Kajian Sosiologi Penjual Ikan di Pasar A

“KAJIAN SOSIOLOGI KARAKTERISTIK PENJUAL IKAN
DI PASAR TRADISIONAL ANDUONOHU”

OLEH KELOMPOK 4 :

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dengan sifat yang mudah rusak, hasil perikanan memerlukan penanganan yang memadai
baik

di atas kapal, saat pendaratan, maupun di tempat pelelangan atau sebelum mencapai

konsumen.
Banyak produk perikanan yang nilainya menjadi sangat rendah karena kurang baik dalam

penanganan hasil. Kerusakan kesegaran ikan atau penurunan mutu produk dapat terjadi karena
faktor internal akibat reaksi enzimatik maupun faktor eksternal akibat serangan parasit maupun
bakteri. Penanganan pasca panen dengan demikian tidak hanya berfungsi untuk menjaga mutu
produk perikanan tetapi juga berfungsi untuk mempertahankan nilai ekonomi yang dimilikinya.
Pemasaran hasil perikanan, mengadopsi pengertian pemasaran yang dijelaskan oleh Swasta
(1981), dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mempromosikan barang dan jasa dari perikanan agar
dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun potensial.
Dengan demikian, pemasaran hasil perikanan laut dapat dipahami sebagai kegiatan ekonomi
yang membawa atau menyampaikan barang dalam hal ini ikan dari produsen yakni nelayan sampai
kepada konsumen baik industry pengelolaan ikan maupun rumah tangga. Aliran akhir dari kegiatan
pemasaran ini adalah win-win solution yaitu barang-barang terbeli oleh konsumen (Rangkuti, 2002).
Namun yang perlu dipahami adalah adanya pihak perantara antara produsen dalam hal ini
nelayan dan juga konsumen yang berperan penting dalam proses pemasaran dan merupakan faktor
yang tidak bisa lepas dari proses ini serta penentu akan kualitas ikan hingga sampai ke konsumen.
Ada beberapa pihak diantaranya penjual ikan dalam hal ini skala kecil yaitu penjual ikan di pasaran
tradisional. Walaupun skala kecil namun penjual ikan di pasar-pasar tradisional umumnya berjumlah
banyak dan ada disetiap daerah di Indonesia.
Di daerah Sulawesi Tenggara dengan luas perairan umum 97.125 Ha serta mina padi 60.000
Ha (DKP Sultra, 2009) memiliki beberapa titik pasar teradisional, khusunya di pasar Anduonohu

tercatat ada 18 agen/ penjual ikan yang aktif setiap hari untuk memasarkan ikan. Penjualan ikan ini
biasanya dilakukan oleh nelayan itu sendiri maupun pihak lain yang memang mata pencahariannya
penjual ikan.

Pentingnya pihak terakhir pemasaran ikan sebelum sampai ke tangan konsumen yakni
penjual ikan itu sendiri di pasar tradisional khususnya di Anduonohu memerlukan pengkajian khusus
untuk mendalami aktifitas maupun strategi penjualan yang diterapkan penjual ikan ini, oleh
karenanya Kajian sosiologi ini bertujuan untuk mengkaji hal tersebut guna meningkatkan wawasan
mahasiswa.
B. Tujuan

Adapun Tujuan dari kegiatan Kajian Sosiologi Penjual ikan di Pasar Tradisional Anduonohu
adalah untuk mengetahui prilaku penjual ikan, aktifitas yang dilakukannya serta strategi penjualan
yang diterapkan guna mencapai keuntungan.

PEMBAHASAN

Pembahasan Kajian Sosiologi Penjual ikan di Pasar Tradisional Anduonohu ini berdasarkan
tinjauan kempok kerja di lapangan yakni di pasar Anduonohu. Adapun pembahasan tersebut
meliputi:

1. Pemilihan Lokasi penjualan ikan
Pemilihan lokasi penjualan merupakan satu syarat yang penting dalam memuali usaha,
seperti halnya menjual ikan lokasi yang dipilih mesti strategis dan membuka peluang keuntungan.
Usaha yang dilakukan para penjual ikan dalam memperoleh tempat menjual memang tidak mudah,
selain bersaing dengan para penjual ikan lainnya, harga yang ditawarkan para pemilik tempat
ataupun pemerintah terlalu mahal, sehinggga para penjual ikan kebanyakan menjadi papalele
(penjual ikan keliling) bahkan beralih profesi menjadi penjual sayur. Ini dapat terlihat dari survei yang
kami lakukan, kebanyakan dari para penjual sayuran umumnya bekas penjual ikan.
Dari berbagai sumber yang kami peroleh, kebanyakan para penjual ikan di pasar anduonohu
berjualan di tempat itu dengan alasan lokasi penjualan yang dekat dengan rumah mereka dan
pembeli yang biasanya banyak, sehingga mereka memiliki peluang besar dalam meperoleh
keuntungan.

