KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB 5 KETERPADUAN TAPANULI SELATAN

5.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

  Kebijakan infrastruktur Rencana Pembangunan Jangka Panjang terdiri atas: Meningkatkan pembangunan prasarana perkotaan, fasilitas dan utilitas umum 20 tahun ke depan (untuk Lima Tahun Pertama, Lima Tahun Kedua, Lima Tahun Ketiga, Lima Tahun Keempat) diarahkan untuk : a. Mengoptimalkan pemanfaatan Rencana Tata Ruang dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan yang dilaksanakan saat ini sering dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek tata ruang sehingga secara faktual diperkirakan hanya ± 40 % pembangunan di kota ini disinkronisasikan dan disinergikan dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang ada. Terwujudnya pelaksanan pembangunan yang mengacu kepada rencana tata ruang 20 tahun kedepan ditunjukkan bahwa 80 % pelaksanaan pembangunan di perkotaan sipirok berpedoman kepada RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan;

  b. Rehabilitasi sarana perkotaan dan fasilitas umum dikembangkan dengan melibatkan peran swasta dan masyarakat; c. Pengembangan sistem jaringan jalan kota :

   Penataan Sistem Sanitasi  Penataan Sistem Persampahan

  d. Pengembangan sistem jaringan jalan lingkungan;

  e. Pengembangan sistem jaringan drainase kota;

  f. Penataan bangunan untuk mendukung pengembangan kota;

  g. Peningkatan pelayanan untuk ketersediaan listrik, air dan pengolahan pertamanan dan persampahan; h. Peningkatan dan pengembangan fasilitas lalu lintas, taman kota dan pedestrian way (tempat pejalan kaki) pada daerah pusat kota; i.

  Meningkatkan daya saing daerah dan mendukung perkembangan kota yang dinamis dan berwawasan lingkungan dalam penyediaan dan revitalisasi prasarana perkotaan fasilitas dan utilitas umum agar memiliki keunggulan kompetitif, yang ditunjukkan oleh :  Meningkatnya jumlah dan kualitas pelayanan transportasi yang berkesinambungan dan ramah lingkungan;  Meningkatnya pemerataan dan keadilan pelayanan transportasi baik dibagian wilayah pusat kota, pinggiran kota maupun antar golongan masyarakat;  Meningkatnya kelancaran mobilitas dan distribusi barang dan orang;  Meningkatnya aksesibilitas kawasan yang sedang dan belum berkembang melalui dukungan pelayanan transportasi;  Mendorong keterlibatan peran dunia usaha, BUMN dan masyarakat dalam pelayanan transportasi;

   Mendorong keterlibatan peran dunia usaha, BUMN dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan transportasi;  Terpelihara dan meningkatnya daya dukung kapasitas maupun kualitas pelayanan transportasi di kawasan padat dan ekonominya berkembang pesat;  Mengharmoniskan dan mensinergikan keterpaduan pengembangan transportasi, perkotaan dengan kebijakan RTRW;  Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan air bersih;  Pemeliharaan dan pengembangan pelayanan sistem pembuangan air limbah;  Berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja;  Pengembangan pelayanan sistem pembuangan air limbah;  Meningkatnya jumlah sampah terangkut mencapai 80 %;  Meningkatnya kinerja pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berwawasan lingkungan.

5.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

  Dalam undang-undang Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa kawasan strategis dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan ruang lingkup dan kewenangannya yaitu :

  1. Kawasan strategis nasional, adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan Negara, pertahanan dan keamanan Negara, ekonomi, social, budaya, dan/atau lingkungan termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia

  2. Kawasan strategis provinsi, adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, social, budaya, dan/atau lingkungan

  3. Kawasan strategis kabupaten/kota, adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri memiliki kawasan strategis provinsi. Dimana Provinsi Sumatera Utara telah merencanakan dan menetapkan kawasan strategis pertanian dataran tinggi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Kawasan Lindung Tapanuli (Hutan Batang Toru); nilai aspek strategis Lingkungan Hidup, issue penangganan Menjaga keutuhan hutan lindung Batang Toru. Potensi/kendala Merupakan hulu sungai-sungai besar ke kota utama, Meningkatkan fungsi hutan Batang Toru menjadi hutan lindung. Kawasan strategis ini yang ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan Suaka Alam Sibual-buali di Kecamatan Sipirok. Kawasan agropolitan Dataran Tinggi nilai aspek strategis ekonomi, issue penangganan Daerah berpotensi untuk dikembangkan dengan sinergitas antar daerah Di beberapa segmen kawasan ada limitasi fisik untuk pengembangan, potensi/kendala terdapat potensi agroindustri.

  Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dijabarkan dalam Permen PU No. 16 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten bahwa kawasan strategis ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : a. Potensi ekonomi cepat tumbuh;

  b. Sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi;

  c. Potensi ekspor;

  d. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; e. Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

  f. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan; g. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam mewujudkan ketahanan energi; h. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten.

  Kawasan Strategis Ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi:

  Kawasan Strategis Danau Siais 1.

