65634253 Teori Konflik id. docx

Teori Konflik
Apa itu Konflik?
Johan Galtung
Konflik mempunyai 2 pengertian.
 Konflik sebagai benturan fisik dan verbal dimana akan muncul


penghancuran.
Konflik sebagai sekumpulan permasalahan yang menghasilkan
penyelesaian yang merupakan penciptaan baru.

Apa itu Kekerasan?
 Kekerasan adalah situasi ketidaknyamanan yang dialami aktor dimana



ketidaknyamanan adalah apa yang “seharusnya” tidak sama dengan apa
yang “ada”.
suatu sikap yang ditujukan untuk menekan pihak lawan, baik secara fisik,
verbal, ataupun psikologi


Asal mula konflik
 keterlibatan kerjasama (cooperative engagements) seringkali melahirkan


unsur konflik (Schelling)
konflik dapat terjadi bila tidak ada sebuah konsensus (kesepakatan)



antara dua pihak atau lebih dalam suatu perbedaan pendapat. (Prof. Dr.
Maswadi Rauf)
kekerasan pada segi akibat atau pengaruhnya pada manusia (Johan



Galtung)
diakibatkan oleh ketidakadilan dan ketidakmerataan (Mahatma Gandhi)




Dalam perkembangannya, kekerasan-kekerasan yang terjadi,
menimbulkan suatu konflik

Jadi, asal konflik dari
Hubungan antar aktor, yang membawa pada perbedaan pendapat.Perbedaan
tersebut mencetuskan kekerasan yang terakumulasi menjadi konflik.
Sumber konflik
Johan Galtung

Perbedaan kepentingan antar aktor


Nilai yang berbeda dari berbagai aktor

1

C.R. Mitchell

Sumberdaya yang terbatas dan ketidakmerataan sumber daya



Perbedaan tujuan dan kepentingan



Nilai yang berbeda dalam tiap sistem sosial

Sumber Konflik
 Perbedaan kepentingan


Perbedaan nilai



Keterbatasan sumber daya

C. R. Mitchell menggambarkan konflik
 Situasi Konflik (Conflict Situations)




Situasi ketika terdapat dua pihak atau lebih merasa menguasai suatu
tujuan, saling bertentangan.
Sikap Konflik (Conflict Attitudes)



orientasi emosional, proses kesadaran (cognitive processes), yakni suatu
penolakan informasi untuk memelihara struktur yang konsisten tentang
kepercayaan mengenai dunia luar.
Tingkah Laku Konflik (Conflict Behaviour)
Tindakan yang dilakukan oleh satu pihak dalam segala situasi dari konflik
yang diarahkan di pihak lawan dengan niat membuat lawan itu
melepaskan atau memodifikasi tujuannya.

Bentuk Konflik
Menurut jumlah aktor dan jumlah tujuan.
 Dispute/sengketa



terdapat 2 aktor yang memperebutkan 1 tujuan yang sama.
Dillema
terdapat 1 aktor yang memilih satu diantara 2 tujuan yang berbeda.

Segitiga Konflik
Tingkat Manifes

Tingkat Laten

Perilaku

Sikap

Kontradiksi

2

Teori-teori konflik
 Abad ke-9, pasca Napoleon




Teori pencegahan berdasar balance of terror karena nuklir negara-negara
adikuasa akan mencegah konflik.
Abad ke-20, aktor rasional



Masyarakat keputusan secara rasional berdasarkan informasi dan
pertimbangan kesempatan (Downs 1957). Teori permainan mengandalkan
asumsi proses pengambilan keputusan rasional yang mendasar bagi
keikutsertaan dalam konflik manusia.
Teori Sistem Musuh, Vamik Volkan:



Bagaimana pikiran manusia dalam proses pengambilan keputusan oleh
kelompok. Kebutuhan psikologis untuk memiliki musuh dan sekutu. rasa
identitas kelompok dengan konsep-konsep kesukuan (ethnicity) dan

kebangsaan (nationality)
Teori Resolusi Konflik, Burton:
Resolusi konflik artinya menghentikan konflik dengan cara-cara yang
analitis dan masuk ke akar permasalahan. mengacu pada hasil yang,
dalam pandangan pihak-pihak yang terlibat, merupakan solusi permanen
terhadap suatu masalah (1991:72).

Penyelesaiannya?
Johan Galtung,
 mengidentifikasikan konflik tersebut untuk mengetahui bagaimana conflict



formation-nya (siapa yang terlibat dalam konflik tersebut, apa tujuan
mereka, dan bagaimana bentuk kontradiksinya).
mencari new formation (solusi). Untuk memudahkan aktor yang terlibat



harus setuju dengan poin-poin penyelesaian yang telah disepakati dan hal

tersebut dilakukan secara kontinyu (terus menerus).
Note: hindari Scylla (kompleksasi) atau Charybdis (reduksi) terhadap fakta



yang ada.
Jika kesalahan identifikasi konflik terjadi, maka bentuk penyelesaian
tersebut hanya sementara, akhirnya akan terjadi perubahan bentuk konflik
atau conflict deformation.

3

Andi Widjajanto, staf pengajar HI, FISIP-UI
 Mencari De-eskalasi konflik


Intervensi kemanusiaan dan Negosiasi politik




Problem Solving Approach



Peace - building

Cara penyelesaiannya:
 Kenali konflik (aktor, tujuan, bentuk konfrontasi)


Cari alternatif solusi yang disepakati para aktor.



