Perancangan Desain Kursi dan Meja Komputer Yang Sesuai Untuk Kenyamanan Karyawan di PT. Bumi Flora Medan

(1)

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER

YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT.

BUMI FLORA MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

M. ARFIAN ARIFIN

080423093

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2011


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

P.T Bumi Flora merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan karet dan produksi tandan buah segar, pada saat ini PT. Bumi Flora membutuhkan beberapa inventaris kantor yang memadai untuk keperluan karyawannya dalam bekerja, salah satu inventaris yang dibutuhkan adalah kursi dan meja komputer untuk para karyawan, pada saat sekarang ini Banyak karyawan yang mengeluhkan tentang ukuran Kursi dan Meja Komputer yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh mereka sehingga karyawan mengalami gangguan Musculoskeletal yang mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi kinerja karyawan, seperti sakit punggung, kelelahan yang berlebihan pada tangan, dan nyeri pada tulang belakang atau pinggang (low backpain)

Pengukuran Antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.

Tahapan pertama untuk mendapatkan ukuran kursi dan meja komputer yang sesuai ini adalah dengan melakukan pengamatan dengan kuesioner Nordic Body Map, untuk mengetahui keluhan-keluhan yang di alami oleh karyawan, selanjutnya dilakukan pengukuran dimensi tubuh karyawan dan dilakukan pengukuran dengan Antropometri, yaitu: perhitungan Statistik Deskriptif, mencari nilai maksimum dan minimum, Uji Keseragaman Data, Uji Kecukupan Data, Uji Kolmogorov-Smirnov dan Perhitungan Persentil.

Hasil perhitungan dari Antropometri di dapat ukuran Tinggi Duduk Tegak (79,44 cm), Tinggi Mata Duduk (67,39 cm), Tinggi Siku Duduk (19,96 cm), Lebar Bahu (48,48 cm), Jangkauan Tangan (68,74 cm) dan Rentangan Tangan (150,38 cm).

Setelah dari pengukuran antropometri, data akan di analisa dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment), Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) dan Antropometri, di dapatkan ukuran-ukuran desain produk yang dapat mewakili ukuran yang sesuai dengan tubuh penggunanya dan ukuran-ukuran dari perhitungan persentil tersebut diterapkan dalam perancangan kursi dan meja komputer usulan

Kata Kunci : Musculoskeletal, Antropometri, RULA (Rapid Upper Limb Assesment).


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya yang selalu memberikan pengetahuan, kesehatan, kekuatan, kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini dengan baik. Laporan Tugas Sarjana ini berjudul “Perancangan Desain Kursi dan Meja Komputer Yang Sesuai Untuk Kenyamanan Karyawan di PT. Bumi Flora Medan”. Laporan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu bagian dari kurikulum Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan Tugas Sarjana ini.

Medan, Mei 2011 Penulis

(M. Arfian Arifin) 080423093


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua ku, yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa doa, materil serta dukungan semangat yang sangat berarti sekali bagi terselesaikannya Tugas Sarjana ini.

2. Bapak/Ibu Dosen Depertemen Teknik Industri atas ilmu dan nasehat yang diberikan selama mengikuti perkuliahan.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Poerwanto, Msc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

6. Pegawai Departemen Teknik Industri (Bang Mijo, Kak Dina, Bu Ani, Bang Nurmansyah dan Bang Ridho) yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi tentang situasi kampus.

7. Seluruh pegawai di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.


(7)

8. Ibu Bismi Aziza Maharani, selaku pembimbing perusahaan yang banyak membantu penulis dalam melakukan riset di PT. Bumi Flora Medan.

9. Seluruh Staf dan karyawan PT. Bumi Flora Medan yang telah memberikan bantuan baik berupa informasi dan dukungan moril selama penulis menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

10.Kepada sahabat-sahabatku Inggeried Syahputra, Wana Santini, R.M. Tri Cipto dan teman-teman lainnya yang telah banyak memberikan dukungannya dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Medan, Mei 2011

Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN LEMBAR SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix ABSTRAK

I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalahan ... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah ... I-3 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan Pendirian PT. Bumi Flora ... II-1 2.2. Visi, Misi dan Motto Perusahaan ... II-3


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Logo PT. Bumi Flora ... II-4 2.4. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-4 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-5 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-5 2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-7 2.6. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-21

III. TINJAUAN PUSTAKA ... III-1

3.1. Ergonomi ... III-1 3.1.1. Penyelidikan Mengenai Hasil Kerja Manusia dan

Proses Pengendaliannya ... III-3 3.1.2. Penyelidikan Mengenai Tempat Kerja ... III-4 3.1.3. Penyelidikan Mengenai Lingkungan Fisik ... III-5 3.2. Faktor Kelelahan... III-6 3.3. Total Sampling... III-8 3.4. Antropometri ... III-8 3.4.1. Antropometri Statis ... III-11 3.4.2. Antropometri Dinamis... III-13 3.4.3. Media Pengukuran ... III-14 3.4.4. Data Antropometri ... III-14


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.5. Nordic Body Map... III-20 3.6. Kaitan Ergonomi dengan Postur Kerja... III-22 3.6.1. Postur Kerja ... III-22 3.6.2. Rapid Upper Limb Assesment (RULA)………. III-24 3.6.3. Keluhan musculoskeletal……… III-25 3.7. Statistik Deskriptif ... III-27 3.7.1. Perhitungan Rata-rata ... III-28 3.7.2. Perhitungan Standar Deviasi... III-28 3.8. Nilai Maksimum dan Minimum ... III-29 3.9. Uji Keseragaman Data ... III-29 3.10. Uji Kecukupan Data ... III-30 3.11. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test ... III-30

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Metode Pengambilan Sample... IV-2 4.5. Teknik Pengumpulan Data ... IV-2 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3 4.8. Pengolahan Data ... IV-5 4.9. Analisis Data ... IV-6 4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Nordic Body Map……….. V-1 5.1.2. Kuesioner SNQ Operator 1... V-3 5.1.3. Kuesioner SNQ Operator 2 ... V-6 5.1.4. Kuesioner SNQ Operator 3 ... V-9 5.1.5. Kuesioner SNQ Operator 4 ... V-12 5.1.6. Kuesioner SNQ Operator 5 ... V-15 5.2. Perhitungan Dimensi Tubuh ... V-18 5.3. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum

Dan Minimum ... V-19 5.4. Uji Keseragaman data ... V-21 5.5. Uji Kecukupan Data ... V-23 5.6. Uji Kolmogorov-Smirnov Test ………... V-29 5.7. Perhitungan Persentil……….. V-38


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI. ANALISA DAN EVALUASI ... VI-1

6.1. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) ... VI-1 6.2.1. Grup A (Operator 1) ... VI-1 6.2.2. Grup B (Operator 1) ... VI-4 6.2.3. Skor Keseluruhan (Operator 1) ... VI-6 6.2.4. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 1) ... VI-7 6.2.5. Grup A (Operator 2) ... VI-8 6.2.6. Grup B (Operator 2) ... VI-11 6.2.7. Skor Keseluruhan (Operator 2) ... VI-13 6.2.8. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 2) ... VI-13 6.2.9. Grup A (Operator 3) ... VI-14 6.2.10. Grup B (Operator 3) ... VI-17 6.2.11. Skor Keseluruhan (Operator 3) ... VI-19 6.2.12. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 3) ... VI-20 6.2.13. Grup A (Operator 4) ... VI-21 6.2.14. Grup B (Operator 4) ... VI-24 6.2.15. Skor Keseluruhan (Operator 4) ... VI-26 6.2.16. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 4) ... VI-27 6.2.17. Grup A (Operator 5) ... VI-28 6.2.18. Grup B (Operator 5) ... VI-31


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.19. Skor Keseluruhan (Operator 5) ... VI-33 6.2.20. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 5) ... VI-34 6.3. Analisa Antropometri ... VI-34 6.4. Gambar Teknik Meja Komputer yang Sudah Ada ... VI-36 6.5. Gambar Teknik Kursi dan Meja Komputer Usulan ... VI-38 6.6. Analisis Perbandingan Meja Komputer Usulan dengan