  Kawasan ini merupakan area danau, sempadan danau, kawasan lindung dan lahan di sekitar danau. Kawasan strategis Danau Siais diarahkan untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata terpadu mengingat potensi yang ada, dapat dikatakan hampir sama dengan potensi yang dimiliki Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir-Provinsi Sumatera Utara.

  Kawasan Strategis Batang Toru 2.

  Kawasan strategis Batang Toru di Kecamatan Batang Toru merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan perkotaan. Hal ini didasarkan pada potensinya sebagai pusat pertumbuhan Industri. Pengembangan Kawasan Perkotaan Batang Toru dilakukan juga untuk mengurangi tekanan terhadap perluasan pengembangan Kecamatan Sipirok sebagai ibukota kabupaten yang memiliki potensi sebagai menjadi kawasan agropolitan. Pengembangan pusat pertumbuhan industri ini dilakukan dengan memperhatikan kawasan konservasi hutan.

  3. Kawasan Strategis Agropolitan Sitinjak

  Kawasan Agropolitan Sitinjak di Kecamatan Angkola Barat merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan dengan basis ekonomi komoditi tanaman salak, durian dan buah-buahan lainnya, namun cakupan kawasan ini meliputi Kecamatan Marancar dan sebagian Angkola Timur.

  4. Kawasan Strategis Agropolitan Sipirok

  Kawasan Agropolitan Sipirok di Kecamatan Sipirok merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan dengan basis ekonomi sayuran dan buah-buahan, komoditi pertanian lahan basah dan pariwisata.

  5. Kawasan Stategis Agromarine (Minapolitan) Muara Upu.

  Kawasan ini sangat potensial dikembangkan menjadi tujuan wisata. Pantai ini merupakan satu-satunya wilayah laut yang dimiliki kabupaten Tapanuli Selatan, yang terdapat sepanjang ± 35 km, yang terletak di desa Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru. Selain untuk pengembangan pariwisata di Muara Upu sedang berkembang pembukaan perkebunan. Dan akan dibuka pelabuhan laut yang lebih maju. Konsep ini mengutamakan pengembangan kawasan berbasis pada potensi pengembangan wilayah pesisir dan kelautan.

  6. Kawasan Strategis Agropolitan Pintu Padang

  Kawasan Agropolitan Pintu Padang di Kecamatan Batang Angkola merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan dengan basis ekonomi komoditi pertanian lahan basah. Mengenai Kawasan Strategis Ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 5. 1

TABEL 5.1 KAWASAN STRATEGIS EKONOMI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  No Kawasan Strategis Lokasi Potensi

  1 Kawasan Strategis Danau Siais Kec. Angkola Sangkunur, Wisata Desa Rianiate

  2 Kawasan Strategis Batang Toru Kec. Batang Toru

  a. Pengembangan kawasan perkotaan b. Pusat pertumbuhan industri

  3 Kawasan Strategis Agropolitan Kec. Angkola Barat Kawasan Agropolitan dengan Sitinjak basis ekonomi komoditi tanaman

  4 Kawasan Strategis Agropolitan Kec. Sipirok

  a. kawasan agropolitan dengan Sipirok basis ekonomi sayuran dan buah-buahan b. Pertanian lahan basah

  c. Pariwisata

  5 Kawasan Strategis Agromarine Kec. Muara Batang Toru

  a. Wisata (minapolitan) Muara Upu b. Pengembangan wilayah pesisir dan kelautan c. Direncanakan akan dibuka pelabuhan laut

  6 Kawasan Strategis Agropolitan Kec. Batang Angkola Pengembangan kawasan Pintu Padang agropolitas dengan basis ekonomi komoditi pertanian lahan basah

  Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Selatan tetap mengacu pada RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan sehingga dokumen ini tetap seiring dalam perencanaan program pembangunannya.

5.2.1 Arahan Pengembangan Pola Ruang

  Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Tapanuli Selatan dibedakan atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya.

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

  Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung dibedakan menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten):

1. Kawasan Hutan Lindung

  Pada Kabupaten Tapanuli Selatan semua kecamatan termasuk dalam kawasan perlindungan bawahannya karena rata-rata kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada ketinggian > 2.000 meter d.p.l. dengan kelerengan lebih besar dari sekitar 45 %, mempunyai skor lebih dari 175 menurut SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980, mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap erosi, yaitu jenis tanah dengan nilai 5 (regosol, litosol, organosol dan rezina) dan kelas lereng lebih besar dari 15 %, memiiki bercurah hujan tinggi dan mampu meresapkan air ke dalam tanah, termasuk di dalamnya kawasan tanah gambut dengan ketebalan 3 m yang terdapat dibagian hulu sungai/rawa dan yang ditetapkan sebagai hutan lindung. Untuk mengetahui jumlah luas hutan di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

TABEL 5.2 LUAS KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

  No Jenis Hutan Luas (Ha) Hutan Suaka Alam

  14,844.07 Hutan Lindung 122,352.76 Hutan Produksi

  80,772.56 Hutan Produksi Terbatas 80,259.72 Hutan Produksi yang dapat Dikonversi 1,520.60 APL (Area Penggunaan Lain) 132,885.59 Total

  432,635.30 Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

2. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya 1.

