Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemba

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBAGIAN DIVIDEN PERUSAHAAN NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA EKONOMI

Diajukan oleh:

Wenni Melinda NIM : 201050193 NIRM : 20103366340350189

JURUSAN AKUNTANSI TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

Trisakti School of Management

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama

WENNI MELINDA

NIM/NIRM

201050193 / 20103366340350189 Konsentrasi Skripsi

Akuntansi Keuangan

Judul Skripsi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembagian Dividen Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jakarta, 6 Januari 2014 Menyetujui Pembimbing Skripsi

Novia Wijaya SE., M.Si.

Trisakti School of Management

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama

Wenni Melinda

NIM/NIRM

201050193 / 20103366340350189 Jurusan

Akuntansi

Konsentrasi Skripsi

Akuntansi Keuangan

Judul Skripsi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembagian Dividen Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

TIM PENGUJI

Ketua

(………….) Pembimbing Skripsi :

Aan Marlinah SE., M.Ak.

(………….) Anggota

Novia Wijaya SE., M.Si

Elizabeth S. Dermawan, SE.,Ak., M.Si. (………….) Tanggal Ujian

13 Februari 2014

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Jakarta, 13 Februari 2014 Pj. Ketua Jurusan Akuntansi

Trisakti School of Management

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar referensi.

Jakarta, 6 Januari 2014

wennimelinda

Wenni Melinda

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Skripsi yang diberi judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembagian Dividen Perusahaan Non- Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari segala dukungan dan bantuan dari seluruh pihak disekitar penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Sang Tiratana yang selalu menyertai dan memberikan perlindungan,

2. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan terbesar, kasih sayang dan doa,

3. Ricky A. Mulyana, Drs., MM., MBA, selaku Ketua Trisakti School of Management,

4. A. Sriwahyudi SE.,MBA, selaku Pembantu Ketua I Trisakti School of Management,

5. Aan Marlinah, SE, M.Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi,

6. Novia Wijaya, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan bantuan dan memberikan dukungan,

7. Friska Firnanti SE., MM., selaku Dosen Pembimbing Akademik,

8. Seluruh dosen dan staff Trisakti School of Management yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu,

9. Kedua kakak yang selalu mendukung dan mendoakan kelulusan,

10. Mouren, Shelly, Susan, dan Junita yang telah memberikan dukungan dan ide hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Dengan segala dukungan dan motivasi yang diberikan tersebut, penulis akhirnya dapat memperoleh berkah karunia yang luar biasa. Penulis telah mengerahkan upaya yang maksimal dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih adanya kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran dari pembaca atas skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi peneliti selanjutnya.

Jakarta, 6 Januari 2014 Penulis

wennimelinda

Wenni Melinda

DIVIDEND DECISION DETERMINANTS OF NON-FINANCIAL COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE ABSTRACT

This study aimed to examine the determinants of the dividend decisions on non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange. There are seven independent variables which is insider ownership, firm size, profitability, financial leverage, companies’ growth, investment opportunities, and the ratio of

retained earnings to total assets. Seventy-two listed companies during the period 2009 to 2011 at the Indonesia Stock Exchange is used as a sample by selecting the sample using purposive sampling method. The analysis of the study data were calculated using logistic regression as the dependent variable is a dummy variable.

The results show a negative effect of insider ownership on dividend distribution decisions, while financial leverage and the ratio of Retained Earnings to Total Assets show positive effect on dividend distribution decisions on non- financial companies. Meanwhile the remaining variables has no effect to dividend distribution decision.

Keywords : dividend decision, insider ownership, financial leverage, retained earnings to total assets

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Lampiran 2 Output SPSS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dividen merupakan distribusi dari profit yang diperoleh perusahaan dari kegiatan usahanya kepada pemegang saham dan merupakan bentuk return yang diberikan kepada pemegang saham. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai yaitu pembagian dividen berupa uang tunai dalam jumlah Rupiah tertentu untuk setiap saham, atau berupa dividen saham yaitu pembagian dividen dalam bentuk saham kepada para pemegang saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki akan bertambah. Pendistribusian keuntungan tersebut dapat dijadikan sebagai indikasi yang meyakinkan para pemegang saham mengenai kinerja perusahaan yang baik dan terus berkembang. Adapun salah satu keuntungan dari pembagian dividen bagi perusahaan yaitu kenaikan harga saham yang tentunya dapat menarik para investor untuk menambahkan investasinya kepada perusahaan.