Meja Komputer yang Sudah Ada ... VI-43

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bumi Flora Medan... II-21 2.2. Jam Kerja PT. Bumi Flora Medan…... II-23 3.1. Perhitungan Persentil ... III-15 5.1. Kuesioner Nordic Body Map Operator 1... V-4 5.2. Kuesioner Nordic Body Map Operator 2... V-7 5.3. Kuesioner Nordic Body Map Operator 3... V-10 5.4. Kuesioner Nordic Body Map Operator 4... V-13 5.5. Kuesioner Nordic Body Map Operator 5... V-16 5.6. Hasil Pengukuran Dimensi Tubuh... V-18

5.7. Perhitungan Rata-rata, Standard Deviasi, Nilai maksimum dan

Minimum Dimensi Tubuh... V-20 5.8. Perhitungan Uji Keseragaman Data... V-22 5.9. Perhitungan Uji Kecukupan Data... V-28 5.10. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Tinggi Duduk Tegak (TDT)... V-32 5.11. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Tinggi Mata Duduk (TMD)... V-32 5.12. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi


(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.13. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Lebar Bahu (LB)... V-33 5.14. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Jangkauan Tangan (JT)………. V-34

5.15. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Rentangan Tangan (RT)……… V-34 5.16. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Lebar Pinggul (LP)……… V-35

5.17. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Pantat ke Lutut (PKL)……… V-35 5.18. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Tinggi Bahu Duduk (TBD)……… V-36 5.19. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Tebal Paha (TP)……….. V-36

5.20. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Tinggi Popliteal (TPo)………. V-37 5.21. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Pantat Popliteal (PP)……….. V-37 5.21. Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Untuk Dimensi

Pangkal Pergelangan Tangan (PPT)……….. V-38 6.1. Skor Lengan Atas RULA (Operator 1)... VI-2


(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.2. Skor Lengan Bawah RULA (Operator 1)... VI-2 6.3. Skor Pergelangan Tangan RULA (Operator 1)... VI-3 6.4. Skor Grup A Awal (Operator 1)... VI-3 6.5. Skor Berat dan Otot RULA (Operator 1)... VI-4 6.6. Total Skor Grup A (Operator 1)... VI-4 6.7. Skor Leher RULA (Operator 1)... VI-5 6.8. Skor Punggung RULA (Operator 1)... VI-5 6.9. Skor Kaki RULA (Operator 1)... VI-5 6.10. Skor Grup B (Operator 1)... VI-6 6.11. Total Skor Grup B (Operator 1)... VI-6 6.12. Skor Total (Operator 1)... VI-6 6.13. Kategori Tindakan RULA (Operator 1)... ... VI-7 6.14. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 1)... VI-7 6.15. Skor Lengan Atas RULA (Operator 2)... VI-8 6.16. Skor Lengan Bawah RULA (Operator 2)... VI-9 6.17. Skor Pergelangan Tangan RULA (Operator 2)... VI-9 6.18. Skor Grup A Awal (Operator 2)... VI-10 6.19. Skor Berat dan Otot RULA (Operator 2)... VI-10 6.20. Total Skor Grup A (Operator 2)... VI-11 6.21. Skor Leher RULA (Operator 2)... VI-11 6.22. Skor Punggung RULA (Operator 2)... VI-12


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.23. Skor Kaki RULA (Operator 2)... VI-12 6.24. Skor Grup B (Operator 2)... VI-12 6.25. Total Skor Grup B (Operator 2)... VI-12 6.26. Skor Total (Operator 2)... VI-13 6.27. Kategori Tindakan RULA (Operator 2)... ... VI-13 6.28. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 2)... VI-13 6.29. Skor Lengan Atas RULA (Operator 3)... VI-15 6.30. Skor Lengan Bawah RULA (Operator 3)... VI-15 6.31. Skor Pergelangan Tangan RULA (Operator 3)... VI-16 6.32. Skor Grup A Awal (Operator 3)... VI-16 6.33. Skor Berat dan Otot RULA (Operator 3)... VI-17 6.34. Total Skor Grup A (Operator 3)... VI-17 6.35. Skor Leher RULA (Operator 3)... VI-18 6.36. Skor Punggung RULA (Operator 3)... VI-18 6.37. Skor Kaki RULA (Operator 3)... VI-18 6.38. Skor Grup B (Operator 3)... VI-19 6.39. Total Skor Grup B (Operator 3)... VI-19 6.40. Skor Total (Operator 3)... VI-19 6.41. Kategori Tindakan RULA (Operator 3)... ... VI-20 6.42. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 3)... VI-20 6.43. Skor Lengan Atas RULA (Operator 4)... VI-21


(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.44. Skor Lengan Bawah RULA (Operator 4)... VI-22 6.45. Skor Pergelangan Tangan RULA (Operator 4)... VI-22 6.46. Skor Grup A Awal (Operator 4)... VI-23 6.47. Skor Berat dan Otot RULA (Operator 4)... VI-23 6.48. Total Skor Grup A (Operator 4)... VI-24 6.49. Skor Leher RULA (Operator 4)... VI-24 6.50. Skor Punggung RULA (Operator 4)... VI-25 6.51. Skor Kaki RULA (Operator 4)... VI-25 6.52. Skor Grup B (Operator 4)... VI-25 6.53. Total Skor Grup B (Operator 4)... VI-26 6.54. Skor Total (Operator 4)... VI-26 6.55. Kategori Tindakan RULA (Operator 4)... ... VI-26 6.56. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 4)... VI-27 6.57. Skor Lengan Atas RULA (Operator 5)... VI-28 6.58. Skor Lengan Bawah RULA (Operator 5)... VI-29 6.59. Skor Pergelangan Tangan RULA (Operator 5)... VI-29 6.60. Skor Grup A Awal (Operator 5)... VI-30 6.61. Skor Berat dan Otot RULA (Operator 5)... VI-30 6.62. Total Skor Grup A (Operator 5)... VI-31 6.63. Skor Leher RULA (Operator 5)... VI-31 6.64. Skor Punggung RULA (Operator 5)... VI-32


(19)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.65. Skor Kaki RULA (Operator 5)... VI-32 6.66. Skor Grup B (Operator 5)... VI-32 6.67. Total Skor Grup B (Operator 5)... VI-33 6.68. Skor Total (Operator 5)... VI-33 6.69. Kategori Tindakan RULA (Operator 5)... ... VI-33 6.70. Skor RULA Secara Ringkas (Operator 5)... VI-34 6.71. Hasil Perhitungan Persentil... VI-35


(20)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Logo PT. Bumi Flora... II-4 2.2. Struktur Organisasi PT. Bumi Flora ... II-6 3.1. Probabilitas Distribusi Normal ... III-15 4.1. Langkah-Langkah Penelitian... IV-4 4.2. Langkah-Langkah Pengolahan Data ……… IV-6 5.1. Identifikasi Keluhan Operator 1... V-3 5.2. Identifikasi Keluhan Operator 2... V-6 5.3. Identifikasi Keluhan Operator 3... V-9 5.4. Identifikasi Keluhan Operator 4... V-12 5.5. Identifikasi Keluhan Operator 5……….. V-15 6.1. Operator Komputer 1... VI-1 6.2. Postur Lengan Atas RULA (Operator 1)... VI-1 6.3. Postur Lengan Bawah RULA (Operator 1)... VI-2 6.4. Postur Pergelangan Tangan RULA (Operator 1)... VI-3 6.5. Postur Leher RULA (Operator 1)... VI-4 6.6. Postur Batang Tubuh RULA (Operator 1)... VI-5 6.7. Operator Komputer 2... VI-8 6.8. Postur Lengan Atas RULA (Operator 2)... VI-8 6.9. Postur Lengan Bawah RULA (Operator 2)... VI-9 6.10. Postur Pergelangan Tangan RULA (Operator 2)... VI-9


(21)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.11. Postur Leher RULA (Operator 2)... VI-11 6.12. Postur Batang Tubuh RULA (Operator 2)... VI-11 6.13. Operator Komputer 3... VI-14 6.14. Postur Lengan Atas RULA (Operator 3)... VI-14 6.15. Postur Lengan Bawah RULA (Operator 3)... VI-15 6.16. Postur Pergelangan Tangan RULA (Operator 3)... VI-16 6.17. Postur Leher RULA (Operator 3)... VI-17 6.18. Postur Batang Tubuh RULA (Operator 3)... VI-18 6.19. Operator Komputer 4... VI-21 6.20. Postur Lengan Atas RULA (Operator 4)... VI-21 6.21. Postur Lengan Bawah RULA (Operator 4)... VI-22 6.22. Postur Pergelangan Tangan RULA (Operator 4)... VI-22 6.23. Postur Leher RULA (Operator 4)... VI-24 6.24. Postur Batang Tubuh RULA (Operator 4)... VI-24 6.25. Operator Komputer 5... VI-28 6.26. Postur Lengan Atas RULA (Operator 5)... VI-28 6.27. Postur Lengan Bawah RULA (Operator 5)... VI-29 6.28. Postur Pergelangan Tangan RULA (Operator 5)... VI-29 6.29. Postur Leher RULA (Operator 5)... VI-31 6.30. Postur Batang Tubuh RULA (Operator 5)... VI-31