Putuskan solusi pada saat tepat (de-eskalasi)



Jika gagal, gunakan pihak ke-tiga.(yang mendukung penyelesaian konflik)


RESOLUSI KONFLIK NEGARA DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
(David Farnham dan John Pimlott)

Kerangka
Analisis

Unitart Theory

Pluralist Theory

Marxist Theory

Situasi
Negara

Negara
terintegrasi
terpusat dan
harmonis dalam
mencapai tujuan

bersama

Pandangan
tentang
hakikat konflik

Konflik adalah
fatologi yang
muncul akibat
miskomunikasi
interpersonal.
Perbedaan
hanyalah
perbedaan cara
bukan perbedaan
tujuan
Kepemimpinan
yang kuat demi
memelihara
harmoni dan

Negara terdiri
dari beberapa
kelompok
kepentingan
yang
diperjuangkan
dalam arena
yang kompetitif
Konflik itu
normal terjadi
dalam
pluralisme
kelompok dan
kepentingan

Negara
diwarnai konflik
antar kelas
pekerja
(proletar)
melawan kelas
kapitalis
(borjuis)
Konflik adalah
keniscayaan
sebagai refleksi
kontradiksi
kelas sosial

Regulasi aturan
main yang
akomodatif
terhadap

Perebutan
faktor-faktor
produksi dari
para kapitalis

Resolusi
konflik

4

pencapaian tujuan
bersama.
Otoritarianisme
bisa jadi resolusi
efektif

kompetisi antar
kepentingan,
kelompok dan
kekuatan sosial

melalui
perjuangan
revolusioner

Tahapan Konflik
 Adanya sumber konflik



Sesuatu yang menyebabkan konflik bisa terjadi, tetapi bukanlah penyulut
konflik
Isu/Permasalahan konflik



Materi yang menjadikan konflik dapat terjadi (pemicu konflik)
Ekskalasi konflik



Peningkatan konflik menuju puncak konflik. Terjadi ketika ada peningkatan
jumlah aktor dan sarana konflik
Puncak konflik



Kondisi ketika konflik mencapai pada tingkatan tertinggi dengan adanya
aktor yang maksimal dan sarana konflik telah maksimal
Terminasi Konflik



Penurunan konflik dimana ketika konflik menuju pada penyelesaian. Hal ini
terjadi jika aktor menarik diri dari konflik atau terdapat pengurangan sarana
konflik
Penyelesaian Konflik
Terselesaiaknnya konflik melalui negosiasi (tukar menukar informasi dan
kepentingan), mediasi (Penengahan konflik melalui pihak ketiga), arbitrasi
(pengambilan keputusan dalam penyelesaian konflik oleh pihak ketiga
yang ditunjuk pelaku konflik)

5

Balance of Power


Merupakan konsep dari Realist (tak hanya unuk akademisi/teoritisi, tapi



juga untuk praktisi dan policy marker)
Realist adalah mereka yang punya peranan penting dalam LA sistematik
untuk menjelaskan pola perilaku negara dalan sistem international.



3 Question:
a.
b.
c.



Apa definisi BoP?
Apa BoP terjadi secara otomatis atau disetting oleh pihak yang kuat?
BoP yang mana (Bipolar/Multipolar) yang bisa memelihara stabiltas
int’l?

Hans J. Morgenthau berusaha memberi jawaban untuk pertanyaan (a).
Ada 4 arti penting fungsi berbeda dari BoP:
Sebuah kebijakan yang dimaksudkan pada urusan suatu negara.
Masalah negara yang obyektif/aktual.
Distribusi power yang seimbang antar negara.
Distribusi power antar negara, tapi ada satu kekuasaan yang lebih
besar daripada lainnya.



Ernest Haas mengemukakan setidaknya ada 8 hal tersendiri yang harus
dipenuhi dalam Balance of Power itu sendiri:
a. Adanya distribusi power
b. Adanya keseimbangan proses
c. Hegemoni
d. Kestabilan dan perdamaian sebagai wujud kekonkritan power
e. Ketidakstabilan dan perang
f. Kekuatan politik secara umum
g. Hukum universal dari sejarah tertentu
h. Sistem dan panduan yang digunakan oleh pembuat kebijakan.

6



Menurut Ernest Haas, BoP:
1.



Kadang-kadang dipakai/leaders untuk memberikan
alasan/pembenaran pada sebuah kebijakan.
2. Digunakan untuk mendeskripsikan kecenderungan pada sistem int’l
terhadap equilibrium sistemik.
Kebijakan BoP dikritik karena mengarah pada perang dan alat
propaganda.



Henry Kissinger (Mantan Sekneg AS) menekankan pendekatan voluntarist
untuk pertanyaan (b)
Katanya: BoP merupakan ciptaan/konstruksi dari political leaders yang
membuat foreign policy, jadi tidak terjadi secara otomatis.



Kenneth Waltz : - Melihat BoP atribut sistem negara yang terjadi apabila ia
diinginkan/tidak diinginkan.
- Asumsi Realist bahwa negara adalah aktor yang unitary
dan rasional yang akan menggunakan kemampuannya
untuk mencapai tujuan.
Negara berinteraksi dan berkonflik dalam lingkungan politik int’l yang
kompetitif. Outcome dari tindakan negara adalah BoP.
Dari point ini, pandangan tentang BoP adalah kecenderungan sistemik
yang terjadi, entah suatu negara membuatnya atau tidak.



