T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratik Kepala Sekolah Dan Etos Kerja Dengan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Mranggen Demak T2 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah
penelitian
korelasional.
data
yang
dikumpulkan.
Dalam riset ini adalah skala primer. Skala primer
adalah skala yang peneliti dapatkan dari penyebaran
skala penelitian kepada 172 orang guru SD negeri di
kecamatan
Mranggen
kabupaten
Demak,
yang
merupakan sampel dari populasi guru SD negeri di
kecamatan
Mranggen
kabupaten
Demak
yang
berjumlah 333 orang guru SD negeri. Penelitian ini
berpijak
pada
guru
PNS
karena
pegawai
negeri
merupakan aparatur negara yang menjadi sorotan
masyarakat dan menjadi contoh dari guru honorer.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru
PNS SD negeri di kecamatan Mranggen kabupaten
Demak yang berjumlah 333 orang guru, dengan
perincian seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
29
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Guru SD Negeri
di Kecamatan Mranggen
No
NAMA SD
Jml Guru
No
NAMA SD
Jml Guru
1
Bandungrejo 1
7
25
Karangasem
5
2
Bandungrejo 2
7
26
Karangsono 1
7
3
Banyumeneng 1
3
27
Karangsono 2
6
4
Banyumeneng 2
5
28
Karangsono 3
5
5
Batursari 1
8
30
Kebonbatur 1
6
6
Batursari 2
9
31
Kebonbatur 2
13
7
Batursari 3
6
32
Kembangarum 1
7
8
Batursari 4
6
33
Kembangarum 2
14
9
Batursari 5
11
34
Kembangarum 4
5
10
Batursari 6
13
35
Menur
4
11
Batursari 7
8
36
Mranggen 1
7
12
Brumbung
14
37
Mranggen 2
14
13
Candisari 1
5
38
Mranggen 3
8
14
Candisari 2
4
39
Mranggen 4
9
15
Kalitengah 1
6
40
Ngemplak
5
16
Kalitengah 2
7
41
Sumberejo 1
5
18
Kangkung 1
8
42
Sumberejo 2
6
19
Kangkung 2
8
43
Tamansari 1
7
20
Kangkung 3
6
44
Tamansari 2
5
21
Tegalarum 1
7
45
Waru
6
22
Tegalarum 2
6
46
Jamus
14
23
Wringinjajar 1
13
24
Wringinjajar 3
8
Jumlah
333
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
30
Adapun sampel yang peneliti sebari angket
sebanyak 172 orang guru dari jumlah populasi 333
orang guru pegawai negeri. Untuk menentukan jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
Nomogram Herry King , dengan taraf kesalahan 5%,
bahwa apabila populasinya 333
maka dibulatkan
keatas menjadi 340 orang, dengan taraf kesalahan 5 %
dengan sampel 172 orang guru SD negeri.
Adapun cara menentukan sampel dari tiap-tiap
kelompok populasi adalah menggunakan cara dipilih.
Menurut Sugiyono (2006), Teknik yang digunakan
peneliti adalah proporsional random sampling yaitu:
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.
Cara
demikian
sering
disebut
dengan
random
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak,
artinya undian setiap skala sudah diberi nama sesuai
jumlah guru yang ada. Kemudian sampai tempat
penelitian mengambil jumlah sesuai sampel. Sehingga
responden memiliki hak yang sama. Kemudian guru
yang disampel agar dapat mengisi skala sesuai dengan
kenyataan
sampel
yang
secara
dialami
random
responden.
dapat
Pengambilan
dilakukan
dengan
pilihan. Bila pengambilan dengan cara dipilih maka
setiap anggota populasi diberi nomor lebih dahulu,
sesuai dengan jumlah populasi.
Adapun hasil pengambilan jumlah sampel pada
masing-masing SD dihitung secara proporsional 50 %
31
dari jumlah guru dengan pembulatan ke atas disajikan
dalam tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Distribusi Jumlah Guru SD Negeri
di Kecamatan Mranggen
No
Nama SD
Jml
Jumlah
Guru
sampel
No
Nama SD
Jml
Jumlah
Guru
Sampel
1
Bandungrejo 1
7
4
25
Karangasem
5
3
2
Bandungrejo 2
7
4
26
Karangsono 1
7
4
3
Banyumeneng 1
3
2
27
Karangsono 2
6
3
4
Banyumeneng 2
5
3
28
Karangsono 3
5
3
5
Batursari 1
8
4
30
Kebonbatur 1
6
3
6
Batursari 2
9
5
31
Kebonbatur 2
13
6
7
Batursari 3
6
3
32
Kembangarum 1
7
4
8
Batursari 4
6
3
33
Kembangarum 2
14
7
9
Batursari 5
11
5
34
Kembangarum 4
5
3
10
Batursari 6
13
6
35
Menur
4
2
11
Batursari 7
8
4
36
Mranggen 1
7
4
12
Brumbung
14
7
37
Mranggen 2
14
7
13
Candisari 1
5
2
38
Mranggen 3
8
4
14
Candisari 2
4
2
39
Mranggen 4
9
5
15
Kalitengah 1
6
3
40
Ngemplak
5
3
16
Kalitengah 2
7
4
41
Sumberejo 1
5
3
18
Kangkung 1
8
4
42
Sumberejo 2
6
3
19
Kangkung 2
8
4
43
Tamansari 1
7
4
20
Kangkung 3
6
3
44
Tamansari 2
5
3
21
Tegalarum 1
7
3
45
Waru
6
3
22
Tegalarum 2
6
3
46
Jamus
14
7
23
Wringinjajar 1
13
6
24
Wringinjajar 3
8
4
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
32
Jumlah
172
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi
operasional
variabel
yang
akan
diaplikasikan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.3.1. Kinerja Mengajar Guru
Kinerja mengajar guru adalah pencapaian hasil
kerja seorang guru berdasarkan ukuran tertentu dan
dalam
suatu
ketepatan
periode
waktu,
tertentu
kwantitas
dan
yang
mencakup
kwalitas
kerja,
kerjasama serta inovasi dalam mengajar. Beberapa
kontribusi pada kinerja mengajar guru, yaitu seorang
guru harus mengajar secara efektif, mengatur waktu,
dan disiplin di kelas dengan gaya mengajar yang
berkualitas. Guru juga harus teratur dan tepat waktu
dalam kegiatan belajar mengajar. Memiliki interaksi
yang baik dengan siswa dan orang tua siswa maupun
kolega kerjanya, karena keterampilan antar pribadi
guru juga menentukan kinerja mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sikap guru harus
sama, baik kepada siswa pada kelas tinggi maupun
kelas rendah.
Indikator-indikator
ukuran
yang
berkaitan
mengukur kinerja mengajar guru yaitu selama proses
pembelajaran
menggunakan
gaya
mengajar
yang
berbeda-beda. Nilai perkembangan hasil belajar siswa
di kelas kebanyakan mendapat nilai baik. Setiap
mengajar menyesuaikan kemampuan siswa. Membuat
33
persiapan dari rumah untuk mengajar. Menyampaikan materi yang sulit dengan mudah.
penilaian
Memberikan
terhadap siswa dengan obyektif. KBM tidak
terpengaruh oleh kegiatan ekstra kurikuler. Melaksanakan KBM tidak terpengaruh oleh pekerjaan rumah.
Mengembangkan diri melalui KKG, seminar, pelatihan.
Masuk kelas tepat waktu. Mengerjakan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab selama KBM. Menyelesaikan silabus tepat waktu di
kelas. Menerapkan
bermacam-macam metode pada waktu KBM di dalam
kelas.
3.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratik.
Gaya kepemimpinan demokratik adalah Proses
menggerakkan bawahannya selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia adalah makluk mulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronkan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan
pribadi dari bawahannya, senang menerima saran,
pendapat bahkan kritik dari bawahannya, selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari
padanya,
selalu
berusaha
mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan,
berusaha
mengembangkan
kapasitas
diri
pribadinya sebagai pemimpin.
