Analisis Stres Kerja Dan Konflik Kerja Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

(1)

(2)

SKRIPSI

ANALISIS STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA

PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA KANTOR DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh :

Cahaya Panji Sampurna

21208032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi

maupun perusahaan. Untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan

maka manajemen dituntut untuk dapat mengelola stres kerja yang

dialami oleh karyawannya.

Dengan berkurangnya stres kerja karyawan, maka konflik kerja yang

terjadi di dalam organisasi akan bersifat fungsional. Kemudian mampu

memberikan hasil yang maksimal kepada perusahan, dan tidak dapat

dipungkiri bahwa tujuan dari perusahaan tersebut akan tercapai karena

stres kerja yang dialami oleh pegawai berkurang dan konflik kerja yang

optimal akan tetap bertahan di dalam perusahaan itu sendiri.

perusahaan harus mampu mengatur konflik kerja yang ada agar tetap

berada tingkat optimal dan bersifat fungsional yang akan berdampak

pada peningkatan prestasi kerja.


(4)

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

merupakan suatu organisasi pemerintahan yang bergerak dalam

bidang penyediaan jasa pembangunan permukiman dan

perumahan untuk masyarakat wilayah provinsi Jawa Barat.

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

telah berupaya untuk meningkatkan prestasi kerja karyawannya

dengan mengurangi tingkat stres dan juga menjaga kondisi

konflik kerja yang terdapat pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat tetap bersifat fungsional

sehingga dapat mencapai prestasi kerja yang diharapkan oleh

perusahaan. Maka penulis pun melakukan survei awal mengenai

stres dan konflik kerja seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :


(5)

Tabel 1.1

Hasil survei awal stres kerja dan konflik kerja

Tabel 1

Perbandingan tingkat absensi karyawan

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

Sumber : bag kepegawaian Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat (data diolah)

No

Tahun

Bagian

Sekretairat

Bid.

tarkaw

Bid.kim

Bid.rum

Jasa

kontruksi

BPMKL

BPSR

1

2009

85%

88,87%

90,20%

89,20%

82,25%

90%

90%

2

2010

83,25%

88,50%

90,35%

90,15%

80%

90,20%

90%

3

2011


(6)

Sumber : Karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat (data diolah)

Tabel 2

Penilaian kinerja berdasarkan bagian

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

TAHUN

BAGIAN

JUMLAH

SEKERTARIAT BID. TARKAW BID. KIM BID RUM JASA

KONTRUKSI BPMKL BPSR

2009

13,5%

11,0%

15,0%

15,0%

12,5%

13,0%

8,92%

88,92%

2010

13,0%

11,5%

14,0%

17,5%

13,0%

12,5%

7,7%

89,20%


(7)

Tabel 3

Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Sumber : Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Prov. Jawa Barat (data diolah)

NO

FAKTOR YANG DINILAI

JUMLAH

1

Mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat

5

2

Orientasi pada kualitas hasil kerja

5

3

Usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan

5

4

Inisiatif untuk melakukan perbaikan

4

5

Kemampuan dalam pemecahan masalah

4

6

Kemampuan memanajemen kelompok

3

7

Sikap kerja sama

3

Nilai pengamatan target prestasi kerja = Total Nilai : Max Nilai x 100


(8)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena pada latar belakang penelitian,

maka penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut

:

1. Terjadi kejenuhan dalam mengerjakan tugas sehingga

berdampak pada stres kerja pada karyawannya

2. Terlihat adanya konflik kerja yang bersifat disfungsional

sehingga turunnya presentase kinerja perusahaan

3. Belum optimalnya prestasi kerja karyawan yang

menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan


(9)

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan

diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana stres kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat

2. Bagaimana konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat

3. Bagaimana Prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman

dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

4. Seberapa besar pengaruh stres kerja dan konflik kerja

terhadap prestasi kerja karyawan pada Kantor Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat


(10)

Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Stres kerja yang terjadi pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat

2. Konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat

3. Prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat

4. Besarnya pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap

prestasi kerja karyawan pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat


(11)

Keterkaitan Antar Variabel

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KONFLIK KERJA

Menurut Frone (2000) dalam triaryati (2003:86) konflik pekerjaan berhubungan

dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu.

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA

Stephen P. Robbins (2011:383) yang mengatakan bahwa : bukti menunjukkan bahwa

stres dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap kinerja karyawan.

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK KERJA DENGAN PRESTASI KERJA

Stephen P. Robbins (1999) dalam Sopiah (2008:63) menjelaskan bahwa jika tingkat

konflik berada pada level rendah ataupun tinggi dengan sifat konflik yang disfungsional

maka akan berdampak pada rendahnya kinerja karyawan.

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA DENGAN PRESTASI KERJA

Sopiah (2008:95) mengemukakan bahwa

stressor

merupakan penyebab stres,

termasuk apa saja kondisi lingkungan fisik dan emosional seseorang. hubungan

antarpribadi dan kondisi serta aktivitas organisasional yang dapat menimbulkan

terjadinya konflik antara kewajiban pekerjaan dan kewajiban keluarga yang seringkali

menunjukan sumber stres pegawai. Perilaku ini menunjukkan terdapat kinerja yang

rendah .


(12)

Paradigma Penelitian

Stres Kerja :

Faktor Organisasi

Faktor Individual

Faktor Lingkungan

Stephen P. Robbin,

(2011:370)

Konflik Kerja :

Saling Bergantungan

Perbedaan Tujuan

Perbedaan Persepsi

Sopiah, (2008:60)

Prestasi Kerja :

Kemampuan teknis

Kemampuan konseptual

Kemampuan hubungan

interpersonal

Veitzal Rivai (2011:563)

Stephen P. Robbins

dalam Sopiah

(2008:63)

Frone (2000) dalam

triaryati (2003:86)

Stephen P. Robbins

(2011:383)


(13)

Tabel 4

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Konsep

Variabel

Indikator

Ukuran

Skala

Ukur

No.

Item

Sumber

Data

Stres Kerja (X1) Stres adalah

kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala atau tuntutan yang terkait dengan apa yang diinginkan nya. (Stephen P. Robbin, 2011:368) 1. Faktor Organisasi 2. Faktor Individual 3. Faktor Lingkungan

 Tugas diluar

kemampuan

 Waktu yang

terbatas

 Tekanan dari tugas

 Kualitas berfikir

 Sikap dan

kepribadian

 Sulit

mengembangkan ide

 Jenuh

 Tanggung jawab

terhadap tugas

 Suara bising

 Kondisi ruangan

kerja Ordinal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat


(14)

Konflik kerja (X2) Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya (Sopiah 2008:57) 1. Saling bergantungan 2. Perbedaan tujuan 3. Perbedaan persepsi

Setiap tugas

dikerjakan dengan saling bergantung

Interaksi dengan pegawai lain

Mengulur waktu

Individualistis

Egoisme

Ketidakcocokan

Persaingan tidak sehat

Komunikasi dua arah

Selalu menghindar dalam

mengerjakan tugas

Rekan kerja tidak cepat tanggap Ordinal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan provinsi jawa barat


(15)

Prestasi kerja

(Y)

Prestasi Kerja

adalah

merupakan hasil

kerja karyawan

dalam lingkup

tanggung

jawabnya

.

