Kinerja Keuangan Klub Klub Sepak Bola di

ISBN. 9786027495425

Membangun Penelitian Terapan Berbasis Inovasi dan Sinergi antara
Pendidikan Tinggi Vokasi (UNISTA) Industri serta Pemerintah
menuju Indonesia yang Unggul
Gedung Pasca Sarjana Lt.3 , Kampus Universitas Udayana,
Denpasar, Bali, 9 Februari 2017

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA
Bekerjasama dengan
FORUM PENDIDIKAN TINGGI VOKASI INDONESIA
dan
UNIVERSITAS UDAYANA

Prosiding Seminar Nasional FPTVI 2017
Penulis :
Panitia Seminar Nasional FPTVI 2017
ISBN:
9786027495425
Editor:
Deni Danial Kesa,Ph.D (Universitas Indonesia)

Administrasi dan Tata Letak:
Widyosuwasto, S.Sos
Nara Pangestika Vidyani
Reviewer :
Prof. Dr.Ir. Sigit P Hadiwardoyo,DEA (Universitas Indonesia)
Prof.Dr.Retna Apsari,M.Si (Universitas Airlangga)
Prof.Dr.Suharno (Universitas Lampung)
Dr.M.Bruri Triono,M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Muh.Khairudin,MT,Ph.D (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr.Drs D.Iwan Riswandi,SE,MS (Institut Pertanian Bogor)
Wikan Sakarinto,ST,M.Sc,Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Ir Antoni Sihombing,MPD,Ph.D (Universitas Indonesia)
Dr.Ir Darmawan Octo Sucipto,M.Si (Universitas Brawijaya)
Dr. Putu Saroyini Piartini,MM., Ak (Universitas Udayana)
Dr.Ir Wawan Oktariza, MS (Institut Pertanian Bogor)
Dr.Machsus ST,MT (Institut Teknologi Surabaya)
Dr.Agus Purwanto,M.Si.Akt,CA (Universitas Diponegoro)
Dr Rita Komaladewi,SP,MM (Universitas Padjadjaran)

Penerbit:

Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Bekerjasama dengan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Universitas
Udayana
Redaksi:
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : semnas.fptvi@gmail.com

ii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Distributor Tunggal :
Seminar Nasional FPTVI 2017
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480

Email : sekretariat@forum-vokasi.id
Cetakan pertama, Mei 2017
Hak Cipta dilindungi Undang Undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit.

iii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

KINERJA KEUANGAN KLUB-KLUB SEPAK BOLA
DI LIGA INGGRIS
1)

Huda Aulia Rahman
Akademi Akuntansi Bina Insani
2)
Lucia Ari Diyani
Akademi Akuntansi Bina Insani
Bekasi, Indonesia
Email: hudaauliarahman@gmail.com
Abstract

This research aims to analyze the financial performance of English football Clubs. This
research examined six biggest football clubs in Premier League: Arsenal, Chelsea,
Liverpool, Manchester City, Manchester United, and Tottenham Hotspur. The financial
performance of football clubs are measured using financial ratios that can be applied to the
football industry. In addition to financial ratio analysis, this research also using Altman’s ZScore Modification method to analyze the potential bankruptcy of the clubs. The results of
this research conclude that Arsenal is a football club with the best financial performance in
the Premier League, especially in liquidation ratio and the ability to manage the finances to
buy the football players. Liverpool is a club with the worst financial performance, in terms of
both financial ratios and Altman’s Z-Score. Before making a decision to invest in a football
club, investors need to evaluate the financial condition of the football clubs based on
financial ratio and the z-score of the clubs.
Keywords: altman’s z-score, financial performance, financial ratio, football club
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan klub-klub sepak bola yang
berkompetisi di Liga Primer Inggris. Objek yang diteliti yaitu enam klub sepak bola terbesar
di Liga Primer Inggris yaitu Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester
United, dan Tottenham Hotspur. Kinerja keuangan klub sepak bola diukur menggunakan
indikator rasio keuangan yang dapat diterapkan pada industri sepak bola. Selain analisis rasio
keuangan, penelitian ini juga menggunakan metode Altman Z-Score modifikasi untuk melihat
potensi kebangkrutan klub sepak bola. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Arsenal
merupakan klub sepak bola dengan kinerja keuangan terbaik di Liga Primer Inggris,

khususnya dalam rasio likuidasi serta kemampuan mengelola keuangannya dalam pembelian
pemain sepak bola. Liverpool merupakan klub dengan kinerja keuangan terburuk di antara
semua klub baik dari segi rasio keuangan maupun nilai Z. Sebelum melakukan keputusan
investasi terhadap klub sepak bola, investor perlu meninjau kondisi keuangan klub sepak bola
berdasarkan rasio keuangan serta nilai z klub tersebut.
Kata Kunci: altman z-score, kinerja keuangan, rasio keuangan, klub sepak bola