Pengukuran
indikator
gaya
kepemimpinan
Demokratik ini adalah pandangan guru terhadap gaya
kepemimpinan
Demokratik
kepela
berjumlah 46 orang Kepala Sekolah.
34
sekolah
yang
3.3.3. Etos Kerja Guru
Merupakan karakter dan kebiasaan berkenaan
dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia
yang mendasar terhadapnya. Timbulnya kerja dalam
konteks ini karena termotivasi oleh sikap hidup yang
mendasar itu. Menurut peneliti ada 4 hal pokok yaitu
(a) Etos kerja dapat berada pada individu dan
masyarakat. (b) Etos kerja menunjukkan ciri-ciri
perilaku
berkwalitas
tinggi
pada
seseorang
yang
mencerminkan keluhuran serta keunggulan watak. (c)
Etos kerja bukan suatu sifat yang konstan, tapi sifat
yang
mengalami
pasang
surut.
(d)
Etos
kerja
merupakan bagian dari suatu kebudayaan, yang
dibentuk
oleh
proses
kebudayaan
panjang
yang
kemudian membentuk kepribadian.
Tabel 3.3
Variabel Kinerja Mengajar
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Sub konsep
Indikator
item
Kinerja
mengajar guru
adalah prestasi
kerja guru yang
ditunjukkan
dengan
keterampilan
mengajar,
keterampilan
menejemen,
kedisiplinan dan
ketertiban, Hanif
(2004)
1
Keterampilan
mengajar
1.1 Menggunakan
gaya mengajar
yang berbeda.
1.2 Sebagian besar
nilai
perkembangan
siswa adalah
baik.
1.3 Mengajar siswa
sesuai kapasitas
mereka.
1.4 Membuat
persiapan dari
rumah sebelum
mengajar.
1.5 Mengajar materi
1.Saya
selama proses
pembelajaran mengguna
kan gaya mengajar yang
berbeda-beda
2.Nilai perkembangan ha
sil belajar siswa di kelas
kebanyakan mendapat ni
lai baik
3.Saya setiap mengajar
menyesuaikan kemampu
an siswa
4.Saya membuat persiap
an dari rumah untuk
mengajar
5.Saya
menyampaikan
35
2
Keterampilan
pengelolaan
3
Disiplin dan
peraturan
yang sulit
dengan mudah.
1.6 Menjawab
pertanya an dari
siswa sebaik
mungkin
sehingga siswa
merasa puas.
materi yang sulit dengan
mudah
2.1 Berbuat adil
dalam memberi
nilai.
2.2 KBM tidak terpengaruh
dengan kegiatan
ekstra kurikuler.
2.3 Tidak
mencampurkan
tanggung jawab
dalam KBM
dengan
pekerjaan
rumah.
2.4 Berusaha
mengembangkan
diri.
8.Saya
melaksanakan
tugas KBM tidak terpenga
ruh oleh pekerjaan rumah
3.1 Datang tepat
waktu.
3.2 Tidak
mengerjakan
pekerjaan
tambahan
selama mengajar
di dalam kelas.
3.3 Mengerjakan
pekerjaan
mengajar dengan
penuh tanggung
jawab.
3.4 Menyelesaikan
silabus tepat
waktu di kelas.
3.5 Menggunakan
beragam metoda
mengajar
Sumber: Rubina Hanif (2004)
36
6.Saya
dalam member
kan penilaian
terhadap
siswa dengan obyektif
7.Saya dalam KBM tidak
terpengaruh oleh kegiatan
ekstra kurikuler
9.Saya
mengerjakan
pekerjaannya dengan pe
nuh
tanggung
jawab
selama KBM
9.Saya selalu berusaha
mengembangkan diri mela
lui KKG,seminar,pelatihan
10.Saya masuk kelas tepat
waktu
11.Saya tidak mengerjakan pekerjaan tambahan
sela ma mengajar di dalam
kelas
12.Saya selalu memotivasi
siswa dalam KBM di dalam
kelas
13.Saya
menyelesaikan
silabus tepat waktu di
kelas
15.Saya selalu menerap
kan
bermacam-macam
metode pada waktu KBM
di dalam kelas
16.Saya selalu memotivasi
siswa dalam KBM di dalam
kelas
Tabel 3.4
Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratik
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Gaya
kepemimpinan
Demokratis
adalah: Suatu
gaya dimana
seorang
pemimpin
dalam proses
menggerakkan
bawahannya
selalu bertitik
tolak
dari
pendapat
bahwa
manusia
adalah makluk
mulia
didunia.(Steve
nsen,1999)
Sub konsep
1.
Memperta
hankan
otoritas
2.
melakukan
voting
3.
minta
masukan
4.
tidak punya
waktu
5.
Indikator
1.1
memperta
hankan
otoritas
pengambilan
keputusan
akhir
2.1
saya dan
guru saya
selalu
melakukan
voting
3.1
meminta
ide
dan
masukan
dari guru
4.1
membuat
strategi
untuk
menjaga
pekerjaan
5. 1
membangun
komonikasi
langsung
mengadakan
rapat
6.
strategi
kepemimpi
nan
7.
menyebarkan
informasi
mengadakan
rapat
sangat
jarang
mengadakan
6. 1
7.1
item
1.Saya selalu mempertahankan
otoritas pengambilan keputus
an akhir dalam organisasi atau
tim
2.Saya selalu mencoba untuk
memasukkan satu atau lebih
guru dalam menentukan apa
yang harus dilakukan dan
bagaimana
melakukannya.
Namun, saya mempertahankan
otoritas pengambilan keputus
an akhir
3.saya dan guru saya selalu
melakukan voting setiap kali
sebuah keputusan besar harus
dibuat
4.Saya dan guru saya selalu
melakukan voting setiap kali
sebuah keputusan besar harus
dibuat
5.Saya meminta ide dan masukan
dari guru untuk rencana dan
program sekolah mendatang
6.Untuk keputusan besar yang
harus disetujui dalam tim, saya
harus mendapatkan persetu
juan
dari
masing-masing
individu atau mayoritas dari
tim.
7.Saya memberitahu guru saya
apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya
8.Ketika ada sesuatu yang tidak
beres dan saya perlu membuat
strategi untuk menjaga peker
jaan atau proses agar tetap
37
rapat.
8.1
8.
komonikasi
tidak
langsung
9.
kebebasan
mengambil
keputusan
10.
mendelega
sikan tugas
11.
tanggung
jawab
terhadap
pekerjaan
12.
posisi
kepemimpi
nan
38
kebebasan
untuk
menentukan
pilihan
9.1
Guru dan
Karyawan
baru tidak
diperkenan
kan untuk
membuat
keputusan
10.1
bertanya
kepada
guru
tentang visi
mereka
11.1
Guru saya
lebih
mengeta
hui
pekerjaan
mereka
daripada
saya
12.1
memberita
hu guru
saya bahwa
prosedur
nya tidak
bekerja
dengan
benar dan
saya
membuat
berjalan sesuai jadwal
9.saya mengadakan rapat untuk
mendapatkan nasihat
10.guru saya Untuk menyebar
kan informasi, saya mengirim
nya melalui email, memo, atau
pesan suara
11.saya sangat jarang mengada
kan rapat. Kemudian saya
berharap guru saya bertindak
atas informasi tersebut, Ketika
guru saya berbuat salah, saya
memberitahu mereka untuk
tidak
pernah
melakukan
kesalahan itu lagi dan mencatat
kesalahan tersebut, Saya ingin
menciptakan sebuah lingkung
an di mana guru menangani
kepemilikan program. Saya
memperbolehkan
mereka
untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan
12.Saya memperbolehkan guru
saya untuk menentukan apa
yang perlu dilakukan dan
bagaimana melakukannya
13.Guru dan Karyawan baru tidak
diperkenankan untuk membuat
keputusan kecuali telah saya
setujui terlebih dahulu
14.Saya bertanya kepada guru
tentang visi mereka, darimana
mereka
melihat
proses
pekerjaan mereka dan kemu
dian menggunakan visi mereka
jika diperlukan
15.Guru saya lebih mengetahui
pekerjaan mereka daripada
saya, jadi saya memperke
nankan mereka mengambil
keputusan untuk melakukan
pekerjaan mereka
13.