Veitzal Rivai

(2011:549)

1. Kemampuan

teknis

2. Kemampuan

konseptual

3. Kemampuan

hubungan

interpersonal

Penilaian

kinerja

Kepribadian

yang baik

Kreatif

Ketekunan

Tanggung

jawab

Kemampuan

kerja

Ketelitian

Ketepatan

waktu

Taat terhadap

perintah

atasan

Aktif dalam

bekerja

Ordinal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Karyawan

Kantor Dinas

Permukiman

dan

Perumahan

Provinsi Jawa

Barat


(16)

Metodologi Penelitian

Unit Penelitian

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

Objek Penelitian Stres Kerja (X1), Konflik Kerja (X2), Prestasi Kerja (Y)

Metode dan Desain Penelitian

Deskriptif Dengan Verifikatif

Sumber Data Data Primer dan Data Sekunder

Teknik Penentuan Data Populasi: 272 Orang Karyawan Sampel: 74 Orang Karyawan Teknik Pengumpulan Data Penelitian secara langsung

Studi pustaka Rancangan Analisis Analisis deskriptif

Analisis Verifikatif : Analisis korelasi, Analisis jalur, dan Analisis Determinasi

Hipotesis

1.

Stres kerja berpengaruh terhadap konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

2.

Stres kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

3.

Konflik kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

4.

Stres kerja dan konflik kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat.


(17)

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Stres Kerja

Pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat

NO

Indikator

Skor Aktual

Skor Ideal

%

Kriteria

1

Faktor Organisasi

918

1110

82,70

Baik

2

Faktor Individual

1496

1850

80,86

Baik

3

Faktor Lingkungan

621

740

83,91

Baik

TOTAL

3035

3700

82,02

Baik

Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel stres kerja sebesar

82,02% berada di antara interval 68.01

84.00. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa stres kerja Pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat secara umum berada dalam kategori

baik.


(18)

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Konflik Kerja

Pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat

NO

Indikator

Skor Aktual

Skor Ideal

%

Kriteria

1

Saling Bergantungan

1177

1480

79,52

Baik

2

Perbedaan Tujuan

1239

1480

83,71

Baik

3

Perbedaan Persepsi

608

740

82,16

Baik

TOTAL

3024

3700

81,72

Baik

Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel konflik kerja

sebesar 81,72% berada di antara interval 68.01

84.00. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa konflik kerja Pada Kantor Dinas Permukiman

dan Perumahan Provinsi Jawa Barat secara umum berada dalam kategori

baik.


(19)

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Konflik Kerja

Pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat

NO

Indikator

Skor Aktual

Skor Ideal

%

Kriteria

1

Kemampuan Teknis

937

1110

84,41

Sangat Baik

2

Kemampuan

Konseptual

1628

1850

88,00

Sangat Baik

3

Interpersonal

Hubungan

645

740

87,16

Sangat Baik

TOTAL

3210

3700

86,75

Sangat Baik

Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel prestasi kerja

sebesar 86,75% berada di antara interval 84.01

100. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja Pada Kantor Dinas Permukiman

dan Perumahan Provinsi Jawa Barat secara umum berada dalam kategori

sangat baik.


(20)

Hasil Analisis Verifikatif

1.

Analisis Korelasi

Korelasi antara stres kerja (X1) dengan konflik kerja (X2)

Korelasi antara stres kerja (X1) dengan prestasi kerja (Y)

Korelasi antara konflik kerja (X2) dengan prestasi kerja (Y)

r = 0,529

r = 0,606


(21)

2. Analisis Jalur

a. Pengaruh stres kerja terhadap Prestasi Kerja

Pengaruh langsung stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan

= Pyx ² = 0,

197)² = 0,039 = 3,9%

Pengaruh tidak langsung stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan

= Pyx x rx x x Pyx = 0,

197) x (0,529) x (0,774) = 0,080 = 8%

Pengaruh total stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan

= 3,9% + 8% = 11,9%

Nilai koefisien X

=

0,197

Nilai koefisien X

=

0,774


(22)

b. Pengaruh konflik kerja terhdap prestasi kerja

Pengaruh langsung konflik kerja terhadap prestasi kerja

= Pyx ² = 0,

774)² = 0,600 = 60%

Pengaruh tidak langsung konflik kerja terhadap prestasi kerja

= Pyx x rx x x Pyx = 0,

774) x (0,529) x (0,197) = 0,080 = 8%

Pengaruh total konflik kerja terhadap prestasi kerja karyawan

= 60% + 8% = 68%

3.

Analisis Koefisien Determinasi


(23)

Pengujian Hipotesis

1.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Pengaruh Stres Kerja terhadap Prestasi Kerja

Pengaruh Konflik Kerja terhadap Prestasi Kerja

F hitung > F tabel yaitu 141,548 > 3,130

T hitung > T tabel yaitu 3,143 > 1,993


(24)

TERIMA KASIH


(25)

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

untuk kepentingan riset dan pendidikan. Kecuali Bab I dan Bab IV data Perusahaan tidak untuk dionlinekan dengan alasan isi dari Bab yang telah disebutkan merupakan data perusahaan yang bersifat rahasia dan intern.”

Bandung, 8 Agustus 2012


(26)

ANALISIS STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA

PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA KANTOR DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN

PROVINSI JAWA BARAT

Analysis Of Stress Work and Conflict Employment Effects Of Achievement For Employees In Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen

Oleh :

Cahaya Panji Sampurna 21208032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(27)

(28)

v

ABSTRAK

Cahaya Panji Sampurna, “Analisis Stres Kerja dan Konflik Kerja Pengaruhnya

Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Kantor Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat.”

Di bawah bimbingan Isniar Budiarti SE.,M.Si

Pembangunan nasional mengisyaratkan kepada seluruh organisasi akan pentingnya meningkatkan prestasi kerja di segala bidang agar tercapainya pemerataan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi Untuk menunjang tercapainya prestasi kerja, maka baik manajemen maupun karyawannya harus mampu mengelola stres kerja. Berkurangnya stres kerja karyawan, maka dapat dipastikan bahwa konflik kerja yang terjadi di dalam organisasi akan bersifat fungsional. Kemudian mampu memberikan prestasi kepada perusahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap prestasi kerja karyawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Stres Kerja, Konflik Kerja dan Prestasi Kerja karyawan pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sampel acak berstrata 74 responden. Untuk mengetahui Stres Kerja dan Konflik Kerja dalam meningkatkan prestasi Kerja karyawan, Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan validitas, reliabilitas, analisis jalur, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan Stres Kerja dan Konflik Kerja sudah baik, begitu pula dengan Prestasi Kerja Karyawan sudah sangat baik, dan dalam analisis jalur didapat hasil besarnya pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja dalam meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan sebesar 79,9%, dan sisanya sebesar 20,1% dijelaskan variabel lain diluar variabel tingkat Prestasi, seperti disiplin kerja, kompensasi, dan kepuasan kerja. Sedangkan dampak pengaruh dari masing masing variabel adalah, stres kerja terhadap prestasi kerja sebesar 11,8% dan Konflik Kerja pada prestasi kerja karyawan sebesar 67,9%.


(29)

iv

ABSTRACT

Cahaya Panji Sampurna, “Stress Analysis of Work and Work Conflict Effect on

Employee Performance On the Settlement and Housing Office of

West Java Province.”

Under the guidance of Isniar Budiarti SE.,M.Si

National development signaled to the entire organization the importance of improving work performance in all areas in order to achieve equitable development. Human resources is a central figure in the organization to support the achievement of job performance, then both management and employees should be able to manage work stress. Reduced employee stress, it is certain that the labor conflicts that occur within the organization will be functional. Then the company is able to provide performance. The purpose of this study was to determine the magnitude of the effect of job stress and conflict on employees' performance work.

