BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH - Perancangan Meja Dan Kursi Yang Ergonomis Untuk Tingkat Sekolah Dasar 060798
BAB II
GAMBARAN UMUM SEKOLAH2.1 Sejarah Sekolah
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060798 merupakan salah satu sekolah yang diselenggarakan olehDN 060798 beralamat di Jalan Medan Area Selatan. Kel. Sukaramai, Kec. Medan Area Selatan, Kode Pos 20216 Medan. Sekolah didirikan pada Tahun 1974. Pada awalnya sekolah ini memiliki 6 Sekolah Dasar dengan 1 gedung diantarannya SDN 060798, SDN 060797, SDN 060796, SDN 060795 SDN 060794, SDN 060793. Dengan beiringnya zaman pada Tahun 2009 sekolah ini di mekarkan menjadi 2 sekolah yaitu SDN 060798 dan SDN 060796. Adapun kepala sekolah di SDN 060798 adalah sebagai berikut
1. Bapak Hartono pada Tahun 1974 – 1984
2. Bapak Salman pada Tahun 1984 –1991
3. Ibu Yuliana Siregar pada Tahun 1991 – 1997
4. Bapak Makumuli Sitepu pada Tahun 1997 – 2003
5. Ibu Toheran pada Tahun 2003 -2008
6. Ibu Yarti Murtiani Rambe pada Tahun 2008 sampai saat ini 2013 SDN 060798 terakreditasi B yaitu Baik dengan dengan NSS (Nomor
Statistik Sekolah) yaitu 101076001009. Sedangkan target SDN 060798 yaitu dapat mewujudkan generasi yang unggul, bertaqwa, cerdas, terampil, dan mottonya yaitu soleh, kreatif dan mandiri.
2.2. Visi dan Misi Sekolah
Visi SDN 060798 adalah mewujudkan siswa yang bertaqwa, cerdas, terampil, unggul dalam mutu pendidikan. Misi SDN 060798 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas SDM guru guna mengantisipasi kemajuan pengembangan pendidikan
2. Menjamin situasi belajar yang aman dan nyaman
3. Menjalan kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan
4. Mengembangkan pengetahuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(
IPTEK), Bahasa dan Seni Budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa
5. Menanamkan keyakinan / Aqidah melalui pengalaman ajaran agama
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh SDN 060798 adalah struktur organisasi fungsional. Adapun struktur organisasi SDN 060798 dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Unit Perpustakaan Bendahara Kepala Sekolah Dewan Komite Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III Guru Kelas VI Guru Kelas V Guru Kelas VI Pemb.Murid Pemb.Murid Pemb.Murid Teladan Teladan Teladan P.Iman dan Taqwa P.Iman dan Taqwa P.Iman dan Taqwa P.Tari dan Nasyid P.Tari dan Nasyid Pemb.Olah Raga Pemb. Pramuka Pemb. Sosial Guru Agama Guru Agama Guru Bahasa Guru Bahasa
Islam Kristen Inggris Inggris Tata Usaha
Guru Piket Kebersihan Petugas Siswa Penjaga Sekolah Masyarakat Sumber : Sekolah Dasar Negeri 060798Gambar 2.1. Struktur Organisasi SDN 060798Keterangan: = Garis komando
- = Garis koordinasi
2.4 Siswa dan Karyawan Sekolah
Jumlah siswa menjelaskan tentang banyak siswa yang berada di dalam sekolah beserta banyak tenaga pendidik atau guru dan karyawan dalam sekolah tersebut. Adapun rincian jumlah siswa SDN 060798 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Siswa SDN 060798 No KelasTabel 2.2 Rincian Guru / Pegawai pada SDN 060798 Karyawan Jumlah6 VI
22
17
39 Total 105
98 203 Sumber : Sekolah Dasar Negeri 060798
Tenaga pengajar mayoritas berstatus pegawai negeri dan jika kekurangan tenaga pengajar sekolah diperbantukan guru honorer. Dari status guru honorer juga dapat diajukan menjadi pegawai negeri. Tenanga pengajar pada SDN 060798 berjumlah 15 orang. Total keseluruhan karyawan pada SDN 060798 berjumlah 28 orang. Rincian karyawan pada SDN 060798 ditampilkan pada Tabel 2.2.
