BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Karakterisitik Perusahaan Pertambangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Karakterisitik Perusahaan Pertambangan

  Perusahaan pertambangan adalah perusahaan yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia. Kegiatan pertambangan digolongkan menjadi (UU 11 Tahun 1967) : a.

  Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.

  b.

  Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian.

  c.

  Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan.

  d.

  Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi.

  e.

  Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral. f.

  Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

  g.

  Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

  h.

  Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral.

2. Analisis Laporan Keuangan

  Analisis laporan keuangan merupakan aplikasi dan alat teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild 2005 : 3). Hanafi (2003 : 76-86) menyatakan bahwa

  Pada dasarnya analisis laporan keuangan bisa dikelompokan ke dalam lima macam katagori yaitu: (1) Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). (2) Rasio Aktivtas ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin benarnya data kelebihan yang tercantum pada aktiva-aktiva tersebut. (3) Rasio Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. (4) Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Analisis laporan keuangan melibatkan laporan keuangan, terutama

  Neraca dan Laporan Laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi kinerja keuangan.Harahap (2008 :190) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan sebagai

  Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan keuangan bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.Indikator memuaskan atau tidak memuaskan dapat dilihat dengan membandingkan kinerja masa lalu yang dengan kinerja saat ini.Selain itu, perusahaan juga dapat memprediksi likuiditas, profitabilitas, dan arus kas yang mungkin dapat dicapai di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan cara melihat berbagai rasio dan mengidentifikasi letak masalah yang ada. Manfaat analisis laporan keuangan menurut Bringham (2006:94) dapat dijelaskan berikut ini

  Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut padang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

3. Return On Assets (ROA)

  Return On Assets merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Harahap (2008 :305), “ROA menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.”Return On Assets atau rentabilitas ekonomi adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba masa lalu. Analisa ROA mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan denga biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut(Hanafi dan Halim 2003 : 84, 159).

  Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA) maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:

  Laba bersi h ROA = Total aset

4. Total Assets Turnover (TATO)

  Total Assets Turnover merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya.Rasio ini menggambarkan hubungan antara sales dengan aset yang dibutuhkan untuk memperoleh sales tersebut. Menurut Gitman (2006 :62) “Total Assets

  Turnover indicate the efficiency with which the firm uses it assets to generate sales” yang artinya efisiensi penggunaan aset perusahaan untuk

  menghasilkan penjualan. Rumus untuk menghitung TATO adalah sebagai berikut:

  Penjualan bersih TATO =

  Total aset

5. Earning Per Share (EPS)

  Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukan laba bersih yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimiliki.

  Menurut Gibson (2001 : 373 ) : “EPS is the income earned on a share of

  

common stock during an accounting period.” EPS menunjukkan

  besarnya laba bersih yang diperoleh untuk setiap lembar saham selama periode tertentu.EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham besar. Peningkatan EPSmenandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan laba per lembar saham investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlahmodal yang ditanamkan pada perusahaan.Jumlah EPS perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan.Meskipun beberapaperusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS, tetapi masih dapat dihitung berdasarkaninformasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

  Rumus untukmenghitung EPS adalah sebagai berikut:

  Laba bersih EPS = Jumlah saham beredar

6. Price to Book Value (PBV)

  Price to Book Value merupakan perbandingan antara harga suatu saham terhadap nilai buku bersih per lembar saham tersebut.Rasio ini membandingkan interpretasi dari sistem pelaporan akuntansi terhadap aset bersih perusahaan di neraca dengan persepsi investor terhadap nilai pasar dari kekayaan perusahaan tersebut atau kapitalisasi pasar. Rasio PBV sebesar 1,0 menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan sama dengan nilai neracanya/ nilai buku (Warren, Reeve, 2004 : 569). Nilai buku per saham dihitung dengan total aset perusahaan dikurangi dengan total kewajibannya dan selisihnya kemudian dibagi dengan jumlah lembar saham beredar.Rumus untuk menghitung PBV adalah sebagai berikut:

  Harga pasar per lembar saham PBV = Nilai buku per lembar saham

7. Saham

  a. Pengertian Saham

  Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling sering digunakan. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk mendapatkandana tambahan untuk perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik berupa dividen maupun capital gain.

  Menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”Dapat diartikan bahwa saham adalah tanda penyertatau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan perusahaan. Saham yang berada di tangan pemegang saham disebut saham beredar.

  Total jumlah saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen kepemilikan perseroan terbatas disebut modal saham.

  b. Jenis - Jenis Saham 1.

  saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan.Saham biasa mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan emiten (perusahaan penerbitkan surat berharga) dan memberikan keuntungan tidak terhingga karena dividen yang diberikan perusahaan nilainya tidak tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahan.

  2. saham preferen (preferen stock)

  Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa yaitu memiliki nilai nominal, dividen biasanya tetap (menyerupai bunga obligasi), tidak memiliki hak voting, tidak memilki jatuh tempo, dividen bersifat kumulatif.

c. Klasifikasi Saham Biasa 1.