611 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

I. PENDAHULUAN
Perkembangan industri sepak bola telah semakin pesat. Survey yang dilakukan oleh
Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2007 menunjukkan
bahwa sepak bola dimainkan oleh 270 juta orang di seluruh dunia. Survey yang dilakukan
oleh FIFA menegaskan bahwa sepak bola merupakan olahraga yang paling diminati di dunia.
Industri sepak bola semakin berkembang terutama di Eropa, sehingga berdampak pada
pendapatan yang diperoleh klub-klub sepak bola Eropa. Industri sepak di Eropa telah
berkembang pesat sehingga memiliki nilai jual di seluruh dunia, sehingga proses bisnis dari
sebuah klub sepak bola menjadi semakin rumit dan kompleks (Hidayat, 2010). Klub sepak
bola meningkatkan fokusnya pada nilai jual brand mereka, bukan hanya performa mereka di
dalam pertandingan (Andrews, 2015:14). Statistik Football 50 2016 yang dirilis oleh Brand

Finance mengungkapkan bahwa Liga Inggris merupakan liga dengan nilai brand tertinggi
pada tahun 2016. Rohde dan Breuer (2016) mengemukakan bahwa “Europe’s elite football
clubs are peculiar due to their superior revenues, but they have also been attributed to be
particularly influenced by money-injecting private investors and to benefit from their brands
achieving global reach”.
Pendapatan klub sepak bola berasal dari tiga sumber utama: Pendapatan komersial,
penjualan hak siar, serta penjualan tiket pertandingan (Haryoprasetyo dan Kiswara, 2013).
Menurut Aditya (2016) dalam laman detik.com, Liga Inggris merupakan liga dengan nilai hak
siar tertinggi. Reputasi Liga Inggris sebagai liga terbaik di dunia menuntut semua klub
mengeluarkan banyak uang untuk memperkuat timnya. Pengeluaran klub sepak bola yang
cukup besar terkadang memaksa klub untuk banyak berutang. Klub yang tidak mampu
mengelola utangnya berisiko mengalami kesulitan keuangan. Dalam bisnis sepak bola,
terjadinya kebangkrutan pada klub sepak bola kerap terjadi. Menurut Dendy (2015) dalam
laman panditfootball.com, klub-klub sepak bola yang mengalami kebangkrutan diantaranya
lima klub asal Italia yaitu Fiorentina (2002), Napoli (2004), AC Siena (2014), dan Parma
(2015). Di Skotlandia, klub yang mengalami kebangkrutan adalah Glasgow Rangers pada
tahun 2012. Sedangkan di Liga Inggris, kasus kebangkrutan klub yang terbaru adalah
bangkrutnya klub Porsmouth pada tahun 2010.
Klub sepak bola sama seperti perusahaan pada umumnya, diwajibkan untuk
melaporkan keuangannya. FIFA (2008) dalam Club Licensing Regulations mengemukakan

bahwa klub sepak bola harus menerapkan prinsip akuntansi sesuai dengan standar yang
berlaku. Standar akuntansi tidak membahas Industri sepak bola secara khusus, oleh karena itu
klub sepak bola harus menentukan dan mengadopsi standar yang dapat digunakan dan
diterapkan (Pranata dan Supatmi, 2014).
Kulikova dan Goshunova (2014) mengemukakan bahwa:
“Introduction of national accounting standard FRS 10 ‘Intangible assets and a goodwill’ in
December, 1997 significantly changed further accounting practice of English football clubs,
demanding from them to follow accounting policy on capitalization of costs of players’

612 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

registrations as intangible assets and their subsequent depreciation during the period of the
labor contract signed with football player”.
Pemain sepak bola merupakan aset yang paling penting dan paling berharga bagi klub
sepak bola. Pemain sepak bola yang kompeten dapat mengangkat pamor dan prestasi klub
sepak bola sehingga dapat mempengaruhi kinerja suatu klub sepak bola. Devi (2004)
berpendapat bahwa football player adalah aset yang paling berharga bagi klub, dan aset
tersebut harus terdapat di laporan balance sheet klub sepak bola. Pemain sepak bola dapat
diakui sebagai aset tidak berwujud apabila memenuhi kriteria aset tidak berwujud. Kriteria
tersebut menurut IAS 38 yaitu: (1) aset kemungkinan akan memberi manfaat ekonomi di

masa depan bagi entitas, dan (2) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Keuntungan yang didapatkan dari pemain merupakan sesuatu yang intangible, yaitu berupa
kontribusi atau jasanya dalam mengantarkan kesuksesan bagi klub (Devi, 2004). Ketika
kontrak pemain sepak bola telah habis atau pemain tersebut dijual ke klub lain, maka nilai
kontrak pemain tersebut harus dihapus dari balance sheet (Pranata dan Supatmi, 2014)
Penelitian mengenai akuntansi pada klub sepak bola telah beberapa kali dilakukan,
namun penelitian mengenai kinerja keuangan klub sepak bola secara keseluruhan masih
sangat jarang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan klub-klub sepak bola
di Liga Inggris periode 2011-2015 secara keseluruhan menggunakan 17 rasio serta model
Altman Z-Score modifikasi untuk menilai potensi kebangkrutan klub-klub sepak bola yang
menjadi objek penelitian. Rasio yang digunakan mengacu pada penelitian Pranata & Supatmi
(2014), Amir & Livne (2005), Hidayat (2010), serta rasio yang belum pernah digunakan pada
penelitian sebelumnya.
II. KERANGKA TEORITIS
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran atas kondisi keuangan pada suatu periode
tertentu. Kinerja keuangan menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
yang dapat diukur menggunakan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas
(Jumingan, 2014). Melalui analisis komprehensif dan kritis pada seluruh unsur dari laporan
keuangan, maka diharapkan diperolehnya hasil kesimpulan serta rekomendasi yang maksimal
dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan (Fahmi, 2014).

