makalah etika profesi di hukum

TUGAS ETIKA PROFESI
Makalah Hubungan Etika Dengan Moral, Norma, Kesusilaan,
Hukum, Agama, Dan Akhlak

disusun oleh:
ELFRYDA PRAHANDINI
E1A014281
C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika kita membahas tentang norma, etika, dan hukum tentunya kita tidak dapat
melepaskannya dari segi moral. Dari arti kata, etika dapat disamakan dengan moral. Moral
berasal dari bahasa latin mos yang berarti adat kebiasaan.
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada
dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia. Hasil-hasil

kegiatan keilmuan memberikan alternative untuk membuat keputusan politik dengan
berkiblat kepada pertimbangan moral.
Ilmuwan juga memikul tanggung jawab profesional, yang meliputi etika, moral, norma, dan
kesusilaan. Ilmuwan dalam menyampaikan ilmu atau pengetahuan harus melihat sisi etika
cara penyampaiannya. Norma tidak kalah pentingnya karena menyangkut pengetahuan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara etika dengan moral, hukum, norma, kesusilaan, akhlak
dan agama?
2. Apa perbedaannya?
3. Bagaimana implemtasi etika dalam kehidupan masyarakat sehari-hari?

1

BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA
Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat istiadat
( kebiasaan ), kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan[1]. Secara terminologi etika
adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam

hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu
yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya.
Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau tingkah laku yang
dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan
tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
Dalam kehidupan sehari-hari etika sangat penting dalam berkomunikasi karena menyangkut
perasaan dan harga diri seseorang. Oleh karena itu kita diharapkan dapat memahami makna
etika itu sendiri.
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskritif dan etika normatif.
Etika deskritif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak
memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat. Contohnya sejarah
etika. Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik dan yang buruk, yang
harus dikerjakan dan yang tidak.
Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
B. HUBUNGAN ETIKA
-

Dengan Moral, Norma Dan Hukum

Etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin mos yang berarti

adat kebiasaan.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tantang hubungan antara moral dan
etika. Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan antara moral dengan etika. menurut
Lawrence Konhberg pendidikan moral merupakan dasar dari pembangunan etika.
Pendidikan moral itu sendiri terdiri dari ilmu sosiologi, budaya, antropologi, psikologi,

2

filsafat,pendidikan, dan ilmu poitik. Pendapat Lawrence Konhberg berbeda dengan pendapat
Sony Keraf.
Soni Keraf membedakan antara moral dengan etika. Nilai-nilai moral mengandung
nasihat, wejangan, petuah, peraturan, dan perintah turun temurun melalui suatu budaya
tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma
manusia yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia.
Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang
erat dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda namun tujuannya tetap sama yaitu
mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana yang mendukung dalam hidup

bermasyarakat.
Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya Hukum berperan
sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam masyarakat dapat berjalan
dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika,moral, dan norma maka hukum akan
berperan sebagai pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat berupa sanksi sosial sebagai akibat
dari pelanggaran norma-norma sosial masyarakat dan sanksi hukum apabila norma-norma
yang dilanggar juga termasuk dalam wilayah peraturan hukum yang berlaku.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan norma dan etika. Dalam pengertian inilah
maka kita memasuki wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah laku manusia
-

Dengan Kesusilaan

Kesusilaan merupakan baik-buruknya tingkah laku manusia. Norma-norma kesusilaan
ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis. Kesusilaan mengatur perilaku manusia serta
masyarakat, yang di dalamnya manusia tersebut ada. Berhubung dengan itu manusia tidak
boleh semaunya sendiri berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perilakunya diatur atau ditentukan
oleh norma kesusilaan.
Dapat juga dikatakan bahwa manusia dibentuk oleh kesusilaan. Ini berarti bahwa kehidupan

alaminya, seperti nafsunya, kecenderungan, cita-cita, dan sebagainya, seolah-olah disalurkan
atau tertuang ke dalam bentuk tertentu.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
3

manusia harus bertindak. Sistem-sistem kesusilaan yang berasal dari para pendiri agama yang
besar atau para pembentuk hukum kesusilaan yang besar, biasanya bersifat tertulis. Lazimnya
yang demikian itu bersangkutan dengan hal-hal pokok belaka, meskipun dapat saja terjadi
bahwa kitab-kitab hukum keagamaan bersifat agak panjang lebar.

-

Dengan Akhlak dan Agama

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk
memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam
agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan
orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.
Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada
wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang

mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan
dunia.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Sedangkan
etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia
semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan. Dan jika
moral adalah suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum diterima oleh
kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.Yang menjadi sumber akhlak adalah yang menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.. Jika dalam etika untuk menentukan nilai
perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal
pikiran atau rasio (filsafat), akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu: akhlak mahmudah dan
akhlak madzmumah.
Keterkaitan antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan ini bisa kita lihat dari segi
fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan
yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan buruknya, benar dan salahnya
sehingga dengan ini akan tercipta masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram
serta sejahtera lahir dan batin.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan
Agama mempunyai kaitan yang sangat erat.

