P E N T I N G N Y A P E N G G U N A A N M E T O D E K A L K U L AS I BIAYA L A N G S U N G SEBAGAI PENGHASIL INFORMASI BAGI M A N A J E M E N DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK P A D A PT."X" DI S U R A B A Y A

  S K R I P S I AGUS TONY POPUTRA PENTINGNYA PENGGUNAAN METODE KALKULASI BIAYA LANGSUNG SEBAGAI PENGHASIL INFORMASI BAGI MANAJEMEN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT. T DI SURABAYA s m M 1 L 1 K.

  PEKruo. AivAAIN

  ’U N I V f c K S l T A S A i K L A M O ^

  S U R A B A Y A

  b FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A

  

1991

  P E N T I N G N Y A P E N G G U N A A N M E T O D E K AL KUL AS I BIAYA L A N G S U N G SEBAGAI PENGHASIL INFORMASI BAGI M A N A J E M E N D A L A M P E N E T A P A N H A R G A JU A L P R O D U K P A D A PT."X" DI S U R A B A Y A

  DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI DIAJUKAN OLEH AGUS TONY POPUTRA No. Pokok : 048943009 KEPADA FAKULTAS EKONOMI UN1VERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1991

  S K R I P S I PENTINGNYA PENGGUNAAN METODE KALKULASI BIAYA LANGSUNG SEBAGAI PENGHASIL INFORMASI BAGI MANAJEMEN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT. "X" DI SURABAYA DIAJUKAN OLEH : AGUS TONY POPUTRA No. Pokok : 048943009 TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH DOSEN PEMBIMBING, DRS . EC. J. MALONDA. AK TANGGAL. .'4.'. KETUA JURUSAN,

  / 3 ' //-

  DRS. P. W T GNJ OH AR TO JO .A K TA NG GA L Kupersembahkan untuk yang kucintai - Papa ( a i m . ) dan Mama.

  • - Femmy dan Tassya. - - Kakak kakakku : R o b e r t , Herman, l u k a s > J o h a n n e s , Hedwiq (a l m h .), P a u l u s , Agnes dan Maria Margaretha. - Seluruh keluargaku.

  Motto : "Cogito ergo sum." Aku berpikir maka aku ada ( Descartes )

  KATA PENGANTAR

  Puji dan syukut kepada Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat m enyelesaikan penulisan skripsi ini. Puji dan syukur pula kepada Bunda Maria atas perantaraan doanya. Adapun maksud penulisan ini adalah sebagai prasyarat untuk nemperoleh gelar sarjana akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

  1. Bapak Drs. E c . J. Malonda, Ak atas uirjfcingannya selama penulisan skripsi ini serta segala bantuan yang telah diberikan.

  2 Bapak Drs. E c . S. Abip ra ja selaku Dekan Fakultas Ekonoini Universitas Airlangga.

  3. Bapak Drs. P. W i ^n jo h ar t oj o , Ak selaku Ketua Juirusan Altuntanci dan Dosen Wall penulis atas segala bantuan dau dorongan bagi pfcnuliu oelama menjalankan, studi di Surabaya.

  4. Bapak Drs. E c ♦ Henky Supit, Ak, Bapak Drs. Arsono

  iii

  Laksmana, Ak, Ibu Dra. Lindawati Gani, Ak serta seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya dan Fakultas Ekonomi Unsrat Manado atas bimbingan yang diberikan kepada penuiis selama studi.

  5. Papa (aim.), Mama, Istri, Anak, Kakak-kakak serta seluruh keluargaku dan tak lupa untuk Om San sekeluarga atas segala kasih yang diberikan selama ini kepada penuiis.

  6. Dra. Meita Supit, Ak serta seluruh staf Kantor Akuntan Publik Drs. Johan, Malonda dan Rekan di Surabaya. Dan tak lupa untuk teman-teman yang setia .Sonny, Stanly, Anne, Meity, Linda, A d e , Denny, Nita, Erlin, Since, Lintje, James serta rekan-rekan di Karang Menjangan 35 dan seluruh sahabat yang tak dapat penuiis kemukakan satu per s a t u . Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas semua budi baik itu. Penuiis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran da?i pembaca merupakan masukkan yang berharga bagi penuiis.

  Akhir kata penuiis berharap semoga penulisan ini bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan referensi. Surabaya, 3 Oktober 1991 P e n u i i s

  D A F T A R

  I S I Hal.

