Pemanfatan Kulit Buah Pisang (Mussa spp) Sebagai Sumber Nutrient Dalam Budidaya Daphnia sp

(1)

i

ABSTRAK

PEMANFATAN KULIT BUAH PISANG (Mussa spp) SEBAGAI SUMBER NUTRIENT DALAM BUDIDAYA Daphnia sp.

Oleh Remon Firnandus

Daphnia sp. merupakan pakan alami yang banyak digunakan dalam pembenihan ikan air tawar. Ketersediaan Daphnia sp. sebagian besar masih mengandalkan tangkapan di alam, sehingga ketersediaan Daphnia sp. terbatas dan fluktuatif. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu usaha budidaya untuk menjaga ketersediaan Daphnia sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos kulit buah pisang (Mussa spp) terhadap peningkatan populasi Daphnia sp. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian kompos kulit buah pisang sebesar 3 gr/l, 6 gr/l dan 9 gr/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kompos kulit buah pisang sebagai sumber nutrient dalam budidaya Daphnia sp. memberikan suatu nutrient pengaruh nyata terhadap populasi Daphnia sp. Penambahan kompos kulit buah pisang sebesar 6 gr/l pada kultur Daphnia sp. dengan padat tebar awal 20 ind/l menghasilkan populasi rata – rata tertinggi dengan jumlah 1.444 ind/l yang dicapai pada hari ke 8.

Kata kunci : Kompos kulit buah pisang, Daphnia sp., populasi, pakan alami.


(2)

ii

ABSTRACT

BANANA SKIN utilization (Mussa spp) AS A NUTRIENT SOURCE IN RAISING Daphnia sp.

Oleh Remon Firnandus

Daphnia sp. is a natural food that is widely used in freshwater fish hatchery. Availability of Daphnia sp. most still rely on natural catchment, so the availability of Daphnia sp. is limited and volatile. Therefore it takes an effort to maintain the availability cultivation of Daphnia sp. This study aims to determine the effect of banana skin (Mussa spp) compost to increase the population of Daphnia sp. The research design used was a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications. Treatment in this study using a dose of banana skin compost at 3 gr/l, 6 gr/l and 9 gr/l. The results showed that the addition of banana skin compost as the cultivation media of Daphnia sp. significant effect on the population growth of Daphnia sp. the addition of compost banana skin at 6 g / l which resulted in the average population - the highest average by the number of tails that reached 1.444 by day 8.


(3)

PEMANFATAN KULIT BUAH PISANG (Mussa spp) SEBAGAI SUMBER NUTRIEN DALAM BUDIDAYA Daphnia sp.

Oleh

Remon Firnandus

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama REMON FIRNANDUS dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 03 Februari 1987 anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bpk. Alimin Sekarim (alm) dan Ibu Ismiati. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu: Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Kampung Baru diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 8 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Mei Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Penulis aktif dalam Organisasi HIDRILA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila) sebagai anggota, LS-MATA (Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian) sebagai Ketua Bidang Kekaryaan Periode 2009-2010, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Pertanian sebagai Ketua Departemen Seni dan Olahraga periode 2010-2011, DENMA (Dewan Mahasiswa) Lampung sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Anggota periode 2010-2011, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Komisariat Pertanian sebagai Ketua Bidang


(8)

v

Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP) periode 2011-2012, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Bandar Lampung sebagai Wakil Sekertaris Umum Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) Periode 2012-2013.

Penulis melaksanakan Praktik Umum di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL), Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Teknik Pembenihan Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)” pada tahun 2011.

Tahun 2014, penulis menyelesaikan tugas akhirnya yang berjudul “Pemanfatan Kulit Buah Pisang (Mussa spp) Sebagai Sumber


(9)

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ku ini kepada :

Ibunda tercinta, Almarhum Ayahanda ku tercinta yang telah

tenang disana, Ayunda Santi Agustina, dan Ayunda Susi

Alfiana Sebagai ungkapan bakti dan hormatku kepada kalian

atas pengorbanan, bimbingan, do’a yang tulus,

kasih sayang yang tak pernah putus, dukungan motivasi

yang diberikan untuk keberhasilanku selama ini, serta


(10)

vii

MOTO

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah

dari Allah SWT, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka

dari (kesalahan) dirimu sendiri. (An Nisa 79)

