Samuel Ringoringo A market junkie yang

Bermain di Pasar Modal
Biar nggak malu-maluin, biar nggak kejedot juga

Main apa? Dimana? Apaan sih..?
Pasar Modal (Bursa)
Adalah tempat diperdagangkannya surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi, dan
berbagai macam turunannya (warrant, option, dll) yang diterbitkan oleh korporasi maupun
pemerintah (biasanya obligasi).
Saham
Merupakan surat tanda kepemilikan atas perusahaan tertentu. Dengan memiliki saham, berarti kita
adalah “pemilik proporsional” atas perusahaan tersebut yang juga mempunyai hak untuk bersuara,
memperoleh keuntungan atas perusahaan, maupun memperjual-belikannya. Tapi ingat bos,
semuanya secara proporsional ya, tergantung berapa persen kepemilikan kita. Jangan malu-maluin,
punya cuma 0.00001% dari perusahaan tapi sok-sokan ngatur siapa direksinya. Malu mas.. Malu
mbak.
Mengapa ada penerbitan saham?
Saham diterbitkan karena sebuah perusahaan membutuhkan dana untuk memperkuat
permodalannya. Contoh, bila perusahaan A membutuhkan dana, maka perusahaan A, atas
persetujuan pemilik Mr X, bisa menerbitkan saham dengan konsekuensi porsi kepemilikan Mr X tadi
jadi berkurang.
Note: Dalam menghimpun dana, perusahaan memiliki tiga alternative: pinjam dari bank,

menerbitkan obligasi (keduanya berarti menambah utang perusahaan) dan menerbitkan saham
(perusahaan tidak berutang, tapi porsi kepemilikan pemilik lamanya berkurang)
Bagaimana valuasi harga saham yang “paling sederhana”?
Di dalam laporan keuangan, ada tiga elemen penting neraca: asset, modal dan utang. Valuasi yang
paling sederhana dari harga per lembar saham bisa dilakukan dengan cara menghitung rasio
modal/lembar saham. Contoh: jika modal 1000, sementara lembar saham ada 100, maka harga per
saham adalah 10.
Note: Ingat, ini hanya logika sederhana. Dalam prakteknya nanti, dibedakan antara book value
(accounting version) dan market value (financial version). Nah, tapi sabar, jangan langsung ke sana
dulu, bisa keriting; yang udah keriting nanti bisa rebonding mendadak.
Cara investasi di saham
Sederhana, kamu ada uang? Langsung saja beli saham yang kamu inginkan. Nah, membeli saham itu
ada aturannya. Pertama, harus lewat broker/pialang/makelar. Mereka ini disebut Perusahaan
Sekuritas. Kedua, beli saham ada ukurannya, nggak bisa sembarangan beli selembar. Malu-maluin.
Aturannya, minimal beli itu 1 lot. 1 lot berisi 500 lembar saham.
Kalau mau beli saham, tinggal hubungi brokernya. Atau sekarang bisa on-line tinggal klak-klik saja via
PC or leptop. Beberapa sekuritas yang bisa online dengan modal nggak banyak-banyak amat a.l. Indo
Premier, E-trading, Reliance, Danareksa, dan atau Batavia.

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional


Page 1

Bagaimana mendapat keuntungan dari investasi di saham? – (1)
Bayangkan kalian memiliki perusahaan, tentu kalian berharap perusahaannya mencetak profit kan?
Nah, sama. Sebagai pemiliki saham, kita berharap perusahaan mencetak profit, karena artinya,
dengan perusahaan mencetak profit, kita sebagai pemegang saham akan mendapatkan keuntungan
(dividen).
Menariknya, setiap perusahaan bisa mencetak profit, maka nilai perusahaan bertambah. Kok bisa?
Gini, bayangkan jika tiap kali perusahaan mencetak profit, let’s say 50 persen dikasih ke pemilik
saham sementara 50 persennya menjadi laba ditahan dan ditambahkan ke dalam elemen modal
tadi. Ingat, harga saham kan modal/lembar saham. Sooo, kalau modal bertambah, harga saham naik
dong.
Kalau harga saham naik terus, berarti perusahaan kita semakin berharga. Perusahaan yang semakin
berharga (laporan keuangan sehat, profit banyak, utang sedikit, corporate action cakep) biasanya
semakin diminati. Nah ini akan membuat harga saham naik lagi (ingat, banyak peminat berarti
demand tinggi, demand tinggi, harga jadi naik). Artinya, harga saham kita melambung bos! Kalau kita
jual, untung atuh…. Atau kita mau tahan? Bisa atuh… terserah aja.
Bagaimana mendapat keuntungan dari investasi di saham? – (2)
Singkat kata, mendapatkan keuntungan dari investasi saham itu dari dua cara. Satu dari dividen