  Halaman Judul i Halaman Persetujuan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi vi Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii Intisari ( Abstraksi ) xiv

  BAB X : PENDAHULUAN

  1 X . Latar Belakang Masalah

  1

  2. Perumusan Masalah

  4

  3. Tujuan Penelitian

  5

  4. Manfaat penelitian

  5

  5. Sistematika Skripsi

  6 BAB

  II : Tinjauan Pustaka

  8

  1. Landasan Teori

  8

  1.1 Harga jual produk

  8

  1.1.1 Pentingnya penetapan harga jual

  8 produk

  vi

  1.1.2 Dasar penetapan harga jual

  9

  1.2 Manfaat informasi biaya bagi

  12 manajemen

  1.3 Sumber informasi biaya

  14 1*4 Pengertian biaya tetap dan biaya

  15 variabel

  1.5 Manfaat pemisahan biaya tetap dan

  17 biaya variabel

  1.6 Perbandingan metode kalkulasi biaya

  18 langsung dan absorpsi

  1.6.1 Perbedaan metode kalkulasi biaya

  18 absorpsi dengan langsung ditinjau dari sudut penentuan harga pokok produk

  1.6.2 Perbedaan metode kalkulasi biaya

  22 ditinjau dari sudut penyajian laporan rugi laba

  1.6.3 Keuntungan dan kelemahan metode

  25 kalkulasi biaya absorpsi

  1.6.4 Keuntungan dan kelemahan metode

  29 kalkulasi biaya langsung

  1.7 Analisis biaya-volurae-laba

  33

  vii

  1.7.1 Pentingnya analisis biaya-volume

  33 laba

  1.7.2 Tehnik analisis biaya-vo lu me -l ab a

  33

  1.7.3 Asumsi-asumsi yang membatasi ana-

  36 lisis biaya-volume-laba

  1.7.4 Tehnik analisis titik impas untuk

  38 metode kalkulasi biaya absorpsi

  1.8 Metode least squares dan korelasi

  39

  1.8.1 Metode least squares

  39

  1.8.2 Metode korelasi

  40

  2. Hipotesis

  41

  3. Metode Penelitian

  41

  3.1 Defenisi operasional

  41

  3.2 Identifikasi variabel

  42

  3.3 Jenis dan sumber data

  43

  3.4 Ptoses pengumpulan data

  43 BAB III : ANALISIS

  45

  1. Gambaran Umum Perusahaan

  45

  1.1 Riwayat singkat PT. "X"

  45

  1.2 Gambaran perkembangan usaha P T . MX"

  45

  1.3 Struktur organisasi PT. "X"

  46

  1.4 Hasil produksi

  47

  

viii

  1.5 Proses produksi

  47

  1.6 Bahan baku dan bahan bakar

  51

  1.7 Sistem akuntansi dan pelaporan

  52 man aj em en

  1.8 Pemasaran produk

  54

  1.9 Cara penet ap an harga jual

  54

  2. Pembahasan

  55

  2.1 Anal is is terhadap cara penet ap an

  57 harga jual yang dibuat perusahaan

  2.2 Anal is is terhadap produk perusaha-

  59 an dan cara penetapan harga jual yang baik

  2.3 Peng gu na an metode kalkulasi biaya

  61

  2.4 Anal is is perilaku biaya

  62

  2.4.1 B ia ya variabel bahan baku

  64

  2.4.2 Biaya tenaga kerja langsung

  67

  2.4.3 Biaya tidak langsung pa brik

  67

  2.4.4 Biaya variabel bagian jasa

  70

  2.4.5 Biaya pemasaran, administrasi

  70 dan umum

  2.5 Perhi tu nga n biaya variabel per unit 72 d$n total biaya tetap

  

ix

  2.6 Penentuan harga jual rutin berdasar- 72 kan metode kalkulasi biaya langsung

  2.7 Penggunaan metode kalkulasi biaya

  74 langsung untuk pengambilan keputus­ an mengenai harga pada situasi k hu ­ sus dan jangka pendek

  2.8 Bentuk informasi yang dihasilkan

  75 metode kalkulasi biaya langsung

  2.9 Komparasi antara metode kalkulasi

  76 biaya langsung dengan metode kalku­ lasi biaya yang dibuat yang dibuat perusahaan dan pembuktian hipotesa BAB

  IV : KESIMPULAN DAN SARAN

  78

  1. Kesimpulan

  78

  2. Saran

  82 DAFTAR PUSTAKA

  83 LAMPIRAN

  85

  x

  

DAFTAR TABEL

  7. KEBUTUHAN BEKLEED PER UNIT OUTPUT

  73

  11. PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL TETAP PER BULAN

  73

  10. JUMLAH BIAYA VARIABEL PER UNIT OUTPUT

  68

  9. BIAYA TIDAK LANGSUNG PABRIK TETAP

  68

  8. BIAYA VARIABEL T ENAGA KERJA LANGSUNG

  66

  65

  1. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE

  6. BIAYA BAHAN BAKU CAT PER UNIT OUTPUT

  56 Hal. PRODUK PADA PT. MX"

  5. PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PENETAPAN HARGA JUAL

  26 DAN SERAPAN DALAM PERHITUNGAN RUGI LABA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 19-1

  4. PERBANDINGAN SISTEM HARGA POKOK LANGSUNG

  23 TETAP ANTARA METODE PENETAPAN HARGA POKOK LANGSUNG/VARIABEL DENGAN METODE SERAPAN

  3. PERBEDAAN PERLAKUAN ATAS BIAYA OVERHEAD

  21 METODE VARIABLE COSTING

  2. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK MENURUT

  19 FULL COSTING

  xi DAFTAR GAMBAR

  1. GRAFIK BIAYA- VO LU ME -L ABA

  37

  48

  3. URUTAN PROSES PRODUKSI

  50 Hal.

  xii D AFTAR LAMPIRAN

  1. BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG SEKSI PERAKITAN AWAL DI LUAR BIAYA PENYUSUTAN DAN GAJI KEPALA SEKSI TAHUN 1990.

