KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH
Triwulan IV 2013
VISI
Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.
MISI
Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
FUNGSI
1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian 3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran 5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah
TUGAS POKOK
1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya;
2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya
4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan , program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif
5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama.
Kalender Publikasi KER
Triwulan I Mei
Triwulan II Agustus
Triwulan III November
Triwulan IV Februari
Penerbit :
Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : 0651-33200 / Fax : 0651-34116 Publikasi KER secara online dapat diperoleh di:http://www.bi.go.id/web/id/DIBI1/Regional/Publikasi/
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 1
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karuniaNya sehingga buku “Kajian Ekonomi Regional Provinsi Aceh Triwulan IV – 2013” ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik.
Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini.
Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Banda Aceh, Februari 2014 Kepala Perwakilan,
Zulfan Nukman Deputi Direktur
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 3
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
Q.II Q.III Q.IV Indeks Harga Konsumen* : - Banda Aceh
Q.III
Q.IV
Q.I
128.96 131.36 134.31 135.32 - Lhokseumawe
138.90 141.23 142.88 144.56 Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) - Banda Aceh
3.32 3.22 3.28 1.67 0.06 1.29 3.26 5.12 6.39 - Lhokseumawe
3.55 4.15 5.92 2.47 0.39 3.19 3.66 5.63 8.27 PDRB - harga konstan (miliar Rp)
8,949 9,090 9,201 9,356 9,376 9,450 9,584 9,686 - Pertanian
2,444 2,480 2,488 2,464 2,527 2,510 2,530 2,591 - Pertambangan & Penggalian
640 627 629 - Industri Pengolahan
880 874 829 - Listrik, Gas & Air Bersih
34 34 30 35 37 36 40 38 37 - Bangunan
700 720 752 - Perdagangan, Hotel & Restoran
1,836 1,880 1,931 1,959 1,979 2,030 2,096 2,077 - Pengangkutan & Komunikasi
750 762 727 - Keuangan, Persewaan & Jasa
190 188 198 - Jasa
1,596 1,620 1,647 1,716 1,690 1,720 1,749 1,847 Pertumbuhan PDRB (yoy, %)
3.96% 4.16% 3.53% Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)
20.14 26.55 12.63 14.88 6.07 2.82 12.73 9.70 3.6 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)
na na na Nilai Impor Nonmigas (Juta USD)
8.86 5.13 37.82 0.10 37.21 1.44 1.34 0.84 1.5 Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
*) IHK mulai triwulan II-2008 menggunakan tahun dasar 2007
b. Perbankan
Q.III
Q.IV
Q.I
Q.II Q.III Q.IV
A.BANK UMUM : a. Bank Umum Konvensional
Aset (Rp Juta) 27,685,333 28,780,978 30,351,619 32,882,234 31,348,137 32,404,724 34,154,180 36,113,873 33,437,733 Posisi SBI (Rp Juta)
- - - Dana Pihak Ketiga (Rp Juta)
18,317,599 17,938,210 19,045,285 20,675,817 19,865,534 19,925,866 21,836,856 23,849,901 21,587,150 - Giro
6,674,746 6,929,331 10,371,864 8,835,585 9,079,854 10,476,797 12,079,446 6,246,168 - Tabungan
7,971,116 8,586,456 6,701,276 7,337,620 6,521,198 6,407,140 7,115,844 11,576,530 - Deposito
3,292,349 3,529,498 3,602,677 3,692,329 4,324,814 4,952,919 4,654,610 3,764,451 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan bank pelapor
16,385,214 16,503,144 17,130,768 17,483,748 18,057,658 18,728,559 19,810,993 20,595,870 20,578,951 Berdasarkan Penggunaan :
16,385,214 16,503,144 17,130,768 17,483,748 18,057,658 18,728,559 19,810,993 20,595,870 20,578,951 - Modal Kerja
5,145,962 6,014,465 6,381,886 6,626,366 7,050,386 7,228,343 7,551,510 7,251,596 - Konsumsi
934,832 1,039,765 989,777 999,456 1,085,910 1,742,541 1,836,635 1,893,797 - Investasi
9,645,673 10,422,351 10,076,538 10,112,086 10,431,835 10,592,263 10,840,109 11,207,725 11,433,558 - LDR (%)
89.45 92.00 89.95 84.56 90.90 93.99 90.72 86.36 95.33 - NPL (Rp Juta)
784,708 896,711 937,063 835,680 924,423 977,224 1,085,430 905,316 - Rasio NPL (%)
Q.III
Q.IV
Q.I
Q.II Q.III Q.IV
b. Bank Umum Syariah
Aset (Rp Juta)
3,546,187 3,705,759 3,917,185 4,271,152 4,290,606 4,998,483 5,374,401 4,675,818 Posisi SBI (Rp Juta)
- - - Dana Pihak Ketiga (Rp Juta)
1,622,605 1,737,771 2,103,409 1,862,548 1,898,787 2,290,684 2,676,196 - Giro
201,331 184,510 444,518 616,190 461,928 501,882 540,482 621,296 - Tabungan
857,199 930,248 769,404 914,593 782,435 779,066 843,921 1,404,894 - Deposito
708,760 507,847 523,849 572,626 618,185 617,839 906,281 650,006 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan Bank Pelapor
2,548,566 2,645,611 2,703,542 2,789,992 2,915,322 2,982,433 2,968,440 - Modal Kerja
650,242 689,547 740,934 788,927 805,963 856,344 837,077 790,740 - Investasi
162,607 172,105 187,156 191,432 216,937 216,378 228,603 227,928 - Konsumsi
1,584,046 1,686,914 1,717,521 1,723,183 1,767,092 1,842,600 1,916,753 1,949,772 - FDR (%)
135.63 157.07 152.24 128.53 149.79 153.54 130.20 110.92 - NPF (Rp Juta)
99,720 111,683 116,111 121,858 164,555 171,244 175,189 164,321 - NPF (%)
8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
