PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFE
C. TINJAUAN PUSTAKA
9 Jonaedi Efendi, S.H.I.,M.H. Mafia Hukum,
7 Harie Tuesang, SH MH.Upaya penegakan Hukum
mengungkap Praktik Tersembunyi Jual Beli Hukum
dalam Era Reformasi, RESTU AGUNG, Jakarta. 2009,
dan Alternatif Pemberantasannya dalam Perspektif
hal. 10 Hukum Progresif, PT. PRESTASI PUSTAKARAYA, 8 Ibid, hal 20.
Jakarta. 2010. Hal 115.
Etika secara Umum dapat dibagi menjadi : untuk mengindahkan etika profesi pada
1. Etika Umum, Berbicara mengenai saat mereka ingin memberikan jasa kondisi-kondisi dasar bagai mana
keahlian profesi kepada masyarakat yang manusia
bagaimana manusia
Sehubugan teori tentang etika, Darji keputusan etis,teori-teori etika dan
mengambil
Darmodiharjo dan Sidharta dalam bukunya prinsip-prinsip moral dasar yang
berjudul pokok- pokok Hukum menulis; “ menjadi pegangan bagi manusia untuk
Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni bertindak serta tolak ukur dalam
tindakan yang benar (right sction). Kapan menilai baik atau buruknya suatu
suatu tindakan itu dipandang benar tindakan .
ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai
2. Etika Khusus, merupakan penerapan teori (aliran) etika yang secara global biasa prinsip-prinsip moral dalam bidang
dibagi menjadi dua, yaitu aliran kehidupan yang khusus. Penerapan ini
deontologist (etika kewajiban) dan aliran bisa berwujud : Bagaimana saya
telelogis (etika tujuan atau manfaat).” mengambil Keputusan dan bertindak
Pengertian Kode; yaitu tanda-tanda atau dalam bidang kehidupan dan kegiatan
symbol-simbol yang berupa kata-kata, kusus yang saya lakukan, yang didasari
tulisan atau benda yang disepakati untuk oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
maksud-maksud tertentu, misalnya untuk moral dasar.
menjamin suatu berita, keputusan atau Etika akan memberikan semacam
suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode batasan atau standar yang akan mengatur
juga dapat berarti kumpulan peraturan pergaulan manusia di dalam kelompok
yang sistematis.
sosialnya. Dalam pengertian yang secara Kode Etik ; yaitu norma atau azas yang khusus dikaitkan dengan seni pergaulan
diterima oleh suatu kelompok tertentu manusia, etika ini kemudian diwujudkan
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di dalam bentuk aturan (code) tertulis yang
masyarakat maupun di tempat kerja. secara
Maksud dan tujuan kode etik adalah untuk berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
mengatur dan member kualitas kepada pada saat yang dibutukan akan bisa
pelaksanaan profesi serta untuk menjaga difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
kehormatan dan nama baik organisasi segala macam tindakan yang secara logika-
profesi serta untuk melindungi public yang rasional umum (common sense) dinilai
memerlukan jasa-jasa baik professional. menyimpang dari kode etik.
Kode etik jadinya merupakan mekanisme Dengan demikian etika adalah refleksi
pembinaan, dan dari apa yang disebut dengan “self
pendisiplinan,
pengontrolan etos kerja anggota-anggota Control ”(pengendalian diri), karna segala
organisasi profesi.
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan Profesi adalah pekerjaan tetap sebagai untuk kepentingan kelompok sosial
pelaksanaan fungsi kemasyarakatan berupa (Profesi) itu sendiri. Oleh karna itu dapat
karya pelayanan yang pelaksanaannya disimpulkan bahwa sebua profesi hanya
mandiri dengan dapat memperoleh kepercayaan dari
dijalankan
secara
komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu yang pengembangannya
10 Prof. Dr Mr. L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu
dihayati sebagai panggilan hidup dan
Hukum.PT PRADNYA PARAMITA Jakarta 2008. Hal
terikat pada etika umum dan etika khusus
(etika profesi) yang bersumber pada pembahasan lebih lanjut diserahkan semangat pengabdian terhadap sesame
kepada panitia kerja, dengan catatan diberi demi kepentingan umum, serta berakar
penjelasan Pasal bahwa “Fungsi Kepolisian” dalam penghormatan terhadap martabat
harus memperhatikan semangat penegakan manusia ( respect for human dignity). Jadi,
hak asasi manusia, hukum dan keadilan. profesi itu berintikan praktis ilmu secara
Rumusan fungsi kepolisian dalam pasal 2 bertanggung jawab untuk menyelesaikan
tersebut merupakan aktualisasi dari UUD masalah konkret yang dihadapi seorang
1945 Pasal 30 ayat (4) dan Pasal 6 (1) TAP warga masyarakat. Pengemban profesi
MPR Nomor VII/MPR/2000, yang mengatur mencakup bidang-bidang yang berkaitan
tentangan Kpolisian Negara Republik dengan salah satu nilai-nilai kemanusiaan
Indonesia yang di dalamnya memuat yang fundamental, seperti keilahian
substansi pemeliharaan keamanan dan (imam), keadilan (hukum), kesehatan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, (dokter), sosialisasi/pendidikan (guru),
perlindungan, pengayoman dan pelayanan informasi (jurnalis). 12 kepada masyarakat.
Aristoteles menguraikan bagaimana tata Pengertian Kepolisian sebagai fungsi pergaulan, dan penghargaan seseorang
tersebut di atas sebagai salah satu fungsi manusia kepada manusia lainnya, yang
Negara di bidang tidak didasarkan kepada egoisme atau
pemerintahan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban kepentingan
penegakan hukum, didasarkan atas hal-hal yang bersifat
dan pelayanan altruistis, yaitu memperhatikan orang lain.
pelindung,pengayom
kepada masyarakat. Sedang pengertian Demikian
kepolisian sebagai lembaga adalah organ bermasyarakat, untuk hal ini Aristoteles
pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu mengistilakannya dengan manusia itu zoon
lembaga yang diberikan kewenangan politicon
fungsinya berdasarkan dimasukkan dalam disiplin pendidikan
atau
manusia sosial.Etika
menjalankan
perundang-undangan. hukum disebabkan, belakangan ini terlihat
peraturan
Jadi,apabila kita membicarakan persoalan adanya gejala penurunan etika di kalangan
kepolisian berarti berbicara tentang fungsi aparat penegak hukum di Indonesia. 11 dan lembaga kepolisian.
Istilah kepolisian dalam Pasal 1 angkah 1 Penyelidik adalah setiap pejabat polisi tersebut
negara Republik Indonesia.Pasal 4 KUHAP pengertian, yaitu fungsi polisi dan lembaga
ini secara umum telah menentukan, bahwa polisi. Pengertian tentang fungsi polisi
setiap pejabat negara Republik Indonesia terdapat dalam Pasal 2 Undang-undang No.
itu adalah penyelidik.