The method used in this research is descriptive method with quantitative approach and verifikatif. The unit of analysis in this study is Work Stress, Work Conflict and Job Performance of employees in the Office of Housing and Housing in West Java Province. Data collection method used was stratified random sample of 74 respondents. To find out the Work Stress and Work Conflict in improving employee work performance, statistical test used is the calculation of validity, reliability, path analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the assistance program SPSS 17.0 for windows applications.

The results showed Work Stress and Work Conflict is good, as well as the Employees' Performance is very good, and the path analysis results obtained great influence Work Stress and Work Conflict in improving Employee Achievement of 79.9%, and the remaining 20,1% described for other variables outside of variable levels of achievement, such as labor discipline, compensation, and job satisfaction. While the impact of the influence of each variable is job stress on job performance by 11.8% and Conflict Work on employees' performance by 67.9%.


(30)

vi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-NYA Skripsi yang merupakan salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Studi Strata I Program Jurusan Manajemen ini dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Analisis Stres Kerja dan Konflik Kerja Pengaruhnya Terhadap Prestasi kerja Karyawan Pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya

membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada semua pihak terutama kedua orang tua dan adik juga kakak penulis

yang selalu memberi doa serta support dan juga kepada dosen penguji yang telah

memberikan penulis masukan hingga skripsi ini dapat terselesaikan, terutama kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Prof.Dr.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si., Selaku Dekan Universitas Komputer Indonesia, Sekaligus Sebagai Dosen Penguji

3. Linna Ismawati,SE.,M.Si., Selaku Ketua Prodi Universitas Komputer Indonesia, Sekaligus Sebagai Dosen Wali Penulis


(31)

vii

4. Isniar Budiarti,SE.,M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis mengerjakan skripsi ini

5. Lita Wulantika.SE.,M.Si., Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas semua bantuannya

6. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam menyediakan

data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan penulis (Irvan Syariful, Khemala F.M, Hasbi Sidik, Chandra Ramadhan, M. Alta Putra, Rheza Rivaldi) Terima kasih atas dukungan,

informasi, dan kebersamaannya.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung atau pun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini untuk kedepannya. Demikian skripsi ini penulis buat semoga bermanfaat,

Bandung, Agustus 2012 Penyusun

Cahaya Panji Sampurna NIM : 21208032


(32)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ……….. ii

MOTTO ………... iii

ABSTRACT ………... iv

ABSTRAK ……….. v KATA PENGANTAR .………... vi DAFTAR ISI ………... viii DAFTAR GAMBAR ……….. xii DAFTAR TABEL ………... xiii DAFTRA LAMPIRAN ……….. xv BAB I PENDAHULUAN ………

1.1. Latar Belakang Penelitian …...………...

1

1 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah …..………

1.2.1. Identifikasi Masalah ………. 1.2.2. Rumusan Masalah ………....

8 8 8 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ………..………...

1.3.1. Maksud Penelitian ……… 1.3.2. Tujuan Penelitian ……….

9 9 9 1.4. Kegunaan Penelitian ………...

1.4.1. Kegunaan Praktis ………. 1.4.2. Kegunaan Akademis ……….... 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ………...

10 10 10 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


(33)

ix

2.1. Kajian Pustaka ……….………... 12 2.1.1. Stres Kerja ……….…...……….………..

2.1.1.1. Pengertian Stres Kerja ………….……….. 2.1.1.2. Pendekatan Stres Kerja …..……….... 2.1.1.3. Sumber-sumber Potensi Stres ..………... 2.1.1.4. Akibat Dari Stres ..……….

12 12 13 15 16 2.1.2. Konflik Kerja …...………...……….………

2.1.2.1. Pengertian Konflik Kerja ..………... 2.1.2.2. Bentuk Konflik dalam Perusahaan ………..…... 2.1.2.3. Jenis-jenis Konflik …..………... 2.1.2.4. Cara Mengelola Konflik ……….……… 2.1.3. Prestasi Kerja ……… 2.1.3.1. Pengertian Prestasi Kerja ………... 2.1.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi kerja ……… 2.1.3.3. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ………. 2.1.3.4. Jenis-jenis Penilaian Prestasi Kerja ……… 2.2. Kerangka Pemikiran ………..………..

2.2.1. Keterkaitan Variabel Stres Kerja Dengan Konflik Kerja

………...………..…... 2.2.2. Keterkaitan Variabel Stres Kerja Terhadap Prestasi

Kerja ... 2.2.3. Keterkaitan Variabel Konflik Kerja Terhadap Prestasi

Kerja ………... 2.2.4. Hubungan Stres Kerja dan Konflik Kerja Terhadap

Prestasi Kerja ………... 2.3. Hipotesis ……….………....

16 16 18 20 21 24 24 25 29 32 34 34 35 36 37 41


(34)

x

BAB III

BAB IV

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ……….....

3.1. Objek Penelitian ………..

3.2. Metode Penelitian ………...

3.2.1. Desain Penelitian ………..

3.2.2. Operasional Variabel ………... 3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data …….………... 3.2.3.1. Sumber Data ………...……... 3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ………...………... 3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 3.2.4.1 Uji Validitas ………... 3.2.4.2. Uji Reliabilitas ………... 3.2.4.3. Uji MSI ……….. 3.3.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis …..……….. 3.2.5.1. Rancangan Analisis ……… 3.2.5.2. Pengujian Hipotesis ……….………...

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ………....

4.1.1. Sejarah Perusahaan ………..

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ……….. 4.1.3. Job Description .………...

4.1.4. Aktivitas Perusahaan ………...

4.2. Karakteristik Responden .……….... 4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……..

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ………. 4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ………..

4.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ……….. 4.3. Analisis Deskriptif ……….

42 42 42 44 47 49 49 50 54 56 59 60 62 62 68 73 73 73 80 82 90 91 91 92 93 94 95


(35)

xi

BAB V

4.3.1. Hasil Analisis Deskriptif Stres Kerja ……….. 4.3.2. Hasil Analisis Deskriptif Konflik Kerja ………..

4.3.3. Hasil Analisis Deskriptif Prestasi Kerja ……….. 4.4. Analisis Verifikatif ………. 4.4.1. Analisis korelasi ………. 4.4.2. Analisis Jalur ……..……….

4.4.3. Analisis Koefsien Determinasi ………... 4.4.4. Pengujian Hipotesis ……….

4.4.4.1. Pengujian Secara Simultan ………... 4.4.4.2. Pengujian Secara Parsial ………...

KESIMPULAN DAN SARAN ………

5.1. Kesimpulan ………. 5.2. Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN LAIN

95 99 102 107 107 109 111 113 114 116

121

121 123


(36)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... Gambar 3.1 Desain Penelitian ... Gambar 3.2 Diagram jalur analisis stres kerja dan konflik kerja

terhadap prestasi kerja ……... Gambar 3.3. Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 …... Gambar 4.1. Struktur Organisasi ………... Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ... Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... Gambar 4.6 Diagram koefisien jalur stres kerja dan konflik kerja

terhadap prestasi kerja ………... Gambar 4.7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara

Simultan ... Gambar 4.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Secara parsial

(Stres Kerja) ... Gambar 4.9 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Secara parsial

(Konflik Kerja) …...

