PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIM`BAH CANGKANG KERANG BULU(Anadara
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIM`BAH CANGKANG KERANG BULU(Anadara
inflata) SEBAGAI BAHAN PENJERNIH AIR SUNGAI
1Staf
Rosliana Lubis1, Muhammad Usman2
Pengajar Fakultas Biologi Universitas Medan Area; 2Mahasiswa Fakultas Biologi
Universitas Medan Area
ABSTRACT
The title of this study is the utilization of chitosan from shellfish waste as water
purifier. The purpose of the study is to utilize coagulant of shellfish waste in water treatment
proes into clear water. The research variabel are the concentration of chitosan 1,3,5,7, and 9
g/l. The particle size of chitosan used in this research is 150 mesh. The time consume 8 hours
for purification process. The result showed that 9 g/l chitosan shell waste is effective to water
purification process. At a concentration of 9 g/l. Chitosan shellfish waste can produce clean
water in complianee with health minister No. 416/MENKES/PER/IX/1990 about water
quality treatment.
Key Word : chitosan, coagulant, concentration, water, and clean
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan koagulan kitosan cangkang kerang
bulu dalam proses pengolahan air sungai menjadi air bersih.Variabel penelitian adalah
konsentrasi kitosan 1, 3, 5, 7, dan 9 g/l. Ukuran partikel kitosan yang digunakan 150 mesh
dengan waktu penjernihan selama 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kitosanlimbah cangkang kerang bulu memiliki efektifitas yang baik didalam proses
penjernihan air sungaiberada pada konsentrasi 9 g/l. Pada konsentrasi 9 g/l kitosan limbah
cangkang kerang bulu sudah dapat menghasilkan air sungai dengan kualitas sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan
kualitas air bersih.
Kata kunci:,Kitosan, Koagulasi, konsentrasi, air, dan bersih.
PENDAHULUAN
Kitosan merupakan salah satu bahan
biologis yang sangat berpotensi sebagai
bahan koagulan yang ramah lingkungan.
Karena berdasarkan struktur kimianya,
kitosan memiliki gugus aktif amina (NH2).
Adanya pasangan elektron bebas dari atom
nitrogen pada gugus amina, menyebabkan
gugus tersebut bersifat elektronegatif dan
sangat reaktif mengikat ion-ion logam.
Sehingga sangat baik digunakan untuk
mengadsorbsi ion-ion logam. Pada atom C-3
dan C-6 dari gugus gula kitosan, terdapat
gugus hidroksil (OH), yang mampu mengikat
protein dan senyawa-senyawa organik,
sehingga sangat baik digunakan sebagai zat
antibakteri.
Kemampuan
kitosan
dalam
mengadsorpsi logam-logam berat, telah
dibuktikan oleh beberapa penelitian, antara
lain penelitian yang dilakukan Ruswanti, dkk,
(2010). Dalam penelitiannya Ruswanti, dkk,
(2010) memanfaatkan cangkang Rajungan
sebagai bahan baku membran kitosan untuk
mengadsorbsi ion Mn (II) dan Fe (II). Hasil
yang diperoleh menunjukkan membran
kitosan
cangkang
rajungan
memiliki
kapasitas mengikat ion Mn (II) sebesar 5,967
mg/g dan ion Fe (II) 4,643 mg/g, Rahayu
(2007) menyatakan bahwa kitosan juga
memiliki kemampuan yang baik dalam
35
Isolasi kitosan terdiri dari 2 tahapan, yaitu
isolasi kitin dan transformasi kitin menjadi
kitosan.
Isolasi kitin dilakukan dengan menggunakan
metode Hong (1989) dengan cara sebagai
berikut:
Persiapan.Cangkang kerang dicuci dengan
air hingga bersih, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari. Cangkang yang telah
bersih dihaluskan untuk mendapatkan
ukuran dalam satuan mesh.
Deproteinasi.Ke dalam labu alas bulat 250 ml
yang berisi serbuk cangkang kerang
ditambahkan larutan NaOH 3,5% dengan
perbandingan
1:10
(b/v),
kemudian
dipanaskan sambil diaduk dengan pengaduk
magnetik selama 2 jam pada temperatur
65oC. Setelah dingin, disaring dan dinetralkan
dengan akuades. Padatan yang diperoleh
dikeringkan dalam oven 60oC hingga kering.
Demineralisasi. Serbuk cangkang kerang
hasil deproteinasi ditambah larutanHCl 1 N
dengan perbandingan 1:15 (b/v) dalam labu
alas bulat 500 ml dan direfluks pada suhu
40oC selama 30 menit, kemudian didinginkan.
