GEOGRAFI TRANSPORTASI GEL 3317 ANGKUTAN

GEOGRAFI TRANSPORTASI
(GEL 3317)
TUGAS CRITICAL REVIEW

ANGKUTAN MASSAL SEBAGAI ALTERNATIF PERSOALAN
KEMACETAN LALU LINTAS KOTA SURABAYA

DISUSUN OLEH :
ANDI SASHA DANIELLA

14/364996/GE/07767

DOSEN PENGAMPU :
Sri Rum Giyarsih, Dr., S.Si., M.Si.

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

CRITICAL REVIEW JURNAL

Judul jurnal : Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu
Lintas Kota Surabaya
Halaman

: 1 – 14

Tahun

: 2015

Penulis

: Anas Tahir

Reviewer

: Andi Sasha Daniella (14/364996/GE/07767)

Tanggal


: 12 Agustus 2016

I. PENDAHULUAN
Persoalan transportasi merupakan suatu persoalan yang cukup memprihatinkan
khususnya dalam memecahkan masalah angkutan umum yang berkaitan erat
dengan kemacetan lalu lintas di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Persoalan tersebut lebih dipersulit lagi dengan adanya persepsi bahwa pengambilan
kebijakan sistem transportasi perkotaan lebih cenderung memihak kepada salah
satu pihak yaitu pengguna angkutan pribadi dengan mengabaikan kepentingan
masyarakat yang sebagian besar sebagai pengguna angkutan umum.
Berbagai alasan dan komentar seperti tidak nyaman, waktu tempuh perjalanan
lebih lama, kapasitas angkutan umum tidak dioperasikan sebagaimana mestinya
sehingga keamanan tidak bisa diperoleh dan masih banyak lagi alasan lain untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum di kota Surabaya.
Peralihan dari angkutan umum ke angkutan pribadi bukan menjadi suatu
solusi dalam penyelasaian sistem transportasi dan bahkan dapat mengakibatkan
sistem transportasi tersebut akan lebih buruk. Jumlah pengguna angkutan pribadi
yang cenderung terus mengalami peningkat dari tahun ke tahun yang tidak
didukung oleh pembangunan infrastruktur yang memadai dapat mengakibatkan
timbulnya permasalahan baru yaitu kemacetan lalu lintas. Bila kemacetan lalu lintas

ini tidak mendapat perhatian lebih serius bebrbagai dampak yang dapat ditimbulkan
seperti waktu perjalanan meningkat dan biaya operesai kendaraan meningkat.
Jurnal penelitian mengenai “Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi
Kemacetan Kota Surabaya” merupakan salah satu yang membahas pemecahan
persoalan kemacetan lalu lintas dengan beberapa alternatif serta memberikan usulan

kepada pemerintah kota Surabaya mengenai bentuk pengoperasian sistem angkutan
massal yang tepat di kota Surabaya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu
orang atau kelompok orang dalam menjangkau tempat yang dikehendaki atau
mengirirm barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Vuchic (1981) membagi moda
angkutan menurut tipe dan penggunaannya sebagai berikut :
a. Moda angkutan pribadi (private transport)
b. Moda angkutan umum (public transport)
c. Moda angkutan yang disewa (for-hir)
Menurut LPM ITB (1997) moda angkutan dapat dikelompokkan atas 2
macam menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya yaitu :
a. Angkutan pribadi (private transport) : angkutan yang dimiliki dan dioperasikan

oleh dan untuk kepentingan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana
pribadi maupun prasaran umum.
b. Angkutan umum (public transport) : yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator
yang bisa digunakan untuk kepentingan umum dengan prasyarat tertentu.
Sistem angkutan umum dipandang sebagai sistem pemakaiannya dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Sistem Sewa (Demand Responsive System),
b. Sistem Penggunaan Bersama (Transit System)
Penumpang angkutan umum adalah orang yang didalam melakukan
pergerakannya mempergunakan moda angkutan umum dengan membayar biaya
(tarif) tertentu. Ditinjau dari sudut kebebasan memilih moda, penumpang
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu penumpang captive dan penumpang
choice.

