BAB V KETERPADUAN STARTEGI PENGEMBANGAN KOTA MADIUN - DOCRPIJM 5fed12ff7d BAB VBAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

BAB V KETERPADUAN STARTEGI PENGEMBANGAN KOTA MADIUN

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun

  5.1.1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan

  5.1.1.1. Peran Kota Madiun dalam Lingkup Regional

  a. Dalam Lingkup Nasional Arahan Sistem Perkotaan Nasional adalah sebagai PKW, untuk meningkatkan fungsi Kota Madiun sebagai PKW maka arahan pengembangan adalah sebagai berikut:

  1. Mengembangkan jalan lingkar

  2. Pengembagan perdagangan modern dan jasa pelayanan kota pada pusat pelayanan kota sekaligus sebagai kaw asan w isata belanja

  3. Mengembangkan pendidikan khusus perkeretaapian di SPPK I

  4. Mengembangkan kaw asan industri pada bagian utara kota Arahan pengembangan kaw asan andalan nasional dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, perkebunan dan pariw isata. Untuk menunjang pengembangan fungsi tersebut maka arahan pengembangan pada kaw asna ini meliputi:

  1. Mengembangkan pasar induk yang menyatu dengan perdagangan modern

  2. Mengembangkan jalan lingkar kota dan jalan kolektor, lokal primer pada kaw asan sekitarnya b. Dalam Lingkup Jaw a Timur Peranan Kota Madiun dilihat dalam lingkup perkembangan Propinsi Jaw a Timur, meliputi:

  1. Arahan pengembangan sistem perkotaan Jaw a Timur adalah sebagai PKW;

  2. Arahan pengembangan sistem perw ilayaan, termasuk dalam WP Madiun dan sekitarnya, dengan fungsi pertanian tanaman pangan, perkebunan, holtikultura,

  BABI V kehutanan, peternakan, pertambangan, pariw isata, pendidikan, kesehatan dan industri. Fungsi pusat pengembagan adalah pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri, pendidikan dan kesehatan.

  5.2.2.2. Rencana Pusat Kegiatan Pelayanan

  a. Sistem Perkotaan Rencana pusat kegiatan pelayanan terdiri dari pembagian pola struktur pusat kegiatan pelayanan yang berdasarkan pusat kota dan pembagian bagian w ilayah kota. Pembagian pola struktur ruang meggunakan pola Struktur Pusat Banyak Berjenjang (Multiple Nuklei) dengan pertimbangan:

  1. Konsep kepusatan yang lebih dari satu dan berjenjang (hierarki) diasumsikan akan lebih mampu untuk memfilter terjadinya arus pergerakan tarikan dari pusat-pusat bangkitan secara berlebihan ke pusat kota.

  2. Konsep ini relatif lebih memberdayakan fungsi pusat-pusat yang akan dibentuk, terlebih pada pusat dengan hierarki paling baw ah.

  3. Dengan konsep ini pemerataan pembangunan akan dapat terdistribusikan secara merata sampai ke tingkat paling baw ah.

  4. Pusat pelayanan hierarki baw ah akan lebih dapat memaksimalkan potensinya dan meminimalisir ketergantungan pada pusat hierarki di atasnya. Berdasarkan kondisi yang ada sekarang, secara spatial perkembangan pola penggunaan tanah di Kota Madiun masih tetap menunjukkan kecenderungan perkembangan pada jalan utama kota terutama perkembangan ke arah utara, selatan, dan timur, mulai dari Terminal Purboyo dan Pabrik Gula Redjo Agung di Jl. Yos Sudarso ke arah selatan yaitu ke kaw asan perdagangan di Jl. H. Agus Salim, Jl. Cokroaminoto, dan Jl. Ponorogo serta dari pusat kota yaitu di sekitar Aloon-Aloon Kota Madiun di Jl. Kolonel Marhadi ke arah timur yaitu sampai di sekitar Jl. Setia Budi. Sedangkan perkembangan yang ke arah barat masih kurang pesat. Pola penggunaan lahan yang ada di Kota Madiun secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Pusat Pelayanan Kota (Pelayanan Skala Kota dan Regional)  Meliputi wilayah sebagian Kecamatan Manguharjo yaitu Kelurahan Pangongangan dan Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Kartoharjo yaitu Kelurahan Kartoharjo dan Oro-oro Ombo, dan Kecamatan Taman yaitu Kelurahan Nambangan Lor, Kelurahan Kejuron, dan Kelurahan Taman khususnya yaitu di sekitar Aloon-Aloon kota, sepanjang Jl. Panglima Sudirman, Jl. H. Agus Salim, Jl. Pahlaw an, dan

  BABI V Jl. Cokroaminoto. Kegiatan yang terdapat di pusat kota ini berupa kegiatan perdagangan dan jasa serta pelayanan umum (perkantoran dan fasilitas sosial). Pusat kota merupakan kaw asan yang memiliki intensitas perkembangan yang tinggi, kepadatan penduduk pada kaw asan permukiman yang tinggi, dan transportasi terpadat. Kecenderungan yang terjadi pada w ilayah pusat kota ini di masa mendatang adalah bergesernya kegiatan pelayanan umum menjadi kegiatan komersial (perdagangan dan jasa), selain itu ada kemungkinan meluasnya w ilayah pusat kota yang ditandai dengan perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa pada jalur-jalur utama w ilayah kota.  Keberadaan pusat kota ini tidak hanya melayani wilayahnya saja tetapi saat ini masih sebagai sentra pelayanan seluruh Kota Madiun karena pusat pelayanan yang lainnya belum berkembang secara maksimal. Sebagai pusat kegiatan dan orientasi utama Kota Madiun dalam hal ini merupakan pusat kota sehingga fasilitas yang ada telah berkembang secara maksimal. I ni berarti pergerakan utama kota akan menuju ke tempat ini sehingga lebih lanjut v olume lalu lintas akan tinggi pada kaw asan ini.