(investing). Dua, dari perubahan harga sahamnya (trading).
Tipe bermain di pasar modal “pada umumnya”
Berdasarkan pemahaman tersebut, bermain di pasar saham bisa dikategorikan jadi dua: investing
dan trading. Para pemain besar bermodal sangar dengan mental gahar, biasanya menjalankan
keduanya dengan trading sebagai porsi terbesar. Para pemain besar modal sangar mental sabar,
biasanya menjalankan investing saja alias beli perusahaan berprospek bagus lalu tinggal tidur baik
dengan istri sendiri atau istri tetangga. Para pemain kecil modal seupil dengan mental kancil
biasanya menjalankan investing. Sementara Para pemain kecil modal seupil tapi mental (pengen)
terampil, biasanya melakukan trading.
Note: So, tentukan sendiri anda tipe yang mana….

**** Oke sebelum kita lanjut, ucapkan kalimat ini dihati kalian dengan penuh niat dan janji akan
masa depan kalian sendiri …

“Root of Money is Knowledge”

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional

Page 2


Mau dong maen…. gimana caranya?
Root of money is knowledge
Oke, bermain saham adalah bisnis. Ini bisnis bung! Saya ulangi, bisnis! Lagi, ini bisnis! Karena ini
bisnis, mentalitas kita harus serius dalam artinya, dibutuhkan pemahaman dasar, teknik bermain,
dan kedisiplinan. Ingat, ini bisnis! Dalam bisnis, tidak ada yang mau rugi. Sekali lagi, ini bisnis bukan
hobi. Kalau ini hobi, ini akan menghabiskan uang anda. Tapi ini bukan hobi, ini bisnis karena ini
menghasilkan uang; jadi sekali lagi, ini bisnis !!!!!!! *maaf ya harus agak galak di bagian ini ☺
Pemahaman dasar bagi pemain saham bertipe Investor
Anda perlu paham tentang:
1. Prospek ekonomi secara umum (rajin baca koran, atau diskusi dengan teman-teman
analis dan ekonom)
2. Laporan keuangan perusahaan dan analisanya ke depan (paling gampang bisa
diperoleh dari perusahaan sekuritas broker anda, mereka membuat analisa rutin
yang bisa di download kapan saja) – ini biasa disebut fundamental analysis
3. Rencana dan prospek dari manajemen perusahaan tersebut
Pemahaman dasar bagi pemain saham bertipe trading
Anda perlu paham tentang:
1. Prospek ekonomi secara umum (rajin baca koran, atau diskusi dengan teman-teman
analis dan ekonom)
2. Analisa teknikal (mengambil keputusan beli-jual berdasarkan analisa grafik

pergerakan harga saham)
3. Analisa bandarmology, ini mencoba mencari tahu siapa saja pemain besar di sahamsaham tertentu dan bagaimana perilakunya.
Nah, artinya, untuk bermain di pasar modal, anda HARUS mau baca dan MEMAHAMI tentang:
1.
2.
3.
4.

Prospek ekonomi secara umum dan industrinya
Tingkat kesehatan dan prospek sebuah perusahaan (analisa fundamental)
Analisa teknikal
Bandarmology

Berita buruknya: maaf, ini nggak mudah
Teman, saya mohon maaf dulu ya. Karena ini bisnis, maka berita buruknya: bisnis tidak pernah
mudah. Dalam artinya banyak hal yang harus kalian pelajari. Dan karena tidak banyak yang mau
belajar, tidak banyak juga yang berhasil di pasar modal. Maaf yaa…
Berita baiknya: bisa menghasilkan return lebih dari 100 persen per tahun?
Saya jawab dengan singkat dan jelas: YA!


