T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penerapan Project Based Learning Berbantuan Web 2.0 Tools Dan DemingCycle Pada Mata Kuliah Pemecahan Masalah Matematika T2 BAB IV

Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1.

Deskripsi Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa FKIP PGSD angkatan 2011.
Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 52 siswa
yang mana 26 kelas eksperimen dan 26 kelas kontrol.
4.2. Implementasi Proses PBL dengan Web 2.0 &
PDSA
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada
kelompok eksperimen dilakukan dalam 12 kali
pertemuan. PBL dilaksanakan dengan proses PDSA
(perencanaan, penerapan, analisa, dan bertindak)
dimana Web 2.0 berperan sebagai alat bantu untuk
menuangkan dan mempresentasikan ide. Dosen dalam
hal ini menggunakan Schoology.com sebagai LMS
(Learning Management System) untuk mempermudah
terjadinya diskusi, presentasi online, penilaian, dan
dokumentasi yang juga ikut berperan besar dalam

menentukan keefektifan dalam suatu proyek. Terlihat
dalam proses PDSA. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
dapat dilihat pada lampiran.
a. Plan I
Tahapan ini dibutuhkan waktu satu minggu
untuk pelaksanaannya. Perencanaan dimulai dengan
penyusunan silabus dan SAP oleh dosen mengenai
mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika untuk
satu semester (terlampir dalam lampiran 1 dan
lampiran 2) serta bentuk project yang tepat yang
dilakukan mahasiswa. Pada pertemuan pertama dosen
menjelaskan mengenai silabus, penilaian mahasiswa
beserta dengan outcome proyek yang akan dikerjakan
oleh mahasiswa, serta membagi mahasiwa dalam
beberapa kelompok. Tiap kelompok yang sudah
24

terbentuk diberikan masalah atau soal olimpiade SD
yang menantang terkait
kait matematika. Kebanyakan dari

soal olimpiade matematika di SD adalah soal non rutin,
dimana tidak terdapat
apat prosedur yang tepat dalam
penyelesaiannya. Oleh karena itu banyak guru SD yang
tidak mampu memecahkan
mecahkan soal olimpiade dan
mengajarkannya dengan benar kepada murid SD.
Berikut adalah contoh
ontoh soal tantangan kepada
mahasiswa.

Gambar 4.1. Contoh soal olimpiade matematika SD
beserta dengan kriteria penilaian akhir mahasisw
mahasiswa
25

Mahasiswa menemukan kesulitan dalam
menjawab soal tantangan pemecahan masalah
matematika, hal ini dikarenakan banyak yang belum
memahami soal serta tidak bisa menuangkan

pemikiran mereka secara sistematis ke dalam media
pembelajaran, sehingga
gga kesulitan dalam menjelasakan
kepada teman-teman yang
ang lain maksud dari pemikiran
mereka.
Tugas untuk minggu selanjutnya adalah
meminta mahasiswa untuk mencari tau dari berbagai
sumber mengenai konsep pemecahan masalah
matematika, langkah-langkah
langkah penyelesaian masalah
menurut beberapa ahli serta bermacam-macam strategi
yang
digunakan
dalam
pemecahan
masalah
matematika.

Gambar 4.2. Contoh tugas memahami konsep

pemecahan masalah matematika
b. Do I
Pada tahapan ini dibutuhkan waktu dua
minggu untuk melakukanny
melakukannya. Pada minggu pertama
26

mahasiswa diminta mempres
mempresentasikan tugas kepada
teman-temannya
kemudian
mengupload
dalam
schoology, sedangkan dosen
osen memberikan masukan dan
penilaian untuk tugas pertama. Berikut adalah bukti
dari pekerjaan mahasisw
hasiswa beserta dengan feedback
yang
ang diberikan kepada mahasisw

mahasiswa untuk perbaikan.

Gambar 4.3. Contoh bukti pekerj
pekerjaan mahasiswa
dan feedba
feedback dosen
Tugas untuk mingg
minggu ke 2 adalah menuangkan
ide penyelesaian masalah matematika pada pertemuan
pertama menggunakan Ms. Power Point. Berikut ini
adalah dua contoh power
er point
point.

