Pengantar Ekonomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan

Pengantar Ekonomi Pembangunan
Masalah Pengangguran

Nama : Firly agustia
Kelas : 2 DD 04
NPM : 30208512

Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................... ii
Latar Belakang...................................................... 1
Pengertian............................................................. 1
Jenis & Macam Pengangguran............................... 2
Faktor – faktor...................................................... 3

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang pengangguran.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang pengangguran yang terdapat di kota
Bekasi,pengertian pengangguran,macam-macam pengangguran, serta faktor – faktor dari
pengangguran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

ii
A. Latar Belakang
Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa Indonesia
yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Februari 2008, jumlah penganggur terbuka
tercatat sebanyak 9,43 juta orang (8,46%) per Agustus 2008 berjumlah 9,39 juta orang ( 8,39
%) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. pengangguran terbuka didominasi
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) besar 17,26 %, Sekolah menengah Atas (SMA)
sebesar 14,31 %, Perguruan Tinggi (PT) 12,59%, Diploma 11,21 %, lulusan SMP, 9,39 % dan
lulusan Sekolah Dasar (SD) 4,57 %, dari jumlah penganggur.
Jumlah penganggur tersebut diperkirakan akan bertambah dengan adanya krisis keuangan
global sebesar 20 juta orang sehingga dari jumlah penganguran di tahun sebelumnya sebesar
190 juta orang, akan bertambah menjadi 210 juta orang di tahun 2009.
B. Pengertian

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan

dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negaranegara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
1

C. Jenis & macam pengangguran
 Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerjaan.
 Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
 Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
 Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.
2
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
D. Faktor – faktor Pengangguran

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, antara lain: Pertama,
jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara
supply and demand). Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan

kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus
sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena
tidak memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour), Keempat, terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber daya alam di
kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam
menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga
merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran
tersebut di atas maka perlu dikembangkan program-program kewirausahaan pemuda dalam
rangka mempercepat penurunan angka pengangguran.
Mengingat data pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak memperoleh
perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa
masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan
narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi
tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

3

Daftar Pustaka

- www.google.com

- Wikipedia,masalh pengangguran
Diposkan oleh Firly Agustia di 03.51 Tidak ada komentar:
PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

NAMA : FIRLY AGUSTIA
NPM : 30208512
KELAS : 2 DD 04

BAB 11
PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN
Pendahuluan
Bagian terbesar dari Negara-negara yang termasuk dalam Negara-negara paling kurang
berkembang, dalam daftar PBB berada dan berdekatan dengan daerah jalur kemiskinan.
Daerah ini terletak di tengah-tengah Afrika, terbentang mulai dari gurun Sahara di Utara
sampai Danau Nyasa di sebelah selatan. Daerah yang laen dimulai dari dua negri Yaman dan
Afganistan, membentang ke timur lewat asia selatan dan beberapa Negara Asia timur.
Masalah kemiskinan di Pedesaan
Bank Dunia pada tahun 1980 telah menunjukan tiga aspek kemiskinan, yaitu :
1. Kemiskinan multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam,
maka kemiskinanpun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, kemiskinan

meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset-aset, organisasi social dan politik, dan
pengetahuan serta ketrampilan, danaspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan social,
sumber-sumber keuangan dan informasi.
2. Aspek-aspek kemiskinan tadi saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini berarti, bahwa kemajuan dan kemunduran pada salah satu aspek dapat
mempengaruhi kemajuan dan kemunduran aspek lainnya.
3. bahwa kemiskinan adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif. Kita sering
menengar perkataan kemiskinan pedesaan (rural proverty), kemiskinan perkotaan ( urban

proverty),dan sebagainya.
Pembangunan Pertanian Sebagai Alternatif Strategi Unggul
Sementara ini Todaro (1978) telah mencatat, bahwa tampak adanya kesadaran para pakar
ekonomi tentang pembangunan bahwa pembangunan pertanian bersama-sama pembangunan
pedesaan, dianggap sebagai syarat mutlak bagi Negara di Negara dunia ketiga.
Pembangunan Pertanian di Indonesia
Pertanian di Indonesia pada umumnya dicirikan dengan masih banyaknya jumlah pertanian
kecil. Ciri umum petani kecil itu adalah pemilikan lahan sempit, dan sumber pendapatan
mereka umumnya tidak hanya berasal dari sector pertanian saja.
1. Program peningkatan Produksi Pertanian
Keberhasilan program peningkatan produksi pertanian pangan terutama dilandasi oleh

keberhasilan program Bimas yang dimulai pada tahun 60’an.
2. Program Bimas dan Inmas
Dalam program bimas salah satu manfaatyang dapat dirasakan oleh petani yang berlahan
sempit dengan pemilikan asset yang terbatas adalah komponen kredit. Sedangkan petani
dalam program Inmas diartikan sebagai petani yang tidak memperoleh fasilitas kredit tetapi
menggunakan teknik baru dalam pertanian.
3. Pelayanan KUD
Telah banyak disinyalir bahwa peranan Koperasi Unit Desa (KUD) belum dapat menjangkau
masyarakat petani di Pedesaan. Pelayanan KUD meliputi pelayanan dalam menyediakan
saprotan, pengolahan hasil, penjualan hasil, dan kegiatan lainnya.
4. Kebijakan Harga Pertanian
Kebijakan harga hasil pertanian merupakan salah satu kebijaksanaan yang secara langsung
dapat mempengaruhi kesejahteraan petani. Kebijakasanaan harga khususnya untuk beras dan
padi yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui penetuan harga tertinggi dan harga dasar
gabah, terlihat telah mencapai sasaran yang diharapkan.
5. Diversifikasi Hasil Pertanian
Selama ini pemerintah terlalu menitikberatkan keberhasilan pertanian pangan, khususnya
beras sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.
Menuju Pertanian Tangguh
1. Kebijaksanaan Deregulasi

