Konsep Perlindungan Hukum Dan Hak Asasi

Amrizal 2 Abstract

Muhammad Nasir 3

This paper describes the concept of legal protection and human rights on Indonesian

Correspondence: domestic workers, especially those working in mala_rahman@yahoo.com

Malaysia. This research is a normative juridical 1. Fakultas Hukum Universitas

research using secondary data in the form of Malikussaleh

primary, secondary, and tertiary legal materials. 2. Fakultas Hukum Universitas

through conceptual Malikussaleh

approaches. The result shows that the legal and 3. Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh human rights protection against domestic workers is still not maximal, both in terms of the substance

of the law and practices because the concept of legal

been properly

accommodated

existing legal instruments. Properly, the concept of law and

within

the

human rights protection of domestic workers should be based on international legal instruments. The important things to note in drafting legal protection of domestic workers is the protection of the dignity, security, and legal certainty.

Keywords:

Concept,

Legal Protection,

Human Rights,

Domestic Workers

Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)| 1

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

LATAR BELAKANG

menyebutkan dalam penelitiannya bahwa berdasarkan data dari

Swadaya Masyarakat tenaga kerja Indonesia yang bekerja

Migrant CARE tahun 2004-2010, di di luar negeri selama ini telah diatur

Malaysia angka kekerasan terhadap dalam beberapa aturan hukum.

TKI menduduki posisi kedua setelah Pengaturan hukum tentang tenaga

Arab Saudi dan bahkan posisi kerja dibagi atas 2 yaitu tenaga

pertama di tahun 2009. Padahal kerja dalam negeri yang diatur

sebelumnya, Malaysia dan Indonesia dalam Undang-Undang Republik

memprakarsai suatu Indonesia Nomor 13 tahun 2003

telah

Memorandum of Understanding tentang

Ketenagakerjaan 1 , dan

(selanjutnya disebut MoU) yang tenaga kerja luar negeri yang diatur

mengatur mengenai migrasi tenaga dalam Undang-Undang Republik

kerja antara kedua Negara pada Indonesia Nomor 39 tahun 2004

tahun 1998 dan dilanjutkan dengan tentang

menandatangani satu MoU lagi pada Perlindungan

tahun 2004. Kedua MoU tersebut Indonesia (UU PPTKILN). 2 tidak

mencakup pengaturan terhadap Penata Laksana Rumah

Walaupun

beberapa

Tangga (PLRT).

kebijakan terkait

perlindungan

tenaga kerja Indonesia di Malaysia

itu kesepakatan telah diupayakan oleh Indonesia dan

Untuk

mengenai buruh “yang tidak Malaysia, termasuk menghasilkan

memiliki keterampilan” perlu dibuat perjanjian bilateral antara kedua

terpisah. 3 Sehingga kemudian negara, namun Ana Sabhahana Azmy

Indonesia dan Malaysia membentuk

1 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Lembar Negara Republik Indonesia tentang Ketenagakerjaan, Lembaran

Tahun 2004 Nomor 4445. Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 39, Tambahan Lembar Negara YB Datuk Dr. Fong Chan Onn, Menteri Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

Manusia, membuat 4279.

ini dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Human

2 Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 Rights Watch pada jumpa pers, Kuala tentang Penempatan Dan Perlindungan

Lumpur, Malaysia, 16 Februari 2004. Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri,

Lebih lanjut lihat Human Rights Watch Lembaran Negara Republik Indonesia

VOL.16, No.9 (C). 2004 terjemahan Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan

Bahasa Indonesia.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 2

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

perlindungan terhadap hak-hak kekerasan yang ada, menunjukkan dasar TKI di Malaysia khususnya

bahwa kebijakan perlindungan yang sektor PRT yang tertuang dalam MoU

ada di era demokrasi, belum dapat tentang Perekrutan dan Penempatan

memberikan jaminan perlindungan Penata Laksana Rumah Tangga

bagi TKW, khususnya di Malaysia 7 . Indonesia yang disahkan di Bali pada

Terhitung mulai tanggal 1 Desember

13 Mei 2006 4 . 2011, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (selanjutnya disebut

secara resmi Indonesia

Pada tahun 2009, pemerintah

Menakertrans)

juga memberlakukan mencabut moratorium penempatan

moratorium untuk sektor informal 5 .

TKW ke Malaysia. Setelah lebih dari Selama moratorium sektor informal

dua tahun kebijakan tersebut tersebut berjalan 6 , terjadi kasus

sejak Juni 2009. kekerasan

diterapkan

Pencabutan moratorium dilakukan Winfaidah, seorang PLRT yang

yang dialami

oleh

setelah pemerintah Indonesia dan dianiaya dan diperkosa hingga babak

menyepakati untuk belur di Malaysia. Kasus-kasus

Malaysia

moratorium yang menjadi 2, yakni sektor formal yang

4 Penempatan TKI ke Malaysia dibedakan

6 Kebijakan

diberlakukan malah menjadikan TKW bekerja

sektor PRT menjadi perkebunan, pabrik dan bangunan diatur

bertambah, data dari KBRI di Kuala dalam MoU tentang sektor formal tahun

Lumpur menunjukan bahwa sekitar 5000 2004, sedangkan sektor informal wanita

TKW disektor PRT dikirim ke Malaysia yang bekerja sebagai pekerja rumah

dimasa moratorium. Anis Hidayah, tangga diatur dalam MoU tentang sektor

Buruh MIgran: Membangun Hubungan informal tahun 2006. Berdasarkan data

Republik Indonesia-Malaysia Berbasis dari BNP2TKI bahwa pengiriman TKI

HAM, Migrant CARE, 2010, lebih lanjut sektor informal di negara penempatan

lihat

lebih banyak, bahkan Malaysia menjadi http://www.tabloiddiplomasi.org/curre Negara terbesar penempatan sektor

nt-issue/101-diplomasi-oktober- informal dari tahun 2006-2012 yakni

2010/955--buruh-migran-membangun- sebesar 1.870.580. Diakses melalui

hubungan-ri-malaysia-berbasis- http://www.bnp2tki.go.id/statistik-

ham.html, diakses 16 Oktober 2014, mainmenu-86/penempatan/6756-

Pukul 10:10 WIB. penempatan-per-tahun-per

negara-

2006-2012.html. 7 Ana Sabhahana Azmy, 2011, Negara dan Buruh Migran: Kebijakan Perlindungan

Buruh Migran Perempuan Indonesia sementara pengiriman tenaga kerja

5 Moratorium adalah

pemberhentian

Masa Pemerintahan Susilo Bambang wanita (TKW) yang bekerja di sektor

Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap informal, yaitu pekerja rumah tangga

Perlindungan Buruh Migran Perempuan (PRT) migran yang ditempati oleh

Indonesia di Malaysia, Tesis, Jurusan perempuan. Langkah ini digunakan

Ilmu Politik Universitas Indonesia, pemerintah Indonesia untuk mengatasi

Jakarta, hlm. 8. masalah kekerasan yang terjadi pada TKW di Malaysia.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 3

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

menandatangani

asasi manusia terhadap PLRT Amandemen

Protokol

Indonesia, khususnya yang bekerja di Perekrutan dan Penempatan Penata

MoU

tentang

Malaysia yang telah dilaksanakan Laksana Rumah Tangga Indonesia 30

selama ini.

