Model Konseptual Revitalisasi Praktik Farmasi Komunitas di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

  Ahaditomo. (2002). Standard Kompetensi Apoteker Indonesia. Makalah pada Peringatan 55 Tahun Pendidikan Farmasi Institut Teknologi Bandung 1947- 2002, 28 Juni 2002.

  Al-Arifi, M.N. (2013). The Managerial Role of Pharmacist at Community Pharmacy Setting in Saudi Arabia. Pharmacology & Pharmacy. 4: 63-70. Ali, L., Alwi, H. dan Kridalaksana, H. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

  Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 839. American Board of Internal Medicine (ABIM) Committees on Evaluation of

  Clinical Competence and Communication Programs. (2001). Project Philadelphia, Penn: American Board of Internal Medicine.

  Professionalism.

  Hal. 5-6. Anderson, R.D. (1977) The Peril of Deprofessionalization. Am J Health Syst Pharm. 34(2): 133-139.

  ,

  Anderson, J.E. (1979). Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Editor: Solahuddin Kusumanegara. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 97-119. Anderson, S. (2002). The State of The World's Pharmacy: A Portrait of The Pharmacy Professi:391-404.

  a Anonim. (2002 ). Masyarakat Belum Rasakan Manfaat Farmasi. Harian Analisa.

  Medan. 13 Maret 2002.

  b

  Anonim. (2002 ). Peran Apoteker Lemah Perburuk Persoalan Obat. Harian Republika. Jakarta. 30 Oktober 2002.

  c Anonim. (2002 ). Disesalkan Apotik Berubah Jadi Toko Obat di Lhokseumawe.

  Harian Waspada. Medan. 10 September 2002.

  Anonim. (2004). The Council on Credentialing in Pharmacy Resource Document

  Continuing Professional Development in Pharmacy. Washington DC: The Council on Credentialing in Pharmacy. Hal. 4. a

  Anonim. (2011 ) Apotek. Wikipedia, ensiklopedia bebas. [diakses 31 Maret 2011]

  b

  Anonim. (2011 ). Profesi. Wikipedia, ensiklopedia bebas. [diakses 31 Maret 2011]

  c

  Anonim. (2011 ). Organisasi Profesional. Wikipedia, ensiklopedia bebas. [diakses

  31 Maret 2011]

  a

  Anonim. (2012 ).

   [ diakses

  10 September 2012]

  b

  Anonim. (2012 ). Waspada

  Online , Pusat Berita Medan Sumut Aceh. [diakses 14 Oktober 2012]

   c

  Anonim. (2012 ). Raosoft Sample Size Calculator. [diakses 14 Maret 2012]

  a

  Anonim. (2013 ). Profesionalisme. Wikipedia, ensiklopedia bebas. [diakses 19 Mei 2013] http://ms.wikipedia.org/wiki/Profesionalisme

  b

  Anonim. (2013 ). Professionalism. An EncyclopedicMerriam-Webster [diakses 19 Mei 2013]

  Anonim. (2014). Menkes Lantik Anggota Komite Farmasi Nasional. [diakses 20 Oktober 2014].

  APTFI. (2014). Hasil Akreditasi Program Studi Profesi Apoteker. [diakses 30 Agustus 2014]. http://aptfi.or.id/berita-hasil-akreditasi-program-studi- profesi-apoteker.html

  ASHP. (1993). ASHP Statement on Pharmaceutical Care. Am. J. Hosp. Pharm.

  50:1720-1723 ASHP. (2008). ASHP Statement on Professionalism. Am J Health-Syst Pharm. 65:172 –174. Azhar, S., Hassali, M.A., Ibrahim, M.I.M., Ahmad, M., Masood, I., dan Shafie,

  A.A. (2009). The Role of Pharmacists In Developing Countries: The Current Scenario In Pakistan. Human Resources for Health. 7(54): 1-6

  Bahfen, F. (2006). Aspek Legal: Layanan Farmasi Komunitas Konsep “Pharmaceutical Care”. Medisina Edisi Perdana: 18-26. Bahfen, F. (2012). Kebijakan Pemerintah Terhadap Tenaga Kefarmasian.

  Makalah disampaikan pada acara Sosialisasi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), Regional I tanggal 12-15 Juli 2012. Bandung: Komite Farmasi Nasional.

  BAN PT. (2014). Pharmacy Accreditation. [diakses 30 Agustus 2014].

  Benner, J., dan Beardsley, R. (2000). White Paper on Pharmacy Student Professionalism. Journal of the American Pharmaceutical Association.

