T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Untuk Meningkatkan Daya Saing STT Simpson Ungaran T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Objek Penelitian
STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang,
dengan

nama

(S.Th.M.A

Sekolah

Theologia

setingkat SLTA).

Tahun

Menengah
1985


Atas

namanya

diganti menjadi Sekolah Theologi Simpson. Karena
kebutuhan

di lapangan,

tahun

1985

Sekolah

ini

ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi, dan namanya
menjadi Seminary Theologia Simpson dan pindah di

areal seluas 2,7 ha, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pada tahun 1991 Seminari Theologia Simpson namanya
diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson (STT
Simpson).
STT Simpson adalah satu dari 13 STT milik
Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).

Dari 13 STT, 3

STT berada di bawah naungan BPP GKII selain STT
Jaffray Makasar dan STT Jaffray Jakarta. Delapan STT
lainnya berada dalam naungan BPW atau BPD GKII.
Sejak tahun 2011, pengelolaan STT Simpson dialihkan
dari BPW Jawa-Sumatera ke BPP GKII. Sejak tahun
2006 STT Simpson dipimpin oleh Pdt. Dr. Enggar

31

Objantoro dan akan berakhir masa kepemimpinannya
pada tahun 2016.

Sebelum tahun 2010 akreditasi terhadap PTT/AK
yang ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag
RI (saat

ini

Kemenag),

status

dikeluarkan oleh Depag RI.

akreditasinya

juga

Pada tahun 1991 STT

Simpson memperoleh status terdaftar pada DEPAG R.I.
Dirjen. Bimas Kristen, Nomor 9 Th. 1991, kemudian

tahun 1999 mendapat S.K Akreditasi Menteri Agama
R.I. Nomor 353 tahun 1999 dan tahun 2005 status
ditingkatkan menjadi Diakui pada DEPAG R.I. Dirjen.
BIMAS Kristen. Sejak tahun 2010 semua PTT/AK yang
ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag RI,
proses akreditasi diajukan ke BAN-PT.

Akhirnya dua

program studi yang dikelola oleh sekolah ini yaitu
Program

Studi

S1

Teologi/Kependetaan

dan


S1

Pendidikan Agama Kristen diajukan untuk diakreditasi
BAN-PT.

Kedua program studi tersebut memperoleh

akreditasi C dari BAN-PT pada tahun 2013.

4.1.1.1. Visi dan Misi
Sebagai

perguruan

tinggi

teologi

Visi


STT

Simpson Ungaran adalah Menjadi Perguruan Tinggi
Teologi

yang

berkualitas

Pemimpin-pemimpin

Kristiani

32

untuk
dengan

menghasilkan
ciri


Injili,

Akademis,

memiliki Integritas bagi pelayanan kepada

Tuhan dan masyarakat.
Pencapaian Visi tersebut dituangkan dalam misi
STT Simpson berikut:
a. Menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Tinggi
Teologi Injili yang berkualitas.
b. Menyelenggarakan Lembaga pendidikan teologi
yang

mengutamakan

intelektualitas

dengan


kualitas unggul.
c. Menjadi

wadah

pengembangan

pelaksanaan

penelitian

ilmu

teologi

sesuai

tenaga


yang

terampil

dan

dengan

tuntutan zaman.
d. Memersiapkan

dalam

pelayanan di gereja dan masyarakat.
e. Melaksanakan Pengabdian Pelayanan di Gereja
dan Masyarakat.