  Kawasan Bergambut

  Berdasarkan kriteria tersebut maka di Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat kawasan bergambut meliputi Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Angkola Sangkunur, Muara Batang Toru dan Angkola Selatan.

2. Kawasan Resapan Air

  Kawasan resapan air di Kabupaten Tapanuli Selatan telah disatukan dalam kawasan hutan lindung. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.

3. Kawasan Perlindungan Setempat

  3. Kawasan sekitar danau/waduk di Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada Kecamatan Angkola Selatan yaitu Kawasan Danau Siais;

  4. Kawasan sekitar mata air yang menyebar di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan;

  a. Sempadan Pantai

  Sempadan pantai Kabupaten Tapanuli Selatan berada di wilayah pesisir pantai barat Sumatera Utara terletak di Kecamatan Muara Batang Toru sepanjang 17,5 Km garis pantai dengan penetapan kawasan 100-200 meter dari garis pasang tertinggi kearah darat.

  b. Sempadan Sungai

  Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat mempertahankan kelestarian fungsi sungai Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai, Sekurang-kurangnya 100 m dari kanan kiri sungai besar dan 50 m di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman (SK Menteri Kehutanan No. 837/Kpts/Um/11/80). Sempadan sungai di kawasan permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inpeksi (10-15 m). Sempadan sungai berada disepanjang aliran sungai yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dengan luas kurang lebih 1.707 hektar meliputi:

  1. Kawasan sempadan pantai yang di wilayah pesisir pantai barat Kecamatan Muara Batang Toru;

  Rencana pengembangan kawasan perlindungan setempat meliputi :

  2. Kawasan sempadan sungai besar dan kecil yang menyebar di pada semua wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan; a. Sungai Batang Toru;

  b. Sungai Batang Angkola; dan c. Sungai Batang Gadis.

  c. Kawasan sekitar Danau atau Waduk

  Kawasan sekitar danau atau waduk adalah kawasan tertentu sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsional mata air. Melindungi danau atau waduk dari kegiatan budidaya yang dapat menggangu kelestarian fungsi danau atau waduk.

  Kriteria pemanfaatan danau atau waduk meliputi daratan sekeliling tepi danau atau waduk yang memiliki proposional dengan bentuk dan kondiisi fisik danau atau waduk, dengan lebar 50-100 m diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat. Kawasan sekitar danau atau waduk meliputi Danau Siais berada di Kecamatan Angkola Sangkunur dan Danau Marsabut berada di Kecamatan Sipirok.

4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

  a. Kawasan Suaka Alam

  Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan daerah pengungsian satwa. Kriteria untuk kawasan suaka alam mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 681/Kpts/Um/8/1981. Pada Kabupaten Tapanuli Selatan, yang termasuk ke dalam kawasan ini adalah Kawasan suaka alam meliputi : Suaka Alam Dolok Sibual-buali, Suaka Alam Dolok Sipirok, Suaka Alam Lubuk Raya diKecamatan Sipirok dengan luas 13.715,73 Ha.

  b. Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

  Kawasan dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Kawasan Cagar Budaya yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan yang perlu di lestarikan dari ancaman kepunahan baik diakibatkan oleh manusia maupun bencana alam antara lain :

  1. Mesjid Raya Srialam Dunia Sipirok Mashalih yang merupakan mesjid peninggalan era perang paderi pada syawal 1233 H atau sekitar tahun 1816 M;

2. Taman Makam Pahlawan Simago-mago di Kecamatan Sipirok;

  3. Benteng Huraba di Kecamatan Batang Angkola, penamaan ini diakibatkan karena desa ini adalah tempat markas dan dijadikan sebagai daerah pertahanan oleh bangsa Belanda dijaman penjajahan dulu. Kemudian karena penduduk Batang Angkola mengungsi ke daerah ini maka diberi nama Benteng Huraba.

5. Kawasan Rawan Bencana Alam

  Kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah :

a. Kawasan rawan gerakan tanah/tanah longsor. Kawasan ini terletak pada sebagian besar

  wilayah Sumatera Utara di sekitar Bukit Barisan membujur arah Utara-Selatan pada dasarnya potensial terhadap gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang pasang dan banjir bandang. Untuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan kawasan ini terdapat pada beberapa kecamatan antara lain : Kecamatan Sipirok, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah, Marancar, Angkola Barat, Sayurmatinggi, Angkola Sangkunur, dan Kecamatan Angkola Selatan.

  Kawasan rawan banjir yang terdapat Kabupaten Tapanuli Selatan antara lain : b.

  Kecamatan Angkola Selatan, Angkola Sangkunur, Muara Batang Toru, Tano Tombangan Angkola, Sayurmatinggi, Batang Angkola, dan Kecamatan Batang Toru.

6. Kawasan Lindung Geologi

  Kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan bencana alam geologi. Kawasan rawan bencana alam geologi yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah : a. Kawasan rawan letusan gunung berapi;

  Kawasan rawan letusan gunung berapi yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Gunung Api Tipe B, yaitu gunung api aktif yang tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Gunung Sibual-buali di Kecamatan Sipirok.

  b. Kawasan rawan gempa bumi; dan Kawasan rawan gempa bumi yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada Kawasan Aek Latong yang berada pada jalur sesar/patahan semangko yang merupakan patahan aktif yang berlangsung lama sepanjang waktu di bawah permukaan tanah yang dapat menimbulkan gempa tektonik.

  c. Kawasan rawan tsunami.