   Pusat Pelayanan kota berlokasi di sekitar Jl. Panglima Sudirman dan pertemuan dengan Jl. Cokroaminoto, Jl. Pahlaw an dan Jl. H. Agus Salim, dengan kegiatan utama yaitu berupa kegiatan komersial (perdagangan dan jasa) skala regional dan pelayanan umum (perkantoran dan fasilitas sosial).

  Selain sebagai pusat kota, w ilayah ini memiliki intensitas perkembangan yang cukup tinggi, kepadatan penduduk pada kaw asan permukiman juga cukup tinggi, pertumbuhan fasilitas pelayanan umum, serta sirkulasi lalu lintas cukup padat pada jam-jam tertentu (traffic jam). Sesuai dengan perkembangan penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat di Kota Madiun, pada kaw asan pusat kota ini telah terdapat perubahan yang tinggi yaitu dengan munculnya pola superblok pada beberapa bagian dalam bentuk plasa ataupun peningkatan intensitas pada kaw asan perdagangan. Gejala yang ada menunjukkan bahw a perkembangan kegiatan komersial ini akan

  BABI V

  BABI V

  semakin meningkat intensitasnya pada masa yang akan datang sehingga secara v isual pada bagian pusat kota ini kenampakannya akan bergeser pada pusat kegiatan komersial dibandingkan dengan fasilitas sosial dan perkantoran/jasa.

   Untuk saat ini Pusat Pelayanan kota sudah mulai mengalami perkembangan ke arah utara dan selatan. Hal ini ditandai dengan adanya bangunan-bangunan baru yang nantinya berfungsi sebagai fasilitas perdagangan seperti misalnya pusat perdagangan grosir serta semakin menjamurnya fasilitas perdagangan baik yang berupa bangunan permanen maupun Pedagang Kaki Lima (PK-5). Untuk jenis fasilitas perdagangan yang ada di sepanjang Jl. Pahlaw an ke arah utara, umumnya jenis barang yang diperdagangkan merupakan alat-alat yang menunjang perkantoran yang ada di sekitar Jl. Pahlaw an, karena hampir semua fasilitas perkantoran utama, seperti kantor pembantu gubernur, kantor bupati, kantor polisi, dan kantor dinas- dinas lainnya banyak tersebar di sepanjang jalan ini.

   Memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa skala regional, industri, pendidikan, fasilitas kesehatan skala regional dan pusat pelayanan pariw isata.

  2. Sub Pusat Pelayanan Kota Sesuai dengan penetapan orde kota untuk w ilayah Kota Madiun, maka sistem dan

  fungsi perwilayahan st rykt ur

  ruang di Kota Madiun yang terbagi dibagi menjadi 3 (tiga) Sub Pusat Pelayanan Kota yang telah disesuaikan dengan w ilayah administrasi Kota Madiun. Masing-masing Sub Pusat Pelayanan Kota akan memiliki fungsi dan peran sesuai dengan potensi yang dimikinya, serta arahan kegiatan utama berdasarkan kegiatan dominan yang mungkin dikembangkan di w ilayah pengembangan masing-masing. Pembagian struktur pelayanan/kegiatan dari masing-masing sub pusat pelayanan dalam Kegiatan Fungsi Primer (F1) dan Fungsi Sekunder (F2), didasarkan hasil arahan, kondisi eksisting, dan trend (prediksi) yang didasarkan pada batas administrasi, sebagai berikut:

   Sub Pusat Pelayanan Kota I (Manguharjo), diarahkan untuk kegiatan Fungsi Primer (F1) kegiatan industri besar, kecil, dan rumah tangga maupun Fungsi Sekunder (F2) perdagangan dan jasa, pendidikan, perumahan, kesehatan, peribadatan, perhubungan, pariwisata, pendidikan, cagar budaya, dan kaw asan khusus, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, pertanian, dan sebagian kecil untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)/konserv asi.

  Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Sub Pusat Pelayanan Kota I ini adalah:

  1. Pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan skala kecamatan;

  2. Pengembangan kegiatan industri skala regional;

  3. Pengembangan kegiatan perhubungan melalui pengembangan terminal angkutan, stasiun, dan terminal kargo;

  4. Pengembangan kegiatan pendidikan skala regional;

  5. Pengembangan perumahan kepadatan rendah; 6. Pengembangan kaw asan konserv asi rel KA dan DAS Kali Madiun.

  

   Sub Pusat Pelayanan Kota II (Kartoharjo), diarahkan untuk kegiatan Fungsi Primer (F1) berupa kegiatan industri dan Fungsi Sekunder (F2) sebagian besar pada fungsi lindung untuk RTH dan daerah resapan air, perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perkantoran, olah raga, perdagangan, dan sebagian kecil untuk sentra industri kerajinan dan pariw isata. Pengembangan pusat pelayanan di Sub Pusat Pelayanan Kota I I yaitu di Kelurahan Oro-Oro Ombo dan Kelurahan Klegen. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Sub Pusat Pelayanan Kota I I ini adalah:

  1. Pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan skala kecamatan;

  2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala regional;

  3. Pengembangan perumahan berkepadatan sedang;

  4. Pengembangan sarana olahraga;

  BABI V

  BABI V

  5. Pengembangan pelayanan kesehatan skala regional; dan 6. Pengembangan kegiatan pendidikan skala regional.

  

