R Evolusi Jurnal Elektronik mithochond

(R)Evolusi Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik atau disebut juga ejournal, e-journals, dan electronic serials, adalah
jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik, tentu saja jurnal jenis
ini selalu diterbitkan di Web. Tujuannya untuk menyediakan bahan kajian akademis.
Bentuknya seperti artikel jurnal tercetak. Untuk menjadi bentuk elektronik, artikel
selalu berisi metadata yang dapat dimasukkan pada pangkalan data khusus, seperti
DOAJ (Directory of Open Accessed Journals) sama halnya pangkalan data dan mesin
pencari untuk disiplin ilmu tertentu.
Memang ada beberapa jurnal terlahir elektronik, namun banyak yang
merupakan versi elektronik jurnal tradisional, bahkan dengan tambahan taut ke bahan
media interaktif dan video, namun hampir semua jurnal ilmiah elektronik bukanlah
murni elektronik, melainkan versi elektronik dari jurnal tradisional atau tercetak pada
kertas. Jurnal Fisika Indonesia diterbitkan oleh Asosiasi Fisikawan Indonesia adalah
bentuk elektronik dari terbitan tercetak mereka. Keadaan ini juga dilakukan oleh
sejawat mereka di Inggris The Institute of Physics.
Jurnal elektronik memang berbeda dengan jurnal tradisional atau tercetak,
karena disamping medianya berbeda, penampilan dan tata letaknyapun jauh lebih
menarik. Gambar berwarna hanya diterawang dengan scanner, pemindai dan
warnanya mudah dimanipulasi, sehingga jika penulis menampilkan warna dan bentuk
hasil laboratorium bisa disuguhkan seperti aslinya. Penerbitannya pun tanpa kendala
teknik dan finansial yang berarti.

Sayangnya pembaca jurnal elektronik tidak terlalu memandang penampilan,
mereka lebih tertarik pada kandungan informasinya. Lagi pula, mana mungkin
pembaca melihat penampilan, sementara untuk melihatnya saja harus melalui mesin
pencari dengan kata kunci, atau jika sudah tahu, bisa langsung mengunjungi alamat
jurnal elektronik tersebut. Cara terakhir ini bukan tidak mungkin, bukanlah banyak
penerbit yang mempromosikan jurnal elektronik mereka melalui e-mail. Keunggulan
lain yaitu ukuran artikel bisa lebih panjang, bisa dikirim dengan cepat dan dapat
disambungkan ke artikel rujukan.
Kebanyakan jurnal elektronik komersial didapatkan secara berlangganan, atau
bisa juga membayar dahulu baru melihat atau pay per view. Banyak universitas
melanggan paket jurnal elektronik, juga memberikan akses untuk dosen dan
mahasiswa. Namun demikian, kita pun bisa melanggan jurnal secara perorangan.
Meningkatnya jumlah jurnal yang tersedia secara online adalah Open Access
Journal yang tanpa memerlukan langganan dan memberikan artikel lengkap dan
lengkap secara gratis pada siapa saja yang mengakses. Masing-masing artikel dari
jurnal elektronik juga dapat ketemukan secara online gratis, tetapi sementara: dalam
arsip working paper1 pada laman pribadi, dan dalam koleksi yang disimpan di
institutional repositories2. Beberapa jurnal komersial memberikan gratis terbitan awal,
1


Working Paper: Makalah ilmiah atau teknis awal. Tujuan pengarang adalah untuk berbagi gagasan
tentang topik atau mengundang masukan sebelum dikirim ke konferensi atau ke jurnal ilmiah. Kadangkadang working paper diaartikan sebagai laporan teknis.
2

Institutional Repository adalah komputer induk (server) untuk mengumpulkan, melestarikan, dan
menyebarkan hasil karya intelektual dari lembaga penelitian dalam bentuk digital. Sementara
universitas kadang memasukkan artikel jurnal penelitian sebelum (preprint) dan sesudah (postprint)

1

baru kemudian terbitan berikutnya harus membayar. Ada pula yang memberikan
secara gratis ulasan buku. Lainnya memberikan beberapa halaman awal artikel secara
gratis.
1. (R)Evolusi Jurnal Elektronik
Ketika pengguna Internet menikmati akses informasi terbaru melimpah dan gratis,
para ilmuwan justru mengeluhkan sistem informasi yang mengandalkan intermediary,
yakni penerbit dan perpustakaan. Interaksi dua pihak ini kemungkinan mempengaruhi
perkembangan jurnal elektronik.
Orang saat ini membicarakan junal elektronik yang terlahir dengan berbagai
bentuk, dan fitur. Beberapa diantaranya lumayan, dan sebagian ada yang bagus. Kita

akan melihat secara terpisah. Untuk kembali ke dasar, kita haru mengenali semua
tujuan jurnal ilmiah yang telah mereka capat. Kita harus yakin bahwa, ketika kita
berpindah ke ranah elektronik, kita tujuannya masih tetap harus kita penuhi. Kita akan
melihat pada dunia yang berlimpah informasi elektronik yang saling terkait, dan kita
akan paham bahwa jurnal merupakan salah satu bagian dari informasi yang
diperlukan oleh ilmuwan. Kita semua telah menjadi saksi bagaiman versi cetak
berubah ke versi elektronik, yang menyiratkan bahwa kita haru terus membuat versi
elektronik bisa diakses dengan mudah. Kertas tidak cukup untuk media pelestarian,
dan jika kita mengarsipkan jurnal elektronik, kita harus merencanakan dengan
seksama.
Secara kronologis, Tenopir, and King, (2000) mencermati bahwa wacana pada
1930-an dan 1940-an mengambarkan cara berkomunikasi yang inovatif, sayangnya
gagasan-gagasan jitu ini terhalang teknologi yang gampang usang. Padahal gagasan
ini merupakan cikal bakal beberapa penelitian penting di Amerika serikat pada 1960an dan 1970an yang kebanyakan atas sponsor National Science Foundation (NSF),
dan lembaga pemerintah lainnya di Amerika Serikat. Penelitian-penelitian ini
dipusatkan pada tiga hal: sistem otomasi penelusuran infomasi; pola-pola komunikasi
ilmiah umum dan inovasi, dan jurnal elektronik. Kenyataanya, pada akhir 1960-an
sebagian besar komponen sistem jurnal elektronik dipasang secara lengkap, sayang
sangat mahal, dan tidak digunakan secara luas, lagi pula sistem ini perlu kemampuan
input dan proses standar. Ketika pendanaan riset NSF selesai (1978 sampai 1982),