Perbankan (lanjutan)
Q.III
Q.IV
Q.I
Q.II Q.III Q.IV
B.BPR Konvensional :
Aset (Rp Juta)
169,043 170,261 171,708 178,465 179,926 186,555 199,614 193,604 Dana Pihak Ketiga (Rp Juta)
157,163
56,347 55,248 61,152 61,071 65,409 71,133 78,214 - Tabungan
54,580
55,832
24,988 26,060 26,979 30,348 28,086 27,705 31,027 34,937 - Deposito
24,446
30,844 30,287 28,269 30,804 32,985 37,705 40,106 43,277 Kredit (Rp Juta)
30,134
104,563 105,822 99,764 102,893 116,303 117,596 104,616 - Modal Kerja
89,832
98,715
79,685 85,857 87,743 82,232 84,743 96,017 96,480 - - Konsumsi
73,677
10,522 10,203 10,240 - - Investasi
7,525
11,338 10,919 10,484 9,933
10,082 10,876 - NPL (%)
7.11 7.00 7.23 8.23 9.23 10.23 7.64 8.24 - LDR (%)
Aset (Rp Juta)
85,489 81,470 83,476 93,686 91,502 94,999 95,259 57,687 Dana Pihak Ketiga (Rp Juta)
86,236
43,899 57,198 53,611 52,408 53,847 51,980 37,280 - Tabungan
45,373
45,345
27,751 27,577 28,929 34,209 31,185 31,599 31,740 22,095 - Deposito
28,841
17,595 16,322 28,269 19,402 21,223 22,248 20,241 15,185 Kredit (Rp Juta)
16,532
54,682 57,519 53,768 57,258 60,178 59,998 28,859 - Modal Kerja
49,109
53,659
37,660 38,940 41,925 39,910 43,199 45,588 44,574 - - Konsumsi
33,297
882 1,660 - - Investasi
14,387 14,047 14,155 12,656 12,985 13,708 13,764 - NPF (%)
1,374
12.34 12.25 12.25 13.25 14.25 15.25 12.84 15.72 - FDR (%)
111.76 115.42 77.41 Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek (rupiah & valas) Menurut Penggunaan (Bank Umum dan BPR)
22,902,795 23,755,897 23,547,391 - Modal Kerja
8,226,292 8,529,641 8,042,336 - Investasi
1,970,004 2,077,138 2,121,725 - Konsumsi
c. Sistem Pembayaran
Q.II Q.III Q.IV Aliran Kas di Provinsi Aceh :
Q.III
Q.IV
Q.I
- Inflow (miliar Rp)
1,082 543 1,422 878 - Outflow (miliar Rp)
100,639 90,995 116,664 95,634 137,362 144,714 98,492 - Dari Aceh (miliar Rp)
88,433
61,245
18,331 24,640 23,624 30,057 26,864 35,797 36,522 26,897 - Ke Aceh (miliar Rp)
26,913
32,160 58,976 52,586 66,889 50,110 77,542 84,319 54,140 - Di Aceh (miliar Rp)
48,803
10,754 17,023 14,784 19,717 18,660 24,024 23,873 17,454 Jumlah Uang Palsu yang ditemukan (lembar)
12,717
37 20 89 6 62 10 21 33 58 Nominal Kliring (miliar Rp)
1,038 1,064 821.546 Volume Kliring (lembar)
42,266 44,854 48,340 48,191 42,542 42,940 41,179 30,541 Nilai Transaksi RTGS (Rp. Miliar)
44,987
61,245 100,639 90,995 116,664 95,634 137,362 144,714 98,492 Volume Transaksi RTGS (warkat)
88,433
43,091 45,167 50,798 59,114 41,077 45,150 51,886 33,967 Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS
59,652
2,216 2,334 1,589 Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS
728 837 548 Nominal Kliring Kredit (Rp.Jutaan)
142,489 161,993 175,582 169,606 126,112 153,320 190,773 162,132 Volume Kliring Kredit (warkat)
191,303
12,599 15,489 21,063 19,198 13,654 13,355 13,508 10,206 Rata-rata Harian Nominal Kiring Kredit(Rp.Juta)
16,671
2,473 3,077 2,615 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit(warkat)
215 218 165 Nominal Kliring Debet Penyerahan (Rp. Jutaan)
308,429 230,384 274,498 281,026 831,938 884,216 872,956 659,414 Volume Kliring Debet Penyerahan (warkat)
258,690
741,445 831,456 793,669 848,430 28,888 29,585 27,671 20,335 Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet (Rp. Juta)
685,231
14,262 14,080 10,636 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (warkat)
477 446 328 Nominal Kliring Debet Pengembalian (Rp.Jutaan)
21,385 27,846 28,918 27,923 33,000 37,875 32,563 24,138 Volume Kliring Debet Pengembalian (warkat)
27,587
1,044 1,079 823 Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet Pengembalian
611 525 389 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet Pengembalian
17 17 17 15 17 14 17 17 13 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp. Jutaan)
22,888 24,478 25,125 26,192 33,840 28,444 20,634 Volume Tolakan Cek/BG Kosong (warkat)
22,853
18,605.14
907 954 732 Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong
546 459 333 Rata-rata Haarian Volume Cek/BG Kosong
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 9
- HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN -
10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
RINGKASAN
EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triw ulan IV tahun 2013 sebesar
3,82% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triw ulan sebelumnya yang sebesar 4,18% (yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas tercatat tumbuh lebih tinggi sebesar 5,27% (yoy). Dari sisi penaw aran, berdasarkan sektor ekonomi dominannya, pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi Aceh pada periode laporan disebabkan oleh membaiknya kinerja sektor pertanian, keuangan dan jasa . Kinerja Sektor Pertanian menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 2,62% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 7,62% % menjadi 5,98% (yoy). Kinerja sektor ekonomi yang mengalami penurunan yang signifikan adalah Pertambangan
Penggalian, dan ndustri Pengolahan yang masing-masing sebesar -2,85% dan -8,20 (yoy) Dari sisi Permintaan, Perlambatan pertumbuhan ekonomi (yoy) triw ulan laporan bersumber melambat nya konsumsi baik rumah tangga maupun konsumsi pemerintah.