40 46 66 72 81 91 92 93 94 112 115 118 120


(37)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan tingkat absensi karyawan …………... Tabel 1.2 Penilaian kinerja berdasarkan bagian …………... Tabel 1.3 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan ... Tabel 1.4 Waktu dan Kegiatan Penelitian ... Tabel 2.1 Tabel Penelitian terdahulu ... Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ... Tabel 3.2 Tabel Komposisi Karyawan ... Tabel 3.3 Tabel Populasi dan Sampel Penelitian ... Tabel 3.4 Tabel Skala Likert ... Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Stres Kerja ... Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Konflik Kerja ... Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Prestasi Kerja ... Tabel 3.8 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... Tabel 3.9 Tabel Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor

Tanggapan Responden ………... Tabel 3.10 Tabel Tingkat Keeratan Korelasi ... Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... Tabel 4.2 Tabel Distribusi Responden Menurut Usia ... Tabel 4.3 Tabel Distribusi Responden Menurut Masa Kerja ... Tabel 4.4 Tabel Distribusi Responden Menurut Pendidikan ... Tabel 4.5 Tabel Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap

Variabel Stres Kerja ... Tabel 4.6 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Stres Kerja Berdasarkan Faktor Organisasi ... Tabel 4.7 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Stres Kerja Berdasarkan Faktor Individual ... 5 6 7 11 38 47 50 54 55 57 58 58 60 63 67 91 92 93 94 96 96 97


(38)

xiv

Tabel 4.8 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Stres Kerja Berdasarkan Faktor Lingkungan ... Tabel 4.9 Tabel Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap

Variabel Konflik Kerja ………... Tabel 4.10 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Konflik Kerja Berdasarkan Saling Bergantungan ... Tabel 4.11 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Perbedaan Tujuan ... Tabel 4.12 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Perbedaan Persepsi ... Tabel 4.13 Tabel Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap

Variabel Prestasi Kerja ... Tabel 4.14 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Kemampuan Teknis ………... Tabel 4.15 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Kemampuan Konseptual ... Tabel 4.16 Tabel Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai

Hubungan Interpersonal ... Tabel 4.17 Tabel Pengklasifikasian Koefisien Korelasi ... Tabel 4.18 Tabel Koefisien Korelasi Stres Kerja, Konflik Kerja

dan Prestasi Kerja Karyawan ... Tabel 4.19 Tabel Koefisien Jalur Stres Kerja dan Konflik Kerja

Terhadap Prestasi Kerja ………... Tabel 4.20 Tabel Koefisien Determinasi Stres Kerja dan Konflik

Kerja Terhadap Prestasi Kerja ... Tabel 4.21 Tabel Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ... Tabel 4.22 Tabel Hasil Uji Hipotesis Parsial Variabel Stres Kerja .... Tabel 4.23 Tabel Hasil Uji Hipotesis Parsial Variabel Konflik Kerja

98 99 100 101 102 103 104 105 106 108 108 110 111 114 117 119


(39)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Surat Balasan Penelitian Perusahaan Lampiran 2 Lembar Revisi Seminar UP

Lampiran 3 Lembar Kegiatan Bimbingan Lampiran 4 Lembar Kartu Seminar Lampiran 5 Data Ordinal Stres Kerja Lampiran 6 Data Ordinal Konflik Kerja Lampiran 7 Data Ordinal Prestasi Kerja

Lampiran 8 Output Validitas Variabel Stres Kerja Lampiran 9 Output Validitas Variabel Konflik Kerja Lampiran 10 Output Validitas Variabel Prestasi Kerja

Lampiran 11 Output Reliabilitas Variabel Stres Kerja, Konflik Kerja dan Prestasi Kerja

Lampiran 12 Lembar Revisi Sidang Akhir Lampiran 13 Surat Izin Penelitian


(40)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun tinjauan pustaka pada penelitian ini meliputi stres kerja, konflik kerja dan prestasi kerja karyawan.

2.1.1. Stres Kerja

2.1.1.1. Pengertian Stres Kerja

Stres yaitu situasi atau peristiwa yang berhubungan dengan individu dapat berupa kondisi tertentu dalam lingkungan yang merusak jaringan dalam tubuh, seperti hawa panas/ dingin yang berlebihan, luka atau penyakit. Keadaan sakit menyebabkan munculnya tuntutan pada sistem biologis dan psikologis individu, dimana derajat stres yang akan timbul karena tuntutan ini tergantung pada keseriusan penyakit dan umur individu tersebut.

Stres yang terlalu besar dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, dan bagi seseorang karyawan dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat diakibatkan oleh salah satu stressor atau kombinasi stressor.


(41)

13

Stres menurut Veithzal Rivai (2011:1008) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” sebagai berikut : Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.

Adapun menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam bukunya perilaku organisasi (2011:368) stress adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.

Spears (2008) mendefinisikan stres kerja sebagai reaksi seorang karyawan terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan di tempat kerja yang bersifat merugikan.

Dapat disimpulkan bahwa stress dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya.

2.1.1.2. Pendekatan Stres Kerja

Menurut Veithzal Rivai dalam bukunya manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2011:1008) menjelaskan terdapat dua pendekatan stres kerja :


(42)

14

 Meningkatkan keimanan

 Melakukan meditasi dan pernapasan

 Melakukan kegiatan olah raga

 Melakukan rekreasi

 Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga

 Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan. 2. Pendekatan perusahaan meliputi :

 Melakukan perbaikan iklim organisasi

 Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik

 Menyediakan sarana olah raga

 Melakukan analisis dan kejelasan tugas

 Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan

 Melakukan restrukturisasi tugas

 Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran.

Dari beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan bagi individu maupun bagi perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan. Bagi individu

penting dilakukan pendekatan karena stres dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas dan penghasilan. Sedangkan bagi perushaan bukan saja karena alasan kemanusiaan, tetapi juga karna pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dan efektivitas dari perusahaan secara kesuluruhan.


(43)

15

2.1.1.3. Sumber-sumber potensi stres

Terdapat tiga kategori potensi pemicu stres (stressor) menurut Stephen P. Robbins (2011:370), yaitu : lingkungan, organisasi, dan pribadi.

1) Faktor-faktor Lingkungan

Selain mempengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga mempengaruhi tingkat stres para karyawan dalam organisasi. 2) Faktor-faktor Organisasi

Tidak sedikit faktor didalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa diantaranya.

3) Faktor-faktor Pribadi

Seseorang biasanya bekerja sekitar 40 sampai 50 jam seminggu. Tetapi, pengalaman dan masalah yang dihadapi orang dalam waktu 120 jam lebih diluar jam kerja setiap minggunya dapat terbawa ke dunia kerja. Karena itu, kategori terakhir meliputi faktor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan. Faktor-faktor ini terutama adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.


(44)

16

2.1.1.4. Akibat dari stres

Akibat stres kerja menurut Stephen P. Robbins (2011:375) dikelompokkan dalam tiga kategori umum, yaitu :

1. Gejala Fisiologis

Pengaruh awal stres biasanya berupa gejala-gejala fisiologis. Ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa topic stres pertama kali diteliti oleh ahli ilmu kesehatan dan medis.

2. Gejala Psikologis

Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan yang menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan kerja, kenyataannya, adalah “efek psikologis paling sederhana

dan paling nyata” dari stres.

3. Gejala Perilaku

Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.

2.1.2. Konflik Kerja

2.1.2.1. Pengertian Konflik Kerja


(45)

17

berbeda-beda, beberapa tema umum mendasari sebagian besar dari definisi tersebut. Konflik bisa menjadi masalah serius dalam sebuah organisasi. Konflik dapat menciptakan kondisi kacau dan membuat karyawan nyaris mustahil untuk bekerja bersama. Namun, konflik juga memiliki sisi positif yang kurang begitu dipahami.

Konflik dalam perusahaan terjadi dalam beberapa bentuk dan corak, yang merintangi hubungan individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan yang lebih besar. Berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai pandangan yang berbeda sering berpotensi terjadinya pergesekkan, sakit hati, dan lain-lain.