Dimana kita dilahirkan adalah takdir, bagaimana kita

bertumbuh adalah Proses, seperti apa kita dihari tua adalah

sebuah Keputusan (Bong Chandra)

Bangkit berjuang atau mati tetindas karena mundur adalah

sebuah penghianatan (Sang Hijau Hitam)


(11)

viii

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan

judul “Pemanfatan Kulit Buah Pisang (Mussa spp.) Sebagai Sumber Nutrient Dalam Budidaya Daphnia sp.” adalah salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak yang berperan memberikan bimbingan, saran, nasehat, motivasi, dan do’a. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian; 2. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan

sekaligus Pembimbing Utama atas bimbingan, petunjuk, bantuan, saran dan kritik selama penyelesaian skripsi ini;

3. Henni Wijayanti M, S.Pi., M.Si. selaku Pembimbing Kedua atas bimbingan, petunjuk, saran dan kritik selama penyelesaian skripsi ini; 4. Ir. Suparmono, M.T.A. selaku Pembahas atas bimbingan, petunjuk, saran

dan kritik selama penyelesaian skripsi ini;

5. Esti Harpeni, S.T., M.AppSc selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, petunjuk, dan motivasi selama penulis menempuh pendidikan;


(12)

ix

6. Ibunda, dan almarhum Ayahanda yang telah memberikan kasih sayang,

do’a serta semangat selama ini;

7. Ayunda, kakanda serta ponakanku yang selalu memberikan keceriaan dan kebahagian tersendiri selama ini;

8. Keluarga besar budidaya perairan terutama teman-teman seperjuangan di jurusan angkatan 2007 dan Adik-adik angkatan 2008-2013 atas semangat yang telah di berikan;

9. Alumni dan adik-adik Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian UNILA yang selalu memberikan semangat, saran, kritik dan selalu mengingatkan betapa pentingnya pendidikan untuk merubah kehidupan agar lebih baik.

10.Bayu, Arif, Dwi Saka Randi, Lagen Dedo Rolando, Candra, Hasbullah, Solihin, Rendy, Jhon, Taufik Merda, Anjar, Wisnu. Atas kebersamaan yang diberikan, saran maupun motivasi kalian akan selalu saya ingat. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini tidak

dapat di sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih saya yang sebesar-besarnya.

Penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jau dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin

Bandar Lampung, Oktober 2014

Penulis


(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Gambar... xii

Daftar Tabel ... iv

I.Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

C. Manfaat Penelitian ... 2

D. Kerangka Pemikiran ... 3

E. Hipotesis ... 5

II.Tinjauan Pustaka A. Klasifikasi dan Morfologi ... 6

B. Pakan dan Kebiasaan Makan ... 8

C. Siklus Hidup ... 9

D. Kulit Buah Pisang ... 11

E. Manfaat Kultur Daphnia sp. ... 12

III.Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

B. Alat dan Bahan ... 13

1. Alat ... 13

2. Bahan ... 14

a). Media Kultur ... 14

b). HewanUji ... 14

c). Kompos Kulit Buah Pisang ... 14

C. Metode ... 15

1. Rancangan Percobaan ... 15

2. Pelaksanaan Penelitian ... 15

D. Analisis Data ... 16

IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil ... 17

1. Kandungan Kompos Kulit Buah Pisang ... 17

2. Kepadatan Fitoplankton ... 18

3. Kepadatan Populasi Daphnia sp. ... 20

4. Analisis Ragam Puncak Populasi Daphnia sp. ... 21

5. Kualitas Air ... 23

B. Pembahasan ... 24


(14)

xi

Daftar Pustaka ... 28


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Gizi Dan Kandungan Kulit Pisang... 11 2. Hasil Analisis Ragam Puncak Populasi Daphnia sp.. ... 22 3. Hasil Analisis Parameter Kualitas Air Selama Budidaya Daphnia sp. ... 23


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kepadatan Populasi Daphnia sp. Selama Penelitian 2. Kepadatan Populasi Fitoplankton

3. Analisi Sidik Ragam Pertumbuhan Populasi Daphnia sp 4. Data Analisis Kompos Kulit Buah Pisang

5. Data Produksi Pisang dan Limbah Pisang Propinsi Lampung 6. Cara Pembuatan Kompos Kulit Buah Pisang


(17)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pemikiran ... 4

2. Morfologi Dhapnia sp. ... 7

3. Siklus Hidup Pertumbuhan Daphnia sp. ... 10

4. Grafik Kepadatan rata-rata PopulasiFitoplankton ... 18

5. Pertumbuhan Populasi Daphnia sp ... 21


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budidaya merupakan suatu kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan secara terkontrol untuk diambil manfaat/hasil panennya. Salah satu hal penting dalam budidaya ikan adalah pakan alami yang merupakan faktor pembatas bagi keberhasilan budidaya. Kebutuhan pakan alami masih dipasok dari hasil tangkapan di alam yang ketersediaannya sangat fluktuatif. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan suatu usaha budidaya (Khairuman, 2008).