PERKEM BANGAN INFLASI ACEH Tahun 2013, realisasi inflasi tahunan Aceh sebesar 7,31% (yoy) dengan
inflasi triw ulanan laporan sebesar 0,30% (qtq). Inflasi Aceh (7,31) masih lebih rendah dibanding inflasi nasional (8,38% ) (yoy) dan masih menjadi yang terendah di Pulau Sumatera. Tekanan inflasi Aceh triw ulan IV 2013 bersumber dari kelompok bahan makanan, Sandang dan kelompok Transpor. Realisasi inflasi tahun 2013 di kedua kota pantauan yaitu Banda Aceh dan Lhokseumaw e sama-sama mengalami kenaikan dengan nilai berturut-turut sebesar 6,40% dan 8,27% (yoy).
10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEM BANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEM BAYARAN Perkembangan perbankan di triw ulan IV-2013 menunjukkan perlambatan seiring
dengan melambatnya perekonomian Provinsi Aceh. Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya kinerja perbankan masih tetap menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari total aset perbankan yang masih tumbuh sebesar 7,01% (yoy)
dibandingkan dengan pertumbuhannya pada triw ulan sebelumnya (12,76% ). Sampai dengan triw ulan laporan, total aset perbankan tercatat sebesar Rp 38,4 Triliun dengan total 419 jaringan kantor perbankan yang tersebar di Provinsi A ceh. Pada triw ulan IV tahun 2013 kegiatan pembayaran tunai di Provinsi Aceh tercatat mengalami net outflow disebabkan oleh lebih banyaknya kebutuhan pokok masyarakat yang didatangkan dari luar Aceh. Selama triw ulan laporan, transaksi non tunai melalui BI-RTGS dan kliring keduanya mengalami perlambatan baik secara tahunan maupun triw ulanan.
pada
triw ulan
PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN M ASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali menunjukkan penurunan, terlihat dari
TPAK yang turun dari 65,56% pada Februari 2012 menjadi 62,07% per Agustus 2013 dan naiknya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 8,38% menjadi 10,03% . Pada tahun 2014 terdapat peningkatan UM P dari Provinsi Aceh sebesar 12,90% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan UM P pada Provinsi Aceh masih berada di baw ah tingkat KHL tahun 2014 sebesar Rp1.888.863. Tingkat kemiskinan di Aceh pada September 2013 jika dibandingkan dengan M aret 2013 terjadi sedikit peningkatan M asih tingginya angka kemiskinan daerah pedesaan Aceh (20,14% ) yang sebagian besar penduduknya adalah pet ani tradisional diperparah dengan keterbatasan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi pemerintah Aceh unt uk terus berinovasi meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.
PERKEM BANGAN KEUANGAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 11
RINGKASAN EKSEKUTIF
Realisasi keuangan dan fisik APBA tahun 2013 masing-masing sudah mencapai 90,4% dan 99,2% , pencapaian yang cukup baik karena hanya berada di baw ah target yang seharusnya sebesar 93% keuangan dan 100% untuk fisik. Ada 51 dari 57 SKPA yang berkinerja di atas rata-rata realisasi, tepatnya mencapai realisasi di sama dengan atau di atas 85% . Realisasi terbesar adalah jenis kew enangan anggaran Tugas Pembantuan yang mencapai kinerja 94,34% atau sebesar Rp. 731 M iliyar.
PERKIRAAN PERTUM BUHAN EKONOM I DAN INFLASI DAERAH Perekonomian Aceh pada triw ulan I tahun 2014 diperkirakan tumbuh sed ikit
meningkat pada kisaran 3,8% - 4,1% (yoy). Pertumbuhan dari sisi penaw aran bersumber dari sektor sektor Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor Keuangan, dan pertanian. Sementara itu, pertumbuhan dari sisi permintaan diperkirakan masih akan ditopang oleh konsumsi baik oleh masyarakat maupun pengeluaran pemerintah. Pada triw ulan I tahun 2014 inflasi Aceh masih berada pada tren yang meningkat pada level antara 7,9% - 8,6% (yoy). Laju inflasi Aceh pada thun 2014 diperkirakan akan berada di atas inflasi nasional Tekanan d iperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan kelompok core .
12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
KONDISI MAKROEKONOMI
BAB 1
ACEH
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triw ulan IV tahun 2013 sebesar 3,82% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triw ulan sebelumnya yang sebesar 4,18% (yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas tercatat tumbuh lebih tinggi sebesar 5,27% (yoy). Dari sisi penaw aran, berdasarkan sektor ekonomi dominannya, pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi Aceh pada periode laporan disebabkan oleh membaiknya kinerja sektor pertanian, keuangan dan jasa. Kinerja Sektor Pertanian menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 2,62% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 7,62% % menjadi 5,98% (yoy). Kinerja sektor ekonomi yang mengalami penurunan yang signifikan adalah Pertambangan Penggalian, dan ndustri Pengolahan yang masing-masing sebesar -2,85% dan -8,20 (yoy) Dari sisi Permintaan, Perlambatan pertumbuhan ekonomi (yoy) triw ulan laporan bersumber melambatnya konsumsi baik rumah tangga maupun konsumsi pemerintah.