2 Tahun 2002 yang berbunyi : “Fungsi Berarti semua pegawai kepolisian negara kepolisian adalah salah satu fungsi
tanpa kecuali telah dilibatkan di dalam pemerintahan
tugas-tugas penyelidikan, yang pada pemeliharaan keamanan dan ketertiban
hakekatnya merupakan salah bidang tugas masyarakat,
dari sekian banyak tugas-tugas yang perlindungan, pengayoman dan pelayanan
penegakan
hukum,
ditentukan di dalam Undang-undang kepada masyarakat.”
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Rumusan tersebut disetujui oleh Pansus
Pidana, yang ada hubungannya yang erat pada tanggal 10 September 2001 dengan
dengan tugas-tugas yang lain, yakni sebagai
12 H.Pudi Rahardi M.H. Hukum Kepolisian . 11 Suhrawardi K.Lubis. Etika Profesi Hukum. Sinar
Profesionalisme dan Reformasi Polri, Laksbang Grafika, Jakarta 2006, hal. 4
Mediatama, Surabaya.2007, hal. 55
Konsiderans Undang- hukum untuk membuat sesorang pelaku
Berdasarkan
undang No. 2 Tahun 2002 menyatakan : dari suatu tindak pidana itu harus
a. keamanan dalam negeri merupakan mempertanggungjawabkan
syarat utama mendukung terwujudnya menurut hukum pidana di depan hakim.
perilakunya
masyarakat madani yang adil, makmur, Semua hal ini mempunyai hubungan yang
dan beradab berdasakan pancasila dan erat dengan putusan kehendak dari
UUD 1945.
pembentuk undang-undang
b. Bahwa pemeliharaan keamanan dalam memberikan
untuk
negeri melalui upaya penyelenggaraan keluhuran harkat serta martabat manusia
pengayoman
terhadap
fungsi kepolisian yang meliputi dan untuk adanya ketertiban dan kepastian
pemeliharaan keamanan dan ketertiban hukum demi tegaknya Republik Indonesia
penegakan hukum, sebagai negara hukum sesuai dengan
masyarakat,
pengayoman, dan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
perlindungan,
pelayanan
kepada masyarakat 1945. 13 dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia selaku alat Negara
2. Dasar Hukum Kode Etik Profesi Kepolisian Di yang dibantu oleh masyarakat dengan Indonesia
menjunjung tinggi hak asasi manusia. Undang-undang No. 2 tahun 2002
c. Bahwa telah terjadi perubahan tentang Kepolisian Negara Republik
dalam sistem Indonesia, disahkan di Jakarta pada tanggal
paradigma
ketatanegaraan yang menegaskan
kelembagaan Tentara januari 2002 dalam Lembaran Negara No. 2
8 januari2002, diundangkan pada tanggal 8
pemisahan
Nasional Indonesia dan kepolisian Tahun 2002, tambahan Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia sesuai No. 4168.
dengan peran dan fungsi masing- Menurut Undang-undang No 2 tahun
masing.
2002 tentang Kode Etika Profesi, Pasal 13
d. Bahwa Undang-undang No. 28 Tahun ayat (1) menyatakan: “Anggota Kepolisian
1997 tentang Kepolisian Negara Negara
Republik Indonesia sudah tidak diberhentikan tidak dengan hormat dari
memadai dan perlu diganti untuk dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia
disesuaikan dengan pertumbuhan dan karena melanggar sumpah/ janji anggota
hukum serta Kepolisian Negara Republik Indonesia,
perkembangan
ketatanegaraan Republik Indonesia sumpah/ janji jabatan, dan/atau Kode Etik
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan Profesi Kepolisian Negara Republik
sebagaimana dimaksud dalam huruf Indonesia.” Selanjutnya dalam Pasal 1
a,b,c, dan d perlu dibentuk Undang-
undang tentang Kepolisian Negara berbunyi: kepolisian adalah segala hal ihwal 15 Republik Indonesia.
Undang-undang No. 2 Tahun 2002
yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga
Mengingat bahwa :
polisi sesuai dengan peraturan perundang-
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 30 undangan. 14 Undang-undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Ketetapan
13 Drs. P. A. F. Lamintang, S.H. Theo Lamintang, S.H.
majelis Permusyaratan
PEMBAHASAN KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan
Rakyat
No.VII/MPR/2002 tentang
Hukum Pidana & Yurisprudensi. SINAR GRAFIKA Jakarta 2010. Hal 48. 15 C.S.T. Kansil, S.H, Christine S.T. Kansil, S.H.M.H.
14 Undang-undang Kepolisian No. 2 Tahun 2002 Pasal Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya 1 poin 1 Hal. 3
paramita, Jakarta 2006. Hal 122
Republik Indonesia (Lembaran Negara
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Tahun 1988 Nomor 4, Tambahan Lembaran Rakyat No.VII/MPR/2002 tentang peran
Negara Nomor 3369) sehingga watak Kepolisian Negara Republik Indonesia.
militernya masih terasa sangat dominan
4. Undang-undang No. 8 Tahun 1974 yang pada gilirannya berpengaruh pula tentang pokok-pokok kepegawaian
kepada sikap perilaku pejabat kepolisian sebagaimana telah diubah dengan
dalam pelaksanaan tugasnya dilapangan. Undang-undang No. 43 Tahun 1999 (
Undang-Undang ini diharapkan dapat Lembaran Negara Tahun 1999 No. 169,
memberikan penegasan watak kepolisian Tambahan Lembaran Negara No. 3890)
Negara republic Indonesia sebagaimana Berdasarkan ketentuan yang sudah
dinyatakan dalam tri brata dan catur ditetapkan oleh persetujuan antara
prasatya sebagai sumber nilai kode etik presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
kepolisian yang mengalir dari Falsafah Republik Indonesia telah menetapkan dan
Perkembangan kemajuan mensahkan
Pancasila.
masyarakat yang cukup pesat, seiring Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-undang
tentang
dengan merebaknya fenomena supremasi Peraturan perundang-undangan yang
hukum, hak asasi manusia, globalisasi, sudah ditetapkan oleh pemerintahan
desentralisasi, Negara Republik Indonesia menjadi dasar
demokratisasi,
transparansi,danakuntablitias, telah pelaksanaan tugas Kepolisian Negara
melahirkan paradikma baru dalam melihat Republik Indonesia sebelum Undang-
tujuan, tugas, wewenang dan tanggung undang ini berlaku adalah Undang-undang
Negara Republik No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian
jawab
Kepolisian
Indonesia yang selanjutnya menyebabkan Negara Republik Indonesia ( Lembaran
pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan Negara Tahun 1997 Nomor 81, Tambahan
harapan masyarakat terhadap pelaksanaan Lembaran Negara Nomor 3710) sebagai
tugas kepolisian Negara Republik Indonesia penyempurnaan
yang makin meningkat dan lebih Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-
dari
undang-undang
terorientasi kepada masyarakat yang ketentuan Pokok kepolisian Negara (
dilayaninya.
Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 25, Sejak ditetapkan perubahan kedua Tambahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik 2289).
Lembaran
NegaranNomor
Indonesia Tahun 1945 Bab XII Tetang Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997
pertahanan dan keamanan Negara, Tentang Kepolisian Negara repoblik
Permusyawaratan Indonesia telah memuat pokok-pokok
Ketetapan
Majelis
Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Nomor mengenai tujuan, kedudukan, peranan, dan
VI/MPR/2000, dan Ketetapan Majelis tugas
Rakyat Republik profesionalisme kepolisian, tetapi rumusan
Indonesia (MPR RI) Nomor VII/MPR/2000, ketentuan yang tercantunm di dalamnya
maka secara konstitusional telah terjadi masih mengacu kepada Undang-Undang No
perubahan yang menegaskan rumusan
20 Tahun 1982 tentang ketentuan- tugas, fungsi, dan peran Kepolisian Negara ketentuan pokok Pertahanan Negara
Republik Indonesia serta pemisahan Republik Indonesia ( Lembaran Negara
kelembagaan Tentara Nasional Indonesia Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Lembaran Negara Nomor 3368), dan
sesuai dengan peran dan fungsi masing- Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988
masing.
Undang-Undang ini telah didasarkan martabat hak asasi kemanusiaan seorang kepada
atau tedakwa, sedang pada sisi lain diharapkan
melindungi dan kedudukan dan peranan serta pelaksanaan
mempertahankan kepentingan ketertiban tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
umum. Bergeser pada asas keseimbangan, sebagai integral dan reformasi menyeluruh
akan menjurus ke arah orientasi kekuasaan segenap tatanan kehidupan berbangsa dan
dan bersifat sewenag-wenang. Akibatnya, bernegara dalam mewujudkan masyarakat
berulang kembali pengalaman pahit masa madani yang adil, makmur dan beradab
lampau, yang menempatkan tersangka atau berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
terdakwa dalam posisi objek pemerasan dasar Negara Republik Indonesia Tahun
pengakuan, sehingga hasil keadilan yang 1945. 16 diwujudkan dipermukaan bumi, tiada lain
Sesuai dengan Undang-undang Dasar daripada keadilan yang lahir dari Negara Republik Indonesia Tahun 1945 17 pemerasan dan penyiksaan.
perubahan kedua, Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2000, dan Ketetapan MPR
E. PEMBAHASAN
RI Nomor VII/MPR/2000, keamanan dalam
1. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Kode Etik negeri dirumuskan sebagai format tujuan
Profesi Polri
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
1) Meninggalkan tugas secara tidak sah secara konsisten dinyatakan dalam
selama dari (tiga puluh) hari berturut-turut. perincian tugas pokok yaitu memelihara
Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik keamanan dan ketertiban masyarakat,
Profesi dikenakan sanksi moral yang menegakan hukum, serta melindungi,dan
disampaikan dalam bentuk putusan melayani masyarakat. Namun, dalam
Sidang Kode Etik Polri secara tertulis penyelenggaraan
kepada terperiksa ( Pasal 11 ayat 3 dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
fungsi
kepolisian,
Pasal 12 ayat 1 Kode Etik Profesi Polri). secara fungsional dibantu oleh kepolisian
Bentuk sanksi moral yang dijatuhkan khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan
dapat berupa pernyataan putusan bentuk-bentuk pengaman swakarsa melalui
yang menyatakan tidak terbukti atau pengembangan asas subsidiaritas dan asas
pernyataan putusan yang menyatakan partisipasi.
terbukti melakukan Asas legalitas sebagai aktualisasi
terperiksa
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. paradigma supermasi hukum, dalam
Bentuk sanksi moral sebagaimana Undang-Undang ini secara tegas dinyatakan
diatur dalam Pasal 11 ayat 2 (a, b dan dalam perincian kewenangan Kepolisian
c) tersebut merupakan bentuk sanksi Negara
moral yang bersifat mutlak dan melakukan penyelidikan dan penyidikan
mengikat. Artinya sanksi moral terhadap semua tindak pidana sesuai
tersebut terumus pada kadar sanksi dengan hukum acara pidana dan peraturan
yang teringan sampai pada kadar perundang-undangan lainnya.
terberat sesuai Dari apa yang diuraikan di atas,titik
sanksi
yang
pelanggaran perilaku terperiksa yang sentral penegakan hukum di Indonesia
dapat dibuktikan dalam Sidang Komisi. menurut KUHAP harus berorientasi pada pola asas keseimbangan. Pada suatu sisi
aparat penegakan hukum wajib melindungi 17 M. Yahya Harahap, S.H, Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan
dan Penuntutan, Edisi Kedua, Sinar Grafika, 2009 hal 16 Ibid hal 124
2) Melakukan perbuatan dan berperilaku aparat penegak hukum, sama halnya yang dapat merugikan dinas Polri.
dengan pejabat pemerintah, hakim dan Apabila tingkat pelanggaran terhadap
jaksa. Dalam melaksanakan tugas serta Kode Etik Profesi Polri termasuk dalam
fungsi, sebagai aparat penegak hukum kualifikasi pelanggaran berat dan
polisi harus tunduk kepada peraturan dilakukan berulangkali, maka kepada
perundang-undangan yang berlaku, seperti terperiksa dapat dijatuhi sanksi
Undang-Undang Kepolisian Negara, Kitab dinyatakan
Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab mengemban profesi/fungsi kepolisian.