Secara spesifik, pemerintah perlu berperan sebagai pelaku ekonomi juga sebagaimana pelaku
ekonomi lainnya di sector swasta. Oleh karena itu, pemerintah juga memberikan pelayanan
baik selaku produsen maupun konsumen. Kebijaksanaan pertanian masih diperlukan jika
petani dan konsumen belum sepenuhnya reponsif terhadap mekanisme harga.
2. Penelitian dan Perkembangan (R & D)
Perkembangan industri agrobisnis dapat meningkatkan daya saing komoditas ekspor

nonmigas dari sector pertanian. Program – program R&D semacam ini seharusnya segera
dilaksanakan secara luas dan mendalam pada aspek-aspek ekonomi pertanian maupunoleh
perguruan tinggi.
3. Perkembangan Agrobisnis
Unsur kunci dari strategi agrobisnis seharusnya memasukkan elemen-elemen kebijakasanaan
yang dapat memberikan :
• Iklim yang kondusif bagi awal perkembangan industri Agrobisnis.
• Rangsangan yang tepat bagi para petani maupun bagi perusahaan agrobisnis.
• Adanya kebijaksanaan target dari komoditas – komoditas terpenting secara social ekonomi
bagi daerah-daerah tersebut..
• Perencanaan secara matang dalam memaksimumkan penggunaan fasilitas prasarana yang
tersedia.
Perkembangan Industri Pedesaan

Di Indonesia yang dimaksud dengan industri pedesaan adalah industri yang terletak di
pedesaan, dimiliki oleh masyarakat atau penduduk pedesaan, menggunakan metode produksi
padat karya dan tenaga kerja kebanyakan didapatkan dari sekitar desa. Industri pedesaan
memepunyai cirri – cirri sebagai berikut :
• Berbentuk industri rumah tangga atau cottage industry dengan tenaga kerja kurang dari 5
orang.
• Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari rumah tangga sendiri, dari saudara atau sanak
keluarga lainnya sebagai tenaga kerja tidak di upah.kalaupun mereka kerja dibayar, pada
umumnya hubungan antara tenaga kerja dengan pemilik atau manajer adalah sangat tidak
formal.
• Teknologi yang digunakan bersifat tradisional, sangat sederhana dan menggunakan lebih
banyak tenaga tanpa mesin (manual process).
• Bahan dasar umumnya didapat dari pedesaan setempat atau desa sekitarnya.
• Pemasaran dari hasil produksi tidak didasarkan pada promosi atau iklan pada umumnya
sudah di tangan tengkulak.
• Industri ini selalu merupakan kegiatan pekerjaan tambahan untuk menambah pendapatan
keluarga.

BAB 12
STRATEGI INDUSTRIAL

Pendahuluan
Selain terbukti membawa hasil yang gemilang di Negara – Negara barat, ISI juga telah
berhasil menunjukkan kejayaannya terutama dalam perannya dalam memperbaiki kondisi
perdagangan. Kejayaan ISI itu sendiri dimungkinkan oleh adanya tiga argumentasi yang
mendukung.
1. ISI dapat memberikan banyak keuntungan manfaat ekonomi dan social sampingan.
Terutama perolehan manfaat dalam bentuk pengetahuan teknologi dan ketrampilan para
pekerja yang akan meningkatkan perusahaan.
2. khususnya untuk Negara besar supaya industri pengganti impor dapat memberikan efek
rasio yang lebih baik dari pada industri yang mengembangkan ekspor.

3. upaya mengganti impor barang manufaktur merupakan suatu cara untuk menggunakan
informasi pasar yang lebih murah dan mudah.

Model dan Tahapan Industrialisasi
Dalam literatur – literatur pembangunan pada umumnya memandang dan mengartikan
industrial sebagai proses yang mampu menghadapi masyarakat agraris yang statis menjadi
masyarakat industri yang lebih dinamis. Biasanya proses tersebut dianggap sebagai syarat
perlu atau necessary condition untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
menciptakan tenaga kerja yang lebih besar, menyesuaikan kebutuhan dasar manusia untuk
penduduknya.
Strategi Industrialisasi Substitusi Impor
Pada bagian terdahulu telah disebutkan adanya tiga argument yang memperkuat dan
mendukung perlunya dilakukan industrialisasi substitusi impor di Negara-negara sedang
berkembang sebagai syarat yang perlu dalam perkembangannya. Walaupun demikian pada
umumnya ada beberapa harapan dari dilaksanakannya strategi tersebut, yaitu :
• Sumber-sumber ekonomi yang relative cukup tersedia dalam negeri seperti bahan baku dan
tenaga kerja.
• Respon permintaan barang-barang industri dari Negara-negara maju masih rendah
• Mengurangi akibat-akibat kestabilan pasar internasional terhadap pasar di dalam negri.
• Untuk mendorong industri di dalam negri supaya lebih berkembang.
Strategi Industrialisasi di Indonesia
Proses industrialisasi Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kelompokkelompok Negara berkembang yang berpendapatan menengah rendah (lower middle income
countries). Untuk memahami dan mengetahui proses industrialisasi di Indonesia ada baiknya
kita liat sejarah perjalanan industrialisasi di Indonesia pada masa pelita maupun sebelumnya.
BAB 13
STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN
Pendahuluan
Gambaran kemiskinan secara ilmiah pada awalnya dapat diketahui dari studi yang dilakukan
oleh Montek S. Ahluwalia pada tahun 1969. ahluwalia dalam analisnya menunjukkan
keadaan distribusi pendapatan mutlak di berbagai Negara berkembang dengan melihat jumlah
penduduk yang menerima pendapatan dibawah garis kemiskinan.