2. Sumber Barang (Ikan yang dijual)
Penjual ikan tidak lepas dari produsen penghasil ikan dalam hal ini nelayan, pada umumnya
nelayan langsung memindah tangankan hasil tangkapannya (menjual ikan) kepada beberapa pihak
yang ada seperti penada, papalele kemudian sampai kepada penjual ikan, oleh karena itu penjual
ikan memperoleh barang/ikannya dari nelayan penangkap ikan. Berdasarkan hasil survei yang kami
lakukan, kebanyakan penjual ikan di pasar tradisional anduonohu mengambil ikan dari para nelayan
di samudra dan pelelangan.


3. Dana/ Modal yang dikeluarkan
Modal merupakan dasar usaha yang mesti harus terpenuhi,

keuntungan usaha lebih

tergantung pada besar-kecilnya modal, namun pengendalian modal semestinya menjadi perhatian
utama, banyak diantara pengusaha memiliki modal banyak namun harus bangkrut karena minimnya
pengetahuan mengenai pengontrolan modal, sejalan dengan itu para penjual ikan di pasar
anduonohu juga memiliki modal sebelum memulai usaha mereka. Kebanyakan dari mereka

bermodalkan uang sendiri, namun sedikitnya meminjam ke masyarakat lain ataupun ke bank. Jumlah
modal yang umum mereka keluarkan pertama kali adalah ± Rp 3.000.000/bulan., seluruhnya
merupakan biaya penyewaan tempat , ongkos transportasi dan biaya makan mereka. Dengan
demikian modal yang mereka keluarkan menghasilkan keuntungan Rp 50.000/hari atau setara
dengan Rp 1.500.000 yang mereka peroleh perbulan.
4. Transportasi /Kendaraan yang digunakan dalam pengangkutan ikan
Sama halnya dengan usaha besar lainnya, penjual ikanpun memerlukan transportasi untuk
mengankut barang dagangannya dalam hal ini ikan dari tempat pelelangan/samudra ke lokasi
penjualan mereka di pasar Anduonohu. Transportasi yang biasa mereka gunakan adalah motor

namun ada juga yang menggunakan mobil.

5. Strategi penjualan yang diterapkan
Dalam suatu usaha tidak hanya keuletan yang dituntut untuk dapat mencapai kesuksesan
juga semestinya memerlukan strategi pengelolaan usaha agar tetap untung, adapun strategi yang
diterapkan para penjual ikan di Pasar Anduonohu adalah:
-

Pengendalian Modal

Seperti yang telah di bahas sebelumnya, kebanyakan dari mereka memperoleh modal dari
uang mereka sendiri, ini mereka lakukan untuk menghindari terjadinya konflik di masyarakat dan
terjadinya kerugian terhadap mereka. Selain itu keuntungan yang mereka peroleh tidak serta merta
mereka jadikan modal kembali, namun biasanya mereka menabung keuntungan tersebut ataupun
menggunakannya dalam pembelian kebutuhan pokok mereka. Yang selalu mereka perhatikan adalah
modal kembali dan keuntungan tercapai, terkadang keuntungan dalam sehari biasa memcapai Rp
200.000
-

Jenis Ikan yang menguntungkan

Banyak jenis ikan yang biasa mereka jual dalam sehari, semuanya adalah ikan laut

diantaranya ikan Lajang, Ikan cakalang, ikan Bolu dan ada pula ikan-ikan kecil seperti yang biasa
mereka se ut lure , selai je is ika

ereka juga

e jual je is a tropoda erupa uda g da

u i-

cumi. Di antara jenis ikan yang mereka jual, kebanyakan dari mereka menjawab bahwa jenis ikan
yang menguntungkan adalah ikan Cakalang. Ini karena banyaknya konsumen yang mencari dan
membelinya.

-

Waktu penjualan
Biasanya Para penjual di Anduonohu menjual ikan di pagi hari yakni pukul 06.00 hingga
18.00. sebab keuntungan yang biasa nereka kejar. Tapi saat mereka telah memperoleh

keuntungan yang banyak, biasanya mereka menjual hanya hingga pukul 12.00 siang saja.

-

Sasaran penjualan
Pada Umumnya adalah masyarakat sekitar

-

Penjagaan terhadap kualitas ikan

Penjagaan ini ditujukan agar tampilan ikan tetap segar dan tetap berkualitas sehingga
mereka akan memperoleh keuntungan, bukan kerugian. Biasanya mereka melakukan pengesan
dalam kotak styrofoam.