27

Gambar 4.4. Contoh pow
power point mahasiswa
Pada pertemuan ketiga, mahasiswa diminta
untuk mempresentasikan tugas minggu lalu berisi

penyelesaian
permasalahan
matematika
dengan
menggunakan langkah-langkah
langkah dan strategi yang benar
sesuai dengan yang
ang dibahas pada pertemuan
sebelumnya serta dengan menggunakan media
komputer. Sedangkan dosen sebagai fasilitator dalam
diskusi online maupun di kelas yang terjadi dalam
pertemuan ini. Berikut
ikut adalah contoh hasil pekerjaan
mahasiswa yang
ang diupload dalam Schoology.

Gambar 4.5. Contoh pekerj
pekerjaan mahasiswa
yang
g diupload dalam schoology

28

c. Study I
Dalam tahapan ini diperlukan waktu dua
minggu. Pada pertemuan
emuan pertama pada tahap ini
mahasiswa diminta untuk menganalisa hasil dari
pekerjaan kelompok lain dengan lebih teliti serta
menanggapi
dan
memberikan
masukan.
Pada
pertemuan tahap sebelumny
sebelumnya terjadi banyak masukan,
tanggapan, serta perbedaan
rbedaan pendapat antar kelompok
mengenai penyelesaian
aian masalah sehingga waktunya
tidak cukup. dan masukan dari teman-teman

terkendala dengan masalah media sehingga sulit
dipahami.
Untuk
mengatasi
kendala
tersebut
mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan atau masukan dalam bentuk Ms.Word
maupun Ms.Power Point melalui schoology sebagai
masukan yang real dan bisa dilihat atau didownload
oleh teman-teman yang
ang lain. Dosen menjadi fasilitator
dalam diskusi di kelas maupun diskusi online. Berikut
ini
adalah
hasil
konsultasi
dan
komunikasi
menggunakan schoology.


Gambar 4.6. Contoh konsultasi dan komunikasi
menggunakan schoology

29

Pada minggu ke 2 tahap study, mahasiswa
diminta
untuk
melakukan
presentasi
singkat
sehubungan dengan apa yang menjadi masukan dari
dosen
maupun
kelompok
yang
lain,
serta
mengemukakan dasar yang kuat apabila mereka harus

menyetujui ataupun menolak masukan dari teman,
sedangkan dosen menjadi fasilitator berkaitan dengan
diskusi ini.

Gambar 4.7. Contoh komentar dosen terhadap
presentasi mahasisw
mahasiswa
d. Act I
Pada tahapan ini diperlukan waktu satu
minggu untuk mahasisw
hasiswa merevisi apa yang sudah
dikerjakan dengan tanggapan
anggapan dan masukan dari dosen
30

dan kelompok lain. Berikut adalah contoh revisi yang
dilakukan oleh mahasiswa

Gambar 4.8. Contoh revisi produk berdasarkan
komentar dosen dan teman

e. Plan II
Untuk rencana selanjutnya, pada pertemuan
ketujuh dosen memberikan
mberikan tantangan lain berkaitan
dengan tugas sebelumny
sebelumnya tapi dengan permasalahan
yang sejenis. Diharapkan
rapkan setelah melalui beberapa
tahap
sebelumnya,
mahasiswa
akan
mampu
menyelesaikan permasalahan ini. Mahasiswa membuat
rencana untuk menyelesaikan
elesaikan permasalahan yang ada
dengan melihat kembali
mbali konsep dasar, strategi dan
langkah penyelesaian yang
ang telah dipelajari sebelumnya.
Mahasiswa dalam tahap
ahap ini diminta untuk membuat
ringkasan materi yang
ang dipelajari, sedangkan Dosen
memberikan kriteria penilaian untuk tugas akhir yang
akan dikerjakan
akan oleh mahasisw
mahasiswa

31

Gambar 4.9. Contoh tugas beserta kriteria penilaian
project
ect akhir mahasisw
mahasiswa
f. Do II
Pada pertemuan ke delapan, mahasiswa
diminta untuk mempresentasikan
presentasikan hasil temuan mereka
beserta dengan rencana
ncana mereka untuk membuat
project akhir.
Pada pertemuan ke sembilan mahasiswa
diminta untuk mengupload
ngupload hasil temuan mereka di
32

schoology beserta dengan
n tanggapan dan masukan dari
teman maupun dosen.