Kebijaksanaan dan Hasil yang Dicapai

Kemiskinan timbul karena ada sebagian masyarakat yang belum ikut serta didalam
pembangunan sehingga belum dapat menikmati hasil pembangunan secara memadai.
Keadaan ini disebabkan oleh keterbatassan dalam pemilikan dan penguasaan factor produksi
sehingga kemampuan masyarakat dalam menghasilkan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan belum rata dan belum seimbang.pelaksanaan pembangunan nasional yang di
jabarkan dalam program pembangunan sektoral, regional, dan khusus.
Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemisinan
Kebijaksanan penanggulangan kemiskinan dapat di kategorikan dalam beberapa kategori :
1. Kebijaksanaan tidak langsung, kebijaksanaan tidak langsung di arahkan pada pencipta
kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan . kondisi
yang di maksudkan antara lain adalah suasana social politik yang tentram, ekonomi yang
stabil dan budaya yang berkembang. Upaya pengelolaan ekonomi makro yang berhati-hati
melalui kebijaksanaan keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya
menanggulangi kemiskinan.
2. Kebijaksanaan langsung, diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifias
sumber daya manusia, khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah, melalui
penyediaan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan,
serta perkembangan social ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian
golongan masyarakat berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberikan
peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social ekonomi yang dapat
memberikan pendapatan yang memadai.
3. Kebijaksanaan khusus (Program IDT), Arah dari kebijaksanaan khusus adalah
mempersiapkan masyrakat dan meningkatkan kemampuan aparat daerah yang bertanggung
jawab langsung dalam merencanakan , melaksanakan, memantau pelaksanaan program
pembangunan, dan sekaligus memacu serta memperluas upaya untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Kebijaksanaan khusus
dilaksanakan secara terpilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kesiapan aparat daerah
setempat.
a. Pengertian,
IDT mengandung dua arahan penting, yaitu pertama, instruksi untuk mengkoordinasikan
semua program pembangunan sektoral, reginal, dan khusus yang ditujukan untuk
menanggukangi kemiskinan. Kedua, pemberian dana sebagai modal bagi masyarakat desa
miskn untuk membangun dirinya sendiri melalui kegiatan social-ekonomi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

b. Tahapan,
Tahapan persiapan, telah dimulai dan akan berlangsung sampai dengan awal dimulainya
program IDT dalam tahun anggaran 1994/95. Tujuanya adalah untuk memberikan
pemahaman yang sama atau sosialisasi tentang hakikat dan makna program IDT kepada
masyarakat serta aparat pelaksana program IDT.
Tahap pelaksanaan, program IDT dimulai tahun anggaran 1994/95 sampai dengan akhir
Repelita VI. Kegiatan utama dalam tahap ini adalah pendayagunaan dana IDT oleh penduduk

miskin disertai pendampingan yang efektif, serta koordinasi program pembangunan sektoral
dan regional yang miskin tersebut.
c. Pelatihan berjenjang,
Pelatihan berjenjang dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat dan aparat yang terkait
dengan pelaksanaan IDT. Kegiatan pelatihan berjenjang di awali dengan berbagai kesempatan
menyaankan presepsi si antara aparat pemerintah di tingkat pusat serta penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Pada tahap berikutnya pelaksanaan pelatihan bagi pelatih di
tingkat propinsi di selenggarakan di Jakarta tanggan 18-22 Oktober 1993.
d. Pendampingan,
Pelaksanaan IDT berorientasi pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk
miskin dengan mengikutsertakan segala lapisan masyarakat dalam proses pembangunan .ini
berarti bahwa pembangunan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
untuk dinikmati oleh masysarakat sendiri, secara berkesinambungan.
e. Komitmen Bersama,
Strategi penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada peran serta dan produktifitas rakyat
merupaakaan strategi yang berkesinambungan dan menumbuhkan kemandirian peduduk
miskin. Penyelenggaraan program impress desa tertinggal(IDT) yang akan dimulai dalam
tahun anggaran 1994/95 merupakan bagian dari upaya besar untuk menanggulangi
kemiskinan dan telah di canangkan sebagai gerakan nasional penaggulangan kemiskinan.
Diposkan oleh Firly Agustia di 03.50 Tidak ada komentar:

Rabu, 25 November 2009
BAB 5
DUALIESME MASYARAKAT DAN DUALISME EKONOMI
PENDAHULUAN
• Dualisme artinya bahwa dalam waktu yang sama di dalam masyarakat terdapat dua gaya
social yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing – masing berkembang secara penuh
serta saling mempengaruhi. Dalam dualisme masyarakat, salah satu system social yang
menonjol biasanya termaju, diimpor dari luar negri dan hidup dalam lingkungan baru tanpa
berhaasil menyisihkan atau menyerap system social lain yang telah lama tumbuh disitu.
Akibatnya, dari system kedua ini tdak ada yang meluas, dan malah keduanya menjadi ciri
khas masyarakat yang bersangkutan.
• Dualisme ekonomi yaitu kegiatan ekonomi dan keadaan ekonomi serta keadaan yang lain
dalam masa tertentu, atau dalam suatu sector ekonomi tertentu ysng memiliki sifat tidak
seragam.
• Dualisme ekonomi ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ekonomi tradisional dan
ekonomi modern.
• Kelompok ekonomi tradisional berarti kegiatan ataupun keadaan ekonomi yang ada masih
dikuasai oleh unsur ketradisionalan.
• Kelompok ekonomi modern, berarti berbagai kegiatan dan keadaan ekonomi yang sedang
berlangsung dikuasai oleh unsur – unsur yang bersifat modern.
• Menurut Boeke (1953), dualism social adalah bahwa dalam masyarakat terdapat dua system
yang berbeda, dan keduanya hidup saling berdampingan.
• Pakar ekonomi Myint (1967) dan Higgins (1968) mengamati adanya dualism teknologi.
Mereka berpendapat bahwa dualism teknologi adalah suatu keadaan dimana di dalam suatu