Sebagai individu sering terjebak dalam kancah konflik yang berkepanjangan, terutama antara karyawan yang karena tugas selalu berhubungan satu sama lain. Meskipun ketergantungan dan interaksi antarindividu dalam melaksanakan tugas merupakan suatu hal yang lumrah dalam suatu perusahaan. Dikatakan konflik sebagai suatu hal yang tidak dapat dielakan perusahaan, akan tetapi dapat diselesaikan dan diredakan pada tahap yang paling minimum dan tidak mengganggu kelancaran jalannya perusahaan.

Konflik kerja menurut Veithzal Rivai (2011:999) dalam bukunya manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan : adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi.


(46)

18

buku manajemen konflik dalam organisasi Dr. Wahyudi (2011:16) menjelaskan bahwa konflik atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasikan sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalahpahaman.

Kemudian Hardjana, A. M. (1994) dalam Dr. Wahyudi (2011:17) menyatakan bahwa konflik adalah perselisihan, pertentangan antara dua orang atau dua kelompok dimana perbuatan yang satu berlawanan dengan yang lainnya sehingga salah satu atau keduanyan saling terganggu.

Dari semua pendapat yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik merupakan suatu perbedaan, pertentangan, maupun ketidakcocokan antara satu dengan yang lainnya. Namun konflik sendiri dapat berarti positif ataupun negatif bagi perusahaan atau organisasi tergantung bagaimana karyawan mengartikannya.

2.1.2.2. Bentuk-bentuk Konflik dalam Perusahaan

Veithzal Rivai (2011:1000) mengkategorikan konflik kedalam tiga kelompok, yaitu :

a) Berdasarkan Pelakunya

Menurut pelakunya, konflik bisa bersifat internal atau eksternal bagi individu yang mengalaminya


(47)

19

Konflik disebabkan karena mereka yang bertikai ingin memperoleh keuntungan sendiriatau karena timbulnya perbedaan pendapat, penilaian dan norma

c) Berdasarkan Akibatnya

Sedangkan berdasarkan akibatnya konflik dapat bersifat baik atau buruk. Konflik merupakan suasana batinyang berisi kegeliasahan dan pertentangan antara dua motif atau lebih mendorong seseorang untuk melakukan dua atau lebih kegiatan yang saling bertentangan. Bila tidak dikendalikan secara baik akan menimbulkan dampak negatif yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan diantara individu yang ada dalam perusahaan.

Ada beberapa cara mengendalikan konflik diantaranya dengan cara negosiasi. Beberapa bentuk konflik dalam batasan pengaruhnya terhadap perusahaan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Konflik fungsional adalah sebuah konfrontasi diantara kelompok yang menambah keuntungan kinerja perusahaan.

2) Konflik disfungsional adalah setiap atau interaksi di antara kelompok yang merugikan perusahaan atau menghalangi pencapaian tujuan perusahaan. 3) Konflik dan kinerja perusahaan

Konflik dapat mempunyai dampak positif atau negatif terhadap kinerja perusahaan, tergantung pada sifat konflik dan bagaimana konflikitu dikelola. Untuk setiap perusahaan, tingkat optimal konflik yang terjadi dapat dianggap


(48)

20

sangat berguna, membantu kinerja keberhasilan yang positif. Di satu pihak, ketika tingkat konflik terlalu rendah, kinerjanya bisa buruk.

2.1.2.3. Jenis-jenis Konflik

Veithzal Rivai (2011:1001) mengemukakan bahwa ada enam jenis konflik, yaitu :

a. Konflik dalam diri seseorang

Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus memilih tujuan yang saling bertentangan. Ia merasa bimbang mana yang harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga dapat terjadi karena tuntutan tugas yang melebihi kemampuannya.

b. Konflik antarindividu

Konflik antarindividu terjadi seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan.

c. Konflik antaranggota kelompok

Suatu kelompok dapat mengalami konflik substantif atau konflik afektif.

Konflik substantif adalah konflik yang terjadi karena latar belakang keahlian yang berbeda. Jika anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama, dikatakan kelompok tersebut mengalami konflik substantif. Sedangkan konflik afektif adalah


(49)

21

konflik yang terjadi didasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu.

d. Konflik antarkelompok

Konflik antarkelompok terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing.

e. Konflik intraperusahaan

Konflik intraperusahaan meliputi empat subjenis, yaitu konflik vertikal, horizontal, lini-staff, dan peran konflik. Konflik vertikal terjadi antara manajer dengan bawahan yang tidak sependapattentang cara terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas. Konflik horizontal terjadi antara karyawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam organisasi. Konflik lini-staff yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staff (staf ahli) dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini. Akhirnya konflik peran dapat terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran yang bertentangan.

f. Konflik antarperusahaan

Konflik juga bisa terjadi antarorganisasi karena mereka memiliki saling ketergantungan satu sama lain terhadap pemasok, pelanggan, maupun distributor.

2.1.2.4. Cara Mengelola Konflik

Veithzal Rivai (2011:1006) mengemukakan terdapat 3 cara mengelola konflik,


(50)

22

a. Metode stimulasi konflik

Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan anggota, karena anggota

pasif yang disebabkan oleh situasi di mana konflik terlalu rendah. Metode ini

digunakan untuk merangsang konflik yang produktif. Dan metode stimulasi

konflik ini meliputi :

1) Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok

2) Penyusunan kembali organisasi

3) Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk

mendorong persaingan

4) Pemilihan manjer-manajer yang tepat

5) Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.

b. Metode pengurangan konflik

Metode ini mengurangi antagonism (permusuhan) yang ditimbulkan oleh konflik. Metode ini mengelola tingkat konflik melalui „pendinginan suasana‟ tetapi tidak mengenai masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.

Metode ini ada dua. Pertama, mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan

dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok. Metode kedua,

mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi „ancaman‟ atau „musuh‟ yang sama.

c. Metode penyelesaian konflik

Ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi


(51)

23

1) Dominasi atau penekanan. Dominasi dan penekanan dapat dilakukan

dengan beberapa cara, yaitu :

 Kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik

 Penenangan (smoothing) merupakan cara yang lebih diplomatis

 Penghindaran (avoidance) di mana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas

 Aturan mayoritas (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antarkelompok dengan melakukan pemungutan suara

(voting) melalui prosedur yang adil.

2) Kompromi. Manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui jalan

tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai. Bentuk-bentuk

kompromi meliputi :

 Pemisahan (separation), di mana pihak-pihak yang sedang bertikai dipisahkan sampai mereka mencapai persetujuan.

 Perwasitan (arbitrasi), di mana pihak ketiga (biasanya manajer) diminta memberikan pendapat

 Kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku, di mana kemacetan dikembalikan pada ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan

menyetujui bahwa peraturan-peraturan yang memutuskan

penyelesaian konflik

 Penyuapan (bribing). Salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk tercapainya penyelesaian konflik.


(52)

24

3) Pemecahan masalah integratif (secara menyeluruh). Konflik

antarkelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama

melaui teknik-teknik pemecahan masalah. Di samping penekanan

konflik atau pencarian kompromi, kedua belah pihak secara terbuka

mencoba menemukan penyelesaian yang dapat diterima semua pihak.

Berikut ada tiga macam metode penyelesaian integrati, yaitu :

konsensus. Kedua belah pihak bertemu bersama-sama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka dan bukan

mencari kemenangan satu pihak.