  Kawasan rawan Tsunami dan Gelombang Pasang serta rawan abrasi yang berada di pantai barat Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat pada Kecamatan Muara Batang Toru khususnya Desa Muara Upu.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

  Berdasarkan data penggunaan lahan tahun 2010, diketahui bahwa ada sekitar 5.063 Ha lahan di Kabupaten Tapanuli Selatan yang tidak diusahakan artinya lahan tersebut merupakan lahan produktif yang oleh pemiliknya tidak dibudidayakan. Lahan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan lebih intensif lagi agar dapat berproduksi maksimal. Kecamatan yang memiliki lahan kosong adalah Kecamatan Sipirok, Kecamatan Angkola Timur, Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Sayurmatinggi.

  Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 1.

  a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas

  Berdasarkan SK.44/Menhut-II/2005 Kabupaten Tapanuli Selatan mempunyai luas kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 75.702 Ha direncanakan di Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Batang Angkola, Angkola Selatan, Sayur matinggi, Sipirok, Angkola Barat sedangkan usulan untuk revisi adalah seluas 59.511,58 Ha.

  b. Peruntukan Hutan Produksi Tetap

  Berdasarkan SK.44/Menhut-II/2005 Kabupaten Tapanuli Selatan mempunyai luas kawasan Hutan Produksi Tetap seluas 87.472,25 Ha direncanakan di Kecamatan Sipirok, Batangtoru, Angkola Barat, Angkola Timur, Angkola Selatan, Saipar Dolok Hole sedangkan usulan untuk revisi adalah seluas 42.389,18 Ha.

  c. Peruntukan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi

  Berdasarkan SK.44/Menhut-II/2005 kabupaten Tapanuli Selatan mempunyai luas kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi seluas 1.511,90 Ha.

2. Kawasan Hutan Rakyat

  Kawasan hutan rakyat merupakan kawasan yang mempunyai fungsi yang serupa dengan fungsi kawasan budidaya kehutanan di samping fungsi hidrologis atau pelestarian ekosistem dengan luas penutupan tajuk minimal 50 persen dan merupakan tanaman cepat tumbuh dengan luas minimal 0,25 hektar. Hutan Tanaman Rakyat bertujuan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat dalam pemanfaatan hutan produksi untuk meningkatkan upaya rehabilitasi hutan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengentasan kemiskinan, meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta memenuhi permintaan bahan baku industri perkayuan.

3. Kawasan Peruntukan Pertanian

  Pengembangan hasil produksi pertanian baik tanaman pangan diarahkan pada kawasan agropolitan sebagai basis pemasaran dan hasil produksi pertanian tanaman pangan yang tersebar pada dataran tinggi Bukit Barisan yaitu : Kecamatan Sipirok, Kecamatan Arse, Kecamatan Aek Bilah. Sementara itu di wilayah kawasan pesisir dikembangkan kawasan agromarine yang diarahkan pada potensi agropertanian, perikanan dan pariwisata di Kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  a. Peruntukan Tanaman Pangan

  Pemanfaatan ruang tanaman pangan bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pengembangan kawasan tanaman pangan berdasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting dan potensi wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya. Beberapa kecamatan yang merupakan lahan beririgasi yang potensial dan perlu dipertahankan sebagai daerah tanaman pangan, antara lain Kec. Sipirok, Batang Angkola, Angkola Timur, Arse, Saipar Dolok Hole, Sayurmatinggi, Tano Tombangan Angkola, Angkola Sangkunur, Batang Toru, Angkola Barat, Angkola Selatan, Muara Batang Toru, Marancar dan Aek Bilah dengan luas kurang lebih 25.457 hektar.

  b. Peruntukan Hortikultura

  Pengembangan hortikultura di Kabupaten Tapanuli Selatan terutama diarahkan untuk sayuran karena adanya kecocokan tanah untuk kegiatan ini, terutama di bagian dataran tinggi. Adapun arahan ruang untuk pengembangan kegiatan hortikultura diarahkan pada daerah-daerah yang berada pada daerah pegunungan dan dataran tinggi, yaitu pada Kecamatan Sipirok, Marancar dan Angkola Barat dengan luas  3.665 Ha.

  c. Peruntukan Perkebunan

  Kegiatan perkebunan terdiri dari perkebunan tanaman rakyat dan perkebunan besar (tanaman tahunan) dengan luas kurang lebih 174.083 Ha, berkembang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan berbagai jenis komoditi, dimana komoditi utama adalah karet.

  Pengembangan perkebunan besar diarahkan ke beberapa lokasi yang sesuai dan memiliki potensi meliputi Kecamatan Angkola Selatan, Batang Toru, Muara Batang Toru dan Saipar Dolok Hole. Sementara rencana pengembangan perkebunan tanaman rakyat tersebar di seluruh kecamatan yang memiliki potensi dan kesesuaian lahan. Adapun rencana pengembangan kawasan perkebunan Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 5.3.