bidang kegiatan ekonomi digunakan teknologi dan organisasi produksi yang mengkutub.
• Selanjutnya, Arthur Lewis (1970), kemudian John Fei, dan Gustaf Ranis (1975)
mengemukakan anggapan dualitas social ekonomi dalam pembangunan dan pertumbuhan di
Negara – Negara yang kelebihan tenaga kerja. Menurut konsep ini, kelebihan tenaga kerja
bias di alihkan dar sector tradisional yang subsisten untuk meningkatkan produksi non
pertanian.
• Sementara Todaro (1978) mengatakan bahwa konsepsidualisme semacam ini telah menjadi
bahan pembicaraan secara luas dalam ekonomika pembangunan menunjukan adanya
beberapa elemen dalam ekonomika pembangunan.
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB DUALISME
• Ada empat factor yang melatar belakangi atau menjadi sebab lahirnya dualisme ekonomi,
yaitu :
• Adanya kebijakan yang memiliki dua dimensi, yaitu kebijakan untuk mempertahankan agar
surplus sector pertanian tetap berada di dalam negri daripada dibawa ke luar negri seperti
masa penjajahan.kebijakan untuk mengalihkan surplus sector pertanian ini ke sector industry,
dan ekspor seperti semula.
• Adanya pengaruj dari pola perumbuhan ekonomi terutama yang terjadi di Negara – Negara
asia.
• Hal yang menyangkut ratio antara manusia dan tanah.
• Lemahnya perekonomian nasonal.
DUALISME DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
• Adanya berbagai macam dualitas tersebut menimbulkan keadaan yang menyebabkan
mekanisme pasar tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
• Ciri ekonomial adalah adanya dualism anatara kota yang maju dan tempat lokasi industri
barang konsumsi dengan desa yang terbelakang tempat dominasi tenaga kerja berlebih.
• Sektor ekonomi yang telah mendapat proteksi lambat laun cenderung menggunakan
teknologi padat modal dari luar negeri.
STRATEGI MENGATASI DUALISME
• Tidak ada cara terbaik ntuk mengatasi dualism, kecuali melalui strategi pembangunan yang
konkrit dan terencana.oleh karena itu persoalan mendasar yang melekat pada masalah
dualisme bias jadi lebih dominan pada dimensi sejarah yang melahirkan dualisme itu sendiri.
• Strategi redistribusi dengan perubahan (redistribution with growth) juga berusaha
menggabungkan usaha pemerataan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Penekanan
strategi ini adalah penyaluran kembali (realokasi) dana – dana investasi baru, terutama dari
pemerintah kegolongan penduduk yang paling miskin, sehingga mereka dapat memupuk
harta produktf yang dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka.
BAB 6
MASALAH KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
PENDAHULUAN
• Masalah kemiskinan ternyata teramat kompleks dan pemecahan – pemecahannya pun tidak

terlalu mudah.
• Masalah kemiskinan muncul karena ada sekelompok anggota masyarakat yang secaara
structural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat
kehidupan yang layak. Akibatnya, ia harus mengakui keunggulan kelompok masyarakat
lainnya dalam pencarian nafkah dan pemlikan asset produktif, sehngga semakin lama
semakin tertinggal. Dalam prosesnya gejala tersebut memunculkan persoalan baru yani
ketimpangan distribusi pendapatan.
KAITAN KEMISINAN DENGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
• Kaitan kemskinan dengan distribusi pendapatan secara sederhana dapat dilukiskan dengan
menggunakan kerangka kemungkinan produksi (the productin possibility framework).
• Produksi dalam hipotesis perekonomian yang sedang berkembang dibagi menjadi
duakelompok barang.pertama, barang kebtuhan pokok, seperti makanan pokok, pakaian dan
tempat tinggal. Kedua, barang konsumsi mewah.
BERBAGAI DIMENSI MASALAH KEMISKINAN
• Ciri – ciri kemiskinan :
1. Kemiskinan multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam – macam,
maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek.
2. Aspek – aspek kemiskinan saling berkaitan, bak sacara langsung maupun tidak langsung.
3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif.
• Para pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai kemisknan
structural. Kemiskinan structural ialah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan
masyarakat karena struktur social masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber
– sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia untuk mereka.
• Kemiskinan absolute diartian sebagai keadaan masyarakat atau individu denganuran
kebutuhan minimum(substance_ dalam memenuhi hidup dan terletak dibawah garis
kemiskinan (provelity lines) menggunakan criteria tertentu.
KRITERIA KEMISKINAN
• Untuk menetukan status kemiskinan suatu desa diperlukan suatu indicator komposit baku
yang merupakan gabungan dari berbagai factor yang menunjukkan ciri – cirri kemiskinan,
yang dipilih dan diolah dari 27 variabel dalam 3 kelompok, yaitu : 1. Potensi desa(podes) dan
fasilitas desa, 2. Keaaan perumahan dan lingkungan, dan 3. Keadaan penduduknya.
DISTRIBUSI PENDAPATAN
• Distrbusi pendapatan perorangan atau distribusi ukuran adalah yang paling umum
digunakan oleh para ekonom.
• Distribusi fungsional adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing –
masing factor produksi. Teori distribusi pendapatan fungsional merupakan persenase dari
penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan
STUDI TENTANG DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA
• Pertama, data pengeluaran. Pengukuran ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia
diawali oleh R. M. Sundrum pada tahun 1973. Ia memperkirakan besarnya indeks Gini

