Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS

KAS TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH :

ALFONSO ERIK S HUTABARAT

060503221

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Alfonso Erik S. Hutabarat NIM: 060503221


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan Penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan skripsi ini, Penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Departemen Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Drs. Hotmal Ja’far, MM selaku dosen Pembanding/ Penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.


(4)

5. Secara khusus Penulis persembahkan kepada kedua orangtua Penulis yang sangat Penulis sayangi, Ayahanda Albert Hutabarat,SH dan Ibu Suryani .S serta abang dan adik Penulis, terima kasih atas kasih sayang, didikan, dukungan, dan doa kalian.

6. Teman-teman di Fakultas Ekonomi angkatan 2006 serta semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 23 Juni 2011 Penulis,

Alfonso Erik S. Hutabarat NIM: 060503221


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap harga saham.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1, aktivitas operasi sebagai variabel X2, arus kas dari

aktivitas investasi sebagai variabel X3 dan arus kas dari aktivitas pendanaan

sebagai variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y dengan total sampel per

tahun sebanyak 18 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Kata Kunci: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(6)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of accounting earnings, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities and cash flow from financing activities to the stock prices of the companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2006 up to 2008. This study was also intended to know which performances measured have the most significant effect to the stock price.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are accounting earnings as X1 variable, cash flow from operating activities as X2

variable, cash flow from investing activities as X3 variable and cash flow from

financing activities as X4 variable and also stock price as Y variable consist of the

18 firm.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial cash flow from operating activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from investing activities and cash flow from financing activities are not influence toward stock price. The most significant effect was from cash flow from operating activities.

Keyword: accounting earnings, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan 7 2. Tujuan Laporan Keuangan ... 8

3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 8

4. Laba ... 9

a. Konsep Laba ... 8


(8)

5. Laporan Arus Kas ... 13

6. Harga Saham ... 16

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

F. Metode Analisis Data ... 27

G. Jadwal Penelitian ... 30

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 31

B. Analisis Hasil Penelitian ... 31

1. Statistik Deskriptif ... 31

2. Uji Asumsi Klasik ... 33

a. Uji Normalitas ... 33

b. Uji Multikolinearitas ... 36

c. Uji Heteroskedastisitas ... 38

d. Uji Autokorelasi ... 39


(9)

a. Persamaan Regresi ... 41

b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi ... 42

c. Pengujian Hipotesis ... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Keterbatasan Penelitian ... 48

C. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Histogram ... 35

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 35


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006 sampai tahun 2008 ... 32

Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 34

Tabel 4.3 Coefficients ... 37

Tabel 4.4 Coefficients Correlations ... 37

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 40

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 41

Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 44


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama

Tahun 2006 sampai tahun 2008 ... 51

Lampiran ii One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 52

Lampiran iii Histogram & Normal P-P Plot ... 53

Lampiran vi Coefficients Coefficients Correlations ... 54

Lampiran v Scatterplot ... 55

Lampiran vi Hasil Uji Durbin Watson ... 56


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap harga saham.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1, aktivitas operasi sebagai variabel X2, arus kas dari

aktivitas investasi sebagai variabel X3 dan arus kas dari aktivitas pendanaan

sebagai variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y dengan total sampel per

tahun sebanyak 18 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Kata Kunci: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(14)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of accounting earnings, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities and cash flow from financing activities to the stock prices of the companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2006 up to 2008. This study was also intended to know which performances measured have the most significant effect to the stock price.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are accounting earnings as X1 variable, cash flow from operating activities as X2

variable, cash flow from investing activities as X3 variable and cash flow from

financing activities as X4 variable and also stock price as Y variable consist of the

18 firm.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial cash flow from operating activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from investing activities and cash flow from financing activities are not influence toward stock price. The most significant effect was from cash flow from operating activities.

Keyword: accounting earnings, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal memberikan jasanya yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten ( perusahaan yang go public ). Para pemodal memperjualbelikan instrumen pasar modal (saham dan obligasi) untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimalkan penghasilan .Investor di pasar modal sangat berkepentingan dengan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, karena perusahaan yang memiliki kinerja yang baik mampu memaksimalkan keuntungan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para pemilik saham. Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar per saham perusahaan, yang juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan aktiva manajemen.

