BITS Sistem Manajemen Parkir di Pinggir

BITS : Sistem Manajemen Parkir di Pinggir Jalan
Subsistem Aplikasi Android
Jedidiah Wahana[1], Ary Setijadi Prihatmanto[2]
Program Studi Teknik Elektro
STEI – Institut Teknologi Bandung
Bandung, 40135, Jawa Barat, Indonesia
jedidiah.wahana@gmail.com[1], ary.setijadi@gmail.com[2]

Abstrak—Makalah ini menjelaskan mengenai perancangan
produk aplikasi smartphone berbasis sistem operasi Android.
Aplikasi Android ini merupakan subsistem dari Bandung
Integrated Transportation System (BITS), yang merupakan sistem
manajemen parkir di pinggir jalan dengan basis Internet of
Things (IoT). BITS akan membantu pemerintah kota untuk
menyelesaikan masalah parkir liar dan transparansi retribusi
parkir liar. BITS akan memberikan kemudahan bagi pengguna
untuk mengetahui info yang berkaitan dengan ketersediaan slot
parkir. BITS juga menawarkan fitur e-payment sehingga
pengguna tidak perlu menyiapkan uang kecil untuk membayar
parkir. Selain itu, BITS bisa memberikan rekomendasi rute ke
tempat parkir tersebut. Aplikasi Android mendukung pengguna

sistem BITS untuk dapat menggunakan sistem ini di mana pun
dan kapan pun. Pada pengujian, aplikasi BITS telah berjalan
dengan baik serta terintegrasi dengan server. (Abstract)
Kata Kunci—BITS, Internet of Things (IoT), Aplikasi Android

I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Bandung
memberikan dampak tersendiri terhadap peningkatan jumlah
kendaraan pribadi, khususnya mobil, di jalanan Kota
Bandung. Mobilitas para penduduk Kota Bandung pun
meningkat sehingga perlu ditunjang dengan pembangunan
lahan parkir serta manajemen parkir yang memadai demi
menjaga kelancaran lalu lintas. Namun, pembangunan yang
dilakukan belum dapat memenuhi kebutuhan sehingga
berdampak pada lalu lintas Kota Bandung yang semakin
terhambat dan jumlah lokasi parkir liar yang semakin
meningkat di berbagai kawasan dalam Kota Bandung.
Dengan menyesuaikan konteks yang tercantum dalam UU
LLAJ Nomor 22 Tahun 2009, parkir liar merupakan aksi
pelanggaran hukum akibat memarkirkan kendaraan, termasuk

mobil, pada Ruang Milik Jalan tanpa seizin pemerintah.
Perparkiran pada Ruang Milik Jalan dapat memberikan
konsekuensi merugikan dalam berbagai aspek, di antaranya:
menghambat arus lalu lintas yang dapat meningkatkan potensi
kecelakaan lalu lintas, mengurangi retribusi perparkiran yang
seharusnya diperoleh pemerintah, menghambat transportasi
barang dagang/industri yang berimbas pada perekonomian
kota,
meningkatkan
jumlah
pengangguran
dengan
bertambahnya warga yang lebih memilih menjadi tukang
parkir liar, menanamkan budaya negatif parkir liar, merusak

fungsi tata ruang kota, poin negatif di bidang pariwisata,
menyuburkan aksi premanisme akibat perebutan kekuasaan
semu lahan parkir, dan memberikan dampak negatif terhadap
emosional para penduduk kota akibat mobilitas yang
terhambat.

Beragam faktor seperti tingginya mobilitas masyarakat,
terbatasnya lahan infrastruktur kota, pengoptimalan dana
pembangunan, dan posisi geografis di dataran tinggi
menyebabkan Pemerintah Kota Bandung tidak dapat
mengandalkan pembangunan parkir gedung sebagai solusi
utama seperti kota-kota besar pada umumnya. Pemerintah Kota
Bandung memerlukan solusi yang praktis, inovatif, dan
ekonomis.
II. TEORI PENDUKUNG
A. Android Operating System
Sistem operasi android adalah sistem operasi berbasis
Linux yang dirancang utnuk perangkat bergerak layar sentuh
seperti smartphone dan komputer tablet. Android awalnya
dikembangkan oleh Android,Inc. dengan dukungan finansial
dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.
Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007.
Antarmuka pengguna Android umumnya berupa
manipulasi langsung gerakan sentuh yang berupa tindakan
nyata, misalnya menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk
memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk

menulis teks.
Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan
Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode
dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android
memungkinkan perangkat linak untuk dimodifikasi secara
bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat,
operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu,
Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang
aplikasi yang memperluar fungsionalitas penrangkat, umumnya
ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java.
Dalam membuat sebuah aplikasi Android, dibutuhkan tools
untuk pemrograman aplikasi. Pada pembuatan aplikasi BITS
ini, digunakan Android Studio v1.5. Hal lain yang dibutuhkan
adalah Java Development Kit (JDK) dan Android Software

Development Kit (Android SDK). Android SDK mendukung
pengembangan aplikasi Android dengan versi Android yang
terdahulu.

