Budidaya Tanaman Brokoli indonesia. pdf

MAKALAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

“BUDIDAYA TANAMAN BROKOLI”

OLEH KELOMPOK 17:
NURFINA YENTI

(1410242021)

AHMAD FIRAS H. (1410242022)
AMINAH

(1410242023)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2016


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt,
Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, Dzat yang Maha Pengasih
dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua
makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah
terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah berjasa membantu dan memberikan motivasi dalam
rangka menyelesaikan makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua
pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan
kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Ta’ala.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Dan atas bantuan semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Dharmasraya, 27 February 2016


Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........... ..............................................................................i
DAFTAR ISI.. ......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..... ..........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR. ..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........... ..............................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II TINJUAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Brokoli. ..................................................................3
B. Jenis-Jenis Brokoli..... ..............................................................................3
C. Morfologi Tanaman Brokoli.. ..................................................................4
D. Syarat Tumbuh........... ..............................................................................5
E. Manfaat Brokoli......... ..............................................................................6

BAB III PEMBAHASAN
A. Budidaya Brokoli....... ..............................................................................8
1. Pembibitan........... ..............................................................................8
2. Pengolahan Media Tanam..................................................................12
3. Teknik Penanaman........... ..................................................................13
4. Pemeliharaan Tanaman.... ..................................................................14
5. Panen........ ..........................................................................................16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.... ..........................................................................................18
B. Saran.. ......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekomendasi pupuk untuk Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat
kandungan P dan K sedang........ ............................................................................15

iii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Brokoli..... .........................................................................................3
Gambar 2. Brokoli Itali Hijau .............................................................................3
Gambar 3. Brokoli Romanesco Fractal.......... .....................................................3
Gambar 4. Brokoli Kuning.... .............................................................................4
Gambar 5. Brokoli Ungu.....................................................................................4

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) merupakan salah satu tanaman
sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang
yang lunak dengan warna bunga yang bervariasi sesuai dengan varietasnya seperti
warna hijau tua Brassica oleracea var. italica cv. Sakata, hijau muda Brassica
oleracea var. italica cv. Green Mountain, hijau kebiru-biruan Brassica oleracea
var. italica cv. Royal Green, dan hijau keunguan Brassica oleracea var. italica cv.
Green King. Tanaman brokoli berasal dari daerah Mediterania dan dibudidayakan
sejak masa Yunani Kuno. Sayuran ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970.

Di Indonesia, permintaan terhadap brokoli dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan terutama dari restoran-restoran, hotel-hotel dan pasar-pasar modern.
Menurut data USAID, permintaan terhadap brokoli di Indonesia mengalami
peningkatan 15 – 20 % per tahun. Namun tingginya permintaan ini tidak
diimbangi dengan kualitas dan kuantitas produksi yang memadai. Produksi
brokoli lokal sangat rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Mahkota bunga (curd) yang dimiliki rata-rata berukuran kecil dan tidak
sempurna karena kultivar yang ditumbuhkan tidak mampu beradaptasi dengan
baik di daerah tersebut. Untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap brokoli,
saat ini pemerintah mendatangkan brokoli dari luar negeri seperti dari Jepang,
Australia, Cina dan Amerika. Brokoli dan kembang kol yang diimpor terus
bertambah dari 600 ton pada tahun 2008 menjadi 900 ton pada tahun 2010,
dengan total harga $684 dollar Amerika pada tahun 2008 dan 1.04 milliar dolar
Amerika pada tahun 2010 .
Brokoli memerlukan kondisi yang relatif sejuk dengan kisaran suhu ratarata kurang dari 23oC selama proses pertumbuhan bunga. Kegagalan
pertumbuhan bunga akan menyebabkan mahkota bunga tidak ada yang terbentuk.
Persyaratan ini menjadi faktor utama yang menghambat produksi brokoli di

1


negara tropis termasuk Indonesia. Seiring makin meningkatnya minat untuk
memproduksi brokoli di Indonesia, maka penting untuk mengidentifikasi kultivarkultivar yang memiliki toleransi terhadap suhu tinggi.
Produksi brokoli di daerah tropis mempunyai kendala agroklimat, karena
untuk dapat menginisiasi bunga brokoli diperlukan suhu pembungaan yang relatif
rendah (vernalisasi) pada akhir fase vegetatifnya .

B. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, selain itu tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui syarat tumbuh dan teknologi
budidaya tanaman brokoli.