Metode analisis Z-Score merupakan metode untuk memprediksi kebangkrutan. Metode
ini dibuat oleh Edward I. Altman pada tahun 1968. Metode Z-Score menggunakan rasio-rasio
tertentu untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan (Nugroho dan Mawardi, 2012:2).
Analisis Z-Score berfungsi meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan
menjumlahkan nilai dari beberapa rasio kemudian dimasukan dalam suatu persamaan
diskriminan (Gamayuni, 2011).
Georgievski dan Zeger (2016) mengemukakan bahwa:
Increased spending by English football clubs can lead to a financial crisis, which will
deteriorate the English football. In the past few years owners of smaller Premier league clubs

613 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

have requested salary caps insofar as excessive spending that in previous years have seen
players turned into millionaires will is not sustainable”.
Gerritsen (2015:1) mengungkapkan bahwa:
“As financial ratios are key indicators of a business performance, different bankruptcy
prediction models have been developed to forecast the likelihood of bankruptcy. Because
bankruptcy prediction models are based on specific industries, samples and periods it
remains a challenge to predict with a high accuracy rate in other settings”.
Menurut Beech, et al (2010:242-245), terdapat lima tipe keadaan bangkrut pada klub

sepak bola di Liga Inggris, diantaranya:
a.

Klub yang terdegradasi dari divisi utama.
Apabila sebuah klub sepak bola terdegradasi ke kompetisi yang lebih rendah,
maka klub tersebut akan membayar biaya degradasi. Degradasi juga membuat
pendapatan klub berkurang secara drastis, terutama pendapatan atas hak siar.

b.

Klub yang tidak mampu membayar pajak
Klub sepak bola sama seperti perusahaan pada umumnya, wajib membayar pajak
kepada pemerintah. Pajak yang dibayarkan klub sepak bola di Inggris cukup besar,
karena itu cukup banyak klub sepak bola yang melalaikan kewajiban pajaknya.

c.

Klub dengan utang yang besar
Klub yang tidak solvabel karena utangnya sangat besar berpotensi mengalami
kebangkrutan. Apabila klub sudah tidak solvabel, maka munculnya investor yang

mampu menyelamatkan klub dari kebangkrutan sangatlah diharapkan. Contohnya
adalah saat Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea pada tahun 2003.

d.

Klub yang kehilangan hak kepemilikan atas stadionnya
Stadion sepak bola merupakan dasar stabilitas keuangan klub sepak bola. Klub
yang terpaksa menjual stadionnya karena utang akan kesulitan untuk memperbaiki
finansialnya di masa yang akan mendatang.

e.

Klub yang mengalami kasus kepailitan lebih dari satu kali
Klub yang pernah mengalami kesulitan keuangan akan berada dalam posisi
dimana klub tersebut rentan mengalami kasus yang serupa.
III. METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik Studi Pustaka. Laporan keuangan klub
sepak bola diakses dari situs resmi massing-massing klub serta www.companycheck.co.uk.
Data transfer pemain sepak bola diakses dari situs www.transferleague.co.uk. Laporan
keuangan yang diteliti adalah laporan keuangan periode 2011-2015. Pemilihan objek yang
diteliti menggunakan metode random purposive sampling dengan kriteria: (1) klub secara
konsisten berkompetisi di divisi utama Liga Inggris atau klub yang tidak pernah terdegradasi

614 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

pada season 2011-2015, (2) klub menerbitkan laporan keuangan secara rinci pada periode
2011-2015, serta (3) klub memiliki rata-rata sales turnover di atas £150.000.000 selama
periode 2011-2015. Dari 20 klub yang berkompetisi di divisi Liga Inggris, klub-klub yang
memenuhi kriteria sebagai objek penelitian yaitu (1) Arsenal, (2) Chelsea, (3) Liverpool, (4)
Manchester City, (5) Manchester United, dan (6) Tottenham Hotspur.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
rasio keuangan yang mengacu pada penelitian Pranata dan Supatmi (2014). Rasio yang
digunakan adalah 9 rasio keuangan yang difokuskan pada industri sepak bola yang
sebelumnya telah digunakan pada penelitian Pranata & Supatmi (2014) dan Amir & Livne
yaitu: (1) Operating Profit Before Transfer Fees Ratio, (2) Current Wages Ratio, (3) Total
Asset to Total Sales Ratio, (4) Investment in Player Contracts, (5) Cash Received from
Selling Player Contracts, (6) Net Investment in Player Contracts, (7) Adjusted Leverage, (8)
Contract Amortization Rate, dan (9) Intangible Intensity; 3 Rasio terkait aset yang
sebelumnya digunakan pada penelitian Pranata dan Supatmi (2014) dan Hidayat (2010) yaitu
(1) Current Ratio, (2) Assets Turnover, dan (3) Return on Total Asset.
Selain 12 rasio keuangan yang mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya,
peneliti menambahkan Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio untuk
mengukur kemampuan klub dalam membayar seluruh kewajibannya, rasio profitabilitas
berupa Net Profit Margin dan Return on Equity untuk mengukur profitabilitas klub sepak
bola, serta rasio likuiditas berupa Working Capital to Total Asset. Peneliti juga menggunakan
metode Altman Z-Score modifikasi untuk menilai potensi kebangkrutan klub sepak bola.
IV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN
Simpulan
1) Arsenal dan Manchester City merupakan klub dengan tingkat likuiditas terbaik,
sedangkan Liverpool dan Tottenham Hotspur merupakan dua klub dengan kemampuan
likuiditas terburuk. Hal ini dapat dilihat di tabel 1 dan tabel 2.
2) Manchester City merupakan klub dengan rasio solvabilitas terbaik. Sedangkan klub
dengan rasio solvabilitas terburuk adalah Liverpool, yang dapat dilihat di tabel 3, 4, dan
5.
3) Manchester United merupakan klub sepak bola yang paling profitable, sedangkan
Liverpool serta Manchester City merupakan klub dengan kinerja terburuk dalam
menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat di tabel 6, 7, dan 8, dan 9.
4) Perputaran aset Liverpool merupakan yang terbaik diantara keenam klub, sedangkan
yang terburuk adalah Manchester United. Hal ini dapat dilihat di tabel 10.
5) Manchester United merupakan klub yang paling banyak menginvestasikan penjualan
tahun sebelumnya pada aset, sedangkan Liverpool merupakan klub yang paling sedikit