Daphnia sp. merupakan pakan alami yang banyak digunakan dalam pembenihan ikan air tawar. Daphnia sp. merupakan golongan crustasea kecil yang hidup secara bergerombol diperairan tawar dan banyak mengandung bahan organik atau sisa-sisa pembusukan tanaman. Kandungan gizi Daphnia sp. kadar air 95%, protein 4%, lemak 0,54%, karbohidrat 0,67, dan abu 0,15% (Suwignyo, 1989). Salah satu permasalahan dalam budidaya Daphnia sp. adalah sumber nutrien yang kurang mendukung untuk pertumbuhan populasi Daphnia sp.

Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Menurut (Qotimah, 2012), nutrisi kulit pisang cukup


(19)

2

lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Limbah kulit buah pisang merupakan sumber bahan organik yang tersedia cukup melimpah di sentra produksi keripik pisang. Dalam satu buah pisang, proporsi kulit pisang ± 1/3 bagian (Basse, 2000). Data produksi pisang di propinsi Lampung rata-rata setiap tahun mencapai 708.703 ton dan menyisakan limbah sebesar 236.234 ton (Lampiran), hal tersebut menunjukkan bahwa produksi pisang di propinsi lampung cukup tinggi.

Limbah kulit buah pisang dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang kemudian dapat dijadikan pupuk organik. Kompos kulit buah pisang (Mussa spp) memiliki kandungan C-Organik 11,083%, N-Total 0,582%, dan P-Total 1,883% (Lampiran 7) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrien dalam budidaya Daphnia sp.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos kulit buah pisang (Mussa spp) terhadap peningkatan populasi Daphnia sp. selama kultur.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah kulit buah pisang (Mussa spp) sebagai pengkaya nutrien selama budidaya kutu air (Daphnia sp.) kepada pembudidaya ikan terutama pada tahap pembenihan, sehingga mampu mengatasi permasalahan kelangkaan pakan alami.


(20)

3

D. Kerangka Pikiran

D. Kerangka Pemikiran

Daphnia sp. merupakan pakan alami yang penting karena mengandung nilai gizi yang cukup tinggi bagi pertumbuhan ikan (Chumaidi dan Djajadireja, 2006). Ketersediaan Daphnia sp. sebagian besar masih mengandalkan dari tangkapan di alam, sehingga ketersediaan Daphnia sp. terbatas dan fluktuatif, oleh sebab itu dibutuhkan budidaya untuk menjaga ketersediaan Daphnia sp. yang cukup sebagai pakan alami benih ikan. Daphnia sp. dihabitatnya memakan bakteri, protozoa, fitoplankton dan berbagai macam detritus organik.

Penambahan kompos kulit buah pisang diharapkan mampu menyediakan unsur hara dalam media kultur yang dapat memacu pertumbuhan fitoplankton, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan Daphnia sp. Limbah kulit buah pisang yang diolah menjadi kompos mengandung C-Organik 11,083% , N-Total 0,582% , dan P-Total 1,883% (Lampiran 7) yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrien untuk pertumbuhan populasi fitoplankton.


(21)

4

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Media/ Kualitas Air Buatan Alami

Populasi Daphnia sp. Meningkat Budidaya Menangkap

di alam

Fitoplankton Meningkat Daphnia sp

Pakan Ikan

Ketersediaan fluktuatif


(22)

5

E. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penambahan kompos kulit buah pisang (Mussa spp) berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton.

2. Semakin tinggi penambahan kompos kulit buah pisang pada media budidaya, semakin tinggi tinggi populasi fitoplankton.


(23)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi

Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae, dan Genus Daphnia. Di alam, Genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup pada berbagai perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp. memiliki ukuran 1 – 2 mm, tubuh berbentuk lonjong, pipih, dan terdapat ruas-ruas/segmen (Chumaidi dan Djajadireja, 2006).

Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau berwarna muda, sedangkan di daerah litoral memiliki warna yang bervariasi mulai dari coklat kekuningan, coklat kemerahan, kelabu, sampai berwarna hitam. Umumnya cara berenang Daphnia sp. tersendat-sendat, tetapi ada beberapa spesies yang tidak dapat berenang/bergerak dengan merayap karena beradaptasi hidup di lumut dan sampah daun dari hutan tropik. Daphnia sp. dapat hidup dengan baik pada suhu berkisar antara 22°C - 32°C, pH berkisar antara 6 - 8, oksigen terlarut (DO) > 3,5 ppm, dan dapat bertahan hidup pada kandungan amoniak antara 0,35 ppm – 0,61 ppm (Kusumaryanto, 2001).


(24)

7

Keterangan : A : Otak

B : Ruang pengeraman C : Caecum Pencernaan D : Mata

E : Fornix

F : Antena Pertama G : Usus

I : Jantung J : Ocellus K : Ovarium L : Paruh

M : Kelenjar Kulit

Gambar 2. Morfologi Daphnia sp. (Mokoginta, 2003)

Pada bagian kepala terdapat sebuah mata majemuk, occellus, dan lima pasang alat tambahan. Alat tambahan yang pertama disebut antena pertama, terletak di bagian ventral, berukuran kecil, tidak bersegman, dan berfungsi sebagai alat penciuman. Alat tambahan yang kedua disebut antena kedua, berukuran besar, berjumlah satu pasang, dan berfungsi sebagai alat berenang/gerak. Tiga pasang antena yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Casmuji, 2002).

Bagian tubuh Daphnia sp. memiliki lima pasang kaki. Sepasang kaki pertama dan kedua berfungsi untuk menciptakan arus air dan partikel tersuspensi, sepasang kaki ketiga dan keempat berperan sebagai filter, dan sepasang kaki kelima berperan untuk menghisap air. Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang


(25)

8

dari khitin yang transparan, sedangkan pada bagian perut memiliki rongga. Bagian antara cangkang dan bagian tubuh ini berfungsi sebagai tempat pengeraman dan perkembangan telur. Pada ujung perut terdapat dua kuku yang berbulu keras berfungsi untuk melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan (Mokoginta, 2003). B. Pakan dan Kebiasaan Makan

Daphnia sp. merupakan hewan filter feeder yang memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organik terlarut. Daphnia sp. muda berukuran kurang dari 1 mm dapat menyaring partikel kecil berukuran antara 20 – 30 mikrometer, sedangkan Daphnia sp. dewasa dengan ukuran 2 – 3 mm dapat menangkap partikel sebesar 60 – 140 mikrometer. Dalam memakan makanannya, Daphnia sp. melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan menggunakan cakar/kuku berbulu (Mokoginta, 2003).

Kusumaryanto (2001), menyatakan bahwa Daphnia sp. yang dipelihara dalam air yang mengandung bahan organik tersuspensi dan mineral, menyaring dan memakan seluruhnya tanpa membedakan dalam dua jam pertama. Selanjutnya makanan yang ditemukan dalam esofagus hanya partikel organik. Kusumaryanto (2001) juga menjelaskan bahwa perkembangan populasi Daphnia sp. dengan ketersediaan makanan yang cukup akan mempercepat pertumbuhan Daphnia sp. Apabila ketersediaan makanan tidak mencukupi populasi Daphnia sp. akan menurun, hal ini terjadi karena mortalitas akibat persaingan makanan.


(26)

9

C. Siklus Hidup

Masa hidup Daphnia sp. bisa dibilang sangat pendek. Masa tersebut melalui berbagai fase, yaitu telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daphnia sp. mencapai dewasa dalam waktu 4 – 6 hari, menjadi induk dalam waktu 8 – 10 hari, dan umurnya hanya bertahan sampai 12 hari (Mokoginta, 2003).

Perkembangbiakkan Daphnia sp. juga bisa dibilang unik. Hewan ini bisa berkembangbiak dengan dua cara, yaitu parthenogenesis (tanpa perkawinan) dan seksual (dengan perkawinan). Pada keadaan baik Daphnia sp berkembang biak secara parthenogenesis dimana individu baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi. Telur berkembang dan menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi Daphnia sp dan dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk mengalami pergantian kulit (Kusumaryanto, 2001).

Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja dan menghasilkan telur dengan rata-rata 10 – 20 butir dengan variasi antara 2 – 40 butir. Sedangkan pada saat kondisi kurang baik, seperti adanya temperatur yang berfluktuasi, kurangnya ketersediaan makanan dan akumulasi limbah akibat tingginya populasi, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa telur menetas dan berkembang menjadi individu jantan, hal ini disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme Daphnia sp., sehingga mempengaruhi mekanisme kromosomnya. Dengan munculnya Daphnia sp. jantan maka populasi mulai bereproduksi secara seksual, dimana seekor Daphnia sp. jantan mampu membuahi ratusan betina dalam satu periode dan telur yang dihasilkan mempunyai cangkang tebal yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk, berwarna gelap/buram, berukuran lebih besar


(27)

10

dan memiliki kuning telur yang lebih banyak. Daphnia sp. jantan berukuran lebih kecil dibandingkan Daphnia sp. betina. Pada individu jantan terdapat organ tambahan yang terletak di bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk untuk membuahi sel telur (Mokoginta, 2003).

Telur yang sudah dibuahi kemudian akan dilindungi oleh lapisan yang disebut sebagai ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan buruk sampai kondisi ideal untuk menetas. Gambar 3 menunjukkan ilustrasi siklus hidup Daphnia sp.

Gambar 3. Siklus hidup Daphnia sp.

Siklus hidup Daphnia sp. bervariasi tergantung pada spesies dan lingkungannya. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur 4-6 hari, selanjutnya setiap 2 hari sekali dapat menghasilkan keturunan sebanyak 29 ekor, selama hidupnya mampu baranak sebanyak 7 kali, dan hanya bertahan sampai 12 hari. Daphnia sp. hidup pada kisaran pH yang netral dan relatif basa, yaitu pada


(28)

11

pH 7,1 – 8,0 dan masih dapat hidup berkembangbiak dengan baik pada kandungan amoniak 0,35 ppm – 0,61 ppm (Kusumaryanto, 2001).

D. Kulit Pisang

Kulit pisang belum dapat dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik yang jumlahnya cukup banyak. Kulit pisang biasanya digunakan sebagai makanan ternak seperti makanan kambing, sapi, dan kerbau. Limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk cuka kulit pisang, nata de banana, wine (anggur) (Qotimah, 2012).

Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia dan dari hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50% (Bisri, 2011).

Tabel 1. Komposisi gizi dan kandungan kulit pisang (100 g)

No Unsur Gizi Kandungan Satuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air Karbohidrat Lemak Protein Kalsium Fosfor Zat Besi Vitamin B Vitamin C 68,90 18,50 2,11 0,32 715 117 1,60 0,12 17,5 G g g g mg mg mg mg mg


(29)

12

E. Manfaat Kultur Daphnia sp.

Kultur Daphnia sp menggunakan media rendaman kulit buah pisang (Mussa spp) diharapkan dapat menjadi media kultur alternatif yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan Daphnia sp guna memenuhi permintaan pasar secara kontinyu sebagai pakan alami yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi.


(30)

13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2013, bertempat di Laboraturium Budidaya Perairan Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat

a. Akuarium ukuran 30 cm x 15 cm x 12 cm sebanyak 9 unit.

b. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 mg (Pocket scale, Jerman). c. Kain strimin.

d. Perangkat aerasi (Aerator, selang, dan batu aerasi). e. Cawan petri.

f. Gelas ukur volume 100 ml. g. Sendok.

h. Pipet tetes. i. Tisu.

j. Papan hitam. k. Mikroskop.


(31)

14

l. Alat pengukur kualitas air yang terdiri dari termometer, DO meter, dan pH.

2. Bahan

a. Media Kultur

Media kultur yang digunakan adalah air tawar yang berasal dari tandon Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Air tawar yang digunakan sebagai media kultur sebanyak 3 liter per akuarium.

b. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Daphnia sp. yang diperoleh dari penj ual kutu air di Kelurahan Kampung Sawah, Bandar Lampung. c. Kompos Kulit Buah Pisang

Bahan yang digunakan untuk pembuatan kompos kulit buah yaitu: - Kulit pisang 5 kg.

- Serbuk gergaji 1 kg. - Dedak halus 120 gr. - Gula merah 5 gr.

- EM4TM (Bakteri fermentasi) - Air sumur 1,2 liter.