Dalam usaha untuk mengantisipasi masalah di atas telah banyak teknik
ataupun metode manajemen lalu lintas yang dikembangkan. Salah satu metode
yang digunakan adalah metode ‘bus priority’ yaitu mengurangi konflik-konflik
kendaraan di sepanjang lintasan rute baik di ruas maupun di persimpangan. Berikut
ini ada beberapa metode (teknik) ‘bus prioritas’ :
1. Prioritas pada ruas meliputi : With-flow bus lanes, Contra-flow bus lanes

,Reserved bus lanes pada jalan bebas hambatan, Bus-only street, dan Busway
2. Prioritas pada persimpangan, meliputi : Prioritas pasif, Prioritas aktif, dan Gating
III.METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan adalah dengan mengkaji permasalahan kemacetan lalulintas di Kota Surabaya dan memperoleh data-data dari instansi terkait yang
meliputi :
1. Kondisi lalu-lintas secara umum pada ruas-ruas tertentu meliputi data volume
lalu lintas, kapasitas ruas jalan, panjang luas jalan.
2. Proporsi penggunaan moda angkutan
3. Proporsi moda angkutan pribadi di Kota Surabaya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan pokok dalam sistem transportasi yang sedang dialami Surabaya
saat ini adalah bagaimana mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Hasil penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas di kota Surabaya sudah
mengkhawatirkan, beberapa ruas jalan tertentu sudah memberikan indikasi tingkat
pelayanan jalan yang buruk terutama pada jam-jam sibuk. Jalan A.Yani sering
mengalami kemacetan karena merupakan jalan arteri primer dengan volume lalu
lintas yang sangat tinggi menghubungkan antara Kota Sidoarjo dan Kota Surabaya,

begitu juga dengan jalan Kertajaya, jalan Raya Wonokromo serta beberapa ruas
jalan yang berlokasi di kawasan pusat perdagangan (CBD).

Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan
jumlah kendaraan pribadi (private car) yang sangat besar, yaitu sekitar 82,83%
yang terdiri dari 60,48% mobil pribadi dan 22,35% sepeda motor. Rasio antara
kendaraan umum dengan kendaraan pribadi yang beroperasi di kota Surabaya
adalah 1 : 27. Jenis angkutan umum yang dominan beroperasi di Surabaya adalah
Mobil Penumpang Umum (MPU) yaitu mikrolet dan sejenisnya dengan kapasitas
tempat duduk 10 –11 orang sebanyak 2,64% kemudian disusul oleh angkutan
umum bus besar sebesar 0,36%. Sebaiknya, penggunaan MPU dikurangi dengan
melakukan pergantian moda semacam bus yang mempunyai kapasitas besar.
Kondisi angkutan umum tersebut sangat memprihatinkan. Jumlah angkutan
umum yang sangat terbatas sedang permintaan yang sangat banyak menyebabkan
pelayanan sistem angkutan umum sangat jauh dari yang diharapkan. Jumlah yang
sangat terbatas, pelayanan yang tidak manusiawi, dan mempunyai jadwal
perjalanan yang tidak tetap serta waktu tempuh lebih lama menjadi penyebab utama
pengguna angkutan umum beralih kepada kendaraan pribadi yang lebih nyaman
dan waktu tempuh dapat diprediksi.
Tahir (2005) dalam penelitiannya memberikan beberapa alternatif dalam
pemecahan persoalan kemacetan lalu lintas di kota Surabaya yaitu alternatif
prasarana dan beberapa alternatif angkutan massal. Alternatif prasarana yang perlu
dipertimbangkan yaitu masalah ROW (Right of Way) yang merupakan media

(prasarana) yang akan digunakan oleh angkutan umum apakah menggunakan jalan
raya atau jalan rel yang terkait langsung dengan jumlah dana, lahan yang tersedia
serta tingkat demand. Kondisi demand angkutan yang tinggi mendorong
penggunaan angkutan umum massal atau Mass Rapit Transit. Namun, dengan
kondisi kota Surabaya khususnya jalur lintas utara-selatan perlu dibuatkan jalur
alternatif antara jalan layang atau dengan manajemen lalu lintas, dimana keduanya
mengarah pada penambahan jumlah dan lebar jalan. Sehingga peneliti memberikan
beberapa alternatif angkutan massal yang bisa digunakan untuk mengurangi
penggunaan angkutan pribadi didalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas
antara lain pengoperasian Kereta Api Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway),
monorail atau perbaikan kinerja angkutan umum.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan
jumlah kendaraan pribadi . Rasio antara kendaraan umum dengan kendaraan
pribadi yang beroperasi di kota Surabaya adalah 1 : 27.
2. Dalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas di kota Surabaya dapat
menggunakan beberapa alternatif angkutan massal diantaranya pengoperasian
Kereta Api Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway), monorail atau perbaikan