**** Oke sebelum kita lanjut, kembali ucapkan kalimat ini dihati kalian dengan penuh niat dan janji

“Root of Money is Knowledge”

akan masa depan kalian sendiri …

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional

Page 3

Heh.. mana caranya ?!
Sabar su! Yoh, iki lanjut carane yo….
Analisa ekonomi dan industri
Bermain saham berarti bermain di pasar modal. Bermain di pasar modal, berarti bermain di
ekspektasi akan perekonomian. Bermain akan ekspektasi perekonomian, berarti kita harus tau
indikator apa saja yang perlu diperhatikan, dan apa dampaknya bagi harga saham secara umum
1. Trend pertumbuhan ekonomi: trend naik, berarti ekonomi bagus, korporasi secara umum
positif, berarti harga saham secara umum naik
2. Trend inflasi: inflasi tinggi, nggak bagus bagi perusahaan karena ongkos produksi jadi naik.
Tapi, harga turun nggak bagus juga buat perusahaan karena harga jualnya turun, jadi kita

harus liat trennya secara umum stabil atau tidak.
3. Trend suku bunga: suku bunga naik, berarti kredit mahal, kredit mahal berarti pembiayaan
makin susah, ndak bagus bagi korporasi, harga saham secara umum bisa turun
4. Trend nilai tukar: nilai tukar bisa berpengaruh positif or negative bagi korporasi tergantung
dari mata uang apa sumber biaya dan penerimaannya. Perusahaan eksportir lebih suka nilai
tukar melemah, perusahaan importer lebih suka nilai tukar menguat. Jadi amati lebih detil.
5. Trend kebijakan pemerintah: apakah ada subsidi untuk sector tertentu? Apakah ada proyek
infrastruktur? Apakah ada kewajiban penjualan khusus di dalam negeri (misal untuk
batubara ada domestic market obligation)
6. Trend busana. Eh.. salah, udah cukup2..

Analisa Fundamental – Cara membedakan barang bagus dan barang bauk
Contoh laporan keuangan sederhana yang bisa diperoleh dari broker/sekuritas (ini diambil dari Indo
Premier Securities)

Bagian ini menunjukkan dinamika harga dalam satu
periode tertentu

Bagian ini adalah neraca dan profit/loss-nya, kalian
bisa lihat dinamikanya dari tahun ke tahun. Amati tuh,

naik apa turun?

Bagian ini adalah rasio keuangan. Kalau saya, melihat
dinamika dari EPS, PER, ROA dan ROE

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional

Page 4

Oke, jadi gini, analisa fundamental itu sifatnya unique dan setiap dari kita memiliki pandangan
sendiri-sendiri. Tapi, sebagai permulaan, cermati rasio keuangan di bawah ini:
EPS a.k.a. Earning Per Share
Jadi ini adalah tingkat profit yang dihasilkan dari setiap lembar saham. EPS naik berarti profit per
lembar saham semakin besar
PER a.k.a Price to Earning Ratio
Adalah rasio harga saham atas EPS nya, semakin tinggi PER berarti kita bisa berasumsi bahwa harga
sudah ketinggian
ROA a.k.a Return on Assets
Adalah rasio profit yang bisa dihasilkan oleh perusahaan atas asetnya. Semakin tinggi ROA, berarti
perusahaan semakin optimal dalam mengolah asetnya

ROE a.k.a Return on Equity
Adalah ratio profit yang dihasilkan atas modal perusahaan. Semakin tinggi ROE , berarti semakin
optimal perusahaan tersebut dalam memanfaatkan modal yang dimiliki

Well… mulai pusing? Tenang… udah bawa parasetamol kan? Nggak bawa? Aduh.. ya udah ngopi
dulu sana ya