Dividend decision atau keputusan pembagian dividen merupakan keputusan yang berhubungan dengan jumlah dan waktu dari pembagian sejumlah uang

kepada pemegang saham. Dalam Weygandt et al. (2013, 538), jumlah dan waktu pembagian dividen merupakan permasalahan yang penting untuk dipertimbangkan manajemen, dimana pembayaran dividen kas yang besar dapat menimbulkan masalah likuiditas dan disisi lainnya, pembayaran dividen kas yang kecil dapat menimbulkan kekecewaan diantara pemegang saham. Menurut Gali et

merupakan tingkat pendapatan masa depan yang diantisipasi dan pola pembagian dividen masa lalu. Kebijakan dividen pada dasarnya adalah penentuan besar porsi keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang sahamnya dan yang akan ditahan sebagai retained earnings seperti yang dikemukakan oleh Hatta (2002). Oleh karena itu, pihak manajemen sebagai pihak yang diberikan otorisasi dalam mengambil keputusan tersebut harus mampu mengambil keputusan apakah profit atau keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham atau keuntungan tersebut akan ditahan untuk kepentingan perusahaan ke depannya. Seperti apa yang dinyatakan Dewi (2008), dividen akan dibayarkan atau tidak, bagaimana sifat dan jumlah dividen merupakan masalah yang ditentukan oleh dewan direksi. Fama dan French (2001) dalam Al-Malkawi (2008) juga mendiskusikan bahwa kecenderungan perusahaan untuk membayar dividen bergantung pada keputusan manajemen.

Pihak manajemen perlu memperhatikan kondisi keuangan yang ada dalam perusahaan sebelum membuat keputusan apakah akan membagikan dividen kepada para pemegang saham atau mencadangkan dana berlebih tersebut untuk keperluan perusahaan yang akan datang. Dalam membagikan dividen, perusahaan akan menentukan pendapatan dan beban-beban terlebih dahulu untuk kemudian menghitung pendapatan atau kerugian bersih. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan dan memutuskan bahwa tidak ada keperluan penting untuk menggunakan keuntungan yang diperoleh tersebut, maka perusahaan dapat memutuskan untuk mendistribusikan dividen kepada para pemegang saham

Holder et al. (1998) dalam Myers et al. (2002) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk membayarkan dividen dalam jumlah besar dibandingkan perusahaan kecil, serta semakin tinggi jumlah kepemilikan insider maka semakin rendah dividen yang dibayarkan, sedangkan semakin banyak jumlah pemegang saham dan tingginya arus kas tersedia maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan. Dalam penelitiannya, Al-Malkawi (2008) menyebutkan ukuran perusahaan yang besar, memperoleh lebih banyak keuntungan, dan perusahaan yang lebih matang dengan beberapa peluang investasi memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam membayarkan dividen. Seperti yang dikemukakan oleh Jensen dan Johnson (1995), Jensen dan Smith (1984) serta Lintner (1956) dalam Malik et al. (2013) perlu dicatat bahwa kebijakan dividen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal tetapi faktor eksternal juga memainkan peran penting. Dimana, Roberto (2002) dalam Malik et al. (2013) memperjelas bahwa faktor internal meliputi peluang investasi, profitabilitas, dan likuiditas, sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain permasalahan ekonomi makro seperti pertumbuhan, stabilitas, perubahaan teknologi dan yang paling penting adalah perubahan selera konsumen.