Konfrontasi. Kedua belah pihak menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang

terampil serta kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu

penyelesaian konflik yang rasional sering dapat ditemukan

 Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Dapat juga menjadi metode menyelesaikan konflik bila tujuan tersebut disetujui

bersama.

2.1.3. Prestasi kerja

2.1.3.1. Pengertian Prestasi Kerja

Kelangsungan hidup suatu organisasi salah satunya tergantung pada prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pencapaian tujuan organisasi menjadi kurang efektif apabila banyak karyawannya tidak berprestasi. Hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi organisasi, oleh karena itu prestasi kerja karyawan


(53)

25

harus benar-benar diperhatikan, mengingat bahwa prestasi kerja karyawan merupakan sarana informasi mengenai kondisi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan.

Berikut ini beberapa pengertian mengenai penilaian prestasi kerja yang dikemukakan oleh para ahli. Prestasi Kerja menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) adalah : “Hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya”.

Sedangkan menurut Marihot (2002:195) mendefinisan prestasi kerja adalah :

“Hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai

dengan perannya dalam organisasi”.

Kemudian Menurut Veitzal Rivai (2011:548), menyatakan bahwa: “Prestasi Kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan serta hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya”.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan output yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang mendapat penilaian dari perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menilai sejauh mana kinerja dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh setiap karyawannya.

2.1.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi kerja

Menurut Mangkunegara (2007), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:


(54)

26

a. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi

kerja secara maksimal.

Robbins (2003) tingkat kinerja pegawai sangat tergantung kedua faktor yaitu

kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, di

mana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja semakin

tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja pegawai yaitu dorongan dari dalam pegawai

untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai

kinerja tinggi dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua faktor yaitu

motivasi dan kemampuan mempunyai hubungan yang positif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai sebagaimana diuraikan di atas pada dasarnya dapat berupa faktor internal pagawai maupun faktor eksternal pegawai. Faktor internal antara lain menyangkut perilaku pegawai itu sendiri, misalnya tentang kemampuannya, sikap dalam melaksanakan tugas, motivasi dalam bekerja.


(55)

27

Sedangkan faktor eksternal dapat berupa lingkungan kerja, organisasi, maupun atasan atau pimpinan pegawai yang bersangkutan. Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah:

a) Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang lebih luas yang dimiliki oleh karyawan.

b) Keahlian (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki oleh karyawan.

c) Kemampuan (abilities), yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang karyawan.

d) Attitude, yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan.

e) Behavior, yaitu perilaku kerja seorang karyawan dalam melaksanakan

berbagai kegiatan atau aktivitas kerja.

f) Kesempatan, yaitu kesempatan untuk bekerja.

Sedangkan menurut Supriadi (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja antara lain adalah sebagai berikut:

1) Kualitas Kerja

Faktor ini meliputi akurasi ketelitian, kerapian dalam melaksanakan tugas, mempergunakan/memelihara alat kerja dan kecakapan dalam melakukan pekerjaan.

2) Kuantitas Kerja


(56)

28

3) Kemampuan Belajar

Merupakan kemampuan seorang karyawan dinilai mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan tugas dan prosedur kerja, penggunaan alat kerja maupun teknis atas pekerjaannya.

4) Kemauan Kerja/Penyesuaian Pekerjaan

Merupakan indikator penilaian kerja yang ditinjau dari kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas di luar pekerjaan maupun adanya tugas baru, kecepatan berpikir dan bertindak dalam bekerja.

5) Kerjasama/Hubungan Kerja

Hubungan kerja yang penilaiannya berdasarkan sikap karyawan terhadap sesama rekan kerja dan sikap karyawan terhadap atasan, serta kemudian menerima perubahan dalam bekerja.

6) Tanggung Jawab dan Inisiatif Kerja

Tanggung jawab dan inisiatif kerja dilaksanakan bila karyawan mempunyai ide dan berani mengemukakan dan bisa mempertanggung-jawabkan setiap pekerjaan yang dilakukan.

7) Disiplin

Merupakan penilaian dari ketaatan karyawan terhadap peraturan yang telah ditentukan dalam bekerja. Baik disiplin waktu maupun disiplin kerja.


(57)

29

2.1.3.3. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Veithzal Rivai (2011:551) suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu :

1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan dating

2. Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk pengembangan karir dan memperkuat kualitas hubungan antarmanajer yang bersangkutan dengan karyawannya.

Selain itu penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk : A. Mengetahui pengembangan, yang meliputi :

 Identifikasi kebutuhan pelatihan

 Umpan balik kinerja

 Menentukan transfer dan penguasaan

 Identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan B. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi :

 Keputusan untuk menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan karyawan


(58)

30

 Pengakuan kinerja karyawan

 Pemutusan hubungan kerja, dan

 Mengidentifikasi yang buruk C. Keperluan perusahaan, yang meliputi :

 Perencanaan SDM

 Menentukan kebutuhan pelatihan

 Evaluasi pencapaian tujuan perusahaan

 Informasi untuk identifikasi tujuan

 Evaluasi terhadap sistem SDM, dan

 Penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan D. Dokumentasi, yang meliputi :

 Kriteria untuk validasi penelitian

 Dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM, dan

 Membantu untuk memenuhi persyaratan hokum

Berdasarkan uraian diatas, tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja karyawan pada dasarnya meliputi :

1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.


(59)

31

4. Untuk pembeda antarkaryawan yang satu dengan yang lain. 5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam :

a) Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer, rotasi pekerjaan

b) Promosi, kenaikan jabatan c) Taining atau latihan. 6. Meningkatkan motivasi kerja 7. Meningkatkan etos kerja

8. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka

9. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karir selanjutnya.

10.Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas

11.Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karir dan keputusan perencanaan suksesi

12.Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasilyang baik secara menyeluruh

13.Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji-upah-insentif-kompensasi dan berbagai imbalan lainnya

14.Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan


(60)

32

15.Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja

16.Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja

17.Untuk mengetahui efektifitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan di antara fungsi-fungsi SDM.

18.Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik

19.Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan 20.Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.

2.1.3.4. Jenis-jenis Penilaian Prestasi kerja

Terdapat beberapa jenis penilaian prestasi kerja menurut Veithzal Rivai (2011:562) yang mengemukakan enam jenis penilaian prestasi kerja, yaitu :

1) Penilaian hanya oleh atasan.

 Cepat dan langsung

 Dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan-pertimbangan pribadi.

2) Penilaian oleh kelompok lini : atasan dan atasannya lagi bersama-sama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai.


(61)

33

 Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasan sendiri

 Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian.

3) Penilaian oleh kelompok staff : atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya, atasan langsung yang membuat keputusan akhir.

 Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar

8) Penilaian melalui keputusan komite : sama seperti pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas.

 Memperluas pertimbangan yang ekstrim

 Memperlemah integritas manajer yang bertanggung jawab.

9) Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan : sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM yang bertindak sebagai peninjau yang independen.

 Membawa satu pikiran yang tetap ke dalam satu penilaian lintas sector yang besar.

10)Penilaian oleh bawahan dan sejawat.

 Mungkin terlalu subjektif

 Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang lain.


(62)

34

2.2. Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh setiap perusahaan, maka dari itu setiap manajer harus mampu mengelola stres kerja yang dialami setiap karyawannya dalam tingkat stres yang paling rendah untuk menghindari berkurangnya output yang dihasilkan oleh perusahaan.