Untuk pertanyaan (c), banyak penulis berargumen bahwa dalam sistem



multiactor, perang akan less happened karena banyaknya aktor yang
mengalami peningkatan, para pembuat keputusan harus berjanji dengan
jumlah atau kuantitas info yang lebih besar, sehingga sangat tidak pasti.
Mereka percaya bahwa uncertainty akan memberi peringatan dalam
membuat kebijakan, oleh karena itu multipolar lebih kondusif untuk
memelihara stabilitas dunia.
Penulis lain percaya bahwa uncertainty yang lebih besar membuat
decision maker salah menilai maksud dan aksi lawan. Oleh karena itu,
sistem multipolar bekerja sma dengan level uncetainty yang lebih tinggi,
yang kurang diperlukan daipada sistem bipolar, karena uncertainty berada
pada level yang rendah, karena sebuah negara hanya fokus pada 1
lawan.

7

Question : Apakah munculnya dunia yang multipolar akan penuh dengan
konflik yang lebih banyak daripada dunia yang bipolar (ex: Cold
War)? Akankah konflik etnis nasional dibayangi ideological
disputes?

Questions by Mrs. Tatiek:
1. Jelaskan pengertian Power dalam HI? Siapa yang mengemukakan konsep
Soft & Hard Power? Jelaskan!
2. Jelaskan sarana untuk mengejar/memperjuangkan kekuatan sebagai
kepentingan dalam politik int’l! Jelaskan fungsi BoP!
3. Jelaskan pengertian power sebagai atribut dan relasional aktor! Ada
berapa blok di masa Cold War?
Answers:
1.

Soft Power: persuasif  Resources

Tangible = Life style
Intangible = Cara berpikir

Hard Power: koersif  Militer, senjata

Tangible = Senjata
Intangible = Anggaran militer

Morgenthau mengemukakan National Power:
Geografi
SDA
Kapasitas industri
Siap siaga militer
Penduduk

-

Karakter nasional
Skill
Semangat nasional
Kualitas diplomasi

Catatan THI 12 April 2006
1. Apa maksud Hard Power dan Soft Power, terkait dengan atribut/relasional?
2. Propaganda termasuk hard power atau softpower?
3. BoP apa harus equal antara kekuatan yang ada?
4. Bagaimana pola-pola BoP dan relativitas BoP saat ini?
5. Apakah BoP dapat beralih menjadi BoT?
6. Bagaimana BoP dapat mencapai perdamaian?
7. Apakah perdamaian yang diciptakan harus ada dibalik perobaan senjata?
By Mas Wahyu:

8

Power adalah instrumen analisis yang punya nilai sangat penting.
1. Sebagai jembatan untuk memahami menapa negara bangsa melakukan
hubungan int’l dan mengapa aktor negara bangsa berinteraksi dengan
negara lain.
2. Analisis power, bermanfaat untuk mencapai tujuan elit politik nasional
sebagai perumus dan pelaksana kebijakan luar negari.
unilateral: aksi sepihak oleh satu negara
bilateral: aksi 2 negara
multilateral: banyak negara
Power dipelajari dalam situasi int’l seperti apa?
Orang realis menganggap organisasi sistem int’l itu anarki dan hierarki.
Anarki adalah suatu sistem dimana interaksi antar negara diwarnai dengan
konflik. Anarki muncul karena tidak ada entitas/unit politik yang mempunyai
kekuasaan melebihi negara.
Hierarki : berjenjang/bertingkat  muncul secara alamiah. Terbentuk dari aktor
yang kuat-menengah-lemah.
Pengertian anarki :
Sistem int’l itu konfliktif.
Situasi konfliktif tercipta karena tidak ada kekuasaan yang mengatur
negara.
Tahun 1920-an ketika LBB sebagai aktor supranasional/organisasi int’l
tidak dapat mencegah invasi dan gagal mencegah perang.
Dimana perang itu penting?
Dalam sistem yang anarki (konfliktif, saling bersaing untuk mengejar
kepentingan)
Jika tidak ada kekuatan yang melebihi power suatu negara.
Power dimaknai sebagai kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk oleh SD,
atribut, kepemilikan (ex: Jumlah penduduk, kekuatan militer, efektivitas
ekonomi, moralitas bangsa, kuat lemahnya nasionalisme dan diplomasi)
Power adalah kekuatan yang saya miliki berdasarkan apa yang saya punya.
Power adalah kemampuan suatu aktor untuk mempengaruhi pikiran dan
perilaku aktor lain.
Hard Power  power yang dijalankan oleh metode koersif.
Joseph S. Nye  Soft Power, The Means of Success in World Politics.
Mengapa AS bertahan, sedangkan Soviet gagal dalam perang dingin?

