Bermacam Bentuk Diplomasi dalam Hubungan

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5
Bermacam Bentuk Diplomasi dalam Hubungan Internasional
Selain adanya interaksi antar aktor dalam berdiplomasi, dalam Hubungan Internasional
juga mempelajari tentang macam-macam bentuk diplomasi. Dalam dunia modern ini, Hubungan
Internasional memiliki metode tertentu dalam berdiplomasi. Metode yang ada telah dibedabedakan dan serta dikategorikan menurut kelasnya dalam berbagai tipe. Diplomasi memiliki
beberapa tipe atau macam, diantaranya: Public Diplomacy, Secret Diplomacy, Preventive
Diplomacy, Offensive Diplomacy, Culture Diplomacy, Dollar Diplomacy, dan Gun Diplomacy.
Public diplomacy, merupakan upaya pemerintah ang dilakukan pada publik sendiri
ataupun masyarakat internasional untuk memperbaiki pandangan buruk yang ada sebelumnya
(Lord 1998, tt). Penulis lebih senang menyebutnya sebagai diplomasi pencitraan, karena memang
tujuannya adalah mencari citra yang baik terhadap dunia internasional, yang disebarkan pada
media masa seperti korang, radio, dan televisi. Diplomasi publik diperkirakan muncul pada
setelah Perang Dunia II, ketika Perang Dingin dimulai. Diplomasi ini dapat membentuk opini
publik, tetapi ada kalanya diplomasi ini memberikan pandangan subjektif kepada masyarakat
terhadap isu yang terjadi, sehingga rakyat tidak mengetahui kebenaran yang ada (Lord, 1998).
Secret diplomacy atau diplomasi secara diam-diam sudah jelas berbeda dengan diplomasi
publik. Diplomasi rahasia lebih cenderung kepada bagaimana menyelesaikan suatu konflik tanpa
diketahui oleh publik, sehingga masyarakat tak perlu khawatir terhadap masalah yang ada
diantara pihak yang terkait. Diplomasi rahasisa diperkenalkan pertama kali ketika Lenin beserta
Bolsheviknya berani membocorkan arsip Kerajaan Rusia tentang diplomasi rahasia yang telah
dilakukan. John G. Stoessinger (1961), menganggap diplomasi rahasia adalah tipe strategi

diplomatik yang lebih kuno dalam kegagalan multiliteralisme baru (Stoessinger, 1961, p. 229).
Padahal menurut penulis, diplomasi rahasia bukanlah ‘tipe strategi diplomatik lama’, melainkan
tipe baru dalam diplomasi dimana hanya pemimpin negara ataupun pihak tertentu yang saling
mengerti dan memahami maksud dari diplomasi ini.
Merujuk pada diplomasi publik dan diplomasi rahasia, preventive diplomacy atau
diplomasi preventif hadir sebagai penengah diantara keduanya. Menurut Inis Claude Jr. (1956),
diplomasi preventif merupakan fungsi penetral untuk dijalankan sejauh mungkin oleh negaranegara yang tidak memihak dalam Perang Dingin (Roy 1995, p. 162). Diplomasi preventif
1|Negosiasi dan Diplomasi

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5
menggunakan cara-cara perdamaian dalam penyelesaian masalah. Contoh dari diplomasi
preventif sendiri adalah adanya konflik Laut China. Penggunaan diplomasi preventif dapat
dilihat dalam konflik Laut Cina Selatan. Konflik yang melibatkan beberapa negara Asia
Tenggara dan China tersebut pada akhirnya membuat ASEAN mencari penyelesaian dengan cara
membentuk ASEAN Regional Forum (ARF) agar konflik tersebut tidak melibatkan negaranegara lainnya dan juga menghindari melalui cara ini pula dapat mengurangi konflik bersenjata.
Berbeda dengan diplomasi preventif, offensive diplomacy lebih cenderung menggunakan
kekerasan ataupun tekanan dalam bentuk apapun dalam penyelesaian masalahnya (Sharad,
2006). Menurut Alexander L. George dalam melakukan diplomasi ini diterapkan ketika negaranegar membutuhkan ‘paksaan’ untuk menyelesaikan suatu konflik yang terkait dengan
negaranya. Paksaan dalam hal ini dapat diwakilkan dengan pemberian sanksi embargo ataupun
pemboikotan untuk efektivitas yang bergantung pada seberapa tingginya suatu negara dalam