(22)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.31. Posisi Kerja (Tampak Samping)... VI-35 6.32. Posisi Kerja (Tampak Belakang)... VI-36 6.33. Meja komputer yang Sudah Ada... VI-37 6.34. Meja komputer yang Sudah Ada (Tampak Depan)... VI-37 6.35. Meja komputer yang Sudah Ada (Tampak Samping)... VI-38 6.36. Meja komputer Usulan... VI-38 6.37. Meja komputer Usulan (Tampak Depan)... VI-39 6.38. Meja komputer Usulan (Tampak Samping)... VI-39 6.39. Kursi Kerja (Tampak Samping)... VI-40 6.40. Kursi Kerja (Tampak Depan)... VI-40 6.41. Ukuran Meja Komputer usulan (Tampak Atas)... VI-41 6.42. Ukuran Personal Computer dan Monitor... VI-41 6.43. Ukuran Personal Computer (Tampak Samping)... VI-42 6.44. Ukuran Printer (Tampak Depan)... VI-42 6.45. Ukuran Printer (Tampak Samping)... VI-42 6.46. Ukuran Keyboard... VI-43


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data………...….………..…………. L-1 3. Tabel Nilai Kritik Sebaran F………....………L-4 4. Tabel Distribusi Normal……….. L-5 5. Nilai D untuk Kolmogorov-Smirnov Test ……….. L-6 6. Permohonan Tugas Sarjana ... L-7 7. Surat Peninjauan Riset Tugas Sarjana……… L-8 8. Surat Balasan Ijin Untuk Melakukan Riset Tugas Sarjana... L-9 9. Surat Keputusan Untuk Melaksanakan Tugas Sarjana... L-10 10. Lembar Asistensi…………... L-11


(24)

ABSTRAK

P.T Bumi Flora merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan karet dan produksi tandan buah segar, pada saat ini PT. Bumi Flora membutuhkan beberapa inventaris kantor yang memadai untuk keperluan karyawannya dalam bekerja, salah satu inventaris yang dibutuhkan adalah kursi dan meja komputer untuk para karyawan, pada saat sekarang ini Banyak karyawan yang mengeluhkan tentang ukuran Kursi dan Meja Komputer yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh mereka sehingga karyawan mengalami gangguan Musculoskeletal yang mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi kinerja karyawan, seperti sakit punggung, kelelahan yang berlebihan pada tangan, dan nyeri pada tulang belakang atau pinggang (low backpain)

Pengukuran Antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.

Tahapan pertama untuk mendapatkan ukuran kursi dan meja komputer yang sesuai ini adalah dengan melakukan pengamatan dengan kuesioner Nordic Body Map, untuk mengetahui keluhan-keluhan yang di alami oleh karyawan, selanjutnya dilakukan pengukuran dimensi tubuh karyawan dan dilakukan pengukuran dengan Antropometri, yaitu: perhitungan Statistik Deskriptif, mencari nilai maksimum dan minimum, Uji Keseragaman Data, Uji Kecukupan Data, Uji Kolmogorov-Smirnov dan Perhitungan Persentil.

Hasil perhitungan dari Antropometri di dapat ukuran Tinggi Duduk Tegak (79,44 cm), Tinggi Mata Duduk (67,39 cm), Tinggi Siku Duduk (19,96 cm), Lebar Bahu (48,48 cm), Jangkauan Tangan (68,74 cm) dan Rentangan Tangan (150,38 cm).

Setelah dari pengukuran antropometri, data akan di analisa dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment), Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) dan Antropometri, di dapatkan ukuran-ukuran desain produk yang dapat mewakili ukuran yang sesuai dengan tubuh penggunanya dan ukuran-ukuran dari perhitungan persentil tersebut diterapkan dalam perancangan kursi dan meja komputer usulan

Kata Kunci : Musculoskeletal, Antropometri, RULA (Rapid Upper Limb Assesment).


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semua perusahaan menginginkan produktivitas kerja karyawannya semakin meningkat, untuk mewujudkan hal itu di perlukan lingkungan kerja yang baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan, dalam hal ini fasilitas yang di gunakan adalah kursi dan meja komputer

Ketegangan posisi tubuh dalam bekerja merupakan komponen yang cukup penting pada jaringan saraf dalam tubuh operator, Untuk dapat memberikan kenyamanan dan kesehatan pada penggunanya, maka sarana fisik perlu memperhatikan faktor ergonomi dan kesesuaian data antropometri dengan penggunanya.

Untuk mewujudkan kondisi yang ergonomis, yaitu dengan membuat pekerjaan agar sesuai dengan keterbatasan dan kemampuan manusianya dapat di wujudkan, maka fasilitas kerja dan produk yang di gunakan ini seharusnya di rancang sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang menggunakannya, dalam berbagai perancangan produk dan stasiun kerja, diperlukan ukuran antropometri tubuh manusia. Dalam melakukan pengukuran biasanya digunakan alat-alat ukur manual seperti mistar, kaliper, meteran, kursi antropometri, dan lain-lain2. Pengukuran manual akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan memungkinkan terjadinya error akibat standar pengukuran yang tidak seragam.


(26)

Untuk mengatasi permasalahan yang ditemui dalam pengukuran manual tersebut, maka memerlukan sistem pengukuran lebih efisien. Oleh karena itu, pengukuran antropometri sangat penting untuk mencegah terjadinya error atau standar pengukuran yang tidak seragam.

Desain dan ukuran suatu meja komputer merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan suatu produktivitas pemakainya. Pada perancangan ini perlu ada masukan struktur, dimensi tubuh, kemampuan dan keterbatasan operator dalam bekerja. Untuk itu perlu perancangan yang ergonomis sehingga mampu meningkatkan produktivitas.

Banyak karyawan yang mengeluhkan tentang ukuran Kursi dan Meja Komputer yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh mereka sehingga karyawan mengalami gangguan Musculoskeletal yang mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi kinerja karyawan, seperti sakit punggung, kelelahan yang berlebihan pada tangan, dan nyeri pada tulang belakang atau pinggang (low backpain)

Meja untuk komputer tidak sesuai sehingga saat mengetik dapat menimbulkan kelelahan, karena posisi pada keyboard terletak di atas meja dan Tempat untuk melihat teks yang akan di kerjakan ke dalam komputer tidak ada, jadi kadang pekerja meletakkan teks tak beraturan, terkadang teks tersebut diletakkan di kedua pahanya jadi pekerja harus menundukkan kepalanya untuk melihat teks tersebut.

Dari uraian permasalahan tersebut maka diperlukan suatu analisa untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu diambil untuk penentuan

alternatif yang optimal dalam merancang kursi dan meja komputer tersebut dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment), dan


(27)

Antropometri, Antropometri digunakan karena dapat menghitung dan mendapatkan hasil ukuran dimensi tubuh, hal itu pula yang mendasari penelitian ini, penelitian ini bertujuan untuk membuat desain produk kursi dan meja komputer di PT. Bumi Flora.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pengukuran dimensi tubuh untuk mendapatkan ukuran yang sesuai untuk merancang meja komputer usulan dan dapat mengurangi atau menghilangkan gangguan Musculoskeletal

1.3. Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah

Tujuan penelitian ini terbagi atas dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang kursi dan meja komputer yang Ergonomis dan nyaman.