Salah satu ukuran penting untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2004, dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta


(16)

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas.

Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang direspon oleh investor serta mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi mereka adalah informasi mengenai laba akuntansi dan arus kas. Standar Akuntansi Keuangan 2004 menyatakan bahwa laba akuntansi atau penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dengan kata lain, laba akuntansi menunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam keseluruhan penilaian kinerja keuangan. Jika laba akuntansi suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat.

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, selain menggunakan informasi dari laba akuntansi, pemakai laporan keuangan perusahaan melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya melalui laporan arus kas. Informasi laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang sangat bermanfaat untuk


(17)

membantu para investor dalam pengambilan keputusan. Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya SFAS No.95 oleh FSAB yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan. Di Indonesia, pengungkapan laporanarus kas baru diwajibkan setelah dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 7 September 1994 oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan berlaku mulai 1 Januari 1995. Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Kandungan informasi arus kas dapat diukur dengan menggunakan hubungan antara arus kas dengan harga atau return saham.

Sejak 1 Januari 1999 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, perusahaan yang go public diwajibkan membuat laporan arus kas yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan kegiatan operasi, arus kas berdasarkan kegiatan investasi dan arus kas berdasarkan kegiatan pendanaan selama satu periode akuntansi.

Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitaspenghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas dari aktivitas investasi


(18)

adalah arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan. Arus kas yang sehat sangat vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Menurut PSAK No.2 Tahun 2004, arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan saham dan harga saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Jika arus kas yang berasal dari aktivitas operasi mengalami peningkatan, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang bersangkutan, dan kondisi ini akan memberikan dampak bagi peningkatan harga saham perusahaan tersebut.

PSAK No.2 Tahun 2004 menyebutkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka panjang. Jika arus kas dari aktivitas investasi meningkat maka arus kas di masa yang akan datang juga meningkat sehingga harga saham akan meningkat pula. Dengan kata lain, dengan adanya peningkatan arus kas dari aktivitas investasi akan menarik investor untuk


(19)

melakukan aksi beli saham yang secara otomatis akan meningkatkan harga saham, dengan demikian return sahampun akan meningkat secara signifikan.

Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang diperoleh karena adanya kegiatan peminjaman atau pembayaran hutang, perolehan sumber daya dari pemilik perusahaan, serta pemberian imbalan atas investasi bagi pemilik perusahaan. Makin meningkatnya arus kas dari aktivitas pendanaan akan meningkatkan harga saham. Investor akan sangat berminat pada peningkatan arus kas dari aktivitas pendanaan, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang.

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan kandungan informasi laba akuntansi dan arus kas telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Dari hasil – hasil penelitian yang menghubungkan antara informasi penghasilan atau laba dengan harga saham menunjukkan hasil yang kontradiktif ( tidak konsisten ) antara peneliti yang satu dengan yang lain. Zahroh Naimah (2000) yang melakukan penelitian melalui pengujian dengan analisis regresi memperoleh hasil bahwa total arus kas berpengaruh secara positif terhadap harga saham, serta ketiga komponen arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) melalui penelitiannya menyatakan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham, tetapi pemisahan arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham.


(20)

penelitian dengan judul : “Pengaruh Kandungan Laba Akuntansi dan

Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah kandungan laba akuntansi dan komponen arus kas berpengaruh terhadap harga saham?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah kandungan laba akuntansi dan komponen arus kas berpengaruh terhadap harga saham.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan teori, terutama akuntansi keuangan total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan.

2. Penelitian ini bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami kandungan laba akuntansi, komponen arus kas harga saham. 3. Penelitian ini bagi pihak lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Menurut Munawir (2003:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain : pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pemimpin perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan


(22)

memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK No.1 adalah Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Warren, Reeve, Fees (2005; 24-25) jenis-jenis laporan keuangan perusahaan yaitu:

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentuberdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut dengan laba bersih.

b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama langka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca.

c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalam kasatau digunakan dalam operasi.


(23)

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatau ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI,2004):

a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,

b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi diperlukan alam rangka penyajian secara wajar.