1.1 PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO DARI SISI PENAWARAN
Dari sisi penaw aran, berdasarkan sektor ekonomi dominannya, pertumbuhan ekonomi Aceh pada periode laporan disebabkan oleh membaiknya kinerja sektor pertanian,
keuangan dan jasa. Cuaca yang telah membaik pada akhir tahun membuat poduksi pertanian khususnya padi meningkat. Berdasarkan hasil FGD dengan Dinas Pertanian Provinsi Aceh disebutkan bahw a target produksi padi untuk tahun 2013 (GKG) ditetapkan sebesar sebesar 2 juta ton. Kondisi sampai dengan bulan Oktober 2013, pencapaian target produksi telah mencapai 93% atau sekitar 1,87 juta ton dan diperkirakan target produksi tahun ini akan terpenuhi. Di sektor keuangan dan jasa persew aan mengalami pertumbuhan yang meningkat karena mulai berkembangnya kota/kabupaten di beberapa Provinsi Aceh seperti Kabupaten Aceh barat dan Kota Banda Aceh sendiri. M ulai munculnya restoran cepat saji dan didirikannya mall baru membuat meningkatnya peredaran uang pada sektor ini. Sementara itu, sektor jasa-
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 13
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
jasa tercatat tumbuh meningkat disebabkan oleh telah tersalurkannya seluruh bantuan sosial dari pemerintah Aceh kepada masyarakat.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penaw aran Provinsi Aceh (Rp Juta)
Growth qtq (%) Growth yoy (%) LAPANGAN USAHA
0.7 0.02 1.1 2.6 4.4 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
0.00 -1.9 -3.1 -1.4 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
-0.05 -0.7 -2.7 -8.2 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
2.9 2.4 -0.02 7.7 6.1 -0.3 5. BANGUNAN
2.2 2.7 0.04 8.0 6.1 5.5 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
2.7 3.1 -0.01 8.8 9.6 6.0 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
1.9 2.0 -0.05 6.2 5.7 4.1 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas pada triw ulan IV tahun 2013 sebesar 3,82% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triw ulan sebelumnya yang sebesar 4,18% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triw ulan ini juga masih lebih rendah dibandingkan dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi selama 2011 2013 yang sebesar 4,8%
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh
(PDRB (Rp M iliyar), pertumbuhan yoy (% ))
PDRB dg migas
PDRB tanpa migas
yoy_PDRB dg migas
yoy_PDRB tanpa migas
Sumber : BPS Provinsi Aceh
14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Struktur ekonomi Aceh menurut PDRB atas dasar harga berlaku pada triw ulan laporan masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor Pertanian yaitu 27,22% meningkat dari triw ulan sebelumnya yaitu 26,60% . Sejak tahun 2006, sektor pertanian terus mengalami peningkatan persentase seiring dengan terus turunnya produksi dari sektor pertambangan. Sektor Pertambangan yang pada tahun 2006 memberikan kontribusi PDRB hingga 25% pada akhir tahun 2013 ini hanya menyumbang 9,56% . Posisi pemberi kontribusi yang terbesar setelah pertanian berubah menjadi sektor perdagangan, hotel dan restoran. Produk Bruto dari sektor ini terus meningkat sejak tahun 2006 hingga saat ini memiliki persentase sebesar 17,66% . Hal ini menunjukkan bahw a struktur perekonomian Provinsi Aceh perlahan-lahan mulai bergeser dari sektor primer kepada sektor sekunder, w alaupun sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan di provinsi Aceh.
Grafik 1.2 Struktur Perekonomian Provinsi Aceh (% ) Jasa-Jasa; 11.36
Keuangan, Pertanian; Persewaan & 27.22 Js. Prshn; 3.06
Pengangkutan & Komunikasi;
Pertambangan
2 & penggalian;
Perdagangan, 9.56 Hotel &
Restoran; 17.66 Industri Pengolahan;
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Kondisi saat ini produksi migas Aceh semakin menurun dan diperkirakan akan berakhir pada tahun 2014 sehingga mempengaruhi sumber pendanaan pembangunan dari sektor migas. Permasalahan ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Aceh. Seiring dengan menurunnya cadangan migas Aceh, maka sektor pertanian dan perdagangan menjadi andalan yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh dan penyerapan tenaga kerja.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 15
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
SEKTOR PERTANIAN
Kinerja Sektor Pertanian menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 2,62% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ini merupakan siklus dari proses penanaman yang panennya akan jatuh pada triw ulan laporan.
Grafik 1.3 Pertumbuhan Sektor Pertanian
(Pertanian (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) )
Pertanian
yoy_pertanian
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Pertumbuhan Sektor pertanian pada tahun 2013 ini terkonfirmasi dari BPS Aceh yang menyebutkan Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2013, telah terealisasi luas panen padi sebesar 282,59 ribu Ha, dengan perkiraan jumlah produksi sebanyak 1,30 juta ton GKG. Produksi padi pada periode Januari-Agustus 2013 tersebut menurun sebesar 2,88 % dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun 2012. Dari Angka Ramalan II, pada tahun 2013 ini diperkirakan akan terealisasi luas panen padi sebesar 423,86 ribu Ha, dengan perkiraan produksi padi sebesar 1,968 juta ton GKG, yang berarti terjadi peningkatan sebesar 10,05 % dibandingkan produksi tahun 2012. Hal yang sama juga sempat diungkapkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Aceh melalui FGD dengan Bank Indonesia Provinsi Aceh yang menyebutkan bahw a target produksi padi untuk tahun 2013 (GKG) ditetapkan sebesar sebesar
2 juta ton. Kondisi sampai dengan bulan Oktober 2013, pencapaian target produksi telah mencapai 93% atau sekitar 1,87 juta ton dan diperkirakan target produksi tahun ini akan terpenuhi.
16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.4 Perkembangan Produksi Padi Aceh (ton)
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
M engikuti pertumbuhan sektor pertanian, kredit Pertanian oleh perbankan mengalami peningkatan baik dari jumlah nominal penyaluran maupun pertumbuhannya. Pada triw ulan laporan kredit sektor pertanian mencapai Rp. 907 M iliyar dan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 108% (yoy) pada triw ulan lalu menjadi 114% (yoy) pada triw ulan laporan.
Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian
(Kredit Pertanian (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) )
Pertanian
yoy_tani
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 17
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari 7,62% % menjadi 5,98% (yoy). M eskipun mengalami perlambatan, tidak dapat dipungkiri bahw a sektor perdagangan yang tumbuh 5,98% ini memberikan andil besar dalam pertumbuhan ekonomi Aceh pada triw ulan ini. Tercermin dari hasil survei kegiatan dunia usaha BI Aceh, realisasi kegiatan dunia usaha justru mengalami sedikit peningkatan. Realisasi kegiatan usaha pada triw ulan ini sebesar 12,15% meningkat dari triw ulan sebelumnya sebesar 10,53% .
Grafik 1.6 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.7 Indeks Realisasi Kegiatan Usaha
PHR (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) )
PHR
yoy_PHR
1,700 I II III
IV I II III
IV 0 0 -3.45
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha-KPw BI Aceh
Searah dengan pertumbuhan sektornya, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan untuk sektor PHR tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan pada triw ulan laporan. Pertumbuhan kredit sektor ini melambat menjadi 20,16% dari 26,41% yang tercatat pada triw ulan lalu. M eskipun begitu, Sektor PHR diprediksikan akan terus berkembang, terutama di kota-kota seperti Banda Aceh dan Aceh Barat.
18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.8 Perkembangan Kredit Sektor Perdagangan Kredit Perdagangan (Rp Miliyar) – Pertumbuhan yoy (%) )
Perdagangan
yoy_dagang
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
Berkembangnya sektor PHR terlihat dari maraknya pembukaan toko w aralaba, restoran cepat saji dan pembangunan pusat-pusat perbelanjaan dan hotel di Banda Aceh. Berdasarkan hasil liaision pada industri perhotelan, didapatkan bahw a industri perhotelan baik M ICE ( M eetings, incentives, conferencing, exhibitions) maupun jasa inap kamar masih akan terus mengalami pertumbuhan.
Di sisi lain, masih berkembangnya sektor PHR dapat dilihat juga dengan meningkatnya jumlah penumpang pesaw at udara internasional dan domestik dari BPS. Bila dilihat total pada tahun 2013, jumlah pesaw at yang berangkat dan datang sebanyak 13.891 unit, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 11,55% . Jumlah seluruh penumpang pesaw at di Provinsi Aceh pada tahun 2013 adalah sebanyak 842.934 orang, mengalami peningkatan sebesar 6,98% dibanding tahun 2012. Dapat dilihat pada grafik di baw ah ini bahw a baik Penumpang penerbangan domestik maupun internasional yang berangkat dan datang melalui bandar udara Sultan Iskandar M uda pada triw ulan IV 2013 (Oktober, November, Desember) meningkat dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya di sepanjang tahun 2013. Fakta ini memperkuat jumlah w isataw an Aceh yang semakin meningkat.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 19
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.9 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Sultan Iskandar M uda Tahun 2013
(jumlah orang)
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Sumber : BPS Provinsi Aceh
SEKTOR PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN
Kinerja sektor ekonomi yang mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan adalah Pertambangan
Penggalian, dan industri Pengolahan. Pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor M inyak bumi dan gas yang mengalami penurunan pertumbuhan yaitu - 2,85% (yoy). Sektor penggalian sebenarnya tumbuh positif dan menguat dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yaitu sebesar 4,41% dari 2,6% (qtq), akan tetapi subsektor penggalian hanya memberikan kontribusi PDRB sebesar Rp. 132 M iliyar, jauh lebih sedikit dibandingkan sunsektor gas dan minyak bumi yang mencapai Rp. 497 M iliyar . Sektor Pertambangan dan penggalian selama beberapa tahun di Aceh menjadi pemberi kontribusi terbesar dalam ekonomi Aceh, namun sejak 2006 terus mengalami penurunan produksi karena sifat produk yang tidak dapat diperbaharui dan belum ditemukannya sumber atau sumur baru minyak bumi dan gas di Aceh. Pergerakan terus menurunnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB Aceh dapat dilihat pada grafik di baw ah ini.
20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.10 Perkembangan Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian (% )
Sumber : BPS Provinsi Aceh
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Begitu juga dengan sektor industri pengolahan, subsektor yang menggunakan migas sebagai bahan baku juga mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan. Pada triw ulan laporan Industri pengolahan secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar -8,20% . Baik industri pengolahan yang menggunakan migas maupun yang tidak menggunakan migas keduanya mengalami penurunan pertumbuhan, namun yang disebut pertama lah yang mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan dan menjadi pengaruh terbesar terhadap melambatnya ekonomi Aceh pada akhir tahun 2013 ini.
Grafik 1.11 Pertumbuhan Sektor Industri Grafik 1.12 Pertumbuhan Sektor Pertambangan Pengolahan dan Penggalian Ind. Pengolahan (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) ) Pertambangan-Penggaliam (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy(% )
Ind.Pengolahan
yoy_ind.olah
yoy_Pert.Peng 920
0.59 650 900 -0.68 -0.78 -1.68 2 -0.50
880 0 645 -1.41 -1.00 860
620 -3.00 I II III
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 21
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Industi pengolahan dengan migas tercatat mengalami penurunan sebesar -15,58% , Habisnya pasokan minyak dan gas bumi di Provinsi Aceh jelas menjadi penyebab utama turun jauhnya kinerja dari sektor industri pengolahan. Namun begitu, Industri pengolahan tanpa migas lambat laun mulai memberikan kontribusi yang lebih besar. Terlihat pada grafik, persentase industri tanpa migas sudah melebihi industri dengan migas. Hal ini cukup baik mengingat habisnya pasokan gas dan minyak bumi harus disiasati dengan ditingkatkannya kapasitas industri yang tidak banyak menggunakan migas sebagai bahan baku.