  2. BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG SEKSI PERAKITAN METAL A KHIR DI LUAR BIAYA PENYUSUTAN DAN GAJI KEPALA SEKSI TAHUN 1990.

  3. BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG SEKSI PENGECATAN DI LUAR BIAYA PENYUSUTAN DAN GAJI KEPALA SEKSI TAHUN 1990.

  4. BIAYA PABRIK T A K LANGSUNG SEKSI PERLENGKAPAN DI LUAR BIAYA PENYUSUTAN DAN GAJI KEPALA SEKSI TAHUN 1990.

  5. BIAYA BAGIAN JASA TAHUN 1990.

  6. BIAYA PEMASARAN, ADMINISTRASI DAN UMUM TAHUN 1990.

  xiii INTISARI ( ABSTRAKSI )

  Pada perusahaan yang profit oriented, laba merupakan salah Satu sasaran yang ingin dicapai. Untuk pencapaian sasaran tersebut setiap perusahaan menerapkan strateginya m a s i n g - m a s i n g . Salah satu strategi yang dibuat adalah strategi mengenai harga j u a l . Harga jual produk perlu mendapat perhatian sebab harga jual pada umumnya berkaitan langsung dengan permintaan yang mana pada akhirnya akan mempengaruhi sasaran laba perusahaan. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu harga jual yang wajar bagi produk p er us a h a a n . Agar dapat menetapkan suatu harga jual yang wajar bagi perusahaan dibutuhkan informasi yang cukup mengenai biaya-biaya perusahaan di samping informasi mengenai harga jual pesaing. Untuk menghasilkan suatu informasi biaya yang baik dibutuhkan metode kalkulasi biaya yang baik pula yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang ada. Hasil penelitian pada PT. "X" menunjukkan bahwa

  

xiv

  metode kalkulasi biaya langsung atau direct costing dapat memberikan informasi biaya yang lebih untuk penetapan harga jual produk sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut.

  

xv

  B A B

  1 M I L I K PENDAHULUAN

  P E R P U S T A K A A N

  • U N I V h K S l T A S A 4 R L A N G U A

  S U R A B A Y A

  1. Latar Belakang Masalah Iklim dunia usaha di Indonesia akhir-akhir ini terasa semakin kompetatif. Persaingan terjadi baik di antara pe rusahaan-perusahaan nasional yang ada maupun antara perusahaan nasional dengan perus ah aa n multi* nasional. Hal ini ditandai dengan bermunculannya berbagai perusahaan pada berbagai selctor yang merupakan tindak lanjut dari serangkaian paket deregulasi yang dikeluarkan pemerintah akhir-akhir i n i . Untuk mengantisipasi situasi demikian, para pengambil keputusan pada setiap perus ah aa n akan menyusun strateginya masing-masing yaitu serangkaian rencana yang terpadu, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis peru sa ha an dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Dimana dalam hal ini strategi merupakan

  2 kerangka acuan bagi perusa ha an dalam bertindak.

  Selanjutnya dari rencana yang terpadu i n i , disusunlah kebijakan yakni "aturan atau seperangkat aturan yang luas dan yang menuntun dan mengarahkan tindakan-tindakan da lam organisasi."^ Salah satu diantara kebijakan yang dibuat perusahaan adalah kebijakan mengenai harga jual produk. Dalam perusahaan yang profit o ri ented,harga jual produk merupakan masalah yang penting. Dari harga jual yang ditetapkan diharapkan p ada akhirnya akan mendatangkan pendapatan yang cukup bagi perusahaan yang dapat menutup biaya-biaya yang telah dibebankan serta memberikan kontribusi laba yang memadai untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Faktor-faktor yang mendasari pertimbangan mengenai harga jual pr oduk biasanya sebagai berikut : - Harga jual pesaing untuk produk sejenis. - Biaya-biaya yang dikeluarkan u nt u k meraproduksi Robert N. Anthony , John Dear de n dan Norton M. B e d f o r d , Sistem Pengendalian Mana.iemen. Edisi k e i i m a , Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987, h a l . 4.