4. Laba

a. Konsep Laba

Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,2000) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi


(24)

dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode.

Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil non-operasional, atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini (current) dan berulang, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak demikian.

Ditinjau dari ruang lingkupnya terdapat 3 konsep laba sebagaimana dikemukakan FASB dalam SFAC nomor 5 (1984) yaitu: earning, net income dan comprehensive income. Earning merupakan laba selama satu periode akuntansi tanpa ada pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi. Perbedaan income dengan net income terletak pada perhitungan pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi (Muqodim, 2005:113).

Menurut Suwardjono (2005:455) makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada umumnya dimaknai


(25)

sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud income dalam buku-buku tersebut.

Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off) seperti keadaan awal periode.

Setelah ekonom John Hick (1949) mengemukakan konsep laba, banyak literatur yang mengadaptasikan pengertian laba yang bersumber dari John Hick. Menurut FASB dalam SFAC nomor 6 menyatakan bahwa Comprehensive Income atau laba komprehensip adalah perubahan modal (aktiva bersih) perusahaan selama satu periode, dari transaksi, peristiwa lain dan keadaan dari sumber selain pemilik. Sedangkan Vemon Kam mengemukakan bahwa Income atau laba merupakan perubahan modal suatu kesatuan usaha di antara dua titik waktu tidak termasuk perubahan-perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dengan ukuran nilai dan didasarkan pada skala tertentu. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba


(26)

komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedang comprehensive income merupakan konsep paling luas (Muqodim, 2005:110).

b. Laba Akuntansi

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber–sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan–tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas (PSAK No.1 Paragraph 05,2004).

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang


(27)

disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas dan laba rugi bersih untuk periode berjalan. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan laba rugi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan ( terutama investor) adalah laba bersih setelah pajak atau net income after tax (NIAT). NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak dengan memperhitungkan keuntungan hak minoritas (minority interest). Keuntungan hak minoritas merupakan keuntungan kerugian bersih (net earning or losses ) yang diperoleh dari laporan konsolidasi anak perusahaan (consolidated subsidiaries)

5. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode.

Dalam PSAK No.2 dinyatakan bahwa laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk


(28)

menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat pula digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden. Arus kas dari aktivitas operasi secara rinci terdiri dari ( PSAK No .2 , 2004) :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

4. Pembayaran kas kepada karyawan

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Beberapa transaksi seperti penjualan peralatan pabrik dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba rugi bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi


(29)

semacam ini merupakan arus kas dari aktivitas investasi (bukan merupakan arus kas dari aktivitas operasi).

Arus kas dari aktivitas investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi dapat diperinci sebagai berikut (PSAK No.2,2004) :

1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan , aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain.

3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain 4. Uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan ).

5. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts yaitu forward contract tetapi diperdagangkan dalam jumlah yang telah distandar dengan jatuh tempo tertentu pada bursa yang terorganisasi dan dijamin oleh bursa dan umumnya membutuhkan jaminan deposito yang disebut margin , forward contracts yaitu transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang tertentu lainnya dengan penyerahan pada waktu yang akan datang, kurs ditetapkan pada saat kontrak dilakukan tetapi pembayaran dan penyerahan baru dilakukan pada saat kontrak jatuh tempo, option contracts yaitu kontrak yang memberi hak kepada pembeli untuk melaksanakan opsi tersebut pada hari apa saja sebelum berakhirnya masa berlaku kontrak (American Option) atau kontrak yang memungkinkan pembeli melaksanakan opsi hanya pada saat berakhirnya masa berlaku kontrak (European Option) dan swap contracts yaitu pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda, pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama.


(30)

Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan dapat diperinci sebagai berikut: (PSAK No.2 , 2004) :

1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya

2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan

3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya serta Pelunasan pinjaman

4. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

6. Harga Saham

Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis (2006:60) “Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya”. Dimana Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Harapan dan perilaku investor, b. Kondisi keuangan perusahaan, c. Permintaan dan penawaran saham, d. Tingkat efisiensi pasar modal.


(31)

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) melakukan penelitian tentang hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan kandungan informasi dari total arus kas, komponen arus kas , seperti yang direkomendasikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa laporan arus kas sebagai bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan dan bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan, termasuk investor. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham, tetapi pemisahan arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham.