  Blue chips Merupakan klasifikasi saham yang penerbitannya memiliki reputasi yang baik.Emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen yang tinggi.Emiten sudah dalam keadaan stabil.

  2. Income Stock Merupakan income yang diperoleh dari dividen yang lebih tinggi dari dividen rata-rata yang dibayarkan tahun sebelumnya. Emiten ini lebih suka membayarkan dividen daripada diakumulasi dalam bentuk P/E ratio, return earning. Beta dari perusahaan ini < 1.

  3. Growth Stock (well Known)

  Growth Stock ini terjadi apabila emiten merupakan pimpinan dalam industrinya. Perusahaan mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata. Biasanya P/E rationya tinggi dan emiten mempunyai reputasi yang tinggi dan gaya publisitasnya glamour dalam memperbaiki peningkatan dan penurunan harga sahamnya.

  4. Growth Stock (lesser known) Emiten saham ini umumnya bukan pimpinan dalam industrinya, namun memiliki ciri seperti growth stock, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.

  5. Saham Spekulasi (Speculative stocks) Merupakan saham yang emitennya tidak menghasilkan dividen/penghasilan yang konsisten dari tahun ke tahun.Tetapi emiten ini berpotensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik dimasa-masa mendatang.

  6. Saham Bersiklus (Cyclical stocks) Perkembangan Saham jenis ini sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis secara umum. Jika ekonomi makro mengalami expansi maka emiten ini akan mampu membayar dividen yang tinggi.

  7. Saham Bertahan (Defensive/Countercyclical stocks) Harga saham ini tidak berpengaruh kepada situasi dan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis umumnya.Pada saat resesi saham ini masih mampu memberikan dividen.Emiten ini bergerak dalam penjualan/memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan konsumen.

d. Penilaian Harga Saham

  Bagi investor, harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting dalam investasi di pasar modal.Dalam penilaian harga saham ada dikenal tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik.Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham.Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.Nilai intrinsik atau nilai fundamental adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya.

  Secara umum, keputusan membeli, menjual atau mempertahankan saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005 : 31), dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Jika nilai intrinsik > dari harga pasar saham, maka saham tersebut undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan sementara.

  2. Jika nilai intrinsik = harga pasar saham, maka saham tersebut menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan.

3. Jika nilai intrinsik < harga pasar saham, maka saham tersebut

  overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dijual. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (Underprice).

  Mengunakan penilaian saham ini para investor akan dapatmemutuskan untuk menentukan strategi invetasi yang tepat dengan memutuskan untuk membeli, menjual atau mempertahankan saham. Terdapat dua model analisis dalam penilaian harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis tekhnikal. Analisis Tekhnikal dilakukan dengan mempelajari sejarah dari harga saham dan sejarah harga dari bursa saham secara keseluruhan. Para analis telah mengembangkan berbagai indikator, yang diharapkan untuk memberikan informasi yang berguna dari segi volume dan harga.

  Arifin (2004 : 116) mengatakan bahwa ”faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumors”. Analisis fundamental dilakukan dengan mempelajari semua informasi relevan yang berhubungan dengan saham tersebut dan kondisi pasarnya untuk mencoba melihat prospek bisnis pada masa yang akan datang dan perkembangan keuangan/finansial termasuk pergerakan dari harga saham itu sendiri.

  Informasi fundamental yang dipelajari termasuk laporan keuangan, data industri (penjualan dan pemesanan) serta melihat kondisi umum perekonomian dan keuangan (tingkat suku bunga).

  Penilaian harga wajar saham dapat menggunakan analisis fundamental dengan pendekatan Dividend Discount Model (DDM).Corrado(2005:178) menyatakan bahwa “The dividend discount

  model values a share of stock as the sum of all expected future dividend payments, where the dividends are adjusted for risk and the time value of money”. Penilaian saham biasa dengan DDM secara teknis memerlukan

  estimasi dividen masa depan untuk rentang waktu yang tak terbatas dan mampu meramalkan dividen ditahun mendatang serta nilai intrinsik saham. Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut: 1.

  Model Tanpa Petumbuhan (zero growth model) Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akantetap sama dari waktu ke waktu. Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:

  D P

  =

  k Keterangan:

  P

  = nilai intrinsik D = dividen yang diterima

  k = tingkat return yang diharapkan 2.

  Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model) Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama rentang waktu tak terbatas. Persamaan modelnya adalah sebagai berikut: 2 3

  D (1

g) D (1

  g) D (1

  g) D (1

  g) 2 + + + + P = .... 3

  (1 k)

  (1+k) (1 k) (1 k)

  Keterangan:

  P

  = nilai intrinsik D ,D ,..D = dividen yang akan diterima

  1

  2 ∞ k = tingkat return yang diharapkan g = pertumbuhan dividen

  Selain pendekatan dividen, pendekatan price earning ratio (PER) merupakan pendekatan yang banyak dipakai oleh para analis dan praktisi saham. Menurut Manurung (2004:26), “secara teknis PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Harga saham di pasar merupakan harga yang berlaku, sedangkan laba bersih merupakan laba bersih per saham proyeksi tahun berjalan”. Selanjutnya Manurung

  (2004:27) mengemukakan: “PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil, karena PER yang kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga yang rendah”. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Rumus untuk menghitung PER adalah :

  Harga per lembar sah am PER = Earning pe r lembar s aham (EPS)

  Rumus untuk menghitung PER suatu saham dapat diturunkan dari rumus yang digunakan dalam model diskonto dividen. 1 1 P D / E 1 =

  E kg

  Dengan demikian, variabel-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut sebagai faktor-faktor plier earning adalah: a.

  Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio/DPR),yaitu 1 1 D / E .

  b.

  Tingkat return yang diharapkan investor dari saham bersangkutan (k).

  c.

  Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut (g).

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Analisis Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di BEI.

  Hasil uji t menunjukan bahwa harga saham tidak berpengaruh secara langsung oleh variabel ROA, ROE, EPS dan TATO.

  1.Harga saham Hasil uji F menunjukkan bahwa ROA, ROE, EPS dan TATO secara bersama- sama berpengaruh terhadap harga saham.

  4.TATO Variabel dependen :

  3.EPS

  2.ROE

  1.ROA

  Variabel independen:

  Penelitian-penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan yang meneliti pengaruh variabel kinerja keuangan terhadap harga saham menunjukan hasil yang berbeda.Berikut ini rincian peneliti terdahulu.

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu

  1.Harga saham Hasil uji F menunjukkan bahwa ROE, EPS dan DER berpengaruh Signifikan terhadap harga saham.

  4.DER Variabel dependen :

  3.EPS

  2.NPM

  1.ROE

  Variabel independen:

  Pengaruh ROE, NPM, EPS dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ

  Peneliti Judul Variabel Kesimpulan &amp; Hasil Yuliana Halim (2007)

  Hasil uji t menunjukan bahwa Hanya ROE dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Eka Prasetya Harmoni (2009) Yurico (2010)

  Pengaruh Cash Devidend Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return on Equity, Return on Assets, Total Assets Turnover dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

  Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, ROE, PER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di BEI

  1.Harga Saham

  6.PER Variabel Dependen :

  5.ROE

  4.TATO

  3.LTDtER

  2.DER

  1.CR

  Variabel Independen :

  Cory (2011)

  Variabel independen:

  Hasil uji F menunjukkan bahwa Cash Devidend Coverage, Operating Cash Flow per Share, ROE, ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. hasil uji t menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh signifikan sedangkan yang lain tidak berpengaruh signifikan.

  1.Harga Saham

  6.EPS Variabel dependen :

  5.TATO

  4.ROA

  3.ROE

  2.Operating Cash Flow per Share

  1.Cash Devidend

  Hasil uji F menunjukkan semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. hasil uji t menunjukkan semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tersebut. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini

  

Gambar 2.1

  Return On Assets Total Assets Turnover

  H

  1 Harga Saham

  Earning Per Share Price to Book Value

  H

  2 Return OnAssets (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan

  menghasilkan laba bersih dari total jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.Return On Assests (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bersih bagi perusahaan.ROA merupakansalah satu bentuk dari rasio profitabilitasuntuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari total aset yang dimiliki perusahaan.

  Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio untuk mengukur keefisienan perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Semakin kecil rasio ini menunjukan bahwa semakin lamban penjualan yang dihasilkan dari total aktiva perusahaan.

  Perusahaan yang memiliki profit margin yang rendah cenderung memiliki rasio Total Assets Turnover nya tinggi, hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki profit margin yang kecil umumnya meningkatkan intensitas penjualannya untuk mendapatkan laba yang lebih besar.

  Earning Per Share (EPS) menunjukan pendapatan per lembar saham perusahaan. Earning Per share dapat dihitung menggunakan dua metode yaitu basic dan diluted Earning Per Share. Perusahaan dengan EPS yang tinggi cenderung memiliki potensi kenaikan harga saham.

  Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku perusahaan. PBV yang rendah menunjukankemungkinan bahwa saham perusahaan dinilai terlalu rendah.Semakin tinggi PBV maka semakin tinggi perusahaan dinilai oleh penanam modal.

2. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H = Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO) , Earning

1 Per share (EPS), dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap Harga saham secara parsial.

  H

  

2 = Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO) , Earning

  Per share (EPS), dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap Harga saham secara simultan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

4 53 72

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13 104 77

Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 8 52

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Inventory TurnoverRatio Dan Debtors’ TurnoverRatio Terhadap Gross ProfitMargin: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham 2.1.1.1 Pengertian Saham - Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Investasi - Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18