Sedangkan tujuan khususnya adalah

1. Mengetahui gangguan-gangguan apa saja yang menyebabkan kelelahan pada karyawan.

2. Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi gangguan Musculoskeletal

3. Menghitung ukuran Kursi dan Meja Komputer yang tepat dan sesuai dengan ukuran kalibrasi tubuh karyawan

Sedangkan, manfaat yang diperoleh dari pemecahan masalah tersebut adalah:


(28)

1. Perusahaan dapat mengetahui rancangan desain Kursi dan Meja Komputer yang baik dan nyaman bagi karyawannya

2. Perusahaan dapat melakukan penilaian terhadap resiko yang terjadi pada karyawannya akibat rancangan Kursi dan Meja Komputer yang salah. 3. Menjadi masukan bagi pihak perusahaan dalam perbaikan rancangan

desain Kursi dan Meja Komputer untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan mengurangi tingkat kelelahan karyawannya.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun pembatasan masalah adalah sebagai berikut:

- Metode pengambilan data yang digunakan adalah karyawan yang aktif menggunakan komputer di PT. Bumi Flora Medan sebanyak 5 orang. - Perancangan dilakukan hanya menggunakan data-data yang diperoleh dari

pengukuran yang dilakukan di tempat kerja karyawan dan berpedoman pada data Antropometri.

- Pengukuran yang dilakukan pada dimensi tubuh karyawan dalam posisi diam atau keadaan yang dibakukan.

- Pengukuran yang dilakukan hanya dalam posisi duduk

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah :

- Produk yang dirancang dapat digunakan oleh 95% populasi, sehingga nilai persentil yang digunakan P5 atau P95.

- Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitiannya adalah 5%


(29)

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan didalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, pembatasan masalah yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen perusahaan.

BAB III : LANDASAN TEORI

Menampilkan teori-teori yang mendukung penyelesaian masalah yaitu studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu pemecahan masalah.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan langkah-langkah atau tahap-tahap yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan penelitian sesuai dengan teori-teori yang digunakan dalam landasan teori.


(30)

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu pemecahan masalah.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Memberikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan pengolahan data yang telah dilakukan dan saran yang bermanfaat bagi pihak perusahaan.


(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Pendirian PT. Bumi Flora

Ide dan inisiatif pendirian perusahaan ini di prakarsai dan di sponsori oleh Bapak H. M. Ganie, Bsc. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dan pengusaha perkebunan putra Daerah Istimewa Aceh kelahiran tanggal 18 Agustus 1923 di Bugeng kecamatan Nurussalam, kabupaten Aceh Timur. Filosofi perusahaan ini sesuai dengan pendiriannya adalah “Membangun kampung halaman untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa, negara dan agama dengan segenap pemeluknya”. Oleh karenanya dengan di ilhami oleh semangat dirinya sebagai pejuang kemerdekaan republik indonesia terdaftar pada petikan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia No. Skep/956/VIII/1981, tanggal 15 Agustus 1981 tentang pengakuan, pengesahan dan penganugerahan gelar kehormatan veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, perusahaan didirikan tepat pada hari pahlawan tanggal 10 November 1987. pendiriannya di lakukan di depan Notaris pengganti Doktor Adi Putera Parlindungan, SH. Dengan akte Notaris No. 30, perusahaan di beri nama PT. Bumi Flora Niaga berkedudukan dilangsa kabupaten Aceh Timur. Kemudian dengan akte Notaris yang di buat oleh Notaris Doktor Adi Putera Parlindungan, SH. No. 3, tanggal 4 September 1989 dirubah namanya menjadi PT. Bumi Flora. Selanjutnya sebagai pendiri berfungsi sebagai komisaris dan pemegang saham PT. Bumi Flora tersebut.


(32)

Konsentrasi perusahaan ini adalah sub sektor perkebunan yang telah digeluti oleh pendirinya sejak tahun 1953 di Julok/Bugeng kecamatan Nurussalam, kabupaten Aceh Timur, tumbuh dan berkembang ke Sumatera Utara dengan lokasi kebun Bosar Maligas, dengan nama PT. Murida, perkebunan Maligas A, kabupaten Simalungun sampai saat ini.

Pada tahun 1991 untuk pertama kali PT. Bumi Flora memulai pembangunan kebun karet di kecamatan Idi Rayeuk, kabupaten Aceh Timur dengan memanfaatkan lahan seluas ± 6.235 Ha sesuai dengan surat keputusan pelepasan kawasan hutan dari menteri kehutanan No. 173/Kpts-II/93 tanggal 27 Februari 1993.

Dalam proses selanjutnya perusahaan PT. Bumi Flora membatasi luas tanaman karet untuk hanya seluas ± 3.000 Ha sesuai dengan sesuai dengan program pembiayaan KLBI dari Bank Ekspor Indonesia (BEH) yang di setujui sesuai persetujuan fasilitas kredit investasi KPSN/TU No. 61 tanggal 27 Januari 1991. sedangkan untuk sisa lahan yang telah dilepaskan tersebut secara bertahap sejak tahun 1994 telah dimanfaatkan untuk tanaman kelapa sawit. Sehingga denga demikian dari perluasan lahan yang diperuntukkan kepada PT. Bumi Flora seluas ± 6.235 Ha telah dapat dimanfaatkan seluas 3.992,15 Ha tersebut yang akhirnya membentuk kebun Alur Rambut Perkebunan PT. Bumi Flora, kecamatan Idi Rayeuk

Manusia boleh merencanakan, keputusan tetap di tangan tuhan yang maha kuasa atas segalanya. Pada sekitar 1997 telah terjadi gangguan-gangguan keamanan di Aceh tidak terkecuali di Alur Rambut. Semakin hari semakin mengganggu dan tragedi besar terjadi pada tanggal 9 Agustus 2001 dengan


(33)

pembunuhan massal sebanyak 29 orang karyawan kebun dibunuh di kebun Alur Rambut. Dengan kejadian tersebut diikuti dengan penjarahan pada tanggal 31 Agustus 2001 terhadap semua aset kebun dan memaksa semua karyawan kebun keluar atau menyelamatkan diri, sejak saat itu kebun praktis terhenti kegiatannya

2.2. Visi, Misi dan Moto Perusahaan

Dibawah ini akan di uraikan tentang visi dan misi perusahaan PT. Bumi Flora :

a. Visi PT. Bumi Flora

Visi PT. Bumi Flora sesuai dengan filosofinya yaitu Membangun kampung halaman untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa, negara dan agama dengan segenap pemeluknya.

b. Misi PT. Bumi Flora

Misi PT. Bumi Flora adalah membantu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberikan nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada karyawan.

c. Motto PT. Bumi Flora

Motto PT. Bumi Flora adalah Membangun Negara dan Mensejahterakan Rakyat. Membangun negara dan Mensejaterakan rakyat adalah suatu tujuan utama dari perusahaan ini, dengan dibangunnya perusahaan ini bisa menjadi investasi bagi negara dan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat indonesia.


(34)

2.3. Logo PT. Bumi Flora

PT. Bumi Flora memiliki logo yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar. 2.1. Logo PT. Bumi Flora

2.4. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Perkebunan Karet, PT. Bumi Flora juga bergerak di bidang produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, maka PT. Bumi Flora mendirikan anak perusahaan yaitu PT. Murida yang perkebunannya terdapat di kecamatan Bosar Maligas, kabupaten Simalungun, propinsi Sumatera, perusahaan ini bergerak di sub sektor perkebunan khususnya tanaman karet, PT. Murida berperan dalam pembangunan PT. Bumi Flora, antara lain:

- Penempatan Tenaga kerja berpengalaman dan terdidik

- Penyediaan bibit karet

- Bantuan supervisi teknis pengelolaan fisik dan administrasi kebun dengan tanaman karet

Selain PT. Murida, PT. Bumi Flora Juga bekerja sama dengan perusahaan PT. Dwikencana Semesta, perusahaan ini bergerak di sektor perkebunan yang saat


(35)

ini sedang melakukan pembukaan dan penanaman kelapa sawit yang lokasinya di kecamatan Idi Rayeuk dan Julok, kabupaten Aceh Timur dan masih sehamparan dengan dengan perkebunan PT. Bumi Flora, yaitu kebun Alur Rambut.

Malihat lokasinya yang sehamparan akan memudahkan bagi PT. Bumi Flora untuk menjual hasil produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kepada perusahaan ini yang mempunyai rencana untuk membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang mempunyai kapasitas 30 ton TBS/jam.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Bumi Flora adalah struktur organisasi Fungsional. Struktur organisasi PT. Bumi Flora dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut :

2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bumi Flora dapat dilihat pada uraian berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah bagian tertinggi dalam organisasi perusahaan. Dalam rapat umum tersebut di gariskan seluruh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan ditempuh atau dijalankan oleh perusahaan termasuk mengangkat, menilai dan bila perlu memberhentikan Direksi masing-masing termasuk dewan pengurus yang dipandang tidak cakap dalam menjalankan usaha. Rapat umum tersebut dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.