ancaman
dan
hukuman
prosedur
yang baru
13.1
memberita
hu guru
saya bahwa
prosedur
nya tidak
bekerja
dengan
benar dan
saya
membuat
prosedur
yang baru
13.2
posisi
kepemimpi
nan saya
mengendal
ikan lebih
dari
bawahan
14.3
akan
berlatih
mengarah
kan diri
14.4
memimpin
diri sendiri
14.5
menentukan
tujuan
16.Ketika ada sesuatu yang salah,
saya memberitahu guru saya
bahwa
prosedurnya
tidak
bekerja dengan benar dan saya
membuat prosedur yang baru
17.Saya memperkenankan guru
saya
untuk
menetapkan
prioritas dengan bimbingan
saya
18.Saya mendelegasikan tugastugas untuk melaksanakan
prosedur atau proses baru
19 Saya terus memantau guru
dan karyawan saya untuk
memastikan mereka bekerja
dengan benar, Ketika ada
perbedaan yang tidak sesuai
harapan
.20. saya bekerja dengan mereka
untuk menyelesaikan perbe
daan tersebut
21.Setiap individu bertanggung
jawab
untuk
menentukan
pekerjaan mereka
22.Saya suka kekuatan dimana
posisi kepemimpinan saya
mengendalikan
lebih
dari
bawahan
23.Saya ingin menggunakan
kekuatan kepemimpinan saya
untuk membantu bawahan
berkembang
24.Saya ingin berbagi kekuasaan
kepemimpinan saya dengan
bawahan saya
25.Guru harus diarahkan atau
diancam dengan hukuman agar
membuat mereka mencapai
tujuan organisasi
26.Guru akan berlatih mengarah
kan diri jika mereka berkomit
men untuk tujuan
27.Guru
memiliki
hak
untuk
39
menentukan tujuan organisasi
mereka sendiri
28. Guru dan Karyawan mencari
keamanan,
29.Guru
tahu
bagaimana
menggunakan kreativitas dan
kecerdikan untuk memecahkan
masalah organisasi,
30.Guru saya dapat memimpin
dirinya sendiri sebaik yang saya
bias
Sumber: Stevensen (1999)
Tabel 3.5
Variabel Etos Kerja
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Sub
konsep
Indikator
item
Jansen Sinamo
(2000):
Etos
kerja diartikan
sebagai konsep
tentang
kerja
atau paradigma
kerja
yang
diyakini
oleh
seseorang atau
kelompok orang
sebagai baik dan
benar
yang
diwujudkan
secara
khas
dalam perilaku
kerja mereka.
1.
kerja itu
rahmat
2.
kerja itu
amanah
1.Kerja itu rahmat, Kerja adalah
terimakasihku, Aku sanggup
bekerja tulus
3.
kerja itu
suci
4.
kerja itu
sehat
5.
kerja itu
seni
1.1
Aku sanggup
bekerja tulus
2.1
kerja adalah
tanggung
jawabku
3.1
kerja adalah
panggilanku
4.1
aku sanggup
bekerja keras
5.1
aku sanggup
bekerja kreatif
6.
kerja itu
ibadah
7.
kerja itu
6.1
aku sanggup
bekerja serius
7.1
aku sanggup
40
2.Kerja itu amanah, kerja
adalah tanggung jawabku
3.Kerja itu suci, kerja adalah
panggilanku
4.Kerja itu sehat, kerja adalah
aktualisasiku, aku sanggup
bekerja keras
5.Kerja itu seni, kerja adalah
kesukaanku,aku
sanggup
bekerja kreatif
6.Kerja itu ibadah, kerja adalah
pengabdianku, aku sanggup
bekerja serius
7.Kerja itu mulia, kerja adalah
pelayananku, aku sanggup
mulia
bekerja
memuaskan
8.
kerja itu
kehorm
atan
8.1
aku sanggup
bekerja
unggul
bekerja memuaskan
8.Kerja itu kehormatan, kerja
adalah kewajibanku, aku
sanggup bekerja unggul
Sumber: Jansen Sinamo (2000)
3.4. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang peneliti
gunakan
dalam
riset
ini
yaitu:
angket
untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
dan etos kerja guru, sedangkan skala
untuk meng-
ukur kinerja mengajar guru.
Angket
digunakan
adalah daftar
untuk
pertanyaan tertulis yang
memperoleh
informasi
dari
responden meliputi laporan tentang kepribadiannya
atau hal-hal lain yang ia ketahui Arikunto (1993).
Angket ini peneliti gunakan untuk mendapatkan datadata
primer
yang
akan
peneliti
analisa
dalam
penelitian ini.
Angket yang peneliti buat, berbentuk tertutup,
langsung, dan rating scale (skala bertingkat). Tertutup,
maksudnya sudah disediakan jawabannya, responden
tinggal memilih. Langsung maksudnya responden
menjawab pertanyaan dan pernyataan tentang dirinya
secara langsung, sedangkan rating scale mengandung
maksud, sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan jawaban.
41
Bentuk jawaban responden atas skala yang
disediakan peneliti adalah skala likert yang berada
pada
rentang
4
kemungkinan
jawaban
dengan
penjelasan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
3.5
Untuk kemungkinan jawaban Tidak Pernah (TP)
: diberi skor 1
Untuk jawaban Jarang (J)
: diberi skor 2
Untuk jawaban Sering (SR) : diberi skor 3
Untuk jawaban Selalu (SL)
: diberi skor 4
Uji
Validitas
Item
dan
Reabilitas
Instrumen
Uji validitas item digunakan untuk mengukur sah
atau
tidaknya
suatu
kuesioner.
Ghozali
(2006)
menyebutkan bahwa suatu kuesioner dinyatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur untuk kuesioner
tersebut.
Metode yang akan digunakan penulis untuk
melakukan uji validitas adalah dengan melakukan
korelasi antara skor pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel. Uji validitas item dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
suatu instrumen dalam mengungkapkan sesuatu yang
menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilahirkan
dengan instrumen tersebut. Pengujian
validitas item
dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
42
nilai Corrected Item Total Correlation dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Corrected Item Total Correlation > r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator adalah valid
b. Jika nilai Corrected Item Total Correlation < r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator tidak valid
3.5.1 Uji
Validitas
Item
Variabel
Gaya
kepemimpinan Demokratik
Pengukuran
demokratik
variabel
dilakukan
gaya
dengan
kepemimpinan
menggunakan
17
indikator. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas
terhadap indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan
demokratik.