kebanyakan inisiatif berkaitan dengan jurnal elektronik dilakukan di Eropa pada tahun
1980-an, terutama di komunitas penelitian Inggris dan beberapa penerbit komersial.
Walaupun demikian masayarakat keilmuan Amerika Serikat tetap melanjutkan
penelitian walau dengan dana dari luar pemerintah.
Perlu dicatat bahwa penggalangan pangkalan data artikel riset sejak 1960-an..
Para peneliti menengarai bahwa bentuk elektronik ini dimaksudkan untuk untuk
melengkapi (bukan menggantikan) langganan jurnal dengan sarana yang lebih efisien
dan relatif tidak mahal untuk memperoleh eksemplar artikel terpisah. Pada akhir
1970-an, Kongres Amerika Serikat mempertimbangkan perundangundangan untuk
mendanai “Pusat Berkala Nasional” tetapi konsep ini dijegal oleh gencarnya lobi
beberarapa penerbit dan perpustakaan besar. Banyak peneliti merasa bahwa pangkalan
data digital pusat artikel akan akhirnya menggantikan pelangganan jurnal tradisional,
mengurangi laporan penelitian yang tumpang tindih dalam saluran komunikasi, dan
diulas oleh mitra bestari, dan versi digital dari tesis dan disertasi, tetapi bisa juga termasu kekayaan
digital yang dihasilkan oleh civitas akademika, seperti dokumen administrasi, diktat kuliah atau bahan
ajar.

2

menyediakan sarana untuk proses komunikasi inovatif diluar jalur tradisional yang

mereka gunakan.
Pada awal 1990-an beberapa ilmuwan mulai mengisi kekosongan penelitian
penerbitan elektronik (diperkirakan pada mulanya didanai memerintah) dengan
membangun jurnal elektronik mereka sendiri, misalnya Harnad (1996) dengan
Psycoloquy http://www.cogsci.soton.ac.uk/psycoloquy/ dan pangkalan data digital
misalnya pangkalan data dan arsip yang dikembangkan oleh Gisparg (1996)
http://www.arxiv.org , di Los Alamos National Laboratory Kemampuan perangkat
lunak, jaringan interet, World Wide Web, standar dan kode input digital seperti
SGML, HTML serta meluasnya penggunaan desktop membuat elektronik jurnal dan
pangkalan data artikel digital menjadi kenyataan. Aspek perpustakaan digital juga
mengundang antusiasme ilmuwan, penerbit, pustakawan dan pelayanan perantara
lainnya. Namun demikian, banyak teknologi yang belum diterapkan.
Juurnal elektronik yang dijual dengan sekala besar sejak pertengahan 1990,
dan selama itu telah menjadi bahwan diskusi yang cukup marak dalam literatur.
Masalah pengiriman dan standar serta biaya masih dalam harapan saja. Namun
demikian, menurut Keefer (2001), Adonis http://www.adonis.nl/index.htm merupakan
jurnal elektroni percobaan dan menjadi komersial pada 1991. Pelayanannya dengan
me gambar halaman jurnal pada terbitan ilmiah yang didistribusikan pada pelanggan
pada CD-ROM yang kemudian dikembangan dengan melalui Internet. Memang pada
awalnya jurnal elektroni didasarkan atas semangat sukarelawan.

Berkaitan dengan persyaratan adanya mitra bestari, jurnal ilmiah elektronik
muncul pada tahun 1979. Eksperimen ini tidak berlangsung lama. Revieo
diselenggarakan oleh penulis pada 1994, demikian menurut Roes (1985) yang
mencatat adanya jurnal elektronik sebelum 1987. Menurut Lancaster, kegagalan itu
disebabkan antara lain kurangnya pembaca dan penulis dengan peralatan yang
memadai, adanya kendala teknologi dengan adanya kemampuan grafis dalam layar
komputer, dan pengarang tidak melihat adanya penghargaan yang memadai.
Lancaster (1995) mengengarai antara lima manifestasi dalam evolusi
penerbitan elektroni selama lima tahun terakhir ini:
 Penggunaan komputer dalam persiapan publikasi tercetak, mulai dari awal
enampuluhan.
 Distribusi teks dalam bentuk elektronik yang persis dengan versi kertas.
Misalnya ADONIS, Red Sage dan Proyek TULIP.
 Distribusi dalam bentuk elektronik hanya dengan sedikit fitur nilai tambah
seperti mencari dan memberi peringatan.
 Jenis yang bener-benar baru dari publikasi semacam itu dengan memanfaatkan
kemungkinan hypermedia.
Perlu dicatat bahwa pengejawantahan seperti ini masuk akal dan bukan langkah yang
runtun secara kronologis. Pada prakteknya bentuk-bentuk ini masih terjadi, Lancaster
memilih definisi kaku untuk jurnal elektronik yakni yang diciptakan dalam media