  3

  produk tersebut serta biaya-biaya operasi lainnya untuk menjalankan perusahaan. - Harga atas permintaan langganan. Pada rata-rata perusahaan dua faktor yang disebutkan terdahulu yang lebih iazim dipakai. Sedangkan untuk kebanyakan perusahaan di Indonesia, faktor harga jual pesaing lebih dominan dan sedikit didukung oleh taksiran biaya yang banyak kali tidaklah representatif atau dengan kata lain adanya varians yang besar antara taksiran biaya dengan realisas in ya . Salah satu penyebab terjadinya situasi ini adalah kekurangmampuan metode kalkulasi biaya yang digunakan perusahaan untuk m anghasilkan informasi yang akurat dan siap pakai bagi manajemen untuk membuat keputusan yang terbaik. Pada literatur yang ada d alam disiplin akuntansi manajemen terdapafc suatu metode kalkulasi biaya yang biasa juga diterapkan dalam praktek yaitu metode kalkulasi biaya langsung. Metode ini memisahkan secara tegas antara biaya variabel dan biaya tetap yang terjadi dalam operasi perusahaan. Pemakaian metode ini

  banyak membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang membutuhkan pertimbangan biaya secara lebih akurat dan lebih cepat sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada.

  2. Perumusan Masalah PT "X" adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis karoseri mobil. Bisnis ini termasuk dalam bisnis yang mengalami persaingan yang cukup tinggi. Dengan keadaan demik ia n faktor harga jual merupakan salah satu pertimbangan penting dalam penetrasi pasar. Untuk memperoleh suatu harga jual yang dapat menempatkan perusahaan pada posisi bersaing diperlukan informasi mengenai biaya-biaya perusahaan di samping informasi mengenai harga jual pesaing. Dalam kondisi biaya-biaya yang berubah saat ini kebutuhan akan informasi biaya yang akurat dan baik merupakan suatu kebutuhan yang mendasar untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan informasi biaya. Permasalahannya adalah metode manakah yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan ini secara lebih memuaskan.

  3. Tujuan Pe nelitian Tujuan dari pa da penelitian ini a da la h untuk : - Memperoleh gambaran mengenai metode kalkulasi biaya yang diterapkan oleh perusahaan. - Memperoleh gambaran tentang pr os e s pengambilan keputusan mengenai harga jual produk. - M em perlihatkan mengenai p e n t i n g m y a penggunaan metode kalkulasi biaya langsung d a l a m membantu manajemen dalam penetapan harga jual produk.

  4. Manfaat Pe nel it ia n Manfaat yang diharapkan dari p en el it i an ini adalah : - Penulis mengharapkan agar apa yang d i h a s i lk an dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan p e r ti m b a n g a n bagi para pengambil keputusan pada PT "X" d a l a m menerapkan metode kalkulasi biayanya untuk p e n e n t u a n harga jual. Memberikan kesempatan bagi penulis u n t u k menerapkan teori yang telah diperoleh selama masa kuliah ke dalam praktek yang nyata. Kiranya hasil penelitian ini d ap at berguna bagi pembaca yang membut uh ka nn ya sebagai b a h a n referensi.

  5. Sisteraatika Skripsi Sistematika skripsi ini disusun dalam urut-urutan penu li sa n sebagai berikut : B A B I : Pendahuluan

  Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneli ti an serta sistematika s k r i p s i . B A B II : Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai landasan teori yang memuat mengenai pentingnya harga jual, manfaat informasi biaya, perbandingan antara metode full costing dan direct costing, tehnik analisis biaya-volume laba serta analisis regresi dan korelasi. Bab ini pula memuat mengenai hipotesa kerja dan metode penelitian yang d i g u n a k a n . B A B III : Analisis Bab ini dibagi atas dua bagian, yaitu :

  1. Gamba ra n umum hasil penelitian yang

  6

  berisi garis besar sejarah perusahaan dan struktur organisasi PT "X” , gambaran perkembangan usaha, hasil produksi, proses produksi, cara pemasaran, sistem akuntansi dan pelaporan manajemen serta cara penentuan harga jual.

  2. Pembahasan yang menjelaskan tentang pendekatan-pendekatan yang d ilakukan dalam pengumpulan data, pe nyesuaian data untuk keperluan pembahasan dan diakhiri dengan penerapan konsep yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya Kesimpulan dan Saran

  Bab ini merupakan penutup dari keseluruhan pembahasan yang berisikan garis besar dari pembahasan yang telah dibuat serta saran-saran perbaikan bagi manajemen di masa mendatang.’