6.


TRACE: metode untuk menggemakan kembali
permintaan yang diterima sehingga klien HTTP dapat
melihat apakah server penengah menambahkan atau
mengubah permintaan.

B. Google Maps Android API v2
Google Maps Android API memungkinkan pengembang
untuk menyertakan dan menyesuaikan peta terhadap kebutuhan
pengembangan.

7.

OPTIONS: metode ini membantu menentukan fungsi
server seperti menentukan metode mana yang
mendukung web server.

8.

CONNECT: metode ini untuk mengubah permintaan

koneksi ke terowongan TCP/IP transparan. Hal ini
membantu memfasilitasi Secure Socket Layer (SSL)
berkomnikasi (HTTPS) melalui proxy HTTP yang
tidak terenkripsi.

Fitur-fitur yang diberikan oleh Google Maps Android API
kepada pengembang adalah:
1.

Pengembang dapat menanamkan peta ke dalam
aplikasi dengan cara yang sederhana.

2.

Pengembang dapat
kebutuhan aplikasi.

3.

Pengembang dapat memberikan penampakan yang

berbeda dari peta dengan beberapa penyesuaian.

4.

Pengembang dapat menanamkan street view ke dalam
aplikasi
sehingga
pengguna
dapat
melihat
pemandangan 360°.

menyesuaikan

peta

dengan

Google Maps Android API adalah bagaian dari platform
servis Google Play. Untuk menggunakan Google Maps,

pengembang harus mengunduh dan memasang Google Play
services SDK pada aplikasi yang sedang dikembangkan.
Pengembang juga harus mendapatkan API key untuk dapat
menggunakan Google Maps Android API pada aplikasi yang
sedang dikembangkan.
C. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
HTTP adalah sebuah protocol jaringan lapisan aplikasi
yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi,
kolaboratif, dan menggunakan hypermedia. HTTP adalah
sebuah protok meminta/menjawab antara klien dan server.
Sebuah klien HTTP, biasanya memulai permintaan dengan
membuat hubungan ke port tertentu di sebuah server
webhosting tertentu (biasanya port 80). Klien yang
mengirimkan permintaan HTTP juga dikenal dengan user
agent. Server yang meresponsnya, yang menyimpan sumber
daya, dikenal juga sebagai origin server. Di antara user agent
dan origin server bisa saja ada penghubung, seperti halnya
proxy, gateaway, dan juga tunnel.

Web server memiliki respon terhadap permintaan klien.

Kode respon web server memiliki kode seperti: 1xx untuk
informasi, 4xx untuk kesalahan di sisi klien, dan 5xx untuk
kesalahan di sisi server.
Skenario komunikasi HTTP sederhana adalah sebagai
berikut:
1.

HTTP klien membuat sambungan dan mengirim
metode permintaan ke web server.

2.

HTTP server memroses permintaan klien, sementara
klien menunggu respon dari server.

3.

Web server merespon dengan kode status dan data(jika
tersedia) dan menutup sambungan.


D. Android Studio v1.5
Android Studio adalah Interactive Development
Environment (IDE) resmi untuk pengembangan aplikasi
Android dengan basis IntelliJ IDEA. Selain code editor dan
alat pengembangan milik IntelliJ yang luar biasa, Android
Studio memberikan beberapa fitur tambahan yang
meningkatkan
produktivitas
pengembang
dalam
mengembangkan aplikasi Android, seperti:
-

Sistem pembangun gradle-based yang fleksibel.

-

Dapat membangun file APK dari berbagai generasi
Android.


-

Template kode untuk membantu pembuatan fitur
aplikasi yang umum.

Metode permintaan klien HTTP:

-

Editor tampilan yang mendukung drag and drop.

1.

HEAD: metode ini meminta informasi dari server
tetapi tidak mengandung respon body.