  Adapun rencana pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut:

  1. Kawasan Perkebunan tanaman tahunan meliputi: Kecamatan Arse, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah, Sipirok, Angkola Timur, Batang Angkola, Tano Tombangan Angkola, Sayurmatinggi, Batang Toru, Muara Batang Toru, Marancar, Angkola Barat, Angkola Selatan dan Angkola Sangkunur.

  2. Kawasan Perkebunan tanaman rempah dan penyengar meliputi Kecamatan Arse, Sipirok, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah, Angkola Timur, Batang Angkola Tano Tombangan Angkola, Sayurmatinggi, Batang Toru, Muara Batang Toru, Marancar, Angkola Barat, Angkola Selatan dan Angkola Sangkunur.

3. Kawasan perkebunan tanaman semusim meliputi Kecamatan Batang Angkola, Angkola Selatan, Arse, Sipirok dan Saipar Dolok Hole.

TABEL 5.3 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  Komoditi

No Kawasan Sentra Perkebunan Kawasan Pengembangan Perkebunan

Perkebunan

  1 Karet Batang Toru Tantom Angkola Angkola Selatan Angkola Selatan Angkola Timur Aek Bilah Angkola Sangkunur Muara Batang Toru

  2 Kelapa Sawit Batang Toru Muara Batang Toru Angkola Selatan Angkola Sangkunur

  3 Kakao Marancar Angkola Selatan Batang Angkola Sayurmatinggi Tantom Angkola Angkola Timur

  4 Aren Angkola Timur Tantom Angkola (Konservasi) Saipar Dolok Hole Saipar Dolok Hole Aek Bilah Sipirok Arse

  5 Kopi Sipirok Saipar Dolok Hole Saipar Dolok Hole Angkola Timur (Peremajaan) Arse

  6 Tembakau Sipirok Saipar Dolok Hole Arse

  Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan

  Orientasi pasar komoditi umumnya telah berorientasi pasar lokal, regional dan bahkan nasional seperti kelapa sawit, coklat, karet, kopi. Hal ini membuat pengembangan komoditi perkebunan semakin maju.

4. Kawasan Peruntukan Perternakan

  Kawasan pengembangan jenis ternak besar (sapi dan kerbau) potensial dilakukan di Kecamatan Batang Toru, Muara Batang Toru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Angkola Timur, Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Sipirok, Arse dan Marancar. Kawasan pengembangan jenis ternak kecil (kambing dan domba) tersebar di Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Sayurmatinggi, Batang Angkola, Angkola Timur, Angkola Selatan, Angkola Barat, Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah, Marancar dan Batang Toru. Sementara pengembangan kawasan ternak unggas meliputi Kecamatan Sayurmatinggi, Batang Angkola, Angkola Timur, Sipirok, Arse Angkola Barat dan Batang Toru.

5. Kawasan Peruntukan Perikanan

  Pemanfaatan lahan untuk perikanan budidaya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, sedangkan perikanan tangkap laut belum dikembangkan di kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  Pengembangan pemanfaatan lahan bagi perikanan tangkap atau sebagai bagian dari agromarinepolitan lebih lanjut diarahkan pada kawasan pantai Muara Upu di Kecamatan Muara Batang Toru. Pengembangan perikanan budidaya terutama di Kecamatan Angkola Sangkunur pada Kawasan Wisata Danau Siais.

  a. Peruntukan Perikanan Tangkap Pengembangan Perikanan Laut melalui pola perikanan tangkap di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilakukan dengan penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung perikanan laut antara lain pasar pelelangan ikan, pabrik es batu, dll. Untuk perikanan laut maka arahan pengembangannya dilakukan pada kecamatan yang berada di daerah pesisir barat, yaitu Kecamatan Muara Batang Toru.

  b. Peruntukan Perikanan Budidaya

  Pengembangan budidaya perikanan dilakukan dengan memanfaatkan aliran-aliran sungai dan danau yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan. Adapun arahan ruang yang tepat untuk pengembangan kegiatan perikanan darat diarahkan di sungai Batang Toru, sungai Garoga yang terletak di Kecamatan Muara Batang Toru dan Danau Siais, dan pengembangan lainnya pada lahan basah pada daerah Kecamatan Batang Angkola, Sipirok, Arse dan Marancar. Selain perikanan darat dan perikanan laut, sebenarnya terdapat pola penggabungan dari keduanya yang biasa disebut dengan perikanan air payau/tambak. Jenis kegiatan ini juga dapat dilakukan di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, terutama pada daerah-daerah yang merupakan daerah pertemuan antara sungai dan laut (muara sungai).

  c. Peruntukan Pengolahan Ikan

  Selain usaha penangkapan ikan, terdapat juga usaha pengeringan ikan dengan cara pengasapan ikan (Ikan sale) terdapat di Kecamatan Angkola Sangkunur sekitaran Danau Siais. Usaha ini baik untuk mengawetkan ikan sehingga dapat disimpan dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama, terutama untuk konsumsi ekspor.