9

Karena menurut Nye, Soviet hanya bertumpuan pada hard power, sedangkan
AS punya soft power yang didukung hard power.
Soft power  power yang dijalankan dengan cara yang halus, tidak memaksa
dan tidak agresif, dan dengan cara yang simpatik.
Propaganda adalah CARA untuk memainkan kekuatan, sedangkan power
adalah INSTRUMENTnya.
Satu negara dinilai kuat atau lemah dilihat/dibandingkan dari siapa dulu. Ex:
Indonesia kuat kalo dibandingkan dengan Timor Leste tapi lemah kalo
dibandingkan dengan Australia.
- Power punya sifat perseptif tergantung bagaimana persepsi aktor lain.
- Power punya sifat inflatable  bisa digelembungkan atau dimanipulasi.
- Power bersifat deflatable  bisa dikecilkan.
Ex: Singapura adalah negara kecil yang diapit Indonesia dan Malaysia, tapi
Singapura punya potensi untuk menggelembungkan kekuatannya dengan cara
membangun kekuatan militer dan pendidikan, walaupun keadaan ilmiahnya
terbatas (inflatable)
Ex: Pada tahun 1980an, Jepang memposisikan dirinya sebagai negara lemah
(deflatable)
Power: Tangible dan Intangible (tidak berwujud tapi punya pengaruh yang kuat)
BALANCE OF POWER
Realis mengatakan bahwa tidak akan pernah ada perdamaian, tidak akan
tercipta bila tanpa keseimbangan power.
Bagaimana cara untuk mencegah perang? Menyeimbangkan power/equilibrium
 secara fisik merupakan hasil perilaku yang rasional.
Ex: aliansi A vs aliansi B
50
50
Sama-sama kuat sehingga menahan diri untuk saling menyerang, karena
kemungkinannya bisa menang atau kalh, atau hancur kedua-duanya. Ini bisa
menghindarkan terjadinya perang.
BoP bersifat dinamis atau berubah-ubah
ex: suatu saat aliansi A/B menggelembungkan kekuatannya. Caranya: aliansi
itu polanya bersifat longgar  tidak boleh dibangun berdasarkan ideologi atau
nasionalisme yang kuat  utopis daripada realita
Ex BoP: Pakwa Warsawa dan NATO  fakta: nasionalisme dan ideologi kuat
sehingga tidak tercipta BoP

10

Konsep DETERRENCE  menggertak negara musuh agar tidak melakukan
serangan. Ini bisa gagal karena kelemahannya adalah pada perhitungan yang
sangat pelik (fact: negara-negara menyerang dengan sanjata konvensional)
Defense : Pertahanan
Mengapa aktor int’l berinteraksi : untuk meraih power (sebagai instrumen dan
tujuan. BoP adalah instrumen untuk mencegah perang sekaligus sebagai
tujuan.
CATATAN THI 19 April 2006
- MARXISME –
Asumsi Marxisme dalam HI:
1. Hakikat dasar manusia = materi

Paham materialisme sejarah  prinsip dasar : bukan kesadaran yang

2.
3.

menentukan keadaan tapi keadaan yang menentukan kesadaran.
Dialektrika materialisme : basis menentukan suprastruktur.

Konflik antar kelas (borjuis dan proletar)
Sistem negara dan sistem int’l

Marxis skeptis terhadap negara karena :
Terjadinya eksploitasi kelas borjuis kapitalis terhadap kelas
proletar karena adanya ekistensi negara berkembang.
Kelas proletar tidak menguasai faktor produksi.
Neomarxis menjelaskan hubungan internasional melalui kontribusi
-



teoretikal.:
1. Teori Dependensia
Negara dunia ketiga bergantung pada negara maju. Negara maju
mengeksploitasi negara berkembang.
2. World System Theory
Wallerstein membagi 3 : Core, Semipheripery, Pheripery
(mengandung hubungan eksploitatif dimana negara kuat
mengambil keuntungan dari negara lemah)
4. Revolusi Buruh
Agenda Marxis yakni agar bisa lepas dari struktur global yang eksploitatif,
buruh harus melakukan revolusi global/total agar tercipta masyarakat
tanpa kelas. Dalam revolusi itu, konflik antara borjuis dan proletar tidak
terelakkan lagi.
Berkaitan dengan masalah imperialisme

Hubungan antar negara yang merujuk adanya dominasi.


Konsep dependensia.

11

Questions:
1. Bagaimana Marxisme memandang hakikat dasar manusia?
2. Bagaimana Marxise memandang hakikat kehidupan sosial?
3. Peran negara dan dinamika sistem int’l?
4. Agenda Marxisme dalam HI?

Elemen-Elemen Dasar:

Sejarah manusia mempunyai sejarah perjuangan kelas.


Kapitalisme melahirkan kelas antar agama



Kapitalisme menggunakan perang sebagai jalan terakhir untuk mencapai



tujuannya.
Sosialisme dipercaya mampu menghapus perbedaan kelas.

MARXISME PASCA MARX
1. Lenin (Imperialism: The Highest Stage of Capitalism)

Imperialisme merupakan konsekuensi logis dari kapitalisme

2.



Perang tentara lokal dalam imperialisme.



Imperialisme sebagai sebuah sistem ekonomi politik



Penguasaan terhadap negara penghasil bahan mentah.

Hobson (Imperialism: A Study)
 Imperialisme terjadi karena dorongan mencari pasar dan investasi
yang menguntung

Konsekuensi imperialism:
 Berubahnya fungsi negara : pencipta fungsi kemiskinan bukannya


kesejahteraan.
Kepentingan kelas terabaikan, kepentingan konglmerasi menjadi



acuan.
Adanya kepentingan imperium bisnis dibalik konflik politikyang terjadi
di suatu negara.