Grafik 1.13 Persentase Industri Pengolahan
a. Industri Migas
b. Industri Tanpa Migas **)
I II III IV 2013 2011
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Grafik 1.14 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Kredit Perdagangan (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) )
Sejalan
dengan kinerja sektor
Industri Pengolahan
yoy_ind.olah
ekonominya, penyaluran kredit pada
sektor industri pengolahahan juga
70.43 69.60 80 tercatat mengalami perlambatan
60 1500.0 Kinerja Penyaluran kredit ke sektor
40 Industri
Pengolahan tumbuh
20 69,60% (yoy) melambat dari pada
-15.56 -8.31 -11.23
0 triw ulan
lalu
yang tumbuh
mencapai 111,94% (yoy). M eskipun
begitu, penyaluran kredit pada
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
Tw II Tw III Tw IV
sektor ini tergolong tinggi yaitu mencapai Rp. 1,7 Triliyun.
Sumber : BPS Provinsi Aceh
22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
1.2 PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO DARI SISI PERM INTAAN
Perlambatan pertumbuhan ekonomi (yoy) triw ulan laporan bersumber melambatnya konsumsi baik rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Sementara itu, transaksi
eksternal mengalami perbaikan kinerja. Pada triw ulan laporan baik impor maupun ekspor mengalami perbaikan kinerja. Walaupun masih mengalami penurunan pertumbuhan, ekspor Aceh membaik dengan tumbuh tidak lebih negatif dibandingkan triw ulan sebelumnya. Sebaliknya kinerja impor yang sepanjang tahun 2013 selalu mengalami penurunan, pada triw ulan laporan mengalami kenaikan yang signifikan.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh
y on y Komponen Tw I
ADHK 2000 (juta rupiah)
K. Rumah tangga 3,667,288
K. Pemerintah 2,243,367
-8.6 -8.6 -1.2
2.6 2.1 4.8 -1.4 -0.4 3.8
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Struktur PDRB Aceh masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Konsumsi rumah tangga tangga mempunyai dampak dalam menent ukan fluktuasi kegiatan ekonomi. Keputusan rumah tangga sangat mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik jangka panjang maupun jangka pendek.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 23
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.15 Struktur PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Triw ulan IV-2013
Impor 9%
Ekspor
K. Rumah
PMTB K. Pemerint
Sumber : BPS Provinsi Aceh, data diolah
KONSUM SI
Pada triw ulan laporan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami perlambatan dari triw ulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami pertumbuhan masing-masing 4,44% dan 3,29% . Sangat jauh dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 yang pada akhir tahunnya baik konsumsi rumah tangga dan pemerintah mencapai 5% bahkan 7% untuk konsumsi pemerintah. Hal ini menunjukkan percepatan ekonomi di Aceh mencapai siklus puncaknya pada tahun 2012 dan mulai melambat pada tahun 2013 ini.
Konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Untuk menjaga agar pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga tetap naik yaitu dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Pada tahun 2013 ini daya beli masyarakat di Provinsi Aceh menurun akibat tingginya laju inflasi. Kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun 2013 ini berdampak cukup besar terhadap perlambatan Ekonomi Aceh.
24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Grafik 1.16 Perkembangan Konsumsi RT dan Pemerintah Aceh
Kons. Rumah Tangga
Kons. Pemerintah
Rp-miliar
g_RT (%)
g_Pem (%)
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Searah dengan pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan kredit konsumsi sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat juga tumbuh melambat dari 10,95% menjadi 10,11% (yoy). Selain itu, konsumsi listrik rumah tangga juga tercatat mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Konsumsi listrik di Provinsi Aceh mencapai 301 Juta KWH, hanya mengalami pertumbuhan 0,31% . Adanya kenaikan tarif listrik pada tahun lalu sebesar 15% sedikit membuat masyarakat Aceh melakukan penghematan dalam penggunaan listrik.
Grafik 1.18 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Konsumsi 13,800 18.94 20
kWh
Konsumsi yoy_kons Kons.listrik Rmh Tangga
I II III IV I II III IV 11,100
Sumber : PLN Provinsi Aceh, diolah Sumber : Laporan Bank Umum, diolah 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 25
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Pertumbuhan konsumsi yang melambat dari tahun 2012 juga menunjukan bahw a proyek PLN untuk menambah jaringan listrik di lokasi terpencil sudah cukup berhasil. Sehingga pemakaian pada tahun 2013 ini tidak ada banyak penambahan dan konsumen pengguna listrik yang baru.
Selain itu, penurunan konsumsi juga ditunjukkan oleh menurunnya penjualan sepeda motor. Penjualan sepeda motor pada triw ulan laporan terkoreksi lebih dalam dari triw ulan yang sama tahun lalu. Total penjualan sepeda motor baru pada triw ulan laporan mencapai 20.676 unit, lebih sedikit dari tahun lalu periode yangs sama sebanyak 27.278 unit. Penjualan mobil baru juga mengalami penurunan pada triw ulan laporan dibandingkan dengan triw ulan IV tahun 2012. Penjualan mobil tumbuh 18,05% melambat dibandingkan dengan tahun 2012 periode yang sama yaitu 19,32% .
Grafik 1.20 Penjualan M obil Baru Grafik 1.21 Penjualan M otor Baru Mobil dll (pribadi)
g_motor_yoy (ka) 2,500
g_mobil_yoy (ka)
Sepeda motor, scooter
-27% -26% -25%
-30% I II III
IV I II III IV 2012
Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Aceh,
Aceh, diolah diolah
26 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
INVESTASI
Grafik 1.22 Perkembangan PM TB PM TB (Rp M iliyar) Pertumbuhan yoy (% ) )
PMTB
yoy_PMTB (ka)
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Kegiatan investasi di Aceh yang dicerminkan dari Pembentukan M odal Tetap Bruto (PM TB) pada triw ulan berjalan akhirnya kembali menguat setelah pada dua triw ulan lalu mengalami perlambatan. Pada triw ulan laporan tercatat pertumbuhan investasi di Aceh tumbuh 6,18% . M enurut data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman M odal (BKPM ), selama triw ulan IV tahun 2013 telah terjadi realisasi investasi M odal Asing sebesar 20.4 Juta USD dan untuk Penanaman M odal Dalam Negeri (PM DN) atau sebesar Rp. 336 M iliyar.