   Sub Pusat Pelayanan Kota III (Taman) diarahkan untuk kegiatan Fungsi Primer (F1) berupa kegiatan industri besar, kecil, dan rumah tangga serta (Fungsi Sekunder (F2) perumahan, pendidikan, perkantoran, peribadatan, kesehatan, perdagangan dan jasa, pariw isata budaya (cagar budaya), pertanian, dan sebagian kecil untuk RTH/konservasi. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Sub Pusat Pelayanan Kota I I I ini adalah:

  1. Pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan skala kota;

  2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional;

  3. Pengembangan fasilitas pendidikan skala regional;

  4. Pengembangan kegiatan industri kecil dan rumah tangga;

  5. Pengembangan perumahan berkepadatan sedang-tinggi; dan 6. Pengembangan kaw asan militer.

  

Tabel 5. 1 Pembagian Sub Pusat Pelayanan Kota Madiun Tahun 2010-2030

BABI V

  BABI V

  b. Rencana Sistem Prasarana Kota

  1. Prasarana Jalan Jaringan jalan yang ada di Kota Madiun secara regional terletak pada pusat jaringan jalan Kabupaten Madiun, sehingga Kota Madiun dalam hal ini berfungsi sebagai terminal jasa distribusi bagi pengembangan w ilayah dan juga sebagai pencapaian terhadap berbagai macam kebutuhan bagi daerah hinterland Kota Madiun.

  Sedangkan tingkat aksesibilitas jaringan transportasi di Kota Madiun berdasarkan kondisi eksisting antara lain:  Di Kota Madiun yang berfungsi sebagai jalan akses utara-selatan adalah:

  Dari arah utara-selatan 1. Jl. Yos Sudarso, Jl. Basuki Rahmad, Jl. Thamrin, Jl. Letjen Haryono, Jl. Mayjen.

  Panjaitan sampai ke Jl. Ponorogo 2. Jl. Yos Sudarso, Jl. Pahlaw an, Jl. Cokroaminoto, Jl. Musi, Jl. Trunojoyo, Jl. Soekarno Hatta sampai ke Jl. Ponorogo

  3. Jl. Yos Sudarso - Jalan Lingkar Barat - Jl. Urip Sumoharjo Dari arah selatan-utara

  1. Jl. Ponorogo, Jl. Soekarno Hatta, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Kolonel Marhadi, Jl. Pahlaw an sampai ke Jl. Yos Sudarso

  2. Jl. Ponorogo, Jl. Soekarno Hatta, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Kolonel Marhadi, Jl. Pahlaw an, Jl. Yos Sudarso sampai ke Jl. Basuki Rahmad 3. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl.

  Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an sampai ke Jl. Yos Sudarso 4. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an, sampai ke Jl. Yos Sudarso, dari Jl. Basuki Rahmad ke Jl. Yos Sudarso - Jalan Lingkar Barat - Jl. Urip Sumoharjo 5. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an sampai ke Jl. Yos Sudarso 6. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an, sampai ke Jl. Yos Sudarso, dari Jl. Basuki Rahmad ke Jl. Yos Sudarso - Jalan Lingkar Barat - Jl. Urip Sumoharjo

  7. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl.

  Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an sampai ke Jl. Yos Sudarso 8. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an, sampai ke Jl. Yos Sudarso, dari Jl. Basuki Rahmad ke Jl. Yos Sudarso - Jalan Lingkar Barat - Jl. Urip Sumoharjo

   Jaringan jalan di Kota Madiun yang berfungsi sebagai jalan akses barat-timur adalah: Dari arah barat-timur 1. Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Kolonel Marhadi, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Mastrip, Jl.

  Setia Budi sampai ke Jl. Pucang Rejo Dari arah timur-barat 1. Jl. Pucang Rejo, Jl. Setia Budi, Jl. Mastrip, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Dr.

  Sutomo, Jl. Jaw a, Jl. Ahmad Yani, Jl. Kolonel Marhadi sampai ke Jl. Urip Sumoharjo 2. Jl. Pucang Rejo, Jl. Setia Budi, Jl. Mastrip, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Dr.

  Sutomo, Jl. Jaw a, Jl. Pahlaw an, Jl. Cokroaminoto, Jl. Mayjen. Sungkono sampai ke Jl. Urip Sumoharjo.

  3. Jl. Pucang Rejo, Jl. Setia Budi, Jl. Mastrip, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Dr.

  Sutomo, Jl. Sulaw esi, Jl. Pahlaw an, Jl. Cokroaminoto, Jl. Mayjen. Sungkono sampai ke Jl. Urip Sumoharjo

  4. Jl. Pucang Rejo, Jl. Setia Budi, Jl. Letjen. Haryono, Jl. Mayjen. Panjaitan, Jl.

  Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Hayam Wuruk sampai ke Jl. Urip Sumoharjo 5. Jl. Pucang Rejo, Jl. Setia Budi, Jl. Letjen. Haryono, Jl. Mayjen. Panjaitan, Jl.

  Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono sampai ke Jl. Urip Sumoharjo

   Jaringan jalan di Kota Madiun yang berfungsi sebagai jalan akses barat-utara adalah:

  1. Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Kolonel Marhadi, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an, Jl. Yos Sudarso sampai ke Jl. Basuki Rahmad

  BABI V

  BABI V

  2. Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Kolonel Marhadi, Jl. Ahmad Yani, Jl. Pahlaw an sampai ke Jl. Yos Sudarso  Jaringan jalan di Kota Madiun yang berfungsi sebagai jalan akses Selatan-

  Barat adalah:

  1. Jl. Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Hayam Wuruk sampai ke Jl. Urip Sumoharjo

   Jaringan jalan di Kota Madiun yang berfungsi sebagai jalan akses Utara-Barat adalah: 1. Jl. Basuki Rahmad, Jl. Thamrin, Jl. Letjen. Haryono, Jl. Mayjen. Panjaitan, Jl.