Setelah dingin, disaring dan padatan
dinetralkan dengan aquades, kemudian
dikeringkan dalam oven 60oC.
Depigmentasi.Larutan
NaOCl
0,315%
ditambahkan
kedalam
serbuk
hasil
demineralisasi dengan perbandingan 1:10
(b/v) dalam labu alas bulat 250 ml. Refluks
dilakukan selama 1 jam pada suhu 40oC,
kemudian padatan disaring dan dinetralkan
dengan akuades. Padatan hasil penetralan
dikeringkan pada oven pada suhu 80oC
sampai berat tetap. Kitin yang diperoleh
diidentifikasi
menggunakan
instrumen
spektrofotometer inframerah
Transformasi Kitosan
Pembuatan kitosan dilakukan melalui proses
deasetilasi kitin dengan menggunakan
metode Knorr (1982) yaitu dengan
menambahkan
NaOH
60%
dengan
perbandingan 20:1 (v/b) dan merefluksnya
pada suhu 100-140 oC selama 1 jam. Setelah
dingin disaring dan padatan yang diperoleh
dinetralkan dengan akuadest. Padatan
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
80oC selama24 jam dan kitosan siap
dianalisis.
Penjernihan Air Sungai
mengadsorpsi ion Merkuri (Hg), dan
Rumapea (2009), Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa membran kitosan
memiliki kemampuan yang baik dalam
menurunkan kadar logam besi (Fe) dan seng
(Zn) dalam air gambut.
Penelitian-penelitian
yang
telah
dilakukan diatas menyatakan bahwa kitosan
merupakan senyawa polisakarida yang
memiliki kemampuan yang besar dalam
mengikat ion-ion logam, artinya kitosan dapat
dipakai sebagai bahan koagulan untuk
menjernihkan air. Kemampuan kitosan tidak
diragukan lagi, sehingga dirasa perlu mencari
bahan-bahan baru penghasil kitosan.
Cangkang kerang merupakan salah satu
sumber kitosan yang melimpah dialam.
Cangkang kerang dapat diperolehan dari
industri pengolahan kerang dan konsumsi
rumah tangga. Cangkang kerang merupakan
limbah yang belum banyak dimanfaatkan, dan
masih banyak kita lihat dibuang berserakan
begitu saja dihalaman rumah. Setiap hari
beratus orang penikmat kerang rebus, tentu
dapat kita bayangkan berapa banyak limbah
cangkang kerang yang dihasilkan, jika hal ini
dibiarkan tentu bisa menimbulkan masalah
lingkungan.
Berdasarkan penelusuran literatur,
kerang merupakan kelompok hewan molusca
yang mengandung kitin. Kitin jika diasetilasi
akan
menghasilkan
kitosan.
Dengan
mempertimbangkan bahan baku yang
melimpah dan kemampuan kitosan dalam
mengadsorpsi logam berat. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi
kitosan dari limbah cangkang kerang dan
mengaplikasikannya sebagai bahan penjernih
air sumur gali.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
adalah limbah cangkang kerang bulu, NaOH,
HCl, NaOCl reagan merupakan produk E.Merk
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 tahapan,
yaitu isolasi kitosan dari limbah cangkang
kerang bulu, dan penjernihan air sungai
menggunakan kitosan limbah cangkang
kerang bulu
Isolasi Kitosan
36
Proses penjernihan air sungai dimulai dari
persiapan air baku, persiapan peralatan
Proses Penjernihan Air
penjernih
air,
dan
terakhir
proses
Proses penjernihan air dilakukan
penjernihan air sungai melalui metode
dengan metode Pandia dan Amir (2005) yang
koagulasi.
telah dimodifikasi. Metode tersebut terdiri
Persiapan air Baku
dari dua tahapan. Tahapan pertama adalah
Air sungai yang digunakan dalam
proses koagulasi dengan cara penambahan
penelitian ini adalah air Sungai Deli, Medan,
serbuk kitosan kulit kerang bulu dengan
Sumatera Utara yang merupakan air baku
bobot tertentu kedalam bak pertama dan
yang digunakan oleh PDAM Tirtanadi Medan.