Indonesia( tidak termasuk Jakarta) untuk tahun 1964-2965 sebesar 0,389 berdasarkan data
pengeluaran konsumsi masyarakat.
• Kedua, data pendapatan. Penelitian distribusi pendapatan berdasarkan jenis data pendapatan
dirintis oleh Irlan Sujono dan Ahmad T. Birowo. Mereka dengan menggunakan data dari
survey khusus mendapatkan angka koefisien Gini untuk daerah pedesaan jawa tengah 0,533
pada tahun 1968 dan 0,495 pada tahun 1973/75. Penurunan indeks Gini ini menunjukkan
adanya perbakan pemerataan pendapatan di pedesaan jawa tengah.
• Ketiga, ekoonomi makro. Syamaprasad Gupta, dengan memakai model ekonomi dalam
penelitiannya dan dengan memakai data dari ekonomi makro mendapatkan indeks Gini untuk
Indonesia 0,422. Gupta kemudian mengistemasi indeks Gini tahun 1985 dan 1997, masing –
masing 0,545 dan 0,561.
• Keempat, Sistem Neraca Nasional Indonesia (SNSE). Slamet Sutomo dan Nina Sari
Sulistini(1987), dengan memakai SNSE berusaha mengetahui pola penerimaan dan
pengeluaran rumah tangga, dan keadaan distribusi pendapatan.
Diposkan oleh Firly Agustia di 03.24 1 komentar:
BAB 7
MASALAH KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN, DAN LINGKUNGAN HIDUP
PENDAHULUAN
Masalah penduduk sebenarnya sangat kompleks, banyak sekali aspek yang mencakup aspek
didalamnya, diantara aspek pangan, pemukiman, sandang, pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Lalu, apa saja konsekuensi yang mesti
diterima oleh Negara – Negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk
yang demikian cepat itu? Diantara beberapa konsekuensi tsb, ada tiga hal yang perlu dicatat
yaitu : 1) jumlah angkatan kerja bertambah dengan cepat seiring engan cepatnya laju
pertumbuhan penduduk, 2) rendahnya kemampuan Negara – Negara yang sedang
berkembang untuk menciptakan kesempatan kerja tambahan, dan 3) semakin menurunnya
daya dukung lingkungan terhadap kualitas kehidupan. Masalah – masalah lanjutan yang
muncul kemudian adalah angka pengangguran semakin meningkat, urbanisasi, migrasi makin
menjadi – jadi, dan last but not least, angka kejahatan dengan berbagai bentuk juga
meningkat.
TEORI PERANGKAP PENDUDUK DARI MALTHUS
Reverend Thomas Malthus mengemukakan hubungan antara pertumbhan penduduk dan
pembangunan ekonomi pada tahun 1798 dalam artikelnya berjudul Essay on the Principle of
Population. Ia menjelaskan konsep hasil yang menurun (concept of diminishing return).
Menurtnya kecenderungan pertumbuhan penduduk suatu Negara tumbuh menurut deret ukur,
yaitu menjadi dua kali lipat setiap 30-40 tahun. Pada saat yang sama, hasil dari tanah
menurun, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Karena pertumbuhan
persediaan pangan tidak bias mengimbangi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan
tinggi, maka pendapatan per kapita masyarakat tani didefinisikan sebagai produksi pangan
per kapita akan cenderung turun menjadi sangat rendah. Dapat ditemukan adanya 3 kritik
utama terhadap teori Malthus dan Neo-Malthusian, yaitu:
1. Teori tsb tidak memperhitungkan peranan dan dampak dari kemajuan teknologi
2. Teori tsb didasarkan kepada suatu hipotesis mengenai hubungan secara makro antara
pertumbuhan penduduk dan tngkat pendapatn per kapita yang tidak tahan uji secara empiris
3. Teori tsb menitik beratkan pada variable yang keliru, yaitu pendapatan per kapita sebagai
factor penetu utama tingkat prtumbuhan penduduk. Suatu pendekatan yang lebih baik dan
lebih abash untuk masalah penduduk dan pembangunan ini terpusat pada ekonomi mikro dari
proses pembatan keputusan ukuran keluarga setiap individual (dan bukan agregat), serta

tingkat kehidupan menjadi factor penetu utama dari keputusan keluarga apakah akan
mempunyai lebih banyak ata lebih sedikit anak.
TEORI TRANSISI PENDUDUK
Teori transisi penduduk (demographic transition) berusaha untuk menjelaskan mengapa
semua Negara-negara maju sekarang ini kurang lebih melalui tahap yang sama dalam sejarah
kependudukan modern. Sebelum adanya modernisasi perekonomian Negara-negara tersebut
selama berabad-abad sebagai kmbinasi dari tingginya tingkat kelahiran yang hamper sama
dengan tingkat kematian. Tahap pertumbuhan seperti ini termasuk dalam tahap I. tahap II
mulai terjadi pada saat modernisasi perbaikan kesehatan masyarakat, pendapatan yang lebih
tinggi, dan kualitas makan yang lebih baik, menyebabkan penurunan tingkat kematian dan
secara perlahan menaikan tingkat harapan hidup dari di bawah 40 tahun menjadi lebih dari 60
tahun. Penurunan tingkat kelahiran tahap III sebenarnya tidak di mulai pada abad XIX, tetapi
beberapa dasawarsa setelah pertumbuhan ekonomi modern terjadi dan lama setelah
penurunan tingkat kematian terjadi.
MIGRASI DAN PEMBANGUNAN
Beberapa tahun yang lalu migrasi dari desa ke kota di pandang sebagai hal yang
menguntungkan dalam kajian pembangunan ekonomi. Migrasi internal di anggap sebagai
suat proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan di tarik dari sector
pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industri perkotaan.
Proses tersebut di anggap bermanfaat secara social karena sumber daya manusia dipindahkan
dari lokasi-lokasi dmana produk social marjinalnya sering di anggap sama dengan nol ke
tempat-tempat dimana produk marjinal tersebut tidak hanya positif tetapi jga tumbuh dengan
cepat sebagai akibat dari akumulasi modal dan kemajuan teknologi. Menurut Todaro (1985)
migrasi juga sering di anggap sebagai proses yang bisa menghilangkan ketidak seimbangan
structural desa-kota dengan dua cara langsung. Pertama, dari sisi penawaran migrasi internal
yang tidak proporsional meningkatkan tingkat pertumbuhan pencari kerja perkotaan
sehubungan dengan adanya pertumbuhan penduduk perkotaan. Kedua, dari sisi permintaan,
penciptaan lapangan kerja perkotaan lebih sulit dari penciptaan lapangan kerja pedesaan
karena kebtuhan sumber daya komplementer di sector industri.
1. Model tranformasi tenaga kerja dari Lewis.
dalam model Lewis ini, perekonomian di bagi menjadi dua sector yaitu sector tradisional
(pedesaan subsisten) dan sector modern. Sector tradisional ditandai oleh produktifitas tenaga
kerja yang sangat rendah atau bhkan nol. Sector modern (industry perkotaan) di tandai oleh
perpindahan tenaga kerja, yaitu tenaga kerja dari sector subsisten berpindah secara perlahan.
Titik perhatian utama model ini adalah proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan
pengerjaan di sector modern.
2. Teori migrasi dari Todaro.
Todaro merumuskan bahwa migrasi berkembang karena perbedaan antara pendapatan yang di
harapkan dan yang terjadi di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan mendasarnya adalah
bahwa para migrant tersebut memperhatikan berbagai kesempatan kerja untuk mereka dan
memilih salah satu yang bisa memaksimumkan manfaat harapan mereka dengan bermigrasi.
Secara singkat di sebutkan bahwa model migrasi dari Todaro menpunyai empat karakteristik
utama yaitu sebagai berikut:
1. Migrasi terutama sekali di rangsang oleh pertimbangan ekonomis yang rasional.
2. Keputusan untuk bermigrasi lebih tergantung kepada perbedaan upah riil yang di harapkan
dari pada yang terjadi antara pedesaan dan perkotaan.
3. Kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berbanding terbalik dengan