Suatu alat ukur harus valid dan reabel, maka perlu
dilakukan uji validitas dan uji reabilitas.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Indikator Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
item
Scale Mean if
Item Deleted
X1_1
X1_2
X1_3
83,50
83,90
82,93
Scale Corrected ItemVariance if Total Correlation
Item Deleted
108,534
0,382
102,162
0,611
106,271
0,456
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
valid
valid
valid
43
X1_4
X1_5
X1_6
X1_7
X1_8
X1_9
X1_10
X1_11
X1_12
X1_13
X1_14
X1_15
X1_16
X1_17
X1_18
X1_19
X1_20
X1_21
X1_22
X1_23
X1_24
X1_25
X1_26
X1_27
X1_28
X1_29
X1_30
82,83
82,83
83,40
83,50
83,07
83,07
83,43
83,87
83,50
83,93
83,17
83,13
83,53
83,03
83,70
82,93
83,73
83,00
83,67
82,97
83,03
82,57
82,87
82,97
83,27
82,97
82,60
106,213
106,282
103,972
104,603
105,720
107,720
107,082
105,085
105,431
106,409
108,282
102,257
105,016
106,861
106,217
106,547
105,995
105,379
106,920
108,654
106,930
107,633
109,154
107,482
105,926
106,999
107,972
0,377
0,427
0,619
0,412
0,394
0,372
0,390
0,427
0,367
0,362
0,388
0,637
0,522
0,459
0,385
0,377
0,429
0,474
0,391
0,418
0,414
0,453
0,373
0,419
0,369
0,384
0,423
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu
variabel
gaya
pada
hasil
uji
kepemimpinan
tampak dalam Tabel 4.5
validitas
indikator
demokratik
yang
menunjukkan bahwa
masing-masing indikator memiliki nilai Corrected Item
Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel:
0,3. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang
digunakan merupakan alat ukur yang tepat untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
44
atau dengan kata lain item dalam indikator gaya
kepemimpinan demokratik adalah valid.
3.5.2 Uji Validitas Variabel Etos Kerja
Pengukuran
variabel
etos
kerja
dilakukan
dengan menggunakan delapan indikator. Berikut ini
adalah hasil pengujian validitas terhadap indikatorindikator yang digunakan untuk mengukur variabel
etos kerja.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas
Item Indikator Variabel Etos Kerja
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
X2_1
20,10
10,369
0,570
valid
X2_2
20,40
10,110
0,510
valid
X2_3
19,70
10,631
0,369
valid
X2_4
19,80
9,683
0,376
valid
X2_5
19,53
10,740
0,373
valid
X2_6
19,77
10,185
0,521
valid
X2_7
19,73
10,271
0,396
valid
X2_8
19,63
10,999
0,412
valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu
pada
hasil
uji
validitas
indikator
variabel etos kerja yang tampak dalam Tabel 4.6
menunjukkan
bahwa
masing-masing
indikator
memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang
lebih
besar
dari
nilai
r
tabel
(0,361).
Hal
ini
45
menunjukkan
bahwa
indikator
yang
digunakan
merupakan alat ukur yang tepat untuk mengukur
variabel etos kerja atau dengan kata lain indikator
adalah valid.
3.5.3 Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Pengukuran variabel kinerja dilakukan dengan
menggunakan 15 indikator. Berikut ini adalah hasil
pengujian validitas terhadap indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel kinerja.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Mengajar
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Scale Mean if
Item Deleted
36,20
35,47
35,67
36,27
35,73
36,27
36,30
35,93
36,63
36,47
35,90
36,10
35,93
36,73
36,67
Scale Variance if
Item Deleted
108,234
110,257
107,264
107,030
108,892
108,823
103,666
108,823
104,792
106,051
106,093
107,679
109,513
111,789
108,368
Corrected ItemTotal Correlation
0,639
0,634
0,658
0,612
0,601
0,610
0,788
0,669
0,854
0,742
0,736
0,649
0,607
0,549
0,628
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
46
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Mengacu koefisien corrected item dalam tabel
corelation > 0,3 item kinerja mengajar Y1 sampai Y15
semua item dinyatakan valid.
3.6 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen merupakan alat yang
digunakan
untuk
mengukur
kuesioner
yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban
seseorang
terhadap
pernyataan
adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali
(2006).
Uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan
penulis dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS 16.00, yakni dengan uji statistik
Cronbach
Alpha.
Suatu
konstruk
atau
variabel
dinyatakan reliabel jika nilai croncbach aplha > 0.60.
Ghozali (2006). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu instrument dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Ghozali
(2006)
pengujian
reliabilitas
dilakukan
dengan
menggunakan Uji Alpha Cronbach dengan kriteria
hasil pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan > 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
adalah reliable.
47
b. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan < 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
tidak reliable.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas
pada masing-masing variabel penelitian.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Alpha Cronbach
kategori
Gaya kepemimpinan Demokratis
0,885
reliabel
Etos Kerja
0,736
reliabel
Kinerja mengajar
0,931
reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Hasil koefisien reliabilitas dengan alpha cronbach
> 0,6
menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach
hitung pada masing-masing variabel penelitian adalah
lebih besar dari 0,6. Mengacu pada hasil tersebut
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil
pengukuran pada masing-masing variabel penelitian
adalah reliabel atau konsisten.
48
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis diskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran tentang kategori hasil pengukuran variabel
gaya kepemimpinan demokratik kepala sekolah, etos
kerja guru, dan kinerja mengajar guru.
1. Kategori variabel penelitian gaya kepemimpinan
demokratis
= 18
Rumus: I=
Berdasarkan lebar interval tersebut (18) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran gaya kepemimpinan demokratik adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.10
Kategori Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
Kategori
Range
Sangat Tinggi
102 -120
Tinggi
84 - 101
Sedang
66 - 83
Rendah
48 - 65
Sangat Rendah
30 - 47
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
49
2. Kategori variabel penelitian variabel etos kinerja
mengajar guru.
Rumus: I=
=9
Berdasarkan lebar interval tersebut (9) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran etos kerja
adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.11
Kategori Variabel Kinerja Mengajar Guru
No
Kategori
Range
1
Sangat Tinggi
51 - 60
2
Tinggi
42 - 50
3
Sedang
33 - 41
4
Rendah
24 - 32
5
Sangat Rendah
15 -23
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3. Kategori variabel penelitian variabel etos kerja
guru.
Rumus: I =
=5
Berdasarkan lebar interval tersebut (5) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran kinerja mengajar
adalah sebagai berikut:
50
Tabel: 3.12
Kategori Variabel Etos Kerja guru
No
Range
Kategori
1
Sangat Tinggi
28 -32
2
Tinggi
23 - 27
3
Sedang
18 - 22
4
Rendah
13 - 17
5
Sangat Rendah
8 -12
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3.7.2 Analisis Korelasional
Uji normalitas sebaran data dilakukan mendahului
analisis
korelasional
sebagai
prasarat
menggunakan pearson product moment Sugiono (2007).
pengujian
normalitas
menggunakan
one
sample
kolmogorov smirnov test. Analisis korelasional digunakan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti
atau tidak hubungan antar variabel-variabel itu Hasan
(2004). Indeks-indeks statistik yang dapat menunjukkan arah (positif dan negatif) dan juga kekuatan
suatu hubungan antar variabel disebut koefisien
korelasi. Derajat koefisien korelasi dinyatakan dalam
angka koefisien korelasi yang bergerak antara -1,0
sampai
dengan
+1,0.
Koefisien
korelasi
-1,0
menunjukkan adanya hubungan yang negtif secara
sempurna, sedangkan nilai +1,0 menunjukkan adanya
hubungan yang posiitif secara sempurna. Sedangkan
51
jika nilainya 0, maka menunjukkan bahwa dua
variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan sama
sekali Sugiyono (2011).
Statistik untuk menguji korelasi antara variabel
tipe kepemimpinan demokratik kepala sekolah (X1)
dengan kinerja mengajar guru (Y) dan antara etos
kerja
(X2)
dengan
kinerja
mengajar
guru
(Y)
menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson.
jika data berdistribusi normal dan menggunakan
korelasi Rank Spearman jika data tidak berdistribusi
normal Sugiyono (2007). Signifikansi tidaknya korelasi
merupakan
tingkat
batas
toleransi
menerima
kesalahan dari hasil pengujian hipotesis terhadap nilai
parameter populasi. Dalam penelitian ini digunakan
taraf
signifikansi
sebesar
0,05,
sehingga
dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Menerima Ho dan menolak H1, bila sig-T > α yang
artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara
variabel yang dikorelasikan.
2. Menerima H1 dan menolak Ho, bila sig-T ≤ α yang
artinya ada korelasi yang signifikan antara variabel
yang dikorelasikan.