-

Lint tools untuk memonitor performa, kegunaan,
kesesuaian versi, dan masalah lainnya.

2.

GET: metode ini meminta sumber daya dari web
server.

-

Penyusutan kode dengan ProGuard dan penyusutan
sumber daya dengan Gradle.

3.

POST: metode untuk menyerahkan data ke web server
untuk diproses.

-

4.

PUT: metode untuk mengunggah sumber daya tertentu
ke server HTTP.

Mendukung Google Cloud Platform sehingga integrasi
Google Cloud Messaging dan App Engine lebih
mudah.

5.

DELETE: metode untuk menghapus sumber daya
tertentu dari web server

III. PERANCANGAN PRODUK
Daftar singkatan yang digunakan
BITS

Bandung

Integrated

Transportation System
UI

User Interface

UX

User Experience

GUI

Graphical User Interface

IoT

Internet of Things

HTTP

Hypertext Transfer Protocol

4.

Sensor BITS bekerja dengan cara mendeteksi
perubahan medan elektromagnetik lingkungan ketika
ada mobil yang berada di atasnya. Sensor BITS
mengirimkan data keberadaan mobil secara berkala
dengan nilai ‘benar’ ketika ada mobil, dan ‘salah’
ketika tidak ada mobil. Kedua nilai tersebut yang akan
disimpan oleh web server.

5.

Jika pengguna ingin parkir di sebuah tempat parkir,
maka pengguna dapat memilih pilihan navigasi agar
aplikasi memberikan rute dari lokasi pengguna ke
lokasi tempat parkir tersebut.

6.

Pengguna dapat membayar biaya parkir dengan fitur e-

Tabel 1 Daftar singkatan
A. Aplikasi BITS
Spesifikasi aplikasi BITS adalah:

payment yang akan memfasilitasi
pembayaran biaya parkir.

1.

Sistem
operasi
minimum:
(IceCreamSandwich)

Android

4.0.3

2.

User friendly: GUI yang membuat pengguna mudah
untuk melihat informasi tempat parkir, navigasi, dan
dapat dengan mudah dimengerti.

3.

Minimalis: GUI yang dibuat pengembang akan tampak
sederhana agar pengguna nyaman melihat tampilan
antarmuka aplikasi.

pengguna

dalam

B. User Interface (UI)
Perancangan tampilan antarmuka aplikasi dibuat agar
tampilan bersifat minimalis dan user friendly. Perancangan ini
didasarkan beberapa kebutuhan, yaitu:
-

Pengguna mendapatkan kesan bahwa sistem dapat
diandalkan

-

Pengguna dapat mengerti
digunakan pada aplikasi.

-

Aplikasi memiliki tampilan yang menarik tetapi
sederhana, sehingga pengguna tetap menggunakan
aplikasi ini.

simbol-simbol

yang

Perancangan tampilan antarmuka aplikasi menggunakan
metode A/B. Metode A/B adalah metode untuk menentukan
desain yang akan digunakan berdasarkan pilihan respoden
terhadap dua atau lebih pilihan yang diberikan. Diagram alir
dari pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Diagram alir aplikasi Android BITS
Skenario sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.

Pengguna harus memiliki aplikasi BITS agar dapat
menggunakan aplikasi ini.

2.

Sebelum dapat menggunakan fitur aplikasi yang ada,
pengguna harus memiliki akun terlebih dahulu.
Pengguna dapat mendaftarkan diri dan data dari
pengguna akan disimpan di web server. Pendaftaran
pengguna akan terkait dengan fitur e-payment.

3.

Aplikasi dapat digunakan untuk memantau kondisi
tempat parkir yang telah dilengkapi dengan sensor
magnetoresistif berbasis IoT. Sebelum pengguna
menuju suatu tempat parkir tertentu, pengguna dapat
melihat slot parkir yang tersedia. Data ketersediaan
parkir diambil dari web server yang di-update secara
otomatis dan terus menerus oleh sensor BITS.

Gambar 2 Diagram alir metode A/B
Hasil akhir dari perancangan tampilan antarmuka aplikasi
Android adalah:
-

Penggunaan warna biru muda yang melambangkan
kepercayaan, stabilitas, dan pengertian. Warna ini akan
memberikan efek psikologis bagi pengguna bahwa

sistem yang digunakan adalah sistem yang handal dan
merupakan solusi yang tepat bagi pengguna.
-

Penggunaan bentuk persegi dengan sudut melengkung
untuk memberikan tampilan yang menarik dan tidak
kaku bagi pengguna.