dibiarkan beberapa saat untuk memberikan
Air tersebut sebagai air baku ditempatkan
waktu pengendapan. Kemudian air yang telah
dalam derijen plastik dan ditutup rapat untuk
dikoagulasi dialirkan kebak kedua dengan
menjaga agar tidak terkontaminasi dengan
menggunakan mesin penghisap air.Perlakuan
debu. Air baku yang digunakan sebagai
yang akan dilakukan adalah memvariasikan
sampel dalam penelitian ini harus diganti
konsentrasi kitosan limbah cangkang kerang
setiap hari untuk menjaga agar kandungan
bulu. Variasi konsentrasi yang digunakan
kekeruhan, padatan tersuspensi (TSS),
1g/l, 3 g/l, 5 g/l, 7 g/l, dan 9 g/l. Waktu
mikroba dan komponen sampel lainnya tidak
pengendapan yang dilakukan selama 8 jam.
banyak mengalami perubahan.
Ukuran partikel kitosan yang digunakan 150
Persiapan Peralatan Penjernih Air.
mesh.
Peralatan penjernih air terdiri dari 2 ( dua )
buah bak. Bak terbuat dari bahan kaca
HASIL DAN PEMBAHASAN
berukuran 30 x 30 x 30 cm. Bak pertama
Sampel air yang digunakan didalam
penelitian ini berasal dari air Sungai Deli,
berfungsi sebagai wadah pencampur air baku
Medan, Sumatera Utara. Adapun karakteristik
dengan bahan koagulan. Bak kedua berfungsi
sampel air Sungai Deli yang digunakan dalam
sebagai wadah penampung air hasil koagulasi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
dan filtrasi. Bak pertama dengan bak kedua
dibawah ini :
dihubungkan dengan mesin penghisap air
dan alat penyaring melalui pipa.
Tabel 1. Karakteristik Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi sampel air Sungai Deli
No Parameter
Satuan
Baku Mutu
Sampel Air Sungai
I. Fisika
1
Bau
Tidak berbau
Tidak berbau
2
TDS
mg/l
1500
95,67
oC
3
Suhu
Suhu udara ± 3
25
4
Rasa
Tidak berasa
Tidak berasa
5
Warna
TCU
50
19,13
6
Kekeruhan
NTU
25
16,33
II. Kimia
1
Besi
mg/l
0,3
0,47
2
Cadmium
mg/l
0,005
0,00082
3
Mangan
mg/l
0,1
0,20
4
Zinkum
mg/l
5
0,03
5
Tembaga (Pb)
mg/l
0,01
0,03
6
Merkuri (Hg)
0,001
0,00016
7
BOD
mg/l
6
21,36
8
COD
mg/l
12
55,73
9
pH
mg/l
6,5-9,0
7,4
III. Mikrobiologi
1
Total Koliform
Jml/10
50
1550
0 ml
37
Ukuran partikel yang digunakan adalah 150
mesh dan lama koagulasi 8 jam. Adapun
Pengaruh variasi konsentrasi kitosan
terhadap karakteristik fisika, kimia, dan
mikrobiologi air hasil penjernihan dengan
koagulan kitosan dapat dilihat pada tabel 2
adalah sebagai berikut :
Pengaruh Perlakuan Variasi Konsentrasi
Kitosan (g/l) Limbah Cangkang Kerang
Terhadap Proses Penjernihan Air Sungai
Deli
Pengolahan Air sungai menjadi air
bersih dilakukan dengan menggunakan
serbuk kitosan limbah cangkang kerang.
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi kitosan (g/l) terhadap karakteristik fisika, kimia, dan mikrobiologi
air Sungai Deli Medan Sumatera Utara hasil penjernihan dengan kitosan limbah cangkang
kerang bulu
Fisika
Konsentrasi g/l
1
3
5
7
9
Warna (TCU)
16,55
15,83
14,73
12,23
6,06
Kekeruhan (NTU)
13
12
11
10,66
5,67
Total Padatan Terlarut
66
98
91
87,67
74,33
(TDS)
Suhu (oC)
25
25
25
25
Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Rasa
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Kimia
Besi
0,44
0,39
0,19
0,09
Cadmium
0,0007
0,00019
0,00075
0,00070
0,00058
5
Mangan
0,03
0,04
0,04
0,02
0,007
Zinkum
0,020
0,026
0,023
0,022
0,019
Tembaga (Pb)
0,020
0,027
0,021
0,019
0,019
Merkuri (Hg)
0,0001
0,00012
0,00013
0,00013
0,00012
2
BOD
20,83
19,83
15,5
11,4
6,9
COD
47,3
43,3
36,16
26,33
11,76
pH
7,4
7,4
8,2
9,1
9,9
Mikrobiologi
Total Koliform
8,9
6,8
1,8
inflata) SEBAGAI BAHAN PENJERNIH AIR SUNGAI
1Staf
Rosliana Lubis1, Muhammad Usman2
Pengajar Fakultas Biologi Universitas Medan Area; 2Mahasiswa Fakultas Biologi
Universitas Medan Area
ABSTRACT
The title of this study is the utilization of chitosan from shellfish waste as water
purifier. The purpose of the study is to utilize coagulant of shellfish waste in water treatment
proes into clear water. The research variabel are the concentration of chitosan 1,3,5,7, and 9
g/l. The particle size of chitosan used in this research is 150 mesh. The time consume 8 hours
for purification process. The result showed that 9 g/l chitosan shell waste is effective to water
purification process. At a concentration of 9 g/l. Chitosan shellfish waste can produce clean
water in complianee with health minister No. 416/MENKES/PER/IX/1990 about water
quality treatment.