(32)

15

C. Metode

1. Rancangan percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.

-Perlakuan A budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 3 gr/l.

-Perlakuan B budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 6 gr/l.

-Perlakuan C budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 9 gr /l.

2. Pelaksanan Penelitian

a. Akuarium disiapkan sebanyak 9 unit, sebagai wadah budidaya Daphnia sp. Kemudian dibersihkan, dikeringkan dan dilengkapi perangkat aerasi.

b. Masing-masing wadah budidaya diisi air bersih sebanyak 3 liter per akuarium kemudian diaerasi.

c. Dilakukan perendaman kompos kulit buah pisang sesuai perlakuan pada media budidaya selama 3 hari dengan tujuan menumbuhkan fitoplankton. d. Inokulasi Daphnia sp. sebanyak 60 ekor per akuarium pada hari ke-4 setelah

penambahan kompos buah pisang pada media budidaya.

e. Penghitungan kelimpahan populasi fitoplankton dan Daphnia sp. dilakukan setiap hari dimulai pada hari ke-5.

f. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari. Amoniak diukur pada fase awal, fase puncak, dan fase akhir budidaya di Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.


(33)

16

D. Analisis data

Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah jumlah populasi Daphnia sp. selama pemeliharaan dengan penambahan kompos kulit buah pisang yang digunakan. Pengaruh perbedaan penambahan kompos kulit buah pisang dianalisis dengan uji statistik one_way Anova yang diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) jika minimal terdapat satu penambahan kompos kulit buah pisang yang berpengaruh terhadap kelimpahan Daphnia sp. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 17.0. Data kualitas air dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan melakukan pengamtan pada saat pengukuran kualitas air.


(34)

27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Kompos kulit buah pisang bisa dimanfaatkan sebagai sumber nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton dan memberikan pengaruh nyata selama selama kultur Daphnia sp.

B. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan nutrisi Daphnia sp. dengan media yang diperkaya dengan kompos kulit buah pisang.


(35)

28

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, I. 2008. Pengaruh Inokulasi Bakteri Nitrifikasi dan Bacillus subtilis pada Pertumbuhan Kultur Daphnia magna . Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Bandung. 59 hal.

Anonim. 2009. Kultur Makanan Alami (Daphnia sp.). Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perikanan, Balai Budidaya Air Tawar. Diakses tanggal Januari 2012 http://www.fao.org/docrep/003/W332E/w-3732e0x.htm.

Basse. 2000. Compost Engineering, An Arbour Science, London.

Bisri, M. 2011. Manfaat Kulit Pisang. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. Jawa Timur.

Brown, 1997. “Nutritional Properties Of Microalgae for Marineculture

Aquaculture. 151. Hal 315-331.

Badan Pusat Statistik. 2014, Produksi Pisang dan Limbah Pisang Propinsi Lampung. Lampung

Casmuji. 2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam Dan Tepumg Terigu Dalam Budidaya Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Institut Pertanian Bogor.

Chumaidi dan Djajadireja. 2006. Kultur Massal Daphnia sp. di Kolam dengan Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Buletin Perikanan. Penelitian Perikanan Darat, 3 (2) : 17 – 20

Hefdiyah, A. Arifiyanto, K. Khotim, M. A. Prio, N. D. Kuswitasari. 2013. Uji Potensi Medium Tumbuh Berbahan Dasar Ekstrak Tauge, Ekstrak Bekatul, dan Ekstrak Kulit Pisang Pada Kultivasi Spirullina spp. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Jurusan Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 2003. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Yogyakarta : Kanisius.

Khairuman. 2008. Kultur Budidaya Daphnia sp. Sebagai Pakan Alami Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.


(36)

29

Kusumaryanto, H. 2001. Pengaruh Jumlah Inokulasi Awal Terhadap Pertumbuhan Populasi, Bimassa dan Pembentukkan Epipium Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Modul Daphnia sp.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Bidang Budidaya Ikan Program Keahlian Budidaya Ikan Air Tawar.

Mubarak. 2009. Pemberian Dolomit Pada Kultur Daphnia sp. Sistem Daily Feeding Pada Populasi Daphnia sp. dan Kestabilan Kualitas Air. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. Noerdjito, D.R.2003. Optimasi suhu, pH, serta jumlah dan jenis pakan pada

kultur Daphnia sp. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.