  Ponorogo, Jl. Trunojoyo, Jl. H. Agus Salim, Jl. Mayjen. Sungkono, Jl. Hayam Wuruk sampai ke Jl. Urip Sumoharjo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.5 Rencana Struktur Jaringan Jalan kota Madiun.

  2. Relokasi rel KA di Jl. Yos sudarso ke w ilayah Sukosari

  3. Menyetujui adanya pengembangan Ringroad Timur untuk memecah kemacetan dalam kota

  4. Menghidupkan kembali rel komuter Madiun - Ponorogo sesuai RTRWP

  2. Rencana Jaringan Prasarana Energi Jaringan listrik yang digunakan untuk mensuplai penduduk Kota Madiun berasal dari jaringan interkoneksi Jaw a Bali. Pelayanan akan pemenuhan kebutuhan listrik telah merata hampir di semua w ilayah Kota Madiun. Prediksi kebutuhan listrik diperoleh berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan perumahan dengan mengkoneksikannya terhadap besaran kapling kebutuhan listrik dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:

   Rumah kapling besar 1300 VA  Rumah kapling sedang 900 VA  Rumah kapling kecil 450 VA  Non perumahan 25% dari perumahan  Perdagangan dan jasa 10% dari perumahan  Fasilitas umum dan sosial 15% dari perumahan Sementara untuk jaringan distribusinya mencakup bagian sebagai berikut:

   Jaringan Sekunder yaitu jaringan distribusi tegangan rendah dengan sistem tegangan 220/380 V.  Jaringan Primer yaitu jaringan distribusi tegangan menengah yang diarahkan pada sistem tegangan 20 KV. Jaringan ini diletakkan pada jaringan jalan utama dengan menggunakan tiang beton setinggi 15 meter.

   Gardu Distribusi yaitu untuk menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi 220/380 V dan didistribusikan melalui jaringan tegangan rendah.  Pengembangan gardu induk Manisrejo di JAlan Tanjung Manis. Prakonstruksi jaringan listrik yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:  Peremajaan jaringan dan mengganti jaringan distribusi hantaran udara kaw at terbuka menjadi jaringan distribusi kabel udara yang disesuaikan dengan kondisi lahan.

   Menambah jaringan distribusi baru khususnya saluran udara tegangan rendah untuk perumahan baru di semua blok perencanaan.  Penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang melayani beban lama dan juga untuk beban yang baru.  Penambahan gardu yang baru disesuaikan dengan peningktan kebutuhan daya listrik dan tumbuhnya pusat beban yang baru.

   Pemasangan lampu penerangan jalan pada t iang dist ribusi t egangan

  rendah dengan posisi selang sat u t iang 50 met er. Pemasangan lampu ini

  dapat dipasang terutama untuk lampu penerangan utama (Merkuri 500 VA)di jalan utama.  Untuk pekerjaan instalasi pada bangunan disarankan pemasangan kawat pada pemakaian pipa tidak melanggar ketentuan Peraturan Umum I nstalasi Listrik (PUIL) 1997.

  Kota Madiun dilew ati oleh Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), adapun kaw asan yang dilew ati adalah Kelurahan Sogaten, Kelurahan Ngegong, Kelurahan Manguharjo, Kelurahan Kelun, dan Kelurahan Taw angrejo. Oleh karena itu perlu arahan pengembangan untuk sempadan SUTT dengan cara:

   Untuk sempadan penyaluran tegangan listrik ditetapkan 19-25 meter dari titik tengah gaw ang menara.  Sepanjang kanan kiri lahan kosong ditanami dengan pepohonan dan difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau ( RTH).

  BABI V

   Penduduk disarankan tidak berada di luar rumah terutama pada malam hari, karena pada saat itu arus yang mengalir pada kaw at penghantar SUTT lebih tinggi dari pada siang hari.

  Pengembangan sistem jaringan listrik SUTM dan SUTR diarahkan mengikuti jalan kolektor dan jalan lokal yang dimanfaatkan sebagai sirkulasi utama di lingkungan permukiman.Alternatif energi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber energy antara lain:Potensi Energi Matahari, Tenaga matahari tersedia luas, dengan solar cell dapat dihasilkan listrik skala terbatas. Namun harga per KVA listrik tenaga solar sangat mahal dan tidak mungkin dibebankan ke keluarga sederhana. Pemanfaatan energi matahari dimanfaatkan untuk penerangan rumah penduduk.

  3. Rencana Jaringan Prasarana Telekomunikasi Komunikasi merupakan kebutuhan yang penting pada saat ini. Berkembangnya komunikasi yang pesat ini ditandai dengan semakin memasyarakatnya penggunaan telepon seluler dan makin semaraknya operator yang melayani pengguna telepon jenis ini. Kebutuhan prasarana komunikasi telepon dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi di w ilayah Kota Madiun akan mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduknya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan dengan adanya penambahan jumlah satuan sambungan telepon, penambahan Sentral Telepon Otomat (STO), maupun telepon umum serta perbaikan-perbaikan pada sistem pelayanan yang ada. Kebutuhan akan fasilitas telepon di w ilayah Kota Madiun pada dasarnya diambil asumsi yang sama dengan pemenuhan sarana kelistrikan akan tetapi standar kebutuhannya saja yang berlainan. Proyeksi untuk fasilitas telepon ini terdiri atas telepon pribadi dan umum.