615 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

menginvestasikan penjualan tahun sebelumnya pada aset. Hal ini dapat dilihat di tabel
11.
6) Arsenal dan Manchester United merupakan klub yang paling jarang melakukan
pembelian pemain, sedangkan Chelsea dan Manchester City merupakan klub yang paling
sering membeli pemain. Tottenham Hotspur merupakan klub dengan penghasilan
terbesar atas penjualan pemainnya, sedangkan Manchester United merupakan klub yang
paling jarang melepas pemainnya. Liverpool merupakan satu-satunya klub dimana
kontrak pemain sepak bola merupakan aset terbesarnya. Rasio yang berhubungan dengan
pemain sepak bola dapat dilihat di tabel 12, 13, 14, 15, 16, dan 17.
7) Arsenal merupakan klub dengan nilai Z terbaik di antara keenam klub. Nilai Z Arsenal
tidak pernah berada di posisi berpotensi bangkrut pada periode 2011-2015. Sedangkan
klub dengan nilai Z terburuk adalah Chelsea dan Liverpool karena nilai Z kedua klub
tersebut merupakan yang terendah serta berpotensi bangkrut pada periode 2011-2015.
Hal ini dapat dilihat di tabel 18, 19, 20, 21, 22, dan 23.
Secara keseluruhan, Arsenal merupakan klub dengan kinerja keuangan terbaik di Liga
Inggris, khususnya dalam hal likuiditas serta kemampuan mengelola keuangannya dalam
pembelian pemain sepak bola. Nilai Z Arsenal juga merupakan yang terbaik diantara keenam
klub. Sedangkan Liverpool merupakan klub dengan kinerja terburuk baik dari segi rasio
keuangan maupun dari Z-Score-nya.
Implikasi
Klub-klub elit Eropa pada kenyataannya sangat jarang mengalami kebangkrutan
walaupun memiliki nilai Z yang berpotensi bangkrut. Andreff (2015) mengemukakan bahwa
“The team can be granted credit by banks whatever its deficit, debt, and insolvency”.
Andreff (2015) juga mengemukakan bahwa investasi klub sepak bola tidak berdasarkan pada
retained earnings yang dihasilkan. Apabila investasi klub dibatasi oleh jumlah keuntungan
yang diperoleh, maka klub akan kesulitan dalam mengelola anggarannya. Banyak klub sepak
bola Eropa yang berpotensi mengalami kebangkrutan karena berbagai faktor, namun klub
selalu menemukan solusi untuk mengatasinya melalui dukungan dari bank, perusahaan TV,
sponsor, dan sebagainya. Sepak bola di Eropa tidak selalu soal profit, karena kepemilikan
atas klub sepak bola merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para investor yang terjun ke
bisnis sepak bola.
Pemain sepak bola merupakan unsur yang dominan dalam laporan keuangan klub sepak
bola. Beberapa klub sering mengalami kerugian setiap tahunnya, salah satunya akibat
pembelian pemain-pemain yang sangat mahal. Alangkah baiknya apabila manajemen klub
melakukan pembelian pemain sesuai dengan kebutuhan klub serta meninjau kembali keadaan
finansial klub sebelum melakukan pembelian pemain. Klub dapat memilih pemain dengan
harga yang rasional apabila keadaan finansial klub berada di posisi yang kurang baik.