6. Kawasan Peruntukan Pertambangan

  Kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi industri pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun akan segera dilakukan kegiatan penambangan. Untuk pengembangan potensi pertambangan yang terdapat di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, perlu disusun skala prioritas terhadap bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Ketersediaan potensi pertambangan dan lokasinya

  2. Kondisi dan Kebutuhan Daerah 3. Pangsa Pasar.

  Beberapa komoditi yang menonjol untuk dikembangkan adalah : bahan galian mineral logam, bahan galian mineral bukan logam dan batuan (galian Golongan C), bahan galian minyak dan gas bumi. Adapun potensi pengembangan pertambangan berdasarkan komoditi yang dimaksud dilihat pada Tabel 5.4.

7. Kawasan Peruntukan Industri

  Rencana kawasan industri di Kabupaten Tapanuli Selatan yang dirinci meliputi kawasan:

  1. Industri Kecil di Kecamatan Sipirok dan Batangtoru meliputi :

  • Industri Pangan - Industri Sandang dan Kerajinan Umum

  2. Industri Menengah di Kecamatan Batang Angkola meliputi:

  • Industri Pengolahan Salak - Industri Pengolahan Coklat - Industry Logam dan Pandai Besi - Industri Furniture

  3. Industri Besar di Kecamatan Muara Batangtoru

  • Industri Pengolahan Kelapa Sawit - Industri Pengolahan Karet.

  Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan kawasan industry di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

8. Kawasan Peruntukan Pariwisata

  Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas pariwisata alam, pariwisata budaya dan pariwisata minat khusus memiliki fungsi antara lain untuk memperkenalkan, mendayagunakan dan melestarikan nilai-nilai sejarah budaya lokal dan keindahan alam. Pengembangan kawasan budidaya pariwisata dilakukan pada kawasan yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pariwisata dengan memperhatikan Destinasi Pengembangan Wisata (DPW) dan pada kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya serta kawasan lainnya.

a. Peruntukan Pariwisata Budaya

  Wisata Budaya merupakan salah satu tujuan wisata bersejarah dimana wisata tersebut merupakan daya tarik bangunan bersejarah karena pariwisata budaya adalah peninggalan nenek moyang kita terdahulu, meliputi : 1. Batu Nanggar Jati terletak di desa Saba Padang Kecamatan Arse.

  2. Bagas Godang di Kecamatan Sipirok 3. Mesjid Raya Sri Alam Dunia Sipirok Mashalih di Kecamatan Sipirok.

  4. Gereja tertua di Kabupaten Tapanuli Selatan di Desa Parau Sorat Kecamatan Sipirok.

  5. Candi Batara Wisnu di Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole.

b. Peruntukan Pariwisata Alam

  Wisata alam merupakan jenis wisata yang mengandalkan daya tarik keindahan bentukan alam, dapat berupa pantai, laut, danau, pegunungan, flora, fauna, dan lain sebagainya :

  1. Kawasan Danau Siais di Kecamatan Angkola Sangkunur, Danau Siais adalah sebuah ulkanik.

  2. Kawasan pesisir pantai yang dikembangkan sebagai kawasan wisata agromarine adalah kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  3. Kawasan air terjun Aek Sijornih Kecamatan Sayur matinggi.

  4. Kawasan air panas di Kecamatan Sipirok.

  5. Danau Marsabut di Kecamatan Sipirok.

  6. Pemandian Alam Parsariran di Kecamatan Batang toru.

  7. Ikan keramat di Dominasi Ikan Jurung (merah) ini berada disungai kecil yang mengalir di Desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur.

  8. Air terjun Sampuran Napitu ( Sampuran Tujuh tingkat) di Kecamatan Saipar Dolok Hole.

  9. Taman bunga Desa Situnggaling Kecamatan Saipar Dolok Hole.

  10. Wisata alam gunung Sibual-buali di Cagar Alam Sibual-buali. Objek wisata lain yang belum dikembangkan secara optimal di Kabupaten Tapanuli Selatan antara lain :

  1. Tor Simago-mago di Kecamatan Sipirok

  2. Kawah Harite pada Suaka Alam Dolok Sibual-buali 3. Air Terjun Sigorpa di Kecamatan Aek Bilah.

  9. Kawasan Peruntukan Permukiman

  Pemanfaatan ruang kawasan permukiman dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan:

  a. Terciptanya kegiatan permukiman yang memiliki aksesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai sehingga perlu disesuaikan dengan rencana struktur tata ruangnya dan tingkat pelayanan wilayah (struktur/hirarki kota); permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan b. Menyediakan perkembangannya; c. Menciptakan aktivitas sosial ekonomi yang harmonis dengan seluruh komponen pengembangan wilayah seperti dengan aktivitas perdagangan dan jasa, industri, pertanian, dan lain-lain; Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi antara lain:

  a. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial; b. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga; Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka rencana pola pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman dapat dikembangkan sebagai berikut:

a. Peruntukan Permukiman Perkotaan

  Arahan pengembangan kawasan perkotaan adalah sebagai berikut :

  1. Pengembangan sistem perkotaan diarahkan mengikuti hirarki fungsional yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang dan pusat pelayanan wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

  2. Kota-kota Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kabupaten Tapanuli Selatan dikembangkan dengan intensitas sedang. Pusat koleksi/distribusi sekunder dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya. Prioritas kegiatan yang dikembangkan meliputi kegiatan primer dan sekunder seperti pusat perkantoran pemerintahan, sektor pertanian dan perdagangan serta jasa dengan skala pelayanan lokal dan tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan aktifitas sekunder dan tersier dengan skala pelayanan regional.