  Untuk 20 tahun mendatang teknologi tentunya semakin canggih dan berkembang secara signifikan, mengingat juga perkembangan penduduk yang semakin pesat. Perkembangan telepon bergerak yang semakin turun harganya bertambah populer/diminati orang dan layanannya pun bertambah bukan saja suara tapi juga data, fax, dan personal interactiv e v ideo serv ice.

   Generasi ke-3/Third-Generation Technology (3G) dikenal dengan nama Univ ersal Mobile Telecommunication Services (UMTS) yang dapat memberikan akses terhadap Broadband I ntegrated Services Digital Network (B-I SDN) dan layanan multimedia.

  BABI V

   Faktor yang dominan dalam perkembangan sistem mobile masa depan adalah bandw idth dan kapasitas.  Frekuensi sangat terbatas dan bandwidth ditentukan oleh frekuensi oleh karena itu digunakan frequency re-use.  Sel didesain sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan kapasitas dengan penggunaan macrocells, microcells, dan picocells. Pra konstruksi jaringan telepon di w ilayah perencanaan akan dikembangkan sebagai berikut:

   Pendistribusian jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan adalah:

  1. Jaringan distribusi primer, jaringan kabel tanah yang menghubungkan STO dengan terminal utama pembagi Main Distribution Frame (MDF) dan Ruang Kabel (RK), dan antar RK.

  2. Jaringan distribusi sekunder, merupakan kabel tanah atau udara yang menghubungkan RK dan Distribution Point (DP).

  3. Jaringan distribusi tersier, merupakan jaringan kabel udara yang menghubungkan DP dengan masing-masing pelanggan.  Berdasarkan ketentuan PP No. 26 Tahun 1985 tentang Ruang Bebas di Dalam Batas Damija, maka pemasangan jaringan kabel telepon di w ilayah perencanaan dilakukan di baw ah jalur pejalan kaki/trotoar di luar perkerasan jalan.

  

 Keberadaan menara telekomunikasi atau tower sangatlah penting

unt uk perkembangangan t eknologi saat ini, mengingat dengan prasarana ini masarakat dengan mudah bisa menerima informasi t erbaru dari suat u ilmu baru. Konsep sist em pelayanan BTS adalah dengan: 

   Jangkauan pelayanan maksimal (pada daerah layanan padat dan atau peak hour) per antena BTS diarahkan limit kurang lebih dari 3 km.  Jarak antar tower minimum (antar prov ider/kelompok prov ider yang tergabung dalam tow er pemanfaatan bersama) diarahkan mendekati/limit 6 km.

   Untuk penguatan spektrum layanan dapat menggunakan antena transmiter yang dapat ditempatkan pada tow er dan gedung tinggi dengan

  BABI V disamarkan menyesuaikan karakteristik estetika kawasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Untuk w ilayah Kota Madiun perkembangan menara telekomunikasi ini sudah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya 47 tempat telematika yang tersebar di seluruh w ilayah Kota Madiun. Permasalahan yang terjadi adalah banyaknya keberadaan tow er di Kota Madiun yang tidak tertata dan beberapa prov ider belum memiliki ijin lokasi, selain itu belum adanya pelaksanaan tow er bersama, sehingga untuk 1 prov ider menggunakan satu tow er yang selain membutuhkan biaya besar juga tidak efektif dalam penggunaan ruang. Arahan pengembangan untuk kaw asan sekitar tow er atau telematika antara lain adalah:

   Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan sebagai kawasan RTH dan jauh dari permukiman.  Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower demi keamanan, karena mempunyai tegangan tinggi.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Telekomunikasi dan I nformatika tentang Pedoman Pendirian Menara Telekomunikasi dan Penyiaran, beberapa ketentuan yang diatur dalam pengembangan menara telekomunikasi, antara lain:

  

   Struktur Menara Telekomunikasi dan Penyiaran

  1. Menara telekomunikasi dan penyiaran dapat didirikan di atas permukaan tanah maupun pada bagian bangunan/gedung.

  2. Pendirian menara telekomunikasi dan penyiaran w ajib memperhitungkan kekuatan dan kestabilan yang berkaitan dengan: o pondasi; o pembebanan; dan o struktur.  Menara Telekomunikasi dan Penyiaran Bersama

  1. Menara telekomunikasi dan penyiaran dapat berupa: o Menara tunggal, apabila digunakan untuk penempatan satu antena atau lebih oleh satu penyelenggara telekomunikasi atau penyiaran; atau

  BABI V o Menara bersama, apabila digunakan untuk penempatan beberapa antena dari beberapa penyelenggara telekomunikasi dan atau penyiaran.

  2. Dalam upaya meminimalkan jumlah menara telekomunikasi, para operator yang mengajukan pembangunan menara telekomunikasi baru diharuskan menyiapkan konstruksi menara telekomunikasi yang memenuhi syarat dijadikan menara telekomunikasi bersama.

  3. Menara telekomunikasi yang telah ada (eksisting) apabila secara teknis memungkinkan harus digunakan secara bersama-sama oleh lebih dari satu operator atau dijadikan menara telekomunikasi bersama.

  4. Penggunaan Menara Telekomunikasi dan Penyiaran bersama dilarang menimbulkan interferensi antar sistem jaringan.

  5. Setiap pengguna Menara Telekomunikasi dan Penyiaran bersama w ajib saling berkoordinasi dalam hal terjadi suatu masalah.

  6. Beban maksimal untuk menara bersama tidak boleh melebihi perhitungan struktur menara.

  7. I solasi antar pemancar merupakan batas aman antar antena 8. pemancar yaitu 30 dB atau dengan jarak antar antena 3 meter.