Zahroh Naimah (2000) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk melakukan pengujian empiris berkaitan dengan hubungan laba akuntansi, total arus kas dan komponen arus kas terhadap harga saham pada 53 perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta tahun 1997–1998 menemukan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, serta ketiga komponen arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.


(32)

Zahroh Naimah (2000) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk melakukan pengujian empiris berkaitan dengan hubungan laba akuntansi, total arus kas dan komponen arus kas terhadap harga saham pada 53 perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta tahun 1997–1998 menemukan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, serta ketiga komponen arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.


(33)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham.

Laba Akuntansi, total arus kas, perubahan arus kas dari ktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sebagai variabel bebas. Harga Saham dan Return saham sebagai Variabel Terikat

Laba Akuntansi dan Total arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Perubahan laba, perubahan arus kas

dan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Zahroh Naimah (2000) Kandungan Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Harga Saham

Arus kas dari aktivitas operasi dan laba akuntasi sebagai variabel bebas.

Harga Saham sebagai variable terikat. Laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, ketiga komponen arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Vicky Octavia (2008) Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas Dan Laba Akuntansi

Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta

Total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntasi sebagai variabel bebas.

Harga Saham sebagai variable terikat.

total arus kas dan laba akuntansi mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Sumber : Data yang Diolah Peneliti, 2011

Penelitian ini merupakan pengembangan dari Zahroh Naimah (2000) yang menggunakan periode penelitian tahun 1997 dan 1998. Dalam penelitian tersebut, obyek yang diteliti adalah terbatas pada emiten sector


(34)

manufaktur saja, sehingga kesimpulan penelitian tersebut dikhususkan bagi emiten – emiten sektor manufakur dan tidak dapat diberlakukan bagi perusahaan – perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada umumnya.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Harga saham merupakan fungsi dari informasi. Informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan secara financial adalah laporan keuangan dan laporan arus kas. Laporan keuangan sendiri berisi tentang laporan – financial perusahaan selama satu tahun, sementara itu arus kas merupakan aliran dana dalam kegiatan perusahaan yang sangat vital bagi kegiatan operasi perusahaan. Oleh sebab itu kedua laporan tersebut berisi kandungan – kandungan informasi yang penting bagi keputusan investasi seorang investor.

Apabila perusahaan memiliki laba yang cukup tinggi dan arus kas yang memadai maka kondisi perusahaan tersebut secara financial dapat dikatakan baik dan harga saham perusahaan akan cenderung tinggi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dikembangkan kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :


(35)

H1

H2

H3

H4

H5

2. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran teoritis di atas, maka perumusan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut :

H1 : Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap harga saham. Kandungan Laba

Akuntansi (X1)

Arus kas dari Aktivitas Operasi (X2)

Arus kas dari Aktivitas Investasi (X3)

Harga Saham (Y)

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan (X4)


(36)

H2 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham

H3 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif terhadap harga saham

H4 : Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif terhadap harga saham

H5 : Laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan secara bersama – sama berpengaruh positif terhadap harga saham


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,2007:11).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2008, sejumlah 184 perusahaan. Dari populasi sebesar 184 perusahaan, dengan menggunakan metode random sampling maka diambil sampel sejumlah 18 perusahaan dengan rumus sebagai berikut

Sampel = 10 % x Total Populasi = 10% x 184


(38)

Untuk lebih jelasnya nama– nama emiten yang menjadi sampel penelitian adalah :

1. PT. Astra Agro Lestari,Tbk 2. PT. Astra International,Tbk 3. PT.Astra Otoparts,Tbk

4. PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk 5. PT. Fast Food Indonesia Tbk

6. PT. Gudang Garam,Tbk 7. PT. Gajah Tunggal, Tbk 8. PT. HM Sampoerna, Tbk

9. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 10.PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 11.PT. Indonesian Satelite Corporation,Tbk 12.PT. Kalbe Farma, Tbk

13.PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 14.PT. Mayora Indah Tbk

15.PT. Merck Tbk

16.PT. Semen Gresik, Tbk 17.PT. Timah, Tbk

18.PT. United Tractors,Tbk


(39)

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2006-2008. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling data yaitu gabungan dari data cross section dan time series. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Markey Directory (ICMD) dan situs

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku – buku bacaan yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran cara pengolahan data.

Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini :


(40)

1.Laba Akuntansi menurut PSAK tahun 2004 adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi diukur berdasarkan laba bersih setelah pajak ( Net Income After Tax ) atau NIAT yaitu pendapatan bersih setelah pajak dengan memperhitungkan hak minoritas (minority interest) per 31 Desember 2006-2008 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah

2.Total arus kas merupakan jumlah arus kas bersih yang terdiri atas arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan ditambah dengan selisih kas dan setara kas awal tahun (PSAK No.2, 2004) per 31 Desember 2006-2008 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah.

3.Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas dari aktivitas penghasil utama perusahaan dan aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan pendanaan (PSAK No.2, 2004) per 31 Desember 2006-2008 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah.

4.Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas yang berasal dari pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (PSAK No.2, 2004) per 31 Desember 2006-2008 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang berasal dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan


(41)

pinjaman perusahaan (PSAK No.2, 2004) per 31 Desember 2006-2008 yangdinyatakan dalam satuan Rupiah.

5.Harga saham yang digunakan adalah rata-rata harga saham penutupan (closing price) setiap bulan dalam satu tahun yaitu per 31 Desember 2006-2008.

F. Metode Analisis Data

Untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang telah ditetapkan maka dilakukan analisis regresi berganda. Model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

P = α + β1 LAK + β2 AKO + β3 AKI + β4 AKP + е Dimana :

P = harga saham perusahaan LAK = laba akuntansi

AKO = arus kas dari aktivitas operasi AKI = arus kas dari aktivitas investasi AKP = arus kas dari aktivitas pendanaan

α = Konstansta

β = Koefisien Regresi

е = Residual Term

Pengujian Gejala Penyimpangan Asumsi Klasik

Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik


(42)

ini terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Uji autokorelasi tidak dilakuka dalam penelitian ini karena regresi yang digunakan adalah regresi cross section. Uji autokorelasi hanya digunakan apabila model regresi adalah regresi dengan runtut waktu.

1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan merupakan uji Kolmogorov Smirnov satu arah. Hain et al (1996) mengemukakan bahwa normalitas data dapat dilihat dengan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai Z statistiknya tidak signifikan maka suatu data disimpulkan terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov Smirnov dipilih dalam peneliti ini karena uji ini dapat secara langsung menyimpulkan apakah data yang ada terdistribusi secara normal secara statistik atau tidak.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Bila terjadi gejala heteroskedastisitas akan menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak valid lagi.

Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan uji Glejser. Dalam uji Glejser model regresi linier yang digunakan dalam peneliti ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian nilai


(43)

residual tersebut diabsolutkan dan dilakukan regresi dengan semua variabel independen, bila terdapat variabel independen yang berpengaruh secara signifikansi terhadap residual absolut maka terjadi heteroskedastos dalam model regresi ini.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan linier antara independen variabel yang tinggi, standard error koefisien regresi akan semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk perdugaan parameter semakin lebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadi kekeliruan menerima hipotesis yang salah dan menolak hipotesis yang benar. Uji asumsi klasik seperti multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara independen variabel dengan menggunakan Tolerance Value / Vanance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Jika nilai tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinearitas.

Dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat inter korelasi yang sempurna diantara beberapa variabel bebas yang digunakan dalam model. Apabila terjadi gejala multikolinearitas maka dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

1.Nilai koefisien regresi menjadi kurang dapat dipercaya

2.Kesulitan dalam menghasilkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.


(44)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antara variabel variabel bebas yang akan digunakan dalam persamaan regresi. Apabila sebagian atau seluruh variabel bebas berkorelasi kuat berarti terjadi multikolinearitas.

4. Pengujian Hipotesis

Didalam melakukan uji hipotesis, digunakan uji F dan uji t. Uji F dilakukan dengan menguji secara serempak (simultan) apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama – sama dapat mempengaruhi variabel dependen.