4.1.1.2. Sarana Pendukung
Untuk melaksanakan kegiatan pendidikannya,
STT Simpson ditunjang dengan sarana pendukung

diantaranya:
a. Gedung kantor dan administrasi;
b. Ruang

kelas

yang

dilengkapi

dengan

Projector;
c. Gedung serba guna untuk kegiatan ibadah;

33

LCD

d. Gedung


perpustakaan

dengan

koleksi

buku

8.723 judul dengan jumlah 21.687 eksemplar;
e. Asrama putra dan putri yang masing-masing
terdiri dari 12 kamar yang setiap kamar dapat
dihuni 4 orang;
f. Ruang makan dan dapur mahasiswa;
g. Sarana olah raga, dan alat-alat musik untuk
mengembangkan bakat bidang musik.
Apabila

didasarkan

pada

Peraturan

Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi pasal 31 ayat (1) maka STT Simpson masih
belum memiliki sarana seperti:
a. Laboratorium/studio/unit produksi;
b. Ruang untuk berkesenian;
c. Ruang unit kegiatan mahasiswa.

4.1.1.3. Data Mahasiswa
Gambaran

mengenai

jumlah

penerimaan

mahasiswa baru dari tahun ajaran 2009/2010 sampai
2014/2015 diuraikan dalam Tabel 4.1.

34

Tabel 4.1
Penerimaan Mahasiswa Baru
Tahun ajaran 2009/2010 – 2014/2015
Tahun Ajaran Prodi Teologi Prodi PAK

Jumlah

2009/2010

12

4

16

2010/2011

6

8

14

2011/2012

7

5

12

2012/2013

3

3

6

2013/2014

19

17

36

2014/2015

8

11

19

Sumber: Data Sekolah, 2014.

Data dalam Tabel 4.1 menggambarkan bahwa
penerimaan mahasiswa baru STT Simpson tidak stabil
pada

setiap

tahun

ajaran.

Jumlah

penerimaan

mahasiswa baru yang cukup banyak dibanding tahun
ajaran yang lain terjadi pada tahun ajaran 2013/2014
dan tahun ajaran 2014/2015.
Latar

belakang

mahasiswa

STT

Simpson

berdasarkan daerah berasal dari Provinsi Kaltara,
Kalbar, NTT, Papua, NTB, Bali, Jawa dan Sumatera
Utara.

Adapun

prosentase

untuk

tahun

2013/2014 nampak dalam Tabel 4.2 berikut:

35

ajaran

Tabel 4.2
Asal Daerah Mahasiswa STT Simpson
Daerah Mahasiswa
Kalimantan Utara
Kalimantan Barat

Prosentase
34%
21%

Nusa Tenggara Timur
Jawa

11%
11%

Papua

8%

Sumatera

5%

Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Bali

3%
3%
3%

Kalimantan Timur

1%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.

Berdasarkan latar belakang denominasi gereja,
mahasiswa yang mengunakan jasa pendidikan di STT
Simpson berasal dari beberapa denominasi gereja yaitu:
Tabel 4.3
Asal Gereja Mahasiswa STT Simpson
Denominasi Gereja
GKII

Prosentase
87%

Gereja Bethel Indonesia
Gereja Masehi Injil Timor
Kingmi Papua

7%
3%
1%

GKJ/GKJTU

3%
Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
36

Berdasarkan data tersebut di atas nampak bahwa
segmen pasar STT Simpson kuat di lingkungan GKII.

4.1.1.4. Tenaga Dosen dan Tenaga Kependidikan
Gambaran tentang jumlah dosen yang mengajar
dan tenaga kependidikan di STT Simpson dapat dilihat
dalam

Tabel 4.4

bagian

A,

sementara

kualifikasi

pendidikan dosen dapat dilihat dalam Tabel 4.4 pada
bagian B.
Tabel 4.4
Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
A. Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
Status
Dosen Tetap

Laki-laki Perempuan Jumlah
9
5
14

Dosen Tidak Tetap

3

2

5

Tenaga
Kependidikan

3

4

7

B. Kualifikasi Pendidikan Dosen
Tingkat Pendidikan
Studi Lanjut S2

Jumlah
3

S2

6

Studi Lanjut S3

3

S3

2
Total

Sumber: Data Sekolah

37

14

Jumlah dosen yang mengajar di STT Simpson
adalah 19 orang. Yang dimaksud sebagai dosen tetap
adalah dosen yang diangkat dan mengajar setiap
semester.
yang

Sementara dosen tidak tetap adalah dosen

diminta

mengajar

untuk

matakuliah

sesuai

kualifikasi dosen dan pada semester tertentu.
Jumlah tenaga kependidikan adalah 7 orang
dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 3 orang dan
kualifikasi pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Dari 4
orang

tenaga

kependidikan

yang

kualifikasi

pendidikannya SMA, ada 3 orang tenaga kependidikan
sedang menempuh pendidikan S1.

