PELATIHAN PEMBUATAN TELUR PINDANG ANEKA

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
RINGKASAN ...........................................................................................

i
ii
iii
iv
v

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Tujuan Kegiatan .............................................................................
1.3 Sasaran Kegiatan ............................................................................
1.4 Manfaat Kegiatan ...........................................................................


1
1
2
3
3

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGABDIAN ....................
2.1 Sejarah Terbentuknya Gampong Kayee Adang ............................
2.2 Sejarah Pemerintahan Gampong Kayee Adang ...........................
2.3 Keadaan dan Potensi Gampong Kayee Adang .............................
2.4 Kondisi Ekonomi Gampong Kayee Adang ...................................

4
4
4
5
7

BAB III. METODE PELAKSANAAN ...................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................

3.2 Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................

8
8
8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
4.1 Hasil Kegiatan ..............................................................................
4.2 Pembahasan ..................................................................................

10
13
14

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
5.1 Kesimpulan ..................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................

16
16

16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN

17

ii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Sejarah Periode Pemerintahan Gampong Kayee Adang ..................
Tabel 2.2. Luas Wilayah Gampong Kayee Adang Berdasarkan Pemanfaatan
Lahannya ........................................................................................
Tabel 2.3. Data Jumlah Penduduk Gampong Kayee Adang Tahun 2015 ..........
Tabel 2.4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Gampong Kayee Adang..........

5
6

6
7

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1. Penjelasan Metode Pembuatan Produk .....................................
Gambar 4.2. Pembuatan Produk Telur Pindang .............................................
Gambar 4.3. Telur Ayam Ras Pindang .........................................................
Gambar 4.4. Telur ayam kampung pindang ..................................................
Gambar 4.5. Perekahan Kulit Telur ..............................................................
Gambar 4.6. Photo Setelah Pembuatan .........................................................
Gambar 4.7. Telur ayam ras dan kampong pindang siap dikonsumsi .........
Gambar 4.8. Pembuatan Sirup Coco Pandan ................................................
Gambar 4.9. Pengemasan Sirup Coco Pandan ..............................................
Gambar 4.10. Sirup Yang Sudah Dikemas .....................................................
Gambar 4.11. Masyarakat Mencicipi Sirup ....................................................
Gambar 4.12. Photo Bersama Dengan Masyarakat Setelah Pelatihan ............


11
11
11
11
12
12
12
13
13
13
13
13

iv

RINGKASAN

Telur adalah salah satu sumber hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
bergizi. Salah satu pengolahan yang dapat memperpanjang umur simpan adalah dengan

pengawetan. Pindang telur merupakan salah satu cara pengawetan telur. Pindang telur
rasanya juga asin, namun tidak seasin telur asin. tim pengabdian melakukan survei, ternyata
di Desa Kayee Adang, Kecamatan Sukamakmur Aceh Besar ada beberapa masyarakat
mempunyai peternakan ayam ras dan hampir setiap masyarakat memiliki ternak ayam
kampung dan bebek. Akhirnya tim pengabdian masyarakat berinisiatif untuk melakukan
pengabdian bagi masyarakat di Desa Kayee Adang berupa pelatihan pengolahan produk telur
pindang. Selama ini masyarakat hanya melakukan penjualan telur ayam mentah dan
menkonsumsinya dalam bentuk telur rebus dan goreng saja. Selain peternakan telur, ketika
survei kami juga menemukan banyak kebun yang ditanami pohon kelapa, dan akhirnya tim
memutuskan untuk memberikan pelatihan pengolahan dari air kelapa menjadi sirup coco
pandan. Selama ini masyarakat desa Kayee Adang hanya menjual kelapa saja untuk diambil
daging kelapanya dan air kelapa menjadi limbah yang tidak terpakai. Oleh karena itu sangat
perlu dilakukan pengabdian bagi masyarakat berupa pelatihan pengolahan produk di Desa
Kayee Adang yang bahan bakunya sangat pontensial yaitu telur dan air kelapa. Tim
pengabdian mengajak masyarakat untuk mengolah produk tersebut, dimulai dengan
pengolahan produk telur pindang yaitu telur ayam ras pindang dan telur kampong pindang.
Masyarakat sangat antusias terhadap pengolahan telur pindang ini karena selama ini belum
memdapatkan pelatihan pengolahan telur pindang. Kemudian dilanjutkan pengolahan produk
kedua yaitu sirup coco pandan. Tim pengabdian berusaha menjelaskan bahwa selama ini
bahan baku seperti air kelapa yang hanya menjadi limbah dapat ditingkatkan nilai