Masih sedikitnya jumlah penelitian yang membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk membagikan dividen, seperti yang diungkapkan oleh Al-Malkawi (2008) mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan pembagian dividen. Pada penelitian yang dilakukan oleh Al-Malkawi (2008), adapun faktor-faktor

dividend antara lain, agency cost, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, serta pertumbuhan dan peluang investasi perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penulis menambahkan satu variabel yaitu rasio retained earnings to total asset yang diambil dari penelitian terdahulu oleh Lestari (2012) . Penambahan variabel tersebut dimaksudkan untuk menguji apakah retained earnings to total asset memiliki pengaruh terhadap probabilitas perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham. Perbedaan selanjutnya yaitu, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan non- keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, dimana penelitian sebelumnya oleh Al-Malkawi (2008) menggunakan sampel dari Jordanian Panel Data periode 1989 sampai

2003. Berdasarkan uraian tersebut maka, penelitian ini akan diberi judul “ F aktor- F aktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembagian Dividen Perusahaan Non-

Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Masalah Penelitian

Adapun masalah penelitian, antara lain:

1. Apakah insider ownership berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

5. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

6. Apakah peluang investasi berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

7. Apakah retained earnings to total asset berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh insider ownership terhadap keputusan pembagian dividen.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap keputusan pembagian dividen.

3. Pengaruh profitabilitas terhadap keputusan pembagian dividen.

4. Pengaruh financial leverage terhadap keputusan pembagian dividen.

5. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap keputusan pembagian dividen.

6. Pengaruh peluang investasi terhadap keputusan pembagian dividen.

7. Pengaruh retained earnings to total asset terhadap keputusan pembagian dividen.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Manajemen 1. Bagi Manajemen

2. Bagi Investor Keputusan pembayaran dividen oleh perusahaan kepada pemegang saham menjadi salah satu indikasi bagi investor bahwa perusahaan berada dalam posisi yang terbaik. Selain itu, pembayaran dividen juga merupakan hal yang penting karena setiap investor tentunya mengharapkan return sebagi hasil dari investasi mereka.

3. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini dimaksudkan agar dapat mempermudah peneliti selanjutnya untuk dapat menemukan bukti-bukti ataupun faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen.

1.4 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan Pada Bab I yaitu Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Rerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Pada Bab ini dijelaskan mengenai rerangka teoritis dari variabel-variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen, yang dijadikan landasan untuk pengembangan model penelitian dan perumusan hipotesis atas

Bab III Metoda Penelitian Bab ini berisi mengenai bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, teknik pengumpulan data, serta metoda analisis data. Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini disajikan mengenai pembahasan maupun pengolahan data dengan menggunakan metoda penelitian sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Bab V Penutup Pada Bab V ini, berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan, keterbatasan- keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam melakukan penelitian, serta rekomendasi dari peneliti yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

BAB II RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Rerangka Teoritis

2.1.1 Agency Cost Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai kontrak

antara satu atau lebih pihak (manajemen) yang mengikat pihak lainnya ( agent) untuk memberikan jasa yang meliputi pemberian otoritas kepada pihak agent untuk membuat keputusan. Budiyanti (2010) menyatakan bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan akan mengakibatkan pihak-pihak yang berkepentingan saling bertentangan atau disebut juga agency problem dan akan menimbulkan biaya keagenan ( agency cost) . Agency cost adalah biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mempertahankan struktur tata kelola perusahaan yang

meminimalkan agency problem dan memberikan kontribusi untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan (Gitman dan Zutter, 2008,22). Dewi (2008) menyatakan untuk megurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, hal ini dilakukan agar tercipta kesetaraan kepentingan dengan pemegang saham. Selain itu, Rozeff (1982) dalam Al-Malkawi (2008) mengatakan bahwa semakin besar jumlah pemegang saham dan semakin besar penyebaran kepemilikan, maka monitoring akan menjadi lebih sulit dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan. Sehingga, hal tersebut semakin mendorong tingginya rasio pembagian dividen.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Menurut Al-Malkawi (2008), perusahaan yang besar umumnya mempunyai akses yang lebih baik terhadap pasar modal dan memiliki kemudahan untuk meningkatkan dana dengan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar juga cenderung lebih mampu membayar dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham.

Olatundun (2003) dalam Adil et al. (2011) menjelaskan bahwa perusahaan kecil kurang likuid bila dibandingkan dengan perusahaan besar, sehingga keputusan dividen lebih tergantung pada ketersediaan arus kas. Ukuran perusahaan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu besarnya tingkat penjualan pada satu periode dan besarnya nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan akan diukur dengan market capitalization of common equity.