616 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu serta data. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini hanyalah klub yang merupakan klub-klub besar Liga Inggris atau dikenal
sebagai The Big Six English Premier League, serta laporan keuangan klub sepak bola yang
diteliti hanya laporan keuangan periode 2011-2015. Dalam kompetisi sepak bola terdapat
sistem degradasi dan promosi. Apabila klub terdegradasi, maka klub akan berkompetisi di
kancah yang lebih rendah. Klub-klub besar yang dipilih dalam penelitian ini merupakan klub
yang tidak pernah terdegradasi pada periode 2011-2015, sehingga kinerja keuangan antar
klub layak untuk dibandingkan.
REFERENSI
Aditya, Frasetya Vady. 2016. Hak Siar, Durian Runtuh Premier League.
(http://www.detik.com/sepakbola/pandit/3266546/hak-siar-durian-runtuh-premierleague). Diakses pada 10 Januari 2017.
Amir, Eli., & Gilad Livne. 2005. “Accounting, Valuation and Duration of Football Player
Contracts”. Journal of Business Finance & Accounting. Vol 32 (3) & (4), April/May
2005, 0306-686X.
Andreff, Wladimir. 2015. “An Attempt at Disequilibrium Modeling a Team Sports League”.
Disequilibrium Sports Economics: Competitive Imbalance and Budget Constraints.
London: Edward Elgar Publishing Limited.
Andrews, Matt. 2015. “Being Special: The Rise of Super Clubs in European Football”.
Dalam Center for International Development, Harvard University, Working Paper No.
299, January 2015.
Arsenal Football Club. (http://www.arsenal.com). Diakses pada 11 Januari 2017.
Beech, J., Horsman, S.J.L, and Magraw, J. 2010. “Insolvency Events Among English
Football Clubs”. International Journal of Sports Marketing & Sponsorship. Vol. 11
(3): 236-249.
Brand Finance. 2016. Brand Finance Football 50 2016: The Annual Report on the World’s
Most Valuable Football Brands. (http://brandfinance.com). Diakses Pada 11 Januari
2017.
Chelsea Football Club. (http://chelseafc.com). Diakses pada 11 Januari 2017.
Dendy,

Ludwika.
2015.
Kesebelasan-kesebelasan
Yang
Pernah
Bangkrut.
(panditfootball.com/infografis/171981/kesebelasan-kesebelasan-yang-pernahbangkrut). Diakses pada 10 Desember 2017.

617 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Devi, Astri Prima. 2004. “Akuntansi Untuk Pemain Sepak Bola”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Departemen Akuntansi FEUI, Vol.1, hal 38-53.
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
FIFA. 2008. Club Licensing Regulation. (http://www.fifa.com). Diakses pada 11 Januari
2017.
Gamayuni, Rindu Rika. 2011. “Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat Untuk
Memprediksi Kebangkutan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI)”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16, No. 2, Juli-Desember 2011.
Georgievski, Bojan., & Slavica Zeger. 2016. “Is English Football Facing a Financial Crisis,
or are We Only Missing Better Regulation?”. Journal of Tourism, Hospitality and
Sports. Vol.18, 2016.
Gerritsen, Patrick. 2015. “Accuracy Rate of Bankruptcy Prediction Models for the Dutch
Professional Football Industry”. Thesis: University of Twente.
Haryoprasetyo, Riza., & Endang Kiswara. 2013. “Analisis Kinerja Finansial Klub Sepakbola
Profesional: Studi Kasus Pada Manchester United PLC”. Diponegoro Journal of
Accounting. Vol 2, No. 3, Tahun 2013, Hal 1-8.
Hidayat, Rokhmat Taufiq. 2010. “Analisis Atas Laporan Keuangan Klub Sepak Bola: Studi
Pada Klub Arsenal, Juventus dan Barcelona”. Jakarta: Tesis Universitas Indonesia.
International Accounting Standard Board. 2004. International Accounting Standard No.38:
Intangible Assets.
Kulikova, L I., & Goshunova A V. 2014. “Human Capital Accounting in Professional Sport:
Evidence from Youth Professional Football”. Mediterranean Journal of Social
Science. MCSER Publishing, Vol 5, No 24, November 2014.
Jumingan. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kunz, Matthias. 2007. “265 Million Playing Football”. Dalam Majalah FIFA. Hlm 10-15.
Zurich: FIFA.
Liverpool Football Club. (www.liverpoolfc.com). Diakses pada 11 Januari 2017.
Manchester City Football Club. (www.mancity.com). Diakses pada 11 Januari 2017.
Manchester United Football Club. (www.manutd.com). Diakses pada 11 Januari 2017.

618 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Nugroho, Mokhamad Iqbal Dwi., dan Wisnu Mawardi. 2012. “Analisis Prediksi Financial
Distress Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi 1995 (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di Indonesia Tahun 2008 sampai
dengan Tahun 2010)”. Diponegoro Journal of Management. Vol. 1, No. 1, Tahun
2012, Hal 2-11.
Pranata, Elvina Chandra., & Supatmi. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Klub Sepak
Bola (Studi Kasus Pada Arsenal, Tottenham Hotspur, Dan Everton)”. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis. Vol. XVII, No. 2, Agustus 2014.
Rohde, Marc & Christoph Breuer. 2016. “Europe’s Elite Football: Financial Growth,
Sporting Success, Transfer Investment, and Private Majority Investors”. International
Journal o f Financial Studies. 2016, 4, 12.
Tottenham Hotspur Football Club. (http://www.tottenhamhotspur.com). Diakses pada 11
Januari 2017. (http://companycheck.co.uk). Diakses pada 11 Januari 2017.
(http://www.transferleague.co.uk). Diakses pada 11 Januari 2017.