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Kode Menurut Pasal 12 (4) Kode Etik Profesi
Etik Profesi Kepolisian dan Peraturan Polri, sanksi tersebut merupakan
Disiplin Anggota Kepolisian Republik sanksi
Indonesia, serta peraturan lainnya. rekomendasi untuk: (a) dipindahkan
administrasi
berupa
Sebagaimana ketentuan Pasal 7 Kode tugas ke jabatan yang berbeda; (b)
Etik Profesi Kepolisian adalah sebagai dipindah tugas ke wilayah berbedah;
berikut :
(c) pemberhentian dengan hormat; Anggota Kepolisian Negara Republik atau (d) pemberhentian tidak dengan
Indonesia senantiasa menghindarkan diri hormat. Sanksi administrasi (a) dan (b)
dari perbuatan tercela yang dapat merusak adalah mutasi kepada anggota yang
kehormatan profesi dan organisasinya, terbukti melanggar Kode Etik Profesi
dengan tidak melakukan tindakan-tindakan Polri, baik mutasi jabatan, yaitu
berupa :
dipindah ke jabatan berbeda (bisa
1. Bertutur kata kasar dan bernada marah; penurunan jabatan), atau mutasi
2. Menyalahi dan atau menyimpang dari wilayah/tempat, yaitu dipindah ke
prosedur tugas;
tempat/daerah lain (bisa ke daerah
mencari-cari kesalahan terpencil).
administrasi (c) dan (d) adalah
masyarakat yang tindakan pemberhentian terhadap
4. Mempersulit
bantuan atau anggota Polri yang terbukti melanggar
membutuhkan
pertolongan;
Kode Etik Profesi Polri, baik berupa
5. Menyebarkan berita yang dapat pemberhentian dengan hormat atau
meresahkan masyarakat; pemberhentian tidak dengan hormat. 18 6. Melakukan perbuatan yang dirasakan
Ditindak secara hukum. Dan terhadap merendahkan martabat perempuan; pelanggaran tersebut berikut dijelaskan
7. Merendahkan harkat dan martabat mengenai prosedur atau tata cara Pasal 2
manusia.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Ketentuan tersebut merupakan sebagian Kepolisian Negara menyebutkan, bahwa
dari pedoman bagi kepolisian untuk kepolisian berfungsi sebagai salah satu
dan tanggung fungsi pemerintahan negara dibidang
melaksanakan
tugas
jawabnya. Pelanggaran terhadap ketentuan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
tersebut dapat menimbulkan hak bagi masyarakat,
masyarakat yang dirugikan untuk membuat perlindungan, pengayoman dan pelayan
penegakan
hukum,
laporan atau pengaduan agar aparat masyarakat. Dan secara yuridis dapat
kepolisian yang melakukan penyimpangan disimpulkan bahwa polisi juga merupakan
atau pelanggaran dapat pengaduan dan proses pemeriksaan terhadap pelanggaran
18 H. PudiRahardi, M.H,
Hukum
Kepolisian
yang dilakukan oleh aparat kepolisian, yakni
(Profesionalisme dan Reformasi Polri) LAKSBANG
sebagai berikut :
MEDIATAMA, Juni 2007, hal 168
Pelapor berdasarkan Surat Keputusan
perbuatan tercela; Kapolri Nomor 33 Tahun 2003, dapat
sebagai
Diperintahkan untuk menyatakan berasal dari masyarakat (korban atau
penyesalan dan minta maaf secara kuasanya), Anggota Polri, Instansi
terbatas dan terbuka; Mengikuti terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat
pembinaan ulang profesi; Tidak (LSM), atau Media Massa.
layak lagi untuk menjalankan profesi Laporan disampaikan kepada Pelayanan
kepolisian. Dan jika terbukti yang Pengaduan (Yanduan) baik yang ada di
terjadi adalah pelanggaran disiplin Mabes Polri, maupun yang berada pada
maka sanksinya berupa: tingkat daerah atau wilayah.
Teguran tertulis;
Pemeriksaan awal dilaksanakan oleh Penundaan mengikuti pendidikan paling pengemban fungsi Provoost pada setiap
lama 1 (satu) tahun; jenjang organisasi Polri, seperti Divisi
Penundaan kenaikan gaji berkala; Profesi dan Pengamanan (Divpropam)
Penundaan kenaikan pangkat paling pada tingkat Mabes Polri.
lama 1 (satu) tahun; Hasil pemeriksaan akan ditelaah,
Mutasi yang bersifat demosi; dengan hasil sebagai berikut :
Pembebasan dari jabatan; dan
1. Jika terdapat unsur tindak pidana Penempatan dalam tempat khusus maka
selama 21 (dua puluh satu) hari. diberikan kepada Badan Reserse
Dari penjelasan singkat tersebut dan dan Kriminal (Bareskrim) yang
berdasar kepada peraturan yang berlaku, kemudian akan dilanjutkan dengan
maka segala pelanggaran yang dilakukan pemeriksaan di pengadilan umum;
oleh aparat kepolisian, sewajarnya
2. Jika terdapat unsur pelanggaran dikenakan sanksi, sebagaimana yang kode etik maka berkas perkara akan
tercantum dalam Keputusan Kapolri Nomor dilimpahkan kepada atasan yang 19 Polisi Kep/32/VII/2003, tanggal 1 Juli 2003
berhak menghukum (Ankum) yang Peraturan disiplin bagi Anggota Polri selanjutnya akan dibuat komisi kode
diatur dalam peraturan pemerintah Nomor etik Polri;
3 Tahun 2003, yang diterbitkan pada
3. Jika terdapat unsur pelanggaran tanggal 1 Januari 2003 ( Lembaran Negara disiplin maka berkas perkara akan
Tahun 2003 No. 2). Pembentukan dilimpahkan kepada atasan yang
peraturan disiplin bagi anggota Polri untuk berhak menghukum (Ankum) yang
memenuhi amanat Pasal 27 UU No.2 Tahun selanjutnya akan diperiksa dalam
2002, dengan maksud untuk membina sidang disiplin.
kesatuan serta Terhadap masing-masing pelanggaran
persatuan
dan
meningkatkan semangat kerja dan moral memiliki
bagi anggota Polri. Sebagai sebuah diantaranya adalah sebagai berikut :
Organisasi, Polri mutlak mempunyai aturan
1. Jika terbukti yang terjadi adalah intern dalam rangka meningkatkan kinerja, pelanggaran yang memiliki unsur
profesionalisme, budaya organisasi maupun pidana, maka sanksi yang diberikan
kebersamaan, kehormatan dan kredibilitas didasarkan pada ketentuan pasal-
Peraturan disiplin juga pasal didalam Kitab Undang-Undang
organisasi.
untuk menjamin Hukum Pidana;
dimaksudkan
terpeliharanya tata tertib dan pelaksanaan
2. Jika terbukti yang terjadi adalah pelanggaran kode etik maka sanksi
yang diberikan berupa, Dinyatakan
www.tanyahukum.com. Selasa,21/08 pukul 08,59 Wita
(abuse of power). Pelaksanaan disiplin bagi Sebagai sebuah organisasi yang kuat Polri
anggota Polri berbeda dengan loyalitas, harus mempunyai aturan tata tertib
karena pelaksanaan peraturan disiplin perilaku bekerja, bertindak dan bergaul di
didasarkan pada kesadaran dari pada rasa antara anggotanya, serta dalam bergaul
takut, dan didasarkan pada komitmen dari dengan
masyarakat
dilingkungan
pada loyalitas.