tingkat pengangguran di perkotaan.
4. Tingkat migrasi yang melebihi tingkat pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan sangat
mungkin terjadi.
3. Proses migrasi dan karakteristik para migran.
Mgrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah tertentu ke daerah lainnya. Migrasi
ini di pengaruhi oleh banyak factor dan kompleks. Penekanan-penekanan tersebt antara lain
di tujukan kepada.
1. Factor-faktr social
2. Factor-faktor fisikal
3. Factor-faktor demografis
4. Factor budaya
5. Factor-faktor komunikasi
MASALAH PENGANGGURAN
Pendapatan yang lazim di gunakan untuk mengukur tingkat penganguran di dasarkan pada
pengertian angkatan kerja. Metode pengukuran ketenagakerjaan yang di pakai berasal dari
Labor force Approach yang di perkealkan oleh ILO yang di gunakan d banyak Negara
berkembang. Sejak tahun 1976 batasan waktu kerja dan periode refrensi yang di pakai sudah
seragam, yaitu satu jam sehari dalam seminggu sebelum saat pencacahan. Beberapa
pengertian yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebaga berikut :
1. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan dengan tujuan memperoleh pendapatan.
2. Menganggur adalah mereka yang tidak menpunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu
sebelum pencacahan.
3. Bekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu.
4. Kesempatan kerja adalah suatu tempat bagi seseorang angkatan kerja yang mendapatkan
pekerjaan yang member imbalan.
5. Pendidikan adalah jenjang lamanya seseorang berada di sekolah formal.
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Persoalan yang sering di kaitkan sebagai dampak dari pesatnya pertumbuhan penduduk dan
meluasnya pengangguran adalah masalah lingkungan hidup. Sehingga muncul beragam
pembahasan masalah kualitas lingkungan hingga konservasi lingkungan, dan sekarang
masalah tersebut telah menjadi bagian penting dalam setiap pembicaraan baik di tingkat
nasional maupun internasional. Lingungan hidup beralih dari permasalahan ilmiah menjadi
masalah pemerintah.
1. Memelihara dan menghormati komunitas kehidupan.
Kita harus membagi dengan adil baik manfaat maupun biaya sumber daya yang digunakan
serta biaya pelestarian lingkungan diantara masyarakat-masyarakat yang berbeda dan
kelompok-kelompok yang bersangkutan, diantara mereka yang miskin dan kaya serta
diantara generasi kita dan generasi yang akan datang sesudah kita.
2. Memperbaiki kualitas hidup manusia.
Tujuan pembangunan yang sesungguhnya adalah memperbaiki mutu hidup manusia. Ini
sebuah proses yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, membangun rasa
percaya diri mereka, dan masuk ke kehidupan yang bermartabat dan berkecukupan.
3. Melestarikan daya hidup dan keragaman bumi.
Pembangunan yang berpijak pada pelestarian perlu disertai ke hati-hatian untuk melindungi
struktur, fungsi, serta keragaman system yang alami, karena spesies kita sangat bergantung
pada system-sistem tersebut. Prinsip ini menurut kita untuk :
1. Melestarikan system-sistem penunjang kehidupan, yaitu proses ekologi yang menjaga agar
planet ini cocok untuk kehidupan.
2. Melestarikan keanekaragaman hayati, ini meliputi tidak saja semua spesies tumbuhan,
hewan, dan organism lain, tetapi juga seluruh cadangan genetic dalam tiap spesies, dan

keragaman ekosistem.
3. Menjamin agar penggunaan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui berkelanjutan.
Sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui mencakup tanah, organsme liar, dan
peliharaan, hutan, padang pengembalaan, sawah dan ladang, serta laut dan ekosistem air
tawar yang mendukung usaha perikanan.
4. Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tak terbarukan.
Mineral, minyak, gas, dan batu bara praktis digolongkan sebagai sumber-sumber daya yang
tak terbarukan. Tidak seperti tumbuhan, ikan, atau tanah, bahan-bahan ini tidak dapat
digunakan secaa berkelanjutan
5. Berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi
Batas-batas ini bervariasi antara daerah yang satu dan yang lainnya, dan tingkat gangguan
bergantung pada beberapa orang disana, serta berapa banyaknya makanan, air, energy, dan
bahan baku yang digunakan oleh tiap orang, juga limbah yang dihasilkan.
6. Mengubah sikap dan gaya hidup orang perorang
Masyarakat harus memperkenalkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan falsafah hidup
berkelanjutan.
7. Mendukung kreatifitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri
Organisasi kemsyarakatan biasanya merupakan wadah yang paling mudah dimanfaatkan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tinggi nilai sosialnya atau sebagai ajang untuk
mengekspresikan kepedulian seseorang atau kelompok mengenai sesuatu. Menyediakan
kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan dan pelestarian
8. Sebuah program nasional yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang
berkelanjutan dengan demikian harus melibatkan berbagai kepentingan, dan masalah-masalah
yang bisa terjadi akibat perbenturan kpentingan-kepentingan itu harus dapat diketahui dan
dicegah sebelum timbul.
Diposkan oleh Firly Agustia di 03.22 Tidak ada komentar:

pelaku ekonomi
Usaha Mikro Kecil Menengah Makanan
(Mie Ayam)

Disusun Oleh :
Nama : Firly Agustia
Kelas : 2 DD 04
NPM : 30208512
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar

Dengan syukur dari allah SWT saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Perubahan
Global dan era pasar bebas menunutun adanya penyesuaian di segala bidang,termasuk bidang
kewirausahaan. Perubahan pasar merupakan hal yang mendasar yang terjadi pada bidang
kewirausahaan. Dalam bahan ini juga digunakan sebagai pegangan setiap mahasiswa yang
belajar kewirausahaan.

DAFTAR ISI
cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. Aspek Kelembagaan
I.I. Latar Belakang Perusahaan (Usaha)
I.II. Tujuan Perusahaan
I.III. Informasi umum usaha
BAB II. Aspek Usaha
II.I. Jenis Usaha yang Dihasilkan
II.II. Cara Distribusi
BAB III. Rencana pemasaran
BAB IV. Rencana produksi
BAB V. Aspek keuangan
BAB VI. Penutup

BAB I
ASPEK KELEMBAGAAN
A. Latar Belakang Usaha
Alasan pemilihan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
Mudah mendapatkan bahan baku dan membuat produknya.
B. Tujuan Perusahaan

Adapun tujuan dari pendirian usaha ini adalah sebagai berikut:
usaha ini didirikan di sebuah tempat dekat perumahan agar mudah mencari sasaran pasar.
C. Informasi Umum Usaha
Usaha ini didirikan untuk meraih keuntungan dan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan.
Setelah melihat dan mengamati salah satu pengusaha yang sukses menjual produk ini maka
pemilik berkeinginan untuk mengembangkan usaha yang sama dengan kualitas pelayanan
dan produksi yang lebih baik. Usaha ini selain memiliki ciri khas usaha yang merupakan
kepemilikan perseorangan ini juga memberikan kualitas produk yang baik dan pelayanan
yang sehat.
BAB II
DESKRIPSI UMUM USAHA
A. Nama dan Alamat Perusahaan :
Nama Perusahaan : Mie Ayam Bang Maman
Alamat Perusahaan : Jaka Permai
B. Nama dan Alamat Penanggungjawab
Penanggung jawab : Maman
C. Bentuk Perusahaan
Usaha Dagang Mie Ayam ini merupakan bentuk usaha perseorangan yang akan dijalankan
sendiri dengan menggunakan modal sendiri pula.
D. Bidang Usaha
Usaha ini bergerak dalam bidang perdagangan yaitu perdagangan Mie Ayam
E. Kebutuhan Tenaga Kerja
- Tim Manajemen
Karena usaha ini di jalankan oleh sang pemilik sendiri,termasuk semua aspek di tangani
sendiri, termasuk keungan dalam usahanya tersebut.
F. Kelebihan Produk dan Pelayanan Usaha
Sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan. Mie ayam bang maman lumayan enak
dan banyak peminatnya, pelayanannya pun cukup memuaskan dan bersih.
BAB III
RENCANA PEMASARAN
A. Hasil Analisis Pasar
1. Target Pasar atau Konsumen
Target pasar atau konsumen untuk usaha ini terutama adalah lapisan masyarakat disekitar
perumahan Persada Kemala, Bekasi.
2. Situasi Persaingan
Dari hasil pengamatan, persaingan di usaha ini cukup kecil karena dalam satu wilayah pasar
produk itu hanya mie aya bang Maman yang terdapat di tempat itu,tetapi kalau dilihat secara
tempat atau lokasi kurang baik, karena berada di ujung jalan dan tidak terlalu terlihat dari
jalan raya.
3. Strategi Pasar
Pemasaran secara langsung adalah melayani secara langsung pesanan dari para konsumen
tanpa melalui perantara.
B. Masalah-Masalah yang Potensial Dalam Usaha
Kurangnya apresiasi dan pengetahuan bisnis
Saingan usaha tidak sejenis
Modal untuk mengelola usaha
C. Resiko yang Timbul dari Masalah Intern
- Kerusakan peralatan

- Kurangnya tenaga kerja
- Keterbatasan peralatan
D. Resiko yang Timbul dari Masalah Ekstern
- Ekonomi pelanggan
- Kurangnya pengetahuan
- Kurang maksimal dalam promosi
- Jumlah pelanggan
- Banyaknya pesaing
E. Tindakan Alternatif
a. Menyelesaikan Resiko Intern
- Perawatan peralatan yang cukup
- Memproduksi tidak berlebihan
b. Menyelesaikan Resiko Ekstern
- Mengutamakan kualitas barang produksi
- Mengutamakan pelayanan prima
- Memaksimalkan upaya promosi
F. Pengembangan Usaha
Untuk pengembangan usaha ini dapat dilakukan dengan cara-cara sbb :
- Meningkatkan upaya promosi
- Memperluas wilayah pemasaran
- Memperbaiki kualitas produk
BAB IV
RENCANA PRODUKSI
A. Analisis Lokasi Usaha
Lokasi produksi yang mudah dijangkau, diharapkan mampu memberikan peluang bagi
berkembangnya usaha ini. Hal lain yang menunjang karena adanya promosi yang
dilakukan,biasanya promosi itu dari mulut ke mulut yang berawal dari pelanggan tetap.
B. Bahan-bahan Produksi :
1. Mie
2. Daun bawang
3. kecap asin
4. Minyak bawang
5. saus
6. Sawi
7. ayam bumbu kecap
C. Peralatan dan Perlengkapan :
1. Kompor
2. Panci
3. Sumpit
4. Garpu
5. Sendok
6. Mangkok
7. Pisau
D. Proses Produksi
- Rebus Mie selama 5 menit, lalu masukkan sawi ke dalam rebusan tersebut, kemudian
siapkan mangkok yang di beri kecap asin dan minyak bawang, setelah mie matang tiriskan
dalam mangkok yang sudah disediakan,dan yang terakhir beri ayam kecap dan pangsit, lalu
hidangkan.

BAB V
ASPEK KEUANGAN
Karena usaha dijalankan dengan sendiri, maka keuangannya pun tidak memerlukan
manajemen khusus. Jadi pengaturan keuangannya diatur sendiri oleh si pemilik harga 1
produknya, yaitu seharga Rp 6.000, rata-rata penjuslsn per hari =Rp 6.000 x 50 mangkok =Rp
300.000
Berikut adalah biaya-biaya bahan baku yang dibutuhkan :
1. Mie per hari 5kg = Rp 3.000 x 5 =Rp 15.000
2. Daun bawang per hari =Rp 4.000
3. Sawi per hari =Rp 5.000
4. Saus per hari,4 btl x Rp 2.500 =Rp 10.000
5. Kecap asin per hari, 2 btl x Rp 3.500 =Rp 7.000
6. Ayam 1 ekor =Rp 20.000
7. Persediaan bahan baku yang lain atau bumbu-bumbu =Rp 10.000 +
=Rp 81.000

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
membuat usaha yang simpel dan tidak memerlukan biaya yang sangat banyak, sehingga
keuntungan pun juga bisa di dapat dengan mudah.
B. Saran
Usaha ini diharapkan dapat mengembangkan usahanya dengan cara promosi yang lebih
efektif dan selalu menjaga cita rasa serta kebersihan dalam mengolah makanan yang akan
dihidangkan.
Diposkan oleh Firly Agustia di 03.09 Tidak ada komentar:

pelaku ekonomi
Usaha Mikro Kecil Menengah Makanan
(Mie Ayam)

Disusun Oleh :
Nama : Firly Agustia

Kelas : 2 DD 04
NPM : 30208512
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Dengan syukur dari allah SWT saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Perubahan
Global dan era pasar bebas menunutun adanya penyesuaian di segala bidang,termasuk bidang
kewirausahaan. Perubahan pasar merupakan hal yang mendasar yang terjadi pada bidang
kewirausahaan. Dalam bahan ini juga digunakan sebagai pegangan setiap mahasiswa yang
belajar kewirausahaan.