elektronik dan tersedia dalam media ini,
Sementara faktor pertama arti pentingnya berkurang, walau merata diantara
berbagai disiplin ilmu dalam komunitas keilmuan dan tidak merata pada skala dunia,
faktor ketiga menghambat perkembangan jurnal elektronik.
2. Manfaat
Namun literatur tentang jurnal elektronik menjamur sejak awal
sembilanpuluhan seperti dalam bibliografi yang disusun Bailey (1995). Rupanya
3

perkembangan ini dapat diterangkan dengan manfaat jurnal elektroni dibandingkabn
dengan dominasi jurnal tradisional. Manfaat jurnal elektronik ringkasnya seperti
berikut:
 Jurnal elektronik memungkinkan proses komunikasi keilmuan lebih cepat
 Ukuran Artikel elektronik tidak terbatas
 Memungkinkan ditambah data eksperimental, perangkat lunah juga
multimedia seperti simulasi
 Artikel bisa ditautkan pada bahan acuan, statistik, atau yang lain
 Ada harapan proses penilaian mitra bestari yang lebih terbuka
 Jurnal elektronik tidak memerlukan ruangan dan tidak bisa dicuri dari
perpustakaan

 Bisa diakses kapan saja dengan pelayanan kesiagaan informasi
Perihal yang menjanjikan adalah solusi masalah krisis harga jurnal, yang berubah
mungkin karena menurunnyaperan perpustakaan. Hal yang paling penting adalah
mungkin produksinya lebih murah dan mudah didistribusikan daripada jurnal tercetak.
Namun masalah ini memang mengundang perdebatan.
Contoh-contoh yang diberikan Hitchcock (1996) menunjuikan bahwa
kebanyakan jurnal elektronik adalah edisi elektronik dan kebanyakan perlu
berlangganan terlebih dahulu. Contoh-contoh Hitchcock kebanyakan jurnal elektronik
dari penerbit komersial.
Keefer (2001) melihat gejala bahwa
terdapat perubahan besar pada
pertengahan 1990 yang mengatakan bahwa WWW mempunyai potensi kuat sebagai
media Jurnal elektronik, namun masih terdapat kendala antara lain: a. Naskah ASCII
tidak bisa menyampaikan citra visual seperti logo, design, layout, grafik dll, yang
terkandung dalam sebuah terbitan. Format yang tepat untuk menciptakan dokumen
tidak bisa dibeca pengguna tanpa perangkat lunak yang cocok. Selanjutnya, terdapat
semacam keengganan para penulis untuk menyumbangkan tulisan karena tidak bisa
memberikan fasilitas untuk impact faktor3, lagi pula para pemasang iklan yang
mempunyai peran penting dalam produksi sebuah jurnal enggan memasang iklan
tanpa mengetahui pasti jumlah pembaca jurnal itu.

Kebanyakan jurnal elektronik diterbitkan dalam format HTML atau PDF.
Hanya sedikit yang diterbitkan dalam DOC, dan ada yang menambahkan dengan
audio MP3. Beberapa jurnal elektronik awal diterbitkan dalam teks ASCII, dan
beberpa masih menggunakan format ini.
Jurnal ilmiah elektronik itu salah satu sumber informasi penting bagi para
ilmuwan. Terbitannya berkaitan dengan penulisan ilmiah yang dipilih oleh redaksi
yang sering kali bekerjasama dengan mitra bestari (peer reviewer) dan disebarluaskan

3

Impact Factor adalah factor dampak sebuah juranal adalah perhitungan dalam tiga tahun, dan dapat
dianggap sebagai jumlah rata-rata waktu makalah yang terbit disitir setelah dua tahun penerbitan,
Misalnya, impact factor 230 untuk sebuah jurnal akan dihitung sebajai berikut:
A – jumlahwaktu artikel yang diterbitkan 2008-2009 disiter dalam jurnal yang diindek pada 2010
B = Hynkag artujekm revuewm orisedubg atay catatab tabg duterbutjab oada 2008-2009)
Impact Factor 2010 = A/B
(Impact Factor 2009 akan benar benar diterbitkan dalam 2010, karena ini tidak dapat dihitung sampai
semua terbitan 2009 diterima. Impact faktor 2010 akan diterbitkan
pada 2011
http://www.sciencegateway.org/impact/


4

secara elektronik dalam bentuk file pada para pengguna. Jurnal jenis ini diterbitkan
oleh universitas, organisasi profesi dan lembaga penelitian.
Sebenarnya ada empat tahap evolusi jurnal elektronik dalam setengah abad
terakhir ini: Pertama, penggunaan komputer dalam persiapan publikasi mulai awal
enampuluhan. Kedua, penyebaran teks dalam bentuk elektronik mirip versi kertas.
Ketiga penyebaran elektronik hanya dengan sedikit nilai tambah seperti penelusuran
dan kesiagaan informasi terkini. Terakhir benar benar bentuk terbitan baru dengan
menggali segala kemungkinan hipermedia.
Jurnal elektronik terbagi menjadi Generasi pertama yaitu jurnal yang disimpan
dalm file ASCII (American Standard Code for Information Interchange) dengan
struktur sederhana, diterbitkan kelompok ilmuwan atau pribadi dan disebarluaskan
melalui e-mail. Genersi kedua diterbitkan dengan HTML atau dengan menggunakan
WWW. Artikel jurnal mencakup multimedia dan disambungkan ke sumber lain dalam
Internet.
Penerbitan elektronik artikel ilmiah di Internet menawarkan penelusuran dan
interatif hiperteks, akses global dan cepat, jenis jurnal seperti ini cenderung hemat
biaya, karena sebagian besar sarana yang diperlukan redaksi dan penerbit sudah