Dari Marxisme menuju Neo-marxisme
 Faktor ekonomi tidak menjadi basis dalam analisis basis suprastruktur.


Imperialisme tidak hanya dalam konteks fisik saja.

12



Peraturan antara ilmu pengetahuan dengan kepentingan.

Neo-marxisme dalah HI
 Mengkaji fenomena globalisasi.


Critical theory



Hegemony



Kemiskinan struktural



Gerakan-gerakan populis



Komunitarian

Bagaimana Neo-marxisme bekerja?
 Basis suprastruktur tidak dalam posis hierarkis tapi dapat dipertukaran


Analisis tidak terbatas pada deterninasi ekonomi, melainkan meluas
dalam segala aspek.

Neo-marxisme dan Teori HI:
 Teori selalu untuk seseorang dan untuk bberapa tujuan


Peran negara



Peran hegemoni



Struktur masyarakat

TEORI DEPENDENSIA
Questions:
1. Apa Teori Ketergantungan itu?
2. Bagaimana mekanisme kerja ketergantungan?
3. Faktor apa saja yang dapat dijadikan sumber penciptaan ketergantungan?
Asumsi dasar:
 Adanya negara core dan pheripery


Kondisi dependensi dari negara periphery terhadap core



Dependensia disebabkan oleh ketimpangan dalam interaksi HI



Tokoh: Andre Gunder Frank, Paul Baran, Packenhan, Dos Santos.

Klasifikasi Teori Dependensia:
 Perspektif Liberal (Paul Presbich)  Teori pembagian kerja secara int’l,
membuat negara-negara menspesialisasi produksinya. Negara pusat yang

13



memproduksi barang sekunder dan tersier, sedangkan negara-negara
pinggiran yang memproduksi barang primer.
Perspektif Marxis (Paul Baran)  sentuhan yang mematikan dan
kretinisme. Teori ini bertentangan dengan teori Marx tentang peran negara
maju.Di negara pinggiran, sistem kapitalisme terkena penyakit kretinisme.
Surplus yang terjadi disana diambil oleh para pendatang sehingga terjadi
penyusutan modal.

WORLD SYSTEM THEORY
 Sistem dunia yang terjadi sekarang adalah kapitalisme global.


Klasifikasi diatas didasari oleh kekuatan ekpol masing-masing kelompok.
Negara-negara bisa naik kelas atau turun kelas tergantung dinamika
sistem dunia (Core-Semi pheripery-Pheripery)

MAS WAHYU
Marxisme dalam THI  memakai perspektif radikal
Marxisme digolongkan kedalam EPI, sebab bidang garapannya yang terfokus
pada hubungan yang erat antara dunia ekonomi (faktor ekonomi) yang
mempengaruhi poliik dan masyarakat int’l Disebut juga
radikalisme/strukturalisme menjelaskan fenomena HI dengan asumsi teoritis
sebagai berikut:
 Marxisme memiliki pemikiran yang hampir sama dengan realisme.


Marxisme mengetengahkan perubahan material yang mmpengaruhi dunia
politi, dalam dunia yang domestik atau int’l

Hakikat dasar manusia:
1. Materi (materialisme), manusia hidup karena dan untuk materi.
2. Karakteristik dasar manusia ialah makhluk materi.
3. Dinamika dan perkembangan sejarah manusia dipengaruhi oleh
perubahan pola-pola produksi masyarakat yang didukung pergantian
tingkat materi secara konkret yang dikuasainya.
Kehidupan sosial:

14

Diwarnai oleh konflik antar kelas.
Marx menerangkan terjadinya konflik dengan teori nilai lebih yang meliputi 3
komponen. Ia mengkritik Adam Smith dan David Ricardo.
Komponen itu adalah:
a. Model tetap : Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat
produk yang dihitung dimasa lalu, dan di masa lalu, dan di masa
sekarang dapat ditemukan dalam wujud pabrik dan peralatan produksi
lainnya. Atau kemampuan yang dimiliki buruh (badan dan tenaga)
yang nilainya tidak akan berubah dari dulu sampai sekarang.
Marx  manusia hidup karena dan untuk materi (jasmani dan energi)
Dalam masyarakat primitif  adanya kepemilikan bersama.

b.

c.

Kehidupan sosial adalah siklus (primitif-preindustrial-industrial-post
industrial-komunis-primitif)
Modal variable/modal berubah adalah besarnya upah yang harus
dibayarkan kepada tenaga kerja dalam membuat suatu produk yang
dihitung di masa sekarang.
Nilai lebih adalah keuntungan/rente yang bisa dinikmati ari suatu
produk. Diperoeh dengan menekan modal variable yang harus dibayar
pada modal tetap, caranya menekan upah buruh (eksploitasi!) 
supaya tidak mempengaruhi proses produksi  bukan dengan cara
pertukaran yang diusulkan Ricardo dan Smith.

NEGARA DAN SISTEM INTERNASIONAL
 Marxis mengkritik liberalis dan realis.


Aktor utama HI adalah kelas kapitalis  memaksimalkan perolehan



keuntungan atau kekayaan secara material.
Dikembangkan oleh Vladimir Lenin  Teori kapitalisme int’l dan



imperialisme
Teori Lenin  Diperluas oleh para pemikir Neo-marxis  Konflik antara 2
struktur, yaitu kapitalisme global melawan buruh.

