PERILAKU ORGANISASI KELOMPOK dalam organisasi

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Istilah motivasi merujuk pada sebuah keadaan internal yang mengaktifkan dan memberikan
petunjuk kepada pikiran kita. Seseorang mulai lapar apabila melihat iklan makanan di televisi
mengingatkannya bahwa dia memiliki makanan di kulkas dan menuju ke dapur. Jika motiv rasa
lapar tidak diaktifkan,mungkin motifnya untuk berhasil di sekolah dapat memberikan arahan
yang berbeda kepadanya-mungkin membaca buku psikologi. Jika semua motifnya tidak
diaktifkan,dia tidak akan melakukan apa apa. Motif adalah pusat kehidupan kita yang
membangkitkan dan mengarahkan apa yang kita pikirkan,rasakan,dan kita lakukan.
Beberapa motif seperti rasa lapar berasal dari keadaan psikologis internal.karena kita akan
melihat,beberapa factor internal,seperti tingkat gula dalam darah,penting dalam meregulasi rasa
lapar. Tetapi motif lain,seperti motif motif untuk sukses,tidak berdasarkan pada eadaan
psikologis internal yang sederhana.untuk semua motif,isyarat eksternal berperan penting.

II.
1.
2.
3.

4.
5.
6.
III.

RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
Apa pengertian motivasi?
Teori apa yang mendasari motivasi?
Bagaimana motivasi dan stress dalam keperawatan?
Bagaimana cara-cara memotivasi?
Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
Apa perbedaan konflik, need, goal, dan motivasi?
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen yang
bersangkutan dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan konsep motivasi dalam
keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Motivasi
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang member kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor- faktor yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam,
2008). Motivasi adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai
sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan
kebutuhan sejumlah individu. Meskipun secara umum motivasi merujuk ke upaya yang
dilakukan guna mencapai setiap sasaran, disini kita merujuk ke sasaran organisasi karena fokus
kita adalah perilaku yang berkaitan dengan kerja (Robbins & Coulter, 2007). Oleh sebagian besar
ahli, proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan atau hasil yang dicari
karyawan dipandang sebagai kekuatan yang bisa menarik orang. Memotivasi orang adalah
proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan
mengenai apa yang membuat orang tergerak (Suarli dan Bahtiar, 2010).
Menurut Suarli dan Bahtiar (2010), menurut bentuknya motivasi
terdiri atas:
a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu.
c. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak
serta menghentak dan cepat sekali.

2.2 Teori Motivasi
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.

Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada
peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi
tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang

hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan
tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya
faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya
adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

a.
b.
c.
d.

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif),

Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun
hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan

suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi
tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya
menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya
Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia
akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini
sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang
lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang
fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
2.3 Motivasi dan Stres dalam Keperawatan
 Motivasi dalam Keperawatan
Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) menyebutkan bahwa McDowell dalam penelitiannya

menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan yaitu:
- Kepuasan kerja
- Pengembangan Profesional
- Kondisi kerja yang baik
- Tingkat penggajian
Namun Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menemukan factor-faktor
pendukung motivasi perawat, yaitu:
- Pengurangan staf
- Status profesional
- Kesenangan pada posisi yang dimiliki
- Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
- Kekohesifitasan kelompok
- Pengenalan terhadap keunikan perawat

-

Kesempatan pertumbuhan professional
Pengendalian praktik keperawatan.



Sumber Stress dalam Keperawatan

Menurut Abraham dan Shanley (1997) berdasarkan hasil survei yang dilakukan Dewe (1989) di
Amerika Serikat menemukan lima sumber stress dalam keperwatan, yaitu:
- Beban kerja berlebihan
- Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain
- Kesulitan dalam merawat pasien kritis
- Berurusan dengan pengobatan/perawatan pasien
- Merawat pasien yang gagal untuk membaik
2.4 Cara-cara motivasi orang lain
1. ketahuilah darimana datangnya motivasi (motivasi berasal dari dalam diri sendiri)
2. mencari tahu apa yang menjadi masalah seseorang yang kita beri motivasi
3. mendengarkan setiap kelu kesah seseorang, karena tanpa mendengarkan kita tidak akan
tahu apa masalahnya.
4. carilah penyebabnya bukan akibatnya.
5. tidak mengkritik
6. dapat menerima hal-hal baru( perubahan baru) yg dapat dijadikan motivasi
7. memberikan inspirasi bukan koreksi
8. dalam memotivasi jangan membuat stress orang yang kita beri motivasi (contohnya:
merendahkan, atau membuatnya merasa bersalah)