-

Sisa ikan yang tidak laku terjual

Biasanya sisa ikan yang tidak laku terjual mereka simpan, untuk ikan yang masih bagus

biasanya mereka jual kembali ke-esokan harinya, tapi untuk ikan yang busuk biasanya mereka buang.
Tapi untuk ikan yang masih layak konsumsi, mereka mengkonsumsinya sendiri. Oleh karenanya ikan
yang mereka jual akan selalu mereka eskan agar tetap segar serta waktu yang mereka gunakan untuk
menjual ikan biasanya lama demi mendapatkan untung.

-

Pengembalian konsumen terhadap ikan yang sudah rusak
Biasanya ikan yang sudah rusak dan dikembalikan oleh konsumen, para penjual ikan

menerimanya dan menukarkan dengan ikan baru. Dengan syarat ikan itu dijual oleh si penjual ikan
yang bersangkutan. Ikan yang kondisinya seperti ini biasanya mereka jual murah, atau bahkan tidak
menjualnya karena cukup untuk konsumsi mereka sendiri.

6. Tenaga Kerja
Biasanya tenaga kerja yang mereka kerahkan ialah keluarga mereka sendiri, jadi untuk biaya
pekerja mereka tidak keluarkan, Contoh : Penjual Ikan adal Ayah biasanya melibatkan istrinya sebagai
tenaga kerja.

7. Konflik yang biasa terjadi antara penjual ikan

Bedasarkan survei yang kami lakukan, konflik antara penjual ikan di pasar anduonohu tidak
ada, ini karena ikatan persatuan mereka yang kuat dan saling membantu serta pengertian satu
dengan yang lainnya. Konflik yang biasa terjadi adalah konflik penjual ikan terhadap retribusi serta
tukang karcisnya.

8. Limbah/Sampah
Limbah mereka buang di tempat sampah terdekat, namun adanya limbah/sampah para ini
merupakan salah satu kendala mereka dalam melakukan kegiatan penjualan ikan, sebab selain
mengganggu lingkungan, limbah yang dihasilkan dari kegiatan ini sangat perlu perhiatian oleh karena
itu pembuangannya tidak sembarangan.

9. Kelompok/Persatuan-persatuan penjual ikan
Ada beberapa penjual ikan yang mengadakan persatuan-persatuan, seperti kongsi ikan dan
lain sebagainya untuk menerapkan sistem bagi hasil. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki
persatuan seperti itu, mereka lebih tertarik untuk menjual ikan sendiri. Namun demikian ikatan
mereka antara penjual ikan, baik yang memiliki persatuan ataupun tidak tetap kuat, ini terbukti saat
ada penjual ikan yang berduka biasanya mereka mengumpulkan dana untuk bantuan mereka
terhadap rekan mereka yang berduka. Selain itu ikatan antara penjual ikan ini umumnya diperkuat
oleh ikatan kesukuan.


10. Mata pencaharian lain penjual ikan
Mata pencaharian lain mereka adalah menjual sayuran dan hasil ternak. Hal ini mereka
lakukan dikarenakan pendapatan mereka dalam penjualan ikan terkadang tidak mencukupi untuk
kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, mereka memerlukan sumber pendapatan lain
dengan menjual sayuran, buah-buahan, hasil ternak, serta berbagai pekerjaan lain yang dapat
menguntungkan mereka.

11. Harapan mereka untuk pemerintah agar kiranya pembangunan disektor perikanan mesti
harus menjadi prioritas utama, mengingat sumbangsi terbesar pemasukan daerah merupakan hasil
laut. Oleh karenanya pembangunan pasar yang berfasilitas seperti di pasar anduonohu mesti harus
diperhatikan, serta lokasi penjualannya diperluas.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pengkajian ini adalah, karaktiristik penjual
ikan sama dengan penjual lainnya yang ingin mencapai keuntungan disetiap usahanya dengan
beragam cara dan strategi penjualan mereka lakukan, tidak terlepas dari itu para penjual ikan juga
merupakan salah satu faktor pengemabangan perikanan yang semestinya diperhatikan dan di olah
oleh pemerintah agar nantinya mereka dapat berperan besar untuk pembangunan perikanan yang
lebih baik.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami masukkan untuk pengkajian selanjutnya, adalah sebaiknya
para pengkaji melakukan kajiannya dilapangan dengan terlebih dulu melakukan survei lapangan agar
menghindari kesalahan-kesalahan yang akan menyebabkan kajian yang ingin dilakukan gagal.

DOKUMENTASI DALAM WAWANCARA PENJUAL IKAN PASAR ANDUONOHU