BAB II GAMBARAN UMUM

  

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

  Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Ibukota Watampone dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 4.558 km

  2

  . Kabupaten Bone secara administratif terbagi kedalam 27 kecamatan, 329 desa dan 43 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Bonto Cani yaitu seluas 463,35 km

  2

  sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tanete Riatang yaitu seluar 0,52 km

  2

  . Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°40' BT dengan garis pantai sepanjang 138 km yang membentang dari selatan ke utara.

  Kabupaten Bone secara langsung berbatasan dengan beberapa kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu:

   Sebelah Utara : Kabupaten Wajo dan Kabupaten Soppeng  Sebelah Selatan : Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa  Sebelah Timur : Teluk Bone  Sebelah Barat : Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Barru Kabupaten Bone ditinjau dari ketinggian tempat dapat diklasifikasikan kedalam 6 kategori dengan variasi ketiggian antara 0 hingga lebih dari 1.000 meter dpal. Kategori pertama (0-25 meter) yaitu seluas 81.925,2 Ha, kategori kedua (25-100 meter) seluas 101.620 Ha, kategori ketiga (100-250 meter) seluas 202.237,2 Ha, kategori keempat (250-750 meter) seluas 62.640,6 Ha, kategori kelima (750-1000 meter) seluas 40.080 Ha, dan kategori keenam (diatas 1.000 meter) seluas 6.900 Ha. Ketinggian wilayah di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bone

  No Kecamatan Ketinggian Wilayah (meter dpal)

  1. Bonto Cani 100

  • – > 1.000
  • – 1.000
  • – 500
  • – 500
  • – 500
  • – 1.000
  • – 1.000
  • – 1.000
  • – 500
  • – 500
  • – 500
  • – 1.000
  • – 1.000
  • – 1.000
  • – 1.000

  3. Kajuara

  25

  2. Kahu

  25

  16. Bengo

  15. Tellu Limpoe 100 - > 1.000

  25

  14. Lamuru

  25

  13. Lappariaja

  12. Ponre

  4. Salomekko

  11. Barebbo

  10. Cina

  9. Sibulue

  8. Mare

  7. Libureng 100

  25

  6. Patimpeng

  25

  5. Tonra

  Ketinggian Wilayah No Kecamatan (meter dpal)

  17. Ulaweng 100

  • – 500

  18. Palakka

  25

  • – 500

  19. Awangpone

  • – 500

  20. Tellu Siattinge

  • – 500

  21. Amali

  25

  • – 500

  22. Ajangale

  • – 100

  23. Dua Boccoe

  • – 500

  24. Cenrana

  • – 100

  25. T. R Barat

  • – 100

  26. Tanette Riantang

  • – 100

  27. T. R. Timur 0 - 25

  Sumber: Bappeda Kabupaten Bone

  Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Bone bervariasi mulai dari datar, landai hingga daerah kemiringan yang curam. Daerah yang memiliki kemiringan datar hingga landai banyak terdapat di daerah dengan kontur wilayah pantai atau dataran rendah, daerah ini terletak di sepanjang bagian timur Kabupaten Bone hingga di sebagian daerah bagian utara. Adapun daerah dengan kemiringan curam berada pada bagian Selatan dan Barat yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan.

  Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C

  • – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.

  Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bone berasal dari jenis Alluvial, Gleihumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Rasial dan Litosol, Mediteranian dan Latosol. Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Bone adalah jenis Mediteranian dan Latosol yang tersebar hampir di seluruh kecamatan.

  Potensi sumberdaya mineral yang terkandung di Kabupaten Bone termasuk besar baik kandungan mineral logam maupun non-logam. Kandungan mineral logam di Kabupaten Bone yang berhasil teridentifikasi antara lain:

  1. Emas, terdapat di daerah Patimpeng, diindikasikan memiliki kandungan emas dengan luasan sebaran mencapai 20.000 ha.

  2. Tembaga, terdapat di Kecamatan Libureng dengan indikasi sebaran mencapai 67,5 ha.

  3. Mangan, terdapat di Kecamatan Ponre, Bontocani dan Salomekko dengan luasan sebaran mencapai 5.506,5 ha.

  4. Endapan besi, terdapat di Kecamatan Bontocani dan Kahu dengan luas sebaran mencapai 10.200 ha.

  Selain potensi mineral logam, Kabupaten Bone juga memiliki potensi mineral non logam, antara lain: batu bara, gamping, marmer, kuarsa, batu sabak dan basal yang tersebar di beberapa wilayah seperti Bontocani, Patimpeng, Kahu, Lamuru, Lappariaja, Ponre, dan Cina.

