T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Untuk Meningkatkan Daya Saing STT Simpson Ungaran T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Objek Penelitian
STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang,
dengan
nama
(S.Th.M.A
Sekolah
Theologia
setingkat SLTA).
Tahun
Menengah
1985
Atas
namanya
diganti menjadi Sekolah Theologi Simpson. Karena
kebutuhan
di lapangan,
tahun
1985
Sekolah
ini
ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi, dan namanya
menjadi Seminary Theologia Simpson dan pindah di
areal seluas 2,7 ha, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pada tahun 1991 Seminari Theologia Simpson namanya
diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson (STT
Simpson).
STT Simpson adalah satu dari 13 STT milik
Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
Dari 13 STT, 3
STT berada di bawah naungan BPP GKII selain STT
Jaffray Makasar dan STT Jaffray Jakarta. Delapan STT
lainnya berada dalam naungan BPW atau BPD GKII.
Sejak tahun 2011, pengelolaan STT Simpson dialihkan
dari BPW Jawa-Sumatera ke BPP GKII. Sejak tahun
2006 STT Simpson dipimpin oleh Pdt. Dr. Enggar
31
Objantoro dan akan berakhir masa kepemimpinannya
pada tahun 2016.
Sebelum tahun 2010 akreditasi terhadap PTT/AK
yang ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag
RI (saat
ini
Kemenag),
status
dikeluarkan oleh Depag RI.
akreditasinya
juga
Pada tahun 1991 STT
Simpson memperoleh status terdaftar pada DEPAG R.I.
Dirjen. Bimas Kristen, Nomor 9 Th. 1991, kemudian
tahun 1999 mendapat S.K Akreditasi Menteri Agama
R.I. Nomor 353 tahun 1999 dan tahun 2005 status
ditingkatkan menjadi Diakui pada DEPAG R.I. Dirjen.
BIMAS Kristen. Sejak tahun 2010 semua PTT/AK yang
ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag RI,
proses akreditasi diajukan ke BAN-PT.
Akhirnya dua
program studi yang dikelola oleh sekolah ini yaitu
Program
Studi
S1
Teologi/Kependetaan
dan
S1
Pendidikan Agama Kristen diajukan untuk diakreditasi
BAN-PT.
Kedua program studi tersebut memperoleh
akreditasi C dari BAN-PT pada tahun 2013.
4.1.1.1. Visi dan Misi
Sebagai
perguruan
tinggi
teologi
Visi
STT
Simpson Ungaran adalah Menjadi Perguruan Tinggi
Teologi
yang
berkualitas
Pemimpin-pemimpin
Kristiani
32
untuk
dengan
menghasilkan
ciri
Injili,
Akademis,
memiliki Integritas bagi pelayanan kepada
Tuhan dan masyarakat.
Pencapaian Visi tersebut dituangkan dalam misi
STT Simpson berikut:
a. Menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Tinggi
Teologi Injili yang berkualitas.
b. Menyelenggarakan Lembaga pendidikan teologi
yang
mengutamakan
intelektualitas
dengan
kualitas unggul.
c. Menjadi
wadah
pengembangan
pelaksanaan
penelitian
ilmu
teologi
sesuai
tenaga
yang
terampil
dan
dengan
tuntutan zaman.
d. Memersiapkan
dalam
pelayanan di gereja dan masyarakat.
e. Melaksanakan Pengabdian Pelayanan di Gereja
dan Masyarakat.
4.1.1.2. Sarana Pendukung
Untuk melaksanakan kegiatan pendidikannya,
STT Simpson ditunjang dengan sarana pendukung
diantaranya:
a. Gedung kantor dan administrasi;
b. Ruang
kelas
yang
dilengkapi
dengan
Projector;
c. Gedung serba guna untuk kegiatan ibadah;
33
LCD
d. Gedung
perpustakaan
dengan
koleksi
buku
8.723 judul dengan jumlah 21.687 eksemplar;
e. Asrama putra dan putri yang masing-masing
terdiri dari 12 kamar yang setiap kamar dapat
dihuni 4 orang;
f. Ruang makan dan dapur mahasiswa;
g. Sarana olah raga, dan alat-alat musik untuk
mengembangkan bakat bidang musik.
Apabila
didasarkan
pada
Peraturan
Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi pasal 31 ayat (1) maka STT Simpson masih
belum memiliki sarana seperti:
a. Laboratorium/studio/unit produksi;
b. Ruang untuk berkesenian;
c. Ruang unit kegiatan mahasiswa.
4.1.1.3. Data Mahasiswa
Gambaran
mengenai
jumlah
penerimaan
mahasiswa baru dari tahun ajaran 2009/2010 sampai
2014/2015 diuraikan dalam Tabel 4.1.
34
Tabel 4.1
Penerimaan Mahasiswa Baru
Tahun ajaran 2009/2010 – 2014/2015
Tahun Ajaran Prodi Teologi Prodi PAK
Jumlah
2009/2010
12
4
16
2010/2011
6
8
14
2011/2012
7
5
12
2012/2013
3
3
6
2013/2014
19
17
36
2014/2015
8
11
19
Sumber: Data Sekolah, 2014.
Data dalam Tabel 4.1 menggambarkan bahwa
penerimaan mahasiswa baru STT Simpson tidak stabil
pada
setiap
tahun
ajaran.
Jumlah
penerimaan
mahasiswa baru yang cukup banyak dibanding tahun
ajaran yang lain terjadi pada tahun ajaran 2013/2014
dan tahun ajaran 2014/2015.
Latar
belakang
mahasiswa
STT
Simpson
berdasarkan daerah berasal dari Provinsi Kaltara,
Kalbar, NTT, Papua, NTB, Bali, Jawa dan Sumatera
Utara.
Adapun
prosentase
untuk
tahun
2013/2014 nampak dalam Tabel 4.2 berikut:
35
ajaran
Tabel 4.2
Asal Daerah Mahasiswa STT Simpson
Daerah Mahasiswa
Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
Prosentase
34%
21%
Nusa Tenggara Timur
Jawa
11%
11%
Papua
8%
Sumatera
5%
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Bali
3%
3%
3%
Kalimantan Timur
1%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
Berdasarkan latar belakang denominasi gereja,
mahasiswa yang mengunakan jasa pendidikan di STT
Simpson berasal dari beberapa denominasi gereja yaitu:
Tabel 4.3
Asal Gereja Mahasiswa STT Simpson
Denominasi Gereja
GKII
Prosentase
87%
Gereja Bethel Indonesia
Gereja Masehi Injil Timor
Kingmi Papua
7%
3%
1%
GKJ/GKJTU
3%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
36
Berdasarkan data tersebut di atas nampak bahwa
segmen pasar STT Simpson kuat di lingkungan GKII.
4.1.1.4. Tenaga Dosen dan Tenaga Kependidikan
Gambaran tentang jumlah dosen yang mengajar
dan tenaga kependidikan di STT Simpson dapat dilihat
dalam
Tabel 4.4
bagian
A,
sementara
kualifikasi
pendidikan dosen dapat dilihat dalam Tabel 4.4 pada
bagian B.
Tabel 4.4
Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
A. Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
Status
Dosen Tetap
Laki-laki Perempuan Jumlah
9
5
14
Dosen Tidak Tetap
3
2
5
Tenaga
Kependidikan
3
4
7
B. Kualifikasi Pendidikan Dosen
Tingkat Pendidikan
Studi Lanjut S2
Jumlah
3
S2
6
Studi Lanjut S3
3
S3
2
Total
Sumber: Data Sekolah
37
14
Jumlah dosen yang mengajar di STT Simpson
adalah 19 orang. Yang dimaksud sebagai dosen tetap
adalah dosen yang diangkat dan mengajar setiap
semester.
yang
Sementara dosen tidak tetap adalah dosen
diminta
mengajar
untuk
matakuliah
sesuai
kualifikasi dosen dan pada semester tertentu.