ekonomisnya untuk dijadikan produk yang lebih bernilai yaitu sirup coco pandan.
Kata kunci: telur, sirup, pengabdian

v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Telur adalah salah satu sumber hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah
dicerna, dan bergizi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Umumnya
telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang
terbuka. bahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpan harus dilakukan
dengan hati-hati, karena hasil olahan tersebut harus bebas kuman, bakteri atau jamur.
Selain itu harus diusahakan agar nilai gizi yang terkandung dalam bahan pangan
tersebut tidak banyak berkurang karena proses pengolahan (Winarno dan
Koswara,2002).
Salah satu pengolahan yang dapat memperpanjang umur simpan adalah
dengan pengawetan. Pindang telur merupakan salah satu cara pengawetan telur.
Pindang telur rasanya juga asin, namun tidak seasin telur asin. Proses pembuatannya

juga merupakan salah satu bentuk penggaraman tetapi sedikit modifikasi, yaitu
dengan adanya proses pemanasan selama penggaraman dan penambahan bahan
penyamak nabati.
Pemindangan merupakan salah satu cara membuat telur rebus lebih awet dari
pada perebusan dengan air biasa. Telur pindang dibuat dengan cara perebusan telur
dalam larutan ekstrak daun jambu biji, jambu batu, atau sabut kelapa dan garam. Telur
pindang merupakan produk olahan tradisional yang menggunakan bahan penyamak
protein yang akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan yang mengandung tanin
antara lain kulit bawang merah, daun jambu biji, air teh. Dengan tambahan bahan ini
akan memperoleh warna telur kecoklatan dan cita rasa yang khas (Koswara,2009).
Gampong Kayee Adang berada di salah satu wilayah daerah kecamatan Suka
Makmur Kabupaten Aceh Besar, yang saat ini sedang dipimpin oleh keuchik aktif

1

yaitu Bapak Subki, dengan luas wilayah perkampungan ± 350 Ha yang meliputi area
pemukiman penduduk, persawahan, dan tanah kebun masyarakat. Masyarakat
Gampong Kayee Adang memiliki sektor usaha ekonomi, misalnya warung kopi, usaha
peternakan, jualan keliling, usaha menjahit, usaha kue kering dan basah, pertukangan,
lahan pertanian (sawah dan kebun) dengan luas 15 Ha, dan lain sebagainya. Gampong

Kayee Adang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani,usaha
peternakan, buruh, dan pertukangan dengan pendapatan rata-rata perbulan Rp. 800.000
sampai dengan Rp. 2.000.000,-.
Setelah tim pengabdian melakukan survei, ternyata di Desa Kayee Adang,
Kecamatan Sukamakmur Aceh Besar ada beberapa masyarakat mempunyai peternakan
ayam ras dan hampir setiap masyarakat memiliki ternak ayam kampung dan bebek.
Akhirnya tim pengabdian masyarakat berinisiatif untuk melakukan pengabdian bagi
masyarakat di Desa Kayee Adang berupa pelatihan pengolahan produk telur pindang.
Selama ini masyarakat hanya melakukan penjualan telur ayam mentah dan
menkonsumsinya dalam bentuk telur rebus dan goreng saja.
Selain peternakan telur, ketika survei kami juga menemukan banyak kebun
yang ditanami pohon kelapa, dan akhirnya tim memutuskan untuk memberikan
pelatihan pengolahan dari air kelapa menjadi sirup