(36)

2. Komisaris Dan Dewan Pengurus

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Komisaris dan Dewan Pengurus adalah sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di semua lini kegiatan perusahaan terutama dalam pembangunan perkebunan

b. Mempersiapkan dan mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam pengelolaan faktor-faktor produksi guna mencapai nilai-nilai efisiensi dan efektifitas yang maksimal

c. Melakukan penilaian dan evaluasi dari semua kegiatan dan laporan serta mempersiapkan laporan pertanggung jawaban atas kegiatan perusahaan untuk pihak-pihak yang berkompeten.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bumi Flora dan PT. Dwikencana Semesta

e. Pertanggung jawabanya kepada direksi PT. Bumi Flora dan PT. Dwikencana Semesta

3. Sekretaris Direksi

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai berikut :


(37)

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu dilakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi/penata usahaan baik administrasi umum, personalia maupun pengadaan.

c. Melakukan penilaian dan evaluasi dalam bidang tugasnya serta melaporkan hal-hal yang masih memerlukan penanganan lebih lanjut berupa saran pemecahannya

d. Melaksanakan tugas lainnya yang di perintahkan Dewan Pengurus.

e. Pertanggung jawabannya kepada Dewan Pengurus.

4. Kepala Bagian Umum

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai berikut :

a. Memimpin kegiatan penata usahaan, surat-menyurat, menginventarisasi seluruh kekayaan/harta benda perusahaan dan memelihara dokumentasi untuk itu maupun kegiatan lainnya yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi perusahaan.

b. Mempersiapkan laporan dari berbagai kegiatan berbagai instansi pemerintah, baik secara berkala maupun insidentil

c. Mempersiapkan memo disposisi dan konsep bagi semua surat keluar maupun untuk kalangan intern dan ekstern


(38)

e. Pertanggung jawabannya kepada Sekretaris Dewan Pengurus

5. Kasubag Inventarisasi

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Inventarisasi adalah sebagai berikut :

a. Mencatat memelihara buku barang-barang inventaris perusahaan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak secara rapi demi memudahkan pemeliharaannya atau perbaikannya maupun pembaharuan atau perpanjangan perizinan yang diperlukan (STNK, Speksi dan sebagainya)

b. Membuat kartu inventarisasi barang pada setiap unit atau lokasi tertentu. c. Melaporkan pada setiap bulannya kondisi atau keadaan dan mutasi

barang-barang bila ada, selambat-lambatnya 5 bulan berikutnya.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Umum. e. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Umum

6. Kepala Bagian Personalia

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai berikut :

a. Memimpin kegiatan dalam rangka usaha penerimaan dan penempatan, pembinaan dan mutasi serta mengatur kepangkatan dan karier.

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang diperlukan sehubungan dengan kegiatan tersebut terutama yang menyangkut pengaturannya, pendidikan dan latihan.

c. Menyusun laporan yang mutakhir tentang keberadaan personil yang menurut masing-masing jenjang kepangkatan, penempatan, pendidikan dan sebagainya.


(39)

d. Melaksankan tugas lainnya yang diperintahkan Sekretaris Dewan Pengurus. e. Pertanggung jawabannya kepada Bagian Personalia.

7. Kasubag Penerimaan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Penerimaan adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengumpulan data tentang rencana kebutuhan personalia untuk setiap informasi yang tersedia

b. Mempersiapkan klasifikasi personalia atau tenaga kerja untuk setiap uraian tugas ataupun formasi yang tersedia.

c. Mempersiapkan pengadaan dan penempatan personil sesua degan kebutuhan personalia.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Personalia. e. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Personalia.

8. Kasubag Karier

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Karier adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan pengaturan kepangkatan personil baik yang didukung oleh

pendidikan atau latihan, pengalaman maupun jabatan serta masa kerja

b. Mengadakan usaha-usaha pembinaan melalui pendidikan dan latihan personalia baik di dalam maupun di luar perusahaan.

c. Mengusulkan untuk promosi dalam tugas maupun jabatan dan juga berhenti karena sebab apapun juga.


(40)

d. Mempersiapkan rencana mutasi baik dalam rangka Tour Of Duty maupun promosi dan sebagainya.

e. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Personalia. f. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Personalia.

9. Kepala Bagian Pengadaan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Pengadaan adalah sebagai berikut:

a. Memimpin kegiatan pengumpulan data untuk penyusunan perencanaan kebutuhan barang dan unit dan melakukan penilaian terhadap kualitas dan kuantitas barang.

b. Menyusun laporan tentang kebutuhan barang dan jasa serta mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan pengadaan barang dan jasa di maksud.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang di perintahkan Sekretaris Dewan Pengurus. d. Pertanggung jawabannya kepada Sekretaris Dewan Pengurus.

10. Kasubag Penilaian Kualitas

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Penilaian Kualitas adalah sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi atau penilaian terhadap semua kebutuhan barang dan jasa tentang kelayakannya.

b. Melakukan penilaian kualitas dan kuantitas terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan yang telah digariskan perusahaan.


(41)

c. Memelihara dan menyimpan seluruh barang dan jasa untuk menjaga kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang dimaksud.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Pengadaan. e. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Pengadaan.

11. Financial Officer

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Financial Officer adalah sebagai berikut:

a. Menganalisa kegiatan pengelolaan keuangan dan tata tertib administrasi pembukuan.

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan dan administrasi pembukuan tersebut.

c. Melakukan penilaian dan evaluasi dalam bidang tugasnya serta melaporkan hal-hal yang masih memerlukan penanganan lebih lanjut berupa saran pemecahannya.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Dewan Pengurus.

12. Koordinator Keuangan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Koordinator Keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan pengelolaan keuangan dan tata tertib administrasi pembukuan.


(42)

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu dilakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan dan administrasi pembukuan tersebut.

c. Melakukan penilaian dan evaluasi dalam bidang tugasnya serta melaporkan hal-hal yang masih memerlukan penanganan lebih lanjut berupa saran pemecahannya.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Financial Officer. e. Pertanggung jawabannya kepada Financial Officer.

13. Kepala Bagian Keuangan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memimpin kegiatan pengelolaan keuangan perusahaan berupa perencanaan pendapatan belanja perusahaan untuk setiap tahun atau periode transaksi dan memferifikasi penggunaan atas realisasi daripada anggaran tersebut baik penerimaan maupun pengeluaran.

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu dilakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan dimaksud.

c. Menyajikan laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja perusahaan bulanan, triwulan, tahunan maupun insidetil.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Koordinator Keuangan. e. Pertanggung jawabannya kepada Koordinator Keuangan


(43)

14. Bendaharawan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Bendaharawan adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan dan menyediakan dana untuk keperluan transaksi pembayaran

dan melakukan transaksi pembayaran.

b. Melakukan pencatatan dan pembukuan atas transaksi pengeluaran dan penerimaan kas.

c. Memelihara dan menyimpan dana di tempat-tempat yang telah ditentukan perusahaan.

d. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban saldo kas harian, bulanan dan insidentil apabila di minta.

e. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Keuangan f. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Keuangan.

15. Kasubag Anggaran

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Anggaran adalah sebagai berikut:

a. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja perusahaan untuk tahun mendatang dan revisi anggaran tahun berjalan .

b. Melaporkan pada setiap bulannya realisasi anggaran terutama yang menyangkut pengeluaran belanja perusahaan.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Keuangan. d. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Keuangan.


(44)

16. Kepala Bagian Akutansi

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akutansi adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan Langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi pembukuan dimaksud. b. Menyajikan laporan keuangan untuk setiap bulan, triwulan, dan tahunan

berupa neraca dan daftar laba rugi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Koordinator Keuangan. d. Pertanggung jawabannya kepada Koordinator Keuangan.

17. Kasubag Penilaian Bukti

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Penilaian Bukti adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa, meneliti dan memelihara dengan cermat dan rapi bukti-bukti penerimaan pembayaran atau penjualan barang dan jasa maupun bukti-bukti pengeluaran uang untuk pembayaran dan rangkaian pengadaan barang dan jasa oleh perusahaan.

b. Mengadakan catatan atas nama transaksi dan menyajikan laporan keuangan secara berkala maupun insidentil sesuai dengan metode pembukuan yang layak dan wajar.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Akutansi. d. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Akutansi.