Mei 2011. Menakertrans menjelaskan beberapa kegiatan yang telah

METODE PENELITIAN

dilakukan sebelum

mencabut

penelitian ini moratorium, diantaranya dengan

Hasil

melalui penelitian melakukan serangkaian pertemuan

didapatkan

normative dengan bilateral, baik berupa forum joint menggunakan data-data sekunder working group (JWG) dan joint task

juridis

dalam bentuk bahan hukum primer, force (JTF) sebagai persiapan teknis

sekunder, maupun tersier. Data pelaksanaan kembali penempatan

melalui pendekatan dan perlindungan tenaga kerja ke konseptual dan diuraikan secara Malaysia. 8 deskriptif analitis.

dianalisis

Oleh karena itu, untuk

KONSEP PERLINDUNGAN HUKUM

memberikan perlindungan hukum yang maksimal terhadap PLRT di

Rahardjo Malaysia khususnya, atau di luar

Satjipto

mengatakan bahwa hukum hadir negeri umumnya, maka dibutuhkan

dalam masyarakat adalah untuk sebuah konsep perlindungan hukum

mengintegrasikan dan yang dapat diakomodir dalam sebuah

mengkoordinasikan kepentingan- instrumen hukum yang lebih kuat

kepentingan yang bisa bertubrukan secara yuridis.

satu sama lain. Pengkoordinasian kepentingan-kepentingan tersebut

PERMASALAHAN

di-lakukan dengan cara membatasi Tulisan ini akan menjawab

permasalahan tentang bagaimana konsep perlindungan hukum dan hak

8 Pendapat Menakertrans yang dijelaskan how=news&news_id=771. Diakses 23 oleh Pusat Humas Kemenakertrans

November 2014, Pukul 12: 20 WIB. 01Desember2011, dapat diakses melalui http://menteri.depnakertrans.go.id/?s

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 4

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

dan melindungi

kepentingan-

penilaian

manusia untuk

kepentingan tersebut. 9 menciptakan

kondisi yang

dan memajukan Hukum

melindungi

martabat manusia serta untuk kepentingan seseorang dengan cara

melindungi

memungkinkan manusia menjalani memberikan kekuasaan kepadanya

kehidupan yang wajar sesuai dengan untuk bertindak dalam memenuhi

M. Hadjon sering disebut dengan hak ini,

Pemberian kekuasaan, atau yang

Philipus

berpendapat bahwa: dilakukan secara terukur, keluasan dan kedalamannya. 10 “Prinsip perlindungan hukum bagi

rakyat terhadap tindak pemerintah bertumpu dan bersumber dari

Menurut Paton,

suatu

konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi

kepentingan merupakan sasaran manusia karena menurut sejarahnya

hak, bukan hanya karena ia di Barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindugan

dilindungi oleh hukum, melainkan terhadap hak-hak asasi manusia

juga karena ada pengakuan terhadap

diarahkan

pada pembatasan-

dan peletakan itu. Hak tidak hanya mengandung kewajiban pada masyarakat dan

pembatasan

unsur perlindungan

dan

pemerintah.” 13

kepentingan, tapi juga kehendak. 11

Sejalan dengan itu, A.J. Terkait

tulisannya yang memberikan

berjudul the Idea of Human Rights Rasjidi dan B. Arief Sidharta

mengatakan: “A regime which mengatakan bahwa hukum itu

protects human rights is good, one ditumbuhkan

dan

dibutuhkan

which fails to protect them or worse manusia justru berdasarkan produk

9 Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, 13 Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Bandung, Citra Aditya Bakti, hlm. 53.

Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia (sebuah

tentang Prinsip-Prinsipnya, Ibid.

Studi

Penanganannya oleh Pengadilan dalam 11 Ibid, hlm. 54.

Lingkungan

Peradilan Umum dan

Pembentukan Peradilan Administrasi Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta, 1994,

Negara), Surabaya, PT. Bina Ilmu, hlm. Filsafat Hukum Madzab dan Refleksi,

Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, hlm. 64.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 5

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

still does not acknowledge their

harus

senantiasa mampu existence is bad.” 14 memberikan jaminan perlindungan hukum bagi semua orang, bahkan

Perlindungan hukum dalam harus mampu menangkap aspirasi- Bahasa

aspirasi hukum dan keadilan yang protection, sedangkan dalam Bahasa

berkembang di masyarakat. Hal Belanda disebut rechtsbecherming.

dapat dilihat dari Harjono

tersebut

ketentuan yang mengatur tentang pengertian perlindungan hukum

mencoba

memberikan

persamaan kedudukan sebagai

adanya

hukum bagi setiap warga negara. menggunakan sarana hukum atau

perlindungan

dengan

perlindungan yang diberikan oleh Perlindungan hukum juga hukum,

dapat diartikan sebagai tindakan perlindungan terhadap kepentingan-

ditujukan

kepada

atau upaya untuk melindungi kepentingan tertentu, yaitu dengan

dari perbuatan menjadikan kepentingan yang perlu

masyarakat

sewenang-wenang oleh penguasa dilindungi tersebut dalam sebuah

yang tidak sesuai dengan aturan hak hukum. 15 Dapat dikatakan bahwa

untuk mewujudkan perlindungan

hukum,

dan ketentraman perlindungan yang diberikan dengan

sehingga memungkinkan manusia berlandaskan hukum dan perundang-

menikmati martabatnya undangan.