Analisa Teknikal – Market Timing State of The Art!
Dikalangan pemain bursa dimanapun di seluruh dunia, analisa teknikal adalah analisa yang paling
populer. Alasannya, analisa ini lebih kepada “seni” daripada logika. Meski demikian, analisa ini bila
dipakai bersama dengan logika yang tajam, hasilnya: Ulalaaaa….. Analisa ini akan lebih optimal bila
dijadikan pelengkap setelah analisa fundamental. Artinya, setelah kalian tahu saham mana yang
berfundamental baik, lalu saatnya kita menggunakan analisa ini untuk memutuskan kapan masuk
dan kapan keluar.
Analisa teknikal pada dasarnya berbeda-beda setiap orang. Tapi, yang paling penting adalah kita
menentukan mana titik support dan mana titik resistant. Titik support adalah titik dimana harga kita
harapkan akan mulai bergerak naik (saat untuk beli). Sementara titik resistant adalah titik dimana
harga kita harapkan akan mulai berubah arah ke bawah (saat untuk jual).
Aturan pertama dalam analisa ini
1. Fokus hanya pada saham-saham dengan trend yang naik.

Secara umu, trend yang naik dari sebuah saham bisa diperoleh dari garis Moving Average
200 hari, istilahnya DMA200 (jadi jangan kaget lagi ya kalau denger istilah ini). Garis ini juga
bisa dijadikan patokan sebagai titik support.
2. Dari saham yang memiliki trend naik tadi, kita pilih yang tidak jauh berada di titik supportnya dan sudah dalam momentum naik. Momentum naik bisa diperoleh dari DMA30 (hayo…
paham kan?).
Jadi, secara fundamental dan teknikal, aturannya:
Belilah saham yang secara keuangan sehat dan berprospek bagus, yang harganya berada sedikit di
atas garis DMA200 dan sedikit diatas DMA30-nya

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional

Page 5

Contohnya ini: Saham ADRO
Lihat bagaimana harga sempat bolak balik di sekitar garis DMA200 nya atau di rentang harga 2200 –
2300. Lalu begitu dia bolak balik disana, kita lihat di suatu waktu dia mulai bergerak di atas garis
DMA30 nya. Nah, itu saatnya beli karena kita berasumsi bahwa titik support mulai terbentuk dan
siap mendorong ADRO naik ke atas.

SELL


Garis DMA30

Garis DMA200
BUY

Cutloss

Dalam analisa ini, selain titik support dan titik resistant, kita perlu juga cutloss/stoploss level atau
tingkat harga tertentu dimana kita siap rugi dan target profit taking level atau tingkat harga tertentu
dimana kita siap merealisasikan keuntungan kita. Cara paling sederhana dari menentukan titik CL
(cutloss) adalah dengan melihat harga terendah ketika saham bergerak di sekitar DMA200. Dalam
kasus di atas, titik CL adalah 2170 - 2175. Artinya, begitu harga menembus 2170 ke bawah, saatnya
kita jual rugi. Thanks God, kalau harga bergerak naik, maka kita juga harus menentukan kapan
saatnya jual untung kan? Nah, target jual untung yang paling sederhana adalah dengan melepas
ADRO ketika kelak harganya bergerak memotong garis DMA30 nya. Tuh saya kasih contoh
historikalnya.
Dibaca ya nyong, dibaca… mo kaya harus belajar, jangan Cuma ngimpi!
Baiklah teman, itu dulu ya, kasian juga kalian nanti bingung, susah buang air besar, jadi berantem
sama pacar, atau malah cuma makan acar karena stress.. Ini kalian baca-baca dulu, yang gak paham
bisa kita diskusikan. Untuk analisa bandarmology, kita bahas lisan saja ya, daripada ditulis disini ntar
kalau jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab bisa repot.
Untuk referensi, boleh kunjungi situs-situs ini ya:
Analisa teknikal: http://www.swing-trade-stocks.com/
Analisa ekonomi: http://www.tradingeconomics.com/
Yang mau ngikutin trading dan rekomendasi sayah B-): http://randomwalk89.blogspot.com/
Ato polow twitter sayah: http://www.twitter.com/samringtrade

Samuel Ringoringo – A market junkie yang kebetulan jadi Senior Economist di sebuah Bank Swasta Nasional

Page 6