coco pandan. Selama ini

masyarakat desa Kayee Adang hanya menjual kelapa saja untuk diambil daging
kelapanya dan air kelapa menjadi limbah yang tidak terpakai. Oleh karena itu sangat
perlu dilakukan pengabdian bagi masyarakat berupa pelatihan pengolahan produk di
Desa Kayee Adang yang bahan bakunya sangat pontensial yaitu telur dan air kelapa.


1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan

dari

kegiatan

pengabdian

ini

adalah

memperkenalkan

dan

mempraktekkan pengolahan telur pindang dan sirup coco pandan kepada masyarakat
khususnya masyarakat Desa Kayee Adang.

2

1.3 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Desa Kayee Adang yang memiliki
usaha peternakan telur ayam ras dan telur ayam kampung serta kebun kelapa di Desa
Kayee Adang, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar.

1.4 Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ide baru kepada
masyarakat desa Kayee Adang dalam memanfaatkan sumber bahan baku berupa telur
dan air kelapa yang mudah didapatkan dan sangat potensial di Desa Kayee Adang
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi kedua produk tersebut.

3

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGABDIAN

2.1

Sejarah Tebentuknya Gampong Kayee Adang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan beberapa tokoh

masyarakat yang dapat kami jadikan sebagai sumber data mengenai sejarah asal
terjadi awal mulanya gampong kayee adang, adalah hasil dari pemekaran Gampong
Lambirah yang pada dasarnya Gampong Kayee Adang adalah bagian dari Gampong
Lambirah, yang dipimpin oleh seorang Keuchik dan seorang Imuem Meunasah. Letak
meunasah tersebut adalah di Cot Lam Tinggi dengan nama Meunasah Cot.
Sedangkan nama kayee adang sudah ada sebelum berdirinya Gampong Kayee Adang.
Menurut pengakuan beberapa tokoh masyarakat nama tersebut sudah ada
sejak zaman Belanda. Pada tahun 1942 Kayee Adang pisah dari Gampong Lambirah
dan berdiri sendiri dengan pimpinan Geuchik M. Daud sebagai kepala Gampong dan
Teungku M. Ali sebagai Imuem Meunasah.
(Sumber : I. A Jalil Ahmad mantan Camat Sukamakmur tahun 70-an, 2. Harun
Abdullah tokoh masyarakat Lambirah, 3. Pak Haji Abbas (tokoh Gampong Kayee
Adang).

2.2

Sejarah Pemerintahan Gampong Kayee Adang
Dalam pembangunan pemerintahan Gampong Kayee Adang pada awalnya

langsung diberikan kuasa kepada orang tua atau pemimpin Gampong yang biasanya
sering disebut dengan Geuchik. Geuchik bertugas untuk membuat aturan-aturan serta
kebijakan yang relevan untuk menjalankan masa pemerintahannya di Gampong,
sehingga masyarakat dapat menjalankan aturan-aturan dalam bermasyarakat dibawah
kepemimpinan Geuchik.
Memasuki era kemerdekaan Indonesia, sistem dan tata cara pemerintahan di
Gampong atau Desa banyak mengalami perubahan yang telah disesuaikan dengan
4