untuk

sebagai manusia. 16

Negara kesatuan setiap warga negara Indonesia tanpa

Perlindungan hukum bagi

Dalam

Republik Indonesia (NKRI), konsep terkecuali, dapat ditemukan dalam

perlindungan hukum, yang tidak Undang-Undang

lepas dari perlindungan hak asasi Republik Indonesia Tahun 1945

Dasar

Negara

manusia, merupkan konsep negara (UUDNRI 1945), untuk itu setiap

hukum yang merupkan istilah produk yang dihasilkan oleh legislatif

sebagai terjemahan dari dua istilah

Ibid. 16 Setiono, Rule of Law (Supremasi

Hukum), 2004, Tesis Magister Ilmu Harjono, 2008, Konstitusi sebagai

Program Pascasarjana Rumah Bangsa, Sekretariat Jenderal dan

Hukum

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Kepaniteraan Mahkamah

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 6

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

rechstaat dan rule of law. Sehingga, memprihatinkan karena saat itu dalam penjelasan UUD RI 1945

dipimpin oleh orang-orang atas dasar sebelum amandemen disebutkan,

kesewenangwenangan. Ide Plato “Negara Indonesia berdasar atas

dikembangkan lebih lanjut oleh hukum,

Aristoteles. Dalam pandangannya, berdasarkan

(rechtsstaat),

tidak

suatu negara yang baik ialah negara (Machtsstaat) ”.

kekuasaan

belaka

yang diperintah dengan konstitusi dan

berkedaulatan hukum. Teori negara hukum secara

Pandangan ini termuat dalam essensial bermakna bahwa hukum

karyanya yang berjudul politica. adalah supreme dan kewajiban bagi

setiap penyelenggara negara atau Terdapat tiga unsur dari pemerintahan untuk tunduk pada

pemerintahan berkonstitusi, yaitu: hukum (subject to the law), tidak

pemerintahan dilaksanakan ada kekuasaan diatas hukum (above

untuk kepentingan umum, (2) the law), semuanya ada dibawah

pemerintah dilaksanakan menurut hukum (under the rule of law),

hukum yang berdasar ketentuan- dengan kedudukan ini, tidak boleh

ketentuan umum, bukan hukum yang ada kekuasaan yang sewenang-

dibuat secara sewenang-wenang wenang (arbitrary power) atau

yang mengesamping-kan konvensi penyalahgunaan kekuasaan (misuse

dan konstitusi, (3) pemerintah of power). 17 berkostitusi, berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak

Sejarah perkembangan cita rakyat, bukan berupa paksaan-

negara hukum berawal dari konsep tekanan seperti yang dilaksanakan pemikiran Plato (427-347 SM) yang

pemerintahan despotis. Pemikiran kemudian

tentang negara hukum ini dilatari Aristoteles (384-322 SM). Plato

dilanjutkan

oleh

oleh situasi dan kondisi yang sama dalam bukunya yang berjudul

ketika era Plato dan Aristoteles Politea

memberikan

respons

mengemukakan idenya tentang terhadap kondisi negara yang

Doktor Fakultas Hukum Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di

17 Muh. Hasrul, 2013, Eksistensi Gubernur

Program

Universitas Hasanuddin, Makasar, hlm. Daerah

Pemerintahan yang Efektif, Disertasi,

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 7

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

Negara hukum, yaitu merupakan law sebagaimana dikemukan oleh reaksi terhadap kekuasaan yang

Julius Stahl dan A.V. Dicey kemudian absolut dan sewenang-wenang. 18 diintegrasikan pada pencirian baru yang

memungkinkan Sementara, menurut Julius

lebih

pemerintah bersikap aktif dalam Stahl, konsep negara hukum yang

tugas-tugasnya. disebutnya

melaksanakan

kembali ciri-ciri ‘rechtsstaat’ itu mencakup empat

tersebut, antara lain, dihasilkan oleh elemen penting, yaitu:

International Comission of Jurist yang pada konferensinya di Bangkok

a. Perlindungan hak asasi manusia.

b. Pembagian kekuasaan. pada tahun 1965, mencirikan konsep

c. Pemerintahan

negara hukum yang dinamis atau undang-undang.

berdasarkan

d. Peradilan tata usaha Negara. 19 konsep Negara hukum materiil sebagai berikut:

Selanjutnya,

A.V. Dicey

menguraikan adanya tiga ciri penting

konstitusional, dalam setiap Negara Hukum yang

a. Perlindungan

artinya selain menjamin hak-hak individu, konstitusi harus pula

disebutnya dengan istilah “The Rule menentukan cara prosedural

of Law”, yaitu: untuk memperoleh perlindungan atau hak-hak yang dijamin.

b. Adanya badan kehakiman yang

a. Supremacy of Law (supremasi bebas dan tidak memihak. hukum).

c. Adanya pemilihan umum yang

b. Equality before

(persamaan di depan hukum).

d. Adanya kebebasan menyatakan

c. Due Process of Law (proses

pendapat. hukum yang adil). 20 e. Adanya kebebasan berserikat/ berorganisasi dan beroposisi.

f. Adanya pendidikan kewarga- Perumusan ciri negara hukum

negaraan. 21

dari konsep rechtsstaat dan rule of

Ibid. Hukum Konstitusi, Terjemahan dari

Introduction to the Study of the Law of Dikutip dari Jimly Assiddiqie, Orasi

the Constitution, Nusamedia, Bandung, Ilmiah pada Wisuda Sarjana Hukum

hlm. 254-259.

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang, 23 Maret 2004. Lihat juga,

21 Mahfud MD, 2006, Membangun Politik Notohamidjojo, 1970, Makana Negara

Menegakkan Konstitusi, Hukum,

Hukum,

Jakarta: Pustaka LP3ES, hlm. 187. Djakarta, hlm. 24-28.

20 A.V. Dicey, 2007, Pengantar Studi

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 8

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

Sementara, Arief Sidharta,

karena

alasan undang- undangnya tidak ada atau

mengatakan bahwa Scheltema, tidak jelas;

merumuskan pandangannya tentang vi. Hak asasi manusia harus dirumuskan dan dijamin per-

unsur-unsur dan asas-asas dasar lindungannya dalam undang-

negara hukum adalah sebagai undang atau UUD. berikut:

3. Berlakunya Persamaan (Similia Similius atau Equality before the

1. Pengakuan, penghormatan, dan Law). Dalam Negara Hukum, perlindungan Hak Asasi Manusia

tidak boleh yang

Pemerintah

mengistimewakan orang atau penghormatan atas martabat

berakar

dalam

kelompok orang tertentu, atau manusia (human dignity).