Tabel 1.3 Perkembangan Realisasi Investasi PM A (Juta USD) dan PM DN (M iliyar Rp) di Aceh
III-2013 IV-2013
III-2013 IV-2013
Sumber : w w w .bkpm.go.id , diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 27
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Penyaluran kredit perbankan untuk Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Investasi (Rp M iliyar kredit investasi juga tercatat mengalami 2,500
peningkatan, yaitu
yoy_inv
menjadi 78,16% (yoy). Kondisi baik 61.64 70 60
seperti ini diharapkan dapat terus 1,500 50
ditingkatkan agar
struktur
perekonomian Aceh lebih berimbang, 30
tidak lagi didominasi oleh konsumsi. 500
Sumber : Laporan Bank Umum, diolah
EKSPOR IM POR
Pada triw ulan IV tahun 2013, baik kinerja ekspor maupun impor Aceh mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Kinerja ekspor w alaupun tercatat selalu mengamali penurunan pertumbuhan namun pertumbuhan ekspor Aceh pada periode laporan tercatat mengalami penurunan hanya -0,15% (yoy), lebih baik dari t riw ulan sebelumnya yang tumbuh -7,37% . Kinerja impor juga menunjukkan peningkatan di mana terjadi kenaikan pertumbuhan yang signifikan mencapai 3,77% (yoy) setelah sepanjang tahun 2013 mengalami penurunan pertumbuhan.
Tabel 1.4 Perkembangan Ekspor Impor Aceh
IV I II III IV Ekspor
-7.37 -0.15 Impor(% )
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Provinsi Aceh yang sampai saat ini masih bergantung pada komoditi migas memang memiliki prestasi neraca perdagangan yang baik. Bahkan pada saat produksi migas sudah jauh berkurang, neraca perdagangan Aceh masih memiliki nilai yang positif.
28 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Tabel 1.5 Neraca Perdagangan Aceh
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Ekspor M igas Provinsi Aceh pada bulan November dan Desember masing-masing bernilai 50,4 Juta USD dan 49,4 USD. M enurun dibandingkan dengan ekspor migas pada bulan Juli dan Agustus atau pada triw ulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, total ekspor tahun 2013 ini turun 22,42% .
Tabel 1.6 Perkembangan Ekspor Aceh
Sumber : BPS Provinsi Aceh
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 29
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Ekspor Non M igas Aceh juga mengalami penurunan pada triw ulan laporan. Tercatat pada bulan November dan Desember 2013, ekspor non migas Aceh sebesar 324 Ribu USD dan 1,0 Juta USD. Jumlah ini jauh dibandingkan dengan jumlah ekspor non migas pada triw ulan sebelumnya. Faktor utama penurunan ini diakibatkan nihilnya ekspor pupuk yang mulai berhenti sejak bulan aw al tahun. Selain itu, ekspor bahan kimia anorganik yang selama tahun 2013 ini menjadi penyumbang terbesar nilai ekpsor Aceh juga sudah mulai berhenti pada bulan November. Dua komoditas ini adalah komoditas yang memerlukan migas sebagai bahan baku pembuatannya. Saat ini, pasokan migas di Aceh hanya sedikit sekali yang dialokasikan untuk kebutuhan industri domestik tercermin dari kinerja industri pengolahan yang mengalami penurunan signifikan. Oleh karena itu ekspor dua komoditas ini pun sudah tidak ada lagi.
Tabel 1.7 Ekspor Nonmigas Aceh
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Sementara itu, nilai impor Provinsi Aceh pada triw ulan ini jauh meningkat dibandingkan dengan triw ulan-triw ulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada triw ulan lalu Aceh sama sekali tidak melakukan aktivitas impor. Pada triw ulan ini peningkatan impor terjadi pada komoditas petroleum bitumen untuk komoditas migas dan garam, belerang, kapur untuk komoditas non migas. Namun begitu, kinerja impor Aceh pada tahun 2013 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 86,95% dibandingkan dengan tahun 2012.
30 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Tabel 1.8 Impor Aceh
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 31
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Peran menentukan UM KM bagi perekonomian Aceh sejalan dengan kontribusi UM KM bagi Box. 1
perekonomian nasional. Kondisi UM KM di Provinsi Aceh (Wilayah Aceh Barat) Berdasarkan
Survei UM KM 2013
Peran menentukan UM KM bagi perekonomian Aceh sejalan dengan kontribusi UM KM bagi perekonomian nasional.Data Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2008 menunjukkan kontribusi signifikan UM KM secara nasional. Pertama, industri UM KM dalam sektor ekonomi menjangkau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, kemampuan UM KM dalam menyerap tenaga kerja mencapai 97,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, UM KM menyumbang
55,56% dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
M engingat keberadaan penting UM KM tersebut, maka Pemerintah Aceh perlu mendukung
dengan serius kiprah usaha ekonomi ini.Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan dan
memperkuat UM KM dalam aktifitas perekonomian perlu dirumuskan dan diimplementasikan
dengan tepat dan cermat. Kebijakan itu hendaknya mengarah pada penciptaan iklim usaha
yang kondusif, dukungan pengembangan usaha, peningkatan kualitas SDM , dan perkuatan
kelembagaan UM KM .
32 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Sebagian besar UM KM di Aceh Barat masih berbadan hukum perorangan dengan persentase sebesar 92 % . Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan memiliki usaha dengan bentuk perorangan sebesar 45 responden atau 90 % . Sebagain besar UM KM di tiga kabupaten merupakan usaha milik sendiri dengan nilai persentase 88 % untuk Kabupaten Aceh Barat, 82 % untuk Kabupaten Aceh Barat Daya dan seluruh responden di Kabupaten Aceh Selatan merupakan usaha milik sendiri.