2

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Brokoli
Klasifikasi tanaman brokoli
termasuk kedalam :

Kingdo

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Brassicales


Famili

: Brassicaceae

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica Oleracea L. Var. Italica Plenck (Rukmana. 1994)

Gambar 1. Brokoli

B. Jenis-Jenis Tanaman Brokoli
1. Brokoli Italia Hijau. Brokoli ini
biasanya banyak dijumpai di pasar
dan berwarna hijau tua.

Gambar 2. Brokoli Italia Hijau


2. Brokoli Romanesco Fractal. Brokoli
ini berwarna hijau muda dan bentuk
setiap sulir mewakili logaritma spiral
sebagai satu kembang utuh (seolaholah sbg miniatur). Jadi, keseluruhan
brokoli adalah "spiral besar" yang
terbentuk dari "spiral2 kecil" yang
berbentuk sama.

Gambar 3. Brokoli Romanesco Fractal

3

3. Brokoli Kuning. Brokoli ini sangat
mirip dengan kembang kol namun
kembangnya berwarna kuning.

Gambar 4. Brokoli Kuning

4. Brokoli Ungu. Brokoli ini berwarna

ungu

dan

kembang

memiliki
kol

daun

namun

lebih

seperti
kecil.

Brokoli jenis ini biasanya dijula di
Spanyol, Itali dan Inggris.


Gambar 5. Brokoli Ungu

C. Morfologi Tanaman Brokoli
1. Akar tanaman
Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang
tumbuh ke pusat bumi, menyebar, dan dangkal (20 cm - 30 cm). Dengan
perakaran dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila
ditanam pada tanah gembur dan porus (Cahyono, 2001).
2. Batang tanaman
Batang tanaman brokoli tumbuh tegak dan pendek ± 30 cm, batang
berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat. Pada tanaman brokoli,
batang tanaman bercabang samping. Batang-batang tersebut halus, tidak
berambut, dan tidak begitu tampak jelas tertutup oleh daun-daun (cahyono,
2001).
3. Daun tanaman
Daun tanaman brokoli berbentuk bulat telur (oval), dengan bagian tepi
daun bergigi, agak panjang dan membentuk celah – celah yang menyirip agak

4

melengkung ke dalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh selang-seling
pada batang daun. Daun memiliki tangkai yang agak panjang dan pangkal daun
yang menebal dan lunak. Daun-daun yang tumbuh pada pucuk patang sebelum
masa bunga berbentuk, berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi
yang sedang atau baru mulai tumbuh (Cahyono, 2001).

4. Bunga tanaman
Bunga tanaman brokoli tersusun dari kuntum-kuntum bunga yang lebih
dari 5.000 kuntum bunga yang bersatu dan membentuk bulatan tebal serta padat
(kompak). Sesuai dengan varietasnya, ada yang memiliki masa bunga hijau
muda, hijau tua, hijau kebiru-biruan (ungu), kuning atau putih. Brokoli memiliki
berat antara 0,6 - 0,8 kg dengan diameter antara 18 cm - 25 cm, tergantung pada
varietasnya. Brokoli memiliki tangkai bunga yang berwarna hijau muda hingga
hijau. Bunga pada tanaman brokoli merupakan bagian yang terpenting dari
tanaman, yang dikonsumsi sebagai sayuran bergizi. Apabila dibiarkan tumbuh
terus (tanpa dipanen), maka bunga brokoli akan tumbuh memanjang menjadi
tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai
dau kelopak, 4 helai daun mahkota, dan 6 helai benang sari (Cahyono, 2001).

5. Buah tanaman
Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang terjadi
karena penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang dengan bantuan serangga
lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil, dan ramping, dengan
panjang antara 3 cm – 5 cm, didalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulat
kecil, berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji-biji tersebut dapat dipergunakan
sebagai benih perbanyakan tanaman (Cahyono, 2001)

