Tantangan Dan Potensi Brand lokal

Tantangan Dan Potensi Brand lokal
Terhadap Perkembangan Sektor Industri fashion di Bandung

Ekonomi Kreatif merupakan suatu konsep di era ekonomi baru yang mengintegrasikan
antara informasi dan keativitas, bagaimana sebuah ide dapat bertransformasi dari yang
sebelumnya hanya mengandalkan pengelolaan Sumber Daya Alam, menjadi pengelolaan
Sumber Daya Manusia, agar tercipta manusia yang berkualitas yang mampu bersaing untuk
memajukan perekonomian Indonesia melalui berbagai sektor di setiap wilayah. Indonesia dengan
berbagai potensi yang dimiliki harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan trend ekonomi
dunia. Untuk itu, Pemerintah melalui intruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 (Inpres 6/2009) tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif telah mencoba mempersiapkan diri dengan mengkoordinir
seluruh struktur pemerintahan yang ada untuk secara bersama-sama menyusun dan
melaksanakan rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif

Indonesia. Sektor Fashion adalah

subsektor kedua terbesar yang menyumbangkan 181 triliun pada tahun 2013 dari total 642 triliun
Fashion merupakan salah satu industri yang penting dalam pengembangan Industri
Kreatif Indonesia. Di tahun 2013, dari 15 sektor Industri Kreatif, fashion menjadi penyumbang
terbesar kedua terhadap product domestic bruto (PDB) Nasional. Tahun 2013 lalu, kontribusi
industri fashion sebesar Rp 181 triliun dari total 15 sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 642 triliun

Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 1

atau dengan kata lain ekonomi kreatif memberi sumbangan 7% kepada PDB, dengan kontribusi
industri fashion sebesar 2%. Selain itu, industri fashion juga mampu menyerap tenaga kerja
sekitar 3,8 juta dari 11,9 juta tenaga kerja di ekonomi kreatif, serta menyumbang sekitar Rp 76
triliun terhadap ekspor. Industri fashion sekarang ini semakin berkembang di indonesia
khususnya di bandung. Bandung sebagai barometer fashion indonesia tidak pernah ketingalan
perkembangan fashionnya. Banyak ide kreatif dan inovatif yang berkembang di kota ini tidak
heran jika bandung dikenal dengan kota paris van java.

Gaung perkembangan fashion muslim memang semakin terdengar. Bandung melalui
kreativitas dan inovasi para desaigner / perancang busana telah banyak membuat jenis dan
variasi pakaian baik baru maupun rekondisi, terutama untuk baju muslim / hijab yang banyak
dipakai oleh kaum wanita agar terlihat lebih menarik dan modis. Trend fashion hijab di Bandung
mulai berkembang pada tahun 2005 hingga sekarang. Industri fashion khusunya hijab di bandung
memiliki peranan sektor ekonomi cukup besar, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pelaku
usaha di sektor hijab dan semakin tingginya permintaan pasar terhadap mode – mode hijab yang
dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat kota Bandung.
Saat ini, industri hijab sudah memiliki beragam sektor, dari mulai UKM hingga industri
skala besar. Sektor yang paling banyak saat ini berkembang adalah UKM yang menggarap

pakaian muslim, kerudung, beserta aksesorisnya.
Di Bandung, ada sekitar 200 pelaku usaha yang bergerak pada sektor ini. Lahirnya
komunitas hijab di Bandung dan diadakanya berbagi event besar bertema hijab semakin
membuat market di sektor ini sangat potensial untuk dimasuki oleh para pelaku usaha kecil

Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 2

menengah. Banyaknya turis internasional, seperti Malaysa yang sering datang untuk berbelanja
di Bandung juga merupakan sebuah peluang besar bagi para UKM untuk mengenalkan brand
lokal kepada dunia global
. Dengan berkembangnya golongan middle class, saat ini semakin banyak orang yang
bersedia membayar sedikit lebih mahal untuk produk fashion yang didesain lebih baik.
Pertumbuhan sektor fashion di Bandung hampir 60% terdiri dari pelaku – pelaku usaha kecil dan
menengah (UKM), terbukti dari perputaran uang industri fashion di bandung yang mencapai 6
triliun/tahun. Guna mewujudkan program Walikota yang ingin menjadikan Bandung sebagai kota
UKM atau “UKM city”, peran pemerintah dan para pelaku usaha harus bisa saling mendukung
dalam upaya meningkatkan ide – ide kreativitas untuk memajukan brand lokal dan menciptakan
sumber daya manusia yang terlatih untuk mengurangi angka pengangguran di Kota Bandung
Bandung merupakan sebuah kota yang terkenal sebagai kota dengan potensi industri
kreatif yang sangat besar, khususnya dalam industri fashion. Tersedianya fasilitas wisata belanja

produk tekstil maupun busana siap pakai dalam jumlah yang cukup banyak menciptakan citra
kota mode sebagai salah satu citra kota Bandung.
Salah satu wadah bagi para UKM fashion hijab untuk memperkenalkan produk –
produknya adalah dengan membuka toko di salah satu tempat yang paling sering dikunjungi baik
oleh wisatawan domestik maupun internasional untuk mencari segala jenis baju dan
aksesoriesnya, yaitu di Pasar Baru Bandung. Disini, terdapat produk – produk hijab mulai dari
yang harganya murah ( brand lokal yang belum dikenal), brand lokal yang mulai dikenal dan
brand lokal yang sudah mempunyai nama

Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 3

pengunjung Pasar Baru Trade centre Bandung selalu mengalami kenaikan setiap tahun
rata – rata sebesar 11%. Ini mengindikasikan bahwa Pasar Baru masih merupakan tempat favorit
orang – orang untuk mencari oleh – oleh, baik itu untuk sanak saudara, untuk pribadi maupun
untuk kebutuhan stock barang yang akan dijual lagi di daerah atau Negara asal pengunjung.
Banyaknya terdapat pilihan baju – baju muslim dengan penawaran harga yang beragam juga
menjadi salah satu alasan masih banyaknya pengunjung domestik dan internasional untuk datang
berbelanja ke Pasar Baru Bandung. Hampir setengah dari kios yang terdapat di Pasar baru
Bandung adalah kios yang diisi oleh para pelaku usaha kecil dan menengah di sektor fashion
hijab.

Banyaknya industri fashion hijab di Pasar Baru menimbulkan persaingan tersendiri
diantara masing – masing pelaku usaha. Salah satu pemilik kios hijab di pasar baru mengatakan
bahwa masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh industri kecil dan menengah di bidang
fashion hijab adalah bukan hanya kompetitor sejenis ,tetapi lebih kepada ancaman banyaknya
baju muslim buatan Cina yang masuk dengan mudah ke pasar baru yang membuat industri
fashion hijab lokal mengalami kesulitan dalam menentukan harga. Walaupun sudah memiliki
banyak pelanggan loyal dan tetap, menurut Beliau murahnya produk cina dan konsumsi belanja
pengunjung di Pasar Baru yang rata – rata berpenghasilan menengah akan menjadi kendala
dalam upaya melakukan promosi produk . Masih banyaknya pengunjung yang hanya sensitive
terhadap harga dan bukan kualitas, menyebabkan persaingan terasa semakin ketat. Akhirnya
banyak kompetitor yang pada awalnya melakukan produksi sendiri, pada akhirnya mengambil
baju – baju produksi Cina karena tidak mau mengambil banyak resiko dari semakin besarnya
biaya produksi yang harus mereka keluarkan jika memproduksi sendiri, seperti upah penjahit dan

Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 4

harga kain yang selalu berubah secara fluktuatif mengikuti isu kenaikan harga tarif listrik dan isu
BBM
. Produk tekstil asal Cina semakin mendominasi pasar Jawa Barat, khususnya Bandung,
hal ini ditandai dengan semakin beragamnya produk cina yang memasuki Pasar Baru Trade

Centre. Model baju dengan penuh variasi dan menarik menjadikan produk cina tidak sepi dari
peminat. Bahkan Cina dengan cepat membuat baju – baju hijab dan kerudung untuk merebut
pasar potensial di Bandung.

Budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif, menjadikan

Indonesia target pasar yang sangat menguntungkan bagi Cina. Persaingan dagang yang sehat,
diharapkan dapat membangkitkan semangat para pelaku usaha industri fashion hijab untuk
memperjuangakan brand lokal mereka masing – masing.
Dampak terhadap banjirnya produk cina paling dirasakan oleh pengusaha kecil dan
menengah di Bandung. Pelaku UKM lokal harus berpikir ekstra untuk mencegah kerugian yang
lebih besar. Berbagai upaya harus dilakukan agar produk hijab dengan brand lokal tidak mati di
pasaran, seperti dengan cara menurunkan harga jual produk walaupun harga bahan baku lokal
seperti kain tengah mengalami kenaikan.
Adapun sisi positif yang bisa diambil oleh para pelaku usaha industri fashion hijab dari
membanjirnya produk Cina adalah terciptanya motivasi bisnis. Para desaigner hijab lokal
dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan dan memasarkan produknya. Selain itu untuk
semakin memperkuat brand – brand lokal, para pelaku usaha fashion hijab harus rutin
mengadakan berbagai macam event atau exhibition muslim, untuk semakin meningkatkan
kebanggaan wanita muslimah dengan brand lokal.


Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 5

Syarafina Indirayani (29113395) – MBA CCE 50Page 6