  B A B

  II TINJAUAN PUSTAKA

  1. Landasan Tepri

  1.1 Harga .iual produk 1.1.1 Pentingnya peneta pa n harga iual p r o d u k . Suatu perusahaan yang mau memperluas . pasar ataupun m empertahankannya perlu menerapkan suatu bauran pemasaran yang baik karena bauran pemasaran merupakan integrasi dari variabel-variabel pemasaran yang berguna dalam p en jualan.Sebagaimana didefinisikan oleh Philip Kotler bahwa, "bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat p enjualan yang diinginkan dalam pasar

  2

  sasaran." Dimana variabel-variabel dalam bauran pemasaran itu terdiri dari :" P r o d u c t , selling p r i c e , „ 3 place and promotion. Philip Kotler, Manajemen P e m a s a r a n . A n a l i s i s . Perencanaan d^n ' P en g e n d a l i a n . Edisi____ k e l i m a . T e r j e m a h a n , Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987 , h a l . 98.

  8

  Berdasarkan penjelasan Me. Carthy di atas, harga jual atau selling price merupakan salah satu variabel penting dalam bauran pemasaran yang dapat digunakan untuk mengejar tingkat penjualan serta menciptakan kesuksesan bagi perusahaan .

  1.1.2 Dasar penetapan____ harga .jual. Dalam menetapkan harga jual produk terdapat beberapa dasar yang dapat dijadikan kerangka acuan yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Dalam buku Politik Pemasaran, Radiosunu menyatakan bahwa terdapat tiga dasar untuk menetapkan harga jual yaitu "penetapan harga jual yang didasarkan atas biaya, penetapan harga jual yang didasarkan atas permintaan, dan penentuan

  4 harga yang didasarkan atas p e r s a i n g a n ." Penjelasan atas hal ini adalah sebagai berikut : i. Penetapan harga jual yang didasarkan biaya. Dalam penetapan harga semacam ini unsur biaya merupakan pertimbangan penting. Harga jual yang didasarkan pada biaya antara lain adalah : Radiosunu, Politik P e m a s a r a n , Edisi 1 , Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1987, hal. 45.

  • - Mark-up pricing ; Harga jual ditetapkan dengan cara menambahkan prosentase tertentu pada biaya satuan. Tehnik ini biasanya diimpLementasikan oleh pedagang pengecer atau pun oleh perusahaan yang memiliki product differertciation yang kuat. - Cost-plus pricing ; Harga jual ditetapkan dengan menambahkan prosentase tertentu pada total biaya produksi. Cara ini biasanya diterapkan untuk pekerjaan pekerjaan yang tidak bersifat rutin seperti pekerjaan kontraktor untuk pembangunan jangka panjang dimana sebab adanya kelemahan dalam memprediksi variabel variabel yang terkait. - Target pricing ; Cara yang dilakukan adalah dengan berusaha menetapkan harga jual yang akan menghasilkan target rate of return tertentu atas biaya totalnya pada standar volume yang diperkirakan. Target rate of return dapat berUpa pengembalian atas investasi yang dikenal dengan istilah ROI ( return on investment ). Cara ini didasarkan pada pemikiran jangka panjang aebagaimana dikemukakan oleh Robert S. Kaplan bahwa "over the long run$the firm needs to price its product so that it can recover all organization costs and

  obtain*an adquate return on invested capital. Pada cara ini yang dipertimbangkan adalah total biaya tidak s e mat a- mata biaya produksi saja dimana prosedur penetapan harga jual ini dapat dije.laskan dengan perantaraan suatu break even c h a r t . Aplikasi dari cara ini sangat baik untuk perusahaan yang menghasilkan produk tunggal atau perusahaan yang menghasilkan beberapa produk yang mempunyai kejelasan besarnya investasi masing - masing serta alokasi biaya yang baik antar produk tersebut.

  b. Penetapan harga jual yang didasarkan atas p e r m i n ta an .Dalam hal ini, meskipun biaya satuan adalah sajna, namun harga ditetapkan tinggi bila permintaan sangat kuat dan harga ditetapkan rendah bila permintaannya lemah.

  c. Penentuan harga jual yang didasarkan atas persaingan. Perusahaan yang menetapkan harga jualnya atas dasar harga jual saingannya di mana dapat menetapkan harga sedikit lebih tinggi atau lebih

  11 ,.5

  Robert S. Kaplan and Anthony A. Atkinson, Advanced Management A c c o u n t i n g , Second E d i t i o n , Prentice Hall International, New Jersey, 1989, page 188.

  M 1 L 1 K . P E R F U 5 1 A K A A N " U N I V E R S I T A S A i K L A N G G A "

  S U R A B A Y A rendah dari harga jual saingan.

  1.2 Manfaat: informasi biaya bagi mana.iemen Sebelum menge ten ga hk an tentang manfaat daripada informasi biaya bagi manajemen perlulah diketahui pengertian mengenai informasi biaya itu sendiri. Informasi biaya terdiri dari dua kata yaitu informasi dan biaya. Menurut Barry E. Cushing yang diterjemahkan oleh Ruchat Kosasih, "informasi diartikan sebagai output pengolahan data yang yang diorganisir dan ..6 berguna bagi orang yang menerimanya. Selanjutnya Gordon

  B. Davis mendefin is ik an informasi sebagai berikut :11 Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

  7 m e n d a t a n g ." Sedangkan biaya diartikan oleh Robert N. Anthony sebagai "cost is a measurement in monetary Barry E. Cushing, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi P e r u s a h a a n . Edisi k e t i g a . Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1983, hal. 11.