  Kabupaten Bone memiliki 19 sungai besar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum. Sejumlah sungai tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah ataupun oleh masyarakat sebagai sumber pengairan untuk pertanian maupun sebagai sarana pengembangan perikanan air tawar. Beberapa nama sungai yang dikelola oleh PU antara lain: 1) Sungai Cenrana, 2) Sungai Walannae, 3) Sungai Palakka, 4) Sungai Pattiro, 5) Sungai Jaling, 6) Sungai Unyi, 7) Sungai Maradda, 8) Sungai Lerang, 9) Sungai Pallengoreng, 10) Sungai Bengo, 11) Sungai Malinrung, 12) Sungai Dekko, 13) Sungai Melle, 14) Sungai Seko Balle, 15) Sungai Coppo Bulu, 16) Sungai Tanette Buang, 17) Sungai Mico, 18) Sungai Paccing, dan 19) Sungai Corowali. Selain digunakan sebagai sarana pendukung perikanan dan pertanian, beberapa sungai di Kabupaten Bone juga akan digunakan sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air, yaitu melalui PLTA dan PLTMH. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air akan dilakukan di: 1) PLTA di sekitar DAS Walane dengan kapasitas 10.000 (sepuluh ribu) mega watt hour, 2) PLTMH 1 (Cenranae) di sekitar Sungai Cenranae dengan kapasitas 120 kilowatt hour, 3) PLTMH 2 (Ponre) di sekitar Sungai Ponre dengan kapasitas 120 kilowatt hour, 4) PLTMH 3 (Salomekko) di sekitar Sungai Salomekko dengan kapasitas 120 kilowatt hour.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

  Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Bone dilaksanakan dalam rangka peningkatan ekonomi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone Tahun 2012

  • –2032 kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya sebagai berikut.

1. Kawasan Hutan Produksi

Tabel 2.2 Rincian Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Berdasarkan Kecamatan

  7 Kec. Salomekko 487,36 2,99 - - - -

  Kawasan hutan produksi di Kabupaten Bone dibagi kedalam 2 kategori, yaitu hutan produksi dan hutan produksi terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut .

  13 Kec. Tellusiattingnge

  12 Kec. Lamuru

  11 Kec. Bontocani

  10 Kec. Kahu

  9 Kec. Mare 1.316,52 8,07 - - 1.839,78 2,27

  8 Kec. Libureng 3.221,21 19,75 - - 3.753,47 4,63

  6 Kec. Ulaweng 395,25 2,42 - - 1.921,24 2,37

  NO. KECAMATAN HUTAN PRODUKSI TETAP HUTAN PRODUKSI KONVERSI HUTAN PRODUK. TERBATAS LUAS (HA) %

  5 Kec. Lappariaja 951,10 5,83 - - 3.162,26 3,90

  3 Kec. Cina 222,64 1,37 - - 1.805,34 2,23

  2 Kec. Sibulue 926,48 5,68 - -

  1 Kec. Tonra 8.093,83 49,63 - - 3.219,16 3,97

  % LUAS (HA) %

  LUAS (HA)

  4 Kec. Ponre 695,35 4,26 - - 15.911,89 19,64

  • 737,77 0,91
  • 32.741,75 40,42
  • 13.193,42 16,29
  • 283,62 0,35

  14 Kec. Awangpone

  • 470,10 0,58

  15 Kec. Palakka

  • 1.218,10 1,50

  16 Kec. Barebbo

  • 753,11 0,93 JUMLAH 16,309.73 100.00 - - 100.00

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Hutan produksi tetap di Kabupaten Bone adalah seluas 16.309,73 hektar yang tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Libureng dan sebagian wilayah Kecamatan Mare. Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Bone adalah seluas 81.011 hektar dengan sebaran wilayah di Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattingnge, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Palakka dan sebagian wilayah Kecamatan Barebbo.