Gambar 4.10. Contoh presentasi mahasisw
mahasiswa
g. Study II
Pada pertemuan ke sepuluh dan sebelas,
dosen memberikan panduan mempelajari alat bantu
untuk memecahkan dan mempresentasikan masalah
matematika. Misalnya
a melalui prezi, screen-o-matic,
schoology, weebly, ataupun animasi flash, dll. Siswa
33

dalam hal ini diberi kebebasan untuk menggunakan
lebih dari satu alat web
eb 2.0
2.0.

Gambar 4.11. Contoh konsultasi dengan dosen untuk
tahap ke dua
h. Act II
Mahasiswa mempresentasikan project akhir
mereka kepada audiens
iens y
yang terdiri dari teman-teman
sekelas, dan teman-teman
teman dari tiga kelas yang lain
serta dosen tamu. Setelah melakukan presentasi,
mahasiswa menerima masukan dari dosen dan teman
siswa yang mendengarkan presentasi untuk perbaikan
selanjutnya.

Gambar 4.12. Contoh w
website mahasiswa sebagai
produk akhir
34

Gambar 4.13. Contoh e
e-book mahasiswa sebagai
produk akhir

Gambar 4.14. Contoh Prezi presentation sebagai produk
akhir
35

Berdasarkan produk tersebut kemudian
dosen memberikan penilaian dan komentar langsung
terhadap presentasi mahasiswa di kelas yang dihadiri
oleh mahasiswa kelas lainnya dan satu dosen tamu
pengajar mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika.
Setelah itu, penilaian dilakukan dengan menggunakan
rubrik.Aspek utama yang dinilai adalah aspek isi dan
desain yang dirinci menjadi beberapa indikator
penilaian.
4.3.

Analisa Data

4.3.1.Perbandingan Input dan Output
Pengukuran efektifitas dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, salah satu diantaranya adalah
dilihat dari perbandingan antara masukan (input) dan
keluaran (output) yang tentunya tidak dapat
dipisahkan dari proses manajemen. Perbandingan
antara input dan output bisa dilihat dari hasil
perbandingan antara nilai pretest sebagai masukan
(input) dan nilai posttest sebagai keluaran (output)
pada kelas eksperimen dan kelas control.
4.3.2.Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest
dan Posttest
Arikunto
(2006;168)
menulis
bahwa
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
utama yaitu valid dan reliable. Instrumen dikatakan
valid apabila alat itu mengukur apa yang harus diukur
oleh alat itu dan reliable jika secara konsisten
memberikan hasil pengukuran yang sama pada
beberapa kali pengujian.
Untuk soal dengan bentuk uraian, uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha dimana
instrument dikatakan reliable apabila nilai koefisien
Alpha lebih besar dari harga kritik atau standar
reliabilitas (>0,7) dan instrument dikatakan tidak
reliable apabila nilai koefisien Alpha lebih kecil dari
36

harga kritik atau standar reliabilitas (0,7) maka dapat diartikan bahwa soal uraian
pada Posttest tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 maka
instrument soal uraian pada Post-testadalah valid dan
reliable.Karena instrument valid dan reliable maka
layak digunakan dalam penelitian.
4.3.3.Perbandingan hasil pre-test
kontrol dan eksperimen

kelompok

Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

PretestEksperime
n

26

10.00

80.00

39.6154

PretestKontrol

26

10.00

100.00

48.0769

Valid N (listwise)

26

Berdasarkan tabel analisa deskriptif nilai pretest kelompok kontrol dan eksperimen, ditemukan
bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata kedua
kelompok tersebut. Nilai mean kelompok eksperimen
adalah 39.6154 sedangkan nilai mean kelompok
kontrol adalah 48.0769. Perbedaan itu juga dapat kita
lihat dari nilai minimal dan maksimal dari kedua
kelompok tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut
dapat kita simpulkan bahwa kelompok kontrol memiliki
38

kemampuan akademik yang lebih baik dibandingkan
kelompol eksperimen jika dilihat dari hasil pre-test
mereka.
4.3.4. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Pretest Eksperimen
Kontrol