  3. Pusat koleksi/distribusi tersier dikembangkan sebagai pusat pengumpul dan pengolah hasil pertanian rakyat di wilayah sekitarnya dengan dukungan feeder-road dari pusat pengumpul ke sentra-sentra penghasil sumberdaya alam, serta akses menuju jaringan yang menghubungkan kota-kota sekunder dan primer. Prioritas pengembangan kota-kota tersier adalah aktifitas sektor sekunder atau pengolahan berskala lokal yang mendukung pengembangan sektor primer di wilayah hinterlandnya.

4. Penyediaan prasarana dan sarana perkotaan ditujukan untuk mendukung berbagai kegiatan penduduk di wilayah tersebut dan disesuaikan dengan skala pelayanannya.

  Pengembangan kawasan permukiman perkotaan utama direncanakan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam hal ini adalah di Kecamatan Sipirok dan Kecamatan Batangtoru serta di pusat kegiatan promosi (PKLp) Pintu Padang.

b. Peruntukan Permukiman Perdesaan

  Kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan permukiman skala kecil yang ditujukan sebagai pusat kegiatan dalam suatu wilayah pertanian tertentu. Kawasan ini berfungsi sebagai pusat koleksi pertama dalam rantai produksi pertanian. Oleh karena itu kawasan permukiman perdesaan berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian skala lokal. Dalam pelaksanaannya, pengembangan kawasan permukiman perdesaan Kabupaten Tapanuli Selatan diarahkan diluar PKL dan PKLp.

10. Kawasan Peruntukan Lainnya

a. Kawasan Pesisir

  Pengembangan kawasan pesisir dan kelautan diarahkan pada :

  1. Pengembangan dan meningkatkan produksi perikanan tangkap laut di pantai Barat Kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  2. Pengembangan kegiatan pertambakan dan pertambakan rakyat yang berwawasan lingkungan di pantai Barat Kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  3. Pengembangan kawasan wisata bahari termasuk pengembangan promosi pariwisata, Kawasan Muara Upu Kecamatan Muara Batang Toru.

  4. Mengembangkan sarana dan prasarana bagi peningkatan kegiatan perikanan meliputi pelabuhan perikanan, prasarana transportasi dari lokasi sumberdaya laut ke lokasi koleksi dan distribusi, sarana transportasi laut, jaringan irigasi tambak, alat penangkapan ikan, pakan, pupuk, pengelolaan pembibitan ikan terpadu, dan tempat pelelangan ikan di Kawasan Pantai Muara Upu Kecamatan Muara batang Toru.

  5. Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan di sentra-sentra perikanan melalui melalui pengembangan teknologi penangkapan ikan dan pengolahan hasil tangkapan ikan yang lebih baik tanpa mengganggu atau merusak ekosistem laut.

  6. Meningkatkan prasarana dan sarana bagi permukiman nelayan.

  7. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana pelabuhan yang mendukung kegiatan pertambangan di Kecamatan Batang Toru.

  8. Meningkatkan pengamanan kawasan laut dari pencurian ikan serta pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya pesisir laut dan pulau-pulau kecil.

b. Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan

  Kawasan Pertahanan dan Keamanan di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi:

  1. Kantor Kepolisian Resort (Polres) Tapanuli Selatan;

  2. Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) tersebar di setiap ibukota kecamatan; dan 3. Kantor koramil tersebar disetiap ibukota kecamatan.

TABEL 5.4 POTENSI PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  Batang Angkola Tano Tombangan Angkola

  12 Zeolit 544,76 Marancar dan Sipirok

  6 Granit 2,513.23 Sayurmatinggi, Batang Angkola

  5 Bentonit 824.73 Sipirok, Saipar Dolok Hole

  4 Batu Sungai 100.60 Angkola Barat, Batang Toru, Angkola Selatan, Batang Angkola

  

3 Batu Pasir 2,171.00 Batang Angkola, Batang Toru, Angkola

Selatan dan Arse

  

2 Andesit 3,613.00 Angkola Barat, Angkola Selatan, Batang

Toru, Sipirok, Saipar Dolok Hole dan Marancar

  1 Batu Bara 1,457.09 Angkola Timur Angkola Selatan Tano Tombangan Angkola

  8 Tembaga Perlu Kajian Pemetaan Lebih Lanjut B Mineral Non Logam dan Batuan

  7 Biji Besi Perlu Kajian Pemetaan Lebih Lanjut Sayurmatinggi

  No Potensi Luas (Ha) Lokasi (Kecamatan) A Mineral Logam

  6 Galena Berasosiasi Tembaga 562.42 Sipirok Dolok Hole Batang Angkola

  Angkola Selatan Marancar

  5 Timah Hitam Perlu Kajian Pemetaan Lebih Lanjut Tantom Angkola

  4 Seng 271.08 Arse Sipirok

  3 Galena-Perak 2,606.36 Batang Toru Batang Angkola Sayurmatinggi

  Angkola Selatan Batang Angkola

  2 Emas Berasosiasi dengan Galena 1,692.96 Batang Toru Sipirok

  1 Emas Murni 4,152.11 Batang Toru Muara Batang Toru

  13 Onix Perlu Kajian Pemetaan Lebih Lanjut Sayurmatinggi

TABEL 5.5 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  

No Jenis Industri Lokasi Luas (Ha)