Jumlah tenaga kependidikan adalah 7 orang
dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 3 orang dan
kualifikasi pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Dari 4
orang
tenaga
kependidikan
yang
kualifikasi
pendidikannya SMA, ada 3 orang tenaga kependidikan
sedang menempuh pendidikan S1.
4.1.2. Analisis SWOT
Data
yang
diperoleh
dan
dianalisis
dalam
penelitian ini diperoleh melalui Focus Group Discussion
(FGD) yang dilakukan pada 12, 18 September 2014 dan
14 Oktober 2014.
Dalam FGD tersebut hadir Ketua
STT, Pembantu Ketua (Puket), Kaprodi Teologi dan PAK,
perwakilah
Mahasiswa.
sesi
Tenaga
Kependidikan,
dan
perwakilan
Dalam FGD tersebut peneliti melakukan
brainstorming
untuk
mengidentifikasi
faktor
strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan, serta
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancam.
38
Hasil FGD untuk faktor strategis internal yaitu
kekuatan dan kelemahan maka diperoleh matriks IFAS
(Tabel 4.5) dan hasil FGD untuk faktor strategis
eksternal yaitu peluang dan ancaman maka diperoleh
matriks EFAS (Tabel 4.6). Berikut hasil analisis faktor
kekuatan dan kelemahan:
Tabel 4.5
Matriks IFAS
1.
Perpustakaan yang memadai.
0,20
4
Bobot x
Rating
0,80
2.
Ciri khas STT Simpson yang
menekankan pembentukan
karakter.
Berada dalam naungan BPP GKII
0,20
4
0,80
0,15
4
0,60
Memiliki Pasar yang pasti di
beberapa daerah dan GKII.
Alumni tersebar diberbagai
tempat
Sarana pembelajaran yang
memadai.
Biaya Kuliah dan Akomodasi di
STT Simpson tergolong murah.
Total Skor
0,15
3
0,45
0,15
3
0,45
0,10
3
0,30
0,05
2
0,10
No
3.
4.
5.
6.
7.
No
KEKUATAN
Bobot Rating
KELEMAHAN
1.
Akreditasi Kedua Prodi Masih C
2.
Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
GKII memiliki 13 STT yang
tersebar di beberapa daerah di
Indonesia
Komunikasi antara STT dengan
gereja-gereja yang kurang
3.
4.
39
1
3,50
0,25
1
Bobot x
Rating
0,25
0,2
2
0,40
0,15
3
0,45
0,15
1
0,15
Bobot Rating
5.
6.
Tempat kurang strategis
Sistem Informasi Manual
Total Skor
0,15
0,1
1
3
2
0,45
0,20
1,90
Total skor akhir (Kekuatan – Kelemahan)
1,60
Sumber: Hasil FGD, 2014
Pada matriks IFAS, kekuatan yang dimiliki STT
Simpson adalah Perpustakaan yang memadai dengan
bobot 0,20 dan rating 4. Kekuatan lainnya adalah ciri
khas STT Simpson yang menekankan pembentukan
karakter diberi bobot 0,20 dan rating 4,
dan berada
dalam naungan BPP GKII yang diberi bobot 0,15 dan
rating 4.
Kekuatan STT Simpson juga memiliki pasar yang
pasti di beberapa daerah dan GKII diberi bobot 0,15
dan rating 3, dan alumni yang tersebar di berbagai
tempat diberi bobot 0,15 dan rating 3. Kekuatan dari
sisi sarana pembelajaran yang memadai diberi bobot
0,10 dan rating 3. Kekuatan berikutnya adalah Biaya
Kuliah dan Akomodasi di STT Simpson yang tergolong
murah juga menjadi kekuatan STT Simpson, diberi
bobot 0,05 dan ratingnya 2.
Total bobot dikali rating
untuk kekuatan adalah 3,50.
Sekalipun
STT
Simpson
memiliki
beberapa
kekuatan yang dapat diandalkan akan tetapi terdapat
beberapa kelemahan.
Kelemahan yang dimiliki STT
Simpson adalah akreditasi kedua prodi masih C diberi
40
bobot 0,25 dan rating 1, penggunaan teknologi yang
belum menyeluruh diberi bobot 0,20 dan rating 2, GKII
memiliki 13 STT yang tersebar di beberapa daerah di
Indonesia menjadi kelemahan STT Simpson yang diberi
bobot 0,15 dan rating 3.
Kelemahan
STT
Simpson
juga
dari
sisi
komunikasi antara STT dengan gereja-gereja yang
kurang diberi bobot 0,15 dan rating 1. Kelemahan
berikutnya adalah tempat yang kurang strategis, diberi
bobot 0,15 dan rating 3. Kelemahan lain adalah sistem
informasi manual, diberi bobot 0,10 dan rating 2. Total
bobot dikali rating untuk kelemahan adalah 1,60.
Dari hasil perhitungan Matriks IFAS di atas maka
diperoleh
Total
skor
akhir
untuk
Kekuatan
–
Kelemahan adalah 1,90.
Hasil dari FGD yang penulis lakukan bersama
dengan Unsur Pimpinan, Kaprodi, Perwakilan Dosen,
Tenaga Kependidikan dan Perwakilan Mahasiswa untuk
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman
maka diperoleh matriks EFAS dalam Tabel 4.6 berikut:
41
Tabel 4.6
Matriks EFAS
1.
Kebutuhan tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para gereja.
0,25
4
Bobot x
Rating
1
2.
Jumlah pemuda gereja yang besar
0,20
4
0,80
3.
Lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta.
0,20
4
0,80
4.
Belum adanya kelas malam untuk
pendidikan teologi di Ungaran.
0,15
4
0,60
5.
Teknologi yang berkembang.
0,20
3
0,60
No
PELUANG
Bobot Rating
Total Skor
1
3,80
1.
STT-STT baru yang memberi
beasiswa penuh bagi
mahasiswanya.
0,25
1
Bobot x
Rating
0,25
2.
Gereja-gereja yang memiliki STT
sendiri.
0,25
2
0,50
3.
Rendahnya minat kuliah di sekolah 0,20
Teologi.
1
0,20
4.
Ada STT di luar GKII yang
menggarap pasar GKII.
0,20
3
0,60
5.
Meningkatnya peraturan
pemerintah terkait
penyelenggaraan PT.
0,10
2
0,20
No
ANCAMAN
Bobot Rating
Total Skor
1
1,75
Total skor akhir (Peluang – Ancaman)
2,05
Sumber: Hasil FGD, 2014
Peluang
yang
dapat dimanfaatkan
oleh
STT
Simpson untuk meningkatkan daya saingnya adalah
42
kebutuhan tenaga/pengerja di lingkungan gereja/para
gereja yang cukup besar diberi bobot 0,25 dan rating 4.
Peluang berikutnya adalah jumlah pemuda gereja yang
besar diberi bobot 0,20 dan rating 4. Peluang lain dari
STT Simpson adalah lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta yang diberi bobot 0,20
dan ratingnya 4.
Selain
peluang
tersebut
di
atas,
terdapat
beberapa peluang lain seperti Belum adanya kelas
malam untuk pendidikan teologi di Ungaran diberi
bobot
0,15
dan
rating
4,
dan
teknologi
yang
berkembang menjadi peluang yang diberi bobot 0,20
dan
rating
3.
Peluang-peluang
tersebut
dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Total
bobot dikali rating untuk peluang adalah 3,80.