2.1.3 Profitabilitas

Mistry (2011) mengatakan bahwa para pemegang saham umumnya tertarik untuk mengetahui profitabilitas dari suatu entitas untuk mengetahui jumlah pengembalian yang diperolehnya atas dana yang diinvestasikan oleh mereka. Oleh karena itu, profitabilitas merupakan indikator utama yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.

Penelitian oleh Naceur et al. (2006) dalam Adil et al. (2011) mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki laba lebih besar dengan Penelitian oleh Naceur et al. (2006) dalam Adil et al. (2011) mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki laba lebih besar dengan

2.1.4 F inancial leverage

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana dari aset perusahaan yang memiliki beban tetap dengan harapan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi pemegang saham. Namun, leverage juga tetap mengandung resiko yaitu perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga serta jumlah pokok, yang apabila perusahaan gagal melakukan pembayaran tersebut dapat mengakibatkan likuidasi. Menurut Al-Malkawi (2008), berkaitan dengan resiko yang timbul dari financial leverage , hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pembagian dividen karena perusahaan harus menggunakan arus kas yang ada untuk membayar obligasi, dibandingkan untuk membagikannya kepada pemegang saham. Selain itu, hutang dapat berfungsi untuk menggantikan dividen dalam mengurangi biaya instansi atas free cash flow Jensen dan Meckling (1986) dalam Al-Malkawi (2008).

Menurut Karam dan Puja Goyal (2007) dalam Appannan (2011), permintaan untuk pembiayaan eksternal oleh perusahaan biasanya timbul karena kendala dari sumber daya internal karena perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang investasi dengan sumber daya internal yang terbatas. Dalam Malik et al. (2013), Gugler danYurtoglu (2003), Agrawal dan Jayaraman (1994), Crutchley dan Hansen (1989) mengemukakan bahwa financial leverage yang tinggi Menurut Karam dan Puja Goyal (2007) dalam Appannan (2011), permintaan untuk pembiayaan eksternal oleh perusahaan biasanya timbul karena kendala dari sumber daya internal karena perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang investasi dengan sumber daya internal yang terbatas. Dalam Malik et al. (2013), Gugler danYurtoglu (2003), Agrawal dan Jayaraman (1994), Crutchley dan Hansen (1989) mengemukakan bahwa financial leverage yang tinggi

2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan

Al-Malkawi (2008) mengatakan bahwa umumnya perusahaan yang lebih matang sudah berada pada tahap atau fase peluang investasi yang rendah, sehingga tingkat pertumbuhan dan capital expenditures menurun. Hal tersebut mendorong mereka untuk membagikan dividen. Berbanding terbalik dengan perusahaan baru yang ingin mengembangkan usahanya dan memerlukan lebih banyak biaya untuk mengembangkan usahanya, sehingga memiliki kecenderungan untuk membagikan dividen dalam jumlah kecil atau bahkan tidak membagikan dividen.

Grullon et al. (2002) dalam Darmawan (2011) menguraikan bahwa berdasarkan pemikiran maturity hypothesis perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk membayarkan dividen dalam jumlah besar. Hal tersebut dikarenakan persahaan tersebut telah melalui masa transisi dari fase yang tiggi kepada fase yang rendah.

2.1.6 Peluang Investasi

Al-Malkawi (2008) menyatakan perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dan peluang investasi membutuhkan perolehan dana untuk membiayai investasi tersebut, sehingga dapat mengakibatkan pembagian dividen yang kecil

2.1.7 Retained Earnings to Total Asset Berdasarkan sudut pandang akuntansi, saldo laba atau laba ditahan

menunjukkan catatan sejarah profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang matang umumnya memiliki akumulasi keuntungan yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang masih baru dengan saldo laba yang lebih rendah. Lestari (2012) menyatakan bahwa rasio RE/TA menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengakumulasi laba menggunakan asset yang dimilikinya. Rasio yang lebih besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan pendapatan yang lebih. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa dividen dibayarkan oleh perusahaan yang lebih besar, profitable, matang, dengan pertumbuhan yang rendah. Dan, retained earnings to total assets ratio secara kualitatif mewakili tahap siklus hidup perusahaan, yang memiliki dampak positif terhadap kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Insider Ownership terhadap Keputusan Pembagian dividen