  40(1): 96-102.

  Berwick, D.M. (2002). A User’s Manual for The IOM’s Quality Chasm Report.

  Health Affairs. 21(3): 80-90.

  Bonilla, R. (2012). Why Pharmacists Provide Drug Counseling [diakses 13 Oktober 2012]

  Bouvy, M.L., Dessing, R., dan Duchateau, F. (2011). White Paper on Pharmacy

  in the Netherlands . Hal. 5. [diakses 19 Agustus 2014]

  downloads/over-de-knmp/knmp-vereniging/beleid/Witboek_eng.pdf Byrd, G.D. (2002). Can The Profession of Pharmacy Serve As a Model For

  Health Informationist Professionals?. Journal of the Medical Library

  Association. 90(1): 68

• –75

Cheema, G.S., dan Rondinelli, D.A. (1983). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, . Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.

  Teori dan Aplikasi 101-102.

  Chisholm, M.A., Cobb, H., Duke, L., McDuffie, C., dan Kennedy, W.K. (2006).

  Instructional Design and Assessment: Development of an Instrument to Measure Professionalism. American Journal of Pharmaceutical Education. 70(4): Article 85. Chung, C.S. (2004). Trends in Community Pharmacy. Makalah disampaikan pada

  Seminar Peluang dan Tantangan Usaha Apotik terhadap Pelaksanaan Good Pharmacy Practice. 4 Maret 2004. Jakarta: Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia

  Cipole, R.J., Strand, L.M., dan Morley, P.C. (1998). Pharmaceutical Care

  Practice . New York: The McGraw-Hill Health Professions Devision. Hal 13.

  Cordina, M., Safta, V., Ciobanu, A., dan Sautenkova, N. (2008). An Assessment o f Community Pharmacists’ Attitudes Towards Professional Practice In The Republic Of Moldova. Pharmacy Practice. 6(1): 1-8.

  Dahlan, M.S. (2004). Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Uji Hipotesis

  dengan Menggunakan SPSS . Jakarta: PT Arkans. Hal. 17-19, 46-56, 61-121, 124-142.

  M., M.S. (2009). Improving Patient Understanding of Prescription Drug Label Instructions. Journal of General Internal Medicine.

  24(1): 57 –62. Ditjen Binfar dan Alkes. (2008). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

  Droege, M. (2003). The Role of Reflective Practice in Pharmacy. Education for

  Health . 1(16): 68 – 74.

  Dwiyanto, A. (2002). Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Editor: Solahuddin Kusumanegara. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 97-119. Edwards III, G.C. (1980). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 90-92. Elyarni, S.A. (2009). Profil Pelayanan Obat Keras Tanap Resep Dokter pada

  Apotek-Apotek di Kecamatan Medan Baru. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Erah, P.O., dan Nwazuoke, J.C. (2002). Identification of Standards for Pharmaceutical Care in Benin City. Trop J Pharm Research. 1(2): 55-66. FIP. (1997). Standards for Quality of Services: Good Pharmacy Practice. The Hague, The Netherlands: FIP G uidelines. September 1997. FIP. (1998). Good Pharmacy Practice (GPP) In Developing Countries. The Hague, The Netherlands: FIP G uidelines. September 1998. FIP. (2002). FIP Statement Of Professional Standards Continuing Professional The Hague, The Netherlands: FIP Statement, September Development. 2002.

  FIP. (2004). FIP Statement Of Professional Standards Codes Of Ethics For Pharmacists. The Hague, The Netherlands: FIP Statement. September 2004. Friedson. (1970). Sociology for Pharmacists: An Introduction. Edisi ke-2. Editor:

  Kevin Taylor, Sarah Nettleton, dan Geoffrey Harding. (2003). London: Taylor & Francis. Hal. 117. Ganjar, I.G. (2004). Format Baru Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sumatera

  Utara. 7 Desember 2004. Medan: Universitas Sumatera Utara. Gilbert dan Terna. (1999). dalam Maulana, I. (2005). Eksplorasi Fenomena Sosial dengan Pemodelan Berbasis Agen, Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi

  dan Komputasi serta Aplikasi . [diakses

  13 Oktober 2012]

  Ginting, A. (2009). Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek di Kota Medan Tahun 2008. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14470/1/09E00698.pdf

  Goode. (1960). Sociology for Pharmacists: An Introduction. Edisi ke-2. Editor: Kevin Taylor, Sarah Nettleton, dan Geoffrey Harding. (2003). London: Taylor & Francis. Hal. 114.