4.1.2. Analisis SWOT
Data

yang

diperoleh

dan

dianalisis

dalam

penelitian ini diperoleh melalui Focus Group Discussion
(FGD) yang dilakukan pada 12, 18 September 2014 dan
14 Oktober 2014.

Dalam FGD tersebut hadir Ketua

STT, Pembantu Ketua (Puket), Kaprodi Teologi dan PAK,
perwakilah
Mahasiswa.
sesi

Tenaga

Kependidikan,

dan

perwakilan

Dalam FGD tersebut peneliti melakukan

brainstorming

untuk

mengidentifikasi

faktor

strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan, serta
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancam.

38

Hasil FGD untuk faktor strategis internal yaitu
kekuatan dan kelemahan maka diperoleh matriks IFAS
(Tabel 4.5) dan hasil FGD untuk faktor strategis
eksternal yaitu peluang dan ancaman maka diperoleh
matriks EFAS (Tabel 4.6). Berikut hasil analisis faktor
kekuatan dan kelemahan:
Tabel 4.5
Matriks IFAS

1.

Perpustakaan yang memadai.

0,20

4

Bobot x
Rating
0,80

2.

Ciri khas STT Simpson yang
menekankan pembentukan
karakter.
Berada dalam naungan BPP GKII

0,20

4

0,80

0,15

4

0,60

Memiliki Pasar yang pasti di
beberapa daerah dan GKII.
Alumni tersebar diberbagai
tempat
Sarana pembelajaran yang
memadai.
Biaya Kuliah dan Akomodasi di
STT Simpson tergolong murah.
Total Skor

0,15

3

0,45

0,15

3

0,45

0,10

3

0,30

0,05

2

0,10

No

3.
4.
5.
6.
7.

No

KEKUATAN

Bobot Rating

KELEMAHAN

1.

Akreditasi Kedua Prodi Masih C

2.

Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
GKII memiliki 13 STT yang
tersebar di beberapa daerah di
Indonesia
Komunikasi antara STT dengan
gereja-gereja yang kurang

3.

4.

39

1

3,50

0,25

1

Bobot x
Rating
0,25

0,2

2

0,40

0,15

3

0,45

0,15

1

0,15

Bobot Rating

5.
6.

Tempat kurang strategis
Sistem Informasi Manual
Total Skor

0,15
0,1
1

3
2

0,45
0,20
1,90

Total skor akhir (Kekuatan – Kelemahan)

1,60

Sumber: Hasil FGD, 2014

Pada matriks IFAS, kekuatan yang dimiliki STT
Simpson adalah Perpustakaan yang memadai dengan
bobot 0,20 dan rating 4. Kekuatan lainnya adalah ciri
khas STT Simpson yang menekankan pembentukan
karakter diberi bobot 0,20 dan rating 4,

dan berada

dalam naungan BPP GKII yang diberi bobot 0,15 dan
rating 4.
Kekuatan STT Simpson juga memiliki pasar yang
pasti di beberapa daerah dan GKII diberi bobot 0,15
dan rating 3, dan alumni yang tersebar di berbagai
tempat diberi bobot 0,15 dan rating 3. Kekuatan dari
sisi sarana pembelajaran yang memadai diberi bobot
0,10 dan rating 3. Kekuatan berikutnya adalah Biaya
Kuliah dan Akomodasi di STT Simpson yang tergolong
murah juga menjadi kekuatan STT Simpson, diberi
bobot 0,05 dan ratingnya 2.

