan uji signifikansi simultan (F-test).

a. Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0.05 dan derajat kebebasan (df) = (n – k). Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Ha : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika t-hitung < t-tabel, atau Sig. > 0.05, maka Ho diterima. Jika t-hitung > t-tabel, atau Sig. < 0.05, maka Ha diterima.


(61)

48 b. Uji F (F-test)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan derajat signifikan sebesar 5% atau 0.05. Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Ha : artinya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika F-hitung < F-tabel atau Sig. > 0.05, maka Ho diterima. Jika F-hitung > F-tabel atau Sig. < 0.05, maka Ha diterima.


(62)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 perusahaan dan dari 60 perusahaan tersebut terpilih 17 perusahaan sebagai sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran 1.

Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini :

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LBA 51 604307.00 17785000.00 4.7449E6 4.34554E6

AKO 51 881167.00 54335687.00 7.9241E6 1.08831E7

CR 51 .60 10.64 2.5925 2.04251

PER 51 7.43 37.17 16.9327 6.50045

PBV 51 1.33 32.23 5.4682 6.16255

HS 51 510.00 74000.00 11813.8235 13649.24648

Valid N (listwise) 51

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif


(63)

50 a. Variabel Laba Bersih Akuntansi (LBA) memiliki jumlah sampel

sebanyak 51, dengan nilai minimum 604.307 dan nilai maksimum 17.785.000, mean (nilai rata-rata) sebesar 4.774.900, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 4.345.540.

b. Variabel Arus Kas Operasi (AKO) memiliki jumlah sampel sebanyak 51, nilai minimum 881.167, nilai maksimum 54.335.687, mean (nilai rata-rata) sebesar 7.924.100, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 10.883.100.

c. Variabel Current Ratio (CR) memiliki jumlah sampel 51, nilai minimum 0,60, nilai maksimum 10,64, mean (nilai rata-rata) sebesar 2,5925, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 2,04251.

d. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki jumlah sampel 51, nilai minimum 7,43, nilai maksimum 37,17, mean (nilai rata-rata) sebesar 16,9327, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 6,50045.

e. Variabel Price Book Value (PBV) memiliki jumlah sampel 51, nilai minimum 1,33, nilai maksimum 32,23, mean (nilai rata-rata) sebesar 5,682, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 6,16255. f. Variabel Harga Saham (HS) memiliki jumlah sampel 51, nilai

minimum 510, nilai maksimum 74.000, mean (nilai rata-rata) sebesar 11.813,8325, dan Standard Deviation atau Simpangan baku sebesar 13.649,2468.


(1)

92

Data Variabel Penelitian Harga Saham – Setelah Transformasi

No

Nama Emiten

Tahun

2009

2010

2011

1

Aneka Tambang (Persero) Tbk

3.34

3.39

3.21

2

Astra Agro Lestari Tbk

4.36

4.42

4.34

3

Astra Internasional Tbk

4.54

4.74

4.87

4

Bank Mandiri Tbk

3.67

3.81

3.83

5

Bank Rakyat Indonesia Tbk

3.88

4.02

3.83

6

Holcim Indonesia Tbk

3.19

3.35

3.34

7

Indocement Tunggal Perkasa Tbk

4.14

4.20

4.23

8

Indofood Sukses Makmur Tbk

3.55

3.69

3.72

9

Jasa Marga Tbk

3.26

3.53

3.62

10

Kalbe Farma Tbk

3.11

3.51

3.53

11

London Sumatera Tbk

2.71

2.83

2.82

12

Perusahaan Gas Negara Tbk

3.59

3.65

3.50

13

Semen Gresik Tbk

3.88

3.98

4.06

14

Tambang Batubara Bukit Asam

Tbk

4.24

4.36

4.24

15

Telekomunikasi Indonesia Tbk

3.98

3.90

3.85

16

Unilever Indonesia Tbk

4.04

4.22

4.27


(2)

93

Lampiran 14

Statistik Deskriptif Variabel –Variabel Penelitian

Lampiran 15

Hasil Uji Normalitas Data

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LBA 51 604307.00 17785000.00 4.7449E6 4.34554E6

AKO 51 881167.00 54335687.00 7.9241E6 1.08831E7

CR 51 .60 10.64 2.5925 2.04251

PER 51 7.43 37.17 16.9327 6.50045

PBV 51 1.33 32.23 5.4682 6.16255

HS 51 510.00 74000.00 11813.8235 13649.24648


(3)

94

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 51

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .31075285

Most Extreme Differences

Absolute .072

Positive .058

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .517

Asymp. Sig. (2-tailed) .952

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

95

Lampiran 16

Hasil Uji Multikoliniaritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.945 1.200 -2.454 .018

LOG_LBA 1.324 .269 1.063 4.923 .000 .191 5.245

LOG_AKO -.495 .232 -.463 -2.133 .038 .188 5.308

LOG_CR .017 .183 .010 .091 .928 .740 1.351

LOG_PER .993 .368 .307 2.701 .010 .688 1.453

LOG_PBV .388 .195 .215 1.994 .052 .767 1.304

a. Dependent Variable: LOG_HS

Lampiran 17


(5)

96

Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 19

Hasil Pengujian Hipotesis

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .775a .600 .556 .32756 1.427

a. Predictors: (Constant), LOG_PBV, LOG_CR, LOG_PER, LOG_LBA, LOG_AKO b. Dependent Variable: LOG_HS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .775a .600 .556 .32756

a. Predictors: (Constant), LOG_PBV, LOG_CR, LOG_PER, LOG_LBA, LOG_AKO

b. Dependent Variable: LOG_HS

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.945 1.200

LOG_LBA 1.324 .269 1.063

LOG_AKO -.495 .232 -.463

LOG_CR .017 .183 .010

LOG_PER .993 .368 .307

LOG_PBV .388 .195 .215

a. Dependent Variable: LOG_HS

Koefisien Determinasi


(6)

97

Lampiran 19 (Lanjutan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.249 5 1.450 13.512 .000a

Residual 4.828 45 .107

Total 12.077 50

a. Predictors: (Constant), LOG_PBV, LOG_CR, LOG_PER, LOG_LBA, LOG_AKO b. Dependent Variable: LOG_HS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.945 1.200 -2.454 .018

LOG_LBA 1.324 .269 1.063 4.923 .000

LOG_AKO -.495 .232 -.463 -2.133 .038

LOG_CR .017 .183 .010 .091 .928

LOG_PER .993 .368 .307 2.701 .010

LOG_PBV .388 .195 .215 1.994 .052

a. Dependent Variable: LOG_HS

Hasil Uji-t

Hasil Uji-F


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 0 106

PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 115

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

3 6 99

PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA KOTOR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 16

Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Saham - Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 9

Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 21