landasan negara, sehingga timbul kebijakan-kebijakan baru yang diharapkan mampu
meningkatkan nilai moral dan kemajuan suatu daerah, khusunya Gampong Kayee
Adang (Arsip Gampong Kayee Adang, 2013).
Pada saat ini Gampong Kayee Adang dalam menjalankan pemerintahannya
dengan baik, dan Gampong Kayee Adang telah memiliki kantor Geuchik yang
mewakili dan memadai, sehingga kantor Geuchik yang telah ada tersebut diharapkan
dapat berguna untuk memenuhi segala keperluan-keperluan administrasi Gampong,
seperti urusan surat menyurat, perizinan, dan lain sebagainya. Adapun masa
pemerintahan Geuchik Kayee Adang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Sejarah Periode Pemerintahan Gampong Kayee Adang
No.
Nama Geuchik
Periode Pemerintahan
1
M. Daud
1942 – 1960
2
Abdul Aziz
1961 – 1971
3
M. Yahya
1972 – 1979
4
Abdul Rani
1979 – 1987
5
Mukhtar Hasyim
1988 – 1998
6
Abdul Hadi
1998 – 2000
7
Abdul Ghafar
2000 – 2003
8
Adnan Ahmad
2004 – 2011
9
Subki
2012 – Sekarang
(Sumber : Rencana Pembangunan Gampong Kayee Adang, 2015).

2.3

Keadaan dan Potensi Gampong Kayee Adang
Gampong Kayee Adang berada di salah satu wilayah daerah kecamatan Suka

Makmur Kabupaten Aceh Besar, yang saat ini sedang dipimpin oleh keuchik aktif
yaitu Bapak Subki, dengan luas wilayah perkampungan ± 350 Ha yang meliputi area
pemukiman penduduk, persawahan, dan tanah kebun masyarakat. Masyarakat Desa
Kayee Adang hamper rata-rata memiliki hewan peliharaan ayam dan bebek serta
beberapa memiliki usaha peternakan ayam petelur. Lahan sawah di desa Kayee
Adang dimanfaatkan sebagai lahan penanaman padi, sedangkan lahan perkebunan
ditanami banyak pohon kelapa. Berikut adalah pembagian wilayah sesuai dengan
pemanfaatan lahannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 :
5

Tabel 2.2. Luas Wilayah Gampong Kayee Adang Berdasarkan Pemanfaatan
Lahannya
No.
1
2
3
4
5
6
7

Pemanfaatan Lahan
Luas Lahan (Ha)
Keterangan
Area Pusat Gampong
1
Berfungsi
Area Pemukiman
12
Berfungsi
Area Pertanian Sawah
55
Berfungsi
Area Perkebunan
45
Berfungsi
Area Pemakaman
1
Berfungsi
Tanah Kas Gampong
1
Tidak Berfungsi
Hutan Tanaman Rakyat
235
Berfungsi Sebagian
Total Luas Lahan
350 Ha
(Sumber : Rencana Pembangunan Gampong Kayee Adang, 2015)

Penduduk Gampong Kayee Adang beragam asal usulnya sebagian besar
adalah asli pribumi yang sudah menetap sejak nenek moyang dan sebagiannya adalah
pendatang yang relative sedikit, karena pada umumnya pendatang tersebut adalah
pendatang-pendatang yang menikah dengan penduduk pribumi dan menetap di
Gampong Kayee Adang, dengan data jumlah penduduk pada tahun 2015 ditunjukkan
pada Tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3. Data Jumlah Penduduk Gampong Kayee Adang Tahun 2015
No. Penduduk
1
Jumlah Kepala Keluarga (KK)

Jumlah
60 KK

2
3

182 orang
85 orang
4 orang
7 orang
11 orang
14 orang
26 orang
15 orang
8 orang
97 orang

4

Penduduk
Jumlah Laki-Laki
0 – 12 bulan
> 1 - < 5 tahun
> 5 - < 7 tahun
> 7 - < 15 tahun
> 15 – 45 tahun
> 45 – 56 tahun
>56 tahun keatas
Jumlah Perempuan

Keterangan
Termasuk
Janda/Duda

6

0 – 12 bulan
6 orang
> 1 - < 5 tahun
6 orang
> 5 - < 7 tahun
7 orang
> 7 - < 15 tahun
3 orang
>15 - < 45 tahun
23 orang
>45 - < 56 tahun
43 orang
< 65 keatas
9 orang
(Sumber : Arsip Gampong Kayee Adang, 2015).