2. Kawasan Pertanian

Tabel 2.3 Rincian Kawasan Peruntukan Pertanian Berdasarkan Kecamatan

  9 Kec. Kajuara 4,026.44 3.38 4.125,58 2,22

  17 Kec. Sibulue 6,009.37 5.04 4.682,12 2,52

  16 Kec. Salomekko 8,915.28 7.48 3.730,98 2,01

  15 Kec. Ponre 1,700.02 1.43 8.824,40 4,75

  14 Kec. Palakka 10,310.70 8.65 146,10 0,08

  13 Kec. Mare 3,884.50 3.26 9.438,67 5,08

  12 Kec. Libureng 19,731.70 16.55 8.524,18 4,59

  11 Kec. Lappariaja 5,765.48 4.84 18.220,33 9,80

  10 Kec. Lamuru 6,341.08 5.32 19.524,29 10,50

  8 Kec. Kahu 9,767.08 8.19 7.358,54 3,96

  NO. KECAMATAN PERTANIAN LAHAN BASAH LUAS (HA) PERSENTASE

  7 Kec. Duaboccoe 1,295.15 1.09 14.247,05 7,66

  6 Kec. Cina 4,970.85 4.17 8.852,20 4,76

  5 Kec. Cenrana 5,162.60 4.33 2.615,38 1,41

  4 Kec. Bontocani 4,286.40 3.60 10.363,24 5,58

  Kawasan pengembangan untuk pertanian di Kabupaten Bone terbagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) Pertanian tanaman pangan, 2) pertanian holtikultura, 3) perkebunan, dan 4) peternakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  2 Kec. Awangpone 5,525.31 4.63 6.455,30 3,47

  1 Kec. Ajangale 5,626.36 4.72 11.720,02 6,31

  (HA) PERSENTASE %

  % LUAS LAHAN TANAMAN HOLTIKULTURA

  3 Kec. Barebbo 3,053.14 2.56 6.298,69 3,39

  18 Kec. Tanete Riattang 276.04 0.23 574,14 0,31

  19 Kec. TR. Barat 908.28 0.76 1.507,82 0,81

  20 Kec. TR. Timur 1,209.87 1.01 431,07 0,23

  21 Kec. Tellusiattinge 1,915.77 1.61 12.963,93 6,97

  22 Kec. Tonra 7,284.82 6.11 5.876,43 3,16

  23 Kec. Ulaweng 1,249.96 1.05 19.400,73 10,44

JUMLAH 119,216.19 100.00 185.881,18 100.00

Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Selanjutnya kawasan perkebunan tanaman rakyat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Rakyat Berdasarkan Kecamatan

  JENIS KOMODITAS NO. KECAMATAN DIKEMBANGKAN/DIUSAHAKAN

  1 Kec. Ajangale

  2 Kec. Awangpone

  3 Kec. Barebbo

  4 Kec. Bontocani

  5 Kec. Cenrana

  6 Kec. Cina

  7 Kec. Duaboccoe

  8 Kec. Kahu

  9 Kec. Kajuara

  10 Kec. Lamuru

  11 Kec. Lappariaja kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili,

  12 Kec. Libureng kelapa, kakao, lada, dan kelapa hibrida

  13 Kec. Mare

  14 Kec. Palakka

  15 Kec. Ponre

  16 Kec. Salomekko

  17 Kec. Sibulue

  18 Kec. Tanete Riattang

  19 Kec. Tanete Riattang Barat

  20 Kec. Tanete Riattang Timur

  21 Kec. Tellusiattinge

  22 Kec. Tonra

  23 Kec. Ulaweng

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Jenis komoditi yang di kembangkan pada kawasan perkebunan tanaman rakyat terdiri dari ; kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili, kelapa, kakao, lada, dan kelapa hibrida. Sedangkan Jenis komoditi yang di kembangkan pada kawasan perkebunan tanaman khusus yaitu hanya tebu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.5 Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Khusus Berdasarkan Kecamatan

  NO KECAMATAN JENIS KOMODITI PERUNTUKAN

  1 Kecamatan Libureng, Tebu Bahan baku Industri

  2 Kecamatan Ponre, Tebu Pabrik Gula Caming dan

  3 Kecamatan Kahu, Tebu Pabrik Gula Arasoe

  4 Kecamatan Patimpeng, Tebu

  5 Kecamatan Tonra, Tebu

  6 Kecamatan Cina, Tebu

  7 Kecamatan Mare, Tebu

  8 Kecamatan Salomekko. Tebu

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bone adalah seluas 119.216 (seratus sembilan belas ribu dua ratus enam belas) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja dengan luasan 5.765 (lima ribu tujuh ratus enam puluh lima) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Libureng dengan luasan 19.732 (sembilan belas ribu tujuh ratus tiga puluh dua) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Mare dengan luasan 3.885 (tiga ribu delapan ratus delapan puluh lima) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Palakka dengan luasan 10.311 (sepuluh ribu tiga ratus sebelas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Ponre dengan luasan 1.700 (seribu tujuh ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko dengan luasan 8.915 (delapan ribu sembilan ratus lima belas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue dengan luasan 6.009 (enam ribu sembilan) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang dengan luasan 276 (dua ratus tujuh puluh enam) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat dengan luasan 908 (sembilan ratus delapan) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur dengan luasan 1.210 (seribu dua ratus sepuluh) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge dengan luasan 1.916 (seribu sembilan ratus enam belas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tonra dengan luasan 7.285 (tujuh ribu dua ratus delapan puluh lima) hektar dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng dengan luasan 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) hektar.