Pada sisi lain, STT Simpson juga memperoleh
ancaman.
Ancaman
yang
diperoleh
STT
Simpson
adalah STT-STT baru yang memberi beasiswa penuh
bagai mahasiswanya diberi bobot 0,25 dan rating 1,
gereja-gereja yang memiliki STT sendiri diberi bobot
0,25
dan
rating
2.
Ancaman
berikutnya
adalah
rendahnya minat untuk kuliah di sekolah Teologi yang
diberi bobot 0,20 dan rating 1. Bentuk ancaman lain
adalah ada STT di luar GKII yang menggarap pasar
GKII
diberi
bobot
0,20
dan
43
rating
3.
Ancaman
berikutnya adalah meningkatnya peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan PT yang diberi 0,10 dan rating
2. Total bobot dikali rating untuk ancaman adalah
1,75.
Dari hasil perhitungan
Matriks
EFAS
maka
diperoleh Total skor akhir untuk Peluang – Ancaman
adalah 2,05.
Perhitungan total skor yang diperoleh setelah
melakukan
identifikasi
terhadap
faktor
strategis
internal yaitu kekuatan dan kelemahan, dan faktor
strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman adalah:
Tabel 4.7
Skor Akhir IFAS dan EFAS
Kategori
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Total S – W
Skor
3,50
1,90
1,60
Kategori
Peluang (O)
Ancaman (T)
Total O – T
Skor
3,80
1,75
2,05
Dari hasil perhitungan skor akhir matriks IFAS maka
diperoleh skor akhir IFAS adalah 1,60. Sementara dari
hasil perhitungan skor akhir matriks EFAS maka
diperoleh skor akhir EFAS adalah 2,05.
Berdasarkan
hasil perhitungan IFAS dan EFAS maka strategi berada
pada
kuadran
S–O.
Pada
kuadran
S-O,
sekolah
membangun daya saing dengan menangkap peluang
yang ada menggunakan kekuatan yang dimiliki.
44
Gambar 4.1
Matriks SWOT
Adapun strategi untuk meningkatkan daya saing STT
Simpson berdasarkan analisis SWOT adalah strategi
agresif.
45
Tabel 4.8
Matriks Analisis SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O)
1. Kebutuhan
tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para
gereja.
2. Jumlah pemuda gereja
yang besar.
3. Lulusan dapat diterima
gereja dan lembaga
pemerintahan/ swasta.
4. Belum adanya kelas
malam untuk
pendidikan teologi di
Ungaran.
5. Teknologi yang
berkembang
Strenghts (S)
1. Perpustakaan yang
memadai.
2. Ciri khas STT
Simpson yang
menekankan pembentukan karakter.
3. Berada dalam
naungan BPP GKII
4. Memiliki Pasar yang
pasti di beberapa
daerah dan GKII.
5. Alumni tersebar
diberbagai tempat
6. Sarana pembelajaran memadai.
7. Biaya Kuliah dan
Akomodasi di STT
Simpson tergolong
murah.
Strategi SO
1. Menggunakan
tekonologi yang
berkembang untuk
menawarkan ciri
khas dan kekuatan
perpustakaan.
2. Memenuhi
kebutuhan pengerja
dengan membuka
kelas malam untuk
pendidikan teologi
di Ungaran
memanfaatkan
sarana yang
dimiliki.
3. Melakukan
pemasaran kepada
pemuda gereja di
lingkungan GKII
yang jumlahnya
besar.
46
Weakness (W)
1. Akreditasi Kedua
Prodi Masih C
2. Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
3. GKII memiliki 13
STT yang tersebar
di beberapa
daerah di
Indonesia
4. Komunikasi
antara STT
dengan gerejagereja yang
kurang
5. Tempat kurang
strategis
6. Sistem Informasi
Manual
Strategi WO
1. Meningkatkan
komunikasi
pemasaran ke
semua daerah
GKII dan
Denominasi lain.
Threats (T)
1. STT-STT baru yang
memberi beasiswa
penuh bagi
mahasiswanya.
2. Gereja-gereja yang
memiliki STT sendiri.
3. Rendahnya minat
kuliah di sekolah
Teologi.
4. Ada STT di luar GKII
yang menggarap pasar
GKII.
5. Meningkatnya
peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan
PT
Berdasarkan
Strategi ST
1. Biaya Kuliah dan
Akomodasi
yang
murah
untuk
menjaga
persaingan.
analisis
SWOT
Strategi WT
--
tersebut
maka
strategi untuk meningkatkan daya saing STT Simpson
adalah:
1) Menggunakan tekonologi yang berkembang untuk
menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
2) Memenuhi kebutuhan pengerja dengan membuka
kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran
memanfaatkan sarana yang dimiliki.
3) Melakukan pemasaran kepada pemuda gereja di
lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
4) Biaya Kuliah dan Akomodasi yang murah untuk
menjaga persaingan.
5) Meningkatkan komunikasi pemasaran ke semua
daerah GKII dan Denominasi lain.
47
Kelima strategi tersebut di atas penulis akan uraikan
dalam
langkah
Deferensiasi,
strategi
bersaing
Keunggulan
berikut
Biaya,
Fokus,
yaitu:
dan
Komunikasi Pemasaran.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Deferensiasi
Berdasarkan
analisis
SWOT,
STT
Simpson
memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat
dimanfaatkan sebagai strategi bersaing. Dalam matriks
analisis SWOT terdapat strategi SO yang dapat menjadi
strategi deferensiasi yaitu:
Memenuhi kebutuhan
pengerja
kelas
dengan
membuka
malam
untuk
pendidikan teologi di Ungaran dengan memanfaatkan
sarana yang dimiliki.
STT Simpson dapat menawarkan kelas malam
untuk
pendidikan
teologi
di
Ungaran
dengan
memaksimalkan sarana yang dimiliki kepada gerejagereja yang ada di Ungaran dan sekitarnya.
Program
kelas malam untuk pendidikan teologi dapat menjadi
jasa yang berbeda dengan STT lainnya di Ungaran.
Jasa
yang
berbeda
ini
dapat
disertai
dengan
menyediakan nilai-nilai unik dan superior kepada
pelanggan
dari sisi ciri khusus
48
yaitu
penekanan
karakter, Teologi Injili, dan keunggulan perpustakaan
yang dimiliki.
Langkah
memberikan
strategi
citra
yang
ini
dibarengi
baik
dengan
dengan
melakukan
komunikasi dan pencitraan yang positif.
Komunikasi
dan pencitraan yang positif dapat dibangun dengan
berbagai bentuk komunikasi seperti penyelenggaraan
kompetisi yang mengundang gereja-gereja, forum ilmiah
atau
seminar
Sementara
ilmiah,
untuk
promosi
membangun
secara
citra
langsung.
positif,
yang
dilakukan adalah dengan melakukan publikasi prestasi
di media masa cetak maupun online yang berkaitan
langsung dengan gereja-gereja di Ungaran.
4.3.2. Keunggulan Biaya
Strategi keunggulan biaya dapat menjadi salah
satu
strategi
STT
Simpson.
Strategi
ini
dapat
menghadapi tantangan karena ada STT-STT lain yang
menawarkan beasiswa penuh bagi para mahasiswanya.
Dengan menawarkan biaya Kuliah dan Akomodasi yang
bersaing untuk menjaga persaingan.
49
Tabel 4.9
Perbandingan Biaya Studi
S1 Teologi dan PAK Tahun 2014
No
Jenis Biaya
1.
2.
STT Jaffray
Makasar
200.000
800.000
Biaya
STT Jaffray
Jakarta
200.000
800.000
STT
Simpson
75.000
Formulir Masuk
Tes masuk dan
orientasi
3.