Kepala Sekolah
19
1 Dewan Komite
1 Bendahara
1 Unit Perpustakaan
1 Guru Pegawai Negeri
15 Guru Honor
8 Penjaga Sekolah
1 Total
36
17
Jumlah Siswa
TotalLaki-laki Perempuan
41
1 I
15
11
26
2 II
17
24
3 III
5 V
18
12
30
4 IV
16
15
31
28 Sumber: Sekolah Dasar Negeri 060798
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, enginerring, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2005).
Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip bahwa pekerjaanlah yang harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia
(fitting the job to the man). Ini berarti dalam merancang suatu jenis pekerjaan,
perlu diperhitungkan faktorfaktor apa saja yang menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Salah satu faktor keterbatasan manusia yang harus dipertimbangkan adalah keterbatasan dalam ukuran dimensi tubuh. (Wignjosoebroto, 2001).
3.2 Antropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987), Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya (Nurmianto, 1996). Pengukuran antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
c) Pengukuran variabilitas kerja.
Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Ada beberapa hal atau faktor yang dapat mempengaruhi ukuran tubuh manusia sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah sebagai berikut
1. Jenis kelamin Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Pria dianggap lebih panjang dimensi tubuhnya daripada wanita.
2. Suku bangsa Seperti telah diketahui bahwa perbedaan dimensi tubuh antara suku bangsa yang satu dengan yang lain juga berbeda. Dalam hal ini dimensi tubuh penduduk Indonesia biasanya lebih pendek dari penduduk Amerika.
3. Usia
Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun.
4. Jenis pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau stafnya. Misalnya buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
5. Pakaian Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya iklim yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.
6. Kehamilan pada wanita Faktor ini jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
7. Cacat tubuh secara fisik Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik.
3.2.1 Dimensi Antropometri
Data antropometri tubuh yang diukur menurut Hartono (2012) dalam panduan survei data antropometri dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pengukuran Data Antropometri No Dimensi tubuh DefinisiTinggi tubuh jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas
1 Tinggi tubuh kepala.
2 Tinggi mata Jarak vertikal dari lantai ke bagian luar sudut mata kanan.
Jarak vertikal dari lantai ke bagian atas bahu kanan atau ujung
3 Tinggi bahu tulang bahu kanan.
Jarak vertikal dari lantai ke titik terbawah di sudut siku bagian
4 Tinggi siku kanan.
5 Tinggi pinggul Jarak vertikal dari lantai ke bagian pinggul kanan.
Jarak vertikal dari lantai ke bagian tulang ruas jari tangan
6 Tinggi tulang ruas kanan.
7 Tinggi ujung jari Jarak vertikal dari lantai ke ujung jari tengah tangan kanan.
Tinggi dalam posisi 8 Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas kepala. duduk Tinggi mata dalam 9 Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian luar sudut mata kanan. posisi duduk Tinggi bahu dalam 10 Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian atas bahu kanan. posisi duduk Tinggi siku dalam Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian bawah lengan bawah
11 posisi duduk tangan kanan.
Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas dari paha
12 Tebal paha kanan.
Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke
13 Panjang lutut bagian depan lulut kaki kanan.
Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke
14 Panjang popliteal bagian belakang lutut kanan.
15 Tinggi lutut Jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut kanan.
Jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal yang terletak di
16 Tinggi popliteal bawah paha, tepat di bagian belakang lutut kaki kanan.
Jarak horizontal antara sisi paling luar bahu kiri dan sisi paling
17 Lebar sisi bahu luar bahu kanan.
Lebar bahu bagian 18 Jarak horizontal antara bahu atas kanan dan bahu atas kiri. atas
Jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri dan sisi luar
19 Lebar pinggul pinggul kanan.
Jarak horizontal dari bagian belakang tubuh ke bagian dada
20 Tebal dada untuk subyek laki-laki atau ke bagian buah dada untuk subyek
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini juga merupakan action reaseach yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah secara ilmiah tentang keluhan pada saat menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis. Dengan dilakukannya penelitian ini, aplikasi usulan perancangan meja dan kursi sekolah dapat meminimalkan keluhan musculoskeletal pada siswa.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060798 yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kelurahan Sukaramai I.
Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014 sampai Mei 2014.
4.3 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas I dan kelas VI di Sekolah Dasar Negeri 060798 Medan Area Selatan. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah dimensi tubuh siswa kelas I dan kelas VI.
4.4. Kerangka Berfikir
Keluhan musculoskeletal pada beberapa bagian tubuh siswa disebabkan oleh design meja dan kursi yang tidak ergonomis dan tidak sesuai dengan dimensi antropometri tubuh siswa. Perancangan meja dan kursi usulan dirancang untuk mendapatkan perancangan meja dan kursi yang ergonomis dan sesuai dengan antropometri tubuh siswa sehingga dapat meminimalkan resiko musculoskeletal
disorders . Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.1.Postur Tubuh Perancangan kursi dan meja Keluhan Musculoskeletal
Durasi yang ergonomis berdasarkan
Disorders antropometri Rancangan Aktual
Gambar 4.1 Kerangka BerfikirDefinisi operasional menjelaskan karakteristik setiap variabel ke dalam elemen-elemen yang mudah dipahami, dapat diukur dan mudah dibedakan.
Definisi operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri. Adapun definisi operasional dari kerangka konseptual diatas yaitu: Postur tubuh :Posisi tubuh siswa yang tidak ergonomis dalam menggunakan meja dan kursi sekolah yang dinilai dengan menggunakan metode penilaian RULA.
Durasi : Lamanya siswa dan siswi dalam menggunakan meja dan kursi sekolah pada saat proses belajar mengajar berlangsung Rancangan aktual : Rancangan meja dan kursi aktual yang tidak ergonomis yang ditandai dengan kaki menggantung, bahu naik dan tulang belakang yang tidak ditopang sandaran kursi yang disebabkan ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi sekolah. Data dimensi meja dan kursi sekolah diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur meteran
Keluhan musculoskeletal disorders : Level keluhan pada tiap bagian tubuh siswa mulai dari keluhan tidak sakit sampai dengan sangat sakit yang dinilai dengan Standard Nordic Questionnaire. Perancangan kursi dan meja yang ergonomis : Melakukan redesain meja dan kursi sekolah dengan variabel meja berupa tinggi meja, lebar meja, panjang meja, tinggi meja dari bawah meja dan kursi dengan variabel kursi berupa tinggi kursi, lebar kursi, panjang kursi, tinggi sandaran punggung kursi serta lebar sandaran punggung kursi.
4.5 Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara dan pengukuran langsung terhadap subjek penelitian di lapangan antara lain a. Data hasil Standard Nordic Questionaire Data Standard Nordic Questionaire diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap siswa serta melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap siswa.
b. Data dimensi meja dan kursi sekolah Data dimensi meja dan kursi sekolah diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur meteran. Dimensi meja dan kursi yang diukur seperti tinggi meja, tinggi kursi, lebar meja, lebar kursi, tinggi sandaran kursi.
c. Data postur tubuh siswa Data postur tubuh siswa diperoleh dengan melakukan pengamatan dan dengan melakukan pengukuran terhadap sudut tubuh siswa saat belajar menggunakan meja dan kursi
d. Data dimensi tubuh siswa Data dimensi tubuh siswa diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi antropometri tubuh secara langsung.
2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data sekunder yang diambil yaitu data mengenai gambaran umum sekolah, meliputi data tentang sejarah sekolah, jumlah siswa dan jumlah guru, fasilitas sekolah, struktur organisasi sekolah dan visi misi sekolah serta data siswa yang dianggap perlu seperti data umur siswa dan tahun masuk siswa.
4.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap postur tubuh siswa saat menggunakan meja dan kursi sekolah dan melakukan penyebaran Standard Nordic Questionaire kepada siswa
b. Teknik wawancara yaitu melakukan wawancara kepada siswa mengenai keluhan muskuloskeletal yang dialami siswa serta mengenai kesesuaian dimensi tubuh siswa dengan dimensi meja dan kursi sekolah.
c. Teknik dokumentasi yaitu memperoleh data mengenai gambaran umum sekolah berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan.
d. Teknik kepustakaan yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku dan jurnal yang sesuai dengan permasalahan yang diamati pada Sekolah Dasar Negeri 060798 Medan Area Selatan