  Kawasan pertanian Holtikultura tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng.

  Kawasan untuk perkebunan tersebar di daerah sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng.

  Kawasan peruntukan peternakan diperuntukan pengembangan ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Kawasan tersebut ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng.

3. Kawasan Perikanan

  Kawasan pengembangan perikanan di Kabupaten Bone dibagi kedalam 4 kategori utama, yaitu: 1) kawasan perikanan tangkap, 2) kawasan perikanan budidaya, 3) kawasan pengolahan ikan, dan 4) kawasan pelabuhan perikanan. Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada kawasan pesisir dan laut Kecamatan Kajuara, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Salomekko, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tonra, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Mare, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Sibulue, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Barebbo, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang Barat, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang Timur, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Awangpone, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tellusiattinge, dan kawasan pesisir dan laut Kecamatan Cenrana dengan wilayah penangkapan mencakup kawasan perairan Teluk Bone berdasarkan cakupan batas wilayah kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

  Kawasan peruntukan budidaya perikanan ditetapkan dengan luasan sebesar 118.003 hektar, yang tersebar di sebagian daerah di Kecamatan Bone Borong, sebagian wilayah Kecamatan Bone Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Bone Barat, Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagain wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagain wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, dan sebagian wilayah Kecamatan Kajuara.

  Kawasan pengolahan ikan akan dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi sebagai kawasan minapolitan di sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, dan sebagian wilayah Kecamatan Barebbo. Pelabuhan perikanan dikembangkan dalam dua kategori, yaitu Pelabuhan Perikanan Ancu di Kecamatan Kajuara, Pelabuhan Perikanan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra, dan Pelabuhan Perikanan LonraE di Kecamatan Tanete Riattang Timur; dan Rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan ditetapkan di Kecamatan Cenrana, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Ajangale, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Mare, Kecamatan Tonra, Kecamatan Salomekko, dan Kecamatan Kajuara.

4. Kawasan Pertambangan

  Kawasan pengembangan pertambangan di Kabupaten Bone dibedakan kedalam 2 kategori penambangan, yaitu: pertambangan mineral dan batubara tersebar di daerah Kecamatan Libureng dan sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, Kecamatan Kahu, Kecamatan Patimpeng, Kecamatan Bontocani dan sebagian wilayah Kajuara, Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Palakka. Pertambangan minyak dan gas tersebar dalam beberapa blok, yaitu: Blok Bone, Blok Sengkang, dan Blok Kambuno ditetapkan di wilayah perairan laut Kabupaten Bone yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagain wilayah Kecamatan Sibulue, sebagain wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagain wilayah Kecamatan Salomekko,sebagian wilayah Kecamatan Kajuara dan sebagian wilayah Kecamatan Dua Boccoe 5.

   Kawasan Industri

  Kawasan pengembangan industri di Kabupaten Bone diklasifikasikan kedalam dua kategori industri, yaitu industri besar dan industri rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Rincian Kawasan Industri

NO KAWASAN INDUSTRI LOKASI A.

   Industri Besar

  1 Pabrik Gula Camming Kecamatan Libureng

  2 Pabrik Gula Arasoe Kecamatan Cina

  3 Pengolahan Alkohol/Spritus Kecamatan Cina B.

   Industri Kecil dan Rumah Tangga

  1 Aglomerasi Industri Kecil dan Tersebar di Kecamatan NO KAWASAN INDUSTRI LOKASI Industri Rumah tangga, dengan Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Kegiatan Usaha : Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu,

  • Pengolahan hasil pertanian Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan - Industri Makanan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare,
  • Industri kerajinan Industri Meubel dan Pertukangan Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan

    Ulaweng.

