Makalah Pergaulan Bebas Di Kalangan Rema

Makalah Pergaulan Bebas Di
Kalangan Remaja
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini.Yang
berjudul
Kami

“Pergaulan

ucapkan

&

banyak

Seks

terima


Bebas

kasih

di

kepada

Kalangan
pembimbing

Remaja”.
kami

atas

bantuannya dalam proses pembuat makalah ini.Dan juga tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang telah membantu
penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyempurnaan


makalah

ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah
kami susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna
bagi para pembaca.Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu kami harapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih baik
lagi

kedepannya.

Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
siapa

saja

yang


memperlukannya

dimasa

yang

akan

datang.

Ngadirojo, 27 Agustus 2014

Tim Penyusun

BAB

I

PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan
pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan
terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya

adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas
pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang
sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan
apapun itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang
selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.
Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu
karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks
bebas, mereka melihat adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya
nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan hal itu
dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar

mereka.
Untuk itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar
para pembaca terkhusus untuk para remaja sekarang untuk menghindari
pergaulan bebas dan tahu dampak dari pergaulan bebas tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Ø Apa Itu Remaja ?
Ø Apa Pengertian Pergaulan Bebas ?
Ø Apa Itu Seks Bebas ?
Ø Apa Faktor Faktor Penyebab Pergaulan Dan Seks Bebas?

Ø Apa Dampak Hukumnya ?
Ø Apa Akibat yang di Timbulkan ?
Ø Bagaimana Solusi Mencegah Pergaulan Dan Seks Bebas ?

1.3 TUJUAN PENULISAN
Ø Untuk memenuhi Tugas dari Pembimbing Kami
Ø Untuk mengetahui Pengertian Pergaulan Bebas
Ø Untuk mengetahui Pengertian Remaja
Ø Untuk mengetahui Pergaulan dan Sex bebas di Kalangan Remaja

Ø Untuk mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas
Ø Untuk Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas
Ø Untuk Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas

1.4 MANFAAT PENULISAN
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca berserta tim penulis
mengenai pergaulan & seks bebas berserta cara penanggulangannya.

BAB II
TEORI

2.1 PENGERTIAN REMAJA
Manusia selalu mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik
(bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa
remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa
ini, pola pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat
kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati
masa remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase
yang disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia
mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam
menentukan siapa sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian
masih mencari apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa
inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada waktu
menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan
yang dalam.

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,
1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyaii tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti
yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalamii perkembangan semua aspek/
fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan
22 tahun bagi pria.

Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa inii anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas
tiga, yaitu 12 – 15 tahun masa remaja awal, 15 – 18 tahun masa remaja
pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers,
dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa
pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja

pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21
(Deswita,2006:192).
Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan

yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri
untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu
akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan
demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan
kehidupan selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh.
Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara
11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu,
masa remaja merupakan masa transisii (masa peralihan) dari masa anakanak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan
oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat
dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya
belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja),
manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam
kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut
Abdul, hal : 2, 2009).

BAB III

PEMBAHASAN


3.1 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal
itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi
tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma
bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia
tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar.Pergaulan bebas diidentikan sebagai
bentuk dari pergaulan diluar batas atau bisa juga disebut pergaulan
liar.Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh
positif atau pun pegaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri.
Positif yang dimaksud disini adalah bebas bisa berteman atau menjalin
hubngan tanpa membeda bedakan satu sama lain.Misalnya orang kulit putih
berteman dengan orang kulit hitam,orang Indonesia berteman dengan orang

Malaysia.Dan lain sebagainya.
Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus
menjadi salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang

dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media
massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian dirii yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan
yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

3.2 SEKS BEBAS

A. DEFINISI SEKS BEBAS
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa
pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.
Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari
media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasii muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di
masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini
agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat

tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya.
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahlii pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 16 tahun sampaii dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencarii pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan
cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar
adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada
salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan
bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah
menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.
Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh
pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia
sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hall yang
tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga
dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para
remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk
mencari uang masih banyak lagii jalan halal yang dapat mereka lakukan,
pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang
adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks

bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda
dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik
selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berfikir
ulang untuk melakukan seks bebas.

B. SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di
muka bumii ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga
termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan
untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk
reproduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup
melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan
melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana
untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagii manusia).
Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan
yang sah antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah.
Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu
pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun normanorma yang berlaku lainnya) dan merupakan suatu perbuatan dosa yang

besar dan sangat berat hukumannnya.Kita sering mendengar baik dari cerita
teman-teman ataupun dari berita tentang perilaku manusia zaman sekarang
yang sering melakukan hubungan seks diluar nikah (merupakan bagian dari
seks bebas). Hubungan seks tersebut merupakan hubungan seks liar yang
dilakukan secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang
ada.
Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks
diluar nikah (seks bebas), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat
kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan
hubungan seks sesuka hatinya, dengan pasangan yang berbeda-beda dan
dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melakukan hal
tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan pikiran untuk melihat
mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak
pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan norma-norma
yang mengharuskannya untuk megikutii aturan dari norma yang berlaku dan
mengikat seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas,
berarti derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia,
karena manusia dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat
memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana
yang tidak pantas untuk dilakukan.
Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya
perilaku seks bebas. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah
menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya,
termask lupa akan Tuhan, yang dia tahu hanyalah bagaimana caranya agar
nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh karena itu, sebagaii manusia yang
diberikan kelebihan oleh Tuhan dibandingkan dengan makhluk lainnya,
kendalikanlah hawa nafsu kita agar derajat kita bisa lebih tingi dari makhlukmakhluk yang lain. Karena disaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka derajat
kita sama dengan seekor hewan.

Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan
kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih
dahulu.
Revolusi seks yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada akhir tahun
1960-an sudah merabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti
teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih.
Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang
seks dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan
mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa tersebut selain
itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang
kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang
berbau pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka
perilaku seks bebas di dalam masyarakat.

C. FASE REMAJA
Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik
(bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa
remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa
ini, pola pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat
kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati
masa remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase
yang disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia
mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.
Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam
menentukan siapa sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian
masih mencari apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa
inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada waktu

menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan
yang dalam.

D. FASE PENDEWASAAN
Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah
masa remaja ini terlewati maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan
yang biasanya dialami setelah lulus SMU atau pada waktu (seumuran)
pertama kali kuliah (awal menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi
mahasiswa pola pikir seseorang akan menjadi semakin kritis, responsive dan
cenderung idealis. Pada fase inilah pola pikir terbentuk menjadi semakin
matang. Tapi yang saya maksud disini bukan berarti bahwa karena menjadi
mahasiswalah pikirannya menjadii lebih matang, tetapi yang saya maksud
adalah pada waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak
menjadi mahasiswa (yang mengalami hal ini bukan hanya mahasiswa tapi
semua orang).
Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan
perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan dengan masa-masa SMU
dan kemungkinan terjerumus kedalam hal-hal yang negatif (seks bebas)
sangat besar. Apalagi, bagi mereka yang harus tinggal terpisah dengan
orang tua mereka.

3.3 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN & SEKS BEBAS

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki
dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika
jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak
sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka
sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja
mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas
remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya
berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan
umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak
yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaull dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.
Kebanyakan remaja ini ingin di pujii dan di katakan gaul oleh temantemannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud
dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam
bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah
terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan
norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke
depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui
dampak baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks
bebas adalah sebagai berikut:

1. Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan
baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat
melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh
sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor
terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang
imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam
jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.
Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan
menuai dalam damai sejahtera.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa
agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian
individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini
biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak.
Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah
yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh
pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka
seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun
orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan
yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki kepribadian buruk akan
senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan
meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa
tersebut.

3. Lengkapnya Fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat
melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika
mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka
hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki
fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti
rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan
mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para
remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang
selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa

melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan
dirumah

4. Tekanan Dari Seorang Pacar
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus
rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko
yang akan dihadapinya.
dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap
memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu
hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa,
dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.

5. Pelampiasan Diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur
berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada
lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut
ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran
kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka
merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran

seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga
para mahasiswa berfikiran seperti itu.

6. Rasa Ingin Tahu Tentang Sesuatu Yang Berbau Seksual.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut
semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai
macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut
berbahaya.

7. Tontonan Yang Tidak Mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat
besar. Apa yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron,
baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar
lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’,
Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adeganadegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film
yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar
sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak
layak dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah
ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh
sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada

seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang
baik.

8. Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras
dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karena pergaulan bebas
dapat menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak
mengikuti tren yang akan berujung pada seks bebas.Yang pada dasarnya
pemikiran seperti itu sangat salah.

9. Masa Remaja Terjadi Kematangan Biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana
layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara
normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya
dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan
diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah
dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan
kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa
depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

10. Rendahnya Pengetahuan Tentang Bahaya Seks Bebas.

Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang
wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah
rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan
akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke
dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau
melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya
atau mencobanya.

12. Faktor Lingkungan Seperti Orang Tua.
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System
komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di
berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup
kaum muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat
kita sebutkan antara lain:

Ø Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anakanak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan
orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk
dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua
tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Ø Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan
muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan
adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika
telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu
sudah terlambat

Ø Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua
yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah
melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anakanaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka
tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka
perbuat.

13. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan
mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih
teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa
depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan
arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai
dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika
bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

14. Kegagalan Remaja Menyerap Norma
· Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan
budaya serta agama yang ada.
· Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi
penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang
banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan
tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang
dewasa.
Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para
remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus
berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru
dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat
penting dalam faktor ini.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap
remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama
yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama
dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang
tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi
orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal negatif
yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar
terhidar dari hal-hal tersebut.Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon
penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal
yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai sekarang

cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal
keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri
kita sendiri.

15. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang
atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih
tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan
kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih
bebas.

16. Faktor Dari Kaum Sendiri.
Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang
pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan.
Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:

· Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada
umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang
cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala
sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan
belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya,

cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat
menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering
terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan
orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah
dirasakan atau dialaminya.

· Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya
orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak
mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebasbebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul,
mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya

· Faktor Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang
bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll.
Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan
diri yang baik, dan pendampingan dari seorang senior yang handal akan
berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

3.4 FAKTA DAN ANALISIS

Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani
melakukan hubungan seks yaitu:
Pegangan tangan
Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
Ciuman bibir (kiss franc)
Pelukan
Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
Melakukan hubungan seks
Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan
dari nomor 1 sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani
melakukan tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani
melakukan hubungan seks dengan pacarnya).Dalam hal ini peran orang tua
sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas
yaitu:
· Sebagai panutan (suri tauladan)
· Sebagai perawat dan pelindung
· Sebagai pendidik dan sumber informasi
· Sebagai pengarah dan pembatas
· Sebagai teman dan penghibur
· Sebagai pendorong / motivasi

Hal tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya
sehingga anak tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif
seperti sex bebas.

3.5 DAMPAK HUKUM

Dampak Hukum Akibat Pergaulan Bebas

· Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan
tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:
Melanggar kesusilaan didepan umum

Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa :
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan
atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:
Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;
Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain
yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri.

Tindak Pidana Perkosaan
Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa “Barangsiapa yang dengan kekerasan
atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya
bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya dua belas tahun”.

Berzina
Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa :
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan:
Ke-1 laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal
27 Kita Undang-Undang Hukum Perdata berlaku baginya; perempuan yang
bersuami yang berzina.
Ke-2 laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya
bahwa yang turut bersalah itu bersuami :
perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu,
padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu.

Menggugurkan kandungan

Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja
menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain
menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat
tahun”

Pasal 348 KUHP menyatakan
(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan
seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya lima tahun enam bulan
(2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya tujuh tahun.

Membunuh anak yang baru dilahirkan
Pasal 341 KUHP menyatakan “Seorang ibu yang karena takut akan diketahui
ia sudah melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa
lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak itu
dipidana karena bersalah melakukan pembunuhan anak, dengan pidana
penjara selama-lamanya tujuh tahun”

3.6 Akibat yang di Timbulkan

Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan
mental.Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.
Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.
Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan
mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil
dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung
selama tidak ada yang mengarahkan.
Bagi Keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat
menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan
didalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan
tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering
keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman
keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.
Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam
kehidupannya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu
orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun
ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang
dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan

apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi
dirinya, dan keluarga.
Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat
mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati
yang penuh keikhlasan.
Selain memiliki hukum haram, seks bebas memiliki akibat atau dampak yang
sangat negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa
malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat
ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:

· Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun
sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang
berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh
keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama
pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.

· Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka
fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin

mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti
proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar,
malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi
seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.

· Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat
dipercayai oleh agama islam.

· Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan
mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil.
Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan
rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

· Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran
sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak
merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung
pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

· Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibanggabanggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka
yang mendalam dihati keluarga.

· Tekanan Batin.
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan
tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.

· Terjangkit Penyakit.
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang
mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan
seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit
tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

· Ketagihan.
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal
kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak
terkontrol.

· Gangguan kejiwaan.
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau
setres, disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya
persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.

3.7 Solusi & Pencegah
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan
beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:

· Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan .
Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan
mungkar.
· Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama
guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
· Menanamkan Nila Ketimuran.
Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan
lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini
selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya
ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu

dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas
pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka
khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks
bebas.

· Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat
merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang
berlainan jenis.

· Pendidikan.
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual,
tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan
mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan
“tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.

· Pendidikan sex (Sex Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks
manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing
serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan
seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.

· Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ
reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anakanak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam
keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek
saja terhadap perkembangan anak-anaknya.

· Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya
remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga
mereka dapat menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka
pada seks bebas.

Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering
digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.

· Jujur Pada Diri Sendiri.
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk
diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi
dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya

mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka
lakukan adalah salah.

· Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang
baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks
bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.

· Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit
mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita
tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti:
tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.

· Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.
Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang
berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua
ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat
menjerumuskan terjadinya seks bebas.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja di
Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah
menurut agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh
para pelajar dan mahsiswa. Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung
lebih mengutamakan pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada
menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam dalam pelajaran akan tetapi
sudah tenggelam dalam lautan asmara yang mereka namakan cinta.
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang
paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman.Hal tersebut membuat
pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang
bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran.
Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta
etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative

dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah
tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks
bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang.
Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku
sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah
karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada
pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak
siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama
dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta
orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang
benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen
bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus
dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral,
agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
Pergaulan juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan
mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama
antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif.
Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas,
hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari
jati dirinya.

B. Saran

Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :
1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi
tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan
dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar
terhindar dari seks bebas.

2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang
jelas, belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar
juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan ke