D. Manfaat Brokoli
Brokoli kaya akan nutisi. Kandungan gizi brokoli diantaranya adalah
tinggi kalium, serat, folat, vitamin C, kalsium, vitamin K, karoten, lutein dan
rendah sodium. Penelitian di Amerika juga menemukanbahwa sayur brokolijuga
5

mengandung serat pectin tertentu yaitu kalsium pektat yang mampu mengikat
asam empedu, akibatnya lebih banyak kolesterol yang tertahan dihati dan sedikit
kolesterol yang dilepaskan ke aliran darah. Efektifitas sayuran ini dalam
menurunkan kadar kolesterol jahat sama dengan obat kolesterol. (Susie Amilah.
2012)
Brokoli juga mengandung bermacam-macam zat gizi seperti karbohidrat,
protein dan mineral serta berbagai vitamin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh (Hastifarina dan Sinaga, 1997). Dalam brokoli mentah mengandung nilai
gizi seperti vitamin A, B1, vitamin B1, vitamin B3, vitamin C, vitamin E, vitamin
K, folat, fosfor, magnesium, besi, potassium, dan kalsium. Brokoli dinyatakan
dapat mengatasi beberapa penyakit salah satunya adalah kanker.
Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang
tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala
bunga dikelilingi dedaunan. Brokoli mirip dengan kembang kol, namun brokoli
berwarna hijau sedangkan kembang kol putih. (Dewi Mayang Pertiwi. 2008)

E. Syarat Tumbuh
Tanaman brokoli termasuk cool season crop, sehingga cocok ditanam
pada daerah pegunungan (dataran tinggi), yang beriklim sejuk. Di Indonesia,
tanaman brokoli sebagai sayuran dibudidayakan secara luas pada daerah tinggi
seperti Bukit Tinggi (sumatera Barat), Karo (Sumatera Utara), Pangalengan (Jawa
Barat), dan Sumber Brantas (Jawa Timur). Di Indonesia sayuran brokoli telah
dikenal sejak abad ke-15, yaitu mulai penjajahan Belanda, sehingga lebih dikenal
sebagai sayuran Eropa.
Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim
dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara
1.000 – 2.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang suhu udaranya dingin dan
lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini
antara 15,5 – 18 °C, dan maksimum 24 °C. Setelah beberapa negara di kawasan
Asia berhasil menciptakan varietas-varietas unggul baru yang toleran terhadap
6

temperatur tinggi (panas), maka brokoli dapat ditanam di dataran menengah
sampai tinggi.
1. Iklim
Secara umum angin tidak berpengaruh karena tinggi tanaman yang
relatif rendah. Pengaruh hanya dirasakan pada evaporasi lahan dan
evapotranspirasi tanaman. Tanaman broccoli memerlukan curah hujan yang
cukup tinggi (1000-1500 cm /tahun). Tanaman ini tumbuh baik pada suhu udara
antara 13-24 derajat C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman ini antara
80-90%. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga
memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang
membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan
diperlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
2. Media Tanam/Tanah
Tanah yang dibutuhkan adalah subur, gembur, kaya bahan organik dan
tidak mudah becek seperti pada tanah lempung berpasir tetapi dapat hidup
dengan baik pada tanah jenis Andosol, Latosol, Regosol, Mediteran dan Aluvial.
Kisaran keasaman (pH) yang cocok adalah 5,5-6,5, pH dibawah 5, pertumbuhan
tidak normal karena kekurangan unsur hara magnesium (Mg), Molybelium (Mo)
dan Boron (B). Kandungan air tanah yang baik adalah kandungan air tersedia,
yaitu Pf antara 2,5-4, sehingga memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi
maupun drainase). Kemiringan optimal 0-20%, lebih besar dari 20%, lahan
harus dibuat dalam bentuk terasering.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian yang cocok untuk bertanam broccoli adalah antara 10002000 m dpl. Namun ada beberapa varietas dapat ditanam pada dataran rendah
dengan ketinggian kurang dari 1000 m dpl.

7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Budidaya Brokoli
1. Pembibitan
a. Syarat benih yang baik sebagai berikut:


Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.



Benih harus bebas hama dan penyakit.



Benih harus murni, artinya tidak tercampur biji atau benih lain serta
bersih dari kotoran.



Benih diambil dari jenis unggul.



Mempunyai daya kecambah 80%.



Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.

b. Penyiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan
benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:
 Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan
dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55
derajat C selama 15-30 menit.
 Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang
baik akan tenggelam.
 Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar
benih cepat berkecambah.
Kebutuhan benih per hektar tergantung varietas dan jarak tanam,
umumnya dibutuhkan 100-250 gram/ha. Benih harus disemai dan dibumbun
sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di
bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari
daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
8

c. Teknik Penyemaian Benih
Syarat-syarat lokasi persemaian:


Tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang
merugikan.



Lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup.



Dekat dengan sumber air bersih.



Lokasi jauh dari sumber hama dan penyakit.
Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:



Dalam petak semaian; Dilakukan dengan dua cara yaitu sebar langsung
dan penanaman dengan jarak tanam tertentu (sempit). Keuntungannya
adalah hemat waktu, permukaan petak semaian sempit dan jumlah benih
persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan
benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja
terampil terutama saat pemindahan bibit ke lahan.