Total bobot dikali rating

untuk kekuatan adalah 3,50.
Sekalipun

STT

Simpson

memiliki

beberapa

kekuatan yang dapat diandalkan akan tetapi terdapat
beberapa kelemahan.

Kelemahan yang dimiliki STT

Simpson adalah akreditasi kedua prodi masih C diberi
40

bobot 0,25 dan rating 1, penggunaan teknologi yang
belum menyeluruh diberi bobot 0,20 dan rating 2, GKII
memiliki 13 STT yang tersebar di beberapa daerah di
Indonesia menjadi kelemahan STT Simpson yang diberi
bobot 0,15 dan rating 3.
Kelemahan

STT

Simpson

juga

dari

sisi

komunikasi antara STT dengan gereja-gereja yang
kurang diberi bobot 0,15 dan rating 1. Kelemahan
berikutnya adalah tempat yang kurang strategis, diberi
bobot 0,15 dan rating 3. Kelemahan lain adalah sistem
informasi manual, diberi bobot 0,10 dan rating 2. Total
bobot dikali rating untuk kelemahan adalah 1,60.
Dari hasil perhitungan Matriks IFAS di atas maka
diperoleh

Total

skor

akhir

untuk

Kekuatan



Kelemahan adalah 1,90.
Hasil dari FGD yang penulis lakukan bersama
dengan Unsur Pimpinan, Kaprodi, Perwakilan Dosen,
Tenaga Kependidikan dan Perwakilan Mahasiswa untuk
faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman
maka diperoleh matriks EFAS dalam Tabel 4.6 berikut:

41

Tabel 4.6
Matriks EFAS

1.

Kebutuhan tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para gereja.

0,25

4

Bobot x
Rating
1

2.

Jumlah pemuda gereja yang besar

0,20

4

0,80

3.

Lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta.

0,20

4

0,80

4.

Belum adanya kelas malam untuk
pendidikan teologi di Ungaran.

0,15

4

0,60

5.

Teknologi yang berkembang.

0,20

3

0,60

No

PELUANG

Bobot Rating

Total Skor

1

3,80

1.

STT-STT baru yang memberi
beasiswa penuh bagi
mahasiswanya.

0,25

1

Bobot x
Rating
0,25

2.

Gereja-gereja yang memiliki STT
sendiri.

0,25

2

0,50

3.

Rendahnya minat kuliah di sekolah 0,20
Teologi.

1

0,20

4.

Ada STT di luar GKII yang
menggarap pasar GKII.

0,20

3

0,60

5.

Meningkatnya peraturan
pemerintah terkait
penyelenggaraan PT.

0,10

2

0,20

No

ANCAMAN

Bobot Rating

Total Skor

1

1,75

Total skor akhir (Peluang – Ancaman)

2,05

Sumber: Hasil FGD, 2014

Peluang

yang

dapat dimanfaatkan

oleh

STT

Simpson untuk meningkatkan daya saingnya adalah

42

kebutuhan tenaga/pengerja di lingkungan gereja/para
gereja yang cukup besar diberi bobot 0,25 dan rating 4.
Peluang berikutnya adalah jumlah pemuda gereja yang
besar diberi bobot 0,20 dan rating 4. Peluang lain dari
STT Simpson adalah lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta yang diberi bobot 0,20
dan ratingnya 4.
Selain

peluang

tersebut

di

atas,

terdapat

beberapa peluang lain seperti Belum adanya kelas
malam untuk pendidikan teologi di Ungaran diberi
bobot

0,15

dan

rating

4,

dan

teknologi

yang

berkembang menjadi peluang yang diberi bobot 0,20
dan

rating

3.

Peluang-peluang

tersebut

dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Total
bobot dikali rating untuk peluang adalah 3,80.
Pada sisi lain, STT Simpson juga memperoleh
ancaman.