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial Uji secara parsial (Uji-t) ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

jika t-hitung < t-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak; jika t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

VIII. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur kategori barang konsumsi subbagian makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.


(46)

Variabel dari penelitian ini terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

LA 54 23682 6281971 1322830 1693671.193

AKO 54 -756324 9952532 1841803 2468663.573

AKI 54 -.7356852 9598113 -56145.6 2432767.998

AKP 54 -1661825 2878994 -191194 845095.18271

HS 54 90.00 10500.00 2924.2105 3007.62688

Valid N (listwise) 54

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006 sampai Tahun 2008

Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa laba akuntansi yang terendah adalah bernilai Rp.23.682.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.6.281.971.000.000 serta rata-rata laba akuntansi sebesar Rp.1.322.830.000.000.

Arus kas dari kegiatan operasi yang terendah adalah bernilai Rp.- 756.324.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.9.952.532.000.000 serta rata-rata arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp.1.841.803.000.000.

Arus kas dari aktivitas operasi yang tertinggi yaitu sebesar Rp.9.952.532.000.000, dan yang terendah yaitu Rp.-756.324.000.000. Rata-rata arus kas dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp.1.848.803.000.000.


(47)

Arus kas dari kegiatan investasi yang terendah adalah bernilai Rp.-7.356.852.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.9.598.113.000.000 serta rata-rata arus kas dari kegiatan investasi sebesar Rp.-5.614.560.000.Untuk arus kas dari aktivitas investasi hampir seluruhnya bernilai negatif.

Arus kas dari kegiatan pendanaan yang terendah adalah bernilai Rp.-1.661.825.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.2.878.994.000.000, serta rata-rata arus kas dari kegiatan pendanaan sebesar Rp.-191.194.000.000. Untuk arus kas dari aktivitas pendanaan hampir seluruhnya bernilai negatif.

Harga saham selama periode yang terendah adalah bernilai Rp.90 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp,10.500

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,


(48)

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .50597621

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .064

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .853

Asymp. Sig. (2-tailed) .461

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.2.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah 0,853 dan signifikansi pada 0,461 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya >0,05 (p = 0,461 > 0,05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(49)

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Gambar 4.1. Histogram

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Gambar 4.2. Grafik Normal P-P Plot


(50)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, melihat nilai Condition Index (CI) serta membandingkan nilai R2 model utama (awal) terhadap nilai R2 dari masing-masing auxilary regression antar variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, Variance Inflation Factor (VIF) < 10, Condition Index < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:


(51)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LG10_LA .864 1.158

LG10_AKO .981 1.019

LG10_AKI .953 1.049

LG10_AKP .960 1.042

a. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.3. Coefficients

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.


(52)

Model LG10_HS LG10_AKO LG10_AKI LG10_AKP

1 Correlations LG10_LA 1.000 -.043 -.123 -.362

LG10_AKO -.043 1.000 -.066 -.181

LG10_AKI -.123 -.066 1.000 -.106

LG10_AKP -.362 -.181 -.106 1.000

Covariances LG10_LA .017 .000 .021 -.004

LG10_AKO .000 .024 .000 -.010

LG10_AKI .021 .000 .007 -.003

LG10_AKP -.004 -.010 -.003 .113

a. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.4.

Cofficients Correlations

Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,


(53)

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3. Scatterplot

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .


(54)

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dan Runs Test. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .838a .703 .680 .58984 1.935

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penuis, 2011.

Tabel 4.5.


(55)

Tabel di atas memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,935. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP terhadap LG10_HS. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.347 .326 4.135 .000

LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350

LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000


(56)

LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683 a. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.6. Analisis Hasil Regresi

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: LG10_HS = 1,347 – 0,320 LG10_LA + 0,794 LG10_AKO - 0,152 LG10_AKI +

0.064 LG10_AKP+ε

Keterangan :

1) konstanta sebesar 1,347 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen maka harga saham sebesar 1,347,

2) β1 sebesar 0,320 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi

sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,320 dengan asumsi variabel lain tetap,

3) β2 sebesar 0,794 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari

aktivitas operasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,794 dengan asumsi variabel lain tetap,

4) β3 sebesar 0,152 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari

aktivitas investasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,152 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar 0,064 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari

aktivitas pendanaan sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,064 dengan asumsi variabel lain tetap.