Key Word : chitosan, coagulant, concentration, water, and clean
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan koagulan kitosan cangkang kerang
bulu dalam proses pengolahan air sungai menjadi air bersih.Variabel penelitian adalah
konsentrasi kitosan 1, 3, 5, 7, dan 9 g/l. Ukuran partikel kitosan yang digunakan 150 mesh
dengan waktu penjernihan selama 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kitosanlimbah cangkang kerang bulu memiliki efektifitas yang baik didalam proses
penjernihan air sungaiberada pada konsentrasi 9 g/l. Pada konsentrasi 9 g/l kitosan limbah
cangkang kerang bulu sudah dapat menghasilkan air sungai dengan kualitas sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan
kualitas air bersih.
Kata kunci:,Kitosan, Koagulasi, konsentrasi, air, dan bersih.
PENDAHULUAN
Kitosan merupakan salah satu bahan
biologis yang sangat berpotensi sebagai
bahan koagulan yang ramah lingkungan.
Karena berdasarkan struktur kimianya,
kitosan memiliki gugus aktif amina (NH2).
Adanya pasangan elektron bebas dari atom
nitrogen pada gugus amina, menyebabkan
gugus tersebut bersifat elektronegatif dan
sangat reaktif mengikat ion-ion logam.
Sehingga sangat baik digunakan untuk
mengadsorbsi ion-ion logam. Pada atom C-3
dan C-6 dari gugus gula kitosan, terdapat
gugus hidroksil (OH), yang mampu mengikat
protein dan senyawa-senyawa organik,
sehingga sangat baik digunakan sebagai zat
antibakteri.
Kemampuan
kitosan
dalam
mengadsorpsi logam-logam berat, telah
dibuktikan oleh beberapa penelitian, antara
lain penelitian yang dilakukan Ruswanti, dkk,
(2010). Dalam penelitiannya Ruswanti, dkk,
(2010) memanfaatkan cangkang Rajungan
sebagai bahan baku membran kitosan untuk
mengadsorbsi ion Mn (II) dan Fe (II). Hasil
yang diperoleh menunjukkan membran
kitosan
cangkang
rajungan
memiliki
kapasitas mengikat ion Mn (II) sebesar 5,967
mg/g dan ion Fe (II) 4,643 mg/g, Rahayu
(2007) menyatakan bahwa kitosan juga
memiliki kemampuan yang baik dalam
35
Isolasi kitosan terdiri dari 2 tahapan, yaitu
isolasi kitin dan transformasi kitin menjadi
kitosan.
Isolasi kitin dilakukan dengan menggunakan
metode Hong (1989) dengan cara sebagai
berikut:
Persiapan.Cangkang kerang dicuci dengan
air hingga bersih, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari. Cangkang yang telah
bersih dihaluskan untuk mendapatkan
ukuran dalam satuan mesh.
Deproteinasi.Ke dalam labu alas bulat 250 ml
yang berisi serbuk cangkang kerang
ditambahkan larutan NaOH 3,5% dengan
perbandingan
1:10
(b/v),
kemudian
dipanaskan sambil diaduk dengan pengaduk
magnetik selama 2 jam pada temperatur
65oC. Setelah dingin, disaring dan dinetralkan
dengan akuades. Padatan yang diperoleh
dikeringkan dalam oven 60oC hingga kering.
Demineralisasi. Serbuk cangkang kerang
hasil deproteinasi ditambah larutanHCl 1 N
dengan perbandingan 1:15 (b/v) dalam labu
alas bulat 500 ml dan direfluks pada suhu
40oC selama 30 menit, kemudian didinginkan.