Ancaman

yang

diperoleh

STT

Simpson

adalah STT-STT baru yang memberi beasiswa penuh
bagai mahasiswanya diberi bobot 0,25 dan rating 1,
gereja-gereja yang memiliki STT sendiri diberi bobot
0,25

dan

rating

2.

Ancaman

berikutnya

adalah

rendahnya minat untuk kuliah di sekolah Teologi yang
diberi bobot 0,20 dan rating 1. Bentuk ancaman lain
adalah ada STT di luar GKII yang menggarap pasar
GKII

diberi

bobot

0,20

dan

43

rating

3.

Ancaman

berikutnya adalah meningkatnya peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan PT yang diberi 0,10 dan rating
2. Total bobot dikali rating untuk ancaman adalah
1,75.
Dari hasil perhitungan

Matriks

EFAS

maka

diperoleh Total skor akhir untuk Peluang – Ancaman
adalah 2,05.
Perhitungan total skor yang diperoleh setelah
melakukan

identifikasi

terhadap

faktor

strategis

internal yaitu kekuatan dan kelemahan, dan faktor
strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman adalah:
Tabel 4.7
Skor Akhir IFAS dan EFAS
Kategori
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Total S – W

Skor
3,50
1,90
1,60

Kategori
Peluang (O)
Ancaman (T)
Total O – T

Skor
3,80
1,75
2,05

Dari hasil perhitungan skor akhir matriks IFAS maka
diperoleh skor akhir IFAS adalah 1,60. Sementara dari
hasil perhitungan skor akhir matriks EFAS maka
diperoleh skor akhir EFAS adalah 2,05.

Berdasarkan

hasil perhitungan IFAS dan EFAS maka strategi berada
pada

kuadran

S–O.

Pada

kuadran

S-O,

sekolah

membangun daya saing dengan menangkap peluang
yang ada menggunakan kekuatan yang dimiliki.

44

Gambar 4.1
Matriks SWOT

Adapun strategi untuk meningkatkan daya saing STT
Simpson berdasarkan analisis SWOT adalah strategi
agresif.

45

Tabel 4.8
Matriks Analisis SWOT
Faktor Internal

Faktor Eksternal
Opportunities (O)
1. Kebutuhan
tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para
gereja.
2. Jumlah pemuda gereja
yang besar.
3. Lulusan dapat diterima
gereja dan lembaga
pemerintahan/ swasta.
4. Belum adanya kelas
malam untuk
pendidikan teologi di
Ungaran.
5. Teknologi yang
berkembang

Strenghts (S)
1. Perpustakaan yang
memadai.
2. Ciri khas STT
Simpson yang
menekankan pembentukan karakter.
3. Berada dalam
naungan BPP GKII
4. Memiliki Pasar yang
pasti di beberapa
daerah dan GKII.
5. Alumni tersebar
diberbagai tempat
6. Sarana pembelajaran memadai.
7. Biaya Kuliah dan
Akomodasi di STT
Simpson tergolong
murah.
Strategi SO
1. Menggunakan
tekonologi yang
berkembang untuk
menawarkan ciri
khas dan kekuatan
perpustakaan.
2. Memenuhi
kebutuhan pengerja
dengan membuka
kelas malam untuk
pendidikan teologi
di Ungaran
memanfaatkan
sarana yang
dimiliki.
3. Melakukan
pemasaran kepada
pemuda gereja di
lingkungan GKII
yang jumlahnya
besar.

46

Weakness (W)
1. Akreditasi Kedua
Prodi Masih C
2. Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
3. GKII memiliki 13
STT yang tersebar
di beberapa
daerah di
Indonesia
4. Komunikasi
antara STT
dengan gerejagereja yang
kurang
5. Tempat kurang
strategis
6. Sistem Informasi
Manual
Strategi WO
1. Meningkatkan
komunikasi
pemasaran ke
semua daerah
GKII dan
Denominasi lain.