(57)

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .838a .703 .680 .58984 1.935

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKP, LG10_AKO, LG10_AKI b. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.7.


(58)

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,838 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (LG10_HS) dengan variabel independennya (LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP) kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,680. Hal ini berarti 68% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, sedangkan sisanya (32%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,58984, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).

1) Uji t (t Test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut.


(59)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.347 .326 4.135 .000

LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350

LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000

LG10_AKI -.152 .336 -.040 -.451 .654

LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683

a. Dependent Variable: LG10_HS

sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Tabel 4.8. Hasil Uji t

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel laba akuntansi

sebesar -0,942, sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga thitung < ttabel (-0,942 <

2,008559), maka laba akuntansi secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi sebesar 0,242,

sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga thitung < ttabel ( 0,242 < 2,008559),

maka arus kas dari aktivitas operasi secara individual tidak mempengaruhi harga saham.

Thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi sebesar -0,451 sedangkan

ttabel adalah 2,008559, sehingga thitung < ttabel (-0,451 < 2,008559), maka arus kas


(60)

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel arus kas dari

aktivitas pendanaan sebesar 0,412 sedangkan ttabel adalah 2,008559, sehingga thitung

< ttabel (0,412 < 2,008559), maka arus kas dari aktivitas pendanaan tidak

berpengaruh terhadap harga saham secara individual.

2) Uji F (F Test)

Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 32.127 3 10.709 39.462 .000a

Residual 13.569 50 .271

Total 45.696 53

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.9. Hasil Uji F

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 39,462 dengan tingkat

signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,79000842 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap harga saham karena Fhitung >


(61)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas dan laba rugi bersih untuk periode berjalan. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan laba rugi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan ( terutama investor) adalah laba bersih setelah pajak atau net income after tax (NIAT). NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak dengan memperhitungkan keuntungan hak minoritas (minority interest). Keuntungan hak minoritas merupakan keuntungan kerugian bersih (net earning or losses ) yang diperoleh dari laporan konsolidasi anak perusahaan (consolidated subsidiaries)

Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,2000) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka


(62)

panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode.

Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil non-operasional, atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini (current) dan berulang, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak demikian.

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode.

Dalam PSAK No.2 dinyatakan bahwa laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat pula digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut.


(63)

Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis (2006:60) “Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya”. Dimana Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat

Berdasarkan teori di atas,seharusnya laba akuntansi dan arus kas memiliki hubungan positif terhadap harga saham. Namun hasil dari perhitungan statistic menunjukkan nhasil yang berbeda.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,703. Hal ini berarti bahwa 70,3% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, sedangkan sisanya sebesar 29,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial laba akuntansi, arus kas yang berasal dari aktivitas operasi ,arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono (2000). Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, mungkin juga dikarenakan perbedaan jenis perusahaan yang diteliti. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Naimah (2000)

Laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triyono &


(64)

Hartono (2000) dan Naimah (2000) yang menemukan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh informasi laporan arus kas baik secara simultan maupun parsial.

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono & Jogiyanto (2000) dan Naimah (2000).

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara individual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Naimah (2000) namun berbeda dengan penelitian Triyono & Jogiyanto (2000).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:


(66)

1. penelitian ini hanya mengambil empat buah variabel yaitu laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi harga saham,

2. periode pengamatan dalam penelitian

ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2006-2008,

3. sampel yang digunakan hanya

perusahaan manufaktur saja.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan harga saham perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Investor dan calon investor disarankan untuk memanfaatkan informasi yang telah dipublikasikan oleh perusahaan khususnya informasi mengenai laporan keuangan yang termasuk didalamnya laporan arus kas unuk menilai bagaimana kondisi perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dimiliki atau akan dimiliki oleh investor dan calon investor.


(67)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen seperti size perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas laba dan variabel lain yang mempengaruhi harga saham. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi investor ketika akan mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, misalnya: untuk membeli atau menjual saham.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi, Accounting Theory, Edisi keempat, terjemahan, Jakarta: Salemba Empat, 2000.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, April 2004

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Lubis, Ade Fatma, 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Munawir, S., 2003, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga belas, Liberty, Yogyakarta

Muqodim, Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta, Mei 2005. Sugiyono,Dr. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta Bandung

Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ke-3, BPFE, Yogyakarta, Maret 2005.