Dengan bumbung (koker atau polybag); Bumbung dapat terbuat dari
daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan tinggi 5 cm
atau dengan polybag kecil yang berukuran 7-8 cm x 10 cm.



Kombinasi cara 1 dan 2; Pertama benih disebar di petak persemain,
setelah berumur 4-5 hari (berdaun 3-4 helai), dipindahkan kedalam
bumbung.



Penanaman langsung, yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan.
Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi
kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.
Persiapan media semai
Lahan berbentuk bedeng selebar 110-120 cm, memanjang utara-

selatan, tanahnya diolah sedalam ± 30 cm dan dibersihkan dari segala
macam kotoran termasuk bekas-bekas akar. Lahan digemburkan dan
dicampur pupuk kandang (2:1/1:1), lalu diratakan kembali. Tutup bedengan
dengan lembaran plastik setinggi 1,25-1,50 m (Timur) dan 0,80-1,00 m

9

(Barat). Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak persemaian, dan
dilakukan dengan cara sebagai berikut;


Buat medium terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).



Buat kotak persemaian kayu (50-60 cm x 30-40 cm x 15-20 cm) dan
lubangi dasar kotak untuk drainase.



Masukkan medium kedalam kotak dengan tebalan 10-15 cm. Bila
menyemai dalam bumbung atau polybag, diisi dengan campuran tanah
halus dengan pupuk kandang (2:1) sebanyak 90%.
Di beberapa daerah, media semai disterilkan dahulu dengan

mengkukus media semai pada temperatur 55-1000C selama 30-60 menit
atau dengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lembar plastik (24
jam), lalu diangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai
dengan zat fumigan Basamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm,
disiram air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (5 hari), lalu
plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan (10-15 hari). Yang harus
diperhatikan adalah naungan bedengan. Naungan dapat menggunakan
lembaran plastik atau lembaran tembus cahaya lainnya.
Penyemaian benih:


Siram tanah satu hari sebelum penyemaian.



Buat alur-alur penanaman saling menyilang (5-10 cm).



Pada titik-titik persilangan atau tiap bumbung polybag, taburkan benih
broccoli (1 benih untuk satu titik) atau tanam bibit stek.



Tutup benih dengan tanah halus tipis-tipis.



Siram dengan gembor yang berlubang halus.



Penyemaian biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari.

d. Pemeliharaan Penyemaian


Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari
untuk mencegah terjadinya kekeringan, sehingga biji broccoli tidak

10

dapat tumbuh, penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat gembor
yang mempunyai lubang halus.


Mengatur naungan Pada stadia perkecambahan, broccoli tidak dapat
menerima cahaya yang berlebihan, sehingga diperlukan pengaturan.
Persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul
15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang
menguntungkan bagi bibit. Selain itu, saat terjadi hujan, naungan harus
ditutup untuk menghindari pukulan air hujan yang dapat merusak bibit.



Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap
mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumputrumput atau gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok.



Pemupukan. Pemberian pupuk susulan sebagai tambahan yang diberikan
setelah bibit disemaikan. Caranya adalah dengan melarutkan pupuk NPK
secukupnya kedalam air siraman tanaman.



Pencegahan dan pemberantasan hama-penyakit. Hama yang menyerang
biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput, bekicot,
ulat tritip dan ulat pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit
adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan
Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol, Dithane,
Hostathion dan lain-lain.

e. Pemindahan Bibit
Dilakukan hanya bila benih disemai di tempat persemaian.
Pemindahan ke lahan dilakukan pada usia 1 bulan atau bila bibit telah
berdaun 3-4 helai karena telah mempunyai perakaran yang kuat. Tetapi
terkadang pada usia 10-15 hari bibit dipindahkan dahulu ke bumbung
(koker), setelah itu dipindahkan ke lahan. Pemindahan bibit dilakukan
dengan cara sebagai berikut:


Sistem cabut, yaitu bibit dan dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak
akar. Bila disemai pada polybag, pengambilan bibit dilakukan dengan
cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk
dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan hingga bibit

11

keluar. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau daun kelapa,
bibit dapat ditanam bersama bumbungnya.


Sistem putaran, caranya tanah disiram dan bibit dengan diambil beserta
tanahnya 2,5-3 cm dari batang dengan kedalaman 5 cm.