2.4

Kondisi Ekonomi Gampong Kayee Adang
Masyarakat Gampong Kayee Adang memiliki sektor usaha ekonomi,

misalnya warung kopi, usaha peternakan, jualan keliling, usaha menjahit, usaha kue
kering dan basah, pertukangan, lahan pertanian (sawah dan kebun) dengan luas 15
Ha, dan lain sebagainya. Gampong Kayee Adang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani, buruh, dan pertukangan dengan pendapatan ratarata perbulan Rp. 800.000 sampai dengan Rp. 2.000.000,Jenis mata pencaharian masyarakat Gampong Kayee Adang dapat dilihat pada
Tabel 2.4 :
Tabel 2.4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Gampong Kayee Adang
No.

Jenis Pekerjaan

Jumlah
(jiwa)
1
Belum bekerja
38
2
Petani/pekebun/Peternak
58
3
Pegawai Negeri
6
4
POLRI
0
5
Tukang
23
6
Pedagang Kelontong/warung 2
7
Pedagang Jualan Keliling
3
8
Supir
4
9
Buruh
27
10
Pensiunan
3
11
Tidak Bekerja
6
Jumlah
170
(Sumber : Arsip Gampong Kayee Adang, 2015).

Kondisi Sekarang
Persen (%)
Kondisi Usaha
22,35
34,12
3,53
0,00
13,53
1,18
1,76
2,35
15,88
1,76
3,53
100

Musiman

Musiman
Aktif
Aktif
Aktif
Musiman

7

BAB III.
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Pelatihan produk telur pindang dan sirup coco pandan ini
dilaksanakan pada Hari Kamis, 02 Maret 2017. Kegiatan ini dilakukan di dalam
kawasan Gampong Kayee Adang, Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Lokasi kegiatan pelatihan ini berada di Gedung PKK Gampong Kayee Adang.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Survei lokasi, pemilihan lokasi yang tepat
Sebelum memilih lokasi pengabdian, tim melakukan survei ke beberapa
desa yang terdapat di kecamatan Sukamakmur. Tim memilih lokasi
Gampong Desa KAyee Adang sebagai sasaran pengabdian karena setelah
di survei ternyata banyak masyarakat yang memiliki peternakan ayam
petelur dan banyak tanaman kelapa yangbelom termanfaatkan dengan baik
dan belum dilakukan diversifikasi produk.
b. Pengumpulan bahan isi brosur
Mengumpulkan literatur terkait yaitu metode pengolahan telur pindang
dan pengolahan sirup coco pandan.
c. Penyiapan brosur
Mendesain brosur dengan bahasa yang mudah dan informatif. Format
brosur berdasarkan pertanyaan yang sering ditanyakan. Permasalahan dan
jawabannya (FAQ)

8

d. Pertemuan dengan Camat dan Kepala Desa Kayee Adang
Pertemuan ini dilakukan untuk meminta persetujuan dari Kepala Camat
Kecamatan Sukamamur dan Kelapa Desa Kayee

Adang untuk

melaksanakan pengabdian di lokasi tersebut. Pihak kepala Camat dan
kepala Desa Kaye Adang menyetujui penggunaan lokasi untuk
pengabdian.
e. Pelaksanaan kegiatan pembagian brosur dan pelatihan produk
Tim membagikan brosur terkait informasi pengolahan telur pindang dan
sirup coco pandan secara langsung ke masyarakat Desa Kayee Adang.
Tim menjelaskan isi brosur yaitu bagaimana cara pengolahan telur
pindang dan sirup coco pandan dan menjelaskan keunggulan dari kedua
produk yang kana diberikan pelatihan. Tim memberikan pelatihan atau
demo pengolahan produk telur pindang dan sirup coco pandan kepada
masyarakat secara langsung agar masyarakat lebih memahami metode
pengolahan kedua produk.
f. Melakukan absensi dan penandatanganan sebagai bukti bahwa masyarakat
sudah mendapatkan brosur dan pelatihan produk telur pindang dan sirup
coco pandan informasi.
g. Dokumentasi
Saat pembagian brosur dan pelatihan berslangsung tim mengambil
beberapa foto yang dianggap representatif sebagai bahan laporan
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
h. Penyusunan laporan kegiatan
Mengumpulkan bahan hasil pelaksanaan kegiatan dan menbuat laporan
hasil kegiatan.