  4. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kota Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan dalam rangka menjaga neraca air; Dalam penetapan prioritas kebutuhan air bagi masyarakat Kota Madiun, penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan prioritas utama penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan. Urutan prioritas penyediaan sumber daya air ditetapkan pada setiap w ilayah sungai oleh Pemerintah Daerah Kota Madiun. Pengaturan tata cara dan prosedur pengelolaan sumber-sumber air berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumberdaya air, Pola Pengelolaan sumberdaya air disusun untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat berdasarkan w ilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan

  BABI V air tanah. Dalam penyusunan pola tersebut, harus melibatkan masyarakat dan dunia usaha. Pola pengelolaan sumberdaya air juga harus memperhatikan prinsip keseimbangan antara upaya konserv asi dan pendayagunaan sumber daya air, w ilayah sungai, dan cekungan air tanah. Konserv asi sumber daya air bertujuan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air. Konserv asi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan:

   Perlindungan dan pelestarian sumber air,  Pengawetan air,  Pengelolaan kualitas air, dan  Pengendalian pencemaran air.

  Hal tersebut diatas mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap w ilayah sungai. Konserv asi sumber daya air tersebut harus menjadi acuan dalam perencanaan tata ruang. Perlindungan dan pelestarian sumber air bertujuan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam,termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Perlindungan dan pelestarian sumber air dapat dilakukan melalui:

   Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air,  Pengendalian pemanfaatan sumber air,  Pengisian air pada sumber air,  Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi,  Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air,  Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu,  Pengaturan daerah sempadan sumber air.

  Upaya tersebut diatas merupakan dasar dalam penatagunaan lahan. Perlindungan dan pelestarian sumber air dapat dilaksanakan secara v egetatif dan juga secara teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya. Pengaw etan air bertujuan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air atau kuantitas air yang sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

   Menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dapat dimanfaatkan pada w aktu diperlukan,

  BABI V

   Menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif,  Mengendalikan penggunaan air tanah. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bertujuan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber daya air. Sedangkan pengendalian pencemaran air dilakukan dengan cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air. Konserv asi sumber daya air dapat dilaksanakan pada w ilayah sungai, w aduk, embung, cekungan air tanah, sistem irigasi, dan daerah tangkapan air.

Tabel 5.2 Arahan RTRW Kota Madiun untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

  (1) (2)

Pemantapan pelestarian dan perlindungan Pengembangan sistem pusat pelayanan

kawasan lindung guna menghindari Daerah secara berhierarki guna pemerataan

kerusakan lingkungan untuk mendukung pembangunan sampai ke tingkat bawah;

keberlanjutan pembangunan dalam jangka dan panjang di Daerah;

Pengembangan kawasan budidaya untuk Pengembangan sistem prasarana wilayah

mendukung pemantapan fungsi Daerah Daerah guna mendukung pembangunan

sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa dan fungsi Daerah sebagai Pusat

Timur Bagian Barat; Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian

  Barat. Pengembangan kawasan peruntukkan lainnya untuk mendukung pemantapan fungsi Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat; dan Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan.

  BABI V

Tabel 5.3 Identifikasi Kawasan Strategis Kota Madiun (KSK) berdasarkan RTRW

  KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN KOTA MADIUN

(1) (2) (3)

Kawasan strategis Adanya kawasan a. Kawasan industri besar pertumbuhan ekonomi perdagangan dan jasa serta terdapat di Jl. Yos Sudarso kawasan industri

  b. Kawasan industri besar dan menengah terdapat di sekitar jl. Basuki Rachmad

  c. Kawasan industri kecil terdapat di Jl. Imam Bonjol (meubel/kayu), jl. Delima (sambel pecel), Jl. GajahMada dan Kec. Taman (Lempeng), Kel Kelun dan Sogaten (tempe) serta Jl. Serayu (Tahu) d. Kawasan perdagangan dan jasa adalah Jl.

  Panglima Sudirman, Jl. KH. Agus Salim, Jl. Pahlawan, Jl. Cokroaminoto, Jl. Kol. Marhadi, Jl. Trunojoyo- Soekarno Hatta, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Mayjen Sungkono, Jl. S, Parman

  Kawasan Wisata Kawasan ini menjadi salah

  a. Makam Sogaten yang satu kawasan strategis berada di Kelurahan karena terdapat beberapa Sogaten.

kawasan lindung dan

  b. Makam Kuncen, yang tempat-tempat yang berada di Kel. Taman mempunyai nilai sejarah.

  c. Makam Taman, yang berada di kelurahan Taman

  d. Makam Kuno, yang berada di kelurahan BABI V

  Taman

  e. Monumen Kolonel Marhadi, yang berada di Alun-Alun Selatan

  f. Sumber Air (Sendang Panguripan) yang berada di Kelurahan Taman

  g. Sendang Sumber Umis, yang berada di jl Sulawesi h. Benteng Pendem, yang berada di Jl. Diponegoro i. Umpak Kuno, yang berada di Kelurahan Demangan

  Kawasan Strategis Kawasan ini menjadi strategis

  a. Sempadan Kali Madiun Lingkungan Hidup karena menjadi kawasn b. Beberapa titik mata air di perlindungan untuk sekitar Kota Madiun lingkungan hidup

  c. Hutan Kota yang terdapat di Kota Madiun

Tabel 5.4 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Madiun terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya MERUPAKAN SUMBER

INSTANSI NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI KSK PENDANAAN PELAKSANA (YA/TIDAK)

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Pembentukan sistem pusat Kota Madiun Ya APBD Kota Bappeda kegiatan Kota Madiun Madiun sebagai pusat pengembangan

  2 Penyediaan prasarana Kota Madiun Ya APBD Kota DPU wilayah meningkatkan Madiun kelengkapannya, skala pelayanannya, pemerataannya, di Kota Madiun secara efisien