kinerja angkutan umum.
Saran
1. Penggunaan jumlah angkutan pribadi yang cukup tinggi yang merupakan salah
satu penyebab kemacetan lalu lintas seyogyanya diberlakukan Traffic Restraint
yaitu usaha mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
2. Perlu usaha untuk membuat kendaraan umum lebih menarik atau dikenal dengan
istilah Public Transport Policies seperti ketepatan waktu dan kepastian
mendapatkan kendaraan, kenyamanan dan rasa aman, penggunaan AC,sistem
informasi yang jelas serta Prioritas untuk bus (bus priority).
VI.CRITICAL REVIEW
Judul jurnal penelitian ini sebenarnya sangatlah menarik dan sangat cocok
untuk kondisi lalu lintas di kota-kota besar Indonesia saat ini terutama di Jakarta
dan Surabaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kemacetan lalu
lintas kota Surabaya didapatkan hasil yang sesuai dan memberi dukungan terhadap
teori moda angkutan yang diberikan oleh LPM ITB (1997) bahwa moda angkutan
menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya dibagi menjadi dua yaitu angkutan
pribadi yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk kepentingan pribadi pemilik
dengan menggunakan prasarana pribadi maupun prasarana umum, dan angkutan
umum yang dimiliki oleh operator yang digunakan untuk kepentingan umum
dengan prasyarat tertentu. Tentunya pengguna lebih nyaman menggunakan

kendaraan pribadi karena dapat memprediksi waktu tempuh sendiri dan
menggunakan prasarana umum yang tidak ditetapkan jadwal perjalanan seperti
angkutan umum.
Kelebihan yang menjadi kekuatan dalam paper penelitian ini adalah analisis
dan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut realistis dan cukup relevan bila

dikaitkan dengan permasalahan kemacetan lalu lintas di Indonesia khususnya pada
kota-kota besar seperti Jakarta maupun Surabaya. Analisis dan pembahasannnya
cukup menggambarkan bagaimana kondisi lalu lintas dan angkutan umum di kota
Surabaya. Pembahasannya pun disajikan dalam bahasa yang ringan dan mudah
dimengerti.

Adapun permasalahan
penelitian yang
penulis susun sudah
terkoneksi baik
dengan
penjabarannnya di
bagian pendahuluan
yaitu bagaimana

premarital sexual
Hasil penelitian pengumpulan data sekunder sudah cukup baik yang
dituangkan ke dalam bentuk tabel maupun diagram pie sehingga dapat diketahui
dan diidentifikasi secara mudah proporsi angkutan umum dan kondisi lalu lintas
kota Surabaya. Beberapa alternatif yang diberikan oleh peneliti untuk memecahkan
persoalan kemacetan lalu lintas di kota Surabaya sudah cukup baik dengan
menjelaskan secara rinci masing-masing alternatif baik pengertian, keunggulan,
maupun kerugian yang akan timbul dari pengoperasian Busway, kereta api komuter
maupun monorail.
Kekurangan yang menjadi kelemahan jurnal, serta hal yang masih perlu
diperhatikan dalam hasil serta analisisnya adalah kurang jelasnya rentang waktu

penelitian yang dilakukan pada kondisi lalu lintas kota Surabaya, hanya secara
kuantitatif saja yang diketahui dari data sekunder yang diperoleh. Tidak adanya
gambar yang menjelaskan tentang kondisi pelayanan angkutan umum di kota
Surabaya yang dapat memperkuat argumen peneliti bahwa pelayanan angkutan
umum sangat tidak manusiawi, serta tidak ditemukan peta sebagai alat untuk
memberi informasi tambahan tentang letak lokasi kemacetan lalu lintas yang sering
terjadi di Kota Surabaya dan pemetaan lokasi Busway, kereta api komuter serta
monorail isebagai alternatif yang diberikan oleh peneliti agar tidak menimbulkan