  Gracia. (2013). Profil Pemenuhan Standar Praktik Kefarmasian Beberapa Apotek di Kota Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Grindle, M.S. (1980). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

  Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 93. Gross, JE. (2003). Developing Conceptual Models for Monitoring Programs.

  NPS Inventory and Monitoring Program, 1201 Oak Ridge Drive, Ft Collins, CO, (970) 267-2111. [Diakses 10 Agustus 2014].

  Gubernur Sumut. (2012). Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

  No.188.44/674/KPTS/2012 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara .

  Putra, I.P.S Purbandika, I.D.M., Dewi, M.C.W., Wiryatini, N.M., dan

  Gunawan, R., ., Ali, K.T.

  (2011). Tingkat Kehadiran Apoteker serta Pembelian Obat Keras

  Tanpa Resep di Apotek . Karya Tulis Ilmiah. Mahasiswa Den Pasar: Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana. [Diakses 2 Maret 2013].

   Hammer, D.P., Mason, H.L., Chalmers, R.K., Popovich, N.G., dan Rupp, M.T.

  (2000). Development and Testing of an Instrument to Assess Behavioral Professionalism of Pharmacy Students. American Journal of Pharmaceutical Education. 64: 141-151. Hepler, C.D., dan Strand, L.M. (1990). Opportunities and responsibilities in Pharmaceutical Care. Am. J. Hosp. Pharm. 47: 533-543. Hermansyah, A., Sukorini, A.I., Setiawan, C.D., dan Priyandani, Y. (2012). The

  Conflicts Between Professional and Non-professional Work of Community Pharmacists In Indonesia. Pharmacy Practice. 10(1): 33-39. Hidayat, I. (2010). Tonggak Sejarah Fajar Kebangkitan Profesi Apoteker. [Di akses Maret 2013]

  Higby, G.J. (2002). The Continuing Evolution of American Pharmacy Practice, 1952-2002. Journal of the American Phamaceutical Association. 42(1): 12- 15.

  Hill, D. (2008). Blueprint for Pharmacy:The Vision for Pharmacy. Ottawa: Canadian Pharmacists Association. [diakses 25 April 2010]

  Howlett, M., dan Ramesh, M. (1995). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  Hal 104-105.

  a

  ISFI. (2009 ). Keputusan Kongres Nasional XVIII/2009 Ikatan Sarjana Farmasi

  Indonesia No.:006/Kongres XVIII/ISFI/2009 tentang Kode Etik Apoteker Indonesia.

8 Desember 2009. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.

  b

  ISFI. (2009 ). Keputusan Kongres Nasional XVIII/2009 Ikatan Sarjana Farmasi

  Indonesia No.:005/Kongres XVIII/ISFI/2009 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia.

   8 Desember 2009.

  Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.

  Kenreigh, C.A., dan Wagner, L.T. (2006). Pharmacists' Role in Healthcare Still Evolving. Medscape Pharmacists . [diakses

  12 April 2012] Kelly, W.N. (2002). Pharmacy: What It Is and How It Works. New York: CRC Press LLC. Hal. 2-3. Koencoro, T. (2007). Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal. 5. Kusumanegara, S. (2010). Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik.

  Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 97-119. Langley, G.J., Nolan, K., Norman, C.L., dan Provovost, L.P. (1996). The

  Improvement Guide: A Practical Aproach to Enhanceing Organizational Performance. San Francisco: Jossey-Bass. Dalam: Regulasi Kesehatan di Indonesia . Editor: Tjahyono Koentjoro. Yogyakarta: CV Andi Offset. Hal.

  28. Langley, CA., dan Belcher, D. (2008). Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London: Pharmaceutical Press. Hal. 15. Larson, L.N., Rovers, J.P., dan MacKeigan, L.D. (2002). Patient Satisfaction With Pharmaceutical Care: Update of a Validated Instrument. J Am Pharm Assoc. 42: 44-50.

  Lester, J.P., dan Stewart, J.J. (2000). Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan

  Publik . Editor: Solahuddin Kusumanegara. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Hal. 97-119.

  Manley, P. N., W. J. Zielinski, C. M. Stuart, J. J. Keane, A. J. Lind, C. Brown, B.

  L. Plymale, dan C. O. Napper. (2000). Monitoring ecosystems in the Sierra Nevada: The conceptual model foundations. Environmental Monitoring and Assessment . 64:139-152.

  Maitreemit, P., Pongcharoensuk, P., Kapol, N., dan Armstrong, E.P. (2008).