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Kawasan industri besar saat ini tersebar pada 3 perusahaan besar utama, yaitu: 1) Kawasan pabrik gula Camming yang terletak di Kecamatan Libureng, 2) Kawasan pabrik gula Arasoe ditetapkan di Kecamatan Cina, dan 3) Kawasan pabrik pengolahan alkohol/spritus ditetapkan di Kecamatan Cina. Adapun kawasan industri yang dikategorikan dalam industri rumah tangga merupakan industri kerajinan dan industri pengolahan hasil-hasil pertanian ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng.

6. Kawasan Pariwisata

  Kawasan pengembangan wisata di Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 3 kategoti pariwisata, yaitu pariwisata alam, pariwisata budaya dan pariwisata buatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Alam

  No. Obyek Wisata Alam Lokasi

  1. Kawasan Tanjung Palette Kecamatan Tanete Riattang Timur

  2. Kawasan Dermaga BajoE Kecamatan Tanete Riattang Timur

  3. Kawasan Gua Jepang Kecamatan Barebbo

  4. Kawasan Goa Janci Kecamatan Awangpone;

  5. Kawasan Pantai Ujung Pattiro Kecamatan Sibulue; 6. kawasan Permandian alam Lanca Kecamatan Tellu Siattinge 7. kawasan Mattanempunga Kecamatan Tellu Siattinge

  8. kawasan Lagole Kecamatan Tellu Siattinge 9. kawasan Permandian alam Otting Kecamatan Tellu Siattinge

  10. Kawasan Gua Mampu Kecamatan Dua Boccoe

  11. Kawasan Sumpang Labbu Kecamatan Ulaweng 12. kawasan Air terjun Baruttung Kecamatan Ulaweng 13. kawasan Permandian alam Alinge Kecamatan Ulaweng

  14. Kawasan Permandian alam Taretta Kecamatan Amali

  15. Kawasan Goa Lagaroang Kecamatan Bengo

  16. Kawasan Air Terjun Ladenring Kecamatan Lamuru

  17. Kawasan Goa Bola Batu Kecamatan Mare

  18. Kawasan Pantai Bone Lampe Kecamatan Tonra 19. kawasan Pasir putih Gareccing Kecamatan Tonra

  20. Kawasan Pantai Ancu Allapurangeng Kecamatan Kajuara 21. kawasan Permandian Waetuwo Kecamatan Kajuara

  22. Kawasan Bendungan sanrego Kecamatan Kahu

  23. Kawasan Air terjun Ulu Ere Kecamatan Bontocani

  24. Kawasan Mata air Panassaweng Kecamatan Ponre

  25. Kawasan Uttang Menroja Kecamatan Tanete Riattang Barat

  26. Kawasam Bendungan Salomekko Kecamatan Salmekko

  27. Kawasan Permandian Alam Duppamatae Kecamatan Palakka

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  Kawasan pariwisata budaya di Kabupaten Bone tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Budaya

  No. Obyek Wisata Budaya Lokasi

  1. Kawasan Museum Arajange Kecamatan Tanete Riattang

  2. Kawasan Manurunge di Matajang Kecamatan Tanete Riattang

  3. Kawasan Bola Soba Kecamatan Tanete Riattang

  4. Kawasan Tana Bangkalae Kecamatan Tanete Riattang

  5. Kompleks Makam Kalokkoe Kecamatan Tanete Riattang

  6. Kawasan Bubungtello Kecamatan Tanete Riattang

  7. Kawasan Masjid Raya Watampone Kecamatan Tanete Riattang

  8. Komplek Mesjid tua Lalebata Kecamatan Tanete Riattang

  9. Kawasan Museum Lapawawoi Kecamatan Tanete Riattang Barat 10. kawasan Makam Laummasa Kecamatan Tanete Riattang Barat 11. kawasan Kuburan Petta Betae Kecamatan Tanete Riattang Barat 12.

  Kecamatan Tanete Riattang Barat kawasan Sungai Jeppe’E 13. kawasan Bubung ParaniE Kecamatan Tanete Riattang Barat

  14. Kawasan Manurunge ri Toro Kecamatan Tanete Riattang Timur 15. kawasan Perkampungan Suku Bajo Kecamatan Tanete Riattang Timur

  16. Kawasan Kompleks Makam Petta PonggawaE Kecamatan Awangpone

  17. Kawasan Bubung Assengireng Kecamatan Awangpone

  18. Kawasan Rakkala Manurung Kecamatan Tellu Siattinge

  19. Kawasan Makam Laulio Kecamatan Tellu Siattinge Bote’E

  20. Kawasan Petta Makkarame Kecamatan Tellu Siattinge 21.

  1. Kawasan Wisata Waterboom Tanjung Palatte Kecamatan Tanete Riattang Timur

  4. Kawasan Perkotaan Camming Kecamatan Libureng

  3. Kawasan Perkotaan Taccipi Kecamatan Ulaweng

  2. Kawasan Perkotaan Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue

  1. Kawasan Perkotaan Watampone Sebagian Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur

   Perkotaan

  No. Kawasan Permukiman Lokasi A.