9

BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan
Persiapan pelatihan dilakukan sebulan sebelum dilaksanakan pelatihan.
Beberapa persiapan yaitu: survei, persiapan brosur, persiapan administrasi, serta
transportasi. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang dosen dari 2 program studi yaitu
program studi Teknologi Industri Pertanian dan program studi Teknologi Pangan
yang berbeda dilingkungan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Serambi
Mekkah. Peserta dalam kegiatan ini adalah para pedagang di pasar Peuniti Kota
Banda Aceh yang berjumlah ± 20 orang. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih
selama 5 jam.
Brosur tentang pengolahan produk telur pindang dan sirup coco pandan dibuat
dengan tujuan agar peserta pelatihan tidak lupa dengan metode pengolahannya.
Sebelum proses pelatihan berlangsung, tim pengabdian membuka acara dan
membagian brodur kepada peserta pelatihan. Kemudian langsung dilanjutkan dengan
demo produk yaitu pengolahan telur pindang dan sirup coco pandan. Bahan dan alat
yang digunakan dibawa oleh tim pengabdian masyarakat.
Tim pengabdian mengajak masyarakat untuk mengolah produk tersebut,
dimulai dengan pengolahan produk telur pindang yaitu telur ayam ras pindang dan
telur kampong pindang. Masyarakat sangat antusias terhadap pengolahan telur
pindang ini karena selama ini belum memdapatkan pelatihan pengolahan telur
pindang. Kemudian dilanjutkan pengolahan produk kedua yaitu sirup coco pandan.
Tim pengabdian berusaha menjelaskan bahwa selama ini bahan baku seperti air
kelapa yang hanya menjadi limbah dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya untuk
dijadikan produk yang lebih bernilai yaitu sirup coco pandan.

10

Berikut beberapa hasil dokumentasi dari kegiatan pengabdian yang dilakukan
di desa Kayee Adang, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar:

Gambar 4.1. Penjelasan metode pembuatan produk
Gambar 4.3. Telur ayam ras pindang

Gambar 4.5. Perekahan kulit telur

Gambar 4.2. Pembuatan produk telur pindang
Gambar 4.4 Telur ayam kampung pindang

Gambar 4.6. Photo setelah pembuatan

11

Gambar 4.7. Telur ayam ras dan kampong pindang siap dikonsumsi

12

Gambar 4.8. Pembuatan sirup coco pandan

Gambar 4.9. Pengemasan sirup coco pandan

Gambar 4.10. Sirup yang sudah dikemas

Gambar 4.11. Masyarakat mencicipi sirup

Gambar 4.12. Photo bersama dengan masyarakat setelah pelatihan
4.2 Pembahasan
Usaha pengawetan telur sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur
ayam dan bebek. Salah satu penyebab kerusakan telur adalah karena terjadinya
pertumbuhan mikroba pada telur tersebut. Supaya telur menjadi lebih awet, maka di
lakukan proses pengawetan. Tujuan pengawetan adalah untuk mengurangi jumlah
awal sel jasad renik didalam telur, memperpanjang fase adaptasi semaksimum
mungkin

sehingga

pertumbuhan

mikroba

diperlambat,

memperlambat

fase

pertumbuhan logaritmik dan mempercepat fase kematian mikroba (Winarno dan
Koswara, 2002).
13

