ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PARKIR TERHA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PARKIR
TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI
SATLANTAS SUKOHARJO
Bagus Gulam Sholihin
Jurusan Manajemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret
E-mail: bagusgulamsholihin@student.uns.ac.id
Abstrak
Menurut badan pusat statistik Kabupaten Sukoharjo, penduduk Sukoharjo
diproyeksikan pada tahun 2017 sebesar 878.372 jiwa. Data ini
memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2017 lebih banyak dari
tahun-tahun sebelumnya. Pertambahan jumlah penduduk ini tentunya akan
di ikuti bertambahnya kendaraan dan bertambahnya alat kelengkapan
untuk berkendara, baik itu yang di keluarkan pemerintah berupa suratsurat surat atau yang tidak dikeluarkan pemerintah. Hal ini menyebabkan
bertambahnya permintaan pelayanan di Satlantas Sukoharjo. Adanya
pertambahan permintaan pelayanan ini menyebabkan kepuasan
masyarakat dalam menerima pelayanan di Satlantas Sukoharjo menjadi
perhatian, apakah mereka merasa puas atau sebaliknya. Adapun yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah analisis pelayanan parkir
terhadap kepuasan pengunjung di Satlantas Sukoharjo. Penelitian ini
menekankan pada masalah kualitas pelayanan parkir, faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan, dan cara untuk meningkatkan
pelayanan parkir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menganalisis kualitas pelayanan parkir, faktor apa saja yang menjadi
kendala dalam penyelenggaraan pelayanan parkir, dan cara meningkatkan
kualitas pelayanan parkir di Satlanatas Sukoharjo. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
teknik pengumpulan data kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan parkir di Satlantas Sukoharjo masih
belum memuaskan pengunjung.
Kata kunci: Analisis kualitas, analisis faktor penyebab, kualitas
pelayanan
1. Pendahuluan
Dalam menghadapi era globalisasi saat ini yang penuh dengan tantangan dan
peluang, pemerintah sebagai penyelenggara Negara dituntut untuk memberikan
pelayanan yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan

masyarakat. Permintaan akan pelayanan publik saat ini selalu meningkat hal ini
dikarenakan bertambahnya pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan
pelayanan publik menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat, bahkan
pelayanan publik bisa menjadi hal yang langka dari segi kualitas dan

pelayanannya. Secara sederhana pelayanan publik adalah sesuatu yang telah
dirumuskan dari pemerintah untuk dikerjakan ataupun tidak dikerjakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap
waktu masyarakat selalu menuntut pelayanan publik yang maksimal dan
memuaskan. Tuntutan masyarakat tersebut masih belum sesuai dengan harapan
mereka, realitas pelayanan publik saat ini masih belum memuaskan masyarakat.
Ini dapat dilihat dari ciri-ciri pelayanan publik itu sendiri seperti: mahalnya biaya
pelayanan, berbelit-belitnya pelayanan, dan lamanya pelayanan.
Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan
publik sejatinya adalah suatu sikap atau tindakan dimana tujuannya untuk
melayani atau memuaskan masyarakat. Kualitas yang dimaksud di sini
berhubungan dengan service terbaik yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Adapun kualitas pelayanan publik didefinisikan secara strategis adalah
segala sikap atau tingkah laku yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan
pelanggan (Sinambela 2014, : 6).
Perkembangan masyarakat dari tahun ke tahun semakin menunjukkan
perubahan pola hidup masyarakat itu sendiri, seperti pola hidup yang serba cepat
dan efisien. Hal ini menyebabkan tingkat kepemilikan kendaraan bermotor
semakin meningkat. Peningkatan kepemilikan kendaraan ini tentunya harus

diikuti dengan bertambahnya lahan parkir yang harus di sediakan. Kendaraan
tentunya tidak selalu bergerak ada kalanya kendaraan harus membutuhkan lahan
untuk berhenti dalam hal ini adalah parkir. Hal ini menjadikan parkir adalah unsur
penting di dalam transportasi. Dalam konteks pelayanan publik, parkir adalah
salah satu produk dari kebijakan publik yang direalisasikan oleh pelayan publik.
Berdasarkan UU NO 22 tahun 2009 parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti
atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.