52
53
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah
penelitian
korelasional.
data
yang
dikumpulkan.
Dalam riset ini adalah skala primer. Skala primer
adalah skala yang peneliti dapatkan dari penyebaran
skala penelitian kepada 172 orang guru SD negeri di
kecamatan
Mranggen
kabupaten
Demak,
yang
merupakan sampel dari populasi guru SD negeri di
kecamatan
Mranggen
kabupaten
Demak
yang
berjumlah 333 orang guru SD negeri. Penelitian ini
berpijak
pada
guru
PNS
karena
pegawai
negeri
merupakan aparatur negara yang menjadi sorotan
masyarakat dan menjadi contoh dari guru honorer.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru
PNS SD negeri di kecamatan Mranggen kabupaten
Demak yang berjumlah 333 orang guru, dengan
perincian seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
29
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Guru SD Negeri
di Kecamatan Mranggen
No
NAMA SD
Jml Guru
No
NAMA SD
Jml Guru
1
Bandungrejo 1
7
25
Karangasem
5
2
Bandungrejo 2
7
26
Karangsono 1
7
3
Banyumeneng 1
3
27
Karangsono 2
6
4
Banyumeneng 2
5
28
Karangsono 3
5
5
Batursari 1
8
30
Kebonbatur 1
6
6
Batursari 2
9
31
Kebonbatur 2
13
7
Batursari 3
6
32
Kembangarum 1
7
8
Batursari 4
6
33
Kembangarum 2
14
9
Batursari 5
11
34
Kembangarum 4
5
10
Batursari 6
13
35
Menur
4
11
Batursari 7
8
36
Mranggen 1
7
12
Brumbung
14
37
Mranggen 2
14
13
Candisari 1
5
38
Mranggen 3
8
14
Candisari 2
4
39
Mranggen 4
9
15
Kalitengah 1
6
40
Ngemplak
5
16
Kalitengah 2
7
41
Sumberejo 1
5
18
Kangkung 1
8
42
Sumberejo 2
6
19
Kangkung 2
8
43
Tamansari 1
7
20
Kangkung 3
6
44
Tamansari 2
5
21
Tegalarum 1
7
45
Waru
6
22
Tegalarum 2
6
46
Jamus
14
23
Wringinjajar 1
13
24
Wringinjajar 3
8
Jumlah
333
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
30
Adapun sampel yang peneliti sebari angket
sebanyak 172 orang guru dari jumlah populasi 333
orang guru pegawai negeri. Untuk menentukan jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
Nomogram Herry King , dengan taraf kesalahan 5%,
bahwa apabila populasinya 333
maka dibulatkan
keatas menjadi 340 orang, dengan taraf kesalahan 5 %
dengan sampel 172 orang guru SD negeri.
Adapun cara menentukan sampel dari tiap-tiap
kelompok populasi adalah menggunakan cara dipilih.
Menurut Sugiyono (2006), Teknik yang digunakan
peneliti adalah proporsional random sampling yaitu:
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.
Cara
demikian
sering
disebut
dengan
random
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak,
artinya undian setiap skala sudah diberi nama sesuai
jumlah guru yang ada. Kemudian sampai tempat
penelitian mengambil jumlah sesuai sampel. Sehingga
responden memiliki hak yang sama. Kemudian guru
yang disampel agar dapat mengisi skala sesuai dengan
kenyataan
sampel
yang
secara
dialami
random
responden.
dapat
Pengambilan
dilakukan
dengan
pilihan. Bila pengambilan dengan cara dipilih maka
setiap anggota populasi diberi nomor lebih dahulu,
sesuai dengan jumlah populasi.
Adapun hasil pengambilan jumlah sampel pada
masing-masing SD dihitung secara proporsional 50 %
31
dari jumlah guru dengan pembulatan ke atas disajikan
dalam tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Distribusi Jumlah Guru SD Negeri
di Kecamatan Mranggen
No
Nama SD
Jml
Jumlah
Guru
sampel
No
Nama SD
Jml
Jumlah
Guru
Sampel
1
Bandungrejo 1
7
4
25
Karangasem
5
3
2
Bandungrejo 2
7
4
26
Karangsono 1
7
4
3
Banyumeneng 1
3
2
27
Karangsono 2
6
3
4
Banyumeneng 2
5
3
28
Karangsono 3
5
3
5
Batursari 1
8
4
30
Kebonbatur 1
6
3
6
Batursari 2
9
5
31
Kebonbatur 2
13
6
7
Batursari 3
6
3
32
Kembangarum 1
7
4
8
Batursari 4
6
3
33
Kembangarum 2
14
7
9
Batursari 5
11
5
34
Kembangarum 4
5
3
10
Batursari 6
13
6
35
Menur
4
2
11
Batursari 7
8
4
36
Mranggen 1
7
4
12
Brumbung
14
7
37
Mranggen 2
14
7
13
Candisari 1
5
2
38
Mranggen 3
8
4
14
Candisari 2
4
2
39
Mranggen 4
9
5
15
Kalitengah 1
6
3
40
Ngemplak
5
3
16
Kalitengah 2
7
4
41
Sumberejo 1
5
3
18
Kangkung 1
8
4
42
Sumberejo 2
6
3
19
Kangkung 2
8
4
43
Tamansari 1
7
4
20
Kangkung 3
6
3
44
Tamansari 2
5
3
21
Tegalarum 1
7
3
45
Waru
6
3
22
Tegalarum 2
6
3
46
Jamus
14
7
23
Wringinjajar 1
13
6
24
Wringinjajar 3
8
4
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
32
Jumlah
172
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi
operasional
variabel
yang
akan
diaplikasikan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.3.1. Kinerja Mengajar Guru
Kinerja mengajar guru adalah pencapaian hasil
kerja seorang guru berdasarkan ukuran tertentu dan
dalam
suatu
ketepatan
periode
waktu,
tertentu
kwantitas
dan
yang
mencakup
kwalitas
kerja,
kerjasama serta inovasi dalam mengajar. Beberapa
kontribusi pada kinerja mengajar guru, yaitu seorang
guru harus mengajar secara efektif, mengatur waktu,
dan disiplin di kelas dengan gaya mengajar yang
berkualitas. Guru juga harus teratur dan tepat waktu
dalam kegiatan belajar mengajar. Memiliki interaksi
yang baik dengan siswa dan orang tua siswa maupun
kolega kerjanya, karena keterampilan antar pribadi
guru juga menentukan kinerja mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sikap guru harus
sama, baik kepada siswa pada kelas tinggi maupun
kelas rendah.
Indikator-indikator
ukuran
yang
berkaitan
mengukur kinerja mengajar guru yaitu selama proses
pembelajaran
menggunakan
gaya
mengajar
yang
berbeda-beda. Nilai perkembangan hasil belajar siswa
di kelas kebanyakan mendapat nilai baik. Setiap
mengajar menyesuaikan kemampuan siswa. Membuat
33
persiapan dari rumah untuk mengajar. Menyampaikan materi yang sulit dengan mudah.
penilaian
Memberikan
terhadap siswa dengan obyektif. KBM tidak
terpengaruh oleh kegiatan ekstra kurikuler. Melaksanakan KBM tidak terpengaruh oleh pekerjaan rumah.
Mengembangkan diri melalui KKG, seminar, pelatihan.
Masuk kelas tepat waktu. Mengerjakan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab selama KBM. Menyelesaikan silabus tepat waktu di
kelas. Menerapkan
bermacam-macam metode pada waktu KBM di dalam
kelas.
3.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratik.
Gaya kepemimpinan demokratik adalah Proses
menggerakkan bawahannya selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia adalah makluk mulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronkan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan
pribadi dari bawahannya, senang menerima saran,
pendapat bahkan kritik dari bawahannya, selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari
padanya,
selalu
berusaha
mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan,
berusaha
mengembangkan
kapasitas
diri
pribadinya sebagai pemimpin.