tersedia. Pada prinsipnya, penerbitan elektronik, dianggap belum memenuhi struktur
“penghargaan” akademis, dan para pengarang dianggap belum diakui dan masih perlu
penerbitan yang baik untuk karya mereka. Penerbit penerbit berbasis cetak saat ini
menyediakan sedikit insentif untuk mempromosikan transisi pada format yang
elektronik dari awal.
3. Keunggulan
Kecepatan terbit jurnal elektronik lebih unggul daripada jurnal tradisional, karena
artikel bisa langsung dimuat di Web, tanpa menunggu jatah halaman. Bahkan
Wikinson (1998) mencatat bahwa The American Chemical Society memasukkan
artikel pada situs Web mereka secepat mungkin 11 minggu sebelum dicetak. Ini
berarti bahwa kandungan informasi dalam jurnal elektronik kemungkinan lebih
terbarukan, dibanding jurnal tercetak. Banyak penulis seperti Hitchock dkk (1998),
Gisparg (1996)Brown (1997) dan Neal (1997), Valaukas (1997), Sandewall (1997),
Boyce (1997), Horoviak & Seitte (1997), Getz (1997) , Moret (1997), Wilkinson
(1998), Harnand (1996), Rosenblatt (1997), dan Moret (1997) Raney (1998), Clarke
(1998) Grenquist (1997) dan (Raney, 1998) menuliskan keunggulan dan kelemahan
jurnal elektronik yanbg dapat disarikan sebagai berikut:
a. Mudah diakses dan dicari
Kemudahan mencari adalah keunggulan utama format digital, sehingga
mudah mencari literatur penelitian, kemungkinan semakin sedikit duplikasi.
Dengan demikian peneliti bisa menghemat waktu. Banyak informasi
yangdidapatkan peneliti sehingga mereka ilmuwan akan dapat mengikuti
perkembangan mutakhir.
Kemungkinan dengan adanya digitalisasi, ilmuwan di negara ketiga akan
kesulitan. Kemungkinan akan jauh lebih murah bagi para ilmuwan ini untuk
menggunakan satu komputer dengan akses Internet daripada berlanggan
beberapa jurna. Oleh karena itu jurnal elektronik menjadi sarana penting
menjembatani kesenjangan ini. Bagi seorang peneliti, adanya komputer berarti
pengingkatan Aksesibilitas, terutama bagi mereka yang bekerja jauh dari
perpustakaan. Hampir seluruh arsip akan tersedia, ketika orang
membutuhkannya, dengan mudah akan mendapatkannya.

5

b. Interaktif
Dengan cepatnya terbit berarti artikel dapat dibaca, dikomentari para pembaca,
dan lebih cepat daripada jurnal tercetak. Dengan mengirim e-mail atau
mengisi formulir berarti artikel akan memperoleh masukan dengan cepat pula.
c. Taut
Taut adalah dasar dari format hiperteks. Makalah tidak hanya bisa tertaut pada
makalah lain yang disitir, akan tetapi juga bisa ditautkan pada makalah
makalah yang menyitirnya. Misalnya jurnal Electronic Transactions on
Artificial Intelligence memusatkan perhatian pada bagian bibliografis,
menyediakan bibliografis khusus, dan terkini untuk masing masing topik.
menganggap bahwa nilai intrinksik taut hampir sama dengan isi artikel itu
sendiri.
d. Nilai tambah
Tidak sekadar menciptakan kembali sebuah jurnal tercetak dalam bentuk
sama, seperti yang dilakukan oleh penerbit manfaat harus diambil dari semua
kemungkinan yang ada di Web untuk nilai tambah, Misalnya dengan
menggunakan animasi, realitas maya dan bagan matematis interaktif.
Sementara itu menambahkan bahwa banyaknya data pendukung dapat
ditautkan pada artikel jika pembaca ingin tahu lebih dalam tentang hasil.
membari contoh artikel hidup yang dapat menunjukkan hasil eksperimen yang
sedang berlangsung, dengan hasil yang sering diperbarui.
e. Biaya terjangkau
Inilah masalah yang diperdebatkan berkaitan dengan pendapat yang
mengatakan bahwa 70% menghemat biaya cetak, sementara Whisler dan
berargumen bahwa hanya 20% penghematan dapat diperolah jika porsi biaya
distribusi rendah, dan walaupun penghematan tersebut dihabiskan untuk biaya
tambahan karena fitur baru.
f. Luwes
melihat jurnal elektronik bisa berubah secara cepat apabila mereka tidak
terikat pada suatu format, printer atau jaringan distribusi tertentu.
Moret (1997) menandaskan bahwa publiksi online tanpa komponen dianggap fitur
kunci jurnal elektronik. Alasannya, menurut Moret, online jurnal dapat menerbitkan
data, program, animasi dan komponen yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui
jurnal tercetak. Kedua, online jurnal itu murah, ketika beberapa jurnal tercetak
harganya melangit sampai ribuan dolar per tahun, perpustakaan mulai nenengok ke
jurnal tercetak. Ketiga jurnal elektronik, menawarkan fitur seperti penelusuran online
yang tidak terdapat di jurnal tercetak, lagi pula jurnal elektronik bisa berkembang
dengan cepat. Terakhir, jurnal elektronik tidak tergantung pada percetakan, format,
dan jaringan distribusi. Dalam hal penerbitan jurnal elektronik tergolong cepat.
4. Kelemahan
Masalah yang berkaitan dengan membaca rupanya akrab dengan jurnal elektronik ini.
Benarlah apa yang dikeluhkan oleh Grequist (1997) bahwa kelemahan utama adalah
keterbatasan monitor komputer. Misalnya saja perbedaan resolusi layar kompure
akan menghasilkan kualitas gambar atau huruf yang ditampilkan. Apalagi jika kita