2. Pangan PKL Batang Toru

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan sesuai dengan ketentuan sistem perkotaan nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Sedangkan penentuan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2031.

  b. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan; Pusat-pusat lain di dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

  a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan;

  Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, yang terdiri atas:

  Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan

  3. Industri Besar PKL Muara Batang Toru 250 - 500 a Pengolahan Kelapa Sawit b Pengolahan Karet

  b. Furniture

  a. Logam dan pandai Besi

  g. pengolahan Coklat

  f. Pengolahan Salak

  e. Pengolahan Ikan

  d. Pengolahan Kopi

  c. Tempe

  a. Makanan Ringan (Kerupuk, Keripik, Roti dll) b. Tahun

  e. Gerabah/Keramik Hiasan

  d. Manik-manik dan Perlengkapan Adat

  c. Bordir/Sulaman

  b. Pemintalan Benang Sutera

  a. Tenun dan Produk Tenun

  1. Sandang dan Kerajinan PKL Sipirok 50 - 100

  1 Industri Kecil

2. Industri Menengah PKLp Pintu Padang 100 - 200

5.2.2 Arahan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Tapanuli Selatan

  1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

  Pada dasarnya Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan usulan pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, setelah dikonsultasikan dengan Menteri Pekerjaan Umum. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan kriteri; a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

  Berdasarkan kriteria diatas serta memperhatikan perkembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Tapanuli Selatan yang mempunyai potensi perkembangan yang cukup pesat serta memperhatikan arahan struktur ruang provinsi sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2031, maka kawasan perkotaan di Kabupaten Tapanuli Selatan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah Sipirok, Batang Toru, dan Pintu Padang diusulkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).

  Sipirok awalnya adalah merupakan ibukota kecamatan, namun setelah adanya pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan maka Sipirok ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan statusnya sebagai Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan maka fungsi dan peranan dari Sipirok juga akan semakin besar, sehingga fungsi utama yang akan dikembangkan pada kawasan perkotaan Sipirok adalah :

   pusat pemerintahan kabupaten;  pusat perdagangan dan jasa;  industri pengolahan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan;  pusat permukiman;  pusat pelayanan pendidikan, kesehatan dan pariwisata.

  2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

  Penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Tapanuli Selatan ditetapkan berdasarkan pertimbangan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan, kemudahan aksesisibiltas dan dukungan sarana dan prasarana yang ada. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Tapanuli Selatan yang telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan adalah Ibukota kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

  3 3 . . P P u u s s a a t t P P e e l l a a y y a a n n a a n n L L i i n n g g k k u u n n g g a a n n ( ( P P P P L L ) )

  Pusat Pelayanan Lingkungan yang ditetapkan adalah desa-desa diluar PKL dan PPK yang ditentukan berdasarkan fungsi dan potensi masing-masing desa. Desa-desa yang mempunyai potensi besar untuk berkembang dan telah mempunyai sarana dan prasarana lingkungan yang memadai dan dapat melayani beberapa desa disekitarnya akan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Untuk lebih jelasnya, Rencana Struktur Ruang Wilayah untuk Kabupaten Tapanuli Selatan ditunjukkan oleh Tabel 5.6 dan Tabel 5.7.

TABEL 5.6 RENCANA SISTEM PERKOTAAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN PKL PPK PPL

  Sipirok Pargarutan Sipangimbar

Arse nauli

Biru Batang Toru Sitinjak Marancar Hutaraja

Simataniari

  Pintu Padang Simarpinggan Sayurmatinggi

Situmba TT

Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan

TABEL 5.7 RENCANA SISTEM PERKOTAAN PER KECAMATAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  No Kecamatan Ibukota Kecamatan Hirarki/Fungsi Potensi Pengembangan Kecamatan

1 Sipirok Sipirok PKL

  a. Perdagangan dan Jasa

  b. Industri

  c. Transportasi

  d. Pariwisata

  e. Pertambangan

  f. Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah g. Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering h. Perkantoran i. Pemerintahan kabupaten/ kecamatan j. Pusat pelayanan kesehatan

  2 Batang Toru Batang Toru PKL

  a. Pertambangan

  b. Pertanian Tanaman Pangan

  c. Perkebunan

  d. Industri

  e. Transportasi

  3 Batang Angkola Pintu Padang PKLp

  a. Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah b. Perkebunan

  c. Perikanan

  d. Perdagangan dan Jasa

  e. Industri

  f. Permukiman

  g. Transportasi

4 Angkola Timur Pargarutan PPK

  a. Pertanian Tanaman Pangan

  b. Industri

  c. Perkebunan

  5 Angkola Selatan Simarpinggan PPK

  a. Industri