Bagaimana cara melawan eksploitasi  buruh harus berevolusi, merebut faktor
produksi, mengenyahkan kaum borjuis  kembali ke kehidupan primitif 
kembali ke gagasan komunisme.
Menurut Vladimir Lenin : Buruh tidak bisa berevolusi kalau tidak terorganisir.
Musuh kaum buruh adalah negara, militer dan kaum borjuis. Jadi menurutnya

15

buruh harus mendirikan Partai Komunis Uni Soviet. Caranya: Merebut negara,
kemudian melakuakan redistribusi modal.
Terciptanya masyarakat kelas tidak hanya di negara industri, tapi juga ke
seluruh dunia karena adanya distribusi kapitalisme yang disebabkan oleh
imperialisme. Perkembangan dunia pasca kolonialisme menunjukkan tumbuh
dan meluasnya Transnasional Companies (TNCs) yang mampu bergerak
mandiri, bahkan tidak lagi terikat negara asalnya, sehingga kini mereka
langsung berhadapan dengan buruh di tingkat gloal.
Agenda utama: bersifat radikal, yakni agar bisa lepas dari struktur global yang
eksploitatif  buruh harus melakukan revolusi global.

DISKUSI THI 21 April 2006
1. Rasionalisme?
2. Marxisme?
3. Apa beda Realisme dan Rasionalisme?
4. Deterrence, Defense, Compeience?
5. Asumsi dasar Liberalisme?
6. Apa kritikan Liberalisme terhadap Realisme?
Rasionalisme (Andrew Linklater)  Merupakan via media antara Realisme dan
Revolusionisme (Liberalisme atau Pluralisme). Ia adalah persinggungan antara
Realisme dan Liberalisme.
Awal munculnya : Ketika realisme pertama muncul pasca PD II di Inggris 
Morgenthau (Bahwa pengejaran kepentingan harus mengedepankan nilai,
norma, dan etika)
Kenneth Waltz  Neorealisme/Realisme Struktur  Perjuangan untuk
mendapatkan kekuasaan tidak perlu ada norma dan etika.
Inggris takut kalau Realisme Klasik akan hilang, jadi mereka memunculkan
Rasionalisme (lebih dekat dengan Realisme).
Rasionalisme mengambil beberapa pemikiran Realisme dan Liberalisme 
sehingga dinamakan konstruktivis. Rasionalisme berpijak pada Realisme.
Menurut Realisme, sistem int’l pada dasarnya anarki, tapi untuk mengatasi
anarki bukan dengan jalan perang atau militer, tapi dengan mengedepankan
kerjasama int’l. (Organisasi Int’l). Hanya saja, Liberalisme mengedepankan

16

otoritas yang lebih tinggi, tapi kalau rasionalisme mengedepankan common
goals dan kesepakatan bersama.
Ex Rasionalisme : ASEAN, UE, Lembaga Regional  Kedudukan setara.
Liberalisme : PBB  Tidak universal, hanya untuk aktor yang berkumpul saja.

TEORI KEBIJAKAN LUAR NEGERI
Foreign Policy adalah seperangkat aksi yang diambil negara dalam
berhubungan dengan negara lain.
Faktor yang membentuk FP:
 Level internasional/ekternal


Level negara



Level individual

Faktor external
 Hukum int’l


Geopolitik



Karakteristik dan posisi negara lain



Hubungan yang terjalin dengan negara lain (ekonomi, militer)

Faktor internal
 Kekuatan militer


Tipe pemerintahan



Pertumbuhan ekonomi  negara maju biasanya punya peran yang lebih
aktif karena dia mampu membeli persenjataan

17

Realisme  Foreign policy negara hanya dipengaruhi oleh interaksi antar
negara, faktor internal ga’ pengaruh.
FP adalah refleksi dari perilaku/karakter pemimpin negara tersebut.
Why is FP important?
 Negara punya stategi global dalam mencapai tujuan/kepentingannya


Sejarah dunia

Faktor-faktor yang mempengaruhi FP:
Individu
Elit
Politik birokrasi

-

Nasional
Internasional

Jenis-jenis substansi FP:
 Progamatik


Krisis



Rutin operatif

Endogen  Faktor diri dari pengambil keputusan
Eksogen  Faktor penekan dari luar. Ex: PLN negara lain
Determinan
Factor

Input

Conversion

Output

Tahapan perumusan FP:
1. Menetapkan situasi int’l
2. Pilih tujuan FP
3. Telaah instrumen alternatif policy yang dibutuhkan
4. Pilih satu dari berbagai alternatif
FP

Diplomasi

Politik Internasional

Diplomasi

FP

Decision Making  Proses yang menyangkut pemilihan dari sejumlah masalah
yang terbentuk secara rasional dan pemilihan alternatif yang ingin diterapkan.

18

Decision Maker selalu mempertimbangkan rasionalitas dan interaksi antar
negara. Mengapa nasional diperlukan perhitungan untung rugi dan koherensi
cara serta tujuan?
Determinan factors of FP (Coplin):
 Int’l Context (hub. antar negara)


Decision maker’s behavior



Domestic politics (sispolnya)



Economy & military condition

Tipe FP (Kenneth Boalding)
 Programatik  hasil sebuah pekerjaan menyeluruh/kompreshensif yang


dipengaruhi oleh banyak aktor dan faktor, sifatnya jangka panjang.
Tactical  dijalankan secara rutin, bersifat operasional



Crises  diputuskan dalam keadaa darurat.