LAMPIRAN
Tabel 1 Current Ratio
(Current Asset/Current Liabilities)
2011
2012
2013
2014
171,20% 172,52% 176,98% 144,39%
40,77%
47,28%
68,23%
93,78%
37,33%
52,21%
30,25%
31,34%

Klub
Arsenal
Chelsea
Liverpool
Manchester
55,13%
90,41%
189,71% 168,25%
City
Manchester
81,99%
64,62%
68,65%
63,46%
United
Tottenham
34,03%
29,69%
24,65%
56,56%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub
Arsenal
Chelsea
Liverpool
Manchester
City
Manchester
United
Tottenham
Hotspur

2015
118,10%
86,77%
48,58%

Rata-rata
156,64%
67,37%
39,94%

223,30%

145,36%

74,06%

70,56%

33,57%

35,70%

Tabel 2 Working Capital to Total Asset
(Current Asset-Current Liabilities/Total Asset)
2011
2012
2013
2014
2015
13,09%
13,75%
14,64%
10,80%
5,39%
-24,36%
-17,32% -10,16%
-1,84%
-3,77%
-42,43%
-24,10% -54,99% -54,70% -32,69%

Rata-rata
11,53%
-11,49%
-41,78%

-11,49%

-1,93%

14,77%

11,58%

17,33%

6,05%

-4,45%

-8,57%

-6,67%

-9,07%

-6,45%

-7,04%

-26,87%

-31,14%

-33,90%

-16,82%

-27,97%

-27,34%

619 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 3 Adjusted Leverage
(Total Liabilities/Total Assets)
2012
2013
2014
61,14%
61,52%
62,78%
42,40%
38,02%
35,32%
97,66% 119,36% 119,60%
40,16%
32,93%
26,13%

Klub
2011
Arsenal
62,43%
Chelsea
74,77%
Liverpool
83,29%
Man. City
47,48%
Man.
78,33%
75,18%
59,94%
58,98%
United
Tottenha
m
72,09%
72,70%
71,21%
58,20%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub
Arsenal
Chelsea

2011
166,18%
296,35%

Liverpool

498,58%

Tabel 4 Debt to Equity Ratio
(Total Liabilities/Total Equity)
2012
2013
2014
157,31% 159.90% 168,70%
73,60%
61,33%
54,62%
4167,57%
616,51% 610,10%

Manchester
90,39%
67,10%
49,09%
35,38%
City
Manchester
361,47% 302,88% 149,65% 143,80%
United
Tottenham
258,32% 266,32% 247,29% 139,21%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub

Tabel 5 Long Term Debt to Equity Ratio
(Non-current Liabilities/Total Equity)
2011
2012
2013
2014

Arsenal
Chelsea

117,25%
133,35%

108,53%
16,58%

Liverpool

93,30%

2015,33%

110,47%
9,72%
209,31%

103,33%
8,87%
203,76%

Manchester
41,63%
33,50%
24,54%
12,40%
City
Manchester
247,45%
205,31%
96,54%
83,29%
United
Tottenham
112,41%
104,07%
91,06%
46,58%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

2015
64,03%
31,68%
77,04%
22,78%

Rata-rata
62,38%
44,44%
99,39%
33,90%

63,28%

67,14%

55,28%

65,90%

2015
178,03%
46,37%

Rata-rata
166,02%
106,45%

335,49%

-

29,51%

54,29%

172,35%

226,03%

123,61%

206,95%

2015

Rata-rata

95,25%
4,62%

106,97%
34,63%

58,65%

-

11,30%

24,67%

104,67%

147,45%

29,47%

76,72%

Tabel 6 Operating Profit Before Transfer Fees Ratio
(Operating Profit or Loss/Sales)

620 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Klub
2011
2012
2013
2014
8,57%
-6,72%
-10,09%
3,33%
Arsenal
-38,78%
-17,99%
-25,52%
-14,43%
Chelsea
-48,83%
-20,79% -15,85%
2,45%
Liverpool
Man. City -127,25% -45,03% -18,68%
-5,16%
Man.
19,08%
14,01%
17,07%
15,68%
United
Tott.
-4,38%
-7,50%
-10,10% -11,42%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Tabel 7 Net Profit Margin
(Net Income or Loss/Sales)
2012
2013
2014
12,18%
2,07%
2,41%
0,54%
-19,33%
5,76%
-23,98% -24,19%
0,16%

Klub
2011
Arsenal
4,94%
Chelsea
-30,44%
Liverpool
-26,90%
Manchester
-128,92% -42,34% -19,05% -6,62%
City
Manchester
3,92%
7,28%
40,31%
5,50%
United
Tottenham
0,41%
-2,97%
1,04%
36,15%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 8 Return on Total Asset
(Net Income/Total Asset)
2012
2013
2014
3,87%
0,74%
0,87%
0,30%
-10,25%
3,21%
-18,06% -21,64%
0,18%

Klub
2011
Arsenal
1,77%
Chelsea
-17,89%
Liverpool
-18,03%
Manchester
-38,04%
-17,94%
-7,95%
-2,96%
City
Manchester
1,28%
2,46%
13,09%
1,96%
United
Tottenham
0,23%
-1,52%
0,56%
14,85%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub
Arsenal
Chelsea

2011
4,71%
-70,91%

Tabel 9 Return on Equity
(Net Income/Total Equity)
2012
2013
2014
9,95%
1,91%
2,34%
0,52%
-16,54%
4,97%