  7 Gordon B. Davis, Kerangka Pasar Sistem Informasi Mana.iemen. Seri Manajemen no. 90-A, Terjemahan,

  IPPM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1987, Bagian I, hal. 29.

  term, of the amount of resources used for some

  ,,8 p u r p o s e .

  Jadi dari p en ge rtian-pengertian yang ada mengenai informasi dan biaya dapatlah disimpulkan bahwa informasi biaya adalah data-data yang bersifat keuangan mengenai pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada d alam perusahaan yang telah diolah dalam bentuk yang berarti yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Manfaat-manfaat yang diberikan oleh informasi biaya bagi manajemen adalah sebagai berikut :

  a. Perencanaan yang meliputi perencanaan biaya, laba, volume penjualan dan harga jual.

  b. Pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi.

  c. Penentuan nilai persediaan akhir dan barang dalam p r o s e s . Karena informasi biaya ini penting dalam perencanaan dan pengendalian bagi manajemen maka diperiukan pengolahan data biaya secara baik sehingga

  13 Robert N. Anthony and James S. R e e c e ,A c c o u n t i n g :

  Text and C a s e s , Eighth E d i t i o n . Richard D. Irwin I n c .,1 1 1 i n o i s , 1989, page 578.

  informasi yang dihasilkan tidak menyesatkan pihak m a n a j e m e n .

  14

  1.3 Sumber informasi biaya Informasi biaya dihasilkan oleh suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi biaya. Sistem ini merupakari bagian dari sistem akuntansi yang m enekankan pada biaya. Menurut Barry E. Chusing, pengertian sistem informasi akuntansi adalah " Sekumpulan manusia dan sumber-sumber modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk penyiapan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari

  9 pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Sedangkan menurut Joseph W. Wilkinson, sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai : An intergrated framework within a firm that employs physical resources to transform economic data into financial information for : 1. Operating and managing the firm*s activities.

  2. Reporting^Jhe firm's achivements to interested p a r t i e s ." Barry E. Cushing, o p c i t . . hal. 17 ^Joseph W. Wilkinson, Accounting Information

  15 Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi biaya

  merupakan produk daripada suatu kerangka kerja terpadu dari departemen akuntansi yang mentra ns fo rm as ik an data biaya menjadi informasi untuk m en g op er asi ka n dan memanajemen kqgiatan perusahaan. Dan kerangka kerja yang ada merupakan kumpulan dari prosedur, tehnik, aturan dan juga metode yang t ermasuk di dalamnya metode kalkulasi biaya.

  1.4 Pengertian biaya tetap dan biaya variabel Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan menurut sifatnya dapat dibagi dalam dua kategori utama yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Pada banyak literatur disebutkan pula biaya s e m i v a r i a b e l , biaya campuran dan biaya semitetap, akan tetapi pada d as ar n ya semua jenis biaya tersebut merupakan perpaduan dari dua biaya utama tersebut . Horngren dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Akuntansi Manajemen memberikan penge rt ia n mengenai biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut : System r Essential Concept and A p p l i c a t i o n s , John Wiley and Son, Inc., 1989, page 4.

  16 Biaya variabel adalah biaya yang seragara per unit

  tetapi totalnya b e r f l u k t u a s i , berbanding langsung dengan jumlah keg iatan atau volume yang b e r s a n g k u t a n . Biaya tetap adalah biaya yang totalnya tidak berubah tetapi per unitnya semakin kecil jika volumenya semakin bertambah. Sedangkan menurut Cashin pengertian biaya tetap dan biaya variabel adalah sebagai berikut : Biaya tetap adalah biaya dimana total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu, sedangkan biaya per-unit berubah menurut outputnya. Sebaliknya biaya variabel adalah biaya d imana total biaya cenderung berubah sesuai dengan perubahan volume a t a i ^ h a s i l , sedangkan biaya per unit tidak be r ub ah . ” Dari definisi-definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri variabel dan tetap itu berkaitan dengan jumlah rupiah total dan bukan dengan jumlah rupiah per unit. Untuk biaya tetap hanya akan tetap dalam kaitannya dengan suatu periode tertentu dan atau serangkaian aktivitas tertentu yang ruang lingkupnya cukup luas yang disebut rentang relevan. Charles T. Horngren, Pengantar Akuntansi Mana.iemen» Edisi k e e n a m . bagian 1, terjemahan, Erlangga, Jakarta, Hal. 32.