mendiskriminasikan orang atau

kelompok orang tertentu. Dalam hukum. Negara Hukum untuk

2. Berlakunya asas

kepastian

prinsip ini, terkandung (a) bertujuan menjamin bahwa

adanya jaminan persamaan bagi kepastian hukum terwujud dalam

semua orang di hadapan hukum masyarakat. Hukum bertujuan

dan pemerintahan, dan (b) untuk mewujudkan kepastian

tersedianya mekanisme untuk hukum dan prediktabilitas yang

menuntut perlakuan yang sama tinggi,

bagi semua warga Negara. kehidupan

sehingga

dinamika

4. Asas demokrasi dimana setiap masyarakat

bersama

dalam

orang mempunyai hak dan ‘predictable’. Asas-asas yang

bersifat

kesempatan yang sama untuk terkandung dalam atau terkait

turut serta dalam pemerintahan dengan asas kepastian hukum itu

untuk mempengaruhi adalah:

atau

tindakan-tindakan pemerintahan. Untuk itu asas

i. Asas legalitas, konstitusional-

itu diwujudkan itas, dan supremasi hukum;

demokrasi

melalui beberapa prinsip, yaitu:

ii. Asas

undang-undang

menetap-kan

a. Adanya mekanisme pemilihan perangkat peraturan tentang

berbagai

pejabat-pejabat publik cara pemerintah dan para

yang bersifat pejabatnya

tertentu

langsung, umum, bebas, tindakan pemerintahan;

melakukan

rahasia, jujur dan adil yang

iii. Asas

diselenggarakan secara perundang-undangan,

non-retroaktif

berkala;

sebelum mengikat undang-

b. Pemerintah undang harus lebih dulu

bertanggungjawab dan dapat diundangkan dan diumumkan

per- secara layak;

dimintai

tanggungjawaban oleh badan iv. Asas

perwakilan rakyat; independent, imparial, dan

peradilan

bebas,

warga Negara objektif, rasional, adil dan

c. Semua

memiliki kemungkinan dan manusiawi;

kesempatan yang sama untuk v. Asas non-liquet, hakim tidak

berpartisipasi dalam proses boleh

menolak

perkara

pengambilan keputusan

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 9

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

politik dan

Konsep rechtsstaat bertumpu pemerintah;

mengontrol

d. Semua

pada sistem hukum kontinental yang

tindakan

pemerintahan terbuka bagi disebut “civil law” atau “modern kritik dan kajian rasional oleh

Roman Law” sedangkan konsep “the semua pihak;

e. Kebebasan rule of law” bertumpu atas sistem berpendapat/berkeyakinan

hukum yang disebut “common law”. dan menyatakan pendapat;

f. Kebebasan pers dan lalu Karakteristik “civil law” adalah lintas informasi;

“administratif”, sedangkan karak-

g. Rancangan undang-undang harus dipublikasikan untuk

teristik “common law” adalah memungkinkan

“judicial”. Berbeda dengan latar rakyat secara efektif.

partisipasi

belakang negara hukum Republik

5. Pemerintah dan

Indonesia, sama halnya dengan mengemban amanat sebagai

Pejabat

pelayan masyarakat

“demokrasi”, yang rangka

dalam

istilah

sebelumnya tidak dikenal namun kesejahteraan masyarakat sesuai

mewujudkan

dengan tujuan bernegara yang dengan pengaruh pikiran barat bersangkutan. Dalam asas ini

dikenal demokrasi dengan atribut terkandung

hal-hal

sebagai

berikut: tambahan, yang melalui Tap MPRS Nomor XXXVII/MPRS/1967, disebut

a. Asas-asas

umum

pemerintahan yang layak; dengan “Demokrasi Pancasila”.

b. Syarat-syarat fundamental bagi keberadaan manusia

Begitu juga halnya dengan yang bermartabat manusiawi

dijamin dan dirumuskan negara hukum yang dikenal dengan dalam aturan perundang-

Negara Hukum Pancasila. Sehingga, undangan, khususnya dalam

konstitusi; negara hukum Republik Indonesia

c. Pemerintah harus secara bukan sekedar terminologi dari

rasional menata

tiap

tindakannya, memiliki tujuan 23 “rechtsstaat” atau “rule of law”.

yang jelas dan berhasil guna (doelmatig). Artinya, pe-

Pancasila memiliki sekurang- merintahan itu harus di-

selenggarakan secara efektif kurangnya empat kaedah penuntun

dan efisien. 22

yang harus dijadikan pedoman dalam

B. Arief Sidharta , “Kajian Kefilsafatan Jakarta, edisi 3 Tahun II, November tentang Negara Hukum”, dalam Jentera

2004, hlm. 124-125. (Jurnal Hukum), “Rule of Law”, Pusat

Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), 23 Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu,

Surabaya, hlm. 72-74.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 10

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

pembentukan dan penegakan hukum prinsip negara hukum pancasila di Indonesia. Pertama, hukum harus

tersebut harus ditegakkan. melindungi segenap bangsa dan menjamin keutuhan bangsa dan

Dalam konteks tegaknya karenanya

modern, Jimly adanya

menambahkan, menanam benih-benih disintegrasi.

pilar-pilar utama, Kedua,

diperlukan

sehingga dapat disebut sebagai menjamin keadilan sosial dengan

hukum harus

mampu

Negara Hukum (The Rule of Law, memberikan proteksi khusus bagi

ataupun Rechtsstaat) dalam arti golongan

yang sebenarnya, antara lain: tereksploitasi dalam persaingan

a. Supremasi Hukum (Supremacy of bebas melawan golongan yang kuat.

Law) 25

Ketiga, hukum harus dibangun Adanya pengakuan normatif dan secara

demokratis

sekaligus

empirik terhadap prinsip supremasi membangun

demokrasi

sejalan

hukum, yaitu bahwa semua masalah dengan nomokrasi (Negara hukum). diselesaikan dengan hukum sebagai Keempat, hukum tidak boleh pedoman tertinggi. Dalam perspektif diskriminatif berdasarkan ikatan supremasi hukum (supremacy of primordial

apapun dan harus law), pada hakikatnya pemimpin mendorong terciptanya toleransi tertinggi negara yang sesungguhnya, beragama berdasarkan kemanusian

bukanlah manusia, tetapi konstitusi

dan keberadaban. 24

yang mencerminkan hukum yang Berdasarkan

pandangan

tertinggi.

diatas dan sesuai dengan prinsip Pengakuan normatif mengenai NKRI

sebagai negara

hukum

supremasi hukum adalah pengakuan sebagaimana disebutkan dalam Pasal yang tercermin dalam perumusan

1 ayat (3) UUD RI 1945, amandemen

dan/atau konstitusi, ketiga, tahun 2001, maka prinsip-

hukum

sedangkan

pengakuan empirik

24 Mahfud MD, Op., Cit., hlm. 56. Alumni Universitas Jayabaya, di Jakarta,

Sabtu, 23 Januari 2010. Jimly Assiddiqie, 2010, Negara Hukum

Indonesia, Ceramah Umum dalam rangka Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 11