(45)

18. Kasubag Peraturan dan Perpajakan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Peraturan dan Perpajakan adalah sebagai berikut:

a. Menguasai Seluruh Peraturan dan ketentuan tentang perpajakan yang berlaku, termasuk perhitungannya.

b. Membuat dan menyusun yang menyangkut pajak termasuk realisasi pembayarannya baik untuk kepentingan perusahaannya intern maupun ekstern. c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Akutansi. d. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Akutansi.

19. Koordinator Teknis

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Koordinator Teknis adalah sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan administrasi dan teknis di lapangan yang menyangkut teknik dan tanaman.

b. Mempersiapkan langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu dilakukan sehubungan dengan pengelolaan bidang teknik dan tanaman dimaksud.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Dewan Pengurus. d. Pertanggung jawabannya kepada Dewan Pengurus.

20. Kepala Bagian Teknik

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Teknik adalah sebagai berikut:


(46)

a. Memimpin dan mengkoordinir pekerjaan-pekerjaan di bidang teknik sipil, mesin, bengkel, transportasi dan alat berat.

b. Membuat rencana anggaran belanja teknik dan mengawasi pelaksanaan di lapangan.

c. Mengurus semua kebutuhan persyaratan yang di perlukan oleh instansi pemerintah atau yang berkompeten guna mendapatkan izin maupun persetujuan.

d. melakukan penilaian dan evaluasi dalam bidang tugasnya serta melaporkan hal-hal yang masih memerlukan penanganan lebih lanjut berupa saran pemecahannya.

21. Supervisi Pengawasan Teknis

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Supervisi Pengawasan Teknis adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi teknik penerapan perencanaan di lapangan dan realisasi biaya di lapangan.

b. Mengawasi pelaksanaan, mutu mengkaji ulang perencanaan terhadap pelaksanaan di lapangan.

c. Mengawasi keamanan inventaris dan aset pekerjaan serta membuat dokumentasi dan berita acara pekerjaan di lapangan.


(47)

22. Kasubag Perencanaan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Membuat dan merencanakan bangunan sipil, mesin, industri, elektrikal, membuat anggarannya.

b. Membuat bagan, penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan serta bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaanya.

c. Mengadakan pengawasan penyerapan dan penggunaan anggaran, baik yang menyangkut mutu maupun waktu pelaksanaan serta kelancaran dan keamanan bangunan.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Teknik.

23. Kepala Bagian Tanaman

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Tanaman adalah sebagai berikut:

a. Memimpin, mengkoordinir dan menyajikan laporan kegiatan pekerjaan yang berhubungan dengan produksi, pemeliharaan dan inventarisasi seluruh tanaman.

b. Mengkoordinir rencana anggaran belanja bidang tanaman dan pembibitan. c. Mempersiapkan laporan dari berbagai kegiatan tanaman kepada berbagai

instansi pemerintah.


(48)

24. Kasubag Produksi

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Produksi adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan seluruh kegiatan pengumpulan data dari kebun yang menyangkut produksi.

b. Memelihara, menyimpan dan mendistribusikan semua data dan laporan produksi serta memeriksa rencana dan realisasi di lapangan .

c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Tanaman.

d. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Tanaman

25. Kasubag Inventaris

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kasubag Inventaris adalah sebagai berikut:

a. Mencatat dan memelihara buku data-data pembibitan dan tanaman secara rapi demi memudahkan dalam pelaporan kepada instansi terkait.

b. Membuat kartu inventaris tanaman pada setiap tanaman.

c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian Tanaman.

d. Pertanggung jawabannya kepada Kepala Bagian Tanaman

2.6. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Bumi Flora menyadari bahwa manusia merupakan faktor yang utama dalam manajemen. Dengan kata lain manajemen tidak ada jika manusia tidak ada.


(49)

Kedudukan manusia dalam manajemen ada dua macam yaitu pemimpin dan yang dipimpin. Kerjasama antara keduanya inilah yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

PT. Bumi Flora memiliki karyawan sebanyak 31 orang, dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut :

Tabel. 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bumi Flora Medan

NO Jabatan Jumlah

1 Komisaris Utama 1

2 Direktur Utama 1

3 Direktur 1

4 Financial Officer 1

5 Koordinator Keuangan 1

6 Koordinator Teknik 1

7 Sekretaris Direksi 1

8 Kabag Keuangan 1

9 Kabag Akutansi 1

10 Kabag Teknik 1

11 Kabag Tanaman 2

12 Kabag Umum 1

13 Kabag Personalia 1

14 Kabag Pengadaan 1

15 Bendaharawan 1

16 Kasubag Anggaran 1

17 Kasubag Penilaian Bukti 1

18 Kasubag Peraturan dan Perpajakan 1

19 Kasubag Perencanaan 2

20 Supervisi Pengawasan Teknis 2

21 Kasubag Produksi 2

22 Kasubag Inventaris 1

23 Kasubag Inventarisasi 1

24 Kasubag Penerimaan 1

25 Kasubag Karier 1

26 Kasubag Penilaian Kualitas 2

Jumlah 31

Sumber : PT. Bumi Flora Medan

Jam kerja yang ada di PT. Bumi Flora Medan dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini :


(50)

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Bumi Flora Medan

Jam Kegiatan

07.30 – 12.00 WIB Bekerja

12.00 – 13.00 WIB Isirahat

13.00 – 16.30 WIB Bekerja


(51)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Ergonomi

Perubahan waktu secara perlahan-lahan telah merubah manusia dari keadaan primitif (tradisional) menjadi manusia yang berbudaya (modern). Manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi lingkungannya. Hal ini terlihat pada perubahaan rancangan peralatan yang dipergunakan manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan memberi kenyamanan dalam operasi penggunaannya. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Dalam sistem kerja, manusia berperan sentral yaitu: sebagai perencana, perancang, pelaksana, pengendali, dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja yang baik. Ilmu yang mempelajari manusia beserta prilakunya di dalam sistem kerja disebut Ergonomi.

Istilah ”Ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” yang berarti kerja dan “Nomos” berarti hukum. Ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitan dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi biasa dipakai oleh negara Eropa barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai Human Factors Engineering atau Human Engineering. Ergonomi yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja merupakan


(52)

disiplin keilmuan yang baru lahir dan sangat bekembang sekitar pertengahan abad 19 sampai 20.

Ergonomi merupakan suatu disiplin keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manuisa untuk merancang suatu sistem kerja sehingga dapat hidup dan bekerja dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien (mendapatkan kepuasan kerja).

Tujuan dari ergonomi adalah mendapatkan sesuatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi antara manusia dengan teknologi produk, sehingga dimungkinkan suatu kondisi yang berfungsi lebih efektif dan efisien.

Tujuan ergonomi secara lebih spesifik adalah sebagai adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki performansi kerja manusia

b. Tercapainya desain sistem manusia mesin yang terpadu sehingga efisiensi kerja bisa tercapai

c. Mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat d. Mengurangi energi kerja yang berlebihan

Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan Ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain Psikologi, Antropologi, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perencanaan Kerja, Fisika, dan lain-lain. Masing-masing


(53)

disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi. Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini para ahli teknis bertugas untuk meramu masing-masing informasi di atas dan mengunakan sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas sedemikian rupa sehingga mencapai kegunaan yang optimal.

Ergonomi dapat di aplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari, contohnya adalah:

a. Perancangan tempat/stasiun kerja yang sesuai dengan karakteristik diri manusia

b. Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin yang di pergunakan oleh manusia sebagai sarana untuk memudahkan segala aktivitasnya

c. Desain produk-produk yang dilengkapi dengan kursi yang mudah di atur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh manusia

Jadi untuk bisa menerapkan Ergonomi, perlu informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk mendapatkan informasi-informasi yang berhubungan dengan kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya ialah dengan melakukan penyelidikan-penyelidikan yang terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu :

3.1.1. Penyelidikan Mengenai Hasil Kerja Manusia Dan Proses Pengendaliannya

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia pada saat

bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut, dimana penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biomekanik.

Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya tahan fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara bekerja sehingga peralatan itu


(54)

harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari Biomekanik.