Threats (T)
1. STT-STT baru yang
memberi beasiswa
penuh bagi
mahasiswanya.
2. Gereja-gereja yang
memiliki STT sendiri.
3. Rendahnya minat
kuliah di sekolah
Teologi.
4. Ada STT di luar GKII
yang menggarap pasar
GKII.
5. Meningkatnya
peraturan pemerintah
terkait penyelenggaraan
PT

Berdasarkan

Strategi ST
1. Biaya Kuliah dan
Akomodasi
yang
murah
untuk
menjaga
persaingan.

analisis

SWOT

Strategi WT
--

tersebut

maka

strategi untuk meningkatkan daya saing STT Simpson
adalah:
1) Menggunakan tekonologi yang berkembang untuk
menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
2) Memenuhi kebutuhan pengerja dengan membuka
kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran
memanfaatkan sarana yang dimiliki.
3) Melakukan pemasaran kepada pemuda gereja di
lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
4) Biaya Kuliah dan Akomodasi yang murah untuk
menjaga persaingan.
5) Meningkatkan komunikasi pemasaran ke semua
daerah GKII dan Denominasi lain.

47

Kelima strategi tersebut di atas penulis akan uraikan
dalam

langkah

Deferensiasi,

strategi

bersaing

Keunggulan

berikut

Biaya,

Fokus,

yaitu:
dan

Komunikasi Pemasaran.

4.3. Pembahasan
4.3.1. Deferensiasi
Berdasarkan

analisis

SWOT,

STT

Simpson

memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat
dimanfaatkan sebagai strategi bersaing. Dalam matriks
analisis SWOT terdapat strategi SO yang dapat menjadi
strategi deferensiasi yaitu:

Memenuhi kebutuhan

pengerja

kelas

dengan

membuka

malam

untuk

pendidikan teologi di Ungaran dengan memanfaatkan
sarana yang dimiliki.
STT Simpson dapat menawarkan kelas malam
untuk

pendidikan

teologi

di

Ungaran

dengan

memaksimalkan sarana yang dimiliki kepada gerejagereja yang ada di Ungaran dan sekitarnya.

Program

kelas malam untuk pendidikan teologi dapat menjadi
jasa yang berbeda dengan STT lainnya di Ungaran.
Jasa

yang

berbeda

ini

dapat

disertai

dengan

menyediakan nilai-nilai unik dan superior kepada
pelanggan

dari sisi ciri khusus

48

yaitu

penekanan

karakter, Teologi Injili, dan keunggulan perpustakaan
yang dimiliki.
Langkah
memberikan

strategi
citra

yang

ini

dibarengi

baik

dengan

dengan

melakukan

komunikasi dan pencitraan yang positif.

Komunikasi

dan pencitraan yang positif dapat dibangun dengan
berbagai bentuk komunikasi seperti penyelenggaraan
kompetisi yang mengundang gereja-gereja, forum ilmiah
atau

seminar

Sementara

ilmiah,

untuk

promosi

membangun

secara
citra

langsung.

positif,

yang

dilakukan adalah dengan melakukan publikasi prestasi
di media masa cetak maupun online yang berkaitan
langsung dengan gereja-gereja di Ungaran.

4.3.2. Keunggulan Biaya
Strategi keunggulan biaya dapat menjadi salah
satu

strategi

STT

Simpson.

Strategi

ini

dapat

menghadapi tantangan karena ada STT-STT lain yang
menawarkan beasiswa penuh bagi para mahasiswanya.
Dengan menawarkan biaya Kuliah dan Akomodasi yang
bersaing untuk menjaga persaingan.

49

Tabel 4.9
Perbandingan Biaya Studi
S1 Teologi dan PAK Tahun 2014
No

Jenis Biaya

1.
2.