6

membaca anotasi, sungguh berpengaruh dengan kenyamanan mata kita apabila
melihat pergerakan objek di layar, seperti yang dinyatakan oleh Raney (1998)
sementara itu, Moret (1997) menyoal portabilitas. Walaupun idealnya membaca jurnal
melalui layar, dengan fasilitas printer apa yang disebutkan sebelumnya bukanlah
merupakan masalah besar pada perkembangan jurnal elektronik, banyak kemungkinan
pembaca mengambil cetak dari perpustakan dan membawanya pulang. Kelamahankelemahan yang dikeluhkan para penulis, diantaranya dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Pengarsipan
Pertimbangan utama untuk mengarsipkan jurnal elektronik adalah: haruskan
penerbit atau perpustakaan mengarsipkan data digital? Siapa yang
bertanggung jawab haruskah data lama diperbarui dengan format baru? Dan
jika penerbit gagal atau redaksi dari jurnal independen bosan dan
meninggalkan lembaga, apa yang terjadi dengan arsip?. Tanpa jawaban yang
memuaskan atas pertanyaan pertanyaan ini, peran jurnal ilmiah sebagai rekord
arsip akan dipertanyakan.
b. Sitiran yang mudah musnah
Jika jurnal itu tercetak, rinci artikel tetap konstan, oleh karena itu mencarinya
bisa langsung, namun demikian jika situs jurnal ekektronik itu pindah alamat
(URL) maka akan hilang.
c. Autentisitas
tentang kelemahan isi dalam bentuk elektronik (1998) mencermati penetapan
sumber dan kepengaranan materi secara umum, walaupun jurnal elektronik
itu akan mampu bertahan jika mampu meyakinkan kredibilitasnya pada
pembaca,
d. Demensi seleksi
Jika kita kebingungan karena banyaknya informaai yang tersedia. Publikasi
elektronik akan membuat keadaan semakin buruk. Biaya penerbitan dan
penyebaran yang relatif miring membuat banyaknya jurnal yang tersedia. Ini
berarti bahwa alat seleksi perlu diperbaiki,
Apabila penerbitan merupakan kegiatan mahal, lebih tepat menilai makalah
sebelum diterbitkan. Idealnya hanya naskah yang menarik dan benar yang diterbitkan.
Terbitan elektronik itu murah. Pada hakekatnya semuanya harus diterbitkan, dalam
arti bisa diunduh.
Analisis ini menyarankan struktur yang memungkinkan berubahan struktur
pendukung penerbitan elektronik, dan mempertimbangkan prospek propsosal
subversive Harnad, bahwa ftp arsip dapat dimanfaatkan penulis akademis dan gratis
bagi mereka yang ingin membacanya., tujuannya adalah memotivasi perubahan dari
dalam komunitas jika perubahan tidak dipicu dari luar.
Pertumbuhan teknologi komunikasi dan kominikasi sejak awal 1990-an sangat
mempengaruhi mekanisme distribusi pengengahuan oleh universitas dan dosen serta
peneliti lain.. Dalam bidang pendidikan kimia, kimia dan biokimia saja lebih dari
seratus jurnal ilmiah yang diterbitkan penerbit penting seperti Elsevier Science,
Taylor and Francis, Wiley Interscience, dan Kluwer Academic publishers. The
American Journal of Science didirikan pada 1818 jurnal ilmiah tertua di Amerika
diterbitkan terus menerus saat ini mendaftar isi dan abstrak pada 1995-1999 secara

7

elektronik, dan American Journal of Mathematics (Jurnal matematika tertua, yang
terus terbit sejak 1878 telah menerbitkan makalah naskah penuh sejak 1996.
Kling dan Covi (1995) mengindikasikan bahwa sementara jumlah jurnal
ilmiah elektronik tumbuh pesat, mereka tidak diterima sebagai publikasi sah oleh
berbagai komunitas ilmiah. Perhatian pun muncul baik yang membela maupun
sebaliknya bahwa integritas proses penilaian mitra bestari kemungkainan
dikompromikan dengan jurnal elektronik.
Seperti halnya publikasi tercetak, artikel yang dikirimkan ke jurnal elektronik
mungkin sekadar diedit atau dinilai dewan redaksi dengan standar akademis ketat.
Saat ini, banyak ilmuwan masih bingung berkaitan dengan format dan kualitas
intelektual jurnal elektronik. Pada kasus yang ekstrim, mereka merasa bahwa kualitas
intelektual jurnal elektronik lebih rendah daripada yang tercetak, karena mereka
merasakan kesementaraan di media elektronik. Prakteknya, beberapa jurnal bermitra
bestari terbit dengan artikel kualitas prima, tapi jurnal semacam ini tidak dikenal
kritikus.
Pada prinsipnya ada dua hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih
makalah yang dikirim penulis yaitu menarik dan benar. Mitra bestari sebaiknya
bertanya apakah ini menarik. Jika artikel itu menerik, pertanyaan selanjutnya adalah
apakah sudah benar. Menarik relatif lebih mudah untuk menilainya, tetapi benar
secara substantif lebih sulit. Tidaklah banyak manfaat menentukan benar jika kurang
menarik.
Lancaster (1995) menganggap jika hasil penelitian melalui penyerahan artikel
secara elektronik; jaringan komunikasi antar pengarang, redaksi, dan mitra bestari,
dan pengarang dapat menambahkan pangkalan data begitu diterima, daripada
menunggu pada edisi berikutnya.
Penyebarannya informasi lebih efisien melalui paduan artikel yang baru
diterima kedalam pangkalan data dengan profil minat pembaca. Cara cara yang
inovatif dalam menyajikan hasil penelitian, data, dan informasi dengan taut suara,
simulasi, hyperteks, dan hypermedia. Jurnal elektronik memgalitasi kemampuan
menautkan komentar pembaca dan penilaian artikel yang diterbitkan. Untuk
pertemuan penulis dan pembaca termasuk murah. Kecepatan penerbitan dan
kemudahan komunikasi mengarah pada jurnal yang lebih interaktif dimana satu
artikel dengan cepat dapat tanggapan dari peneliti lain.
Varian (1997) menyatakan bahwa sampai sekarang
orang hanya
mempertimbangkan mempersiapkan naskah untuk publikasi. Jika naskah itu
didistribusikan secara elektronik akan lebih menghemat. Penghematan antara lain
ruang perpustakaan. Namun demikian, pengarsipan elektronik tidaklah gratis.
Menjalankan server Web atau membuat CD relatif mahal. Apalagi memperbarui
media. Media elektronik belum teruji keawetannya, dan masih memerlukan dokumen
backup. Sementara media cetak seperti buku masih bisa dibaca walupun sudah lebih
dari satu abad.
Memantau jurnal elektronik, karena proses menilaian dan penyuntingial
menarik perhatian pembaca, sangatlah berguna mempunayai masukan tentang apakah
arteikel tersebut benar benar dibaca. Penelusuran juta lebih mudah. Rujukan bisa
langsung ditayangkan di layar dengan menggunakan taut. Penelusuran bibliografis
kedepan atau kebelakang dapat dilakukan dengan menggunakan material online dan
sangat membantu. Bahan pendukung seperti gambar, simulasi dapat meningkatkan
komunikasi ilmiah.
Sementara itu menurut pandangan Hitchock dkk (1998) bentuk publiksi baik
tercetak maupun elektronik. Dapatkan hak untuk bentuk yang berbeda dipisahkan.