Terdapat tempat yang menarik masyarakat untuk berkunjung membuat
munculnya kebutuhan akan parkir. Maka perlu tersedianya lahan parkir di pusat
kegiatan tersebut, hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam
menjalankan kegiatan. Lahan bukanlah hal mutlak yang harus diperhatikan dalam
mengelola pelayanan parkir, tetapi juga harus memperhatikan aspek lain seperti
aspek keterjangkauan, aspek keamanan, dan aspek kenyamanan.
Pengelola parkir yang baik harus mengkaji tentang banyaknya permintaan
parkir dan ketersediaan penawaran parkir. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan
terjadinya kelangkaan akan lahan parkir. Permintaan parkir di Satlantas Sukoharjo
sangat tinggi terutama pada saat jam kerja, keadaan ini membuat lahan parkir di
Satlantas Sukoharjo tidak mampu untuk menampung kendaraan pengunjung. Dari
hasil pengamatan frekuensi kedatangan pengunjung dua kali lebih banyak

dibandingkan kepulangan pengunjung pada jam 08.00 sampai jam 14.00. Jam
08.00 sampai 14.00 adalah jam dimana pelayanan akan kebutuhan tentang lalu
lintas dibuka. Keadaan ini menyebabkan pengunjung merasa tidak puas terhadap
pelayanan parkir di Satantas Sukoharjo. Fakta yang terjadi jika tempat parkir
Satlantas Sukoharjo tidak mampu menampung kendaraan pengunjung, maka
pengelola menutup tempat parkir tersebut dan mengarahkan pengunjung untuk
memarkirkan kendaraan di swalayan Mitra dan di pasar Ir. Soekarno. Hal ini akan
memicu ketidakpuasan pengunjung terhadap pelayanan parkir di Satlantas
Sukaoharjo karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi, seperti: kebutuhan
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam menjangkau tempat parkir.
Tinjauan tentang kualitas pelayanan parkir di Satlantas Sukoharjo ini dapat
menjadi masukan untuk pengelola jasa parkir di Satlantas Sukoharjo. Berdasarkan
masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
A.

Bagaimana kualitas pelayanan parkir di Satlantas Sukoharjo?

B.


Bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan parkir di Satlantas
Sukoharjo?

C.

Apa faktor penyebab yang mempengaruhi kualitas pelayanan parkir di
Satlantas Sukoharjo?

2. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui kualitas pelayanan parkir
di Satlantas Sukoharjo, 2) meningkatkan kualitas pelayanan parkir di Satlantas
Sukoharjo, 3) mencari faktor penghambat pelayan parkir di Stlantas Sukoharjo.
Dengan adanya penelitian tentang kualitas pelayanan parkir di Satlantas
Sukoharjo ini diharapkan menjadi masukan untuk pihak yang terkait sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Satlantas Sukoharjo.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Satlntas
Sukoharjo sebagai bahan masukan akan kualitas pelayanan parkir yang mereka
selenggarakan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan parkir guna
memenuhi kepuasan pengunjung. Berdasarkan hal tersebut Satlantas Sukoharjo
dapat menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam melaksanakan

kebijakan di masa mendatang.
3. Tinjauan pustaka
A. Pelayanan publik
Dalam mengetahui pengertian pelayanan publik secara konseptual maka
perlu di telaah dari dua kata pelayanan dan publik. Pelayanan hakikatnya adalah
suatu kumpulan kegiatan yang menguntungkan dalam kumpulan masyarakat dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara
fisik. Publik adalah padan kata dari praja yaitu orang banyak atau ramai, publik
dapat diartikan sebagai umum, dalam hal ini publik diartikan sebagai rakyat.
Menurut UU No 25 Th 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan publik
diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Menurut KEPMENPAN No.63/KEP/MM7/2003 Pengertian pelayanan
publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan

maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Sinambela
pelayanan publik adalah Pelayanan publik kegiatan yang di lakukan oleh

penyelenggara negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Sinambela, 2014 :
5). Menurut Joko (dalam Sadhana, 2010 : 131) Pelayanan Publik dapat diartikan
sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan.
Berdasarkan UU No 25 Th 2009 ayat 2 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa penyelenggara pelayanan publik adalah institusi negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai adil yang
sangat besar terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. Kewajiban pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik adalah melayani kebutuhan masyarakat
dengan prinsip tata kelola birokrasi yang baik dan demokratis, hal ini harus
dilakukan secara berkesinambungan sehingga tuntutan masyarakat terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik akan terpenuhi.
Bagi para aparatur negara sebagai penyelenggara birokrasi yang mempunyai
wewenang dan kebijaksanaan berhubungan dengan tatanan nilai kehidupan yang
berkembang di masyarakat, maka penyelenggaraan birokrasi harus sensitif
responsif dan akuntabilitas terhadap permasalahan yang terjadi. Sensitif dan
responsif pada dasarnya merupakan perwujudan tanggung jawab penyelenggara
pelayanan


publik

terhadap

masyarakat.

Sifat

kekuasaan

penyelenggara

pemerintahan sebenarnya bukan tanpa kendali tetapi dibatasi oleh hak-hak rakyat
dalam hak ini sebagai pengguna pelayanan publik. Berdasarkan pemikiran diatas
maka dalam penyelenggaraan pelayanan publik terdapat tiga aspek yang menonjol
yaitu: 1) Pejabat ialah manajer yang mempunyai tanggung jawab yang besar, 2)
Setiap penyelenggara birokrasi harus mempunyai sika responsif terhadap
permasalahan


yang

terjadi

di

masyarakat

khususnya

masyarakat

yang

membutuhkan prioritas, 3) Setiap penyelenggara birokrasi dituntut mempunyai
komitmen yang besar ada nilai dan moralitas yang tinggi terhadap
penyelenggaraan birokrasi (Kamarni, 2011 : 7).

B. Kualitas pelayanan
Garvin dan Davis (dalam Nasution 2015 : 3) Kualitas adalah kondisi yang

memenuhi kebutuhan pelanggan ataupun konsumen dimana hal ini berhubungan
dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas. Kata kualitas memiliki
banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari konvensional hingga yang
lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk yakni keandalan, mudah dalam
penggunaan, dan estetika (Sinambela, 2014 : 6). Selain itu menurut Arief (dalam
Mosshananza, 2014 : 15)

kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.
Ada dua aspek yang harus dikaji untuk mengetahui kualitas pelayanan yang
pertama aspek proses internal organisasi birokrasi (pelayan), yang Kedua aspek
eksternal organisasi yakni kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat
pelanggan.
(M. Daimul, 2013 : 59). Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan
oleh pengguna pelayanan publik, terdapat indikator ukuran kepuasan konsumen
dalam hal ini pengguna pelayanan publik: 1) Bukti nyata seperti kualitas
pelayanan berupa sarana dan prasarana , sarana fisik perkantoran, administrasi

berbasis komputer, ruang tunggu, tempat informasi, 2) Keandalan, keandalan
dalam hal ini adalah kemampuan untuk menyediakan pelayanan yang dapat
dipercaya dan dipertanggung jawabkan, 3) Responsifenes yaitu kesanggupan
untuk menyediakan pelayanan publik secara tanggap ,cepat dan tepat terhadap apa
yang diinginkan konsumen, 3) Empati yaitu sikap penuh perhatian dari pegawai
terhadap konsumen, 4) Jaminan, kemampuan penyelenggara untuk meyakinkan
konsumen. Zeithhaml,dkk , (dalam Pasolong 2011:135 ).
4. Metodologi Penelitian
4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
penelitian deskriptif adalah metode

penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau
saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan
pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka-angka.
(Sukmadinata, 2006:5).
4.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dan data
sekunder adalah data yang bersumber dari buku-buku, literatur dari internet dan
penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
1) metode studi pustaka yaitu denga membaca dan menganalisis buku-buku
referensi dan penelitian terdahulu. 2) menggunakan metode observasi dan
pendistribusian kuesioner secara langsung yaitu dengan mendatangi objek yang
ingin diteliti, yaitu Satlantas Sukoharjo di Jl. Jend. Sudirman, Jombor, Bendosari,
Gayam, Kec. Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57521.
4.3. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara
faktor-faktor dengan pandangan masyarakat terhadap jenis dan bentuk pelayanan
yang diberikan oleh Satlantas Sukoharjo. Metode kuantitatif juga digunakan untuk
mengetahui

tingkat

kepuasan

masyarakat,

dengan

menggunakan

rumus

pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang bersumber pada
KEMENPAN Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat.
A. Uji validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Dalam hal ini uji validitas dan digunakan untuk mengetahui masing-masing
indikator atau unsur pelayanan dan tingkat kepuasan sudah mencerminkan
variable pelayanan atau belum, dalam hal ini juga dapat mencerminkan apakah
kuesioner yang dibuat sudah dapat mewakili unsur-unsur yang akan diteliti. Uji

reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sudah
bagus atau konsisten, sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini dan hasilnya
tidak jauh berbeda.
B. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dalam menghitung indeks kepuasan masyarakat dalam penelitian ini
menggunakan metode “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing unsur
pelayanan,
dengan rumus sebagai berikut:
Bobot nilai rata-rata tertimbang =

Jumlah bobot
Jumlah unsur

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan rumus nilai ratarata tertimbang sebagai berikut:
IKM = Total dari nilai persepsi per unsur x Nilai tertimbang
penimbang Total unsur yang terisi
Untuk memudahkan interprestasi terhadap penilaian IKM antara 25- 100
maka hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 250 dengan
rumus sebagai berikut:
IKM Unit Pelayanan x 250
Tabel: Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan Dan
Kinerja Unit Pelayanan.
Nila Persepsi

Nilai
Interval
IKM

1
2
3
4

1,00 - 1,75
1,76 - 2,50
2,51 - 3,25
3,26 - 4,00

Nilai
Interval
Konversi
IKM
25 - 43,73
43,73 - 62,50
62,50 - 81,25
81,25 -100,00

Mutu
Pelayanan

Kinerja Unit
Pelayanan

D
C
B
A

Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat baik

Kategori mutu pelayanan menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Sumber : KEP/25/M.PAN/2/2004.
4. Hasil dan Pembahasan
Bagian ini merupakan inti dari penelitian ini yang mengaji kualitas
pelayanan parkir terhadap kepuasan pengunjung di Satlantas Sukoharjo. dalam hal
ini menggunakan metode pendekatan indeks kepuasan masyarakat. Angka indeks
kepausan masyarakat bersumber dari survei lapangan dengan menggunakan 12
unsur penelitian. Pengumpulan data primer menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner) kepada pengunjung di Satlatan Sukoharjo selam 3 hari. Responden
yang diteliti sebanyak 24 orang yang diambil secara acak di lapangan.
Penggunaan teknik perhitungan indeks kepuasan masyarakat ini dapat
mencerminkan tentang tingkat pelayanan serta masalah-masalah yang muncul
dalam pelekasanan pelayanan di Satlantas Sukoharjo.
A. Pengujian Validitas kuesioner
Pengujian validitas kuesioner ini dilakukan setelah kuesioner dibagikan dan
diisi oleh 24 responden. Data dalam kuesioner ini dioleh menggunakan SPSS 23.
Validitas setiap butir pertanyaan dilihat pada output SPSS pada tabel item total
statistik di kolom corrected item total correlation. Suatu unsur pertanyaan
digolongkan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel, yang
mana nilai r tabel dengan tingkat kesalahan 5% dan responden 24 sebesar 0,464.
Kuesioner yang dinyatakan valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa
yang ingin diukur.