  Pharmacist Perceptions of New Competency Standards. Pharmacy Practice. 6(3): 113-120.

  Marshall, T.H. (1939). Remington: The Science and Practice of Pharmacy. Edisi ke-21 . Editor: A.F. Genaro. Philadelphia: Lippincott Eilliams&Wilkins.

  Hal.21 Maulana, I. (2005). Eksplorasi Fenomena Sosial dengan Pemodelan Berbasis

  Agen, Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi serta

  Aplikasi . Hal. 85-90. [diakses 13 Oktober 2012]

   Mazmanian, D.A., dan Sabatier, PA. (1983). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi . Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.

  94-99. MCPA. (2013). Dispensing Separation. Malaysian Community Pharmacist

  Association . [diakses

  14 April 2013] Menkes RI. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1202/Menkes/

  SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat . Hal. 20.

  Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Menkes RI. (2004). Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

  a

  Menkes RI. (2011 ). Permenkes RI No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang

  Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. b

  Menkes RI. (2011 ). Permenkes RI No.1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

  c Menkes RI. (2011 ). Permenkes RI No.028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik.

  Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Meter, D.S.V., dan Horn, C.E.V. (1975). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi . Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.

  99-101. Moss, F., dan Barrach, P. (2002). Decision Support and Safety of Clinical Environment. Quality and Safety in Health Care. 11(1). Dalam Regulasi

  Kesehatan di Indonesia . Editor: Koentjoro, T. Yogyakarta: CV Andi Offset: Hal. 25.

  Parsons. (1939). Sociology for Pharmacists: An Introduction, Edisi ke-2. Editor: Kevin Taylor, Sarah Nettleton, dan Geoffrey Harding. (2003). London: Taylor & Francis. Hal. 114.

  Patra, K., Nawawi, H.A., dan Sirait, M. (1985). Gema Peraturan Pemerintah

  Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Apotek Lewat Catatan Mass Media . Jakarta: PT AKA. Hal. 270-271.

  PD IAI Sumut. (2013). Surat Edaran PD IAI Sumut No.121/PD.IAI/SUMUT/ . Medan: Ikatan Apoteker

  III/2013 perihal Imbalan Minimum Bulanan Indonesia. a

  Pemerintah RI. (1953 ). Undang-undang RI No.3 Tahun 1953 tentang Pembukaan

  Apotik. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1953 No.18. b

  Pemerintah RI. (1953 ). Undang-undang RI No.4 Tahun 1953 tentang Apotik Darurat. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Menteri Kehakiman. Pemerintah RI. (1963). Undang-undang RI No.7 Tahun 1963 tentang Farmasi.

  Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1963 No. 81. Pemerintah RI. (1992). Undang-undang RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

  Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1992 No. 100. Pemerintah RI. (2009). Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

  Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 2009 No. 144. Peppard, J., dan Rowland, P. (1995). The Essence of Business Process Re-

  Engineering. Edisi ke-1. New Jersey: Prentice Hall. Dalam: Regulasi

  Kesehatan di Indonesia . Editor: Tjahyono Koentjoro. Yogyakarta: CV Andi Offset: Hal. 33.

  Peterson, A.M. (2004). Managing Pharmacy Practice: Principles, Strategies, and Systems. New York : CRC Press LLC. Hal. 40. Pisano, D.J. (2003). Essentials of Pharmacy Law. New York: CRC Press LLC.

  Hal. 6. Presiden RI. (1962). Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1962, tentang Lafal

  Sumpah/Janji Apoteker. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1962 No. 69.

  Presiden RI. (1965), Peraturan Pemerintah RI No.26 Tahun 1965 tentang Apotik.

  Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1965 No. 44. Presiden RI. (1980). Peraturan Pemerintah RI No.25 Tahun 1980 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotik.

  Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3169. Presiden RI. (1988). Peraturan Pemerintah RI No.1 Tahun 1988 tentang Masa Pemerintahan Negara RI.

  Bakti Dan Praktek Dokter Dan Dokter Gigi.

  Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 1988 No. 3366. Presiden RI. (2000). Peraturan Pemerintah RI No.102 tahun 2000 tentang

  Standardisasi Nasional. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 2000 No. 1999.

  Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang

  Pekerjaan Kefarmasian. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran Negara RI tahun 2009 No. 124.

  Purwanti, A., Harianto, dan Supardi, S . (2004). Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003. Majalah Ilmu 1(2): 102-115.

  Kefarmasian.

  Rahim, N., dan Usmani, S. (2012). Physicians’ Opinion About the Role of Pharmacist in the Health Care System of Pakistan. International Journal of Pharmacy Teaching & Practices. 3(2): 257-260.