Agency cost akan meningkat seiring tingginya penyebaran kepemilikan dalam perusahaan. Pada penelitian sebelumnya oleh Al-Malkawi (2008), hasil penelitian mengindikasikan tidak terdapat hubungan antara penyebaran kepemilikan dengan keputusan pembagian dividen. Adanya hasil ini dapat terjadi karena penggunaan sampel data, dimana Al-Malkawi (2008) menggunakan sampel dari pasar modal Jordanian yang memiliki konsentrasi tingkat penyebaran Agency cost akan meningkat seiring tingginya penyebaran kepemilikan dalam perusahaan. Pada penelitian sebelumnya oleh Al-Malkawi (2008), hasil penelitian mengindikasikan tidak terdapat hubungan antara penyebaran kepemilikan dengan keputusan pembagian dividen. Adanya hasil ini dapat terjadi karena penggunaan sampel data, dimana Al-Malkawi (2008) menggunakan sampel dari pasar modal Jordanian yang memiliki konsentrasi tingkat penyebaran

Sebaliknya, penelitian oleh Dewi (2008) tidak mendukung ketiga penelitian diatas, dimana hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial memiliki hubungan yang negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajerial maka semakin rendah kebijakan dividen. Sedangkan, hasil penelitian oleh penelitian Darmawan (2008) menunjukkan kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap keputusan pembagian dividen.

2.2.2 Ukuran Perusahaan terhadap Keputusan Pembagian dividen

Penelitian atas kecenderungan perusahaan untuk melakukan membagikan dividen yang dilakukan oleh Al-Malkawi (2008) juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan pembagian dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008) mendukung penelitian tersebut, dimana variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan pengukuran natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan menunjukkan pengaruh yang positif, bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi kebijakan dividen. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Hatta (2002), Mistry (2011), Adil et al. (2011), dan Malik (2013) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen.

2.2.3 Profitabilitas terhadap Keputusan Pembagian dividen

Dalam penelitian oleh Al-Malkawi (2008), profitabilitas yang diukur dengan earnings per share mempunyai pengaruh yang kuat atas keputusan peusahaan

untuk membayar dividen. Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil penelitian oleh Adil et al. (2011) yang mengimplikasikan earning per share berpengaruh positif terhadap pembagian dividen. Selain itu, penelitian oleh Dewi (2008) memberikan hasil profitabilitas berpengaruh negatif terhadap dividen.

2.2.4 F inancial Leverage terhadap Keputusan Pembagian dividen

Penelitian sebelumnya oleh Al-Malkawi (2008) financial leverage memiliki hubungan yang negatif terhadap keputusan pembagian dividen. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Dewi (2008) yang menunjukkan financial leverage memiliki pengaruh negatif, yang berarti semakin tinggi kebijakan hutang maka semakin rendah kebijakan dividen. Sedangkan, penelitian oleh Appannan dan Sim (2011) menunjukkan financial leverage yang diukur dengan debt equity ratio berpengaruh secara positif terhadap pembagian dividen.

2.2.5 Pertumbuhan Perusahaan terhadap Keputusan Pembagian Dividen

Dalam penelitian Al-Malkawi (2008), usia perusahaan berpengaruh secara positif terhadap pembagian dividen. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Darmawan (2011) yang menunjukkan usia perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap dividen.

2.2.6 Peluang Investasi terhadap Keputusan Pembagian Dividen

Penelitian sebelumnya oleh Myers dan Bacon (2002) menunjukkan bahwa price earnings ratio berpengaruh positif terhadap dividen. Myers dan Bacon

(2002) menyimpulkan semakin tinggi rasio PE umumnya diterjemahkan sebagai semakin tingginya harga saham di masa depan dan semakin baiknya return kepada pemegang saham melalui pertumbuhan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Darmawan (2011) yang membuktikan adanya pengaruh positif antara peluang investasi terhadap dividen.

Penelitian yang dilakukan oleh Al-Malkawi (2008) pertumbuhan dan peluang investasi perusahaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Yang menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih lama dengan pertumbuhan yang rendah lebih cenderung untuk membayar dividen.