Sumbangan
1.000.000
2.000.000
800.000
pembangunan (1x)
4.
Penyelenggaraan
1.000.000
380.000
pendidikan*)
5.
Registrasi/Smt.
300.000
200.000
6.
Biaya Kuliah**)
1.300.000
7.
Biaya Per SKS
50.000
75.000
8.
Jaket Almater (1x)
175.000
200.000
9.
Asrama/Smt.***)
500.000
500.000
10. Konsumsi/Bulan
750.000
300.000
Catatan:
*)
Biaya Perpustakaan, Laboratorium dan BEM/SEMA
**) STT Jaffray tidak mengunakan pembayaran berdasarkan
sistem SKS tetapi dengan sistem paket.
***) Mahasiswa STT Jaffray Jakarta tidak tinggal di Asrama.
Sumber: http://sttjaffrayjakarta.ac.id/,
http://sttjaffray.ac.id/, http://stt-simpson.org/, 2014.
Berdasarkan data yang digambarkan dalam Tabel
4.9 tentang Perbandingan Biaya Studi S1 Teologi dan
PAK Tahun 2014, STT Simpson memiliki keunggulan
dalam sumbangan pembangunan dan biaya konsumsi
yang lebih murah dibandingkan dua STT GKII lainnya.
Sementara
biaya
biaya
registrasi,
penyelenggaraan
STT
Simpson
dibandingkan STT Jaffray Jakarta.
50
pendidikan
lebih
dan
murah
Dengan keunggulan biaya tersebut di atas, STT
Simpson masih harus menyesuaikan biaya kuliah agar
tidak tejadi kesenjangan yang terlalu jauh dengan STT
lain dan tetap menjaga daya saing. Biaya yang harus
disesuaikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan,
registrasi/smt., dan biaya kuliah (SKS).
data
dalam
Tabel
4.9
STT
Berdasarkan
Jaffray
Makasar
menggabungkan ketiga jenis biaya tersebut menjadi
satu yaitu biaya kuliah sebesar Rp 1.300.000/smt..
Sementara STT Jaffray Jakarta dan STT Simpson
membaginya sesuai tiga jenis tersebut. Jika dihitung
penggabungan dari tiga jenis tersebut biaya kuliah STT
Simpson masih jauh lebih mahal dibandingkan STT
Jaffray
Makasar
tetapi
masih
lebih
murah
dibandingkan STT Jaffray Jakarta. Jika mahasiswa STT
Simpson mengambil 20 SKS/smt. X Rp 75.000 maka
total
biayanya
mahasiswa
STT
SKS/smt. X Rp
1.000.000.
Rp
1.500.000.
Jaffray
Sementara
Jakarta
50.000 maka
jika
mengambil
20
total biayanya
Rp
Total dari penggabungan tiga jenis biaya
kuliah digambarkan dalam Tabel 4.10 berikut:
51
Tabel 4.10
Perbandingan Biaya Kuliah Tahun 2014
Jenis biaya
STT Jaffray
Makasar
Penyelenggaraan
pendidikan
Registrasi/Smt.
STT Jaffray
Jakarta
1.000.000
STT
Simpson
380.000
300.000
200.000
1.000.000
1.500.000
2.300.000
2.080.000
Total Biaya SKS
Total
1.300.000
Melihat Tabel 4.10 perbandingan biaya kuliah
tahun
2014,
STT
Jaffray
Makasar
yang
menggabungkan tiga jenis biaya tersebut maka biaya
kuliahnya lebih murah dibandingkan STT Simpson dan
STT Jaffray Jakarta. Tetapi biaya kuliah STT Simpson
masih lebih murah dibandingkan STT Jaffray Jakarta.
Untuk tetap dapat menjaga daya saing terhadap STT
lain, STT Simpson harus menyesuaikan tiga jenis biaya
kuliah tersebut.
4.3.3. Fokus
STT Simpson membangun daya saingnya dengan
menggunakan
Strategi SO
dalam matriks
analisis
SWOT yaitu: Melakukan pemasaran kepada pemuda
gereja di lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
Gambar 4.2
Strategi Fokus
STT Simpson
Fokus Pada
Segmen GKII
Pemasaran ke
52
Pemuda GKII
yang Jumlahnya
Sangat Besar
STT Simpson membangun strategi bersaingnya
dengan fokus pada segmen pasar GKII. Dalam hal ini
STT Simpson fokus menggarap pasar GKII karena:
a. Jumlah pemuda GKII sangat besar.
Jumlah
pemuda yang besar dapat menjadi pasar yang
potensial.
Potensi ini dapat menjadi fokus
pemasaran STT Simpson.
b. STT Simpson juga memiliki kekuatan untuk
fokus menggarap pasar GKII karena STT Simpson
berada dalam naungan BPP GKII. Dengan berada
dalam naungan BPP GKII, STT Simpson dapat
melakukan pemasaran di semua daerah GKII
sehingga STT Simpson dapat fokus pemasaran
pada segmen ini.
c. Jika menggarap pasar gereja lain, denominasi
gereja-gereja lain telah memiliki STT sendiri.
4.3.4. Komunikasi Pemasaran
STT Simpson dapat memanfaatkan strategi WO
dalam
matriks
analisis
SWOT
untuk
melakukan
komunikasi pemasaran yaitu dengan meningkatkan
komunikasi pemasaran ke semua daerah GKII dan
Denominasi lain. Serta strategi SO yaitu strategi yang
53
menggunakan
tekonologi
yang
berkembang
untuk
menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
STT Simpson dapat meningkatkan komunikasi
pemasaran
dengan
memanfaatkan
teknologi
yang
berkembang yang menawarkan ciri khas yang dimiliki
yaitu penekanan pada pembentukan karakter dan
menawarkan perpustakaan yang memadai. Ciri khas
yang menekankan pada pembentukan karakter sejalan
dengan visi STT Simpson dapat menjadi keunikan yang
ditawarkan
kepada
pengguna
jasa.
Sementara
berdasarkan hasil FGD yang penulis lakukan diketahui
bahwa
perpustakaan
STT
Simpson
adalah
perpustakaan nomor 2 terbesar di bawah perpustakaan
STT Jaffray Makasar. Sementara dari 3 STT yang ada
di Ungaran, perpustakaan STT Simpson tidak hanya
dikunjungi
oleh
mahasiswa
STT
Simpson
saja
melainkan dikunjungi oleh mahasiswa dari dua STT
lainnya. STT Simpson dapat mengomunikasikan kedua
kekuatan
tersebut
dengan
menggunakan
bentuk komunikasi pemasaran.
54
berbagai
Gambar 4.3
Strategi Komunikasi Pemasaran
Perpustakaan
yang memadai
Bentuk
Mengomunikasikan
Meningkatkan
Komunikasi
dengan
menggunakan
tekonologi
berkembang
Ciri Khas:
Penekanan
pada
pembentukan
karakter.
a. Penyelenggaraan
Kompetisi.
b. Forum ilmiah.
c. Publikasi
prestasi di media
masa cetak
maupun online.
d. Promosi secara
langsung.
Bentuk komunikasi pemasaran yang dapat dibuat oleh
STT Simpson adalah:
a. Penyelenggaraan Kompetisi seperti lomba karya tulis
ilmiah
untuk
pendidikan
SMA/SMTK,
Lomba
Paduan Suara Gerejawi, Cerdas Cermat Alkitab.
b. Forum ilmiah seperti diskusi ilmiah guru-guru,
diskusi pelayanan gerejawi.
c. Publikasi prestasi di media masa cetak maupun
online.
d. Promosi secara langsung.