Karyawan yang mengalami tingkat stres kerja biasanya berdampak kepada meningkatnya konflik kerja yang dialami antarkaryawan sehingga menyebabkan konflik kerja diperusahaan bersifat disfungsional. Maka dari itu pihak atasan atau manajer sebisa mungkin harus mampu mengelola konflik kerja yang dialami oleh karyawannya tetap dalam tingkat normal sehingga konflik kerja bersifat fungsional dan dapat membantu perusahaan meningkatkan output yang dihasilkan oleh perusahaan.

Perusahaan akan mampu menghasilkan output yang diharapkan apabila manajemen mampu mengelola stres kerja dan konflik kerja agar tetap berada pada tingkat fungsional sehingga akan menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan oleh perusahaan dapat terpenuhi secara optimal.

2.2.1. Keterkaitan Variabel Stres Kerja dengan Konflik Kerja

Stres dan konflik merupakan salah satu masalah yang mungkin timbul dalam perusahaan. Bisa disebabkan adanya ketidakpuasan karyawan terhadap apa yang diinginkan dan apa yang di harapkan pada lingkungan kerja, bisa juga terjadi di luar lingkungan kerja karyawan.


(63)

35

Stres dan konflik dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap perusahaan, itu semua tergantung pada sifat stres dan konflik itu sendiri dan bagaimana cara mengatasinya.

Menurut Frone (2000) dalam triaryati (2003:86) konflik pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu.

Pendapat diatas jelas menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dan konflik kerja, dimana konflik kerja selalu berhubungan dengan tekanan maupun beban yang dialami karyawannya yang dapat menibulkan stres kerja. Atau dengan kata lain konflik kerja dipengaruhi oleh stres kerja karyawan yang berada didalam organisasi dan memungkinkan untuk terjadinya konflik kerja antarindividu maupun antarkelompok.

2.2.2. Keterkaitan Variabel Stres Kerja dengan Prestasi kerja

Stephen P. Robbins (2011:383) mengatakan bahwa : bukti menunjukkan bahwa stres dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap kinerja karyawan. Bagi banyak karyawan, tingkatan stres yang rendah hingga menengah memungkinkan mereka untuk menunaikan pekerjaan secara lebih baik dengan cara meningkatkan intensitas kerja, kesiagaan, dan kemampuan beraksi mereka.

Richard Lazarus dalam Anwar (2003:11) mengemukakan bahwa : “Stres kerja merupakan suatu kondisi fisik atau psikis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik didalam maupun diluar pekerjaan, dan kondisi tersebut akan mempengaruhi


(64)

36

kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau mempengaruhi

prestasi seseorang”.

Sondang P. Siagian (20005:305) mengemukakan bahwa: “Stres yang tidak

teratasi dapat berakibat pada apa yang dikenal dengan “Burnout”, suatu kondisi

mental dan emosional serta kelelahan fisik karena stres yang berlanjut dan tidak teratasi. Jika hal ini terjadi, dampaknya terhadap prestasi kerja akan bersifat negatif”.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres erat hubungannya dengan prestasi kerja, karena prestasi kerja adalah salah satu penilaian dalam pengambilan keputusan manajemen untuk melihat tingkatan stres kerja yang ada di perusahaan itu.

2.2.3. Keterkaitan Variabel Konflik Kerja terhadap Pretasi Kerja

Berikut hubungan antara konflik dengan prestasi kerja menurut Stephen P. Robbins (1999) dalam Sopiah (2008:63) menjelaskan bahwa jika tingkat konflik berada pada level rendah ataupun tinggi dengan sifat konflik yang disfungsional maka akan berdampak pada rendahnya kinerja karyawan. Namun, jika tingkat konflik berada pada level optimal dan bersifat fungsional maka akan berdampak pada tingginya kinerja karyawan pada suatu organisasi.


(65)

37

2.2.4. Keterkaitan Variabel Stres Kerja dan Konflik Kerja dengan Prestasi Kerja

Stres merupakan suatu respons penyesuaian diri pada satu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Distress menunjukkan tingginya tingkat stres yang memiliki akibat negatif, sedangkan eustes menunjukkan tingkat stres yang cukup rendah yang dibutuhkan untuk menggerakkan orang-orang dalam hidupnya. Pengalaman stres atau sindroma adaptasi umum meliputi perpindahan yang melalui tiga tingkat : alarm, resistensi, dan keletihan.

Konflik merupakan proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Jadi jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik maka pada dasarnya konflik itu ada, begitu juga sebaliknya.

Sopiah (2008:95) mengemukakan bahwa “stressor merupakan penyebab stres, termasuk apa saja kondisi lingkungan fisik dan emosional seseorang. hubungan antarpribadi dan kondisi serta aktivitas organisasional yang dapat menimbulkan terjadinya konflik antara kewajiban pekerjaan dan kewajiban keluarga yang seringkali menunjukan sumber stres pegawai. Perilaku ini menunjukkan terdapat kinerja yang rendah”.

Dengan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja dan konflik kerja dapat mempengaruhi tingkat prestasi kerja. Baik prestasi kerja karyawan maupun prestasi organisasi.

Peneliti melampirkan penelitian – penelitian terdahulu sebagai acuan referensi dalam penelitian ini serta sebagai bukti orisinalitas dari penelitian yang akan dilakukan peneliti.


(66)

38

Tabel 2.2

Tabel Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti

No Judul Penelitian/Judul Referensi

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh stressor dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan studi empiris pada PT. Pertamina (persero) UP IV Cilacap

(Anis Siti hartati- 2006)

Terdapat hubungan yang signifikan antara stressor kerja dan konflik kerja dengan prestasi kerja baik secara bersamaan (simultan) maupun parsial. Persamaan terletak pada variabel X1 (stressor/ stres kerja) dan X2 (konflik kerja) Perbedaan terletak pada variabel Y yaitu Kinerja Karyawan 2 Pengaruh Stres Kerja

terhadap Prestasi Kerja Karyawan

(Endang Suswanti & Ibnu Azizi Al Ayyubi - 2008)

Terdapat nilai yang signifikan antara stres kerja terhadap prestasi kerja Persamaan terletak pada kedua variabel Pebedaanny a penulis melakukan peneltian tiga variabel 3 Pengaruh konflik peran

dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada bank pemerintahan kota malang

(Zainur Rozikin - 2006)

Terdapat hubungan signifikan negatif antara konflik peran dan stres kerja terhadap kinerja karyawan Persamaan terletak pada variabel stres kerja Perbedaan terletak pada variabel konflik peran dan kinerja 4 Kecerdasan emosi, stres

kerja dan kinerja karyawan

(Reni Hidayati, Yadi Purwanto, dan Susatyo Yuwono - 2008)

Terdapat hubungan yang sangat

signifikan antara kecerdasan emosi, stres kerja dengan kinerja karyawan Persamaan terletak pada variabel stres kerja Perbedaan terletak pada variabel kecerdasan emosi dan kinerja 5 Pengaruh stres kerja

terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres yang digunakan perawat di ruang rawat inap RSUD

Terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja terhadap prestasi kerja Persamaan pada 2 variabel stres kerja dan prestasi kerja Perbedaan terletak pada manajemen stres


(67)

39

ulin Banjarmasin (Bahrul Ilmi, Thinni Nurul R, dan Paul Sahetapy – 2003) 6 Impact of Work-Life

Conflict on Perceived Employee

Performance: Evidence from Pakistan

(Mahmood Anwar and Khurram Shahzad – 2011)

shows the direction and intensity of relationship between work life conflict and perceived employee performance. Persamaan terletak pada variabel work life conflict Perbedaan terletak pada employee performanc e

7 Pengaruh konflik peran dan stres kerja terhadap komitmen organisasi studi pada akuntan publik dan akuntan pemerintah di daerah istimewa Yogyakarta (Yasmin Umar Assegaf