Tubuh manusia bisa dianggap sebagai suatu mesin dimana untuk melaksanakan kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum-hukum alam. Kemampuan manusia untuk melaksanakan macam-macam kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses metabolismenya.

Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia maka ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia, hal-hal yang bersangkutan dengan dimensi tubuh manusia ini dipelajari dalam Antropometri.

Pengukuran kekuatan fisik manusia dalam rangka ini adalah mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.

3.1.2. Penyelidikan Mengenai Tempat Kerja

Hubungan antara pekerja dengan mesin serta peralatan peralatan lainnya dan tempat kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal-hal di atas yang membentuk suatu sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Di suatu pabrik kecil dimana jumlah buruh tidak besar, hubungan antara pekerja dapat berkembang erat termasuk antara atasan dengan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai “saham” di dalamnya. Hal ini menimbulkan akibat psikologis


(55)

tersendiri yaitu berupa rasa bangga, rasa berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.

Sebaliknya di pabrik besar produksinya bersifat massa, jumlah mesin yang sangat banyak dan seringkali sejenis atau terlampau bermacam-macam jenis, dapat menimbulkan suatu ketegangan (stress) pada pekerja. Pembagian tugas yang sempit atau spesialis yang tepat menyebabkan pekerjaan pekerjaan bersifat terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu juga mesin berjalan cepat memerlukan kontrol ketat dari pekerja, bagi pekerja lebih hanya di rasakan bahwa dirinya di kontrol oleh mesin yang tentunya mengesankan merendahkan kemanusiaannya. Besarnya pabrik membuat pekerja tidak pernah melihat hasil akhir produksi dan ini mengakibatkan hilangnya rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab. Hal-hal di atas perlu di perhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada akhirnya dapat mendatangkan produktivitas yang tinggi, selain itu perlu di perhatikan pula keadaan-keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja manusia dan pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap hasil kerja.

3.1.3. Penyelidikan Mengenai Lingkungan Fisik

Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan kerja yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia. Maksud dan tujuan dari disiplin Ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produk-produknya, Sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia - mesin (teknologi) yang optimal.


(56)

Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dari perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.

Untuk analisis dan penelitian maka Ergonomi akan meliputi hal-hal yang barkaitan dengan :

- Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya) dan Antropometri (ukuran) tubuh manusia

- Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.

- Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja manusia. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan pengembangan Ergonomi akan memerlukan dukungan sebagai disiplin keilmuan seperti psikologi, antropologi, faal (anatomi) dan teknologi.

3.2. Faktor Kelelahan

Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap manusia yang tidak lagi sanggup untuk melakukan aktivitasnya, atau kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performans kerja, dan berkurangnya kekuatan/ ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal yaitu akibat kelelahan fisiologis


(57)

(fisik dan kimia) dan akibat kelelahan psikologis (mental atau fungsional) ini bisa bersifat obyektif (akibat perubahan performance) dan bisa bersifat subyektis (akibat perubahan dalam perasaan dan kesadaran). kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologi dalam tubuh. Pada prinsipnya ada 5 macam mekanisme yang dilakukan tubuh, yaitu : sistem peredaran, sistem pencernaan, sistem otot, sistem saraf dan sistem pernafasan. Kerja yang kontinu berpengaruh terhadap mekanisme-mekanisme diatas, baik secara sendiri-sendiri atau sekaligus.

Kelelahan terjadi karena menumpuknya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah. Dimana produk-produk sisa ini tersebut bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempengaruhi serat-serat saraf dan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sedang lelah.

Kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara teru menerus dan terakumulasi akan menyebabkan “lelah kronis”. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :

1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran atau asosialis terhadap orang lain.

2. Munculnya sikap apatis tehadap pekerjaan. 3. Depresi yang berat, dan lain-lain.


(58)

3.3. Total Sampling

Total Sampling adalah seluruh populasi menjadi anggota yang akan di amati sebagai sample, karena sample yang besar cenderung memberikan atau mendekati nilai sesungguhnya terhadap populasi, atau dapat di katakan semakin kecil pula kesalahan (penyimpangan terhadap nilai populasi).

Complete Enumeration atau Total Sampling adalah suatu metode pengambilan sample yang semua populasi yang ada di teliti, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik

3.4. Antropometri

Istilah Anthropometry berasal dari “Anthro” yang berarti manusia dan “Metri” yang berarti ukuran. Secara defenitif Antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data Antropometri yang lengkap. Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan abad ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh International Standards Organization (ISO). Biomekanik dan Antropometri merupakan dua cabang ilmu yang keduanya mempunyai sasaran penyelidikan yang sama, yaitu manusia. Hanya saja jika Biomekanik memandang dari segi kemampuan manusia


(59)

seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian maka Antropometri memandang dari segi keadaan ciri-ciri fisiknya seperti dimensi linier, volume dan berat.

Data-data hasil pengukuran tubuh manusia atau yang disebut data antropometri digunakan untuk perancangan peralatan. Oleh karena itu keadaan dan ciri fisik manusia di pengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip tiga prinsip dalam pemakaian data untuk perancangan, perbaikan dan pengukuran sistem kerja yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan berdasarkan individu ekstrim

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang memakainya (biasanya minimal 95 % pemakai). Contohnya :

- Ketinggian kontrol maksimum sesuai dengan jangkauan ke atas dari orang pendek

- Tinggi tempat duduk sesuai dengan panjang kaki orang pendek - Lebar tempat duduk sesuai dengan lebar pinggul orang gemuk - Tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi

2. Perancangan fasilitas yang disesuaikan

Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.


(60)

Contohnya kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan sandarannya.

3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya

Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas bisa disesuaikan dianggap tidak layak. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya. Sedangkan jika fasilitas dirancang berdasarkan prinsip yang bisa disesuaikan tidak layak karena harganya mahal.

Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja.

Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :

- Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut, Contoh:stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya.

- Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain.

Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka yang harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerjaan, kita perlu mempelajari Antropometri.


(61)

Pengukuran Antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.

Contoh-contoh dari aplikasi data Antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm, sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya

sedikitnya 90 sampai 95% dari populasi harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau peralatan yang dioperasikan membutuhkan Human Interchangeability, di mana hal tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan (Adjustable Design). Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di mana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau kontrol yang dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju atau mundur.

Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang di ekspor, dimana pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda-beda dimensi dan ukuran tubuhnya.


(62)

3.4.1. Antropometri Statis

Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri fisik manusia dalam keadaan diam. Dimensi yang diukur diambil secara linier dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :

- Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai dengan kira-kira umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun.

- Jenis kelamin

Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data Antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

- Suku bangsa

Variasi akan terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari satu negara ke negara lain akan mempengaruhi Antropometri secara nasional. - Jenis Pekerjaan

Aktivitas manusia sehari-hari menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Misalnya buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang


(63)

relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.

- Pakaian

Karena terjadi perbedaan musim, pada musim dingin orang memakai pakaian yang lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih besar.

- Faktor kehamilan pada wanita

Terjadi perbedaan dimensi tubuh yang signifikan antara wanita hamil dan tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan Analisis Perancangan Produk (APP) dan Analisis Perancangan Kerja (APK).

- Cacat tubuh secara fisik

Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu Ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.

3.4.2. Antropometri Dinamis

Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.

Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:

- Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas


(64)

- Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja - Pengukuran variabilitas kerja

3.4.3. Media Pengukuran

Media sederhana yang digunakan untuk keperluan mengukur bentuk dan ukuran tubuh manusia antara lain meliputi:

- Spreading and Sliding Calipers, digunakan untuk mengukur dalam jarak yang pendek misalnya untuk mengukur tebal badan.

- Antropometer berupa tongkat meteran dengan dua palang dimana palang yang satu posisinya tetap sementara palang yang lain bisa digerakkan.

- Tapes, untuk mengukur dalam arah melingkar atau keliling.

- Kursi Ergonomis, untuk mengukur dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk - Timbangan, untuk mengukur berat badan.

3.4.4. Data Antropometri

Penerapan data Antropometri akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.