55
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Objek Penelitian
STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang,
dengan
nama
(S.Th.M.A
Sekolah
Theologia
setingkat SLTA).
Tahun
Menengah
1985
Atas
namanya
diganti menjadi Sekolah Theologi Simpson. Karena
kebutuhan
di lapangan,
tahun
1985
Sekolah
ini
ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi, dan namanya
menjadi Seminary Theologia Simpson dan pindah di
areal seluas 2,7 ha, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pada tahun 1991 Seminari Theologia Simpson namanya
diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson (STT
Simpson).
STT Simpson adalah satu dari 13 STT milik
Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
Dari 13 STT, 3
STT berada di bawah naungan BPP GKII selain STT
Jaffray Makasar dan STT Jaffray Jakarta. Delapan STT
lainnya berada dalam naungan BPW atau BPD GKII.
Sejak tahun 2011, pengelolaan STT Simpson dialihkan
dari BPW Jawa-Sumatera ke BPP GKII. Sejak tahun
2006 STT Simpson dipimpin oleh Pdt. Dr. Enggar
31
Objantoro dan akan berakhir masa kepemimpinannya
pada tahun 2016.
Sebelum tahun 2010 akreditasi terhadap PTT/AK
yang ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag
RI (saat
ini
Kemenag),
status
dikeluarkan oleh Depag RI.
akreditasinya
juga
Pada tahun 1991 STT
Simpson memperoleh status terdaftar pada DEPAG R.I.
Dirjen. Bimas Kristen, Nomor 9 Th. 1991, kemudian
tahun 1999 mendapat S.K Akreditasi Menteri Agama
R.I. Nomor 353 tahun 1999 dan tahun 2005 status
ditingkatkan menjadi Diakui pada DEPAG R.I. Dirjen.
BIMAS Kristen. Sejak tahun 2010 semua PTT/AK yang
ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag RI,
proses akreditasi diajukan ke BAN-PT.
Akhirnya dua
program studi yang dikelola oleh sekolah ini yaitu
Program
Studi
S1
Teologi/Kependetaan
dan
S1
Pendidikan Agama Kristen diajukan untuk diakreditasi
BAN-PT.
Kedua program studi tersebut memperoleh
akreditasi C dari BAN-PT pada tahun 2013.
4.1.1.1. Visi dan Misi
Sebagai
perguruan
tinggi
teologi
Visi
STT
Simpson Ungaran adalah Menjadi Perguruan Tinggi
Teologi
yang
berkualitas
Pemimpin-pemimpin
Kristiani
32
untuk
dengan
menghasilkan
ciri
Injili,
Akademis,
memiliki Integritas bagi pelayanan kepada
Tuhan dan masyarakat.
Pencapaian Visi tersebut dituangkan dalam misi
STT Simpson berikut:
a. Menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Tinggi
Teologi Injili yang berkualitas.
b. Menyelenggarakan Lembaga pendidikan teologi
yang
mengutamakan
intelektualitas
dengan
kualitas unggul.
c. Menjadi
wadah
pengembangan
pelaksanaan
penelitian
ilmu
teologi
sesuai
tenaga
yang
terampil
dan
dengan
tuntutan zaman.
d. Memersiapkan
dalam
pelayanan di gereja dan masyarakat.
e. Melaksanakan Pengabdian Pelayanan di Gereja
dan Masyarakat.
4.1.1.2. Sarana Pendukung
Untuk melaksanakan kegiatan pendidikannya,
STT Simpson ditunjang dengan sarana pendukung
diantaranya:
a. Gedung kantor dan administrasi;
b. Ruang
kelas
yang
dilengkapi
dengan
Projector;
c. Gedung serba guna untuk kegiatan ibadah;
33
LCD
d. Gedung
perpustakaan
dengan
koleksi
buku
8.723 judul dengan jumlah 21.687 eksemplar;
e. Asrama putra dan putri yang masing-masing
terdiri dari 12 kamar yang setiap kamar dapat
dihuni 4 orang;
f. Ruang makan dan dapur mahasiswa;
g. Sarana olah raga, dan alat-alat musik untuk
mengembangkan bakat bidang musik.
Apabila
didasarkan
pada
Peraturan
Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi pasal 31 ayat (1) maka STT Simpson masih
belum memiliki sarana seperti:
a. Laboratorium/studio/unit produksi;
b. Ruang untuk berkesenian;
c. Ruang unit kegiatan mahasiswa.
4.1.1.3. Data Mahasiswa
Gambaran
mengenai
jumlah
penerimaan
mahasiswa baru dari tahun ajaran 2009/2010 sampai
2014/2015 diuraikan dalam Tabel 4.1.
34
Tabel 4.1
Penerimaan Mahasiswa Baru
Tahun ajaran 2009/2010 – 2014/2015
Tahun Ajaran Prodi Teologi Prodi PAK
Jumlah
2009/2010
12
4
16
2010/2011
6
8
14
2011/2012
7
5
12
2012/2013
3
3
6
2013/2014
19
17
36
2014/2015
8
11
19
Sumber: Data Sekolah, 2014.
Data dalam Tabel 4.1 menggambarkan bahwa
penerimaan mahasiswa baru STT Simpson tidak stabil
pada
setiap
tahun
ajaran.
Jumlah
penerimaan
mahasiswa baru yang cukup banyak dibanding tahun
ajaran yang lain terjadi pada tahun ajaran 2013/2014
dan tahun ajaran 2014/2015.
Latar
belakang
mahasiswa
STT
Simpson
berdasarkan daerah berasal dari Provinsi Kaltara,
Kalbar, NTT, Papua, NTB, Bali, Jawa dan Sumatera
Utara.
Adapun
prosentase
untuk
tahun
2013/2014 nampak dalam Tabel 4.2 berikut:
35
ajaran
Tabel 4.2
Asal Daerah Mahasiswa STT Simpson
Daerah Mahasiswa
Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
Prosentase
34%
21%
Nusa Tenggara Timur
Jawa
11%
11%
Papua
8%
Sumatera
5%
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Bali
3%
3%
3%
Kalimantan Timur
1%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
Berdasarkan latar belakang denominasi gereja,
mahasiswa yang mengunakan jasa pendidikan di STT
Simpson berasal dari beberapa denominasi gereja yaitu:
Tabel 4.3
Asal Gereja Mahasiswa STT Simpson
Denominasi Gereja
GKII
Prosentase
87%
Gereja Bethel Indonesia
Gereja Masehi Injil Timor
Kingmi Papua
7%
3%
1%
GKJ/GKJTU
3%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
36
Berdasarkan data tersebut di atas nampak bahwa
segmen pasar STT Simpson kuat di lingkungan GKII.
4.1.1.4. Tenaga Dosen dan Tenaga Kependidikan
Gambaran tentang jumlah dosen yang mengajar
dan tenaga kependidikan di STT Simpson dapat dilihat
dalam
Tabel 4.4
bagian
A,
sementara
kualifikasi
pendidikan dosen dapat dilihat dalam Tabel 4.4 pada
bagian B.
Tabel 4.4
Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
A. Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
Status
Dosen Tetap
Laki-laki Perempuan Jumlah
9
5
14
Dosen Tidak Tetap
3
2
5
Tenaga
Kependidikan
3
4
7
B. Kualifikasi Pendidikan Dosen
Tingkat Pendidikan
Studi Lanjut S2
Jumlah
3
S2
6
Studi Lanjut S3
3
S3
2
Total
Sumber: Data Sekolah
37
14
Jumlah dosen yang mengajar di STT Simpson
adalah 19 orang. Yang dimaksud sebagai dosen tetap
adalah dosen yang diangkat dan mengajar setiap
semester.
yang
Sementara dosen tidak tetap adalah dosen
diminta
mengajar
untuk
matakuliah
sesuai
kualifikasi dosen dan pada semester tertentu.