kemacetan yang semakin parah.
Metode penelitian melalui pengumpulan data dari instansi terkait masih
kurang sesuai sehingga tidak mendukung permasalahan penelitian pada hasil dan
pembahasan yang dijabarkan. Metode, hasil dan pembahasan tidak singkron dengan
beberapa penjelasan dalam hasil dan pembahasan oleh peneliti, yaitu bahwa
kebanyakan MPU yang kapasitasnya 10-11 seat bahkan diisi lebih dari
kapasitasnya (pengamatan langsung), serta penumpang seringkali berjubel dan
penuh sesak sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan dan rasa
aman dan ketidaknyamanan pun sangat terasa (sumber : hasil survey). Adapun
permasalahan penelitian yang disusun oleh peneliti belum terkoneksi baik dengan
penjabarannya di bagian pendahuluan, yaitu mengetahui kondisi pelayanan
angkutan umum dalam memecahkan persoalan kemacetan lalu lintas di Kota
Surabaya. Sehingga tujuan penulisan kurang tercapai secara maksimal
Sebaiknya metode penelitian tidak hanya bersumber dari data sekunder, tetapi
perlu menggunakan data primer yang didapat dari observasi dan wawancara oleh
beberapa pihak terkait seperti pengguna angkutan, operator serta pemerintah untuk
mendapatkan informasi yang secara real, jelas dan lengkap. Adanya informan
dalam penelitian dapat memperjelas subjek penelitian. Melalui observasi dan
wawancara langsung di lapangan, kemungkinan besar peneliti dapat mengetahui
kondisi operasional serta sistem pelayanan angkutan umum di kota Surabaya,
sehingga dapat mendukung dan memperkuat argumen peneliti mengenai sistem
pelayanan angkutan umum. Solusi dan pengembangan angkutan umum yang
beroperasi di kota Surabaya perlu mempertimbangkan semua unsur yang terlibat
dalam layanan angkutan umum. Unsur-unsur tersebut mencakup sarana, prasarana,
operator, regulator, serta sistem layanan (Widayanti dkk, 2014).

Angkutan massal memang dapat menjadi alternatif untuk memecahkan
persoalan kemacetan dan sangat diminati oleh para pengguna. Namun, peneliti juga
perlu memperhatikan akses pengguna ke halte angkutan massal, pastinya
diperlukan MPU yang melewati jalan-jalan kecil maupun jalan besar sebagai rute
operasinya. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif tambahan seperti mengusahakan
subsidi bagi sopir angkutan umum agar tidak perlu nge-tem, membuat zona-zona
dimana masyarakat cukup sekali bayar angkutan umum meski berulang kali oper,
dan meningkatkan sistem pelayanan (Akhmad dan Handoyo, 2014). Dengan adanya
angkutan massal serta MPU dengan sistem pelayanan dan operasional yang baik,
penggunaan angkutan pribadi dapat berkurang.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN CRITICAL REVIEW
Kemacetan lalu lintas menjadi salah satu tema penelitian yang akan selalu
berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di muka bumi ini.
Penelitian mengenai sistem transportasi pun sering dikaitkan dengan ilmu geografi,
Jurnal penelitian yang membahas angkutan massal sebagai alternatif mengatasai
kemacetan kota Surabaya ini pun memanfaatkan data sekunder dari instansi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan angkutan pribadi yang cukup tinggi di
kota Surabaya merupakan salah satu penyebab kemacetan utama lalu lintas.
Maksud dan tujuan peneliti kurang tercapai sacara maksimal, karena peneliti
bersifat subjektif dalam mencapai tujuannya.
Jurnal penelitian pun mendukung teori dan pendapat LPM ITB (1997)tentang
moda angkutan. Penyajian pembahasan dengan bahasa yang ringan dan mudah
dimengerti, penyajian hasil pengumpulan data dengan bentuk tabel dan diagram
pie, serta beberapa alternatif pemecahan persoalan kemacetan dan saran yang
diberikan menjadi nilai tambah bagi jurnal penelitian ini. Hal yang perlu
diperhatikan dan menjadi kelemahan jurnal sendiri adalah kurang jelasnya rentang
waktu penelitian sehingga perubahan kondisi lalu lintas di lokasi secara spesifik
masih dipertanyakan dan mungkin diragukan. Metode penelitian yang digunakan
kurang tepat sehingga terjadi ketidaksinkronan terhadap hasil dan pembahasan.
Tidak menyajikan gambaran secara rinci hasil penelitian dalam bentuk foto ataupun
peta sehingga argumentasi baik dalam pembahasan maupun pemecahan masalah
oleh peneliti masih dipertanyakan.