STT Jaffray
Makasar
200.000
800.000

Biaya
STT Jaffray
Jakarta
200.000
800.000

STT
Simpson
75.000

Formulir Masuk
Tes masuk dan
orientasi
3.
Sumbangan
1.000.000
2.000.000
800.000
pembangunan (1x)
4.
Penyelenggaraan
1.000.000
380.000
pendidikan*)
5.
Registrasi/Smt.
300.000
200.000
6.
Biaya Kuliah**)
1.300.000
7.
Biaya Per SKS
50.000
75.000
8.
Jaket Almater (1x)
175.000
200.000
9.
Asrama/Smt.***)
500.000
500.000
10. Konsumsi/Bulan
750.000
300.000
Catatan:
*)
Biaya Perpustakaan, Laboratorium dan BEM/SEMA
**) STT Jaffray tidak mengunakan pembayaran berdasarkan
sistem SKS tetapi dengan sistem paket.
***) Mahasiswa STT Jaffray Jakarta tidak tinggal di Asrama.

Sumber: http://sttjaffrayjakarta.ac.id/,
http://sttjaffray.ac.id/, http://stt-simpson.org/, 2014.
Berdasarkan data yang digambarkan dalam Tabel
4.9 tentang Perbandingan Biaya Studi S1 Teologi dan
PAK Tahun 2014, STT Simpson memiliki keunggulan
dalam sumbangan pembangunan dan biaya konsumsi
yang lebih murah dibandingkan dua STT GKII lainnya.
Sementara
biaya

biaya

registrasi,

penyelenggaraan
STT

Simpson

dibandingkan STT Jaffray Jakarta.

50

pendidikan
lebih

dan

murah

Dengan keunggulan biaya tersebut di atas, STT
Simpson masih harus menyesuaikan biaya kuliah agar
tidak tejadi kesenjangan yang terlalu jauh dengan STT
lain dan tetap menjaga daya saing. Biaya yang harus
disesuaikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan,
registrasi/smt., dan biaya kuliah (SKS).
data

dalam

Tabel

4.9

STT

Berdasarkan

Jaffray

Makasar

menggabungkan ketiga jenis biaya tersebut menjadi
satu yaitu biaya kuliah sebesar Rp 1.300.000/smt..
Sementara STT Jaffray Jakarta dan STT Simpson
membaginya sesuai tiga jenis tersebut. Jika dihitung
penggabungan dari tiga jenis tersebut biaya kuliah STT
Simpson masih jauh lebih mahal dibandingkan STT
Jaffray

Makasar

tetapi

masih

lebih

murah

dibandingkan STT Jaffray Jakarta. Jika mahasiswa STT
Simpson mengambil 20 SKS/smt. X Rp 75.000 maka
total

biayanya

mahasiswa

STT

SKS/smt. X Rp
1.000.000.

Rp

1.500.000.

Jaffray

Sementara

Jakarta

50.000 maka

jika

mengambil

20

total biayanya

Rp

Total dari penggabungan tiga jenis biaya

kuliah digambarkan dalam Tabel 4.10 berikut:

51

Tabel 4.10
Perbandingan Biaya Kuliah Tahun 2014
Jenis biaya

STT Jaffray
Makasar

Penyelenggaraan
pendidikan
Registrasi/Smt.

STT Jaffray
Jakarta
1.000.000

STT
Simpson
380.000

300.000

200.000

1.000.000

1.500.000

2.300.000

2.080.000

Total Biaya SKS
Total

1.300.000

Melihat Tabel 4.10 perbandingan biaya kuliah
tahun

2014,

STT

Jaffray

Makasar

yang

menggabungkan tiga jenis biaya tersebut maka biaya
kuliahnya lebih murah dibandingkan STT Simpson dan
STT Jaffray Jakarta. Tetapi biaya kuliah STT Simpson
masih lebih murah dibandingkan STT Jaffray Jakarta.
Untuk tetap dapat menjaga daya saing terhadap STT
lain, STT Simpson harus menyesuaikan tiga jenis biaya
kuliah tersebut.