Pengukuran
indikator
gaya
kepemimpinan
Demokratik ini adalah pandangan guru terhadap gaya
kepemimpinan
Demokratik
kepela
berjumlah 46 orang Kepala Sekolah.
34
sekolah
yang
3.3.3. Etos Kerja Guru
Merupakan karakter dan kebiasaan berkenaan
dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia
yang mendasar terhadapnya. Timbulnya kerja dalam
konteks ini karena termotivasi oleh sikap hidup yang
mendasar itu. Menurut peneliti ada 4 hal pokok yaitu
(a) Etos kerja dapat berada pada individu dan
masyarakat. (b) Etos kerja menunjukkan ciri-ciri
perilaku
berkwalitas
tinggi
pada
seseorang
yang
mencerminkan keluhuran serta keunggulan watak. (c)
Etos kerja bukan suatu sifat yang konstan, tapi sifat
yang
mengalami
pasang
surut.
(d)
Etos
kerja
merupakan bagian dari suatu kebudayaan, yang
dibentuk
oleh
proses
kebudayaan
panjang
yang
kemudian membentuk kepribadian.
Tabel 3.3
Variabel Kinerja Mengajar
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Sub konsep
Indikator
item
Kinerja
mengajar guru
adalah prestasi
kerja guru yang
ditunjukkan
dengan
keterampilan
mengajar,
keterampilan
menejemen,
kedisiplinan dan
ketertiban, Hanif
(2004)
1
Keterampilan
mengajar
1.1 Menggunakan
gaya mengajar
yang berbeda.
1.2 Sebagian besar
nilai
perkembangan
siswa adalah
baik.
1.3 Mengajar siswa
sesuai kapasitas
mereka.
1.4 Membuat
persiapan dari
rumah sebelum
mengajar.
1.5 Mengajar materi
1.Saya
selama proses
pembelajaran mengguna
kan gaya mengajar yang
berbeda-beda
2.Nilai perkembangan ha
sil belajar siswa di kelas
kebanyakan mendapat ni
lai baik
3.Saya setiap mengajar
menyesuaikan kemampu
an siswa
4.Saya membuat persiap
an dari rumah untuk
mengajar
5.Saya
menyampaikan
35
2
Keterampilan
pengelolaan
3
Disiplin dan
peraturan
yang sulit
dengan mudah.
1.6 Menjawab
pertanya an dari
siswa sebaik
mungkin
sehingga siswa
merasa puas.
materi yang sulit dengan
mudah
2.1 Berbuat adil
dalam memberi
nilai.
2.2 KBM tidak terpengaruh
dengan kegiatan
ekstra kurikuler.
2.3 Tidak
mencampurkan
tanggung jawab
dalam KBM
dengan
pekerjaan
rumah.
2.4 Berusaha
mengembangkan
diri.
8.Saya
melaksanakan
tugas KBM tidak terpenga
ruh oleh pekerjaan rumah
3.1 Datang tepat
waktu.
3.2 Tidak
mengerjakan
pekerjaan
tambahan
selama mengajar
di dalam kelas.
3.3 Mengerjakan
pekerjaan
mengajar dengan
penuh tanggung
jawab.
3.4 Menyelesaikan
silabus tepat
waktu di kelas.
3.5 Menggunakan
beragam metoda
mengajar
Sumber: Rubina Hanif (2004)
36
6.Saya
dalam member
kan penilaian
terhadap
siswa dengan obyektif
7.Saya dalam KBM tidak
terpengaruh oleh kegiatan
ekstra kurikuler
9.Saya
mengerjakan
pekerjaannya dengan pe
nuh
tanggung
jawab
selama KBM
9.Saya selalu berusaha
mengembangkan diri mela
lui KKG,seminar,pelatihan
10.Saya masuk kelas tepat
waktu
11.Saya tidak mengerjakan pekerjaan tambahan
sela ma mengajar di dalam
kelas
12.Saya selalu memotivasi
siswa dalam KBM di dalam
kelas
13.Saya
menyelesaikan
silabus tepat waktu di
kelas
15.Saya selalu menerap
kan
bermacam-macam
metode pada waktu KBM
di dalam kelas
16.Saya selalu memotivasi
siswa dalam KBM di dalam
kelas
Tabel 3.4
Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratik
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Gaya
kepemimpinan
Demokratis
adalah: Suatu
gaya dimana
seorang
pemimpin
dalam proses
menggerakkan
bawahannya
selalu bertitik
tolak
dari
pendapat
bahwa
manusia
adalah makluk
mulia
didunia.(Steve
nsen,1999)
Sub konsep
1.
Memperta
hankan
otoritas
2.
melakukan
voting
3.
minta
masukan
4.
tidak punya
waktu
5.
Indikator
1.1
memperta
hankan
otoritas
pengambilan
keputusan
akhir
2.1
saya dan
guru saya
selalu
melakukan
voting
3.1
meminta
ide
dan
masukan
dari guru
4.1
membuat
strategi
untuk
menjaga
pekerjaan
5. 1
membangun
komonikasi
langsung
mengadakan
rapat
6.
strategi
kepemimpi
nan
7.
menyebarkan
informasi
mengadakan
rapat
sangat
jarang
mengadakan
6. 1
7.1
item
1.Saya selalu mempertahankan
otoritas pengambilan keputus
an akhir dalam organisasi atau
tim
2.Saya selalu mencoba untuk
memasukkan satu atau lebih
guru dalam menentukan apa
yang harus dilakukan dan
bagaimana
melakukannya.
Namun, saya mempertahankan
otoritas pengambilan keputus
an akhir
3.saya dan guru saya selalu
melakukan voting setiap kali
sebuah keputusan besar harus
dibuat
4.Saya dan guru saya selalu
melakukan voting setiap kali
sebuah keputusan besar harus
dibuat
5.Saya meminta ide dan masukan
dari guru untuk rencana dan
program sekolah mendatang
6.Untuk keputusan besar yang
harus disetujui dalam tim, saya
harus mendapatkan persetu
juan
dari
masing-masing
individu atau mayoritas dari
tim.
7.Saya memberitahu guru saya
apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya
8.Ketika ada sesuatu yang tidak
beres dan saya perlu membuat
strategi untuk menjaga peker
jaan atau proses agar tetap
37
rapat.
8.1
8.
komonikasi
tidak
langsung
9.
kebebasan
mengambil
keputusan
10.
mendelega
sikan tugas
11.
tanggung
jawab
terhadap
pekerjaan
12.
posisi
kepemimpi
nan
38
kebebasan
untuk
menentukan
pilihan
9.1
Guru dan
Karyawan
baru tidak
diperkenan
kan untuk
membuat
keputusan
10.1
bertanya
kepada
guru
tentang visi
mereka
11.1
Guru saya
lebih
mengeta
hui
pekerjaan
mereka
daripada
saya
12.1
memberita
hu guru
saya bahwa
prosedur
nya tidak
bekerja
dengan
benar dan
saya
membuat
berjalan sesuai jadwal
9.saya mengadakan rapat untuk
mendapatkan nasihat
10.guru saya Untuk menyebar
kan informasi, saya mengirim
nya melalui email, memo, atau
pesan suara
11.saya sangat jarang mengada
kan rapat. Kemudian saya
berharap guru saya bertindak
atas informasi tersebut, Ketika
guru saya berbuat salah, saya
memberitahu mereka untuk
tidak
pernah
melakukan
kesalahan itu lagi dan mencatat
kesalahan tersebut, Saya ingin
menciptakan sebuah lingkung
an di mana guru menangani
kepemilikan program. Saya
memperbolehkan
mereka
untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan
12.Saya memperbolehkan guru
saya untuk menentukan apa
yang perlu dilakukan dan
bagaimana melakukannya
13.Guru dan Karyawan baru tidak
diperkenankan untuk membuat
keputusan kecuali telah saya
setujui terlebih dahulu
14.Saya bertanya kepada guru
tentang visi mereka, darimana
mereka
melihat
proses
pekerjaan mereka dan kemu
dian menggunakan visi mereka
jika diperlukan
15.Guru saya lebih mengetahui
pekerjaan mereka daripada
saya, jadi saya memperke
nankan mereka mengambil
keputusan untuk melakukan
pekerjaan mereka
13.