  3 Penetapan kawasan Kota Madiun Ya APBD Kota KLH BABI V lindungsempadan sungai Madiun Madiun dan sungai kecil lainnya melalui pembatasan kegiatan fisik sekitar sungai sebagai upaya penanganan bencana genangan dan banjir

  4 Penetapan RTH sepanjang Kota Madiun Ya APBD Kota Bappeda rel kereta api di Kota Madiun KLH Madiundengan

  DKP pembatasan bangunan pada radius pengamanan

  5 Penetapan dan Kota Madiun Ya APBD Kota DPU penanganan kawasan Madiun rawan banjir di Kota Madiun

  6 Pengembangan Kota Madiun Ya APBD Kota DPU perumahan khsusunya Madiun pada wilayah bagian barat dan utara Kota Madiun dan penataan perumahan sebagai dampak perkembangan Kota Madiun

  7 Mencegah pemanfaatan Kota Madiun Ya APBD Kota ruang disekitar kawasan Madiun perlindungan yang akan mengurangi fungsi lindung kawasan tersebut

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

5.2.1. Visi

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

  BABI V

5.2.2. Misi

  and clean governance) melalui penegakan Pakta I ntegritas sebagai upaya

  Strategi kedua yaitu Percepatan kemajuan perkotaan dengan pengembangan infrastruktur, peningkatan pelayanan publik, pembangunan/pengembangan potensi ekonomi dan peningkatan kualitas SDM pelaku ekonomi dalam menghadapi pasar global. Strategi ini merupakan langkah untuk mewujudkan misi Pertama “Mewujudkan

  b.

  a. Strategi yang pertama adalah Pengembangan Jaringan Kemitraanb dengan stakeholder. Strategi ini merupakan langkah untuk mew ujudkan misi pertama “mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat (partisipatoris) ” dan misi kedua “mewujudkan tatanan sosial yang dinamis”.

  5.2.3. Strategi Pembangunan Adapun strategi Pembangunan Kota Madiun, yaitu :

  3. Mew ujudkan pelayanan publik; 4. Mewujudkan tatanan sosial yang dinamis.

  pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme;

  BABI V

  Pembangunan Nasional. Sehingga dala hal ini penyusunan RPI 2JM tentu harus mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD.

  1. Mew ujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat (partisipatoris);

  Misi Kota Madiun untuk mencapai Visi Kota Madiun adalah sebagai berikut:

  sasaran dapat terlaksana dengan baik, atau dengan kata lain Misi merupakan pernyataan tentang tujuan yang diw ujudkan dalam produk dan pelayanan, kebutuhan masyarakat, nilai yang dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita dimasa mendatang.

  MISI merupakan suatu upaya yang harus dilaksanakan, agar tujuan dan

  “Bekerja untuk Kemajuan Kota Madiun Sejahtera

  Adapun v isi Kota Madiun dalam hal pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kota Madiun adalah

  2. Mew ujudkan pemerintahan yang bersih, berw ibaw a, dan transparan (good

  Pembangunan Berbasis Pada Partisipasi Masyarakat (Partisipatoris)” dan misi ketiga “Mewujudkan pelayanan publik”.

  c. Strategi yang ketiga adalah Perubahan dan kesinambungan khususnya dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pemanfaatan hasil

  • –hasil pembangunan, penataan ruang, dan penataan birokrasi. Setrategi ini untuk mewujudkan misi kedua “Mewujudkan Pemerintahan yang bersih, berw ibawa, dan transparan (Good and Clean Gov ernance) melalui penegakan Pakta I ntegritas sebagai upaya pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme”.

  d.

  Untuk mewujudkan misi keempat “Mewujudkan tatanan sosial yang dinamis” maka strategi yang digunakan adalah Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan serta aturan main (kelembagaan) dalam pengelolaan pembangunan.

  5.2.4. Arah Kebijakan Pembangunan

  a. Kebijakan Pembangunan daerah Kota Madiun, yaitu:

  1. Mew ujudkan Pemerintahan yang bersih, berw ibaw a, dan transparan (Good and Clean Gov ernance) melalui Reformasi Birokrasi:  penataan struktur organisasi yang efisien dan efektif,

   penataan personil yang sesuai dengan struktur organisasi dan berdasarkan the right man an the right place,

   ev aluasi dan penyusunan peraturan yang berorientasi pada kemandirian, berdaya saing, up to date dan berorientasi pada pelayanan publik,

   pengendalian pelaksanaan pemerintahan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk mew ujudkan pemerintahan yang bersih dan berw ibaw a untuk kepentingan masyarakat..

  2. Meningkatkan kapasitas pasar, UMKM dan ekonomi lokal khususnya Perdagangan dan Jasa:  peningkatkan kualitas produk lokal melalui pemberdayaan UKM,

  Memperluas jaringan pemasaran,

   Memberdayakan asset tanah dan gedung pemerintah daerah yang potensial untuk pengembangan perdagangan dan jasa,  optimalisasi kemitraan pelaku usaha ekonomi,

  BABI V

   peningkatan akses modal usaha,

   pelayanan kredit dan sarana untu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),  mendatangkan inv estor dan kemudahan dalam perizinan usaha, penyediaan pelayanan “Klinik Konsultasi Bisnis” guna menumbuhkan

   potensi w irausaha,  memberdayakan koperasi,

   meningkatkan kualitas produk lokal melalui pemberdayaan dan penyediaan jaringan pasar produk unggulan.