P.Kungvankij. 1985. Training Manual : Shrimp Hatchery Design, Operation and Management. Network of Aquaculture Centres in Asia. Bangkok Permana. 2002. Populasi Chlorella sp. Dalam Kultur Dengan Konsentrasi

Sumber Nutrien Kascing (Lambriscus rubellus) yang Berbeda. Fakultas MIPA. UNDIP. Semarang.

Pengamanan Produksi 2011. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Lampung.

Pennak, R.W. 1989. Coelenterata Fresh-water Invertebrates of the United Sates : Protozoa to Molusca, 3rd edition. John Wiley and Sons, Inc, New

York.

Prasetya, B, dkk. 2009 .Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap Serapan N Dan Pertumbuhan Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Entisol. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

Prihantini, N. B. D. Damayanti, & Ratna Yuniati. 2007. Pengaruh Konsentrasi Medium Ekstrak Tauge (MET) Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus. Isolat Subang Makara, Sains, Vol. 11, No.1:1-9

Purwakusuma, W. Daphnia. Diedit Tahun 2007. Diakses pada Januari 2012. http://www.o-fish/PakanIkan?Daphnia.1php.

Polinela, 2012. Uji analisis kompos kulit buah pisang. Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Lampung


(37)

30

Qotimah, S. 2012. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Untuk Pakan Unggas. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Raharjo, E.I. 2004. Pengaruh Daphnia sp. Yang Diperkaya Dengan' Kadar

AscerbicAcid-Ethyl Cellulose Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila (0reochromisNiloticus). Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

Sanyoto, P.M.H. 2000. Konsentrasi Kotoran Kuda Optimum Terhadap

Pertumbuh Dan Puncak Populasi Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Sarida , M. 2007. Pengaruh Konsentrasi Ragi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hal 269-272.

Susanti. 2006. Evaluasi Kandungan Nutrisi Energi Metabolisme Semu Dan Energi Metabolisme Sejati Berbagai Jenis Tepung Kulit Buah Pisang Pada Ayam Pedaging. Universitas Muhammadiyah Malang. Suwignyo. 1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi, IPB. 127 hal. Tengku, D. 2001. Rotifer, Biologi, dan Pemanfaatannya. UNRI Press, Pekan Baru


(1)

C. Metode

1. Rancangan percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.

-Perlakuan A budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 3 gr/l.

-Perlakuan B budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 6 gr/l.

-Perlakuan C budidaya Daphnia sp. dengan penambahan kompos kulit buah pisang pada media kultur sebanyak 9 gr /l.

2. Pelaksanan Penelitian

a. Akuarium disiapkan sebanyak 9 unit, sebagai wadah budidaya Daphnia sp. Kemudian dibersihkan, dikeringkan dan dilengkapi perangkat aerasi.

b. Masing-masing wadah budidaya diisi air bersih sebanyak 3 liter per akuarium kemudian diaerasi.

c. Dilakukan perendaman kompos kulit buah pisang sesuai perlakuan pada media budidaya selama 3 hari dengan tujuan menumbuhkan fitoplankton. d. Inokulasi Daphnia sp. sebanyak 60 ekor per akuarium pada hari ke-4 setelah

penambahan kompos buah pisang pada media budidaya.

e. Penghitungan kelimpahan populasi fitoplankton dan Daphnia sp. dilakukan setiap hari dimulai pada hari ke-5.

f. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari. Amoniak diukur pada fase awal, fase puncak, dan fase akhir budidaya di Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.


(2)

Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah jumlah populasi Daphnia sp. selama pemeliharaan dengan penambahan kompos kulit buah pisang yang digunakan. Pengaruh perbedaan penambahan kompos kulit buah pisang dianalisis dengan uji statistik one_way Anova yang diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) jika minimal terdapat satu penambahan kompos kulit buah pisang yang berpengaruh terhadap kelimpahan Daphnia sp. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 17.0. Data kualitas air dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan melakukan pengamtan pada saat pengukuran kualitas air.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Kompos kulit buah pisang bisa dimanfaatkan sebagai sumber nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton dan memberikan pengaruh nyata selama selama kultur Daphnia sp.

B. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan nutrisi Daphnia sp. dengan media yang diperkaya dengan kompos kulit buah pisang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, I. 2008. Pengaruh Inokulasi Bakteri Nitrifikasi dan Bacillus subtilis pada Pertumbuhan Kultur Daphnia magna . Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Bandung. 59 hal.