ancaman
dan
hukuman
prosedur
yang baru
13.1
memberita
hu guru
saya bahwa
prosedur
nya tidak
bekerja
dengan
benar dan
saya
membuat
prosedur
yang baru
13.2
posisi
kepemimpi
nan saya
mengendal
ikan lebih
dari
bawahan
14.3
akan
berlatih
mengarah
kan diri
14.4
memimpin
diri sendiri
14.5
menentukan
tujuan
16.Ketika ada sesuatu yang salah,
saya memberitahu guru saya
bahwa
prosedurnya
tidak
bekerja dengan benar dan saya
membuat prosedur yang baru
17.Saya memperkenankan guru
saya
untuk
menetapkan
prioritas dengan bimbingan
saya
18.Saya mendelegasikan tugastugas untuk melaksanakan
prosedur atau proses baru
19 Saya terus memantau guru
dan karyawan saya untuk
memastikan mereka bekerja
dengan benar, Ketika ada
perbedaan yang tidak sesuai
harapan
.20. saya bekerja dengan mereka
untuk menyelesaikan perbe
daan tersebut
21.Setiap individu bertanggung
jawab
untuk
menentukan
pekerjaan mereka
22.Saya suka kekuatan dimana
posisi kepemimpinan saya
mengendalikan
lebih
dari
bawahan
23.Saya ingin menggunakan
kekuatan kepemimpinan saya
untuk membantu bawahan
berkembang
24.Saya ingin berbagi kekuasaan
kepemimpinan saya dengan
bawahan saya
25.Guru harus diarahkan atau
diancam dengan hukuman agar
membuat mereka mencapai
tujuan organisasi
26.Guru akan berlatih mengarah
kan diri jika mereka berkomit
men untuk tujuan
27.Guru
memiliki
hak
untuk
39
menentukan tujuan organisasi
mereka sendiri
28. Guru dan Karyawan mencari
keamanan,
29.Guru
tahu
bagaimana
menggunakan kreativitas dan
kecerdikan untuk memecahkan
masalah organisasi,
30.Guru saya dapat memimpin
dirinya sendiri sebaik yang saya
bias
Sumber: Stevensen (1999)
Tabel 3.5
Variabel Etos Kerja
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep
Sub
konsep
Indikator
item
Jansen Sinamo
(2000):
Etos
kerja diartikan
sebagai konsep
tentang
kerja
atau paradigma
kerja
yang
diyakini
oleh
seseorang atau
kelompok orang
sebagai baik dan
benar
yang
diwujudkan
secara
khas
dalam perilaku
kerja mereka.
1.
kerja itu
rahmat
2.
kerja itu
amanah
1.Kerja itu rahmat, Kerja adalah
terimakasihku, Aku sanggup
bekerja tulus
3.
kerja itu
suci
4.
kerja itu
sehat
5.
kerja itu
seni
1.1
Aku sanggup
bekerja tulus
2.1
kerja adalah
tanggung
jawabku
3.1
kerja adalah
panggilanku
4.1
aku sanggup
bekerja keras
5.1
aku sanggup
bekerja kreatif
6.
kerja itu
ibadah
7.
kerja itu
6.1
aku sanggup
bekerja serius
7.1
aku sanggup
40
2.Kerja itu amanah, kerja
adalah tanggung jawabku
3.Kerja itu suci, kerja adalah
panggilanku
4.Kerja itu sehat, kerja adalah
aktualisasiku, aku sanggup
bekerja keras
5.Kerja itu seni, kerja adalah
kesukaanku,aku
sanggup
bekerja kreatif
6.Kerja itu ibadah, kerja adalah
pengabdianku, aku sanggup
bekerja serius
7.Kerja itu mulia, kerja adalah
pelayananku, aku sanggup
mulia
bekerja
memuaskan
8.
kerja itu
kehorm
atan
8.1
aku sanggup
bekerja
unggul
bekerja memuaskan
8.Kerja itu kehormatan, kerja
adalah kewajibanku, aku
sanggup bekerja unggul
Sumber: Jansen Sinamo (2000)
3.4. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang peneliti
gunakan
dalam
riset
ini
yaitu:
angket
untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
dan etos kerja guru, sedangkan skala
untuk meng-
ukur kinerja mengajar guru.
Angket
digunakan
adalah daftar
untuk
pertanyaan tertulis yang
memperoleh
informasi
dari
responden meliputi laporan tentang kepribadiannya
atau hal-hal lain yang ia ketahui Arikunto (1993).
Angket ini peneliti gunakan untuk mendapatkan datadata
primer
yang
akan
peneliti
analisa
dalam
penelitian ini.
Angket yang peneliti buat, berbentuk tertutup,
langsung, dan rating scale (skala bertingkat). Tertutup,
maksudnya sudah disediakan jawabannya, responden
tinggal memilih. Langsung maksudnya responden
menjawab pertanyaan dan pernyataan tentang dirinya
secara langsung, sedangkan rating scale mengandung
maksud, sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan jawaban.
41
Bentuk jawaban responden atas skala yang
disediakan peneliti adalah skala likert yang berada
pada
rentang
4
kemungkinan
jawaban
dengan
penjelasan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
3.5
Untuk kemungkinan jawaban Tidak Pernah (TP)
: diberi skor 1
Untuk jawaban Jarang (J)
: diberi skor 2
Untuk jawaban Sering (SR) : diberi skor 3
Untuk jawaban Selalu (SL)
: diberi skor 4
Uji
Validitas
Item
dan
Reabilitas
Instrumen
Uji validitas item digunakan untuk mengukur sah
atau
tidaknya
suatu
kuesioner.
Ghozali
(2006)
menyebutkan bahwa suatu kuesioner dinyatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur untuk kuesioner
tersebut.
Metode yang akan digunakan penulis untuk
melakukan uji validitas adalah dengan melakukan
korelasi antara skor pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel. Uji validitas item dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
suatu instrumen dalam mengungkapkan sesuatu yang
menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilahirkan
dengan instrumen tersebut. Pengujian
validitas item
dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
42
nilai Corrected Item Total Correlation dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Corrected Item Total Correlation > r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator adalah valid
b. Jika nilai Corrected Item Total Correlation < r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator tidak valid
3.5.1 Uji
Validitas
Item
Variabel
Gaya
kepemimpinan Demokratik
Pengukuran
demokratik
variabel
dilakukan
gaya
dengan
kepemimpinan
menggunakan
17
indikator. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas
terhadap indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan
demokratik.