keadaan ketergantungan terhadap negara yang memberikan sanksi (Sharad, 2006). Namun
dengan adanya paksaan yang digunakan dalam diplomasi akan membuat kerugian bagi negara
yang menggunakan bentuk diplomasi ini. Contohnya seperti Amerika Serikat yang telah
mengembargo Iran.
Culture diplomacy atau diplomasi kebudayaan yang telah dikatakan oleh S. L. Roy
(1984), bahwa diplomasi ini memiliki misi dengan mengirimkan kesenian sebagai bentuk
pencitraan negara tersebut dalam dunia internasional. Bahkan menurut Thomas Jefferson bahwa
pertukaran seni seperti musik, lukisan, pahat, ataupun teater dapat menciptakan hubungan baik
antar-negara (Schneider, 2004). Dikatakan demikian, karena memang diplomasi ini dapat
meningkatkan kerjasama dari kedua negara sebagai usaha non-militer. Sayangnya pada
diplomasi kebudayaan dapat pula menciptakan inpretasi yang negatif pula, jika tidak sesuai
dengan pola pikir dari negara yang diajak berdiplomasi melalui bentuk culture diplomacy.
Contohnya seperti Indonesia yang memperkenalkan kesenian Angklung di Eropa.
Selanjutnya adalah dollar diplomacy, pertama kali diperkenalkan oleh Howard Taft
dalam usaha membangun citra Amerika Serikat di Karibia. Diplomasi ini memiliki tujuan untuk
membentuk citra Amerika Serikat secara permanen dengan memberikan bantuan ekonomi
kepada negara yang beraliansi dengan Amerika Serikat (Wilson, 1961). Selain beberapa bentuk
diplomasi yang telah disebutkan sebelumnya oleh penulis, gun diplomacy juga termasuk bentuk
2|Negosiasi dan Diplomasi


Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5
diplomasi yang diterapkan oleh Amerika Serikat, terutama pada saat Perang Dingin. Diplomasi
ini merupakan bentuk usaha untuk menakut-nakuti negara lai dengan armada kapal induk yang
beroperasi sebagai suatu usaha stabilisasi dunia (Shchick, 1973). Diplomasi ini sebenarnya sudah
diterapkan sejak awal kemerdekaan Amerika Serikat hingga saat ini. Diplomasi ini bertujuan
untuk mendukung posisi hegemoni Amerika Serikat di dunia melalui usaha militer atau
hardpower. Sebagai contoh, dalam isu bajak laut Somalia angkatan laut Amerika Serikat turut
serta melakukan patroli di laut sekitar Somalia.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha mencapai politik luar negeri dan
memenuhi kepentingan nasionalnya, tiap negara melakukan berbagai usaha diplomasi yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara. Setiap jenis diplomasi memiliki tujuan dan cara
yang berbeda. Jika diplomasi kebudayaan dilakukan dengan cara melakukan pertukaran budaya
maka berbeda dengan diplomasi dollar yang diterapkan Amerika Serikat dengan cara
memberikan bantuan ekonomi kepada negara partner. Meskipun memiliki cara yang berbeda,
tiap diplomasi ditujukan agar kerjasama antar negara dapat tercapai dan stabilitas dapat dijaga.

Referensi :
Joshi, Sharad. 2006. The Practice of Coercive Diplomacy in the Post-9/11 Period. : University of
Pittsburgh Press.
Lord, Carnes. 1998. The Past and Future of Public Diplomacy.

Momengoh, Nick Parfait. 2013. Secret Diplomacy: The Practice of Back Channel Diplomacy by
Liberal Democratic States. Newark: The State University of New Jersey Press.
Roy, S.L. 1984. Diplomacy. New Delhi: Sterling.
Schick, Jack M. 1973. A Review of James Cable, Gunboat Diplomacy: Political Applications of
Limited Naval Forces. Arlington: CNA Corporation.
Schneider, Cynthia P. 2004. Culture Communicates: US Diplomacy that Works. Clingendael: The
Netherlands Institute of International Relations Press.

3|Negosiasi dan Diplomasi

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5
Wilson, F. M. Huntington. 1916. Dollar Diplomacy and Social Darwinism. Washington D.C: US
Department of State.

4|Negosiasi dan Diplomasi