sekitarnya. Dalam peraturan disiplin juga dimuat Pengaturan mengenai Peraturan Disiplin
tentang sanksi yang dijatukan kepada Polri dengan peraturan Pemerintah
anggota polri jika melanggar larangan atau tersebut isinya telah disesuaikan dengan
peraturan. Peraturan disiplin tersebut tuntutan tugas dan wewenang serta
untuk memembina anggota polri dalam tanggung jawab anggota Kepolisian Negara
suasana kerja yang penuh dengan konflik, Republik Indonesia yang bersifat Sipil.
keteragan dan ketidakpastian, serta Selain itu rumusan peraturan disiplin Polri
membina karkter dan kultur baru polri disesuaikan dengan konteks perkembangan
sesuai tuntutan reformasi sebagai polisi hukum dan ketatanegaraan serta aspirasi
sipil. Dalam peraturan disiplin polri diataur masyarakat sesuai tuntutan zaman.
tata cara pemeriksaan, tata cara penjatuan Anggota Polisi akan menjadi polisi sipil dan
hukuman disiplin serta tata cara pengajuan melayani semua orang masyarakat dari
keberatan apabilah anggota polri yang berbagai strata social dan kepangkatan di
dijatuhi hukuman disiplin itu merasa masyarakat. Setiap Anggota Polisi harus
keberatan atas hukuman yang dijatuhi ingat bahwa tidak ada kualifikasi yang
kepadanya. Tujuan penjatuan hukuman sangat diperlukan bagi seorang petugas
disiplin adalah untuk memperbaiki dan polisi selain pengendalian amarah atau
mendidik anggota polri yang melakukan emosional
pelanggaran disiplin agar berubah menjadi memasukan ke dalam hati segala bentuk 20 baik.
cacian, termasuk dalam kadar yang paling Pasal 3 PP NO. 2 tahun 2003 mengatur kecil sekalipun atas ucapan atau ancaman
tentang kewajiban, larangan dan sanksi yang mungkin dilancarkan kepadanya.
bagi anggota polri. Secara lebih lengkap Disiplin adalah kehormatan yang sangat
Pasal 3 PP No. 2 Tahun 2003 menyatakan: erat kaitannya dengan kredibilitas dan
Dalam rangka kehidupan bernegara dan komitmen. Disiplin anggota Polri adalah
bermasyarakat anggota kepolisian Negara kehormatan yang menunjukan kredibilitas
Repoblik Indonesia wajib: dan komitmen sebagai anggota Polri.
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pembuatan peraturan disiplin bagi anggota
pancasila, Undang-Undang dasar Negara Polri bertujuan untuk meningkatkan dan
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara memelihara kredibilitas dan komitmen
dan pemerintah.
yang teguh.kredibilitas dan komitmen
b. Mengutamakan kepentingan negara anggota Polri adalah sebagai pejabat
diatas kepentingan pribadi atau negara yang diberi tugas dan kewenangan
golongan serta menghindari segala selaku pelindung, pengayom dan pelayan
sesuatu yang merugikan kepentingan masyarakat, serta sebagai penegak hukum
negara.
dan memelihara keamanan. Komitmen berbeda dengan loyalitas, karena loyalitas cendrung mengarah pada sifat mutlak dan berunjung pada kecendrungan pemimpin
20 Ibid.H.Pudi Rahardi, M.H., hal. 125.
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan
dengan kesadaran dan rasa tanggung kepolisian Negara Republik Indonesia;
jawab;
d. Menyimpang rahasia negara dan atau
dan meningkatkan rahasia jabatan dengan sebaik- baiknya;
e. Memelihara
keutuan, kekompakan, persatuan dan
e. Hormat –menghormati antar pemeluk kesatuan kepolisian NKRI; agama;
f. Menaati segala peraturan perundang-
f. Menjunjung tinggi hak asasi manusia; undangan dan peraturan dan peraturan
kedinasan yang berlaku; undangan yang berlaku secara umum;
g. Menaati peraturan
perundang-
g. Bertindak dan bersikap tegas serta
h. Melaporkan kepada atasan apabila berlaku adil dan bijaksana terhadap mengetahui ada hal yang dapat
bahwaannya;
membahayakan dan atau merugikan
h. Membimbing bawahannaya dalam negara atau pemerintah;
melaksanakan tugas;
i. Bersikap dan bertingkah laku sopan
i. Memberikan contoh teladan yang baik santun terhadap masyarakat;
terhadap bawahannya; j. Berpakaian rapi dan pantas.
j. Mendorong semangat bawahannya Hukum kepidanaan adalah sistem aturan
untuk meningkatkan prestasi kerja; yang mengatur semua perbuatan yang
kesempatan kepada tidak boleh dilakukan (yang dilarang untuk
k. Memberikan
bawahannya untuk mengembangkan dilakukan) oleh setiap warga negara
karier;
Indonesia disertai sanksi yang tegas bagi l. Menaati perintah kedinasan yang sah setiap pelanggar aturan pidana tersebut
dari atasan yang berwenang; serta tata cara yang harus dilalui bagi para
m. Menaati ketentuan jam kerja; pihak
yang berkompeten
dalam
n. Menggunakan dan memelihara barang penegakannya. 21 milik dinas dengan sebaik-baiknya;
Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003 mengatur o. Menciptakan dan memelihara suasana kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
kerja baik.
anggota polri
Rumusan pada Pasal 4 peraturan tugas.Adapun kewajiban tersebut adalah
dalam
pelaksanaan
Pemerintah tersebut memuat tentang sebagai berikut:
dasar hukum bagi penyelenggara fungsi
a. Memberikan
Kepolisian Preventif sebagaimana juga pengayoman, dan pelayanan dengan
perlindungan,
diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf I sebaik-baiknya kepada masyarakat;
Undang-undang
No.2 tahun 2002.