Adapun rangkuman hasil uji validitas dan reliabilitas

kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
No

Variabel Unsur Pelayanan

r hitung

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Keterjangkauan tempat
Lahan yang disediakan
Biaya yang dibebankan
ketanggapan petugas
Respons yang diberikan petugas
Jaminan keamanan
Penangan terhadap masalah yang terjadi
Keterampilan petugas
Informasi yang diberikan

0,551
0,493
0,574
0,646
0,486
0,809
0,645
0,757
0,589

r tabel Keteranga
n
0,464
0,464
0,464
0,464
0,464
0,464
0,464
0,464
0,464

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

10
11
12

Kenyamanan pelayanan
0,765
Kualitas pelayanan
0,599
Tanggung jawab petugas
0,499
Sumber: data olahan penulis.

0,464
0,464
0,464

Valid
Valid
Valid

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa seluruh item pernyataan pada
variabel unsur pelayanan yang terdiri dari 12 item pernyataan, karena memiliki
nilai r hitung > r tabel.
Uji reliabilitas instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena
keterandalan instrumen berkaitan dengan taraf kepercayaan terhadap instrumen
penelitian tersebut. Dalam penentuan tingkat reliabilitas suatu instrumen
penelitian dapat diterima bila memiliki koefisien alpa lebih besar dari 0,60 seperti
yang dikemukakan oleh Nugroho (2005). Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner
yang mana butir-butir pertanyaan variabel dilakukan pengujian dengan
menggunakan SPSS 23, dengan rumus Skala Alpa Cronbach. Berdasarkan hasil
uji koefisien reliabilitas (r Alpa) terhadap variabel yang diuji dapat dilihat di tabel
berikut:
Item-Total Statistics
Scale Mean if

Scale Variance if

Corrected Item-

Cronbach's Alpha if Item

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

Deleted

U1

39.21

24.520

.446

.840

U2

40.67

25.797

.415

.842

U3

39.54

24.346

.472

.838

U4

39.50

23.826

.558

.832

U5

39.29

24.476

.346

.851

U6

39.08

21.558

.741

.816

U7

39.58

23.471

.546

.833

U8

39.58

23.819

.703

.825

U9

39.38

24.766

.507

.836

U10

39.29

23.433

.707

.823

U11

39.71

23.607

.484

.838

U12

39.54

24.694

.377

.846

Sumber: data olahan penulis.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha

N of Items
.847

12

Sumber: data olahan penulis.
Tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
No

Variabel

1

Jumlah Item

Cronbach Alpa

Unsur pelayanan
12
0,847
Sumber: data olahan penulis.

Keteranga
n
Reliabel

B. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Tahap pertama dalam penyusunan indeks kepuasan masyarakat adalah 1)
mempersiapkan data dari kuesioner, 2) diskoring data, 3) rekapitulasi data,
kemudian diolah berdasarkan indeks kepuasan masyarakat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Nila Persepsi

1
2
3
4

Nilai
Interval
IKM

Nilai
Mutu
Interval
Pelayanan
Konversi
IKM
1,00 - 1,75
25 - 43,73
D
1,76 - 2,50
43,73 - 62,50
C
2,51 - 3,25
62,50 - 81,25
B
3,26 - 4,00
81,25 -100,00
A
Sumber : KEP/25/M.PAN/2/2004.