  12 James

  A. Cashin dan Ralph S. Polimeni, Akuntansi B i a v a . Edisi p e r t a m a , Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 1986, Hal. 27

  1.5 Manfaat pemisahan biaya tetap dan biaya variabel

  17 Pemisahan biaya berdasarkan perilakunya yaitu atas tetap dan variabel pada hakekatnya cukup sukar.

  Kesukarannya adalah menentukan secara tepat besarnya masing-masing biaya tersebut. Akan tetapi ilmu akuntansi adalah merupakan suatu seni maka kebenaran mutlak bukanlah tuntutan di sini melainkan suatu kebenaran yang mendekati atau obyektivitas yang mendekati. Dengan demikian pemisahan ini dapat d i m u n g k i n k a n . Di samping itu pemisahan biaya tersebut di atas memberikan banyak manfaat bagi manajemen dalam mengoperasikan perusahaannya sebagaimana diungkapkan Matz-Usry, yaitu :

  1. Analisis penetapan biaya langsung dan margin k o n t r i b u s i .

  2. Analisis profitabilitas pemasaran per wilayah, produk dan pelanggan.

  3. Analisis titik impas dan volume-biaya-laba.

  4. Analisis biaya diferensial dan komparatif.

  5. Maksimisasi laba jangka pendek dan keperluan minimisasi biaya. ^ 6. Keputusan penganggaran modal. Matz-Usry, Akuntansi Biaya : Perencanaan dan P e n g e n d a l i a n . ffdisi k e d e l a p a n . Terjemahan, Erlangga, Jakarta, Hal. 81.

  18

  1.6 Perbandingan metode kalkulasi biaya langsung dan absorps i Baik metode kalkulasi biaya langsung maupun absorpsi merupakan metode penentuan harga pokok produk. Perbedaan pokok yang ada di antara kedua kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap ini akan mempunyai akibat pada : a. Perhitungan harga pokok produk.

  b. Penyajian Laporan Rugi Laba.

  1.6.1 Perbedaan fnetode kalkulasi biaya absorpsi dengan langsung ditin.ifiu dari sudut penentuan harga pokok produk. Kalkulasi biaya absorpsi merupakan metode penentuan harga pokok yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok produk menurut metode absorpsi dapat dilihat pada tabel 1. Pada tabel 1 irii terlihat bahwa biaya overhead pabrik baik variabel maupun tetap dimasukkan ke dalam harga pokok produk. Pembebanan ini didasarkan pada

  19 TABEL 1

  PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE FULL COSTING Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga Kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Harga Pokok Produk Rp xxx Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biava Untuk Mana.iemen. Edisi k e e m p a t , Penerbit B .P .F .E .,Y o g y a k a r t a , 1986. biaya sesungguhnya atau atas dasar tarip yang ditentukan di muka pada kapasitas n o r m a l . Sehingga seolah-olah biaya overhead pabrik tetap berperilaku sebagai biaya variabel. Keadaan ini mengakibatkan para manajer cenderung menetapkan suatu tarip gabungan dari kedua jenis biaya overhead ini yang pada akhirnya memperkabur sifat darip ad a biaya overhead tetap. TendensL seperti ini dikemukakan oleh Horngren dengan menyatakan bahwa "biaya-biaya sering tidak digolongkan sebagai tetap atau variabel dalam laporan sistem harga pokok serapan meskipun penggolongan semacam ini

  mungkin." Apabila biaya overhead pabrik dibebankan kepada p roduk didasarkan atas tarip yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal akan menimbulkan kelebihan atau kekurangan pembebanan overhead pabrik seandainya biaya overhead sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan tersebut. Faktor penyebabnya terletak pada overhead pabrik tetap yang dikenal volumn Variances. Jika semua produk yang dihasilkan selama periode tersebut belum laku dijual maka selisih ini dapat dikurangi ataupun ditambahkan pada harga pokok produk yang masih dalam persediaan baik berupa barang dalam proses ataupun barang jadi. Tetapi apabila dalam suatu periode tidak terjadi pembebanan lebih atau kurang maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan rugi laba sebelum produk laku dijual. Sebaliknya dalam metode kalkulasi biaya langsung, harga pokok produk hanya terdiri dari biaya-biaya produksi variabel saja. Harga pokok produk menurut Charles T. Horngr en and George Foster, Akuntansi Biava : Suatu Pendekatan M a n a g e r i a l . Edisi k e e n a m . Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 1988, Hal. 271.

  21 metode ini dapat dilihat pada tabel 2.