2.2.7 Retained Earnings to Total Asset terhadap Keputusan Pembagian dividen

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012), menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang membayar dividen adalah perusahaan yang lebih besar, profitable, matang, dan dengan tingkat pertumbuhan rendah. Hal ini mendukung pernyataan pada teori siklus hidup berbasis keagenan mengenai pembagian dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen umumnya lebih matang daripada yang tidak membayar dividen.

2.3 Model Penelitian

Adapun model penelitian dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Insider Ownership

(INSD)

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Profitabilitas (EPS)

Keputusan Pembagian

Financial Leverage Dividen (FLEVER)

(PAYDIV) Pertumbuhan Perusahaan

(AGE)

Peluang Investasi (PER)

Retained Earnings to Total

Assets (RETA)

Gambar 2.1 Model Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

Berikut adalah hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian:

Ha 1 Insider ownership berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen

Ha 2 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen Ha 3 Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen

Ha 5 Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen Ha 6 Peluang investasi berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen Ha 7 Retained earnings to total asset

berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen.

BAB III METODA PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Pada penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas, dimana karakteristik masalah pada penelitian yang dilakukan berupa pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Metoda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel insider , ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan perusahaan dan peluang investasi, serta retained earnings to total asset terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembagian dividen.

3.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian selama tahun 2009 sampai dengan 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling , yaitu pemilihan sampel secara acak yang dilakukan dengan penarikan sampel berdasarkan kriteria spesifik yang ditentukan penulis. Beberapa kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel pada penelitian ini, antara lain:

1. Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai dengan 2012.

3. Perusahaan non-keuangan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama periode 2009 sampai dengan 2012.

4. Perusahaan non-keuangan yang memperoleh laba selama periode 2009 sampai dengan 2011.

5. Perusahaan non-keuangan yang memiliki kepemilikan insider selama periode 2009 sampai dengan 2011.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah keputusan pembagian dividen yang merupakan variabel dummy, sedangkan variabel independennya adalah insider ownership, ukuran perusahaan , profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan perusahaan, peluang investasi perusahaan, serta retained earnings to total asset.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembagian dividen (PAYDIV) yang merupakan variabel dummy. Penggunaan variabel dummy dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah perusahaan membagikan atau tidak membagikan laba yang diperolehnya dalam bentuk dividen kepada pemegang saham (Setiawan, 2010,156). Variabel PAYDIV menggunakan skala nominal yang dapat dikategorikan menjadi:

3.3.2 Variabel Independen

3.3.2.1 Insider Ownership

Salah satu variabel independen pada penelitian ini adalah agency cost yang didefinisikan dengan variabel INSD. Variabel INSD adalah skala rasio dan diukur dengan proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan yang dimiliki oleh insider (Al-Malkawi, 2008). Kepemilikan insider yang dimaksudkan adalah kepemilikan saham perusahaan oleh para manajer, direktur, dan executive officers.

INSD =

3.3.2.2 Ukuran Perusahaan

Pengukuran atas ukuran perusahaan (SIZE) dapat diperoleh dari kinerja, penjualan, asset, dan kapitalisasi. Variabel SIZE adalah skala rasio yang diukur dengan market capitalization of common equity atau jumlah saham beredar yang dimiliki oleh perusahaan (Deshmukh, 2003) dalam Al-Malkawi (2008).

SIZE =

3.3.2.3 Profitabilitas

Profitabilitas (EPS) merupakan variabel independen ketiga yang akan digunakan. Variabel EPS adalah skala rasio dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan earnings per share yang menunjukkan proporsi laba bersih setelah pajak per jumlah saham beredar (Al-Malkawi, 2008).

3.3.2.4 F inancial Leverage

Variabel financial leverage (FLEVER) merupakan variabel independen keempat yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel FLEVER adalah skala rasio dan diukur dengan rasio total debt-to-equity (Al-Malkawi,2008).

Total Debt to Equity = � �

3.3.2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Variabel pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk mewakili perhitungan atas variabel pertumbuhan dan peluang investasi perusahaan. Variabel pertumbuhan perusahaan (AGE) adalah skala rasio dan diukur berdasarkan usia perusahaan (Al-Malkawi, 2008). Usia perusahaan merupakan cerminan waktu perusahaan untuk eksis dalam industri (Darmawan, 2011).