Pemindangan merupakan salah satu cara membuat telur rebus lebih awet dari
pada perebusan dengan air biasa. Telur pimdang di buat dengan cara perebusan telur
dalam larutan ekstrak daun jambu biji, jambu batu, atau sabut kelapa dan garam.
Telur pindang merupakan produk olahan tradisional yang menggunakan bahan
penyamak protein yang akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan yang
mengandung tanin antara lain kulit bawang merah, daun jambu biji, air teh. Dengan
tambahan bahan ini akan memperoleh warna telur kecoklatan dan cuta rasa yang
khas.
Penambahan daun biji pada pengolahan telur pindang bertujuan untuk
pengawetan. Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak
lemak, dammar, zat samak, triterpenoid, asam malat.Tanin secara ilmiah
didefinisikan sebagaisenyawa polipenol yang mempunyai berat molekul tinggi dan
mempunyai gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat
membentuk kompleks dengan protein (Fitri, 2007).
Penambahan daun salam juga memiliki fungsi dalam pengolahan telur
pindang. Daun salam mengandung tanin, minyak atsiri (salamol dan eugenol),
flavonoid (quercetin, quercitrin, myrcetin dan myrcitrin), seskuiterpen, triterpenoid,
fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, dan karbohidrat. Oleh Badan POM, daun salam
ditetapkan sebagai salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti
atau diuji secara klinis untuk menanggulangi masalah kesehatan tertentu. Kandungan
tanin, minyak atsiri dan flavonoid pada daun salam menyebabkan daun salam
mempunyai

daya

antibakteri/antimikroba

dalam

pengolahan

telur

pindang

(Sarwono,1995).
Masyarakat Desa Kayee Adang sangat antusias dalam mengikuti pelatihan
pengolahan telur pindang. Hal ini dikarenakan selama ini belum pernah mengolah
telur menjadi telur pindang. Selain mengawetkan dan menambah nilai gizi telur,
pemindangan ini juga sangat menarik perhatian masyarakat dikarenakan citarasa

14

telur lebih bervariasi dan terbentuk garis-garis coklat pada telur dan telur yang
dihasilkan menjadi lebih menarik.
Pemanfaatan limbah air kelapa menjadi sirup coco pandan merupakan hal
yang baru bagi Masyarakat Desa Kayee Adang. Selama ini masyarakat tidak
memanfaat limbah air kelapa tua dengan baik. Hal ini merupakan pengetahuan baru
bagi masyarakat. Adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan agar masyarakat dapat
memanfaatkan hasil ternak dan limbah air yang sangat potensial di Desa Kayee
Adang dan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kedua produk tersebut, sehingga
dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.

15

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kegiatan pelatihan pengolahan telur pindang dan sirup coco pandan ini
merupakan pengetahuan yang baru bagi masyarakat Desa Kayee Adang. Masyarakat
sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini diberikan langsung oleh tim
pengabdian dan diharapkan dapat ditindak lanjuti dan dijadikan sebagai sumber
penghasilan bagi masyarakat Desa Kayee Adang.

5.2 Saran
Sebaiknya setelah dilakukan pengabdian, tim pengabdian membentuk
kelompok usaha telur pindang dan sirup coco pandan dan melakukan pembinaan rutin
terhadap perkembangan usaha tersebut. Untuk itu tim pengabdian perlu melakukan
pengajuan proposal agar memperoleh dana dan dapat menfasilitasi kelompok usaha
yang terbentuk.

16

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, A. (2007). Pengaruh Penambahan Daun Salam Terhadap Kualitas
Mikrobiologis, Kualitas Organoleptik dan Daya Simpan Telur Asin pada Suhu
Kamar , IPB-Press, Bogor.
Koswara.2009.Teknologi Pengolahan Pangan.(Teori dan Praktek).
Sarwono,B.1995. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur , Jakarta.
Winarno,F.G. dan Koswara.2002.Telur dan Pengolahannya , Bogor

17