  3. Meningkatkan kulaitas pelayanan publik yang merata bagi seluruh masyarakat Kota Madiun,

  b. Bidang Pendidikan:

  1. Meningkatkan SDM guru dan tenaga pengajar,

  2. SDM pendidik profesional, 3. rev italisasi sarana dan prasarana pendidikan khususnya laboratorium, dan perpustakaan, 4. mendukung pelaksanaan w ajib belajar 12 tahun,

  5. Meningkatkan PAUD, 6. peningkatan peran serta masyarkat dalam pendidikan meningkatkan derajat dan kualitas pendidikan.

  c.

  Bidang Kesehatan

  1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang murah dan merata,

  2. Mew ujudkan Rumah Sakit Umum Daerah unggulan dengan spesialisasi khusus (klinik geriatri),

  3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan, 4. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima, murah dan merata, derajat kesehatan dan gizi, 5. mengendalikan penyebaran penyakit dan dampak kesehatan lingkungan, 6. menciptakan organisasi kesehatan yang fungsional dan profesional, 7. peningkatan fasilitas puskesmas dan Rumah Sakit, 8. mengadakan pengobatan massal cuma-cuma secara periodik dan 9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan.

  BABI V

  10. Meningkatkan Kesejahteraan sosial masyarakat dan peningkatan ekonomi masyarakat miskin  Pengembangan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan kemiskinan (PMKS) yang v alid,

   Pengendalian pelaksanaan program penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan kemiskinan,  Peningkatan kesempatan kerja,

   Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan,

   Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan kemiskinan. Mewujudkan pembangunan yang berbasis pada “Eco-City” melalui

   Optimalisasi infrastruktur, Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang yang baik.

   Penanganan infrastruktur pengendalian banjir,

   Pengembangan akses Bagian Wilayah Kota (BWK) Utara,

   Pengembangan Kaw asan Ruang Terbuka Hijau dan sumur resapan  Peningkatan kualitas perencanaan, pemanfatan dan pengendalian ruang kota.

  11. Mengoptimalkan peran masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan, profesi dll dalam pengelolaan pembangunan.

   Mengembangkan perangkat lunak peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan pembangunan (perencanaan, pelaksanaan dan ev aluasi,

   Mengembangkan fungsi dan peran masyarakat dalam tatanan sosial yang dinamis,

   Meningkatkan sinergitas pemerintah daerah dengan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan.

5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

  Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahw a pengaturan dilakukan oleh

  

pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan

Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

BABI V

  

dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan

peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis

bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.

  Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini w ajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah raw an bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota.

  5.3.1. Kaw asan Strategis Penetapan kaw asan strategis berisikan arahan penetapan lokasi kegiatan prioritas yang memiliki nilai strategis nasional, propinsi maupun kota. Kaw asan strategis adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional/propinsi/kota terhadap pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi tinggi dan/atau lingkungan. Berdasarkan pengertian tersebut, serta arahan pengembangan kaw asan kegiatan utama dari kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang Kota Madiun yang telah di analisa sebelumnya, maka ditetapkan beberapa kaw asan yang merupakan kaw asan strategis.

  Kaw asan strategis merupakan kaw asan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap: a. Tata ruang di w ilayah sekitarnya;

  b. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau c. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat. Kaw asan Strategis yang memungkinkan pada w ilayah kota meliputi:

  a. Aspek Ekonomi

  b. Aspek Lingkungan

  c. Aspek Sosial Budaya

  d. Aspek Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tnggi

  e. Aspek Lainnya Menurut Kepentingan Pembangunan Kota

  BABI V

ASPEK LINGKUNGAN ASPEK SOSIAL BUDAYA ASPEK PENDAYAGUNAAN SDA DAN TEKNOLOGI TINGGI

  Kaw asan Pusat Kegiatan Keagamaan

  Kaw asan Makam-Makam Bersejarah Kaw asan Pusat Pendidikan Kaw asan Olahraga Kota

  Kaw asan lindung lainnya yang memiliki nilai strategis kota

  Hutan Kota Kaw asan Wisata Buatan Unggulan Kota

  Kaw asan Wisata Budaya Kota Tua

  Kaw asan Raw an Tsunami dan Bencana Geologi

  Kaw asan Pelabuhan Khusus Kaw asan lainnya yang memiliki andil strategis dalam pengembangan ekonomi kota

  BABI V

Kawasan Strategis Pada Wilayah Kota

ASPEK EKONOMI

  Kaw asan Perdagangan dan Jasa

  Kaw asan Pertambangan Strategis Kota

  Kaw asan Pusat Sejarah Keagamaan

  Kaw asan Hutan Lindung

  Kaw asan I ndustri Strategis daerah Kaw asan Pelabuhan, Bandara

  Kaw asan Perkantoran Pemerintahan

  Kaw asan Strategis Pelestarian Alam

  Kaw asan Berikat Kaw asan Taman Hutan Raya (Tahura)

Gambar 5.1 Konsepsi Kawasan Strategis Kota

  Berdasarkan pengertian tersebut, serta arahan pengembangan kaw asan kegiatan utama dari kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang Kota Madiun yang telah di sebelumnya, maka ditetapkan beberapa kaw asan yang merupakan kaw asan strategis.

  5.3.2. Kaw asan Strategi Pertumbuhan Ekonomi Kaw asan Strategis berdasarkan aspek ekonomi di Kota Madiun meliputi Kaw asan Perdagangan dan Jasa serta Kaw asan I ndustri.

  Berdasarkan sektor unggulan yang ada di Kota Madiun yaitu industri dan perdagangan, serta karakteristik w ilayah yang dimiliki Kota Madiun maka kaw asan yang diasumsikan dapat menjadi kaw asan berpotensi atau kaw asan strategis ekonomi di w ilayah Kota Madiun adalah sebagai berikut: