Zoogeografi Faktor persebaran fauna di d

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan
kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim
tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh
di daerah yang dingin dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap,
memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan mkanan dari gas dan
air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebagai obyek
kajian bagi ahli geogrfi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi faktor kemampuanya berevolusi,
kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk mempertahankan hidupnya,
melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin,
dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi satu species dengan species
lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secaara langsung maaupun tidak langsung.
Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu kehidupan.
Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah
atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah
tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau tidak langsung

terhadap penyebaran fauna.
Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan
yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat melimpah, sekitar 10% spesies
tanaman yang ada di seluruh dunia, 12% dari seluruh spesies mamalia dunia, dan 17%
dari seluruh spesies burung yang ada di seluruh dunia hidup di kepulauan-kepulauan
Indonesia. Kekayaan hayati yang sangat melimpah ini menyebabkan Indonesia menjadi
satu dari tujuh negara Mega Biodiversity yang memiliki hutan hujan tropis terbesar di
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

1

dunia setelah Brasil dan Zaire. Sejumlah spesies flora dan fauna di Indonesia bersifat
endemik, artinya spesies tersebut hanya ditemukan di daerah Indonesia dan tidak
ditemukan di wilayah lain.
Seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris Alfred Russel Walace pernah melakukan
penelitian mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia pada tahun 1854-1862, dari
hasil penelitian Walace tersebut disimpulkan bahwa tipe flora dan fauna di Indonesia

bagian barat berbeda dengan tipe flora dan fauna di Indonesia bagian timur. Hewan dan
tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat yang dimulai dari Selat
Lombok di bagian selatan dan Selat Makasar sebagai batas bagian utara memiliki banyak
kemiripan dengan flora dan fauna dari Asia. Garis batas yang ditarik antara Lombok dan
Makasar inilah yang disebut dengan Garis Wallace.
Selain Wallace, seorang ilmuwan lain berkebangsaan Jerman bernama Max Weber
menetapkan batas persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia bagian timur yang
memiliki banyak kemiripan dengan flora dan fauna dari Australia. Weber menarik garis
antara Kepulauan Nusa Tenggara dan Halmahera sebagai garis batas flora dan fauna tipe
Australia. Garis ini disebut sebagai Garis Weber. Sementara itu diantara garis Wallace
dan Weber yaitu wilayah diantara Paparan Sunda dan Paparan Sahul disebut sebagai zona
peralihan.

I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah yang dibuat, maka dapat ditarik rumusan maslah sebagai
berikut :
1. Dimana saja wilayah persebaran fauna terjadi?
2. Bagaimana persebaran fauna di Indonesia?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran fauna?
I.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu, agar
pembaca dapat mengetahui bagaimana saja persebaran fauna dan apa saja faktor yang
menyebabkan persebaran itu terjadi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

2

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Persebaran Fauna di Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik
dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga
menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies
hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan.
Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus.
Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah.
Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim
dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga
mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah

menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada
hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal
mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak
setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di
wilayah lainnya.

Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas
8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik,
Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap
mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga
menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai
berikut:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

3

a.

Wilayah Ethiopian
Wilayah persebaranya meliputi benua afrika, dari sebelah selatan Gurun Sahara,

Madagaskar dan selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah
Afrika, Badak Afrika, gorilla, baboon, simpanse, jerapah. Mmalia padang rumput
seperti zebra, antilope, kijang, singa, harimau dan mamalia pemakn serangga yaitu
trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di
sungai nil, mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun kecil.
Menurut sejarah puau madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah
Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental
seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

b.

Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni
Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan
Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua
Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan
suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis
faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di
lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub
seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang

berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing,
kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.

c.

Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat
Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus
berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di
daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik
seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

d.

Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian
besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian
Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik
di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna


4

kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna
Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti
beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular,
kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

e.

Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia
tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian
Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa,
banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah,
beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir
sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak,
dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi
satu daratan dengan Afrika.


f.

Wilayah Australia
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulaupulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala,
cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas
wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan
betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.

g.

Wilayah Oceanic
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah
ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi
fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah
Australian.

h. Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis
fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin.,


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

5

misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang
kutub.

II.2

Persebaran Fauna di Indonesia
1. Fauna Indonesia Barat (oriental). Bagian barat Indonesia yang merupakan wilayah
Paparan Sunda memiliki tipe fauna Asia (oriental) yang sangat kaya akan berbagai
jenis mamalia berukuran besar dan kera. Di Sumatera terdapat gajah, tapir,
siamang, dan orang utan. Di Jawa terdapat badak bercula satu, harimau, dan
banteng. Di Kalimantan terdapat macan tutul, badak bercula dua, orang utan, dan
beruang.
2. Fauna Indonesia Tengah (peralihan). Indonesia bagian tengah merupakan daerah
peralihan antara kawasan oriental dengan kawasan Australia. jarak garis Wallace
yang merupakan batas antara wilayah Oriental dengan Wilayah peralihan dari Bali
hingga Lombok jaraknya hanya sekitar 25 KM. Namun, perbedaan faunanya

sungguh amat mencolok. Bali memiliki berbagai macam satwa dari Asia seperti
bajing dan harimau, akan tetapi kedua satwa ini tidak menyebar lebih jauh lagi ke
timur. Sementara itu Lombok memiliki satwa seperti beruang pemakan madu yang
berasal dari Australia namun hewan ini tidak bisa ditemukan di kawasan oriental
seperti bali. Kawasan Indonesia bagian tengah sendiri memiliki beberapa satwa
yang khas seperti komodo, tapir, anoa, dan babirusa.
3. Fauna Indonesia Timur (Australia). Di wilayah Indonesia bagian timur terdapat
berbagai jenis fauna yang memiliki banyak kemiripan dengan fauna dari Australia
seperti hewan berkantung seperti wallabi dan kangguru pohon serta terdapat juga
beberapa jenis burung dengan warna mencolok seperti burung cendrawasih, nuri,
dan parkit.

II.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna di Dunia
Beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup dibumi yang sangat
luas ini antara lain :
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

6

1.


Faktor Lingkungan
Salah satu faktor yang sangat menentukan adanya perbedaan jenis-jenis
makhluk hidup yang tinggal disuatu tempat di permukaan bumi ini adalah
lingkungan dimana makhluk hidup itu hidup.
Lingkungan hidup ini termasuk lingkungan abiotik, misalnya, tanah, air dan
iklim di tempat itu. Iklim, pada hakekatnya terdiri dari temperature dan curah
hujan. Sedangkan temperature , terutama tergantung dari banyaknya sinar matahari
yang diterima. Selain lingkungan abiotik adapula lingkungan biotic yang juga sngat
besar pengaruhnya, contoh, binatang tertentu memerlukan tumbuhan tertentu untuk
makanannya, sedangkan tumbuhan tumbuhan itu memerlukan kondisi lingkungan
abiotik tertentu untuk bisa hidup. Jadi, linhkungan dengan kondisi tertentu
menentukan jenis tumbuhan maupun hewan yang hidup di wilayah tersebut.

a.) Faktor Abiotik
(1) Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola
persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti
daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang
gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh
karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari
jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang
optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh
terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu,
kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

 Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan
intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang
berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap
tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat
intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari,
ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

7

lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran
matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan
tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan
hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan
lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat
ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara
siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas
merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan
organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang
terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup. Khusus
dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol
persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi
topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan
kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi
gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

 Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup
di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang
terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung
terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat
cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya
dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat
kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok utama, yaitu sebagai berikut :
(i)

Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan
hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti
kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.

(ii)

Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan

yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
(iii) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan
yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

8

(iv) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap
perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas
di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.

 Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat
memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di
atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan
air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan
membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
 Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber
daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi
makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses
pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan.
Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke
bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah,
atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air,
seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan
kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggirendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada
umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan
jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan
wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara
tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat
intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas
bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan
vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

9

wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan
saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat
tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya
mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu.
Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen)
bagi hewan.
(2) Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi
terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media
tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung
berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter
kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara,
tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah
yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
(3) Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian
tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di
mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah
naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh
terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki
keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu,
jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada
wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
b.) Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan
fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah
tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya
semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya,
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat
manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

10

pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang
secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.
2. Faktor Sejarah
Faktor sejarah yang dimaksud disini adalah sejarah geologi. Dulu, (200 juta
tahun yang lalu), hanya ada satu benua, kemudian benua itu retak dan bergeser.
Pergeseran tiu berlangsung secara lambat dan akhirnya terjadilah lima benua
seperti yang kita alami sekarang ini yang berlangsung kira-kira dalam waktu 135
juta tahun. Jadi pergeseran dimulai pada zaman Mesozoikum sampai awal
Cenozoikum hingga bentuknya yang sekarang. Pada zaman itu bumi telah dihuni
oleh berbagai jenis ikan, reptile, burung sampai binatang-binatang menyusui serta
hewan atau

tumbuhan

didaratan.

Pergeseran

menjadi

anak

benua

itu,

mengakibatkan makhluk hidup yang dibawanya mengalami perubahan lingkungan
hidup, misalnya iklim yang berbeda menyebabkan hanya makhluk hidup yang
tahan terhadap kondisi ini akan tetap bertahan hidup dan menyesuaikan diri,
sehingga tidak musnah.
Jadi, sejarah geologi ikut menentukan geografi kehidupan di bumi baik
ditinjau dari persamaan maupun perbedaan makhluk hidup.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

11

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
 Alfred Russel Wallace membagi 8 wilayah persebaran fauna di dunia yaitu:
a. Ethiopian,
b. Palearktik,
c. Oriental,
d. Australian,
e. Neotropical dan Neartik,
f. Oceanik dan Antartik
 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persebaran fauna di dunia yaitu:
a. Faktor lingkungan
(i) Faktor Abiotik
 Klimatik (suhu, kelembapan udara, angin, dan curah hujan)
 Faktor edafik
 Faktor fisiografi
(ii) Faktor Biotik
b. Faktor sejarah

III.2 Saran
Dengan adanya makalah ini maka penulis mengharapkan agar masyarakat dapat
menjaga kelestarian flora dan fauna di sekitar kita.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

12

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2012. Biologi edisi ke-8 jili 2. Jakarta: Erlangga
Riandary Henni. 2009. Theory and Application of Biologifor Grade X. Solo: Tiga Serangkai
Whitten, Tony. 2002. Margasatwa (Seri Indonesia Heritage 5). Jakarta: Buku Antar Bangsa
http://ahmadsyahdan66.blogspot.com/
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2014 pukul 18.47)
http://sinforman.mywapblog.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-persebar.xhtml
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2014 pukul 19.23)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna

13