DAFTAR ISI
cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. Aspek Kelembagaan
I.I. Latar Belakang Perusahaan (Usaha)
I.II. Tujuan Perusahaan
I.III. Informasi umum usaha
BAB II. Aspek Usaha
II.I. Jenis Usaha yang Dihasilkan
II.II. Cara Distribusi
BAB III. Rencana pemasaran
BAB IV. Rencana produksi
BAB V. Aspek keuangan
BAB VI. Penutup

BAB I
ASPEK KELEMBAGAAN
A. Latar Belakang Usaha
Alasan pemilihan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
Mudah mendapatkan bahan baku dan membuat produknya.
B. Tujuan Perusahaan
Adapun tujuan dari pendirian usaha ini adalah sebagai berikut:
usaha ini didirikan di sebuah tempat dekat perumahan agar mudah mencari sasaran pasar.
C. Informasi Umum Usaha
Usaha ini didirikan untuk meraih keuntungan dan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan.
Setelah melihat dan mengamati salah satu pengusaha yang sukses menjual produk ini maka
pemilik berkeinginan untuk mengembangkan usaha yang sama dengan kualitas pelayanan
dan produksi yang lebih baik. Usaha ini selain memiliki ciri khas usaha yang merupakan
kepemilikan perseorangan ini juga memberikan kualitas produk yang baik dan pelayanan
yang sehat.
BAB II
DESKRIPSI UMUM USAHA
A. Nama dan Alamat Perusahaan :
Nama Perusahaan : Mie Ayam Bang Maman
Alamat Perusahaan : Jaka Permai
B. Nama dan Alamat Penanggungjawab
Penanggung jawab : Maman
C. Bentuk Perusahaan
Usaha Dagang Mie Ayam ini merupakan bentuk usaha perseorangan yang akan dijalankan
sendiri dengan menggunakan modal sendiri pula.
D. Bidang Usaha
Usaha ini bergerak dalam bidang perdagangan yaitu perdagangan Mie Ayam
E. Kebutuhan Tenaga Kerja
- Tim Manajemen
Karena usaha ini di jalankan oleh sang pemilik sendiri,termasuk semua aspek di tangani
sendiri, termasuk keungan dalam usahanya tersebut.
F. Kelebihan Produk dan Pelayanan Usaha
Sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan. Mie ayam bang maman lumayan enak
dan banyak peminatnya, pelayanannya pun cukup memuaskan dan bersih.
BAB III
RENCANA PEMASARAN
A. Hasil Analisis Pasar
1. Target Pasar atau Konsumen
Target pasar atau konsumen untuk usaha ini terutama adalah lapisan masyarakat disekitar
perumahan Persada Kemala, Bekasi.
2. Situasi Persaingan
Dari hasil pengamatan, persaingan di usaha ini cukup kecil karena dalam satu wilayah pasar
produk itu hanya mie aya bang Maman yang terdapat di tempat itu,tetapi kalau dilihat secara
tempat atau lokasi kurang baik, karena berada di ujung jalan dan tidak terlalu terlihat dari
jalan raya.
3. Strategi Pasar

Pemasaran secara langsung adalah melayani secara langsung pesanan dari para konsumen
tanpa melalui perantara.
B. Masalah-Masalah yang Potensial Dalam Usaha
Kurangnya apresiasi dan pengetahuan bisnis
Saingan usaha tidak sejenis
Modal untuk mengelola usaha
C. Resiko yang Timbul dari Masalah Intern
- Kerusakan peralatan
- Kurangnya tenaga kerja
- Keterbatasan peralatan
D. Resiko yang Timbul dari Masalah Ekstern
- Ekonomi pelanggan
- Kurangnya pengetahuan
- Kurang maksimal dalam promosi
- Jumlah pelanggan
- Banyaknya pesaing
E. Tindakan Alternatif
a. Menyelesaikan Resiko Intern
- Perawatan peralatan yang cukup
- Memproduksi tidak berlebihan
b. Menyelesaikan Resiko Ekstern
- Mengutamakan kualitas barang produksi
- Mengutamakan pelayanan prima
- Memaksimalkan upaya promosi
F. Pengembangan Usaha
Untuk pengembangan usaha ini dapat dilakukan dengan cara-cara sbb :
- Meningkatkan upaya promosi
- Memperluas wilayah pemasaran
- Memperbaiki kualitas produk
BAB IV
RENCANA PRODUKSI
A. Analisis Lokasi Usaha
Lokasi produksi yang mudah dijangkau, diharapkan mampu memberikan peluang bagi
berkembangnya usaha ini. Hal lain yang menunjang karena adanya promosi yang
dilakukan,biasanya promosi itu dari mulut ke mulut yang berawal dari pelanggan tetap.
B. Bahan-bahan Produksi :
1. Mie
2. Daun bawang
3. kecap asin
4. Minyak bawang
5. saus
6. Sawi
7. ayam bumbu kecap
C. Peralatan dan Perlengkapan :
1. Kompor
2. Panci
3. Sumpit
4. Garpu

5. Sendok
6. Mangkok
7. Pisau
D. Proses Produksi
- Rebus Mie selama 5 menit, lalu masukkan sawi ke dalam rebusan tersebut, kemudian
siapkan mangkok yang di beri kecap asin dan minyak bawang, setelah mie matang tiriskan
dalam mangkok yang sudah disediakan,dan yang terakhir beri ayam kecap dan pangsit, lalu
hidangkan.
BAB V
ASPEK KEUANGAN
Karena usaha di