-

Indikasi warna hijau sebagai warna slot yang kosong
sesuai dengan indikasi warna hijau pada lampu lintas.

-

Indikasi warna merah sebagai warna slot yang terpakai
sesuai dengan indikasi warna merah pada lampu lintas.

Ilustrasi dari hasil akhir tampilan antarmuka aplikasi BITS
adalah sebagai berikut:

-

Daftar tempat parkir menggunakan peta dan marker
dibuat agar pengguna lebih mudah mencari tempat
parkir yang sesuai dengan daerah yang ingin pengguna
tuju.

-

Daftar tempat parkir menggunakan tabel dibuat agar
pengguna yang tidak mengetahui lokasi sebuah tempat
parkir dapat mencarinya dengan teks.

-

Penggunaan kata ‘info’ dibandingkan ‘map’ untuk
memberikan informasi mengenai ketersediaan slot
parkir.

-

Pengembang menyesuaikan interval pengambilan data
dari web server agar aplikasi tidak memakai daya yang
besar dari baterai.

Diagram alir dari fungsional sistem aplikasi Android adalah
sebagai berikut:

Gambar 3 UI aplikasi Android BITS
C. User Experiences (UX)
UX dirancang agar pengguna dapat menggunakan aplikasi
dengan mudah dan nyaman didasarkan beberapa kebutuhan,
yaitu:
-

Pengguna dapat mengerti cara pemakaian aplikasi
tanpa bimbingan dari pengembang.

-

Pengguna dapat dengan mudah mencari tempat parkir
yang ingin dituju.

-

Pengguna dapat mengerti informasi ketersediaan parkir
yang diberikan oleh aplikasi.

-

Pengguna merasa keberadaan sistem membuat parkir
menjadi praktis.

-

Baterai pengguna tidak cepat habis saat menggunakan
aplikasi.

Perancangan UX menggunakan metode A/B yang telah
dijelaskan sebelumnya Hasil akhir dari perancangan UX
adalah:
-

Saat aplikasi dibuka kembali, aplikasi akan secara
otomatis log-in jika log-in sebelumnya berhasil.

-

Pemberian drop shadow pada tombol untuk
menandakan bahwa objek tersebut adalah tombol dan
memiliki fungsi tertentu.

Gambar 4 Diagram alir UX
D. Fitur Informasi Ketersediaan Parkir
Fitur informasi ketersediaan parkir merupakan salah satu
keunggulan dari sistem BITS. Pengguna dapat mengetahui
letak dari slot yang tersedia. Fitur ini merupakan hasil dari
implementasi sensor berbasis IoT yang merupakan subsistem
dari sistem BITS.
Pengambilan data keberadaan mobil dari web server
dikerjakan oleh web server. Setelah data berhasil diambil dari
web server, data masih bertipe string dan hanya menunjukkan
keberadaan mobil di atas sensor. Data ini akan diproses oleh
aplikasi android dan mengeluarkan output yang sesuai dengan
rancangan UI dan UX. Diagram alir pemrosesan data yang
diambil dari web server adalah sebagai berikut:

Gambar 5 Diagram alir Fitur Informasi Parkir
Pemrosesan data dari web server dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.

Aplikasi mengambil data bertipe string dari web server
untuk mengindikasikan keberadaan mobil di atas
sensor. Data akan bernilai “benar’ jika ada mobil, dan
“salah” jika tidak ada mobil.

2.

Program akan menampung data dalam sebuah array
dan mengubah nilai data menjadi tipe boolean. Nilai
“benar” akan menjadi true dan “salah”menjadi false.

3.

Program akan menyesuaikan warna dari slot parkir.
Setiap slot parkir sudah diberikan identitas dan
dimasukkan ke dalam array dan diinisialisasi berwarna
hijau. Untuk setiap slot parkir, program melakukan
iterasi untuk mengubah warna slot parkir jika data dari
sensor true.

1.

Program akan menyediakan lokasi tempat parkir dan
lokasi pengguna.

2.

Program mengecek apakah longitude dan latitude
tujuan telah berubah dari nilai awalnya.

3.

Program mengunduh data dari Google Directions.

4.

Aplikasi mengolah data yang diberikan oleh Google
Directions (berupa JSONObjects), dan menghasilkan
data berupa tabel yang berisi longitude dan latitude
dari setiap titik yang akan dilewati.

5.

Aplikasi menampilkan garis merah pada peta untuk
menandakan rute yang disarankan untuk pengguna.