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

.237

26

.001

.934

26

.098

.139

26

.200*

.947

26

.198

a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov nilai Alpha kurang
dari 0.05 untuk kelompok eksperimen sehingga dapat
disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen tidak
normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji nonparametrik.
4.3.5.Hasil Uji Non Parametrik
Tabel 4.5 Hasil uji non-parametrik
Test Statisticsb
Postest Pretest
Z

-5.956a

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

39

Berdasarkan tabel di atas H0
diterima jika
M1=M2 (hasil belajar pada pretest dan postest tidak
berbeda) sedangkan H1 diterima jika M1≠M2 (hasil
belajar pada pretest dan postest berbeda). Karena data
yang tidak normal maka peneliti melakukan uji nonparametrik menggunakan 2 related samples. Hasilnya
menunjukan bahwa Nilai asymp sig (2 tailed)
menunjukkan p-value. Karena p-value yang diperoleh
sebesar 0.000 < α=5%, maka H0ditolak yang berarti
bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dengan
post-test.
Untuk melakukan perbandingan antara
kelompok kontrol dengan eksperimen perlu dilakukan
analisis deskriptif nilai “Gain” kelompok kontrol dan
eksperimen. Berikut ini adalah hasilnya.
Tabel 4.6. Analisis Deskriptif nilai “Gain”

Gain

Kelas

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error
Mean

Eksperimen

26

35.0000

15.29706

3.00000

Kontrol

26

19.2308

15.72847

3.08461

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara rata-rata “Gain” kelompok kontrol dengan “Gain”
kelompok eksperimen. Perbedaannya adalah sebesar
15.7692. Setelah itu, untuk mengetahui perbedaan dari
kedua kelompok tersebut perlu dilakukan uji t. Berikut
ini hasilnya.

40

Tabel 4.7. Hasil uji T nilai “Gain”
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the
Difference

F

Sig.

t

Gain Equal
.016 .898 3.665
variances
assumed

Equal
variances
not
assumed

df
50

Sig.
(2Mean Std. Error
tailed) Difference Difference Lower

Upper

.001 15.76923 4.30288 7.12664 24.41182

3.665 49.961 .001 15.76923 4.30288 7.12647 24.41199

Berdasarkan
tabel
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa F hitung menurut Levene test
adalah sebesar 0.16 dengan signifikansi 0.898 lebih
besar dari 0.05 maka H0 diterima atau kedua populasi
memiliki varian yang sama atau dengan kata lain kedua
kelas homogen jika dilihat dari Gain kedua kelompok
tersebut. Sedangkan T hitung 3.665 dengan signifikansi
sebesar 0.001< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok eksperimen menunjukan perubahan yang
signifikan dibandingkan kelompok kontrol.

41

4.4.Pembahasan Hasil Penelitian
Dari segi penggunaan media, pada kelompok
eksperimen hasil produknya lebih menarik dan
bervariasi karena mereka tidak hanya menggunakan
animasi dalam Ms. Power Point saja tetapi juga
menggunakan media pembelajaran berbasis web 2.0
sebagai contoh prezi, screen-o-matic, schoology, weebly,
ataupun animasi flash,dan sebagainya. Sedangkan
untuk interaksi mahasiswa dengan dosen, pada kelas
eksperimen lebih intens bila dibandingkan dengan
kelas kontroldimana semua siswa bisa langsung
memberikan input terhadap perkembangan produk
yang dikerjakan oleh sebuah kelompok. Dalam hal ini
peran Web 2.0 membuka peluang terjadinya kolaborasi
antar kelompok secara real time untuk menghasilkan
produk yang terbaik yang diharapkan.Mahasiswa
cenderung lebih aktif dalam menanggapi dan
memberikan masukan bagi kelompok yang lain
sehingga mahasiswa bisa mempelajari semua materi
berdasarkan presentasi, revisi, dan konsultasi yang
diberikan oleh dosen maupun mahasiswa. Berdasarkan
hasil analisa data, penerapan PDSA berbantuan Web
2.0 yang diterapkan di kelas eksperimen dibandingkan
dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang
signifikan. Jika dilihat dari selisih gain maka kelompok
eksperimen lebih tinggi hasilnya dengan perbedaannya
sebesar 15.7692 bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Pada kelompok kontrol produk yang dihasilkan
kurang begitu bervariasi karena hanya menggunakan
Power Point saja. Sedangkan untuk interaksi
mahasiswa dengan dosen, pada kelas kontrol tidak
begitu intens karena konsultasi dilakukan hanya sekali
saja di kelas saat presentasi dan lewat feedback yang
dituliskan pada tugas yang dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy. Keterbatasan komunikasi menyebabkan
masing-masing kelompok di kelas kontrol cenderung
42