Jumlah tenaga kependidikan adalah 7 orang
dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 3 orang dan
kualifikasi pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Dari 4
orang
tenaga
kependidikan
yang
kualifikasi
pendidikannya SMA, ada 3 orang tenaga kependidikan
sedang menempuh pendidikan S1.
4.1.2. Analisis SWOT
Data
yang
diperoleh
dan
dianalisis
dalam
penelitian ini diperoleh melalui Focus Group Discussion
(FGD) yang dilakukan pada 12, 18 September 2014 dan
14 Oktober 2014.
Dalam FGD tersebut hadir Ketua
STT, Pembantu Ketua (Puket), Kaprodi Teologi dan PAK,
perwakilah
Mahasiswa.
sesi
Tenaga
Kependidikan,
dan
perwakilan
Dalam FGD tersebut peneliti melakukan
brainstorming
untuk
mengidentifikasi
faktor
strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan, serta
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancam.
38
Hasil FGD untuk faktor strategis internal yaitu
kekuatan dan kelemahan maka diperoleh matriks IFAS
(Tabel 4.5) dan hasil FGD untuk faktor strategis
eksternal yaitu peluang dan ancaman maka diperoleh
matriks EFAS (Tabel 4.6). Berikut hasil analisis faktor
kekuatan dan kelemahan:
Tabel 4.5
Matriks IFAS
1.
Perpustakaan yang memadai.
0,20
4
Bobot x
Rating
0,80
2.
Ciri khas STT Simpson yang
menekankan pembentukan
karakter.
Berada dalam naungan BPP GKII
0,20
4
0,80
0,15
4
0,60
Memiliki Pasar yang pasti di
beberapa daerah dan GKII.
Alumni tersebar diberbagai
tempat
Sarana pembelajaran yang
memadai.
Biaya Kuliah dan Akomodasi di
STT Simpson tergolong murah.
Total Skor
0,15
3
0,45
0,15
3
0,45
0,10
3
0,30
0,05
2
0,10
No
3.
4.
5.
6.
7.
No
KEKUATAN
Bobot Rating
KELEMAHAN
1.
Akreditasi Kedua Prodi Masih C
2.
Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
GKII memiliki 13 STT yang
tersebar di beberapa daerah di
Indonesia
Komunikasi antara STT dengan
gereja-gereja yang kurang
3.
4.
39
1
3,50
0,25
1
Bobot x
Rating
0,25
0,2
2
0,40
0,15
3
0,45
0,15
1
0,15
Bobot Rating
5.
6.
Tempat kurang strategis
Sistem Informasi Manual
Total Skor
0,15
0,1
1
3
2
0,45
0,20
1,90
Total skor akhir (Kekuatan – Kelemahan)
1,60
Sumber: Hasil FGD, 2014
Pada matriks IFAS, kekuatan yang dimiliki STT
Simpson adalah Perpustakaan yang memadai dengan
bobot 0,20 dan rating 4. Kekuatan lainnya adalah ciri
khas STT Simpson yang menekankan pembentukan
karakter diberi bobot 0,20 dan rating 4,
dan berada
dalam naungan BPP GKII yang diberi bobot 0,15 dan
rating 4.
Kekuatan STT Simpson juga memiliki pasar yang
pasti di beberapa daerah dan GKII diberi bobot 0,15
dan rating 3, dan alumni yang tersebar di berbagai
tempat diberi bobot 0,15 dan rating 3. Kekuatan dari
sisi sarana pembelajaran yang memadai diberi bobot
0,10 dan rating 3. Kekuatan berikutnya adalah Biaya
Kuliah dan Akomodasi di STT Simpson yang tergolong
murah juga menjadi kekuatan STT Simpson, diberi
bobot 0,05 dan ratingnya 2.
Total bobot dikali rating
untuk kekuatan adalah 3,50.
Sekalipun
STT
Simpson
memiliki
beberapa
kekuatan yang dapat diandalkan akan tetapi terdapat
beberapa kelemahan.
Kelemahan yang dimiliki STT
Simpson adalah akreditasi kedua prodi masih C diberi
40
bobot 0,25 dan rating 1, penggunaan teknologi yang
belum menyeluruh diberi bobot 0,20 dan rating 2, GKII
memiliki 13 STT yang tersebar di beberapa daerah di
Indonesia menjadi kelemahan STT Simpson yang diberi
bobot 0,15 dan rating 3.
Kelemahan
STT
Simpson
juga
dari
sisi
komunikasi antara STT dengan gereja-gereja yang
kurang diberi bobot 0,15 dan rating 1. Kelemahan
berikutnya adalah tempat yang kurang strategis, diberi
bobot 0,15 dan rating 3. Kelemahan lain adalah sistem
informasi manual, diberi bobot 0,10 dan rating 2. Total
bobot dikali rating untuk kelemahan adalah 1,60.
Dari hasil perhitungan Matriks IFAS di atas maka
diperoleh
Total
skor
akhir
untuk
Kekuatan
–
Kelemahan adalah 1,90.
Hasil dari FGD yang penulis lakukan bersama
dengan Unsur Pimpinan, Kaprodi, Perwakilan Dosen,
Tenaga Kependidikan dan Perwakilan Mahasiswa untuk
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman
maka diperoleh matriks EFAS dalam Tabel 4.6 berikut:
41
Tabel 4.6
Matriks EFAS
1.
Kebutuhan tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para gereja.
0,25
4
Bobot x
Rating
1
2.
Jumlah pemuda gereja yang besar
0,20
4
0,80
3.
Lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta.
0,20
4
0,80
4.
Belum adanya kelas malam untuk
pendidikan teologi di Ungaran.
0,15
4
0,60
5.
Teknologi yang berkembang.
0,20
3
0,60
No
PELUANG
Bobot Rating
Total Skor
1
3,80
1.
STT-STT baru yang memberi
beasiswa penuh bagi
mahasiswanya.
0,25
1
Bobot x
Rating
0,25
2.
Gereja-gereja yang memiliki STT
sendiri.
0,25
2
0,50
3.
Rendahnya minat kuliah di sekolah 0,20
Teologi.
1
0,20
4.
Ada STT di luar GKII yang
menggarap pasar GKII.
0,20
3
0,60
5.
Meningkatnya peraturan
pemerintah terkait
penyelenggaraan PT.
0,10
2
0,20
No
ANCAMAN
Bobot Rating
Total Skor
1
1,75
Total skor akhir (Peluang – Ancaman)
2,05
Sumber: Hasil FGD, 2014
Peluang
yang
dapat dimanfaatkan
oleh
STT
Simpson untuk meningkatkan daya saingnya adalah
42
kebutuhan tenaga/pengerja di lingkungan gereja/para
gereja yang cukup besar diberi bobot 0,25 dan rating 4.
Peluang berikutnya adalah jumlah pemuda gereja yang
besar diberi bobot 0,20 dan rating 4. Peluang lain dari
STT Simpson adalah lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta yang diberi bobot 0,20
dan ratingnya 4.
Selain
peluang
tersebut
di
atas,
terdapat
beberapa peluang lain seperti Belum adanya kelas
malam untuk pendidikan teologi di Ungaran diberi
bobot
0,15
dan
rating
4,
dan
teknologi
yang
berkembang menjadi peluang yang diberi bobot 0,20
dan
rating
3.
Peluang-peluang
tersebut
dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Total
bobot dikali rating untuk peluang adalah 3,80.