fungsi teknis tersebut dengan sebaik-baiknya laporan dan
b. Mempehatiakan dan menyelesaikan
Pelaksanaan
ditekankan dengan menjunjung tinggi Hak atau pengaduan masyarakat;
Asasi Manusia. Memelihara Ketertiban dan
c. Menaati sumpah atau janji anggota menjamin keamanan umum merupakan kepolisiaan negara Republik Indonesia
yang tugas yang termasuk dalam kewajiban serta sumpa atau janji jabatan
umum kepolisian, sehingga upaya-upaya berdasarkan peraturan Perundang-
represif maupun prefentif dapat dilakukan. undangan yang berlaku;
Demikian pula penyelesaian dalam hal menjaga memelihara keutuhan kelompok, persatuan dan kesatuan di lingkungan
21 IIhami Bisri, S.H., M.Pd, Sistem Hukum Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Oleh
Prinsip-prinsip dan Implementasi Hukum di
karna itu masyarakat sangat menginginkan
Indonesia. PT RajaGrafindo Persada Jakarta.2008,
suasana kehidupan yang aman dan
hal 40
tersebut merupakan suatu tantangan karna kejahatan yang diperagakan oleh pelaku
di kaitkan dengan pelaksanaan tugas Polri kejahatan (penjahat), dan masyarakat
untuk memelihara kehidupan bernegara sudah terbiasa dengan terjadinya suatu
dan bermasyarakat. Perumusan mengenai kejahatan didalam kehidupan masyarakat. 22 larangan bagi anggota polri yang dikaitkan
Dalam Pasal 5 PP No. 2 Tahun 2003 dengan dengan pelaksanaan tugas sebagai diatur mengenai larangan bagi anggota
pemelihara kehidupan bernegara dan polri terutama dalam rangka memelihara
bermasyarakat, jelas jelas menggambarkan kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
pada sebgala sesuatu tindakan anggota Adapun larangan tersebut adalah:
Kepolisian yang harus betul-betul dapat
a. Melakukan hal-hal
menjaga kehormatan dan martabat Negara menurunkan kehormatan dan martabat
yang
dapat
atau polri, sehingga terhadap segala Negara, Pemerintah, atau Kepolisian
sesuatau yang menyimpang adalah Negara Repoblik Indonesia;
merupakan suatu perbuatan yang dilarang
b. Melakukan kegiatan politik Praktis; dalam perturan perundang-undangan yang
c. Mengikuti aliran
secara khusus diperuntukan bagi anggota menimbulkan
yang
dapat
Polri. Ketentuan tersebut dimaksud pula mengancam persatuan dan kesatuan
perpecaan
atau
bahwa segala bentuk pelanggaran atau bangsa;
kesalahan yang diperbuat oleh anggota
d. Bekerja sama dengan orang lain di polri dalam pelaksanaan tugas tidak dapat dalam atau di luar lingkungan kerja
di pungkiri bahwa petugas tersebut secara dengan tujuan untuk memperoleh
indifidual dapat dan dengan sengaja keuntungan pribadi, golongan, atau
melanggar perturan perundang-undangan pihak lain secara langsung atau tidak
karna atas kepentingan pribadi. langsung
Larangan tersebut dibuat karna jika Negara;
merugikan
kepentingan
dilanggar dapat menurunkan kehormatan
e. Bertindak selaku perantara bagi dan martabat negara, Pemerintah dan Polri. pengusaha dan golongan untuk
Anggota polri dilarang melakukan kegiatan mendapatkan pekerjaan atau pesanan
politik Praktis karna dikawatirkan dapat dari kantor/instansi Kepolisian Negara
menimbulkan disintegrasi dilingkungan Republik Indonesia demi kepentingan
polri. Keikutsertaan anggota polri dalam pribadi;
aliran tertentu juga dilararang karana juga
f. Memiliki Saham/
dinilai dapat mengancam persatuan dan perusahan yang kegiatan usahanya
model dalam
kesatuan bangsa. Perbuatan lain yang berada
dilarang adalah bertindak selaku perantara kekuasaannya;
atau makelar bagi penguasa atau golongan
g. Bertindak sebagai pelindung di tempat untuk mendapat pekerjaan (proyek) atau perjudian, prostitusi, dan tempat
pesanan demi kepentingan pribadi. hiburan;
Anggota polri juga dilarang memiliki
h. Menjadi penagi pihutang atau menjadi saham/ modal yang kegiatan usahanya pelindung orang yang punya utang;
dalam ruang lingkup kekuasaannya, karna
i. Menjadi perantara/ makelar perkara; hal ini akan menimbulkan praktik KKN, j. Menelantarkan keluarga
termasukdilarang untuk menjadi makelar perkara 23 .
Ibid,hal 131 23 Obcid, hal 133
Dalam Pasal 1 angka 7 peraturan kepolri dan penurunan nilai guna atas tindakan nomor 7 Tahun 2006 disebutkan bahwa: “
yang di ambil dalam pelaksana tugas. Etika kenegaraan adalah sikap moral
e. Menunjukan penghargaan dan kerja anggota polri yang menjunjung tinggi
sama dengan sesame pejabat negara landasan ideologis dan konstitusional
dalam pelaksanaan tugas. negara Republik Indonesia yaitu pancasila
f. Menjaga keutuhan wilayah Hukum NKRI dan Undang Undang dasar Negara Republik
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Indonesia Tahun 1945.” Etika kenegaraan
undang dasar NKRI Tahun 1995, merupakan komitmen moral bagi setiap
memelihara persatuan dan kebhinekaan anggota dan instunsi polri untuk
menjunjung tinggi menjunjung tinggi dan melindunggi ideologi
bangsa
dan
kedaulatan rakyat.
dan konstitusi negara demi terpeliharanya Pasal 4 (a) di atas mewajibkan setiap NKRI. Nilai moral yang terkandung dalam
anggota polri untuk menjunjung tinggi etika kenegaraan adalah setiap anggota dan
Pancasilah dan UUD 1945. Kewajiban institusi polri harus sekuat tenaga
tersebut pada konteks sekarang ini sangat mempertahankan NKRI dari berbagai upaya
penting ditonjolkan karna terdapat adanya untuk menghancurkan Negara, terutama
kelompok yang berupaya mengganti terhadap ancaman yang berasal dari dalam
ideologi pancasila dengan ideology lainnya. Negeri yang menjadi porsi kewenangan
Demikian pula kewajiban untuk menjunjung polri untuk menangani.
tinggi konstitusi perlu di kedepankan oleh Dalam etika kenegaraan ini terkandung
setip anggota polri dalam melaksanakan kewajiban moral yang menuntut untuk
tugas keseharian. Kewajiban moral tersebut dipenuhi oleh setiap anggota polri
perlu dilakukan mengigat konstitusi terutama ketika menjalankan profesi
merupakan asar hukum tertinggi dalam kepolisian,yakni harus mengutamakan
penyelenggara pemerintahan, termasuk kepentingan Negara dan Bangsa dari pada
penyelenggaraan pemerintah dibidang kepentingan pribadi, golongan dan institusi
Kepolieian. Maka berpegang tegu pada dengan tujuan menjaga keutuhan NKRI.
konstitusi adalah semua perbuatan dan Berkaitan dengan etika kenegaraanini
tindakan kepolisian yang diambil dalam dalam pasal 4 peraturan kapolri No. 7
upaya mencega dan menanggulangi situasi Tahun 2006 disebutkan:
yang membahayakan keselamatan bangsa Dalam Etika Kenegaraan Setiap anggota
dan negara tetap berdasarkan pada UUD Polri wajib:
1945 sebagai sumber hukum formal
a. Menjunjung tinggi pancasilah dan tertinggi di Indonesia. Apabialh ada Undang-undang Dasar Negara Republik
tindakan kepolisian yang bertentangan atau Indonesia tahun 1945 sebagai landasan
melanggar UUD 1945 maka hal itu ideologi dan konstitusi Negara Kesatuan
merupakan perbuatan inkonstitusional, Republik Indonesia.