Kinerja Unit
Pelayanan
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat baik

Untuk dapat mengetahui Indeks kepuasan masyarakat terlebih dahulu harus
mengaji bagaimana dan seberapa besar indeks kepuasan masyarakat terhadap
layanan yang diterima, dan menggali permasalahan pada masing-masing unit
pelayanan. Dari hasil pengolahan data berdasarkan responden yang dianalisis
maka diperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Satlantas Sukoharjo
sebagai berikut:
Tabel Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Parkir di Satlantas
Sukoharjo

Keteranagan

U1 = Keterjangkauan tempat

U2 = Lahan yang disediakan

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Nama
U1
U2
U3
U4
U5
U6
U7
U8
U9
U10
U11
U12
Diaz Atianti
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Taufik widodo Adi Pratama
5
2
5
3
3
5
4
4
4
5
4
4
Mahar fatwa Nugroho
4
3
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
Alfin Abdul Rohman
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sulistio Hidayat
3
2
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
Brylian Galih Yudhistira
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
Syifaturochma
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
1
4
Parama Putri
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
Zulfa Diana Putri
5
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
2
Nur Fatimah
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
Nadia Hanifah Priyantini
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
Kristanti
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
Anggu Dwi Mustofa
4
3
3
4
4
5
5
4
4
5
4
5
Hamzah Haz Ali Zarkasi
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
3
Bella Ananda Puspita
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
Sinta Dwi Rahmani
4
3
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
Elvian Nur Rahma Ristania
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
Amin Nur Huda
3
2
3
3
3
4
4
3
4
4
2
3
Elyas Sidiq Nugroha
3
2
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
Anisa Suci
4
3
4
5
5
5
4
4
4
4
3
4
Nadya Puspa Ayu Pramesti
4
2
3
4
5
5
4
5
3
4
5
5
Nur Aini Rahmawati
5
2
3
3
2
5
4
3
3
4
4
5
Ayub
4
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
Dyah Wining Idriaswati
5
2
4
5
5
5
2
3
3
3
3
3
Jumlah Unsur
94
59
86
87
92
97
85
85
90
92
82
86
Rata-rata Unsur
3,9166667 2,4583333 3,58333 3,625 3,83333 4,0416667 3,5416667 3,541667 3,75 3,83333 3,416667 3,583333
Nilai Penimbang
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
0,083
Indeks Kepuasan Masyarakat 0,3250833 0,2040417 0,29742 0,300875 0,31817 0,3354583 0,2939583 0,293958 0,31125 0,31817 0,283583 0,297417
penyesuaian IKM
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
Hasil Akhir IKM
81,270833 51,010417 74,3542 75,21875 79,5417 83,864583 73,489583 73,48958 77,8125 79,5417 70,89583 74,35417
Mutu Pelayanan
Sangat Baik Kurang Baik Baik
Baik
Baik Sangat Baik Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Kinerja Pelayanan
A
C
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B

Jumlah
47
48
53
45
38
44
33
37
41
31
43
44
50
42
46
48
41
38
41
49
49
43
41
43

U3 = Biaya yang dibebankan
U4 = ketanggapan petugas
U5 = Respons yang diberikan petugas
U6 = Jaminan keamanan
U7 = Penangan terhadap masalah yang terjadi
U8 = Keterampilan petugas
U9 = Informasi yang diberikan
U10 = Kenyamanan pelayanan
U11 = Kualitas pelayanan
U12 = Tanggung jawab petugas
Berdasarkan pengolahan data dari responden yang dianalisis dapat
disimpulkan perolehan Indeks Kepuasan Masyarakat dengan rata-rata sebesar
74,57031. Yang berarti sebagian besar mutu pelayanan B dan kinerja pelayanan
kurang baik. Berdasarkan data yang dianalisis, sebagian besar unsur unit
pelayanan mempunyai kinerja yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan parkir
di Satlantas Sukoharjo. Bahwa dari 12 unsur pelayanan yang diuji, terdapat satu
unsur yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelayanan parkir di
Satlantas Sukoharjo.
Unsur itu adalah ketersediaan tempat parkir, dari hasil penelitian unsur ini
membuat paradigma tentang pelayanan parkir menjadi tidak maksimal dan tidak
memuaskan, dan unsur ini mempunyai nilai yang paling kecil dari unsur lain yaitu
sebesar 51,010417 dengan mutu pelayanan (C) dan kinerja pelayanan tidak baik.
Dari hasil analisis faktor penghambat yang mempunyai efek paling dirasakan dan
dapat menjadi pemicu ketidakpuasan pengunjung ada faktor ketersediaan lahan
parkir.
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian ini, maka pemerintah daerah
khususnya di kabupaten Sukoharjo perlu meningkatkan pelayanan sektor publik
termasuk di dalamnya adalah parkir dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan
yang dapat meningkatkan pelayanan publik. Satlantas Sukoharjo juga perlu
meningkatkan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal penyediaan
lahan parkir, yang dinilai masih belum mampu menampung kendaraan