8

Apakah nilai tambah masing masing bentuk. Memang para penerbit menambah nilai
jurnal tercetak, tetapi hanyalah sekadar kopi dari yang tercetak.. Apakah penerbit
cukup punya alasan untuk memperoleh hak dalam masing bentuk yang diterbitkan,
sehingga bisa ketahuan fitur baru seperti taut sitiran, ditambahkan pada versi
elektroniknya?
Dalam hal penjualan dan distribusi jurnal tercetak lebih diakui daripada
distribusinya, memberikn peluang harga tinggi untuk meruntuhkan penjualan.
Dapatkan jurnal elektronik meningkatkan catatan ini. Jika jurnal elektronik terkait
pada jurnal cetk, apakah akan membantu suatu judul yang dikenal, atau terbatas pada
memberian harga sama dan pola penjualan.
Berkenaan dengan akses, jurnal elektronik mempunyai prospek baru dan
bentuk yang luwes, tapi harga yang tinggi justru membatasi akses. Apakah penerbit
berusaha untuk meningkatkan akses dalam semua bentuk jurnal, bagaimana para
pengguna mendapatkan versi elektronik, mungkin melalui indeks dalam sumber
biasa, tapi akan ditautkan kedalam literatur yang lebih luas dengan taut sitiran. Taut
ini akan meluas, dan sama pentingnya seperti pelayanan abstrak dan indeks untuk
jurnal tercetak, dan karenanya akan menjadi bentuk dominan dari akses pada artikel
jurnal, terutama untuk jurnal kecil. Ketika pengguna mendapatkan artikel apakah
mereka misa melihatnya.
5. Model penerbitan elektronik
Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, mungkin model penerbitan berikut ini
bisa digunakan, Pertama, jurnal membentuk dewan redaksi. Fungsi dewan tidak
hanya memasang daftar nama orang besar dan tersohor untuk memperindah cover
depan jurnal, mereka benar-benar bekerja.
Penulis mengirimpan makalah ke jurnal. Makalah ini terdiri dari tiga bagian,
satu paragraf abstrak. Ringkasan 5 halaman, dan sekitar 20-30 halaman makalah.
Abstrak merupakan bagian standar dari makalah ilmiah dan tidak ada diskusi lagi.
Summary ini menjadi model setelah issue Papers and Proceedings American
Economic Review. Summary harus menggambarkan pertanyaan apa yang diajukan
penulis, metoda apa yang digunakan untuk menjawab pertanyaan, dan apa yang
ditemukan penulis.
Ringkasan harus ditujukan secara umum pada pembaca. Ringkasan ini
kemudian ditautkan pada bukti pendukung: bukti matematika, analisi ekonometrik,
data, simulasi dsb. Bukti pendukung bisa sangat teknis, dan mungkin berakhir
akhirnya strukturnya sama dengan makalah yang diterbitkan.
Bahan yang diserahkan akan dibaca oleh 2-3 anggota dewan redaksi yang
kemudian memberikan peringkat mengingat bagaimana menariknya tulisan ilmiah itu.
Redaksi hanya akan membaca ringkasan, dan tidak harus bertanggungjawab
mengevaluasi keseluruhan artikel. Mungkin redaksi menggunakan kurve umum
misalnya hampir 10% dari artikel yang terkumpul memperoleh nilai tertinggi. Nilai
penyuntingial akan di tempel ke makalah dan dimasukkan server. Penyunting tanpa
nama, namun nilainya akan muncul di publik.
Catatan bahwa semua makalah akan diterima; sistem peringkat diterbitkan
atau ditolak digantikan dengan skala katakanlah 1-5. Para penulis akan diberitahu
peringkat yang mereka terima dari redaksi dan mereka dapat menarik kembali
makalah atas dasar ini jika mereka memilihnya. Namun demikian, jika mereka setuju
makalah mereka dikirim tidak ditarik (jika ini diterbitkan ke jurnal lain) walaupun
versi barinya dapat dikirimkan dan ditautkan pada yang baru.