2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Lahan sebaiknya bukan lahan bekas ditanami tanaman famili
Cruciferae lainnya. Dilakukan pengukuran pH dan analisa tanah tentang
kandungan bahan organiknya untuk mengetahui kecocokan lahan ditanami
broccoli.
Pembukaan Lahan
Tanah digemburkan dan dibalik dengan dicangkul atau dibajak
sedalam 40-50 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan diberi pupuk
dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinar matahari selama 1-2 minggu untuk
memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumbersumber patogen.
Pembuatan Bedengan
Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 cm, tinggi
35 cm dan panjang tergantung keadaan lahan. Lebar parit antar bedengan ±
40 cm (parit pembuangan air (PPA) 60 cm) dengan kedalaman 30 cm (PPA
60 cm).
Pengapuran
Fungsi untuk menaikkan pH tanah dan mencegah kekurangan unsur
hara makro maupun mikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pHnya, umumnya antara 1-2 ton kapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan
antara lain: Captan (calcit) dan Dolomit.
Pemupukan

12

Bedengan siap tanam diberi pupuk dasar yang banyak mengandung
unsur Nitrogen dan Kalium, yaitu Za, Urea, TSP dan KCl masing-masing
250 Kg, serta Borax atau Borate 10-20 Kg per hektar. Pemberian pupuk
kandang dilakukan sebanyak 0,5 Kg per tanaman.

3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam tanaman sangat bergantung kesuburan tanah
dan varietas tanaman dengan jarak tanam 50 x 65-70 cm. Pola penanaman
ada dua yaitu larikan dan teratur seperti pola bujur sangkar; pola segi tiga
sama sisi; pola segi empat dan pola barisan (barisan tunggal dan barisan
ganda). Pola segi tiga sama sisi dan bujur sangkar tergolong baik karena
didapatkan jumlah tanaman lebih banyak.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam sedalam cangkul (10-15 cm)
dengan garis tengah 20-25 cm.

c. Cara Penanaman
Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.0010.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar
matahari dan temperatur tidak terlalu tinggi.


Pilih bibit yang segar dan sehat (tidak terserang penyakit ataupun hama).



Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau, ditanam bersama
dengan bumbungnya, bila disemai pada polybag plastik maka
dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara membalikkan polybag dengan
batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag
ditepuk-tepuk secara perlahan hingga bibit keluar dari polybag.



Bila disemai dalam bedengan diambil dengan solet (sistem putaran),
caranya menggambil bibit beserta tanahnya sekitar 2,5-3 cm dari batang
sedalam 5 cm.

13



Bibit segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikitdemi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.



Siram bibit dengan air sampai basah benar.

4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan hanya dilakukan satu kali, saat penyemaian, yaitu saat
berumur 10-15 hari. Bila bibit disemai pada bumbung maka penjarangan
tidak dilakukan. Sedangkan penyulaman hampir tidak dilakukan karena
umur tanaman yang pendek (2-3 bulan).
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan dan bersamaan dengan
penggemburan tanah pada waktu tanaman berumur 7-10 hari, 20 hari, dan
30-35 hari dengan cara hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat
merusak sistem perakaran tanaman. Pada tahap akhir penanaman
penyiangan sebaiknya tidak dilakukan.
c. Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat
tanah yang ada pada saluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi
untuk menjaga kedalaman parit dan ketinggian bedeng dan meningkatkan
kegemburan tanah.
d. Perempalan
Perempalan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal
mungkin untuk menjaga tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan,
sehingga zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal
mungkin.
e. Pemupukan
Pemupukan susulan I dilakukan saat tanaman berumur 7-10 hari
dengan campuran 250 Kg ZA ditambah 75 Kg Urea ditambah 150 Kg TSP

14

ditambah 75 Kg KCl (2:1:2:1) per hektar sebanyak 1 sendok makan per
tanaman di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batang, susulan II saat
tanaman berumur 20 hari dengan dosis 150 Kg ZA ditambah 75 Kg Urea
ditambah 75 TSP ditambah 150 KCl (2:1:1:2) per hektar sebanyak 1 sendok
makan per tanaman dalam larikan sejauh 20 cm, dan susulan III dilakukan
pada umur 30-35 hari dengan pupuk 150 Kg ZA ditambah 100 Kg Urea
ditambah 150 Kg KCl (2:1,5:2) per hektar sebanyak 1 sendok makan per
tanaman dalam larikan sejauh 25 cm dari batang. Untuk varietas yang
berumur lebih panjang dapat dilakukan satu atau dua kali lagi sesuai dengan
usia panennya.
Tanaman brokoli sangat membutuhkan pupuk N, P dan K untuk
pertumbuhannya. Terutama N, jika kekurangan unsur N maka akan
mengakibatkan kehilangan hasil, menunda kemasakan krop dan menurunkan
kualitas.
Tabel 1. Rekomendasi pupuk untuk Brokoli pada tanah Mineral
dengan tingkat kandungan P dan K sedang (Maynard and hocmuth. 1999)
Umur