yang harus dipertanggungjawabkan oleh
b. Menjunjung tinggi kepentingan bangsa pejabat dan pelaku perbuatan tersebut. dan
2. Proses Penyelesaian Pelanggaran Kode
Profesi Kepolisian Republik rasa aman dan tentram bagi bangsa dan
c. Menjaga, memelihara dan meningkatkan
Etik
Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Pasal 16 Peraturan Kapolri No.
d. Menjaga keselamatan fasilitas umum
7 Tahun 2006, apabila terjadi pelanggaran dan hak milik perorangan serta
kumulatif antara pelanggaran disiplin dan menjaukan sekuat tenaga dari kerusakan
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, maka
membina, menegakan disiplin dan berdasarkan pertimbangan atasan Ankum
memelihara tata tertip kehidupan anggota dari terperiksa dan pendapat serta saran
polri”. Di sini dikatakan bahwa peraturan hukum dari Pengemban Fungsi Pembinaan
anggota Disiplin Polri adalah norma yang Hukum. Penanganan pelanggaran Kode Etik
memmuat tentang bagaimana seharusnya Profesi Polri dilakukan jika ada laporan atau
anggota polri berbuat dan bertindak, baik pengaduan yang diajukan oleh masyarakat,
dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian anggota Polri atau sumber lain yang dapat
maupun dalam kehidupan dilingkungan dipertanggungjawabkan.
masyarakat, artinya ketentuan yang laporan atau pengaduan disampaikan
Pengajuan
digunakan pedoman perilaku setiap kepada pengemban fungsi Propam di setiap
anggota polri.
jenjang organisasi Polri. Berdasarkan Ruang lingkup berlakunya peraturan laporan atau pengaduan tersebut Propam
disiplin anggota polri ini tidak terbatas pada kemudian
anggota polri saja, namun demikian pendahuluan.
melakukan
pemeriksaan
mereka yang pemeriksaan
peraturan perundang- dugaan kuat telah terjadi pelanggaran Kode
undangan tunduk yang berlaku bagi Etik Profesi
anggota polri, bahkan dikecualikan tidak mengirimkan berkas perkara kepada
Polri, maka
Propam
berlaku bagi anggota polri yang sedang Pejabat yang berwenang dan mengusulkan
menjalani pidana penjara. Perlu dipahami, untuk dibentuk Komisi Kode Etik Polri untuk
bahwa didalam organisasi kepolisian terdiri selanjutnya
dari personil anggota polri dan pegawai memeriksa Anggota Polri yang diduga
negeri sipil yang bertugas di lingkuran melanggar Kode Etik Profesi Profesi Polri
organisasi polri. Perluasan lingkungan untuk dijatuhkan putusan yang bersifat
berlakunya bagianagota PNS yang bekerja final. 24 di lingkungan Polri, karna eksistensinya
Peraturan Disiplin dapat dimaknai dapat mempengaruhi kinerja Organisasi sebagai kaidah atau norma yang mengatur 25 polri.
dan menjadi pedoman bagi setiap anggota Peraturan disiplin polri mengandung polri dalam menjalankan tugas dan
suatu cita-cita dan keinginan yang tinggi wewenang sebagai kepolisian Negara. Cita-
dan luhur,yakni bagaimana menjaga dan cita dasar ditetapkannya peraturan disiplin
mempertahankan pencitraan profesi Polri anggota polri, agar setiap anggota polri
nilai mulai menjadi personil yang memiliki kredibilitas
yang
mengandung
(oficiumnobile).Bagaimana setiap angota dan komitmen sebgai anggota kepolisian
Polri menjaga harkat dan bartabatnya Negara
sebagai insane yang terpilih untuk menjalankan tugas dan wewenang serta
menerimabkepercayaan masyarakat dalam kewajibannya, sehingga akan terwujud
menjaga keamanan dan ketertiban dalam personil polri memiliki karakter yang tertib,
interaksi sosialnya,menerima kepercayaan dedikasi moral yang tinggi. Sebagaimanan
menegakan hukum apabila terjadi konflik dirumuskan dalam Pasal 1 angka 3
hukum dalam masyarakat,sehinga pada peraturan pemerintah No. 2 Tahun 2003
tataran akhir Polri mampu memberikan tentang peraturan peraturan disiplin anggota polri, bahwa peraturan disiplin
25 Dr. Sadjijono, SH. M.Hum. Memahami Hukum Kepolisian, LAKSBANG Presindo Yokyakarta. 2010.
24 Obcid. H. PudiRahardi, M.H, Hal 172
Hal. 202.
157
perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat yang member kepercayaan.
Kaidah-kaidah yang termuat dalam peraturan disiplin Polri cukup luas jangkauannya,menckup perilaku angota Polri baik yang terkait dengan kedinasan maupun
masyaraka,sehingga kaidah atau norma di maksud
menjadi
pedoman
berperilaku,sehingga
dapat
di
katakana:jikaangota Polri mematuhi dan menaati kaidah atau norma yang ada dalam peraturan disiplin serta tidak melakukan perbuatan yang bertantangan dengan norma tersebut,makaangota Polri memiliki
kriteria“ disiplin” tetapi apabila sebaliknya maka memiliki criteria “ kurang disiplin” atau “ tidak disiplin “. Disiplin polri sebagai salah satu unsure masyarakat memberikan tugas dan kewenangan pada polri untuk menjaga menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakan hukum. Tanpa atas
dasar disiplin,
maka
hanya
kemungkinan kecil masyarakat memberikan kepercayaan kepada polri, karena rasa disiplin telah mengandung suatu muatan moral yang melekat pada setiap individu anggota polri. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa sebagai anggota polri yang sudah tidak memiliki rasa disiplin, maka anggota itu renda moralnya atau kurang bermoral. Disiplin dalam berperilaku merupakan cermin moral setiap anggota polri yang terbangun dari setiap individu dan kemudian menkristal kedalam suatu institusi atau lembaga polri. “ disiplin” menjadi dasar utama anggota polri dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, oleh karena itu masyarakat yang memberikan kepercayaan kepada institusi polri untuk menjalankan tugas dan wewenang tetapi mempercayainya, maka hanya ada satu kata, yakni berpegang tegu pada “ disiplin “,
dalam arti disiplin dalam segala perilaku atau perbuatan. Disiplin juga telah mengandung unsure dan nilai kejujuran, karena disiplin menghendaki tidak adanya
perbuatan yang bertentangan dengan hukum maupun moral, sehingga menjadi kedisiplinan berarti juga menjaga kejujuran.