9. manfaatkan waktu sebaik-baiknya
10. jangan lupa buat orang yang kita beri motivasi merasa nyaman dengan kita.
11. Berhentilah berfikir bahwa kita sebagai motivator selalu benar, karena apa yang menurut
kita benar belum tentu banar menurut dia.
12. positive thinking
Tahap-tahap memotivasi menurut Rahmat Mr. Power dalam artikelnya yang berjudul
Cara Memotivasi Orang Lain.
1. Langkah pertama sebelum kita memotivasi orang lain, kita harus menjadi orang yang
termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa
memberikan semangat kepada orang lain jika kita tidak memiliki semangat? Tingkatkan
motivasi diri kita terlebih dahulu, baru kemudian berikan motivasi kepada orang lain. Jika
kita semangat, bisa jadi tanpa berkata-kata pun kita akan dikuti oleh orang-orang di
sekitar kita. Ada yang mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan
antusias.

2. Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Karena sering kali kita menemukan banyak
orang yang mencoba memotivasi orang lain, anak, atau bawahan dengan cara yang salah.
Bukan semangat yang kita berikan, malah yang banyak terjadi justru kontradiktif.
Sebagai contoh, banyak yang mencoba memotivasi dengan cara menekan dan
mengancam. Jika dilakukan pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi

malah kabur, balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam
memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan kepada siapa.
Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak menggunakan tekanan dan
ancaman justru jauh lebih berhasil.
3. Pahami orang yang akan kita semangati. Lihat apa yang akan memotivasi dia. Mana
yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar. Bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, kita akan lebih mudah
memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa memahami.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Ekstern
- Lingkungan (baik di lingkungan sekolah, kerja,keluarga, teman spermainan dan lainnya)
- Pemimpin dan kepemimpinannya (kegiatan kepemimpinan dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan
organisasi sekaligus tercapai, Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi
oleh kebutuhan yang dimilikinya termasuk di dalam fungsi ini)
- Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
- Dorongan atau bimbingan atasan

2. Faktor Intern
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau
- Keinginan atau harapan masa depan
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian
interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :
a. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan
sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat
kedewasaan.
b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu
terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya
terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh
pekerjaan.
c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan
pekerjaannya.

d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok
maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan

2.6 Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organism yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya
kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan
ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu motivasi timbul,
memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya setelah tujuan ( goal ) tercapai
motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan
lagi. Pada tahap pertama timbulnya keadaan pemicu ( driving state ). Istilah drive dorongan atau
picu biasanya digunakan bila motiv yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis atau
fisiologis. Drive timbul dapat karena organism itu merasa ada kekurangan dalam kebutuhan
(needs). Untuk memahami motif pada manusia dengan lebih tuntas, ada faktor lain yang
berperan dalam siklus motif tersebut, yaitu faktor kognitif. Seperti diketahui bahwa kognitif
merupakan proses mental seperti berpikir, ingatan, persepsi. Dengan berperannya fakor kognitif
dalam siklus motif, maka driving state dapat dipicu oleh pikiran ataupun ingatan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Karena
itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk
berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku
kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek
yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya
kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan
ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

SARAN
Adapun saran dari kami untuk pembaca, yaitu kita sebagai pendidik generasi bangsa harus
menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali dapat dilakukan salah satunya dengan
cara mempelajari mempelajari makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita kedepannya. Amin

DAFTAR PUSTAKA
http://rifqi-alfinfebrian.blogspot.com/2012/11/makalah-hubungan-motif-motivasidan.html
http://cindradoankymailcom.blogspot.com/2010/07/makalah-psikologi-motiv-danmotivasi.html
https://www.google.com/search?newwindow=1&client=firefoxa&hs=cgE&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=konflik+need+goal+dan+motivasi&oq=konflik%2C+need
%2C+&gs_l=serp.1.0.0.1013511.1029461.0.1032306.54.19.0.2.2.0.585.5030.0j5j1j2j4j3.15.0....
0...1c.1.32.serp..42.12.2709.rSLnKDqPimU