Urea

ZA

SP 36

KCl

Target pH

Kg/ha.musim tanam
Preplant

87

187

311

90

1 MST

44

93

-

45

3 MST

44

93

-

45

5 MST

44

93

-

45

6,5

Keterangan : MST = Minggu setelah tanam

Untuk memacu dan meningkatkan hasil bunga, pada akhir masa
penanaman dapat disemprotkan dengan pupuk daun yang mengandung
Nitrogen dan Kalium tinggi atau diutamakan yang mengandung unsur hara
mikro.

15

f. Pengairan dan Penyiraman
Waktu pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari.
Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama
pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk

pencegahan,

penyemprotan

dilakukan

sebelum

hama

menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis
ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin
dengan dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi.
Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi
hama sangat beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan
tingkat populasi hama tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan
dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
h. Pemeliharaan lain
Hal-hal

yang penting

dalam

merawat tanaman adalah: a)

Menghindari pelukaan tanaman karena merupakan salah satu jalan yang
efektif dalam penularan penyakit dan sangat disukai oleh hama. b) Dalam
pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai tanaman dan harus selalu diikuti
dengan penyiraman.

5. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan bila massa bunga (curd) mencapai ukuran
maksimal dan padat (kompak), tetapi kuncup bunganya belum mekar. Umur
panen sangat bergantung dengan varietas atau kultivar yang ditanam.
b. Cara Panen
Cara memanen broccoli adalah sebagai berikut: a) Memotong
tangkai bunga bersama sebagian batangnya dan daun-daunnya sepanjang 25
cm. b) Untuk pemasaran jarak jauh, dianjurkan untuk menyertakan 6 helai

16

daun, kemudian ujung daun dipatahkan untuk menutupi bunga. c)
Sedangkan untuk tujuan pemasaran jarak dekat, hanya disertakan 3-4 helai
daun, dan ujungnya dipotong. d) Hindari kerusakan atau pelukaan broccoli.
c. Periode Panen
Broccoli merupakan tanaman sekali panen, sehingga periode panen
sama dengan periode tanam.
d. Prakiran Produksi
Secara umum produksi brocolli perhektar adalah 15-40 ton, tetapi
produksi brocolli sangat bergantung pada varietas tanaman dan populasi
tanaman per satuan luas lahan.

17

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) merupakan salah satu tanaman
sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang
yang lunak dengan warna bunga yang bervariasi sesuai dengan varietasnya seperti
warna hijau tua Brassica oleracea var. italica cv. Sakata, hijau muda Brassica
oleracea var. italica cv. Green Mountain, hijau kebiru-biruan Brassica oleracea
var. italica cv. Royal Green, dan hijau keunguan Brassica oleracea var. italica cv.
Green King.
Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim
dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara
1.000 – 2.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang suhu udaranya dingin dan
lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini
antara 15,5 – 18 °C, dan maksimum 24 °C.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu para petani,
khususnya juga kepada para mahasiswa tentang syarat tumbuh tanaman brokoli
dan teknik budidaya tanaman brokoli.

18

DAFTAR PUSTAKA

Amilah, Susie. 2012. Jurnal WAHANA Vol. 59 No. 2. “Penggunaan Media
Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Brokoli
dan Baby Kailan”. Surabaya : UNIPA.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Jakarta : Diktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Pertiwi, Dewi M.. 2008. Analisis Usahatani Sayuran Organik di PT Anugrah
Bumi Persada, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Setiawati, Wiwin dkk. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran.
Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Susila, A. D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
Wasonowati, Catur. 2009. Jurnal Agrovigor Vol. 2 No. 1. “Kajian Saat
Pemberian Pupuk Dasar Nitrogen dan Umur Bibit Pada Tanaman Brokoli
(Brassica oleraceae var. Italica Planck)”. Madura : Fakultas Pertanian
Universitas Trunojo.
http://www.materipertanian.com/jenis-tanaman-brokoli/