(65)

Dalam pokok bahasan Antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi, maka 2,5 dan 97,5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai, Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.

x σ 96 , 1 x ) , (X x

N σ

95%

2,5 %

97,5 th% ile 2,5 th% ile

2,5 % x σ 96 , 1 X

Gambar 3.1 Probabilitas Distribusi Normal Tabel 3.1. Perhitungan Persentil

Persentil Kalkulasi

1st

x

x

2

,

325

σ

2,5 th

x

x

1

,

96

σ

5 th

x

x

1

,

645

σ

10 th

x


(66)

50 th

x

90 th

x

x

+

1

,

280

σ

95 th

x

x

+

1

,

645

σ

97,5 th

x

x

+

1

,

96

σ

99 th

x

x

+

2

,

325

σ

Sumber:Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Wijaya,

Surabaya, 1996.

Istilah “The Fallacy of the Average Man or Average Woman” merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti jangkauan ke depan, maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50% populasi akan tidak mampu menjangkaunya. Jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka belum tentu dia berada pada rata-rata-rata-rata populasi untuk dimensi lainnya.

Adapun pendekatan dalam penggunaan data Antropometri adalah sebagai berikut:

a. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud b. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud

untuk populasi yang sesuai


(67)

d. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai

Secara garis besar pedoman pengukuran pada data Antropometri antara lain, yaitu :

1. Posisi Duduk Samping

- Tinggi Duduk Tegak (TDT), cara pengukuran yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.

- Tinggi Bahu Duduk (TBD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.

- Tinggi Mata Duduk (TMD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tagak dan memandang lurus ke depan.

- Tinggi Siku Duduk (TSD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.

- Tebal Paha (TP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk samping ke permukaan atas paha. - Tinggi Popliteal(TPO), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari

lantai sampai bagian bawah paha.

- Pantat Popliteal (PP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut


(68)

sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

- Pantat Ke Lutut (PKL), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk dan ukur horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

2. Posisi Berdiri.

- Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.

- Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur subjek berdiri tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.

- Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.

- Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.

- Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.

- Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan ukur jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horisontal.


(69)

3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Kedepan.

- Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari punggung samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horisontal ke depan.

4. Posisi Duduk Menghadap Kedepan.

- Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarak horisontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar pinggul sisi kanan.

- Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan Direntangkan.

- Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri samping ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.

6. Pengukuran Jari Tangan

- Panjang Jari 1,2,3,4,5 (PJ-1,2,3,4,5), cara pengukuran yaitu mengukur masing-masing pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek merentang lurus dan sejajar.


(70)

- Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur pangkal pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subjek lurus.

- Lebar Jari 2,3,4,5 (LJ-2,3,4,5), cara pengukuran yaitu mengukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu sama lain.

- Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari kelingking.

3.5. Nordic Body Map

Nordic Body Map merupakan alat yang dapat mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit (TS), Agak Sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS). Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 3.2 maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja.


(71)

Keterangan gambar:

1 = Sakit kaku dibagian leher bagian bawah 2 = Sakit di bahu kiri

3 = Sakit di bahu kanan 4 = Sakit lengan atas kiri 5 = Sakit di punggung 6 = Sakit lengan atas kanan 7 = Sakit pada pinggang 8 = Sakit pada bokong 9 = Sakit pada pantat 10 = Sakit pada siku kiri 11 = Sakit pada siku kanan

12 = Sakit pada lengan bawah kiri 13 = Sakit pada lengan bawah kanan 14 = Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 = Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 = Sakit pada tangan kiri

17 = Sakit pada tangan kanan 18 = Sakit pada paha kiri 19 = Sakit pada paha kanan 20 = Sakit pada lutut kiri 21 = Sakit pada lutut kanan


(72)

22 = Sakit pada betis kiri 23 = Sakit pada betis kanan

24 = Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 = Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 = Sakit pada kaki kiri

27 = Sakit pada kaki kanan

3.6. Kaitan Ergonomi dengan Postur Kerja

Ilmu yang mempelajari interaksi antara lingkungan kerja dan manusia atau sebaliknya disebut dengan ergonomi. Dengan menerapkan ergonomi yang baik, diharapkan seorang pekerja dapat bekerja secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien, sehingga produktivitas kerjanya dapat meningkat. Dari pengertian ergonomi tersebut dapat dilihat bahwa ergonomi mempelajari manusia dan apabila ada kesalahan tentang gerakan ataupun fasilitas yang digunakan manusia maka akan dapat diperbaiki dengan menggunakan ilmu ergonomi, misalnya : apabila postur kerja seorang pekerja salah atau tidak benar maka dapat dievaluasi dan diperbaiki dengan menggunakan metode OWAS, REBA, RULA maupun QEC yang dipelajari dalam ilmu ergonomi. Pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja baik itu postur kerja yang berdiri, duduk maupun postur kerja lainnya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menjamin kesehatan fisik pekerja.


(1)

115 cm

21 cm

94 cm

20 cm

47 cm

3 cm

Gambar 6.7. Meja komputer Usulan (Tampak Depan)

55,5 cm

40,5 cm

69 cm

43 cm

72 cm

23 cm

3 cm


(2)

102,48 cm

41,76 cm

54,3 cm

48,18 cm

65,14 cm

Gambar 6.9. Kursi Kerja (Tampak Samping)

48,48 cm

45,2 cm


(3)

keyboard monitor

printer

4 cm

30 cm

1 cm

15,5 cm

5 cm

1 cm

39 cm

56 cm

2 cm 45 cm 47 cm 21 cm

96 cm

115 cm

47 cm

43 cm

20 cm

PC

35 cm 48,48 cm

42 cm


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil kuesioner SNQ di dapat kesimpulan bahwa operator merasakan sakit pada bagian punggung, pundak, leher, tangan bagian atas dan pergelangan tangan, Kelima operator mengalami sakit pada bagian tersebut akibat ketidaksesuaian antara operator dengan meja komputer yang di pakainya

2. Dari perhitungan RULA pada kelima operator komputer, level yang di dapat masih kecil, sehingga tindakan untuk mengganti meja komputer bisa di undur dalam beberapa waktu kedepan karena meja komputer yang dipakai sekarang tidak terlalu mengganggu kinerja karyawan

3. Hasil perhitungan persentil di dapat ukuran: - Tinggi Duduk Tegak (TDT): 79,4 cm - Tinggi Mata Duduk (TMD): 67,39 cm

- Tinggi Siku Duduk (TSD): 16,96cm - Lebar Bahu (LB): 48,48 cm

- Jangkauan Tangan (JT): 68,74 cm - Rentangan Tangan (RT): 150,38 cm - Tinggi Bahu Duduk (TBD): 54,3 cm - Tebal Paha (TP): 21,2 cm


(5)

- Lebar Pinggul (LP): 45,2 cm - Tinggi Popliteal (TPo): 48,18 cm - Pantat Popliteal (PP): 41,76 cm - Pantat ke Lutut (PKL): 53,52 cm

- Pangkal Pergelangan Tangan (PPT): 6,99 cm

4. Rancangan meja komputer yang baru sudah baik untuk karyawan karena di rancang berdasarkan ukuran kalibrasi karyawan yang di dapat dari perhitungan antropometri dan di tambah dengan tempat-tempat khusus untuk peralatan pendukung lainnya, sehingga memudahkan karyawan untuk bekerja dan meningkatkan produktivitasnya

7.2. Saran

Beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi perusahaan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Agar dilakukan upaya terciptanya sistem kerja karyawan yang baik, dimana seseorang dapat bekerja dengan optimal dan dapat meningkatkan kinerja kerjanya dengan kondisi yang nyaman.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak perusahaan agar mendapat solusi perancangan Kursi dan Meja Komputer yang baik bagi karyawannya.

3. Tugas Sarjana ini merupakan penelitian awal, penelitian selanjutnya dengan pengukuran benda lain yang lebih banyak diharapkan akan memberikan hasil yang lebih akurat. Selain itu, karena kajian dalam penelitian ini bersifat umum, maka pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan menjadi kajian yang lebih lengkap dan menyeluruh.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Ke-5, Penerbit Rioneka Cipta, Jakarta

Buku Pedoman Tugas Sarjana, 2010. Departemen Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara, Medan

Marifah, Dewi.2006. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja Sosial. Unair

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Wijaya, Surabaya.

Stanton, Neville,dkk.2005. Handbook of Human Faktors and Ergonomics

Metods.New York: CRC Press

Sutalaksana, Iftikar Z, dkk.1979. Teknik dan Tata Cara Kerja, ITB: Departemen Teknik Industri. Hal 64

Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”. Surakarta : Uniba Press

Walpole, Ronald E.1992. Pengantar Statistik. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 2

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya, Jakarta