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

warga masyarakat dalam perilaku sebagian terbesar

adalah pengakuan yang tercermin

kelompok

tertentu untuk mengejar kemajuan masyarakatnya bahwa hukum itu

mencapai tingkat memang ‘supreme’. Bahkan, dalam

sehingga

perkembangan yang sama dan setara republik yang menganut sistem

kelompok masyarakat presidential yang bersifat murni,

dengan

kebanyakan yang sudah jauh lebih konstitusi itulah yang sebenarnya

maju.

lebih tepat untuk disebut sebagai ‘kepala negara’. Itu sebabnya, Kelompok masyarakat tertentu

dalam sistem

yang dapat diberikan perlakuan presidential, tidak dikenal adanya

pemerintahan

khusus melalui ‘affirmative actions’ pembedaan antara kepala Negara

yang tidak termasuk pengertian dan kepala pemerintahan seperti

diskriminasi itu misalnya adalah dalam

kelompok masyarakat suku terasing parlementer.

sistem

pemerintahan

atau kelompok masyarakat hukum adapt tertentu yang kondisinya

terbelakang. Sedangkan kelompok (Equality before the Law)

b. Persamaan dalam

Hukum

warga masyarakat tertentu yang Adanya persamaan kedudukan

dapat diberi perlakuan khusus yang setiap orang dalam hukum dan

bersifat diskriminatif, pemerintahan, yang diakui secara

bukan

misalnya, adalah kaum wanita normative dan dilaksanakan secara

ataupun anak-anak terlantar. empirik. Dalam prinsip persamaan

c.

ini, segala sikap dan tindakan Asas Legalitas (Due Process of

Law)

diskriminatif dalam segala bentuk dan manifestasinya diakui sebagai

Dalam setiap Negara Hukum, sikap dan tindakan yang terlarang,

dipersyaratkan berlakunya asas kecuali

tindakan-tindakan yang legalitas dalam segala bentuknya

bersifat khusus dan sementara yang (due process of law), yaitu bahwa

dinamakan ‘affirmative actions’. segala tindakan pemerintahan harus

atas peraturan Affirmative action diberikan

didasarkan

perundang-undangan yang sah dan untuk mendorong dan mempercepat

Peraturan perundang- kelompok masyarakat tertentu atau

tertulis.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 12

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

undangan tertulis tersebut harus ada

PERLINDUNGAN

HAK ASASI

dan berlaku lebih dulu atau

MANUSIA

mendahului tindakan atau perbuatan administrasi yang dilakukan.

Sejarah panjang perjuangan kemanusiaan di berbagai kawasan Dengan

bahwa untuk perbuatan

membangun peradaban baru dengan administrasi harus didasarkan atas

atau

tindakan

dasar kemanusiaan tidaklah mudah. aturan atau ‘rules and procedures’

Pelanggaran terhadap hak asasi (regels). Prinsip normative demikian

masih terus terjadi di berbagai nampaknya seperti sangat kaku dan

belahan dunia karena adanya pihak- dapat

pihak yang bekerja sama dengan menjadi lamban.

menyebabkan

birokrasi

para pelaku, baik langsung maupun tidak langsung. Struktur yang ada,

nasional maupun ruang gerak bagi para pejabat

Oleh karena itu, untuk menjamin

baik

lokal,

internasional belum benar-benar administrasi

menjadikan prinsip hak asasi sebagai menjalankan

dasar yang ditaati secara konsisten. sebagai pengimbang, diakui pula

Padahal, sejak 10 Desember 1948, adanya prinsip ‘frijs ermessen’ yang

Deklarasi Universal Hak Asasi memungkinkan para pejabat tata

Manusia (DUHAM) disepakati oleh usaha negara atau administrasi

seluruh anggota PBB sebagai norma negara

pijakan hukum menetapkan sendiri ‘beleid-regels’

(‘policy rules’) ataupun peraturan- peraturan

yang dibuat untuk Selanjutnya, berbagai kebutuhan

instrumen Hak Asasi Manusia (HAM) regulation) secara bebas dan

internal

(internal

telah disepakati sebagai panduan mandiri.

bersama

penegakkan HAM. Perkembangan wacana konsep HAM

melalui

instrumen-instrumen tersebut kadangkala memunculkan

isu-isu sulit, seperti kedaulatan nasional,

universalisme dan

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 13

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

partikularisme, gender, hak anak Hak Asasi Manusia (DUHAM) tersebut sampai pada isu tentang mana yang

melalui resolusi 217 A (III). DUHAM lebih penting antara hak-hak sipil

inilah kemudian menjadi landasan dan politik dengan hak-hak ekonomi,

utama penegakan hukum HAM di sosial dan budaya.

dunia termasuk Indonesia. Terdapat

30 pasal regulasi substansi HAM Di

dalam DUHAM ini dalam konteks ketiga, menurut Gros, terdapat tiga

negara-negara

dunia

basic rights (hak-hak dasar), dan kelompok pendukung konsep hak

basic needs (kebutuhan dasar). asasi manusia, yaitu kelompok

pertama yang dipengaruhi oleh Selanjutnya, pada tanggal 16 konsep sosialis dan marxisme;

Desember 1966, melalui Resolusi kelompok kedua yang dipengaruhi

Majelis Umum 20 A (XXI) dan oleh konsep Barat; dan ketiga adalah

untuk penandatangan, negara-negara yang karena filsafat

terbuka

ratifikasi, dan aksesi oleh negara- hidup, ideologi dan latar belakang

negara anggota PBB dibentuk dua sejarahnya merumuskan konsep

konvenan yaitu;

tersendiri tentang

hak

asasi

manusia. 26 i. International Covenant on Civil and Political Rights

(Kovenan Internasional Hak- Instrumen HAM

Hak Sipil dan Politik);

ii. International Covenant on Economic,

Social and Merefleksi sejarah regulasi

Cultural Rights (Kovenan hukum HAM (DUHAM) yang menjadi

Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya);

rujukan internasional ternyata telah dilalui selam 60 tahun lebih.