berfokus pada materi yang dipelajarinya saja.
Sedangkan pekerjaan teman yang lain cenderung
diabaikan. Kemudian jika dilihat dari segi waktu
setidaknya dibutuhkan satu minggu bagi satu
kelompok untuk menerima masukan dari dosen dan
hanya beberapa teman saja yang aktif memberikan
feedback bagi kelompok tersebut. Selain itu, kelas
kontrol dalam proses revisi memerlukan waktu yang
lama, serta tidak semua siswa langsung bisa melihat
hasil masukan temannya dikarenakan revisi dilakukan
secara manual (print out tugas).Oleh karena itu proses
ini dirasakan kurang efisien. Namun, walaupun tidak
signifikan, hasil dari penerapan PBL di kelas kontrol
menunjukan adanya peningkatan skor dari rata-rata
48.08 menjadi 67.31 dengan selisih sebesar 19.23. Hal
ini menunjukan adanya dampak dari penerapan PBL
terhadap peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa pelakasanan Project Based Learning
(PBL) berbantuan Web 2.0 dan Deming Cycle pada
kelompok eksperimen dapat memberikan hasil yang
signifikan
terhadap
peningkatan
hasil
belajar
mahasiswa pada mata kuliah pemecahan masalah
matematika. Hal ini disebabkan oleh lima faktor utama.
Pertama, dari segi partisipasi mahasiswa, mereka
cenderung aktif memberikan komentar terhadap
pekerjaan teman mereka melalui schoology. Selain itu
juga dosen memberikan feedback terhadap pekerjaan
mahasiswa. Perbaikan yang dilakukan membuat
produk yang dihasilkan semakin lebih baik. Kedua, dari
segi waktu, mahasiswa dan dosen dapat saling
berkomunikasi kapan saja diluar pertemuan di kelas.
Oleh karena tidak adanya batasan waktu dan ruang,
memungkinkan mahasiswa untuk aktif berdiskusi
online diluar tatap muka. Ketiga, dengan terlaksananya
siklus PDSA mahasiswa memiliki kebiasaan untuk
memperbaki produknya secara terus menerus lewat
43

komentar dan masukan dari dosen maupun teman
mereka. Proses perencanaan, pelaksanaan, analisa, dan
tindakan dapat dimonitor dan didokumentasikan oleh
dosen lewat LMS sehingga proses PDSA dapat berjalan
dengan baik. Keempat, dengan menganalisa dan
memberikan komentar terhadap pekerjaan kelompok
lain. Dengan demikian setiap mahasiswa secara tidak
langsung mempelajari dan menganalisa pekerjaan
mereka sendiri dan temannya. Dengan demikian setiap
mahasiswa dapat memahami semua materi yang
diberikan dosen kepada setiap kelompok. Kelima,
motivasi mahasiswa meningkat karena adanya rasa
kepemilikan mereka akan produk yang dikerjakan. Hal
itu terlihat dari meningkatnya intensitas komunikasi
mahasiswa terkait proyek yang dikerjakan. Mahasiswa
diberikan kebebasan untuk secara kreatif menyajikan
produknya dengan cara yang kreatif menggunakan Web
2.0.

44

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45