Tipe FP (Coplin)
 General  keputusan diekspresikan melalui pernyataan-pernyataan


kebijakan dan tidakan-tindakan.
Administratif



Crises  perpaduan antara keduanya yang dijalankan secara darurat.

Pola FP (Michael Merdlebaum):
 Inside out  kepanjangan tangan dari politik domestik (ciri khususnya


negara-negara maju/besar)
Outside in  respon dinamika external (negara-negara berkembang)

Politik luar negeri secara substansi beda dengan FP
Seluruh proses untuk menghasilkan keputusan/respon negara terhadap
perubahan lingkungan external
Input, konversi, output, feedback  bagian dari PLN.
PLN  anarkis, ga’ terkontrol
Politik domestik  bisa dikontrol oleh suatu kekuatan absolut
PLN  Prosesnya

PLN  FP

19

FP  Outputnya PLN
Manfaat dan tujuan PLN bisa dilihat dari polanya (outside in dan inside out)
 Outside in  tujuan dan manfaat proses PLN adalah merespon dinamika


eksternal untuk menjaga kepentingan nasional.
Inside out  PLN oleh upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui
tindakan ke luar. Ex: mencari dukungan LN untuk menyelesaikan
permasalahan (RI-GAM)

Sintesis
 Programatik

Int’l millieu
National millieu
Bureaucratic



Crises

Eite



Tactical  Bureaucratic



Administrative

Ideosincratic
Int’l millieu
National millieu
Interdepartement
KONFLIK
Konflik di era post Cold War:
 Aktor
: Non nation-state  intra state conflict


Sumber

: Faktor-faktor etnisitas, psikologis



Resolusi

: Intervensi, diplomasi

Proses Konflik
1. Ekspansi
2. Eskalasi
3. De-eskalasi
4. Terminasi  Stalmasi (jenuh), rekapitulasi (kekalahan salah satu),
5.
6.

sirna/hilang, intervensi pihak ketiga.
Kesepakatan
Evaluasi

Tipe violence

20



Langsung  Kerusakan fisik



Struktural  Lewat kebijakan; negara/institusi



Kultural  violence dibenarkan oleh nilai dan norma yang membatasi
potensi manusia. Terinstitusionalisasi, ada sistem/struktur yang sengaja
menghalangi orang lain.

Perang, yaitu benturan, bentrokan antara 2 organisasi militer yang merupakan
perwakilan dari negara. Terkait dengan evolusi konflik.
Konflik, yaitu kondisi ketidaksesuaian/kontradiksi antara beberapa pihak yang
berbeda kepentinan (tujuan)
Penyelesaian konflik:
negosiasi
konsensus
mediasi

-

adjustifikasi
arbitrasi
rekonsiliasi

Teori konflik tidak hanya berfungsi analitis tapi juga praktis. Tidak hanya
mengidentifikasi saja tapi juga bagaimana menyelesaikan konflik.

Dua pandangan mengenai konflik:
1. Inherensi = the nature of conflict is merely the nature of human. Pada

2.

dasarnya manusia itu berbeda-beda. Perbedaan itu
bersifat naluriah/wajar, karena itulah konflik adalah
sesuatu yang normal dan tidak terhindarkan. Ex:
Morgenthau, dll.
Konflik bukan dimusnahkan (ga’ mungkin) tapi dikelola
agar tidak menjadi destruktif.
Kontingensi = Konflik memang wajar tapi kemudian bisa destruktif atau
konstruktif tergantung lingkungan sosialnya, bagaimana
individu dibentuk olehnya.

Unsur-unsur Konflik:
1. Incomptability = Ketidaksesuaian antar individu yang disebabkan
perbedaan nilai, kepentingan

21

2.

Sikap

3.

persepsi/tanggapan terhadap dunia luar.
Perilaku = Ditimbulkan oleh perspesi yang dimiliki.

=

Masih

dalam

tatanan

internal,

berkaitan

erat

dengan

Kekerasan = perilaku konflik yang sifatnya destruktif, disertai dengan agresi
fisik (Galtung)
Perang adalah bagian dari konflik hanya konteksnya yang beda.

TEORI SOSIAL KRITIS
 Membedakan past & present


Mengkritik future manusia

Kontribusinya
 Memprediksi masa depan. Ex: Marxisme


Untuk menganalisa arah kebijakan negara

Positivisme (Saintifikisme)
 Standarisasi metode/


epistemologi
Empirisme/observabilitas



Obyektivitisme
(bebas nilai)

- Hegemony
keilmuan
- Oposisi lomer:
Teori-dunia
eksternal
- Oposisisi lomer:
subyek-obyek

Post Positivisme
- banyak metode
- teori  praktik
- subyektivisme

 Critical Theory mazab
Frankfrut
 Post Modernisme 22
 Feminisme
 Cultural Studies

 Behavioralisme
 Strukturalisme
 Evolusionerisme
Positivisme = harus bebas nilai, tidak terpengaruh ideologi dan nilai-nilai si
peneliti itu harus melakukan proyek-proyek yang empiris
yang sifatnya logis dan obyektif.
Semua keilmuan selalu ke arah yang positif.
Positivisme bisa diterapkan dalam IPA tapi dalam ilmu sosial ilmu tidak bisa
bebas nilai. Ilmu sosial tidak pernah linier, dia bisa mengalami penyimpangan
dan bahkan pemunduran.