Setelah dingin, disaring dan padatan
dinetralkan dengan aquades, kemudian
dikeringkan dalam oven 60oC.
Depigmentasi.Larutan
NaOCl
0,315%
ditambahkan
kedalam
serbuk
hasil
demineralisasi dengan perbandingan 1:10
(b/v) dalam labu alas bulat 250 ml. Refluks
dilakukan selama 1 jam pada suhu 40oC,
kemudian padatan disaring dan dinetralkan
dengan akuades. Padatan hasil penetralan
dikeringkan pada oven pada suhu 80oC
sampai berat tetap. Kitin yang diperoleh
diidentifikasi
menggunakan
instrumen
spektrofotometer inframerah
Transformasi Kitosan
Pembuatan kitosan dilakukan melalui proses
deasetilasi kitin dengan menggunakan
metode Knorr (1982) yaitu dengan
menambahkan
NaOH
60%
dengan
perbandingan 20:1 (v/b) dan merefluksnya
pada suhu 100-140 oC selama 1 jam. Setelah
dingin disaring dan padatan yang diperoleh
dinetralkan dengan akuadest. Padatan
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
80oC selama24 jam dan kitosan siap
dianalisis.
Penjernihan Air Sungai
mengadsorpsi ion Merkuri (Hg), dan
Rumapea (2009), Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa membran kitosan
memiliki kemampuan yang baik dalam
menurunkan kadar logam besi (Fe) dan seng
(Zn) dalam air gambut.
Penelitian-penelitian
yang
telah
dilakukan diatas menyatakan bahwa kitosan
merupakan senyawa polisakarida yang
memiliki kemampuan yang besar dalam
mengikat ion-ion logam, artinya kitosan dapat
dipakai sebagai bahan koagulan untuk
menjernihkan air. Kemampuan kitosan tidak
diragukan lagi, sehingga dirasa perlu mencari
bahan-bahan baru penghasil kitosan.
Cangkang kerang merupakan salah satu
sumber kitosan yang melimpah dialam.
Cangkang kerang dapat diperolehan dari
industri pengolahan kerang dan konsumsi
rumah tangga. Cangkang kerang merupakan
limbah yang belum banyak dimanfaatkan, dan
masih banyak kita lihat dibuang berserakan
begitu saja dihalaman rumah. Setiap hari
beratus orang penikmat kerang rebus, tentu
dapat kita bayangkan berapa banyak limbah
cangkang kerang yang dihasilkan, jika hal ini
dibiarkan tentu bisa menimbulkan masalah
lingkungan.
Berdasarkan penelusuran literatur,
kerang merupakan kelompok hewan molusca
yang mengandung kitin. Kitin jika diasetilasi
akan
menghasilkan
kitosan.
Dengan
mempertimbangkan bahan baku yang
melimpah dan kemampuan kitosan dalam
mengadsorpsi logam berat. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi
kitosan dari limbah cangkang kerang dan
mengaplikasikannya sebagai bahan penjernih
air sumur gali.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
adalah limbah cangkang kerang bulu, NaOH,
HCl, NaOCl reagan merupakan produk E.Merk
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 tahapan,
yaitu isolasi kitosan dari limbah cangkang
kerang bulu, dan penjernihan air sungai
menggunakan kitosan limbah cangkang
kerang bulu
Isolasi Kitosan
36
Proses penjernihan air sungai dimulai dari
persiapan air baku, persiapan peralatan
Proses Penjernihan Air
penjernih
air,
dan
terakhir
proses
Proses penjernihan air dilakukan
penjernihan air sungai melalui metode
dengan metode Pandia dan Amir (2005) yang
koagulasi.
telah dimodifikasi. Metode tersebut terdiri
Persiapan air Baku
dari dua tahapan. Tahapan pertama adalah
Air sungai yang digunakan dalam
proses koagulasi dengan cara penambahan
penelitian ini adalah air Sungai Deli, Medan,
serbuk kitosan kulit kerang bulu dengan
Sumatera Utara yang merupakan air baku
bobot tertentu kedalam bak pertama dan
yang digunakan oleh PDAM Tirtanadi Medan.
dibiarkan beberapa saat untuk memberikan
Air tersebut sebagai air baku ditempatkan
waktu pengendapan. Kemudian air yang telah
dalam derijen plastik dan ditutup rapat untuk
dikoagulasi dialirkan kebak kedua dengan
menjaga agar tidak terkontaminasi dengan
menggunakan mesin penghisap air.Perlakuan
debu. Air baku yang digunakan sebagai
yang akan dilakukan adalah memvariasikan
sampel dalam penelitian ini harus diganti
konsentrasi kitosan limbah cangkang kerang
setiap hari untuk menjaga agar kandungan
bulu. Variasi konsentrasi yang digunakan
kekeruhan, padatan tersuspensi (TSS),
1g/l, 3 g/l, 5 g/l, 7 g/l, dan 9 g/l. Waktu
mikroba dan komponen sampel lainnya tidak
pengendapan yang dilakukan selama 8 jam.
banyak mengalami perubahan.