Sektor Ekonomi yang dominan berdasarkan hasil survei di Kabupaten Aceh Barat adalah Perkebunan (34% ) dan Industri Olahan (40% ). Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan adalah Industri Olahan masing-masing sebesar 34% dan 72% . Sedangkan Kepemilikan modal untuk ke tiga kabupaten domominanya adalah 100% dimiliki oleh pengusaha. Sebagian besar masih memasarkan produk dan jasanya di dalam w ilayah usaha, dan hanya sebagian kecil yang sudah menjangkau w ilayah pemasaran yang lebih luas.
Sistem penjualan UM KM di Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Barat daya didominasi oleh sistem penjualan retail. Target Pasar di kabupaten Aceh Barat dan Aceh Barat Daya w ilayah survei didominasi oleh M asyarakat Golongan Baw ah (penghasilan s.d Rp 5 jt per bulan). Sementara untuk Kabupaten Aceh Selatan sudah tersebar pada masyarakat golongan baw ah dan menengah.
Tingkat persaingan untuk Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Barat Daya tergolong tinggi sementara untuk Aceh Selatan masih sedang. Sebagian besar pembelian bahan baku (modal) untuk ke tiga kabupaten w ilayah survei masih sangat rendah yakni dibaw ah nilai 5 juta rupiah. Sebagian besar pelaku UM KM di ketiga kabupaten w ilayah survei memiliki rata-rata penjualan masih dibaw ah Rp. 25 juta.
Pertumbuhan penjualan di Kabupaten Aceh Barat sudah cukup baik yakni lebih dari sepertiga UM KM sudah sudah mencapai interval 40 50 % . Sementara untuk Kabupaten Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan hampir pertumbuhan penjualannya belum terlalu baik
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 33
BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh
Berdasarkan urutan teratas UM KM di tiga Kabupaten, w ilayah Aceh barat masih dikuasai
sektor industri olahan dalam bentuk kilang padi dan Peternakan dalam bentuk budidaya ayam
potong. Sektor UM KM Kabupaten Aceh Barat Daya didominasi oleh peternakan dalam bentuk
budidaya ayam potong serta perkebunan untuk budidaya kakao. Dominasi sektor UM KM di
Aceh selatan sebagian besar berada pada industri olahan dalam bentuk usaha pengolahan
manisan pala
Legalitas UM KM di Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Barat Daya belum memadai dan tidak
memiliki perizinan usaha, hanya di Kabupaten Aceh Selatan yang aspek legalitas UM KM sudah
memadai. Hal ini dapat menjadi acuan untuk memberikan sosialsisasi dan bimbingan kepada
masyarakat mengenai ketentuan legalitas pada suatu usaha.
34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013
PERKEMBANGAN
BAB 2 INFLASI ACEH
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
Tahun 2013, realisasi inflasi tahunan Aceh sebesar 7,31% (yoy) dengan inflasi triw ulanan laporan sebesar 0,30% (qtq). Inflasi Aceh (7,31% ) masih lebih rendah dibanding inflasi nasional (8,38% ) (yoy) dan masih menjadi yang terendah di Pulau Sumatera. Tekanan inflasi Aceh triw ulan IV 2013 bersumber dari kelompok bahan makanan, Sandang dan kelompok Transpor. Realisasi inflasi tahun 2013 di kedua kota pantauan yaitu Banda Aceh dan Lhokseumaw e sama-sama mengalami kenaikan dengan nilai berturut-turut sebesar 6,40% dan 8,27% (yoy).
2.1. KONDISI UM UM PERKEM BANGAN INFLASI ACEH
Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota yaitu Banda Aceh dan Lhoksumaw e pada triw ulan IV tahun 2013 t ercatat sebesar 7,31% (yoy), 0,96% (qtq), dan 0,30% (mtm), menurun bila dibandingkan posisi triw ulan sebelumnya yang sebesar 1,77% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi tahunan di Provinsi Aceh tersebut memperlihatkan tren yang makin menanjak sejak
akhir tahun 2012 lalu. Namun demikian, bila dibandingkan dengan realisasi inf lasi tahunan nasional yang dihit ung dari 66 kot a pant auan, yang sebesar 8,38% (yoy), realisasi inf lasi Provinsi Aceh t ercat at relat if lebih rendah.
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Aceh
-4.0 Inflasi Bulanan (mtm)
Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Tahunan (yoy)
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 4-2013 35
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Di pulau Sumat era, Banda Aceh t ermasuk provinsi dengan pencapaian yang t ingkat inf lasi yang rendah set elah t ingkat inf lasi Sumat era Selat an. Jika dilihat pada graf ik di baw ah sebagian besar provinsi di Sumat era memiliki t ingkat inf lasi yang berada di at as nasional, hanya Aceh dan Sumat era Selat an dan Lampung yang berada di baw ah nasional.
Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Tahunan Provinsi di Pulau Sumatera (yoy) 12.00 10.87
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
2.2. INFLASI BERDASARKAN KELOM POK BARANG DAN JASA
INFLASI BULANAN (M TM ) Secara bulanan, laju inflasi Provinsi Aceh pada akhir tahun 2013 ini mengalami
penurunan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan selama periode laporan adalah 0,32% (mtm), sementara itu rata-rata inflasi bulanan pada triw ulan IV tahun 2012 adalah -0,29% (mtm), tahun 2012 merupakan pencapaian tingkat inflasi yang terendah sejak tahun 1999. Namun begitu, rata-rata inflasi pada triw ulan ini lebih baik dari triw ulan lalu sebesar 0,57% (mtm), menunjukan bahw a tingkat inflasi pada akhir tahun secara bulanan semakin rendah.