AGE = Periode Penelitian – Tahun Pendirian Perusahaan

3.3.2.6 Peluang Investasi

Variabel peluang investasi menggunakan skala rasio yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio umumnya digunakan untuk menaksir atau melakukan penilaian terhadap nilai saham (Gitman, 2008, 69).

PER = �

3.3.2.7 Retained Earnings to Total Asset

Variabel independen terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah retained earnings to total asset (RETA) . Variabel RETA merupakan skala rasio

yang diukur dengan rasio retained earning to total asset menunjukkan sejauh mana suatu perusahaan dapat dengan mandiri membiayai aset perusahaan (Lestari, 2012).

RETA =

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari perusahaan-perusahaan non keuangan selama periode tahun 2009 sampai 2011 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan memenuhi kriteria penelitian lainnya.

3.5 Metoda Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata ( mean) , deviasi standar, maksimum dan minimum.

3.5.2 Uji Hipotesis

Variabel dependen yang digunakan dalam model regresi merupakan variabel dummy maka untuk uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ( logistic regression) . Variabel independen dalam regresi logistik dapat berskala interval, rasio, bahkan berbentuk variabel dummy. Persamaan logistik adalah sebagai berikut:

P Ln

= α + β1INSD + β2SIZE + β3PROF + β4FLEVER + β5AGE

1 −P + β6PER + β7 RE TA + ε

Keterangan : Ln P keputusan manajemen perusahaan untuk membayar dividen kepada

1-P

pemegang saham. α

konstanta β 1-7

koefisien regresi tiap variabel independen INSD

Insider ownership SIZE

ukuran perusahaan PROF

earnings per share FLEVER

rasio Leverage , total debt-to-equity ratio AGE

usia dari entitas perusahaan PER

Price earning ratio RE/TA

Retained earnings to total asset ratio ε

error

3.5.2.1 Uji Model Fit

Tes statistik pertama yang dilakukan adalah melakukan uji model fit terhadap data. Menurut Ghozali (2011, 340) statistik yang digunakan berdasarkan fungsi Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesakan menggambarkan data input. Untuk menguji H 0 dan H a , L ditransformasi menjadi -2LogL. Statistik -2LogL dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel independen yang ditambahkan secara signifikan memperbaiki model fit. Adapun hipotesis untuk mengukur model fit, antara lain:

H 0 : Model fit dengan data

H a : Model tidak fit dengan data Hasil yang diharapkan dari uji ini adalah untuk tidak menolak hipotesa nol, yang berarti menunjukkan bahwa model fit dengan data. Nilai -2Log Likelihood yang menurun nilainya jika dibandingkan antara iterasi pada blok 0 dengan iterasi blok 1 menunjukkan indikasi adanya model yang baik.

3.5.2.2 Analisis Nagelkerke R Square

Ghozali (2011, 341) mengatakan bahwa Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell . Sedangkan, Cox and Snell’s R Square sendiri merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada regresi berganda

yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood . Nilai Nagelkerke R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada regresi berganda, dimana nilai Nagelkerke

3.5.2.3 Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Menurut Ghozali (2011, 341) Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model atau tidak terdapat perbedaan antara model dengan data sehingga dapat dinyatakan fit. Dalam uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit ini hipotesis nol menunjukkan bahwa model fit untuk dilakukan penelitian, sedangkan hipotesis alternatif menunjukkan sebaliknya yaitu model tidak fit untuk dilakukan penelitian.

Penilaian atas kecocokan data dengan model pada uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit dilihat dari nilai signifikansi yang ditunjukkan, yaitu:

1. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka H 0 tidak dapat ditolak atau model fit untuk dilakukan penelitian.

2. Jika nilai Sig < 0,05 maka H 0 ditolak atau model tidak fit untuk dilakukan penelitian.

3.5.2.4 Uji Ketepatan Prediksi

Sekaran (2010, 336) menyatakan tujuan dari uji hipotesis adalah untuk menentukan secara akurat jika null hypothesis (H 0 ) dapat ditolak dan menerima alternate hypothesis (H a ). Terdapat dua jenis kesalahan ( error) yaitu Type I Error dan Type II Error yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kesalahan tipe I ( Type I Error )

2. Kesalahan tipe II ( Type II Error) Kesalahan tipe II atau yang juga disebut sebagai beta (β) adalah kemungkinan

gagalnya menolak H 0 dimana seharusnya H a benar.