Ukuran partikel kitosan yang digunakan 150
Persiapan Peralatan Penjernih Air.
mesh.
Peralatan penjernih air terdiri dari 2 ( dua )
buah bak. Bak terbuat dari bahan kaca
HASIL DAN PEMBAHASAN
berukuran 30 x 30 x 30 cm. Bak pertama
Sampel air yang digunakan didalam
penelitian ini berasal dari air Sungai Deli,
berfungsi sebagai wadah pencampur air baku
Medan, Sumatera Utara. Adapun karakteristik
dengan bahan koagulan. Bak kedua berfungsi
sampel air Sungai Deli yang digunakan dalam
sebagai wadah penampung air hasil koagulasi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
dan filtrasi. Bak pertama dengan bak kedua
dibawah ini :
dihubungkan dengan mesin penghisap air
dan alat penyaring melalui pipa.
Tabel 1. Karakteristik Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi sampel air Sungai Deli
No Parameter
Satuan
Baku Mutu
Sampel Air Sungai
I. Fisika
1
Bau
Tidak berbau
Tidak berbau
2
TDS
mg/l
1500
95,67
oC
3
Suhu
Suhu udara ± 3
25
4
Rasa
Tidak berasa
Tidak berasa
5
Warna
TCU
50
19,13
6
Kekeruhan
NTU
25
16,33
II. Kimia
1
Besi
mg/l
0,3
0,47
2
Cadmium
mg/l
0,005
0,00082
3
Mangan
mg/l
0,1
0,20
4
Zinkum
mg/l
5
0,03
5
Tembaga (Pb)
mg/l
0,01
0,03
6
Merkuri (Hg)
0,001
0,00016
7
BOD
mg/l
6
21,36
8
COD
mg/l
12
55,73
9
pH
mg/l
6,5-9,0
7,4
III. Mikrobiologi
1
Total Koliform
Jml/10
50
1550
0 ml
37
Ukuran partikel yang digunakan adalah 150
mesh dan lama koagulasi 8 jam. Adapun
Pengaruh variasi konsentrasi kitosan
terhadap karakteristik fisika, kimia, dan
mikrobiologi air hasil penjernihan dengan
koagulan kitosan dapat dilihat pada tabel 2
adalah sebagai berikut :
Pengaruh Perlakuan Variasi Konsentrasi
Kitosan (g/l) Limbah Cangkang Kerang
Terhadap Proses Penjernihan Air Sungai
Deli
Pengolahan Air sungai menjadi air
bersih dilakukan dengan menggunakan
serbuk kitosan limbah cangkang kerang.
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi kitosan (g/l) terhadap karakteristik fisika, kimia, dan mikrobiologi
air Sungai Deli Medan Sumatera Utara hasil penjernihan dengan kitosan limbah cangkang
kerang bulu
Fisika
Konsentrasi g/l
1
3
5
7
9
Warna (TCU)
16,55
15,83
14,73
12,23
6,06
Kekeruhan (NTU)
13
12
11
10,66
5,67
Total Padatan Terlarut
66
98
91
87,67
74,33
(TDS)
Suhu (oC)
25
25
25
25
Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Rasa
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Kimia
Besi
0,44
0,39
0,19
0,09
Cadmium
0,0007
0,00019
0,00075
0,00070
0,00058
5
Mangan
0,03
0,04
0,04
0,02
0,007
Zinkum
0,020
0,026
0,023
0,022
0,019
Tembaga (Pb)
0,020
0,027
0,021
0,019
0,019
Merkuri (Hg)
0,0001
0,00012
0,00013
0,00013
0,00012
2
BOD
20,83
19,83
15,5
11,4
6,9
COD
47,3
43,3
36,16
26,33
11,76
pH
7,4
7,4
8,2
9,1
9,9
Mikrobiologi
Total Koliform
8,9
6,8
1,8