Tabel 2.10 Rincian Kawasan Permukiman

  Pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bone menurut RTRW Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 2 kategori, yaitu permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan lainnya. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

   Kawasan Permukiman

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032 7.

  3. Kawasan Wisata Kuliner Pantai Kering Kecamatan Tanete Riattang

  2. Kawasan Wisata Kuliner Pusat Jajan Tanete Riatang Barat

  No. Obyek Wisata Budaya Lokasi

  Kawasan Permainan Rakyat Sijujju’ Solo’ Kecamatan Tellu Siattinge

Tabel 2.9 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Buatan

  Kawasan pariwisata buatan di Kabupaten Bone tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  31. Kawasan Ajjongang Kecamatan Patimpeng

  30. Kawasan Kerajinan Tangan Anemmi Kecamatan Barebbo

  29. Kawasan Makam Datu Salomekko Kecamatan Salomekko

  28. Kawasan Mangngiri Kecamatan Lamuru

  27. Kawasan Serewara Kecamatan Lamuru

  26. Kawasan Makam Raja-Raja Watang Lamuru Kecamatan Lamuru

  25. Kawasan Pembuatan Baju Bodo Kecamatan Ajangale

  24. Kawasan Kerajinan Perak dan Kuningan Kecamatan Ajangale

  23. Kawasan Tugu Malamungpatu Kecamatan Ajangale

  22. Kawasan Makam Lapatau Matannatikka Kecamatan Cenrana

  5. Kawasan Perkotaan Matango Kecamatan Lappariaja

  6. Kawasan Perkotaan Lalebbata Kecamatan Lamuru

  9. Kawasan Latobang Kecamatan Patimpeng

  Kawasan peruntukan perdagangan merupakan kawasan yang dikhususkan untuk melakukan pengembangan kegiatan perdagangan. Kawasan ini dikategorikan menjadi dua, yaitu kawasan perdagangan skala kabupaten dan skala kecamatan. Kawasan perdagangan skala kabupaten ditetapkan di Kawasan Perkotaan Watampone di Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan Kecamatan Tanete Riattang Timur; Kawasan Perkotaan Palattae di Kecamatan Kahu, kawasan Perkotaan Pattiro Bajo di Kecamatan Sibulue; kawasan Perkotaan Taccipi di Kecamatan Ulaweng; kawasan Perkotaan Camming di Kecamatan Libureng; kawasan Perkotaan Matango di Kecamatan Lappariaja; kawasan Perkotaan Lalebbata di Kecamatan Lamuru; kawasan Perkotaan Componge di Kecamatan Awangpone; kawasan Perkoataan Pompanua di Kecamatan Ajangale; dan kawasan Perkotaan Bojo di Kecamatan Kajuara. Kawasan perdagangan skala kecamatan ditetapkan di kawasan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra; kawasan Kadai di Kecamatan Mare; kawasan Tanete Harapan di Kecamatan Cina; kawasan Appala di Kecamatan Barebbo; kawasan Lonrong di Kecamatan Ponre; kawasan Passippo di Kecamatan Palakka; kawasan Kahu di Kecamatan Bontocani; kawasan Manera di Kecamatan Salomekko; kawasan Latobang di Kecamatan Patimpeng; kawasan Tujue di Kecamatan Tellu Limpoe; kawasan Bengo di Kecamatan Bengo; kawasan

  Kawasan peruntukan lainnya meliputi, 1) kawasan peruntukan perdagangan, 2) kawasan peruntukan olahraga, 3) kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan, dan 4) kawasan keselamatan operasi penerbangan. Kawasan peruntukan olahraga ditetapkan di Kawasan Sstadion La Patau di Kecamatan Tanete Riattang Barat.

  Kawasan peruntukan permukiman perdesaan merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah terbangun.

  Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032

  15. Kawasan Ujung Tanah Kecamatan Cenrana

  14. Kawasan Uloe Kecamatan Dua Boccoe

  13. Kawasan Taretta Kecamatan Amali

  12. Kawasan Tokaseng Kecamatan Tellu Siattinge

  11. Kawasan Bengo Kecamatan Bengo

  10. Kawasan Tujue Kecamatan Tellu Limpoe

  8. Kawasan Manera Kecamatan Salomekko

  7. Kawasan Perkotaan Componge Kecamatan Awangpone

  7. Kawasan Kahu Kecamatan Bontocani

  6. Kawasan Passippo Kecamatan Palakka

  5. Kawasan Lonrong Kecamatan Ponre

  4. Kawasan Appala Kecamatan Barebbo

  3. Kawasan Tanete Harapan Kecamatan Cina

  2. Kawasan Kada Kecamatan Mare

  1. Kawasan Bulu-Bulu Kecamatan Tonra

   Perdesaan

  9. Kawasan Perkotaan Bojo Kecamatan Kajuara B.

  8. Perkotaan Pompanua Kecamatan Ajangale

8. Kawasan Peruntukan Lainnya

  Tokaseng di Kecamatan Tellu Siattinge; kawasan Taretta di Kecamatan Amali; kawasan Uloe di Kecamatan Dua Boccoe; dan kawasan Ujung Tanah di Kecamatan Cenrana.

  Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan adalah kawasan yang merupakan aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI Negara Kesatuan Republik Indonesia. Element yang terbentuk dalam kesatuan ini antara lain:

  1) Kantor Kepolisian Resort (KAPOLRES) di Kecamatan Tanete Riattang Timur; 2) Kantor Komando Resort Militer (KOREM) 141Toddopuli di Kecamatan Tanete

  Riattang; 3) Kantor Komando Distrik Militer (KODIM) 1407 Bone di Kecamatan Tanete

  Riattang; 4) Kantor Kepolisian Sektor (KAPOLSEK) ditetapkan akan ditempatkan di

  Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu, Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare, Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Ulaweng;

  5) Kantor Komando Rayon Militer (KORAMIL) ditetapkan akan ditempatkan di Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu, Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare, Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Ulaweng;

  6) kawasan Komando Pendidikan dan latihan tempur Bancee di Kecamatan Libureng;

  7) kawasan Kompi Senapan (Kipan) B Yonif 726 Tamalatea di Lappacenrana Kecamatan Bengo;

  8) kawasan Kompi Senapan (Kipan) C Yonif 726 Tamalatea di Kecamatan Mare; dan 9) kawasan latihan Militer Rawa Laut di Kecamatan Tonra

  Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) merupakan kawasan udara sekitar bandar udara Kabupaten Bone berupa ruang udara bagi keselamatan pergerakan pesawat kawasan ini berada di sebagian wilayah Kecamatan Awangpone.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

  Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone adalah adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan bencana di kabupaten Bone meliputi: kawasan rawan banjir; kawasan rawan angin puting beliung; dan kawasan rawan tanah longsor.

  1. Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Kawasan ini ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Dua Boccoe, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, dan sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja.

  2. Kawasan rawan angin puting beliung terdapat di Kecamatan Amali, Sibulue, dan Libureng.

  3. Kawasan rawan tanah longsor adalah kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Kawasan ini ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, dan sebagian wilayah Kecamatan Ponre.

2.1.4. Demografi

  Penduduk Kabupaten Bone menurut hasil Pendataaan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2012 sebanyak 728.737 jiwa yang terdiri dari laki-laki 347.707 jiwa dan perempuan 381.030 jiwa. Ini berarti bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dengan perbandingan 47,71% penduduk laki-laki dan 52,29 penduduk perempuan. Seluruh penduduk Kabupaten Bone terhimpun dalam keluarga (rumah tangga) dengan jumlah sebanyak 163.621 KK. Rata-rata anggota keluarga sebesar 4,43 jiwa, artinya setiap keluarga memiliki anggota rata-rata 4 jiwa.

  Kepadatan penduduk Kabupaten Bone menurut luas wilayah pada Tahun 2011 rata-rata sebesar 166 jiwa/km2. Tiga kecamatan dengan kepadatan penduduk paling banyak, yakni Kecamatan Tanete Riattang sekitar 2.077 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tanete Riattang Timur sekitar 1.003/km2, kemudian Kecamatan Tanete Riattang Barat sekitar 833 jiwa/km2. Sementara itu kepadatan penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan Bontocani sebesar 33 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tellu Limpoe sebesar 44 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 46 jiwa/km2. Data terinci mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.11 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2012 No Kecamatan Jumlah Desa/Kel. Luas Km