Triyono dan Jogiyanto Hartono, 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham. Jurnal Riset Akuntnasi Indonesia Vol.3, No.1, Januari 2000, Hal.54-68. Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fees, 2005. Pengantar Akuntansi,

Edisi Kedua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Zahroh Naimah.2000. Kandungan Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi, Universitas Tarumanegara Jakarta Tahun IV/01/2000


(69)

Lampiran i

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006 sampai Tahun 2008

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

LA 54 23682 6281971 1322830 1693671.193

AKO 54 -756324 9952532 1841803 2468663.573

AKI 54 -.7356852 9598113 -56145.6 2432767.998

AKP 54 -1661825 2878994 -191194 845095.18271

HS 54 90.00 10500.00 2924.2105 3007.62688


(70)

Lampiran ii

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .50597621

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .064

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .853

Asymp. Sig. (2-tailed) .461


(71)

Lampiran iii

Histogram


(72)

Lampiran iv

Coefficients

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LG10_LA .864 1.158

LG10_AKO .981 1.019

LG10_AKI .953 1.049

LG10_AKP .960 1.042

a. Dependent Variable: LG10_HS

Cofficients Correlations

Model LG10_HS LG10_AKP LG10_AKO LG10_AKI

1 Correlations LG10_LA 1.000 -.043 -.123 -.362

LG10_AKO -.043 1.000 -.066 -.181

LG10_AKI -.123 -.066 1.000 -.106

LG10_AKP -.362 -.181 -.106 1.000

Covariances LG10_LA .017 .000 .021 -.004

LG10_AKP .000 .024 .000 -.010

LG10_AKO .021 .000 .007 -.003

LG10_AKI -.004 -.010 -.003 .113


(73)

Lampiran v


(74)

Lampiran vi Hasil Uji Durbin Watson

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .838a .703 .680 .58984 1.935

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS


(75)

Lampiran vii

Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.347 .326 4.135 .000

LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350

LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000

LG10_AKI -.152 .336 -.040 -.451 .654

LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683

a. Dependent Variable: LG10_HS

Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 32.127 3 10.709 39.462 .000a

Residual 13.569 50 .271

Total 45.696 53

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS


(1)

Lampiran ii

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .50597621 Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .064

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .853

Asymp. Sig. (2-tailed) .461


(2)

Lampiran iii

Histogram


(3)

Lampiran iv

Coefficients

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LG10_LA .864 1.158

LG10_AKO .981 1.019 LG10_AKI .953 1.049 LG10_AKP .960 1.042 a. Dependent Variable: LG10_HS

Cofficients Correlations

Model LG10_HS LG10_AKP LG10_AKO LG10_AKI

1 Correlations LG10_LA 1.000 -.043 -.123 -.362

LG10_AKO -.043 1.000 -.066 -.181

LG10_AKI -.123 -.066 1.000 -.106

LG10_AKP -.362 -.181 -.106 1.000

Covariances LG10_LA .017 .000 .021 -.004

LG10_AKP .000 .024 .000 -.010

LG10_AKO .021 .000 .007 -.003

LG10_AKI -.004 -.010 -.003 .113


(4)

Lampiran v


(5)

Lampiran vi

Hasil Uji Durbin Watson

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .838a .703 .680 .58984 1.935

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS


(6)

Lampiran vii

Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.347 .326 4.135 .000

LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350

LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000

LG10_AKI -.152 .336 -.040 -.451 .654

LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683

a. Dependent Variable: LG10_HS

Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 32.127 3 10.709 39.462 .000a

Residual 13.569 50 .271

Total 45.696 53

a. Predictors: (Constant), LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS


Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh laba akuntansi arus kas, dan return on asset terhadap return saham: studi empiris pada industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2007-2009

1 7 111

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, KEBIJAKAN DEVIDEN, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHDAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 79

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA LQ-45 YANG TERDAFTAR DI PT. BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 6 98

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA LQ-45 YANG TERDAFTAR DI PT. BEI (BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 20

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22