  TABEL 2 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK MENURUT METODE VARIABLE COSTING Biaya bahan baku variabel Rp xxx Biaya tenaga kerja variabel xxx Biaya overh ea d pabrik variabel xxx Harga pokok produk Rp xxx Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya untuk Manajemen, Ediai keempat, B.P.F.E., Yogyakarta, 1986 Di d al a m metode kalkulasi biaya langsung, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periode dan bukan sebagai harga pokok produk sehingga seluruh biaya overhead tetap dibebankan sebagai biaya di dalam periode dimana overhead pabrik itu terjadi tanpa melihat kepada produk yang belum laku terjual. Metode absorpsi menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk tersebut laku terjual. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi masih d i a n g ga p sebagai aktiva/persediaan sebelum produk tersebut terjual. Sebaliknya metode kalkulasi

  22

  biaya langsung tidak menyetujui penundaan pembebanan biaya overhead pabrik tetap tersebut atau dengan kata lain tidak menyetujui pembebanan biaya overhead tetap pada produk. Alasan penundaan biaya tetap sebenarnya kurang dapat diterima karena penundaan itu hanya bermanfaat apabila dengan penundaan itu diharapkan dalam periode mendatang dapat dihindari terjadinya biaya yang sama. Sedangkan diketahui bahwa biaya overhead pabrik tetap merupakan biaya yang tidak berubah dalam hubungannya dengan perubahan volume di dalam jangka pendek. Dengan kata lain biaya tetap itu merupakan fungsi waktu bukan merupakan fung$i produksi. Ada atau tidak ada produksi biaya ini tetap terjadi. Tabel 3 akan memperlihatkan perbedaan kedua metode ini dalam akuntansi.

  1.6.2 Perbedaan metode kalkulasi biava ditin.iau dari audut penya.iian laporan rugi laba, Ditinjau dari sudut penyajian laporan rugi laba , perbedaan pokok dari kedua metode kalkulasi ini terletak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan di dalam laporan rugi laba tersebut. Laporan rugi laba yang disusun

  M I L i K.

  P f c R ^ U S 1 A K . A A N

  • U N I V L K S I T A S A l R L A i N U u A ’

  S U R A B A Y A

  23 TABEL 3

  PERBEDAAN

PERLAKUAN ATAS BIAYA OVERHEAD TETAP ANTARA METODE PENETAPAN HARGA POKOK LANG5UNG/VARIABEL OENGAN METODE SERAPAN

  H A R U S O I P E R T A N G G U N C r S U K K A N K E B E B A N O A L A M P A B R I K T E T A P Y A N G B I A Y A Y A N G D I M A * B I A Y A O V E R H E A D P O K O K V A R I A B E L - J AW A B K A N P E R S E D I A A N 1 9 -1

P E N E T A P A N H A R G A

R p 2 ,2 0 0 .0 0 0 t w n p o s e t o p a i b ia y a p e r i o d . j R p 2 . 2 0 0 .0 0 0 □ I A Y A O V E R H E A D P O K O K S E R A P A N -

P E N E T A P A N H A R G A

H A R U S O I P E f t T A N G G U N G - S U K K A N K E BE BAM D A L A M P A 3 R I K T E T A P Y A N G B I A Y A Y A N G D I M A - J A WAB K AN P E R S E D I A A N 1 9 -1

  2^^200^000 ■ ■ — »■ Tambabnn fee persediaan

1.100 x Rp 2.000 - Rp 2.200.000

Harga pokok penjualan

  1.000 x Rp 2.000 - Rp 2.000.000— «-Rp 2.000.000 Persedis.in akhir:

100 x Rp Z000 - Rp 200.000

  Sumber : Charles T. Horngren dan-George Foster, Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan Manajerial, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta,1908, Hal. 267.

  dengan metode kalkulasi biaya absorpsi berfokus pada penyajian elemen-elemen biaya sesuai hubungannya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan ( functional-cost classification ), yaitu fungsi produksi, pemasaran, administrasi dan umum. Di lain pihak laporan rugi laba menurut metode kalkulasi biaya langsung lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan ( cost behavior classification ). Dalam laporan rugi laba metode ini, biaya tetap disajikan dalam satu kelompok tersendiri yang harus ditutup dari margin kontribusi yang diperoleh perusahaan sebelum timbul laba bersih. Dengan pengelompokan biaya tetap menjadi satu kelompok t e r s e nd ir i , manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap ini dan m en g aw as in ya baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Pada umumnya dikatakan bahwa apabila produksi yang dihasilkan lebih besar darip ad a penjualan maka metode kalkulasi biaya absorpsi akan memperlihatkan laba lebih besar daripada metode kalkulasi biaya langsung. Sebaliknya apabila produksi lebih kecil dari

  25

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

H U B U N G A N T I N G K A T P E N G E T A H U A N I B U T E N T A N G D A M P A K K E C E L A K A A N P A D A B A L I T A D I R U M A H D E N G A N T I N D A K A N P E N C E G A H A N K E C E L A K A A N D I W I L A Y A H P O S Y A N D U A L A M A N D A

0 4 19

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

KEBERADAAN MODAL SOSIAL DAN STRATEGI P E N G E M B A N G A N T E R H A D A P P E N G E L O L A A N D A N A P U A P K E C A M A T A N U M B U L S A R I K A B U P A T E N J E M B E R

0 3 204

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10