2 Jumlah Penduduk Kepadatan Km

  2 L P L+P

  1 Bontocani 11 463,35 7.719 7.772 15.491

  33

  2 Kahu 20 189,5 18.202 19.717 37.919 199

  3 Kajuara 18 124,13 17.199 18.096 35.295 282

  4 Salomekko 8 84,91 7.415 7.775 15.190 178

  5 Tonra 11 200,32 6.349 6.792 13.141

  65

  No Kecamatan Jumlah Desa/Kel. Luas Km

  2

2 Jumlah Penduduk Kepadatan Km

  85

  Masyarakat Kabupaten Bone, sebagaimana masyarakat kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, merupakan pemeluk Agama Islam yang taat, kehidupan mereka selalu diwarnai oleh keadaan yang serba Religius. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya tempat-tempat ibadah dan Pendidikan Agama Islam. Sekalipun demikian Penduduk Kabupaten Bone yang mayoritas pemeluk agama Islam, tetapi di kota Watampone juga ada Gereja dan Wihara dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan Ibadahnya. Keadaan ini memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan karena mereka saling hormat menghormati dan menghargai satu dengan lainnya. Disamping itu peran pemuka agama teruatama para alim ulama sangat dominan dalam kehidupan keagamaan bahkan alim ulama merupakan figur kharismatik yang menjadi panutan masyarakat.

  24 Amali 15 119,13 9.387 11.229 20.616 173

  25 Tellu LimpoE 11 318,1 6.918 6.982 13.900

  44

  26 Patimpeng 10 130,47 7.744 8.270 16.014 122

  27 Bengo 9 164 12.211 13.125 25.336 154

  JUMLAH 372 4.559 347.707 381.030 728.737 7.557 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bone Tahun 2013

  Data jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut :

  22 Tanete R.Barat 8 53,68 21.848 23.481 45.329 833

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten Bone Tahun 2011 No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha

  1 Bontocani 15.443

  2 Kahu 37.739

  3 Kajuara 35.054

  4 Salomekko 15.098

  14

  23 Tanete R.Timur 8 48,88 20.683 20.767 41.450 840

  21 Cenrana 16 143,6 11.250 12.413 23.663 164

  7 Mare 18 263,5 12.518 13.214 25.732

  12 Lappariaja 9 138 11.199 12.227 23.426 169

  97

  8 Sibulue 20 155,8 15.599 17.656 33.255 212

  9 Cina 12 147,5 12.360 13.461 25.821 174

  10 Barebbo 18 114,2 12.546 14.286 26.832 234

  11 Ponre 9 293 6.570 6.883 13.453

  46

  13 Lamuru 12 208 11.473 13.074 24.547 118

  6 Libureng 20 344,25 14.734 14.723 29.457

  14 Ulaweng 15 161,67 11.484 13.104 24.588 152

  15 Palakka 15 115,32 10.361 11.934 22.295 193

  16 Tanete Riattang 8 23,79 23.530 26.357 49.887 2.077

  17 Awangpone 18 110,7 13.352 15.541 28.893 260

  18 Dua Boccoe 22 144,9 13.857 16.186 30.043 207

  19 Tellu Siattinge 17 159,3 18.543 21.325 39.868 250

  20 Ajangale 14 139 12.656 14.640 27.296 196

  No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha

  22 Tanete R.Barat 43.493 504 556 4 143

  10

  18 Dua Boccoe 29.991

  8

  8

  19 Tellu Siattinge 39.821

  20 Ajangale 27.247

  16

  21 Cenrana 23.554

  6

  23 Tanete R.Timur 41.081

  23

  24 Amali 20.591

  25 Tellu LimpoE 13.853

  26 Patimpeng 15.894

  27 Bengo 25.260

  45 JUMLAH 722.426 1.264 1.004

  45 166 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bone Tahun 2012

  Berdasarkan sebaran penduduk perwilayahan pemeluk agama Islam tersebar merata di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, sedangkan pemeluk agama Kristen terdapat di 15 (Limabelas) kecamatan, Katolik 6 (Enam) kecamatan dan pemeluk agama Hindu 3 (tiga) kecamatan dan Budha hanya terdapat 2(Dua) kecamatan dengan jumlah yang relatif sedikit.

  Penyebaran jumlah penduduk dalam suatu wilayah berkorelasi langsung dengan tingkat ketersediaan fasilitas peribadatan, sehingga semakin mayoritas suatu agama maka sebaran fasilitas peribadatannya dapat ditemui setiap tempat.