621 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

2015
2,25%
-20,27%
2,46%
0,56%

Rata-rata
-0,53%
-23,40%
-16,11%
-39,11%

8,01%

14,77%

-2,31%

-7,14%

2015
5,82%
-7,34%
19,97%

Rata-rata
5,48%
-10,16%
-10,99%

3,06%

-38,77%

-0,23%

11,36%

4,78%

7,88%

2015
2,18%
-4,20%
16,21%

Rata-rata
1,88%
-5,76%
-8,27%

1,23%

-13,13%

-0,07%

3,74%

2,30%

3,28%

2015
6,06%
-6,14%

Rata-rata
5,00%
-17,62%

Liverpool

-107,92%

770,67%

111,79%

-0,93%

Man.
-72,43%
-29,98% -11,86%
-4,01%
City
Man.
5,89%
9,92%
32,69%
4,78%
United
Tott.
0,82%
-5,57%
1,95%
35,53%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 10 Asset Turnover
(Net Sales/Total Asset)
2012
2013
2014
0,3174
0,3556
0,3617
0,5597
0,5303
0,5582
0,7531
0,8949
1,1344

Klub
2011
Arsenal
0,3585
Chelsea
0,5878
Liverpool
0,6701
Manchester
0,2951
0,4238
0,4176
0,4472
City
Manchester
0,3258
0,3382
0,3248
0,3563
United
Tottenham
0,5599
0,5118
0,5412
0,4109
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

70,60%

-

1,59%

-23,34%

-0,19%

10,62%

5,13%

7,57%

2015
0,3747
0,5718
0,8116

Rata-rata
0,3536
0,5616
0,8528

0,4017

0,3971

0,3036

0,3297

0,4799

0,5007

Tabel 11 Total Asset to Total Sales Ratio (Total Asset/SalesT-1)
Klub
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
Arsenal
187,77% 299,43% 324,43% 297,68% 304,55% 282,77%
Chelsea
183,74% 205,56% 188,59% 224,04% 171,86% 194,76%
Liverpool
148,49% 122,19% 136,29% 109,34% 143,59% 131,98%
Manchester
415,13% 356,01% 280,76% 285,91% 252,75% 318,11%
City
Manchester
355,14% 285,77% 349,12% 334,73% 300,48% 325,05%
United
Tottenham
243,68% 172,30% 188,94% 298,12% 226,68% 225,94%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub
2011
Arsenal
42,86%
Chelsea
70,60%
Liverpool
65,53%
Manchester
100,30%
City
Manchester
40,90%
United

Tabel 12 Current Wages Ratio
(Wages and Salaries/Sales)
2012
2013
2014
50,74%
48,32%
48,31%
54,35%
59,29%
52,42%
61,23%
56,32%
49,75%

2015
48,83%
60,90%
48,89%

Rata-rata
47,81%
59,51%
56,34%

77,08%

75,54%

51,66%

47,96%

70,51%

44,55%

43,51%

43,67%

45,20%

43,57%

622 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Tottenham
48,36%
54.89%
57,48%
49,16%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

45,70%

51,12%

Tabel 13 Investment in Player Contracts
(Player Transfers in/Sales)
2011
2012
2013
2014
2015
11,17%
23,62%
23,20%
13,39% 20,81%
38,25%
32,81%
33,98%
40,50% 41,96%
30,71%
29,17%
23,68%
45,77% 27,72%

Rata-rata
18,44%
37,50%
31,41%

43,24%

35,91%

26,22%

22,82%

27,24%

32,13%

Tabel 14 Cash Received From Selling Players Contracts
(Player Transfers out/Sales)
2011
2012
2013
2014
2015
10,57%
22,89%
13,95%
9,71%
7,39%
10,98%
14,98%
5,84%
10,58% 25,87%
11,46%
4,73%
13,83%
30,75% 18,33%
18,12%
17,31%
4,94%
7,94%
22,29%

Rata-rata
12,90%
13,65%
15,82%
14,12%

Klub
Arsenal
Chelsea
Liverpool
Manchester
49,61%
23,36%
38,08%
25,25%
City
Manchester
15,96%
19,67%
18,64%
33,59%
United
Tottenham
4,89%
42,66%
70,36%
15,48%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Klub
Arsenal
Chelsea
Liverpool
Man. City
Man.
4,45%
3,72%
0,28%
9,53%
United
Tott.
21,41%
43,56%
81,42%
16,17%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

19,09%

7,41%

31,24%

38,76%

Tabel 15 Net Investment in Player Contracts
(Player Transfers in-Players Transfer out/Sales)
2011
2012
2013
2014
2015
0,60%
0,73%
9,24%
3,68%
13,42%
27,28%
17,83%
28,13%
29,92% 16,09%
19,25%
24,44%
9,85%
15,01%
9,40%

Rata-rata
5,53%
23,85%
15,59%

20,95%

21,79%

7,12%

15,40%

-4,00%

-6,63%

Klub
Arsenal
Chelsea
Liverpool
Manchester
31,50%
6,06%
33,14%
17,32%
City
Manchester
11,51%
15,95%
18,37%
24,06%
United
Tottenham
-16,52%
-0,90%
-11,06%
-0,69%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Tabel 16 Contract Amortization Rate
(Amortization of Player Registrations - Contract Write off/Cost of Player

623 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Registrations)
2012
2013
19,40%
17,57%
13,13%
15,27%
14,70%
14,70%