Anonim. 2009. Kultur Makanan Alami (Daphnia sp.). Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perikanan, Balai Budidaya Air Tawar. Diakses tanggal Januari 2012 http://www.fao.org/docrep/003/W332E/w-3732e0x.htm.

Basse. 2000. Compost Engineering, An Arbour Science, London.

Bisri, M. 2011. Manfaat Kulit Pisang. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. Jawa Timur.

Brown, 1997. “Nutritional Properties Of Microalgae for Marineculture” Aquaculture. 151. Hal 315-331.

Badan Pusat Statistik. 2014, Produksi Pisang dan Limbah Pisang Propinsi Lampung. Lampung

Casmuji. 2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam Dan Tepumg Terigu Dalam Budidaya Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Institut Pertanian Bogor.

Chumaidi dan Djajadireja. 2006. Kultur Massal Daphnia sp. di Kolam dengan Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Buletin Perikanan. Penelitian Perikanan Darat, 3 (2) : 17 – 20

Hefdiyah, A. Arifiyanto, K. Khotim, M. A. Prio, N. D. Kuswitasari. 2013. Uji Potensi Medium Tumbuh Berbahan Dasar Ekstrak Tauge, Ekstrak Bekatul, dan Ekstrak Kulit Pisang Pada Kultivasi Spirullina spp. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Jurusan Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 2003. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Yogyakarta : Kanisius.

Khairuman. 2008. Kultur Budidaya Daphnia sp. Sebagai Pakan Alami Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.


(5)

Kusumaryanto, H. 2001. Pengaruh Jumlah Inokulasi Awal Terhadap Pertumbuhan Populasi, Bimassa dan Pembentukkan Epipium Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Modul Daphnia sp.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Bidang Budidaya Ikan Program Keahlian Budidaya Ikan Air Tawar.

Mubarak. 2009. Pemberian Dolomit Pada Kultur Daphnia sp. Sistem Daily Feeding Pada Populasi Daphnia sp. dan Kestabilan Kualitas Air. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. Noerdjito, D.R.2003. Optimasi suhu, pH, serta jumlah dan jenis pakan pada

kultur Daphnia sp. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.

P.Kungvankij. 1985. Training Manual : Shrimp Hatchery Design, Operation and Management. Network of Aquaculture Centres in Asia. Bangkok Permana. 2002. Populasi Chlorella sp. Dalam Kultur Dengan Konsentrasi

Sumber Nutrien Kascing (Lambriscus rubellus) yang Berbeda. Fakultas MIPA. UNDIP. Semarang.

Pengamanan Produksi 2011. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Lampung.

Pennak, R.W. 1989. Coelenterata Fresh-water Invertebrates of the United Sates : Protozoa to Molusca, 3rd edition. John Wiley and Sons, Inc, New

York.

Prasetya, B, dkk. 2009 .Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap Serapan N Dan Pertumbuhan Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Entisol. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

Prihantini, N. B. D. Damayanti, & Ratna Yuniati. 2007. Pengaruh

Konsentrasi Medium Ekstrak Tauge (MET) Terhadap

Pertumbuhan Scenedesmus. Isolat Subang Makara, Sains, Vol. 11, No.1:1-9

Purwakusuma, W. Daphnia. Diedit Tahun 2007. Diakses pada Januari 2012. http://www.o-fish/PakanIkan?Daphnia.1php.

Polinela, 2012. Uji analisis kompos kulit buah pisang. Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Lampung


(6)

Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Raharjo, E.I. 2004. Pengaruh Daphnia sp. Yang Diperkaya Dengan' Kadar

AscerbicAcid-Ethyl Cellulose Berbeda Terhadap Kinerja

Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila (0reochromisNiloticus). Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

Sanyoto, P.M.H. 2000. Konsentrasi Kotoran Kuda Optimum Terhadap

Pertumbuh Dan Puncak Populasi Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Sarida , M. 2007. Pengaruh Konsentrasi Ragi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hal 269-272.

Susanti. 2006. Evaluasi Kandungan Nutrisi Energi Metabolisme Semu Dan Energi Metabolisme Sejati Berbagai Jenis Tepung Kulit Buah Pisang Pada Ayam Pedaging. Universitas Muhammadiyah Malang. Suwignyo. 1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi, IPB. 127 hal. Tengku, D. 2001. Rotifer, Biologi, dan Pemanfaatannya. UNRI Press, Pekan Baru