  Rappaport, H.M. (2002). A Payment Paradigm for Pharmaceutical Care. The . 36: 721-725.

  Annals of Pharmacotherapy

  Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta. Hal. 25-26. Rigby, D. (2010). Collaboration Between Doctors and Pharmacists in The

  Community. Australian Prescriber. 33(6): 191 –193. Sakthong, P. (2007). Comparative Analysis Of Pharmaceutical Care and Traditional Dispensing Role of Pharmacy. Thai J. Pharm. Sci. 31: 100-104.

  Salam, B. (1997). Etika Sosial: Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Renika Cipta. Hal. 137-144. Saryono. (2010) Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan.

  Yogyakarta: Mulia Medika. Hal. 102-123. Schroeder, P. (1994). Improving Quality and Performance: Concepts, Program, and Techniqurs. St Louis: Missour: Mosby-Year Book. Dalam: Regulasi

  Kesehatan di Indonesia . Editor: Tjahyono Koentjoro. (2007). Yogyakarta: CV Andi Offset. Hal. 25.

  Singarimbun, M., dan Effendi, S. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES. Hal. 3-14, 122-146. Siregar, S. (2008). Tujuhpuluh Persen Apoteker Tidak Berada di Apotek. Medan: Harian Waspada.

  31 Mei 2008. Siregar, S. (2011). Statistik Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan

  . Cetakan ke-2. Jakarta: Penerbit

  Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Rajawali Pers. Hal. 127-150, 161-220.

  Sorensen, T.D., dan Biebighauser, S.M. (2003) Pharmaceutical Care Leadership: An Innovative Pharmacy Practice Residency Model. Journal of the American Pharmacists Association. (43)4: 527-532.

  Strand, L.M. (1995). Designing a Pharmaceutical Care Curriculum. American . 59: 113-125.

  Journal of Pharmaceutical Education Subarsono. (2009). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 87-109. Sudarman, M. (2008). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Merdeka. Hal. 124.

  Supriadi. (2008). Kriminalisasi-Dispensing Obat.

   [diakses 14 Oktober 2012]

   Taylor, K., Nettleton, S., dan Harding, G. (2003). Sociology for Pharmacists: An Introduction, Edisi ke-2. London: Taylor & Francis. Hal. 114-115.

  Timmerman, K. (2003). Pharmaceutical Care and Community Pharmacy in The _.

  Netherlands Makalah pada Lokakarya Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. 15 Oktober 2003. Jakarta: Pusdiklat Depkes RI.

  Waterfield, J. (2008). Community Pharmacy Handbook. London: Pharmaceutical Press. Hal. 2, 29, 90, 104-105. Weimer, D.L., dan Vining, A.R. (1999). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi . Editor: Subarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 103-104. Welch, HG. (Ed). (2002). The Role of Pharmacists in Clinical Care: Where Do We Go from Here? Effective Clinical Practice. 5 (2): 92-94. WHO. (1994). The Role of The Pharmacist. Tokyo: Report of A WHO Meeting.

  Hal. 9-10 WHO. (1996). Good Pharmacy Practice (GPP) In Community and Hospital

  Pharmacy Settings. Geneva: WHO/PHJARM/DAP/96.1

  Wiryanto. (2003). Profil Pelayanan Farmasi di Apotik: Studi Kasus di Sebuah

  Apotik Di Kota Medan. Makalah disampaikan pada Pertemuan Tahunan

  ISFI: Profesi Farmasis di Era Abad 21, 16-18 Oktober 2003. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia

  Wiryanto. (2009). Kompetensi Apoteker dan Profil Pelayanan Kefarmasian di

  Apotek Pasca PUKA Di Kota Medan. Makalah disampaikan pada Kongres Ilmiah ISFI XVII, 7-8 Desember 2009. Jakarta: Kongres Ilmiah ISFI.

  Wiryanto. (2010). Peluang Penerapan PP 51 Terkait Titik Impas: Studi Kasus di

  Apotek Farma Nusantara Medan, Makalah disampaikan pada Kongres Ilmiah ISFI XVIII, 10-12 Desember 2010. Makassar: Kongres Ilmiah ISFI.

  Wledenmayer, K., Summers, R.S., Mackie, C.A., Gous, A.G.S., Everard, M., dan Tromp, D. (2006). Developing Pharmacy Practice: A Focus on Patient Care . Geneva: WHO-FIP Handbook. Hal. 68.