Klub
2011
Arsenal
15,66%
Chelsea
11,76%
Liverpool
15,40%
Manchester
20,25%
18,94%
18,87%
City
Manchester
13,38%
12,47%
13,13%
United
Tottenham
18,46%
19,13%
18,62%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

2014
16,08%
17,26%
16,69%

2015
16,57%
17,04%
18,84%

Rata-rata
17,06%
14,89%
16,07%

17,37%

17,12%

18,51%

13,39%

21,37%

14,75%

19,14%

17,89%

18,65%

Tabel 17 Intangible Intensity
(Cost of Players Registrations - Amortization of Players Registrations/Total Asset)
Klub
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
Arsenal
7,81%
11,19%
12,25%
13,78% 18,67%
12,74%
Chelsea
33,43%
44,05%
40,57%
40,17% 41,21%
39,89%
Liverpool
58,46%
53,88%
56,83%
53,87% 47,10%
54,03%
Manchester
44,65%
41,49%
28,70%
26,75% 22,17%
32,75%
City
Manchester
12,75%
11,87%
10,73%
16,83% 18,30%
14,10%
United
Tottenham
34,67%
20,57%
26,88%
27,84% 26,53%
27,30%
Hotspur
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 18 Hasil perhitungan Z”-Score Arsenal
(Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 )
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
2011
0,1309
0,2961
0,0406 0,6018
2,73
2012
0,1375
0,3145
0,0654 0,6357
3,03
2013
0,1464
0,3128
0,0249 0,6254
2,80
2014
0,1080
0,3042
0,0212 0,5928
2,46
2015
0,0539
0,2979
0,0408 0,5617
2,19
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 19 Hasil perhitungan Z”-Score Chelsea
(Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 )
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
2011
(0,2436) (1,7853) (0,1765) 0,3374
(8,25)
2012
(0,1732) (1,4722) 0,0027 1,3587
(4,49)
2013
(0,1016) (1,4946) (0,1055) 1,6305
(4,54)
2014
(0,0184) (1,2236) 0,0330 1,8309
(1,97)
2015
(0,0377) (1,3153) (0,0414) 2,1567
(2,55)
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

624 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Hasil
Tidak bangkrut
Tidak bangkrut
Tidak bangkrut
Grey area
Grey area

Hasil
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut

Tabel 20 Hasil perhitungan Z”-Score Liverpool
(Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 )
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
2011
(0,4243) (0,3224) (0,1692) 0,2006
(4,76)
2012
(0,2410) (0,5744) (0,1642) 0,0240
(4,53)
2013
(0,5499) (0,7760) (0,1969) (0,1622)
(7,63)
2014
(0,5470) (0,7913) 0,0246 (0,1639)
(6,17)
2015
(0,3269) (0,3237) 0,1731
0,2981
(1,72)
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

Hasil
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut
Berpotensi bangkrut

Tabel 21 Hasil perhitungan Z”-Score Manchester City
(Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 )
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
Hasil
2011
(0,1149) (0,9885) (0,3652) 1,1063
(5,27)
Berpotensi bangkrut
2012
(0,0193) (1,1204) (0,1713) 1,4903
(3,37)
Berpotensi bangkrut
2013
0,1477 (1,0211) (0,0690) 2,0370
(0,68)
Berpotensi bangkrut
2014
0,1158 (0,8848) (0,0228) 2,8267
0,69
Berpotensi bangkrut
2015
0,1733 (0,7705) 0,0180
3,3889
2,30
Grey area
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 22 Hasil perhitungan Z”-Score Manchester United
(Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 )
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
Hasil
(0,0445
2011
(0,0254) 0,0622 0,2766
0,33
Berpotensi bangkrut
)
(0,0857
2012
(0,0134) 0,0474 0,3302
0,06
Berpotensi bangkrut
)
(0,0667
2013
0,1161
0,0555 0,6682
1,02
Berpotensi bangkrut
)
(0,0907
2014
0,1274
0,0559 0,6954
0,93
Berpotensi bangkrut
)
(0,0645
2015
0,1193
0,0243 0,5802
0,74
Berpotensi bangkrut
)
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti
Tabel 4.25 Hasil perhitungan Z”-Score Tottenham Hotspur
Tahun
X1
X2
X3
X4
Z"-Score
Hasil
2011
(0,2687)
0,1213
0,0049 0,3871
(0,93)
Berpotensi bangkrut
2012
(0,3114)
0,1094
0,3755
(1,33)
Berpotensi bangkrut
0,0057
2013
(0,3390)
0,1188
0,0421 0,4044
(1,13)
Berpotensi bangkrut
2014
(0,1682)
0,2221
0,1897 0,7183
1,65
Grey area
2015
(0,2797)
0,2613
0,0407 0,8090
0,14
Berpotensi bangkrut
Sumber: Data dari berbagai sumber diolah peneliti

625 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

Keterangan:
X1
= Working Capital/Total Assets
X2
= Retained Earnings/Total assets
X3
= Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets
X4
= Book Value of Equity/Book Value of Total Liabilities
Z
= Overall Index
Bangkrut jika Z” < 1,1
Tidak bangkrut jika Z” > 2,6
Daerah rawan/grey area jika 1,1 < Z” < 2,6

626 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017