Di dalam peraturan disiplin anggota polri sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah No. 2 Tahun 2003, memuat substansi pokok yang menegaskan yang menegaskan suatu kewajiban ( keharusan) yang juga dapat disebut sebagai perintah ( gebod), yakni sesuatu yang harus dijalankan oleh setiap anggota polri, dan membuat larangan-larangan ( verbod ), yakni sesuatu yang tidak boleh dilakukan.Apabila angota polri tidak menjalankan suatu kewajiban hukum yang di haruskan dan melakukan suatu perbuatan yang di larang, maka masuk kategori melakukan pelangaran disiplin.Bagi angota polri yang melakukan pelangaran disiplin di maksud,dancam dengan sanksi hukuman,yakni hukuman disiplin.
Setiap anggota Polri adanya peraturan disiplin,sehingga
dalam
melakukan tindakan apapun tidak dapat semaunya dan seenaknya sendiri,namun ada norma- norma yang membatasi gerak dan langkanya,bsik norma hukum umum,hukum disiplin maupun kode etik.
Beberapa larangan yang harus tidak dilakukan oleh setiap anggota Polri menurut Peraturan Disiplin Anggota Polri dirumuskan, sebagai berikut:
a. Membocorkan rahasia operasi kepolisian.
b. Meninggalkan wilayah tugas tanpa ijin pimpinan.
c. Menghindarkantanggungjawab dinas.
d. Menggunakan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi.
e. Menguasai barang milik dinas yang bukan diperuntukkan baginya.
f. Mengontrakan/ menyewakan rumah
dinas.
g. Menguasai rumah dinas lebih 1 (satu)
unit.
h. Mengalihkan rumah dinas kepada yang tidak berhak; h. Mengalihkan rumah dinas kepada yang tidak berhak;
artinya melarang Anggota Polri terkait j. Berpihak dalam perkara pidana yang
dengan institusi, meskipun ada beberapa sedang ditangani;
norma yang melarang perbuatan dengan k. Memanipulasi perkara;
masyarakat, seperti Melakukan tindakan l. Membuat opini negatif tentang rekan
yang dapat mengakibatkan, menghalangi, sekerja, pimpinan, dan/atau kesatuan;
atau mempersulit salah satu pihak yang m. Mengurusi, mensponsori, dan/ atau
sehingga mengakibatkan mempengaruhi
dilayaninya
kerugian bagi pihak yang dilayani; dan pangkat
petugas
dengan
melakukan pungutan tidak sah dalam penerimaan calon anggota Kepolisian
dan jabatannya
dalam
bentuk apapun untuk kepentingan pribadi, Negara republik indonesia;
golongan, atau pihak lain. Namun demikian n. Mempengaruhi proses penyidikan
norma atau kaidah dimaksud sudah cukup untuk kepentingan pribadi sehingga
memberikan rambu-rambu tindakan setiap mengubah arah kebenaran materi
anggota Polri, walaupun di sisi lain masi perkara.
perlu penekanan terkait dengan sikap o. Melakukan upaya paksa penyidikan
arogansi kewenangan yang kurang yang bukan kewenangannya;
berorientasi pada kewenangan tersebut p. Melakukan tindakan yang dapat
prinsip hukum mengakibatkan, menghalangi, atau
diberikan.
Dalam
administrasi,kewenangan memang sebagai mempersulit salah satu pihak yang
dasar dalam menjalankan jabatan,artinya dilayaninya sehingga mengakibatkan
jabatan dijalankan bedasarkan pada norma kerugian bagi pihak yang dilayani;
bukan berarti q. Menyalahgunakan wewenang;
wewenang,tetapi
kewenangan tersebut di jalankan secara r. Menghambat kelancaran pelaksanaan
yang seolah-olah tugas kedinasan;
sewenang,wenang
ditentukan sendiri oleh pejabat yang s. Bertindak sewenang-wenang terhadap
diberikan wewenang, karena dalam bawahan;
menjalankan wewenang “pejabat” juga t. Menyalahgunakan barang, uang, atau
harus berorientasi pada apa tujuan surat berharga milik dinas;
wewenang tersebut diberikan dan untuk u. Memiliki,
tersebut diberikan
menggadaikan, 26 menyewakan, padanya.
meminjamkan, atau menghilangkan barang, dokumen, atau surat berharga
F. PENUTUP
milik dinas secara tidak sah;
1. Kesimpulan
v. Memasuki tempat
Berdasarkan uraian tersebut diatas, mencemarkan
yang
dapat
maka dapat penulis simpulkan bahwa: martabat Kepolisian Negara Republik
kehormatan
atau
1. Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi Indonesia, kecuali karena tugasnya;
Polri sebagaimana diatur dalam w. Melakukan pungutan tidak sah dalam
peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006 dan bentuk apapun untuk kepentingan
Peraturan Kapolri No.8 Tahun 2006, pribadi, golongan, atau pihak lain;
merupakan kaidah moral dengan x. Memakai perhiasan secara berlebihan
harapan tumbuhnya komitmen yang pada saat berpakaian dinas Kepolisian
tinggi bagi seluruh anggota Polri agar Negara Republik Indonesia.
melaksanakan Cukup luas cakupan norma larangan dalam Peraturan Disiplin Anggota Polri,
mentaati
dan
26 Lobcid Hal. 208.
(mengamalkan) Kode Etik Profesi Polri masyarakat secara luas. Secara esensial dalam segala kehidupan, yaitu dalam
tidak ada masyarakat manapun yang pelaksaan tugas, dalam kehidupan
menolak adanya lembaga yang sehari-hari dan dalam pengabdian
fungsi kepolisian, kepada masyarakat, bangsa dan negara.
menjalankan
sepanjang fungsi itu dijalankan dengan Kaidah moral tersebut penting untuk di
konsisten dan konsekuen. Jika terjadi pahami dan diaktualisasikan,karrena
perlawanan terhadap Polri itu hanyalah bagaimanapun
emosional belaka, karena ketidak pelaksanaan sebuah ketentuan, norma,
juga
keberhasilan
terhadap Polri dalam kaida termasuk kode etik, tergantung
pusaan
menjalankan tugas dan wewenangnya, pada ”semangat” dari pelaksananyan,
yang bisa terjadi melanggar etika dan artinya setiap anggota Polri harus
disiplin. Oleh karena itu Peraturan mempunyai tekad dan komitmen yang
Disiplin menghendaki kepatuhan dan tinggi untuk mengamalkan kode
ketaatan bagi anggota Polri untuk etiknya. Apabila kode etik tersebut
menghindari adanya penolakan dan dipatuhi
perlawanan masyarakat terhadap Polri kehidupan, maka harapan untuk
dalam menjalankan kewenangannya. terciptanya insane dan institusi Polri yang dan professional serta dicintai
2. Saran
rakyatnya akan tercapai. Baik buruknya Untuk memaksimalkan sanksi yang institusi
Undang-undang integritas moral yang tinggi pada setiap
Polri bergantung