Saat rute ditampilkan oleh aplikasi, aplikasi akan secara
otomatis menyesuaikan tampilan pada peta agar seluruh rute
dapat dimuat di dalam layar.
F. Fitur E-Payment
Fitur e-payment dikembangkan untuk memberikan
kepraktisan bagi pengguna untuk membayar biaya parkir.
Diagram dari fitur e-payment diberikan pada ilustrasi berikut:

E. Fitur Rekomendasi Rute
Fitur rekomendasi rute yang diberikan aplikasi BITS akan
memberikan rute dari lokasi pengguna hingga ke tempat parkir
yang ingin pengguna tuju. Diagram alir dalam pencarian rute
adalah sebagai berikut:

Gambar 7 Diagram alir Fitur E-Payment
Penjelasan dari diagram alir di atas adalah:

Gambar 6 Diagram alir Fitur Rekomendasi Rute
Diagram alir di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Program akan menampilkan saldo dari pengguna saat
pengguna membuka fitur e-payment.

2.

Pengguna memasukkan waktu mulai parkir. Waktu
tersebut akan disimpan ke sebuah file lokal sehingga
saat aplikasi dikeluarkan, waktu mulai parkir
pengguna tidak hilang.

3.

Saat pengguna ingin keluar, pengguna memasukkan
waktu keluar parkir.

4.

Program akan menghitung biaya yang harus
dibayarkan oleh pengguna dan menampilkan kepada
pengguna.

5.

Pengguna
dapat
memilih
untuk membayar
menggunakan fitur e-payment atau membayar pada
parkir meter yang disediakan.

Pengujian fitur e-payment juga dilakukan dengan melihat
pesan yang ditampilkan pada logcat.

IV. HASIL PENGUJIAN
Pengujian dalam pemilihan desain antarmuka dan desain
UX menggunakan metode A/B dan dilakukan secara berulang
kali. Hasil akhir dari pengujian desain antarmuka dan desain
UX adalah:

Gambar 10 Screenshot fitur e-payment

Gambar 8 Hasil akhir UI dan UX
Pengujian kinerja aplikasi dilakukan dengan melihat logcat
pada Android Studio. Program akan menampilkan pesan yang
menunjukkan nilai dari suatu variabel, aktifnya sebuah activity,
atau berjalannya sebuah fungsi.
boolean status = true;
if (status) {
slotStatus[0].setImageResource(R.drawable.red1);
} else {
slotStatus[0].setImageResource(R.drawable.green1);
}

Gambar 11 Data fitur e-payment yang diterima oleh
aplikasi
Terlihat dari data di atas bahwa data yang ditampilkan pada
aplikasi telah sesuai dengan data yang ditampilkan pada
logcat. Hal ini menunjukkan bahwa fitur e-payment telah
bekerja dengan baik.
V. KESIMPULAN
Aplikasi BITS memiliki tampilan antarmuka yang
sederhana dan minimalis. Desain UI dan UX aplikasi Android
BITS telah memenuhi kebutuhan akan adanya subsitem ini
pada sistem. Aplikasi ini mudah digunakan oleh masyarakat.
Fitur informasi ketersediaan informasi parkir sebagai fitur
utama dari sistem BITS telat dapat digunakan dengan baik dan
membuat pengguna bisa mendapatkan informasi secara cepat,
akurat, dan lebih mudah. Fitur rekomendasi rute dan e-payment
juga telah bekerja dengan baik. Penggunaan sistem BITS akan
mengurangi parkir liar di pinggir jalan yang marak di berbagai
kota dan menransparansi retribusi yang seharusnya didapatkan
oleh pemerintah kota.

REFERENSI
Gambar 9 Screenshot fitur informasi ketersediaan parkir
Terlihat dari data di atas bahwa informasi ketersediaan
parkir yang ditampilkan pada aplikasi telah sesuai dengan nilai
variabel boolean ‘status’ yang merepresentasikan keberadaan
mobil. Nilai variabel ‘status’ akan sesuai dengan slot paling
atas.

[1]
[2]
[3]
[4]

Situs resmi Android Developer, developer.android.com
Situs resmi Java, www.oracle.com/java
Murphy, Mark L., The Busy Coder’s Guide to Android Development,
CommonsWare, LLC., 2008.
Tanenbaum, Andrrew S., Wetherall, David J., Computer Network 5 th
Edition, Prentice Hall, 2011, hal 683-693.