Where does the truth exist?
The truth is out there
Hard fact, behavior, etc

Outside is possible

The truth is inside there
Nurani, common sense, image
persepsi

In between

The truth is ultimate

Outside isn’t possible

The truth is relative
Critical
Theory

Ultimate falsification &
verification is possible

Ultimate falsification & verification
isn’t possible

23
The nature of non science

The nature of social science

Besifat bebas nilai
 IPA  Positivisme

Tidak bebas nilai
 IPS  Post Positivisme

Thomas Kuhn : ada 3 syarat agar knowledge bisa jadi science:
1.) Ontologis = terkait dengan ruang lingkup yang jelas, ada batasanbatasan. Ex Debat I
2.) Epistemologis = diperlukan metodologi penelitian untuk menyusun
knowledge, menguji kebenarannya dan disepakati secara universal. Ex:
Debat II
Kebenaran : - punya sistematika logika (ada hubungan yang logis antara
variable)
- harus memenuhi syarat empiris  ada fakta
3.) Aksiologis = harus bermanfaat, punya kegunaan, bisa dipakai secara
praktis. Ex: Debat III dan IV

Positivisme (August Comte)  ilmu pengetahuan harus bersifat membangun
masyarakat, ga’boleh ngomongin tentang hal-hal yang meresahkan.

David Hume  supaya konstruktif maka yang dipelajari adalah sesuatu yang
empiris (wujudnya nyata dan bisa dialami dengan panca indera)

Untuk mempelajari sesuatu yang nyata maka kita harus bebas nilai (lepas dari
faktor internal si peneliti) Menetralisir semua aspek-aspek psikologis, kultur,
primordial, dsb.
Kostruktif
ditiru mentah2
oleh HI
24

Mempelajari sesuatu yang real
Positivisme
Bebas nilai
Mengedepankan statistik
Menciptakan 3 kelompok THI (John Gaddis):
1.) Behavioral = tingkah laku negara; elit politik, diplomat, etc, yang sifatnya
real.
Ex. Teori tentang diplomasi.
2.) Strukturalis = ilmu HI mempelajari proses, pola, lembaga, kekuatan yang
membentuk int’l system. Ada struktur yang dikaji. Ex: hub. Int’l bersifat
hierarkis dan terstruktur karena power yang dimiliki berbeda-beda
3.) Evolusionisme = bagaimana int’l system berubah, perjalanannya dari
masa ke masa. Pergerakannya linier dan siklistik. Bisa nailk atau turun.
Evolusionerisme juga dapat diartikan sebagai perkembangan masy. Int’l
Ex: teori modernisasi
4.)
Ketiga kelompok THI tsb membawa ilmu HI malah jauh di atas awan, tidak
membumi, jauh dari masyarkat dan sulit diterapkan secara praktis 
diperdebatkan dalam debat III & IV. THI tsb ternyata ga’ bisa nyelesain
masalah-masalah yang ada

Muncullah refleksionisme yang menggali lagi mengapa THI sulit diterapkan
dalam realitas. Ex: Critical Theory, feminisme, dll
CRITICAL THEORY VS POST MODERNISM
Critical Theory
 Merupakan kritik epistemologi terhadap metodologi positivisme:
a.

Kritik tentang standarisasi metodologi  competing methods

b.

Kritik tentang empirisme  intersubyektivitas

c.

Kritik tentang obyektivisme  subyektivitas sains



Mengkritik moderintas



Agenda Critical Theory
a.

Sains  hegemoni, value, kepentingan kapitalisme.

b.

Emansipasi

Transformasi dari sistem internasional yang
hegemonik manjadi counterhegemonik

25



Kesadaran yang bebas
Tokoh: Robert Cox, A. Linklater

Post Modernisme
 Agendanya : Deskontruksi
 Power  knowledge
genealogi
 Membongkar kelas-kelas power di balik perkembangan


ilmu HI.
Tokoh : James Der Derian, richard Ashley, R.B.J Walker.

3 pilar positivisme yang diadopsi ilmu HI:
1)

Ilmu pengetahuan  pengetahuan ada standarisasi metodologi

2)

Empirisme  science harus konstrukif karena itu harus mempelajari

3)

something real dan observable.
Ada keterpisahan antara si peneliti dan objek (bebas nilai)

Dark Ages = segalanya diatur oleh dogma, adanya kebenaran mutlak  Eropa
jadi ga’ maju dan semua ilmu pun tenggelam  muncul gagasan untuk
mendobrak dogma: manusia punya potensi dan kecerdasan jadi nggak harus
patuh pada dogma karena punya rasionalitas sendiri-sendiri  lahirlah
enlightment.
Kant = Rasionalitas akan menyelamatkan manusia dari kehancuran dan
menggerakkan ke arah kemajuan. Rasionalitas inilah yang jadi sendi utama
abad pencerahan.
Muncul Modernisasi
1. Willingness utntuk mengedepankan science sebagai instrument
memajukan manusia.
2. Mengubah nilai-nilai tradisional  nilai modern, partikularisme nilai 
3.

universal nilai.
Mengubah manusia sederhana  komplex.

26

27