Penyajian data hasil penelitian sangat baik dan sangat disarankan agar lebih
memperkuat argumen penulis. Penelitian lebih lanjut mengenai kemacetan lalu
lintas di Kota Surabaya pun juga sangat disarankan sehingga kajian kondisi lalu
lintas dan angkutan umum dapat lebih komprehensif untuk mendukung
pengembangan wilayah tersebut ke depan. Beberapa kajian lanjutan yang dapat
dilakukan seperti kajian tentang pendanaan untuk dapat menciptakan monorail,
busway, maupun kereta api komuter, dan lahan yang tersedia untuk prasarana jalur
alternatif angkutan massal apakah menggunakan jalan raya atau jalan rel bahkan
jalan layang.
DAFTAR PUSTAKA
Giyarsih, Sri Rum. 2010. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor YogyakartaSurakarta. Surakarta : LPPMUMS. https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt
60AAAAJ:u5HHmVD_uO8C (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul
20.30 WIB)
Giyarsih, Sri Rum. 2011. Gejala Urban Sprawl sebagai Pemicu Proses Densifikasi
Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area) Kasus Pinggiran
Kota Yogyakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 12(1) : 39-45.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt
60AAAAJ:dhFuZR0502QC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul
20.35 WIB)
Giyarsih, Sri Rum. 2010. URBAN SPRAWL OF THE CITY OF YOGYAKARTA, SPECIAL
REFERENCE TO THE STAGEOF SPATIAL TRANSFORMATION (Case Study
at Maguwoharjo Village, Sleman District). Indonesian Journal of Geography,
42(1): 49-60. https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt
60AAAAJ:2osOgNQ5qMEC (Diakses pada Rabu, 20 September 2016 pukul
20.22 WIB)
Giyarsih, Sri Rum. 2005. Analisis Sektor Unggulan dalam Penyerapan Tenaga Kerja di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, Jilid 19.

https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt
60AAAAJ:u-x6o8ySG0sC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 20.45
WIB)
Giyarsih, SR dan Andri Kurniawan. 2011. Regionalisasi Wilayah Kabupaten Bantul (Suatu
Kajian untuk Kepentingan Perencanaan Pengembangan Wilayah). Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota 12(4): 189-199.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&cstart=40&citation_for_
view=aJPrt60AAAAJ:4DMP91E08xMC (Diakses pada Rabu, 21 Septembr 2016
pukul 20.50 WIB)
Hidayat, Oryza, Sri Rum Giyarsih. 2012. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas
Gadjah Mada Tentang Bahaya Penyakit AIDS. Jurnal Bumi Indonesia.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt
60AAAAJ:qjMakFHDy7sC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul
21.05 WIB)
Juliandi, Nano dan SR Giyarsih. 2014. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian ke NonPertanian di Kecamatan Mungkin dan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
Tahun 2000-2011. Universitas Gadjah Mada.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&cstart=20&citation_for_
view=aJPrt60AAAAJ:_kc_bZDykSQC (Diakses pada Rabu, 21 September
2016 pukul 21.18 WIB)
Valentina, Imelda Prim dan SR Giyarsih. 2014. Sistem Pengoperasian Bongkar Muat
Barang dan Keterkaitan Spasial Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Wangi
Kabupaten Banyuwang. Universitas Gadjah Mada.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&cstart=20&citation_for_
view=aJPrt60AAAAJ:_FxGoFyzp5QC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016
pukul 21.25 WIB)

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISA KINERJA ANGKUTAN UMUM KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS TRAYEK A RUTE PASAR PAGI – LOA BUAH)

6 87 19

ii EVALUASI KINERJA ANGKUTAN SUNGAI “KLOTOK” DI SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN (STUDI KASUS RUTE DERMAGA JEMBATAN BASIRIH – DERMAGA PASAR LIMA)

1 62 21

EVALUASI TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA TRAYEK TERMINAL LEMPAKE / SAMARINDA - TERMINAL SANGATTA BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

4 108 15

PERENCANAAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PENGIRIMAN PRODUK PADA PT. KUTAI TIMBER INDONESIA PROBOLINGGO

0 53 1

ANALISA KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (STUDI KASUS RUTE : LAWANG – ARJOSARI MALANG)

4 44 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING BERBANTU MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDA ACEH

3 43 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

EVALUASI LOKASI HALTE ANGKUTAN UMUM PADA RUTE ARJASA-TAWANG ALUN KABUPATEN JEMBER

1 23 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89