4.3.3. Fokus
STT Simpson membangun daya saingnya dengan
menggunakan

Strategi SO

dalam matriks

analisis

SWOT yaitu: Melakukan pemasaran kepada pemuda
gereja di lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
Gambar 4.2
Strategi Fokus
STT Simpson
Fokus Pada
Segmen GKII

Pemasaran ke

52

Pemuda GKII
yang Jumlahnya
Sangat Besar

STT Simpson membangun strategi bersaingnya
dengan fokus pada segmen pasar GKII. Dalam hal ini
STT Simpson fokus menggarap pasar GKII karena:
a. Jumlah pemuda GKII sangat besar.

Jumlah

pemuda yang besar dapat menjadi pasar yang
potensial.

Potensi ini dapat menjadi fokus

pemasaran STT Simpson.
b. STT Simpson juga memiliki kekuatan untuk
fokus menggarap pasar GKII karena STT Simpson
berada dalam naungan BPP GKII. Dengan berada
dalam naungan BPP GKII, STT Simpson dapat
melakukan pemasaran di semua daerah GKII
sehingga STT Simpson dapat fokus pemasaran
pada segmen ini.
c. Jika menggarap pasar gereja lain, denominasi
gereja-gereja lain telah memiliki STT sendiri.

4.3.4. Komunikasi Pemasaran
STT Simpson dapat memanfaatkan strategi WO
dalam

matriks

analisis

SWOT

untuk

melakukan

komunikasi pemasaran yaitu dengan meningkatkan
komunikasi pemasaran ke semua daerah GKII dan
Denominasi lain. Serta strategi SO yaitu strategi yang

53

menggunakan

tekonologi

yang

berkembang

untuk

menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
STT Simpson dapat meningkatkan komunikasi
pemasaran

dengan

memanfaatkan

teknologi

yang

berkembang yang menawarkan ciri khas yang dimiliki
yaitu penekanan pada pembentukan karakter dan
menawarkan perpustakaan yang memadai. Ciri khas
yang menekankan pada pembentukan karakter sejalan
dengan visi STT Simpson dapat menjadi keunikan yang
ditawarkan

kepada

pengguna

jasa.

Sementara

berdasarkan hasil FGD yang penulis lakukan diketahui
bahwa

perpustakaan

STT

Simpson

adalah

perpustakaan nomor 2 terbesar di bawah perpustakaan
STT Jaffray Makasar. Sementara dari 3 STT yang ada
di Ungaran, perpustakaan STT Simpson tidak hanya
dikunjungi

oleh

mahasiswa

STT

Simpson

saja

melainkan dikunjungi oleh mahasiswa dari dua STT
lainnya. STT Simpson dapat mengomunikasikan kedua
kekuatan

tersebut

dengan

menggunakan

bentuk komunikasi pemasaran.

54

berbagai

Gambar 4.3
Strategi Komunikasi Pemasaran

Perpustakaan
yang memadai

Bentuk

Mengomunikasikan

Meningkatkan
Komunikasi
dengan
menggunakan
tekonologi
berkembang

Ciri Khas:
Penekanan
pada
pembentukan
karakter.

a. Penyelenggaraan
Kompetisi.
b. Forum ilmiah.
c. Publikasi
prestasi di media
masa cetak
maupun online.
d. Promosi secara
langsung.

Bentuk komunikasi pemasaran yang dapat dibuat oleh
STT Simpson adalah:
a. Penyelenggaraan Kompetisi seperti lomba karya tulis
ilmiah

untuk

pendidikan

SMA/SMTK,

Lomba

Paduan Suara Gerejawi, Cerdas Cermat Alkitab.
b. Forum ilmiah seperti diskusi ilmiah guru-guru,
diskusi pelayanan gerejawi.
c. Publikasi prestasi di media masa cetak maupun
online.
d. Promosi secara langsung.

55