Pada sisi lain, STT Simpson juga memperoleh
ancaman.
Ancaman
yang
diperoleh
STT
Simpson
adalah STT-STT baru yang memberi beasiswa penuh
bagai mahasiswanya diberi bobot 0,25 dan rating 1,
gereja-gereja yang memiliki STT sendiri diberi bobot
0,25
dan
rating
2.
Ancaman
berikutnya
adalah
rendahnya minat untuk kuliah di sekolah Teologi yang
diberi bobot 0,20 dan rating 1. Bentuk ancaman lain
adalah ada STT di luar GKII yang menggarap pasar
GKII
diberi
bobot
0,20
dan
43
rating
3.
Ancaman
berikutnya adalah meningkatnya peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan PT yang diberi 0,10 dan rating
2. Total bobot dikali rating untuk ancaman adalah
1,75.
Dari hasil perhitungan
Matriks
EFAS
maka
diperoleh Total skor akhir untuk Peluang – Ancaman
adalah 2,05.
Perhitungan total skor yang diperoleh setelah
melakukan
identifikasi
terhadap
faktor
strategis
internal yaitu kekuatan dan kelemahan, dan faktor
strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman adalah:
Tabel 4.7
Skor Akhir IFAS dan EFAS
Kategori
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Total S – W
Skor
3,50
1,90
1,60
Kategori
Peluang (O)
Ancaman (T)
Total O – T
Skor
3,80
1,75
2,05
Dari hasil perhitungan skor akhir matriks IFAS maka
diperoleh skor akhir IFAS adalah 1,60. Sementara dari
hasil perhitungan skor akhir matriks EFAS maka
diperoleh skor akhir EFAS adalah 2,05.
Berdasarkan
hasil perhitungan IFAS dan EFAS maka strategi berada
pada
kuadran
S–O.
Pada
kuadran
S-O,
sekolah
membangun daya saing dengan menangkap peluang
yang ada menggunakan kekuatan yang dimiliki.
44
Gambar 4.1
Matriks SWOT
Adapun strategi untuk meningkatkan daya saing STT
Simpson berdasarkan analisis SWOT adalah strategi
agresif.
45
Tabel 4.8
Matriks Analisis SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O)
1. Kebutuhan
tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para
gereja.
2. Jumlah pemuda gereja
yang besar.
3. Lulusan dapat diterima
gereja dan lembaga
pemerintahan/ swasta.
4. Belum adanya kelas
malam untuk
pendidikan teologi di
Ungaran.
5. Teknologi yang
berkembang
Strenghts (S)
1. Perpustakaan yang
memadai.
2. Ciri khas STT
Simpson yang
menekankan pembentukan karakter.
3. Berada dalam
naungan BPP GKII
4. Memiliki Pasar yang
pasti di beberapa
daerah dan GKII.
5. Alumni tersebar
diberbagai tempat
6. Sarana pembelajaran memadai.
7. Biaya Kuliah dan
Akomodasi di STT
Simpson tergolong
murah.
Strategi SO
1. Menggunakan
tekonologi yang
berkembang untuk
menawarkan ciri
khas dan kekuatan
perpustakaan.
2. Memenuhi
kebutuhan pengerja
dengan membuka
kelas malam untuk
pendidikan teologi
di Ungaran
memanfaatkan
sarana yang
dimiliki.
3. Melakukan
pemasaran kepada
pemuda gereja di
lingkungan GKII
yang jumlahnya
besar.
46
Weakness (W)
1. Akreditasi Kedua
Prodi Masih C
2. Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
3. GKII memiliki 13
STT yang tersebar
di beberapa
daerah di
Indonesia
4. Komunikasi
antara STT
dengan gerejagereja yang
kurang
5. Tempat kurang
strategis
6. Sistem Informasi
Manual
Strategi WO
1. Meningkatkan
komunikasi
pemasaran ke
semua daerah
GKII dan
Denominasi lain.
Threats (T)
1. STT-STT baru yang
memberi beasiswa
penuh bagi
mahasiswanya.
2. Gereja-gereja yang
memiliki STT sendiri.
3. Rendahnya minat
kuliah di sekolah
Teologi.
4. Ada STT di luar GKII
yang menggarap pasar
GKII.
5. Meningkatnya
peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan
PT
Berdasarkan
Strategi ST
1. Biaya Kuliah dan
Akomodasi
yang
murah
untuk
menjaga
persaingan.
analisis
SWOT
Strategi WT
--
tersebut
maka
strategi untuk meningkatkan daya saing STT Simpson
adalah:
1) Menggunakan tekonologi yang berkembang untuk
menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
2) Memenuhi kebutuhan pengerja dengan membuka
kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran
memanfaatkan sarana yang dimiliki.
3) Melakukan pemasaran kepada pemuda gereja di
lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
4) Biaya Kuliah dan Akomodasi yang murah untuk
menjaga persaingan.
5) Meningkatkan komunikasi pemasaran ke semua
daerah GKII dan Denominasi lain.
47
Kelima strategi tersebut di atas penulis akan uraikan
dalam
langkah
Deferensiasi,
strategi
bersaing
Keunggulan
berikut
Biaya,
Fokus,
yaitu:
dan
Komunikasi Pemasaran.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Deferensiasi
Berdasarkan
analisis
SWOT,
STT
Simpson
memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat
dimanfaatkan sebagai strategi bersaing. Dalam matriks
analisis SWOT terdapat strategi SO yang dapat menjadi
strategi deferensiasi yaitu:
Memenuhi kebutuhan
pengerja
kelas
dengan
membuka
malam
untuk
pendidikan teologi di Ungaran dengan memanfaatkan
sarana yang dimiliki.
STT Simpson dapat menawarkan kelas malam
untuk
pendidikan
teologi
di
Ungaran
dengan
memaksimalkan sarana yang dimiliki kepada gerejagereja yang ada di Ungaran dan sekitarnya.
Program
kelas malam untuk pendidikan teologi dapat menjadi
jasa yang berbeda dengan STT lainnya di Ungaran.
Jasa
yang
berbeda
ini
dapat
disertai
dengan
menyediakan nilai-nilai unik dan superior kepada
pelanggan
dari sisi ciri khusus
48
yaitu
penekanan
karakter, Teologi Injili, dan keunggulan perpustakaan
yang dimiliki.
Langkah
memberikan
strategi
citra
yang
ini
dibarengi
baik
dengan
dengan
melakukan
komunikasi dan pencitraan yang positif.
Komunikasi
dan pencitraan yang positif dapat dibangun dengan
berbagai bentuk komunikasi seperti penyelenggaraan
kompetisi yang mengundang gereja-gereja, forum ilmiah
atau
seminar
Sementara
ilmiah,
untuk
promosi
membangun
secara
citra
langsung.
positif,
yang
dilakukan adalah dengan melakukan publikasi prestasi
di media masa cetak maupun online yang berkaitan
langsung dengan gereja-gereja di Ungaran.
4.3.2. Keunggulan Biaya
Strategi keunggulan biaya dapat menjadi salah
satu
strategi
STT
Simpson.
Strategi
ini
dapat
menghadapi tantangan karena ada STT-STT lain yang
menawarkan beasiswa penuh bagi para mahasiswanya.
Dengan menawarkan biaya Kuliah dan Akomodasi yang
bersaing untuk menjaga persaingan.
49
Tabel 4.9
Perbandingan Biaya Studi
S1 Teologi dan PAK Tahun 2014
No
Jenis Biaya
1.
2.
STT Jaffray
Makasar
200.000
800.000
Biaya
STT Jaffray
Jakarta
200.000
800.000
STT
Simpson
75.000
Formulir Masuk
Tes masuk dan
orientasi
3.
