125 1 10 20180522 ##common.downloadPdf##

Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer
Volume 3, Nomor 1, April 2018

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE AHP
Donni Nasution
Manajemen Informatika, Amik Royal Kisaran
Jl. Imam Bonjol, No. 179 Kisaran, Sumatera Utara 21222
email : nasution.donni@gmail.com

Abstract
Qualified teachers have a major impact on the effectiveness of learning. In selecting the current certification
teacher use simple and manual methods, is done by filling out the registration form of the teacher certification
participants, which then formulirl sheet the registration is collected and submitted by the selection committee
into the teacher certification storage file. In order to generate information that can determine which teachers
are eligible for an educator certificate, the determination of the teacher certification participants requires
computer aids and the use of teacher certification assessment methods that can conduct accurate and accurate
assessments so as to assist the teacher certification assessment committee in determining teachers who are
eligible to be certified. Therefore it takes a proper method to solve the problem. One of the proper methods is
Analytic Hierarchy Process (AHP) because this method is one method that can perform a detailed criteria
assessment with a framework of thinking which then performed weight calculation for each criteria in

determining the priority of certification. Therefore it is necessary to design a computerized decision-making
system for the selection of teachers who meet the national certification body qualifications that are expected
to help the work more efficiently and effectively and by using the PHP programming language MYSQL.
Keywords: Decision Support System, Analitic Hierarchy Process, Ministry of Religious Affairs of Asahan
Regency

1. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) pada saat sekarang ini berkembang
semakin pesat, seiring dengan perkembangan
jaman yang semakin maju. Hal ini dibuktikan
dengan alat-alat teknologi yang sudah semakin
canggih. Setiap orang dituntut agar dapat
mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar
tidak ketinggalan jaman dan tersisih dari
persaingan yang semakin ketat. Program sertifikasi
guru merupakan cara untuk meningkatkan kualitas
guru sehingga kualitas pendidikan semakin
meningkat.
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat

utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
maju, modern dan sejahtera. Guru yang berkualitas
berpengaruh
besar
terhadap
efektivitas
pembelajaran. Dalam memilih guru sertifikasi saat
ini menggunakan metode sederhana dan manual,
dilakukan dengan mengisi lembar formulir
pendaftaran peserta sertifikasi guru yang
selanjutnya lembaran formulir pendaftaran tersebut
dikumpulkan dan dimasukkan oleh panitia
penyeleksi ke dalam berkas penyimpanan
sertifikasi guru.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru: Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1).

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8).
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma empat.
(Pasal 9).
Guna menghasilkan informasi yang dapat
menentukan guru yang layak untuk mendapat
sertifikat pendidik, maka penetapan peserta
sertifikasi guru tersebut membutuhkan alat bantu
komputer dan penggunaan metode penilaian
sertifikai guru yang dapat melakukan penilaian
secara tepat dan akurat sehingga dapat membantu
panitia petugas penetapan sertifikasi guru dalam
menentukan guru yang layak disertifikasi. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu metode yang tepat

untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Salah satu metode yang tepat adalah Analitic
Hierarchy Process (AHP) karena metode ini salah
satu metode yang dapat melakukan penilaian
kriteria yang detail dengan suatu kerangka berfikir
yang kemudian dilakukan perhitungan bobot untuk
masing-masing kriteria dalam menentukan
prioritas sertifikasi. Maka dari itu perlu dirancang
suatu
sistem
pengambilan
keputusan
terkomputerisasi untuk penyeleksian guru yang
memenuhi kualifikasi sertifikasi badan nasional
yang diharapkan dapat membantu pekerjaan lebih
efisien dan efektif dan dengan menggunakan
bahasa Pemrograman PHP MYSQL.
46

Donni Nasution, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan

Sertifikasi Guru Dengan Metode AHP

2. TINJAUAN TEORI
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi
untuk dapat menyediakan kepada pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Sutabri,2016:40).
Komponen Sistem Informasi
Menurut Kadir (2014:71-72) Sistem
informasi mendukung komponen-komponen
sebagai berikut:
1. Perangkat Keras (Hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti
komputer dan printer.
2. Perangkat Lunak (Software)
Sekumpulan instruksi yang memungkinkan

perangkat keras memproses data.
3. Prosedur
Sekumpulan aturan yang dipakai untuk
mewujudkan
pemrosesan
data
dan
pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan
sistem
informasi,
pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem
informasi.
5. Basis Data (Database)
Kumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain
yang berkaitan dengan penyimpanan data.
6. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Sistem penghubung yang memungkinkan

sumber (resources) dipakai secara bersama
atau diakses oleh sejumlah pemakai.
Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau
Decision Support System pertama kali
diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael S. Scott Morton dengan istilah
Management Decision System. Definisi dari
Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu
sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur (Daihani, dalam Faisal dan Permana,
2015:12).
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari 3
komponen utama atau subsistem yaitu (Daihani,
dalam Eniyati,2011:173):
1. Subsistem Data (Database)

Subsistem data merupakan komponen sistem
pendukung keputusan penyedia data bagi

sistem. Data dimaksud disimpan dalam suatu
pangkalan
data
(database)
yang
diorganisasikan suatu sistem yang disebut
sistem manajemen pengkalan data (Data Base
Manajemen System/DBMS).
2. Subsistem Model (Model Subsistem)
3. Subsistem Dialog (User Sistem Interface)

Sumber : (Daihani dalam Eniyati,2011:173)
Gambar 2.2 Komponen-Komponen Sistem
Pendukung Keputusan

Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)
Decision Support System (DSS) dapat

memaparkan alternatif pilihan kepada pengambil
keputusan. Apapun dan bagaimanapun prosesnya,
satu tahapan lanjut yang paling sulit yang akan
dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi
penerapannya.
Demikian pula dengan AHP yang akan biasa
digunakan untuk menyusun model untuk
penyederhanaan
masalah.
AHP
(Analytic
Hierarchy Process) adalah suatu teori umum
tentang pengukuran yang digunakan untuk
menemukan skala rasio, baik dari perbandingan
berpasangan yang diskrit maupun kontinyu. AHP
menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.
Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi
dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam
suatu struktur multi level dimana level pertama

adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria,
sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level
terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis. (Darmanto,dkk 2014:77).
Berikut ini adalah tahapan metode AHP
(Analytic Hierarchy Process):
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan
solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali
dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan
kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan.
Membuat matrik perbandingan berpasangan
yang menggambarkan.
3. Kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen
terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di
atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan

pilihan atau judgement dari pembuat keputusan
47

Donni Nasution, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Sertifikasi Guru Dengan Metode AHP

dengan menilai tingkat kepentingan suatu
elemen dibandingkan elemen lainnya.
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai
dari setiap elemenp di dalam matrik yang
berpasangan dengan nilai total dari setiap
kolom
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji
konsistensinya, jika tidak konsisten maka
pengambilan data (preferensi) perlu diulangi.
Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai
eigen vector maksimum yang diperoleh.
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh
tingkat hirarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks
perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector
merupakan bobot setiap elemen. Menguji
konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi
dengan CR