Berdasarkan DUHAM dan Regulasi hukum HAM ini dibentuk

kedua konvenan inilah selanjutnya, setelah disepakati bersama oleh

negara-negara yang menjadi anggota negara-negara di dunia. Kemudian

terikat untuk oleh Majelis Umum PBB pada tanggal

PBB

mengimplementasikan, sesuai

10 Desember 1948 mengumumkan dengan aturan dan kedaulatan mengenai Deklarasi Universal Hak-

negaranya. Untuk menjalankannya,

26 Dardiri Hasyim, 2009, Perencanaan Pembangunan Berpusat Pada Rakyat, Pembangunan Berwawasan HAM Menuju

Universitas Batik Solo.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 14

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

terlebih dahulu negara para pihak Hukum HAM Internasional dalam termasuk

praktek dapat dibuat efektif hanya ratifikasi

Indonesia

melakukan

(mengundangkannya) kalau setiap negara membuat kedalam

aturan-aturan ini menjadi bagian undangan.

peraturan

perundang-

dari sistem hukum domestiknya

sendiri. 28

Dalam konteks Hukum HAM Internasional, memamng terdiri dari

Inti paham HAM adalah: kumpulan aturan, prosedur, dan

Pertama bahwa HAM secara kodrati lembaga-lembaga internasional yang

inheren atau melekat, universal dikembangkan untuk melaksanakan

mengacu bahwa HAM itu tanpa konsep

pembedaan warna kulit, ras, agama, penghormatan terhadap HAM di

ini dan

memajukan

suku, etnis, bangsa, atau status semua negara di seluruh dunia.

sosial lainnya dan tidak dapat dicabut; hak-hak itu dimiliki oleh

semata-mata karena HAM Internasional

Namun demikian, sekalipun

individu

mereka adalah manusia ciptaanNya perhatian pada aturan, prosedur,

memusatkan

bukan karena mereka adalah warga dan lembaga, hukum itu secara khas

negara suatu negara. juga

mewajibkan

sekurang-

kurangnya sedikit pengetahuan dan Kedua, perlindungan efektif kepekaan terhadap hokum dalam

terhadap HAM terdapat dalam negeri yang terkait dari negara-

kerangka batas-batas legitimasi yang negara dimana praktisi hukum

demokratis.

mempunyai kepentingan

khususnya, hukum

Ketiga, batas-batas pelak- mengenai pelaksanaan perjanjian

nasional

sanaan HAM hanya dapat ditetapkan dan kewajiban internasional lain,

atau dicabut oleh undang-undang perilaku hubungan internasional dan

sebagai bagian dari konsep negara perlindungan yang diberikan oleh

hukum yang bermakna bahwa hak hukum domestik kepada HAM. 27 harus dilindungi oleh undang-

Richard. B Bilder, 2005, Tinjauan Umum Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara X Hukum Hak Asasi Manusia, Seri Bahan

Tahun 2005, ELSAM, Jakarta, hlm. 1.

28 Ibid.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 15

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

undang, dan bahwa ketika mencabut

yang masing-masing atau mengurangi hak-hak individu,

individu

memiliki hak dasar. Setiap individu, pemerintah

disamping mempunyai hak asasi juga persyaratan

kewajiban dan tanggung jawab konstitusional. 29 untuk menghormati hak asasi individu

atau komunitas Selanjutnya, Thomas Paine,

lain

masyarakat lain. Dalam istilah juga mengatakan:

Baramuli, dilihat dari sejarahnya, HAM di Indonesia merupakan

“Tetapkan hak-hak asasi manusia, junjung

pembauran antara hak kolektif dan jangan

tinggi

kesetaraannya,

hak orang per-orang. 31 istimewa. Tidak ada perbedaan

karena kelahiran, dan tidak ada monopoli. Selamatkan kebebasan

Secara normatif, substansi industri dan perdagangan, serta

hak asasi manusia telah dirumuskan pembagian warisan keluarga secara

berbagai peraturan perundang-undangan, baik implisit

adil.” 30 dalam

Implementasi HAM di Indonesia

eksplisit. Sebelum Pada

maupun

amandemen regulasi mengenai HAM Indonesia memiliki pandangan dan

dasarnya

bangsa

dalam UUD 1945 tidak diatur secara sikap mengenai hak asasi manusia

eksplisit dan komprehensif. yang bersumber dari nilai agama,

ada dua pasal nilai moral universal, dan nilai luhur pengaturannya, yaitu Pasal 27 ayat budaya bangsa, serta berdasarkan (1-2) disebutkan: Pancasila dan UUD 1945. Bangsa

Hanya

Indonesia mengakui bahwa setiap (1) Segala warga negara bersamaan individu merupakan bagian dari

kedudukannya dalam hukum dan masyarakat

pemerintahan dan wajib masyarakat terdiri dari individu-

hukum dan

30 Dikutib dari Geoffrey Robertson QC, Perlindungan Hak Hak Asasi Manusia

29 Retno Kusniati,

Sejarah

2002, Kejahatan Terhadap Kemanusia: Dalam Kaitannya Dengan Konsepsi

Perjuangan Untuk Mewujudkan Keadilan Negara Hukum, Makalah disampaikan

Global, hlm. 3.

pada Bimbingan Teknis HAM Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM 31 Dardiri Hasyim, Ibid.

Jambi di Hotel Ceria, Jambi, 24 Mei 2011.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 16

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

pemerintahan itu dengan tidak

Buyung Nasution ada kecualinya.

Adnan

menyebutkan, bahwa dari segi (2) Tiap-tiap warga negara berhak

hukum, dalam sepuluh tahun atas pekerjaan dan penghidupan

terakhir ini ada sejumlah kemajuan yang layak bagi kemanusiaan.

penting mengenai upaya bangsa ini untuk melindungi HAM. Sejumlah

28 produk politik yang penting tentang disebutkan:

HAM, seperti dikeluarkannya TAP berserikat

MPR No. XVII/1998, amandemen UUD mengeluarkan pikiran dengan lisan

dan

berkumpul,

1945 yang secara eksplisit sudah dan

memasukkan pasal-pasal cukup ditetapkan dengan undang- undang”.

tulisan dan

sebagainya

mendasar mengenai hak-hak asasi manusia, UU No.39/1999 tentang

Pasca amandemen kedua, Hak-Hak Asasi Manusia joncto UU tahun 2000, UUD 1945 secara No.26/2000 tentang Pengadilan eksplisit dan spesifik menetapkan HAM. Setelah amandemen, dengan dalam BAB XA, Pasal 28-28J. sendirinya UUD 1945 sebenarnya

Selanjutnya, dibentuk

UU

dijadikan dasar No.39/1999 tentang HAM dan UU konstitusional untuk memperkokoh No.26/2000 tentang Peradilan HAM. upaya peningkatan perlindungan

sudah

dapat

Adanya undang-undang No.39/1999

Pasal 1 Ayat (1) UU

HAM.

tentang HAM dan peradilan HAM menyebutkan:

tentang

HAM

merupakan perangkat organik untuk menegakkan hukum dalam kerangka

“Hak asasi manusia adalah perlindungan HAM atau sebaliknya, seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia penegakan supremasi hukum dalam sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

rangka perlindungan HAM. 32 Kuasa dan merupakan anugerah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