4

C. PERBEDAAN
Perbedaan antara etika, moral, akhlak dengan kesusilaan dapat kita lihat pada sifat dan
kawasan pembahasannya, di mana etika lebih bersifat teoritis dan memandang tingkah laku
manusia secara umum, sedangkan moral dan susila lebih bersifat praktis, yang ukurannya
adalah bentuk perbuatan. Serta sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan
buruk pun berbeda, di mana akhlak berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah, etika
berdasarkan akal pikiran, sedangkan moral, kesusilaan berdasarkan kebiasaan yang berlaku
pada masyarakat. Jika masyarakat menganggap perbuatan itu baik, baik pulalah nilai
perbuatan itu.
Yang membedakan etika dan moral adalah etika dengan dasar objektif dan moral dengan
dasar subjektif. Jadi, pada saat saat membicarakan tingkah laku beretika maka tingkah laku
itu dilakukan atas dasar akal budi dan pada tingkah laku bermoral maka tingkah laku itu
dilakukan atas dasar hati nurani.
Etika keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hukum negara. Etika bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan hukum
bersifat obyektif dan tegas. Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis,
sebaliknya hukum memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis. Etika bersifat
memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut. Etika tidak memerlukan alat

untuk menjamin pelaksanaannya, hukum memerlukan alat penegak hukum untuk
pelaksanaannya.
Selain itu etika juga mengajarkan pemahaman tentang tanggung jawab dan kewajiban.
Etika adalah kepercayaan yang tidak mengandung pengabdian, sedangkan agama adalah
kepercayaan yang mengandung pengabdian kepada Tuhan. Etika mempersoalkan kehidupan
moral manusia di dunia, sedangkan agama mengajarkan adanya dua macam kehidupan yaitu
dunia dan akhirat. Etika bersumber dari hasil pemikiran dan pengalaman manusia sedangkan
agama bersumber dari Tuhan. Tidak semua ajaran etika diterima agama, sedangkan ajaran
agama dapat memperkuat atau melengkapi ajaran etika.
Pada dasarnya norma lebih mengacu kepada upaya membimbing, mengarahkan,
memandu, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan aturan-aturan dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat juga menggambarkan orang yang selalu
menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik. Ini sama halnya dengan moral.
5

Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Norma adalah nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat yang dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman
dalam bertingkah laku. Norma dipatuhi oleh seseorang agar terbentuk akhlak pribadi yang
mulia.
D. implementasinya

Dalam pelaksanaannya, moral dan etika menuntut adanya perilaku baik dan benar sesuai
dengan ajaran dan tuntunan. Dalam hal ini, norma menjadi batasan yang mengarahkan
manusia pada terciptanya moral serta etika yang baik dan berakhlak. Di sini semua jenis
norma memainkan peran masing – masing dalam menciptakan manusia yang baik dan
berakhlak. Utamanya norma agama yang memberikan ajaran mengenai moral dan etika bagi
umat manusia.
 Contoh-contoh penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari :
1.

Berkata jujur

2.

Bersikap dewasa dalam menghadapi masalah

3.

Ramah dalam berkomunikasi

4.


Menggunakan panggilan / sebutan orang dengan baik

5.

Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien

6.

Tidak mudah emosi / emosional

7.

Berinisiatif sebagai pembuka dialog

8.

Berbahasa yang baik, ramah dan sopan

9.


Menggunakan pakaian yang sesuai dengan norma kesopanan

10.

Bertingkah laku yang baik

 Contoh dari etika
a. Etika Pribadi.
Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi seseorang yang
kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia lupa akan diri pribadinya
sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan hal-hal yang tidak
terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga orang
lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga ia menjadi
jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam emngembangkan etika pribadinya.
b. Etika Sosial.
6

Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola uang negara.
Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan
penggelapan

uang

Negara

utnuk

kepentingan

pribadinya,

dan

tidak

dapat

mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat
tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social.
c. Etika moral
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan
tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.

7

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia
yaitu yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya.
Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau tingkah laku yang
dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan
tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma manusia yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia.
Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang
erat dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda namun tujuannya tetap sama yaitu
mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana yang mendukung dalam hidup
bermasyarakat.
Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya Hukum berperan
sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam masyarakat dapat berjalan
dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika,moral, dan norma maka hukum akan
berperan sebagai pemberi sanksi.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk
memberikan orientasi moral.

8

B. SARAN
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya. Sebagai dasar penataan
hubungan dengan manusia lain itu diperlukan aturan yang merupakan cerminan dari sistem
nilai. Aturan dalam bentuk konkret yang bersumber pada sistem nilai disebut dengan norma
hukum. Sistem nilai menjadi dasar kesadaran masyarakat untuk mematuhi norma hukum
yang diciptakan.
Sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan Negara, mempunyai kewajiban
mematuhi, melaksanakan apa yang telah diatur dalam hukum Negara sebagai tata aturan
dalam bernegara. Agama juga menyarakan melaksanakan kewajiban yang telah diatur Negara
dalam hidup di masyarakat dan bernegara.

9

DAFTAR PUSTAKA
C. S. T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 1997. Pokok – Pokok Etika Profesi Hukum. Jakarta:
Pradnya Paramita.
https://anton44n.wordpress.com/2009/02/01/hubungan-antara-etika-norma-dan-hukum/
diakses 11 maret 2017
http://prasko17.blogspot.co.id/2012/09/persamaan-dan-perbedaan-etika-dan-hukum.html
diakses 11 maret 2017
http://wicaksonoaidil.blogspot.co.id/2013/01/penerapan-etika-dalam-kehidupan-sehari.html
diakses 11 maret 2017
http://santoson111.blogspot.co.id/2015/02/persamaan-dan-perbedaan-serta.html diakses 11
maret 2017
http://yohanalissogara.blogspot.co.id/2015/03/moral-etika-norma-nilai-dan-akhlak.html
diakses 11 maret 2017
http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2015/06/etika-profesi-hukum-manusia-etikamoral.html diakses 11 maret 2017
http://myhelmidamria.blogspot.co.id/2015/06/tugas-pertama.html diakses 11 maret 2017

10