Sumbangan
1.000.000
2.000.000
800.000
pembangunan (1x)
4.
Penyelenggaraan
1.000.000
380.000
pendidikan*)
5.
Registrasi/Smt.
300.000
200.000
6.
Biaya Kuliah**)
1.300.000
7.
Biaya Per SKS
50.000
75.000
8.
Jaket Almater (1x)
175.000
200.000
9.
Asrama/Smt.***)
500.000
500.000
10. Konsumsi/Bulan
750.000
300.000
Catatan:
*)
Biaya Perpustakaan, Laboratorium dan BEM/SEMA
**) STT Jaffray tidak mengunakan pembayaran berdasarkan
sistem SKS tetapi dengan sistem paket.
***) Mahasiswa STT Jaffray Jakarta tidak tinggal di Asrama.
Sumber: http://sttjaffrayjakarta.ac.id/,
http://sttjaffray.ac.id/, http://stt-simpson.org/, 2014.
Berdasarkan data yang digambarkan dalam Tabel
4.9 tentang Perbandingan Biaya Studi S1 Teologi dan
PAK Tahun 2014, STT Simpson memiliki keunggulan
dalam sumbangan pembangunan dan biaya konsumsi
yang lebih murah dibandingkan dua STT GKII lainnya.
Sementara
biaya
biaya
registrasi,
penyelenggaraan
STT
Simpson
dibandingkan STT Jaffray Jakarta.
50
pendidikan
lebih
dan
murah
Dengan keunggulan biaya tersebut di atas, STT
Simpson masih harus menyesuaikan biaya kuliah agar
tidak tejadi kesenjangan yang terlalu jauh dengan STT
lain dan tetap menjaga daya saing. Biaya yang harus
disesuaikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan,
registrasi/smt., dan biaya kuliah (SKS).
data
dalam
Tabel
4.9
STT
Berdasarkan
Jaffray
Makasar
menggabungkan ketiga jenis biaya tersebut menjadi
satu yaitu biaya kuliah sebesar Rp 1.300.000/smt..
Sementara STT Jaffray Jakarta dan STT Simpson
membaginya sesuai tiga jenis tersebut. Jika dihitung
penggabungan dari tiga jenis tersebut biaya kuliah STT
Simpson masih jauh lebih mahal dibandingkan STT
Jaffray
Makasar
tetapi
masih
lebih
murah
dibandingkan STT Jaffray Jakarta. Jika mahasiswa STT
Simpson mengambil 20 SKS/smt. X Rp 75.000 maka
total
biayanya
mahasiswa
STT
SKS/smt. X Rp
1.000.000.
Rp
1.500.000.
Jaffray
Sementara
Jakarta
50.000 maka
jika
mengambil
20
total biayanya
Rp
Total dari penggabungan tiga jenis biaya
kuliah digambarkan dalam Tabel 4.10 berikut:
51
Tabel 4.10
Perbandingan Biaya Kuliah Tahun 2014
Jenis biaya
STT Jaffray
Makasar
Penyelenggaraan
pendidikan
Registrasi/Smt.
STT Jaffray
Jakarta
1.000.000
STT
Simpson
380.000
300.000
200.000
1.000.000
1.500.000
2.300.000
2.080.000
Total Biaya SKS
Total
1.300.000
Melihat Tabel 4.10 perbandingan biaya kuliah
tahun
2014,
STT
Jaffray
Makasar
yang
menggabungkan tiga jenis biaya tersebut maka biaya
kuliahnya lebih murah dibandingkan STT Simpson dan
STT Jaffray Jakarta. Tetapi biaya kuliah STT Simpson
masih lebih murah dibandingkan STT Jaffray Jakarta.
Untuk tetap dapat menjaga daya saing terhadap STT
lain, STT Simpson harus menyesuaikan tiga jenis biaya
kuliah tersebut.
4.3.3. Fokus
STT Simpson membangun daya saingnya dengan
menggunakan
Strategi SO
dalam matriks
analisis
SWOT yaitu: Melakukan pemasaran kepada pemuda
gereja di lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
Gambar 4.2
Strategi Fokus
STT Simpson
Fokus Pada
Segmen GKII
Pemasaran ke
52
Pemuda GKII
yang Jumlahnya
Sangat Besar
STT Simpson membangun strategi bersaingnya
dengan fokus pada segmen pasar GKII. Dalam hal ini
STT Simpson fokus menggarap pasar GKII karena:
a. Jumlah pemuda GKII sangat besar.
Jumlah
pemuda yang besar dapat menjadi pasar yang
potensial.
Potensi ini dapat menjadi fokus
pemasaran STT Simpson.
b. STT Simpson juga memiliki kekuatan untuk
fokus menggarap pasar GKII karena STT Simpson
berada dalam naungan BPP GKII. Dengan berada
dalam naungan BPP GKII, STT Simpson dapat
melakukan pemasaran di semua daerah GKII
sehingga STT Simpson dapat fokus pemasaran
pada segmen ini.
c. Jika menggarap pasar gereja lain, denominasi
gereja-gereja lain telah memiliki STT sendiri.
4.3.4. Komunikasi Pemasaran
STT Simpson dapat memanfaatkan strategi WO
dalam
matriks
analisis
SWOT
untuk
melakukan
komunikasi pemasaran yaitu dengan meningkatkan
komunikasi pemasaran ke semua daerah GKII dan
Denominasi lain. Serta strategi SO yaitu strategi yang
53
menggunakan
tekonologi
yang
berkembang
untuk
menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
STT Simpson dapat meningkatkan komunikasi
pemasaran
dengan
memanfaatkan
teknologi
yang
berkembang yang menawarkan ciri khas yang dimiliki
yaitu penekanan pada pembentukan karakter dan
menawarkan perpustakaan yang memadai. Ciri khas
yang menekankan pada pembentukan karakter sejalan
dengan visi STT Simpson dapat menjadi keunikan yang
ditawarkan
kepada
pengguna
jasa.
Sementara
berdasarkan hasil FGD yang penulis lakukan diketahui
bahwa
perpustakaan
STT
Simpson
adalah
perpustakaan nomor 2 terbesar di bawah perpustakaan
STT Jaffray Makasar. Sementara dari 3 STT yang ada
di Ungaran, perpustakaan STT Simpson tidak hanya
dikunjungi
oleh
mahasiswa
STT
Simpson
saja
melainkan dikunjungi oleh mahasiswa dari dua STT
lainnya. STT Simpson dapat mengomunikasikan kedua
kekuatan
tersebut
dengan
menggunakan
bentuk komunikasi pemasaran.
54
berbagai
Gambar 4.3
Strategi Komunikasi Pemasaran
Perpustakaan
yang memadai
Bentuk
Mengomunikasikan
Meningkatkan
Komunikasi
dengan
menggunakan
tekonologi
berkembang
Ciri Khas:
Penekanan
pada
pembentukan
karakter.
a. Penyelenggaraan
Kompetisi.
b. Forum ilmiah.
c. Publikasi
prestasi di media
masa cetak
maupun online.
d. Promosi secara
langsung.
Bentuk komunikasi pemasaran yang dapat dibuat oleh
STT Simpson adalah:
a. Penyelenggaraan Kompetisi seperti lomba karya tulis
ilmiah
untuk
pendidikan
SMA/SMTK,
Lomba
Paduan Suara Gerejawi, Cerdas Cermat Alkitab.
b. Forum ilmiah seperti diskusi ilmiah guru-guru,
diskusi pelayanan gerejawi.
c. Publikasi prestasi di media masa cetak maupun
online.
d. Promosi secara langsung.
55