Sementara, dalam konteks hukum, pemerintah dan setiap

implementasi DUHAM dan kedua orang, demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat konvenan diatas setelah 57 tahun manusia”.

disahkan, baru pada tahun 2005

Ibid, hlm. 3

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 17

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

pemajuan dan kedua konvenan tersebut melalui UU

pemerintah Indonesia mengesah

dihadapi dalam

perlindungan HAM melalui rights- No.11/2005 tentang Pengesahan

based asessment yang berpijak pada International

(evidence-based Economic, Social and Cultural Rights

setiap sektor (Kovenan Internasional tentang Hak-

target)

pada

terutama pada Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya).

pembangunan

kelompok sasaran yang rentan. Dilanjutkan dengan UU No.12/2005

meningkatkan kualitas tentang Pengesahan International

Kedua,

ketata-pemerintahan (improving Covenant on Civil and Political

governance) baik di tingkat nasional, Rights

provinsi dan kabupaten/kota melalui tentang Hak-Hak Sipil dan Politik).

(Kovenan

Internasional

pendekatan pembangunan yang Jika merujuk kepada pemenuhan

HAM. Dan, ketiga, regulasi hukum HAM di Indonesia

berbasis

dan menyajikan sampai saat ini, boleh dikatakan

menetapkan

rekomendasi kebijakan prioritas telah terpenuhi. Namun demikian,

diperlukan bagi proses dalam konteks implementasi masih

yang

dan pelaksanaan terdapat kendala dan kekurangannya

perencanaan

reformasi di bidang pemerintahan, terutama, konteks pembangunan

legislasi, politik dan budaya (holistic yang berwawasan HAM.

and

reforms) yang memihak kepada mereka yang

systemic

Oleh karena itu, Departemen

lemah. 33

Hukum dan HAM (Depkumham) melalui Badan Penelitian dan

KONSEP PERLINDUNGAN PENATA

Pengembangan Hak Asasi Manusia

LAKSANA RUMAH TANGGA

(Balitbang HAM),

saat

ini

memfokuskan tiga kegiatan dalam Salah satu tujuan dari Negara kaitannya

sebagaimana yang tertuang pada Pembangunan Nasional Berwawasan

dengan

Paradigma

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

HAM. Pertama, mengidentifikasi berbagai kendala utama yang

1945 (UUD NRI 1945) adalah

Hukumham info, Tiga Fokus Balitbang HAM Dalam Pembangunan Berwawasan HAM, 21 Mei 2008.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 18

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

melindungi segenap

perencanaan terhadap hal tersebut Indonesia dan seluruh tumpah darah

bangsa

menyediakan lapangan Indonesia. Sebagai konsekuensi dari

untuk

agar terciptanya negara hukum, maka negara harus

pekerjaan

kesadaran atas kewajiban suatu memberikan perlindungan terhadap

negara, sehingga hak setiap warga HAM setiap warganya.

negara

dalam memperoleh pekerjaan dapat terpenuhi.

Pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

Perlindungan hukum dan HAM warga negara untuk tetap menjaga

adalah menjadi prioritas utama yang kelangsungan hidupnya, arti penting

harus dijalankan oleh negara disini adalah karena hal tersebut

Dalam perlindungan merupakan HAM yang dimiliki oleh

Indonesia.

hukum yang merupakan bagian setiap warga negara. Sebagaimana

spesifik dari arti perlindungan secara terdapat dalam UUD NRI 1945 pada

luas. Adapun yang dimaksud dengan Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa

hukum tersebut “tiap-tiap warga negara berhak atas

perlindungan

adalah: 34

pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi

kemanusiaan .”

a. Perlindungan harkat dan

serta pengakuan Ketentuan ini diperkuat lagi dalam

martabat,

terhadap HAM yang dimiliki oleh BAB X A UUDN RI 1945 memuat

subjek

hukum berdasarkan

hukum dari berbagai perlindungan terhadap

ketentuan

kesewenang-wenangan; HAM, salah satunya terdapat dalam

b. Berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat

hukum untuk “Setiap orang berhak untuk bekerja

Pasal 28 D ayat (2) menyebutkan

penegak

memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari

serta mendapat imbalan dan gangguan dan berbagai ancaman perlakuan yang adil dan layak dalam

dari pihak manapun;

c.

hubungan kerja Kumpulan peraturan atau kaidah

”. Dalam pasal ini yang dapat melindungi suatu hal

menerangkan bahwa pemerintah dari hal lainnya. Indonesia dituntut untuk melakukan

34 Umu Hilmy, Urgensi Perubahan UU Pakar dengan Panja Pekerja Indonesia Nomor: 39 Tahun 2004 tentang

Komisi IX tanggal 16 Desember 2010, Penempatan dan Perlindungan Pekerja

hlm. 8-9.

Indonesia di Luar Negeri, RDP antara

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 19

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

Sedangkan

bentuk

dokumen jati dirinya dipalsukan dan perlindungan hukum ada 2 yaitu: 35 atau yang direkrut dengan tidak melalui prosedur yang ditetapkan

a. Perlindungan hukum preventif dalam peraturan. 36

yaitu perlindungan hukum yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya sengketa

Selain itu juga dapat antara

pemerintah

dengan

dikelompokkan berdasarkan Profesi; rakyat.

Perlindungan

ini

a) pekerja Indonesia yang memiliki memberikan kesempatan kepada

dilakukan dengan

cara

keterampilan (skilled) dan b) hukum

untuk

mengajukan

keberatan (insprak)

pekerja Indonesia tidak memiliki pendapatnya sebelum keputusan

atau

(unskilled). pemerintah mendapat bentuk

keterampilan

yang definitif; Pengelompokan pekerja Indonesia di

b. Perlindungan hukum represif luar negeri seperti tersebut diatas,

yaitu perlindungan hukum yang bertujuan untuk menyelesaikan

selayaknya tidak memberikan makna sengketa yang dilakukan oleh

berbeda dalam hal lembaga

peradilan hukum dan peradilan perlindungan bagi mereka. Semua administratif di Indonesia.

pekerja Indonesia yang bekerja di Pekerja

luar negeri mempunyai derajat yang bekerja di luar negeri digolongkan

Indonesia

yang

sama sebagai manusia, untuk itu atas kepemilikan dokumen, yaitu

dalam hal memberikan perlindungan pekerja Indonesia berdokumen dan

dituntut untuk tidak tidak

negara

memebedakan pekerja Indonesia Indonesia yang memiliki dokumen

berdokumen.