– 2005)

Terdapat hasil signifikan positif dan negatif pada akuntan publik dan pemerintah antara konflik & komitmen org. Sedangkan stres kerja tidak berpengaruh signifikan pada komitmen organisasi Persamaan terletak pada variabel stres kerja Perbedaan terletak pada konflik peran dan komitmen organisasi

8 Pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi di PT. central Proteina Prima

Surabaya

(Sri Widayanti : 2005)

Terdapat hasil yang signifikan positif antara dimensi kecerdasan emosional dan dimensi motivasi terhadap prestasi kerja karyawan Persamaan terletak pada variabel Y yaitu prestasi kerja Perbedaan terletak pada kecerdasan emosional dan motivasi

Setelah melihat kerangka pemikiran serta teori teori yang memiliki keterkaitan antar variabel, peneliti meurumuskan paradigma penilitian seperti pada gambar :


(68)

40

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Stres Kerja :

1. Faktor Organisasi 2. Faktor Individual 3. Faktor Lingkungan

Stephen P. Robbin, (2011:370)

Konflik Kerja :

1. Saling Bergantungan 2. Perbedaan Tujuan 3. Perbedaan Persepsi

Sopiah, (2008:60)

Prestasi Kerja :

1. Kemampuan teknis

2. Kemampuan konseptual

3. Kemampuan hubungan interpersonal

Veitzal Rivai (2011:563)

Stephen P. Robbins dalam Sopiah (2008:63) Stephen P. Robbins

(2011:383)

Sopiah (2008:95) Frone (2000) dalam


(69)

41

2.3. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:93) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat telah mengelola stres kerja dengan cukup baik

2. Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat telah mengelola konflik kerja dengan tepat

3. Prestasi kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat sudah cukup baik

4. Terdapat pengaruh stres kerja terhadap konflik kerja Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

5. Terdapat pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

6. Terdapat pengaruh konflik kerja terhadap prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

7. Terdapat pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat.


(70)

42

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Sugiyono (2009:32), menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal. Objek penelitian ini adalah stres kerja, konflik kerja dan prestasi kerja. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat yang merupakan organisasi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan jasa pembangunan.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati, (2008:9) : “Metode penelitian merupakan cara


(71)

43

diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk memperoleh hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2005:21) : “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”

Menurut Arikunto (2006:7) “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan”. Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.

Explanatory Survey adalah suatu survei yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.


(1)

123

(2008:63) mengenai keterkaitan konflik kerja dengan prestasi kerja

karyawan.

7. Korelasi antara stres kerja dan konflik kerja terhadap prestasi kerja

karyawan bersifat positif, maksudnya jika semakin tinggi tingkat stres kerja

dan konflik kerja maka prestasi kerja karyawan di prediksi akan meningkat

pula. Hasil pengujian menunjukan bahwa stres kerja dan konflik kerja

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan

Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Hal ini

memperkuat teori Sopiah (2008:95) mengenai keterkaitan stres kerja dan

konflik kerja dengan prestasi kerja karyawan.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mencoba

memberikan saran bagi Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun untuk pihak lainnya

mengenai stres kerja, konflik kerja dan prestasi kerja karyawan, yaitu sebagai

berikut :

1. Stres kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat sudah dapat dikelola oleh perusahaan, oleh karenanya pihak manajeman

perusahaan dapat harus menjaga tingkat stres kerja tersebut. Namun dilihat

secara keseluruhan, faktor individual merupakan indikator dengan nilai paling

rendah, oleh karena itu perusahaan harus lebih memperhatikan dan mencoba

melakukan perbaikan dalam hal kondisi dan situasi yang ada disekitar


(2)

124

2. Konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat sudah cukup, hal ini ditunjukkan dengan terlihat minimnya gesekan

negatif antar karyawan. Namun untuk jangka panjangnya pihak manajemen

perusahaan harus tetap memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan

konflik kerja karyawan.

3. Prestasi kerja karyawan Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat secara umum sudah cukup, hal ini didukung dengan terpenuhinya

target prestasi kerja perusahaan. Untuk terus mempertahankan bahkan

meningkatkan prestasi kerja karyawan pihak manajemen perusahaan harus

selalu memberikan motivasi dari segala aspek dan memberikan pelatihan

kepada karyawan baru ataupun karyawan yang sudah lama bekerja yang

dinilai kemampuannya masih rendah.

4. Stres kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat telah berhasil untuk mencegah tingkat konflik kerja pada tingkat

disfungsional. Untuk terus mempertahankan konflik kerja, pihak manajemen

perusahaan harus berusaha mengelola stres kerja yang dibutuhkan karyawan

agar konflik kerja pun tetap berada pada tingkat yang fungsional.

5. Stres kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat telah berhasil untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Untuk terus

mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi kerja karyawan pihak

manajemen perusahaan harus berusaha mengelola stres kerja yang dibutuhkan


(3)

125

6. Konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat telah berhasil untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Untuk terus

mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi kerja karyawan pihak

manajemen perusahaan harus berusaha merangkul para karyawan dan selalu

memberikan motivasi dari segala aspek.

7. Stres kerja dan konflik kerja pada Kantor Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat telah berhasil untuk meningkatkan prestasi kerja

karyawan. Untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi kerja

karyawan pihak manajemen perusahaan harus berusaha mengelola stres kerja


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: ROSDA.

Anis Siti Hartati. (2006). Pengaruh Stressor Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Empiris Pada PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap. Jurnal Eksekutif, 3(2).

HM. Sonny Sumarsono, (2004), Metode Riset Sumber Daya Manusia, Jember: Graha Ilmu.

H. Sadili Samsudi, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia.

Husein Umar, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mutiara Penggabean. (2004). Manejemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nandang Yudiana. (2007). Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Karisma Dutawasera Bandung. Skripsi : UNIKOM.

Robbins, Stephen. Judge, Timothy. (2008). Perilaku Organisasi, Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat.

Siagian, SP. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesembilan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sopiah, (2008), Perilaku Organisasional, Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, CV. Alfabeta, Bandung.

Suswati, Endang. (2008). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan.

Jurnal Eksekutif, 5(2), 119-128

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.


(5)

Umi Narimawati. (2007). Riset Manajemen Sumber daya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati, dan Dadang Munandar. (2008). Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Ekonomi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya

Ilmiah “Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplokasi Pada

Fakultas Ekonomi UNIKOM”, Genesis, Bekasi.

Veithzal Rivai. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek. PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Cahaya Panji Sampurna

Jenis Kelamin : Pria

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Juli 1990 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Taman Puspa Indah

JL. Puspa Utara 3 no 6 Soekarno Hatta Bandung 40286

Telepon : (022) 7335576/082118185868 E-mail : panji.anyund@gmail.com

Pendidikan :

1995 – 1996 : TK Delima

1996 – 2002 : SDN Nilem 3 Bandung

2002 – 2005 : SMP Kemala Bhayangkari Bandung 2005 – 2008 : SMA BPI 1 Bandung

2008 – 2012 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2008

Pengalaman Bekerja :

1. Kerja Praktek di PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung 2. Staff PT. Altasia Utama


Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Bagian Humas Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

8 99 39

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INFILTRACO MURNI Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Infiltraco Murni Serang Banten.

1 5 13

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Rumpun Sari Antan 2 Pati.

0 3 15

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Rumpun Sari Antan 2 Pati.

0 2 13

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 3 16

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 14

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

0 10 69

TAP.COM - PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN ... 572 2285 1 PB

0 4 17