Suatu alat ukur harus valid dan reabel, maka perlu
dilakukan uji validitas dan uji reabilitas.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Indikator Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
item
Scale Mean if
Item Deleted
X1_1
X1_2
X1_3
83,50
83,90
82,93
Scale Corrected ItemVariance if Total Correlation
Item Deleted
108,534
0,382
102,162
0,611
106,271
0,456
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
valid
valid
valid
43
X1_4
X1_5
X1_6
X1_7
X1_8
X1_9
X1_10
X1_11
X1_12
X1_13
X1_14
X1_15
X1_16
X1_17
X1_18
X1_19
X1_20
X1_21
X1_22
X1_23
X1_24
X1_25
X1_26
X1_27
X1_28
X1_29
X1_30
82,83
82,83
83,40
83,50
83,07
83,07
83,43
83,87
83,50
83,93
83,17
83,13
83,53
83,03
83,70
82,93
83,73
83,00
83,67
82,97
83,03
82,57
82,87
82,97
83,27
82,97
82,60
106,213
106,282
103,972
104,603
105,720
107,720
107,082
105,085
105,431
106,409
108,282
102,257
105,016
106,861
106,217
106,547
105,995
105,379
106,920
108,654
106,930
107,633
109,154
107,482
105,926
106,999
107,972
0,377
0,427
0,619
0,412
0,394
0,372
0,390
0,427
0,367
0,362
0,388
0,637
0,522
0,459
0,385
0,377
0,429
0,474
0,391
0,418
0,414
0,453
0,373
0,419
0,369
0,384
0,423
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu
variabel
gaya
pada
hasil
uji
kepemimpinan
tampak dalam Tabel 4.5
validitas
indikator
demokratik
yang
menunjukkan bahwa
masing-masing indikator memiliki nilai Corrected Item
Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel:
0,3. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang
digunakan merupakan alat ukur yang tepat untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
44
atau dengan kata lain item dalam indikator gaya
kepemimpinan demokratik adalah valid.
3.5.2 Uji Validitas Variabel Etos Kerja
Pengukuran
variabel
etos
kerja
dilakukan
dengan menggunakan delapan indikator. Berikut ini
adalah hasil pengujian validitas terhadap indikatorindikator yang digunakan untuk mengukur variabel
etos kerja.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas
Item Indikator Variabel Etos Kerja
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
X2_1
20,10
10,369
0,570
valid
X2_2
20,40
10,110
0,510
valid
X2_3
19,70
10,631
0,369
valid
X2_4
19,80
9,683
0,376
valid
X2_5
19,53
10,740
0,373
valid
X2_6
19,77
10,185
0,521
valid
X2_7
19,73
10,271
0,396
valid
X2_8
19,63
10,999
0,412
valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu
pada
hasil
uji
validitas
indikator
variabel etos kerja yang tampak dalam Tabel 4.6
menunjukkan
bahwa
masing-masing
indikator
memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang
lebih
besar
dari
nilai
r
tabel
(0,361).
Hal
ini
45
menunjukkan
bahwa
indikator
yang
digunakan
merupakan alat ukur yang tepat untuk mengukur
variabel etos kerja atau dengan kata lain indikator
adalah valid.
3.5.3 Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Pengukuran variabel kinerja dilakukan dengan
menggunakan 15 indikator. Berikut ini adalah hasil
pengujian validitas terhadap indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel kinerja.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Mengajar
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Scale Mean if
Item Deleted
36,20
35,47
35,67
36,27
35,73
36,27
36,30
35,93
36,63
36,47
35,90
36,10
35,93
36,73
36,67
Scale Variance if
Item Deleted
108,234
110,257
107,264
107,030
108,892
108,823
103,666
108,823
104,792
106,051
106,093
107,679
109,513
111,789
108,368
Corrected ItemTotal Correlation
0,639
0,634
0,658
0,612
0,601
0,610
0,788
0,669
0,854
0,742
0,736
0,649
0,607
0,549
0,628
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
46
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Mengacu koefisien corrected item dalam tabel
corelation > 0,3 item kinerja mengajar Y1 sampai Y15
semua item dinyatakan valid.
3.6 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen merupakan alat yang
digunakan
untuk
mengukur
kuesioner
yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban
seseorang
terhadap
pernyataan
adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali
(2006).
Uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan
penulis dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS 16.00, yakni dengan uji statistik
Cronbach
Alpha.
Suatu
konstruk
atau
variabel
dinyatakan reliabel jika nilai croncbach aplha > 0.60.
Ghozali (2006). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu instrument dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Ghozali
(2006)
pengujian
reliabilitas
dilakukan
dengan
menggunakan Uji Alpha Cronbach dengan kriteria
hasil pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan > 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
adalah reliable.
47
b. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan < 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
tidak reliable.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas
pada masing-masing variabel penelitian.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Alpha Cronbach
kategori
Gaya kepemimpinan Demokratis
0,885
reliabel
Etos Kerja
0,736
reliabel
Kinerja mengajar
0,931
reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Hasil koefisien reliabilitas dengan alpha cronbach
> 0,6
menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach
hitung pada masing-masing variabel penelitian adalah
lebih besar dari 0,6. Mengacu pada hasil tersebut
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil
pengukuran pada masing-masing variabel penelitian
adalah reliabel atau konsisten.
48
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis diskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran tentang kategori hasil pengukuran variabel
gaya kepemimpinan demokratik kepala sekolah, etos
kerja guru, dan kinerja mengajar guru.
1. Kategori variabel penelitian gaya kepemimpinan
demokratis
= 18
Rumus: I=
Berdasarkan lebar interval tersebut (18) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran gaya kepemimpinan demokratik adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.10
Kategori Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
Kategori
Range
Sangat Tinggi
102 -120
Tinggi
84 - 101
Sedang
66 - 83
Rendah
48 - 65
Sangat Rendah
30 - 47
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
49
2. Kategori variabel penelitian variabel etos kinerja
mengajar guru.
Rumus: I=
=9
Berdasarkan lebar interval tersebut (9) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran etos kerja
adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.11
Kategori Variabel Kinerja Mengajar Guru
No
Kategori
Range
1
Sangat Tinggi
51 - 60
2
Tinggi
42 - 50
3
Sedang
33 - 41
4
Rendah
24 - 32
5
Sangat Rendah
15 -23
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3. Kategori variabel penelitian variabel etos kerja
guru.
Rumus: I =
=5
Berdasarkan lebar interval tersebut (5) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran kinerja mengajar
adalah sebagai berikut:
50
Tabel: 3.12
Kategori Variabel Etos Kerja guru
No
Range
Kategori
1
Sangat Tinggi
28 -32
2
Tinggi
23 - 27
3
Sedang
18 - 22
4
Rendah
13 - 17
5
Sangat Rendah
8 -12
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3.7.2 Analisis Korelasional
Uji normalitas sebaran data dilakukan mendahului
analisis
korelasional
sebagai
prasarat
menggunakan pearson product moment Sugiono (2007).
pengujian
normalitas
menggunakan
one
sample
kolmogorov smirnov test. Analisis korelasional digunakan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti
atau tidak hubungan antar variabel-variabel itu Hasan
(2004). Indeks-indeks statistik yang dapat menunjukkan arah (positif dan negatif) dan juga kekuatan
suatu hubungan antar variabel disebut koefisien
korelasi. Derajat koefisien korelasi dinyatakan dalam
angka koefisien korelasi yang bergerak antara -1,0
sampai
dengan
+1,0.
Koefisien
korelasi
-1,0
menunjukkan adanya hubungan yang negtif secara
sempurna, sedangkan nilai +1,0 menunjukkan adanya
hubungan yang posiitif secara sempurna. Sedangkan
51
jika nilainya 0, maka menunjukkan bahwa dua
variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan sama
sekali Sugiyono (2011).
Statistik untuk menguji korelasi antara variabel
tipe kepemimpinan demokratik kepala sekolah (X1)
dengan kinerja mengajar guru (Y) dan antara etos
kerja
(X2)
dengan
kinerja
mengajar
guru
(Y)
menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson.
jika data berdistribusi normal dan menggunakan
korelasi Rank Spearman jika data tidak berdistribusi
normal Sugiyono (2007). Signifikansi tidaknya korelasi
merupakan
tingkat
batas
toleransi
menerima
kesalahan dari hasil pengujian hipotesis terhadap nilai
parameter populasi. Dalam penelitian ini digunakan
taraf
signifikansi
sebesar
0,05,
sehingga
dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Menerima Ho dan menolak H1, bila sig-T > α yang
artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara
variabel yang dikorelasikan.
2. Menerima H1 dan menolak Ho, bila sig-T ≤ α yang
artinya ada korelasi yang signifikan antara variabel
yang dikorelasikan.
52
53