Pekerja

berdasarkan golongan maupun jenis lengkap dan sah serta direkrut

pekerjaan, karena kesemua itu melalui prosedur yang ditetapkan

merupakan bagian dari HAM yang dalam peraturan merupakan pekerja

diakui oleh negara. Indonesia berdokumen, sementara

HAM memiliki tempat dan pekerja Indonesia tidak berdokumen

bersubjek pada setiap diri manusia. adalah pekerja Indonesia yang tidak

Pihak yang menikmati dan bisa memiliki dokumen lengkap atau

35 Ibid., hlm. 10 Penempatan TKI di Luar Negeri, 2010,

dalam DPR RI, Naskah Akademik The Institute for Ecosoc Rihgts, Naskah

Perubahan RUU PPILN Final, Jakarta, 7 Akademik Perubahan UU No.39 Tahun Juni 2012.hlm. 12. 2004

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 20

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

mengklaim suatu perlindungan dan dilaksanakan, keharusan (sesuatu pemenuhan HAM adalah seorang

hal yang harus dilaksanakan). individu. Secara ideal pemenuhan HAM harus mencakup setiap individu

Indonesia yang dan tidak terpisahkan dari individu.

Pekerja

bekerja di Malaysia, khususnya yang Sementara negara berkewajiban

bekerja disektor PLRT merupakan untuk menghormati, melindungi

salah satu sektor yang rentan sekali serta memenuhi HAM tersebut. Tiga

mendapatkan pelanggaran atas hak- kewajiban negara ini dikenal sebagai

haknya sebagai pekerja maupun trias of state obligation. 37 sebagai individu. PLRT bekerja

dalam ranah domestik yang jauh dari Setiap orang atau individu di

pantauan negara pengirim dan bawah yurisdiksinya ini, termasuk

negara penerima, hal tersebutlah baik warga negaranya maupun orang

menjadikan banyak atau warga asing yang berada di

yang

pelanggaran

atas hak-

haknya. Seharusnya para pihak disini termasuk mereka yang tidak

wilayah hukumnya. 38 Warga asing

(negara pengirim dan negara memiliki kewarganegaraan apapun,

penerima) bertanggung jawab dalam pencari suaka, pengungsi, dan buruh

menghormati, melindungi serta migrant. 39 Seperti yang tercantum

memenuhi PLRT. dalam ketentuan Kovenan Sipil dan Politik, yang selalu dimulai dengan

Junio Gerfasius Damanik, “setiap orang berhak atas/untuk…”, dalam penelitiannya menyebutkan:

atau “setiap Negara pihak dalam

Manusia tersebut Kovenan

“Hak Asasi

merupakan kewajiban negara untuk menghormati dan melindungi hak-

ini berjanji

untuk

melindungi dan menegakkan hak-hak itu, termasuk hak bebas dari

hak… ”. Sedangkan

kewajiban

kekerasan dan penindasan. Sehingga merupakan sesuatu yang wajib

negara harus bertanggung jawab penuh atas buruh migrannya, termasuk juga Indonesia. Oleh karena itu, para buruh migran

37 Tim KontraS, Panduan Untuk Pekerja 38 Lihat: komentar umum Komite HAM HAM: Pemantauan dan Investigasi Hak

No.31, paragraph 3 dan 10. Asasi Manusia, KontraS bekerja sama

dengan 39 Indonesia Australia Legal Tim KontraS., Op Cit. Development Facility (IALDF) 2009, hlm.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 21

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM… – Malahayati, dkk. (1-28)

Indonesia yang berada di luar negeri diplomatik. Kedua hal ini diatur harus memperoleh perlindungan

Hukum Perjanjian dibawah Undang-undang nasional

dalam

dan perjanjian bilateral mengenai Internasional yang berbeda, yaitu tenaga kerja. ” 40

Konvensi Wina 1961 mengenai Banyaknya

hubungan diplomatik dan Konvensi internasional, baik yang masuk ke

kasus

1963 mengenai hubungan konsuler. Makamah Internasional ataupun yang

yang menjadi hanya menjadi isu internasional,

Hal

penting

perbedaan signifikan antara kedua menunjukan bahwa warga asing

hubungan antar negara tersebut cenderung mendapatkan perlakuan

pejabat diplomatik yang

adalah

merupakan wakil politik sebuah diskriminatif.

tidak adil

ataupun

negara, sedangkan pejabat konsuler tidak mengenal fungsi tersebut. 41

Perlakuan yang diberikan kepada warga asing cenderung lebih

berkembangnya buruk dibandingkan yang diberikan

Semakin

pengaturan mengenai hal hubungan kepada warga asli negara penerima,

dan maraknya misalnya warga Indonesia yang

antar

negara

perkembangan isu mengenai HAM bekerja sebagai PLRT, sering

hingga saat ini mengakibatkan diperlakukan secara tidak adil di

mengenai adanya Malaysia. Hal tersebut jelas telah

hukum

diplomatik telah melanggar prinsip perlakuan yang

perlindungan

bagian dari hukum kebiasaan internasional. sama dan merata bagi seluruh umat 42

menjadi

manusia (HAM). Perlindungan

diplomatik Hubungan antar negara

merupakan salah satu bentuk HAM terbagi menjadi dua macam, yaitu

yang paling tua. 43 Masalah mengenai hubungan konsuler dan hubungan

perlindungan diplomatik mengisi

MariaHelena Vermeer-Kunzli, HAM Terhadap Tenaga Kerja Indonesia

40 Junio Gerfasius Damanik, Perlindungan

42 Anna

Protection of Individuals by mean of Di Malaysia Ditinjau Dari Konvensi Buruh

Protection: Diplomatic Migran,

Diplomatoc

as a Human Rights Universitas Sumatera Utara, Medan,

Instrument, Proefschift, 1979, hlm. 13. 2011, hlm. 56.

43 United Nations, Year Book of the 41 Gracia Amador, Second Report, ILC Yb

International Law Commission 1997. 1957, hlm. 114-116.

Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015) | 22

ISSN 2302-6219 Konsep Perlindungan Hukum dan HAM – Malahayati, dkk. (1-28)

sebagian besar gugatan yang municipal statues specify the diajukan dalam ruang lingkup

circumstances and limits within internasional sampai saat ini.

which this righ of protection shall be Perkembangan terbaru dalam hal

each government perlindungan diplomatik adalah

exercised,

for itself the diadopsinya draft Article mengenai

determines

expediency and perlindungan diplomatik pada tahun

justification,

manner of making the international 2006

appeal .” (tidak ada peraturan menyebabkan

oleh ILC

yang

telah

khusus yang menentukan keadaan perdebatan

memanasnya