pengunjung. Fokus dari permasalahan ini bukan hanya tentang lahan yang tidak
cukup untuk menampung kendaraan pengunjung, tetapi aspek lain yang
didasarkan pada unsur-unsur yang diuji perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh
pengelola parkir di Satlantas Sukoharjo. Terdapat 12 aspek unsur yang perlu
ditingkatkan yaitu aspek keamanan, kesopanan, kenyamanan, ketersediaan,
keterjagkauan, keterampilan petugas, respons petugas, dan kualitas pelayanan
yang diberikan.
Adapun cara agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan parkir di Satlantas
Sukoharjo perlu adanya sinergi antara pemerintah yang khususnya pemerintah
daerah yang diberikan otonomi untuk mengatur daerahnya dan instansi
penyelenggara pelayanan, serta masyarakat juga harus ikut andil dalam hal
pengawalan kebijakan dan implementasi kebijakan pulik, dalam hal ini
masyarakat sebagai pengguna pelayanan dan pengawas pemerintah. Upaya yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas pelayanan parkir adalah pembinaan
dan peningkatan SDM. Hal ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pelayanan, karena pelayanan yang berkualitas dilakukan oleh orang yang
profesional.
Upaya selanjutnya adalah menambah sarana dan prasaran, misalnya
penambahan sisi tv yang dapat berguna untuk meningkatkan keamanan parkir.
Penambahan sarana dan prasarana lainnya adalah lahan parkir yang memadai,
sehingga kendaraan pengunjung dapat tertampung semua, sehingga pengunjung
tidak memarkir kendaraan di luar wilayah Satlantas Sukoharjo. hal ini karena
salah satu ciri pelayanan yang berkualitas adalah kenyamanan dalam memperoleh
tempat untuk parkir kendaraan bermotor.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan perilaku yang
disiplin secara tegas kepada semua anggota juru parkir yang bertugas. Dalam hal
ini penindakan secara tegas terhadap juru parkir yang tidak taat aturan atau
merugikan pengunjung sangat perlu karena dangan kedisiplinan juru parkir akan
dapat meningkatkan respons yang cekatan dalam melayani pengunjung.
Sebagai salah satu instansi pemerintah dibawah naungan kepolisian
Republik

Indonesia,

Satlantas

mempunyai

fungsi

untuk

membina

penyelenggaraan lalulintas di Indonesia, tetapi juga dapat menjadikan institusi
yang dinilai baik dan dipercaya masyarakat.

Penilaian masyarakat terhadap

pelayanan di Satlanatas Sukoharjo sudah termasuk standar, tetapi dalam hal
pelayanan parkir belum dapat memuaskan masyarakat, ada beberapa unit
pelayanan yang harus dibenahi. Secara umum pelayanan di Satlanatas Sukoharjo
sudah di selenggarakan secara semaksimal. Dimana unsur unit pelayanan yang
menjadi perhatian khusus adalah ketersediaan lahan parkir, yang memilki nilai
terendah dari hasil analisis data. Hal ini memang menjadi masalah yang harus
dicari jalan keluarnya, faktanya memang lahan parkir belum mampu menampung
semua kendaraan pengunjung, hal ini dikarenakan memang terbatasnya lahan di
Satlantas Sukoharjo.