9

Para pelanggan jurnal dapat mencari semua bagian dari makalah online.
Mereka juga dapat meminta diberitahu melalui email dari semua makalah yang
menerima nilai lebih tinggi daripada beberapa permulaan atau yang terdiri dari kata
kunci tertentu. Ketika pelanggan membaca makalah, mereka juga menilainya dengan
mengacu pada kepentingan mereka, dan statistik ringkasan dari nilai ini juga secara
anonim dilampirkan pada makalah.
Jika semua evaluasi tersedia secara online, memungkinkan untuk
menggunakanya dengan cara yang kreatif. Misalnya, mungkin lebih menarik ketika
melihat peringkat semua pembaca yang mempunyai korelasi dekat.
Para penulis dapat menyerahkan makalah yang berkomentar atau
memperdalam karya sebelumnya. Apabila mereka melakukannya, mereka bisa
mengirim makalah dengan cara biasa dengan menautkan pada makalah yang
dipertanyakan, juga makalah lain dalam bidangnya [Harnad(1995)] dapat ditelusur
dengan piranti lunak yang standar. Makalah- makalah yang dibaca dan dikomentari
secara luas akan dinilai secara cermat kebenarannya. Makalah yang tidak dibaca bisa
jari tidak benar, tapi mungkin punya nilai sosial rendah. Semakin panjang kaitan
sebuah makalah, menunjukkan banyaknya orang yang secara cermat membacanya.
Jika banyak orang yang membaca bahwa artikel ini benar, seorang peneliti mungkin
percaya bahwa hasilnya memenuhi standar konvensional kesahihan ilmiah.
Model penerbitan semacam ini memang berbeda dengan model penerbitan
konvensional, akan tetapi banyak pertimbangan pertimbangan yang sama. Komponen
utamanya adalah:
 Artikel mempunyai kedalaman yang beragam, sehingga
memungkinkan mereka menarik perhatian pembaca secara umum
sekaligus memuaskan para spedialis.
 Artikel diberi peringkat terlibih dahulu dengan dasar ketertarikan
dewan redaksi. Artikel yang dianggap sangat menarik baru dinilai
berdasarkan kebenarannya.
 Pembaca dapat berpartisipasi dalam evaluasi.
 Dari wacana akademis menjadi bahan diskusi, artikel yang dicermati
dan dievaluasi bisa jadi benar dan menjadi dasar untuk karya
mendatang.
6. Jurnal Elektronik Indonesia
Kelahiran Jurnal elektronik di Indonesia diawali oleh tumbuhnya terbitan elektronik
yang diawali oleh semangat sukarelawan gerakan bawah tanah pengguna pengguna
HTML seperti terbitnya Suara Independen (http://www.gn.apc.org/independen)
terbitan bawah tanah, dan Tempo Interaktif (http://www.tempo.co.id) arwah
elektronik majalah Tempo yang sempat mati suri tersengat breidel pemerintahan
Habibie tahun 1996. Terbitan yang terakhir ini laris manis, dulu foto kopi nya sempat
dijual orang secara diam diam. Kelahiran terbitan elektronik mengobati kerinduan
terhadap kebebasan akademis di kampus dan pusat penelitian Indonesia, seperti yang
dicatat Widyawan (2000) sementara riset berkompromi dengan menggunakan standar
ganda. Mereka menyembunyian ketuan yang tidak menyenangkan pemerintahm untuk
mendapatkan dana, sementara temuan lain disimpan untuk kepentingan keilmuan.
Sampai saat ini e-journal di Indonesia belum komersial dan bisa diakses cuma
cuma. Tengok saja beberapa jurnal yang ditawarkan Pustaka Bogor seperti Indonesian
Journal of Crops Science, Jurnal Bioteknologi, atau Jurnal perpustakaan Pertanian.

10

Langkah ini diikuti oleh Universitas dan Lembaga penelitian milik pemerintah seperti
Badan Tenaga Atom Indonesia (jurnal elektronik). Langkah seperti ini tentu saja
mendorong Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII-LIPI) melengkapi produkproduk Indeks dan Abstrak dengan ISDJ (Indonesia Scientific Journal Database)
atau Website Jurnal Ilmiah Indonesia. Situs internet ini dikelola bekerja sama dengan
perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Koleksi jurnal ilmiah yang terkumpul dalam
situs itu sudah mencapai 5000 artikel berasal dari 400 jurnal terakreditasi. Pangkalan
data ini menyediakan naskah utuh jurnal-jurnal yang sudah diakreditasi dengan file
PDF.
Penerbitan jurnal tercetak memakan waktu, karena harus melalui proses
pencetakan, penjilidan dan pengiriman melalui pos atau kurir. Untuk menelusurnya di
pepustakaanpengguna harus mencari dari indeks terlebih dahulu. Baru setelah itu
harus mencari di rak, demikian pula, harganya pun cukup mahal.
Membaca artikel jurnal dalam bentuk tercetak memang lebih nyaman, namun
demikian sistem rujukannya seperti catatan kaki, referensi, indeks dan rujukan silang
masih terasa agak mengganggu pembaca karena harus mebalik-balik halaman,
sementara pada artikel jurnal elektronik menggunakan cara taut internal yang ada
dalam satu pangkalan data maupun eksternal yang menghubungkan dengan dokumen
yang dirujuk di tempat lain.
Perkembangan jurnal elektronik pada 2000-an tergolong rendah, pada saat itu
hanya sekitar 70 jurnal ilmiah elektronik dan dalam dua tahun masih tetap sama.
Terdapat dua jurnal elektronik baru waktu itu yang diluncurkan oleh Jurusan
Perikanan Universitas Diponegoro Semarangdan satu jurnal terbitan Perpustakaan
Nasional. Sayangnya dua jurnal terakhir ini tidak diupdate
secara reguler.
Diperkirakan kehadiran Jurnal elektronik belum mendorong gairah penulisan ilmiah
di negeri ini kerena terlalu sedikit yang mengaksesnya. Ilmuwan waktu itu masih
memilih jurnal tercetak.

BIBLIOGRAFI
[Anderson et al.] Anderson, K., Sack, J., Krauss, L., & O'Keefe, L. (2001). Publishing
online-only peer-reviewed biomedical literature: three years of citation,
author perception, and usage experience. Journal of Electronic Publishing,
6(3), .
[Bothron, dkk] Karen Bonthron*, Christine Urquhart**, Rhian Thomas**, Chris
Armstrong***, David Ellis**, Jean Everitt**, Roger Fenton***, Ray
Lonsdale**, Elizabeth McDermott**, Helen Morris**, Rebecca
Phillips**, Siân Spink**, Alison Yeoman** Trends in Use of Electronic
Journals in Higher Education in the UK - Views of Academic Staff and
Students D-Lib Magazine June 2003 Volume 9 Number 6
Boyce Peter B. 1999.Electronic Scholarly Journals;A talk at Université Louis Pasteur
Strasbourg, France, 29 January, http://cdsweb.u-strasbg.fr/misc/epubtalk/full.html diakses 28 Agustus 2004
Electronic Journals and Legitimate Media in the Systems of Scholarly
Communication The Information Society 11 (4), Special issue on

11

Electronic
Journals
and
Scholarly
Publishing.]
http://www.chass.utoronto.ca/epc/chwp/kling/index.html#table
diakses
February 26 2020
Ginsparg, P. (February 1996). Winners and losers in the global research village
[http://www.library.uiuc.edu/icsu/ginsparg.htm]. Site visited at 16.4.99
Grenquist, P. (September 1997). "Why I don't read electronic journals : an iconoclast
speaks
out",
Journal
of
Electronic
Publishing,
3(1)
[http://www.press.umich.edu/jep/03-01/Iconoclast.html]. Site visited at
16.4.99
Harnad, S. (1996). Implementing peer review on the Net : Scientific quality control in
scholarly
electronic
journals.
[http://www.cogsci.soton.ac.uk/~harnad/Papers/Harnad/harnad96.peer.revi
ew.html]. Site visited at 16.4.99
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. (December 1998). Making the most of electronic
journals. [http://xxx.lanl.gov/html/cs.DL/9812016]. Site visited at 16.4.99
Horoviak, J. & Seitter, K.L. (September 1997). "Transcending the limitations of the
printed
page",
Journal
of
Electronic
Publishing,
3(1).
[http://www.press.umich.edu/jep/03-01/EI.html]. Site visited at 16.4.99
Journal
Price
Survey.
American
Mathematical
Society,
2000.
http://www.ams.org/membership/journal-survey.html diakses 28 Agustus
2004 Kling, Rob. Covi, Lisa( January 1996)
Keefer, Alice (2001) Electronic journals, scholarly communication and libraries,
Bilbioteconomia Documentatio 6 (2001)
Kinne, Otto (1999) “Editorial: Electronic publishing in science: changes and risks”
MEPS
180:1-5
tersedia
di
http://www.intres.com/abstracts/meps/v180/editorial/ diakses 27 Februari 2010
[Kling et al.] Kling, R., Spector, L., & McKim, G. (2002). The guild model. Journal
of Electronic Publishing, 8(1), . Dilihat 29 Februari 2010
Lancaster, F. W. (1995). The evolution of electronic publishing. Library Trends, 43(4,
Spring), 518-527.
Math Journal Price Survey, based on AMS data. Universitat Bielefeld, May 2000.
http://www.mathematik.unibielefeld.de/~rehmann/BIB/AMS/Publishers.html diakses 28 Agustus 2004
Missingham, R. (January 1999). Science and technology : a web of information :
impact of the electronic present and future on scientists and libraries.
[http://www.csu.edu.au/special/online99/proceedings99/205a.htm].
Site
visited at 16.4.99
Moret, B.M.E. (September 1997). "Bridging the gap between theory and practice",
Journal
of
Electronic
Publishing,
3(1).
[http://www.press.umich.edu/jep/03-01/JEA.html]. Site visited at 16.4.99
Per Page Costs of Atmospheric Sciences Journal Titles at the University of
Washington.
University
of
Washington
Libraries.
http://www.lib.washington.edu/subject/atmosphericsci/scholcom/ diakses
06 Agustus 2004

12

Raney, R.K. (December 1998). "Into a glass darkly", Journal of Electronic
Publishing, 4(2). [http://www.press.umich.edu/jep/04-02/raney.html]. Site
visited at 16.4.99
Robison, Elwin C. "Architecture, Graphics, and the Net: A Short History of
Architronic, a Peer-Reviewed E-Journal." The Public-Access Computer
Systems Review 7, no. 3 (1996).
Roes, Hans (Juni 1996) Electronic Journals: A Short History and Recent
Developments Paper presented at the International Summer School on the
Digital
Library,
Tilburg,
August
1996
tersedia
di
http://drcwww.uvt.nl/~roes/articles/ej_1996.htm situs dikunjungi Februari,
26 2010-01-26
Robison, Elwin C. "Architecture, Graphics, and the Net: A Short History of
Architronic, a Peer-Reviewed E-Journal." The Public-Access Computer
Systems Review 7, no. 3 (1996).
Rusch-Feja, D., & Siebeky, U. (1999). Evaluation of usage and acceptance of
electronic journals: results of an electronic survey of Max Planck Society
researchers, including usage statistics from Elsevier, Springer and
Academic Press. D-Lib Magazine, 5(10), online,