3.5.2.5 Uji Pengaruh

Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Penilaian atas pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari besarnya nilai signifikansi (Sig) yang dibandingkan deng an nilai probabilitas (α).

Dengan menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang masing- masing menunjukkan tidak adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dan adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria dari penerimaan maupun penolakan terhadap hipotesis tersebut, yaitu:

1. Jika Sig > 0,05 maka H 0 tidak dapat ditolak atau variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika Sig < 0,05 maka H a tidak dapat ditolak atau variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, obyek yang digunakan adalah perusahaan non- keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Terdapat 72 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria penelitian selama periode penelitian dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Dengan demikian, jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 216 sampel.

Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

No.

Keterangan

Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI 305 selama periode 2009 sampai dengan 2012

2 Perusahaan non-keuangan yang tidak menggunakan (33) mata uang Rupiah selama periode 2009 sampai dengan 2012

3 Perusahaan non-keuangan yang tidak menerbitkan (10) laporan keuangan per 31 Desember selama periode 2009 sampai dengan 2012

4 Perusahaan non-keuangan yang tidak memperoleh (67) laba selama periode 2009 sampai dengan 2011

5 Perusahaan non-keuangan yang tidak memiliki (123) kepemilikan insider selama periode 2009 sampai dengan 2011

4.2 Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 Statistik Desriptif

Mean Std. Deviation PAYDIV

,1441838 ,43690577 Valid N

(listwise) Sumber: Hasil uji Statistik SPSS 21

Tabel 4.3 Frekuensi PAYDIV

Sumber: Hasil uji Statistik SPSS 21 Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 pada variabel PAYDIV yang merupakan variabel dummy , dimana angka 0 berarti perusahaan tidak membayarkan dividen dan angka 1 berarti perusahaan membayarkan dividen. Variabel PAYDIV memiliki nilai rata-rata sebesar 0,62 yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan yang dijadikan sampel Sumber: Hasil uji Statistik SPSS 21 Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 pada variabel PAYDIV yang merupakan variabel dummy , dimana angka 0 berarti perusahaan tidak membayarkan dividen dan angka 1 berarti perusahaan membayarkan dividen. Variabel PAYDIV memiliki nilai rata-rata sebesar 0,62 yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan yang dijadikan sampel

Variabel INSD memiliki nilai minimum sebesar 0,000 dan nilai maksimum sebesar 28,097 dengan nilai rata-rata sebesar 0,040982 dan nilai deviasi standar sebesar 0,06433171. Variabel SIZE menunjukkan nilai minimum sebesar 5.624.000.000 dan nilai maksimum sebesar 299.578.293.236.000 dengan nilai rata-rata dan deviasi standar masing-masing sebesar 12.081.672.259.534,25 dan 37.159.862.559.719,980. Variabel EPS menunjukkan nilai minimum sebesar 0,28000 dan nilai maksimum sebesar 4393,000, serta nilai rata-rata dan deviasi standar masing-masing 212,6550463 dan 520,22468111.

Variabel FLEVER menunjukkan nilai minimum 0,01481 dan nilai maksimum sebesar 6,59841 dengan nilai rata-rata dan deviasi standar masing- masing sebesar 1,1815505 dan 0,98969063. Variabel AGE yang mewakili usia perusahaan menunjukkan nilai minimum sebesar 8 dan nilai maksimum sebesar

78 dengan nilai rata-rata dan deviasi standar sebesar 31,07 dan 11,676. Variabel PER menunjukkan nilai minimum sebesar 1,02780 dan nilai maksimum 635,13510 dengan nilai rata-rata dan deviasi standar masing-masing sebesar 28,0288509 dan 64,13700289. Variabel RETA menunjukkan nilai minimum sebesar -2,47370 dan nilai maksimum 0,71340 dengan nilai rata-rata dan deviasi standar masing-masing sebesar 0,1441838 dan 0,43690577.

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1 Hasil Uji Model Fit

Tabel 4.4 Hasil Uji Model Fit

Keterangan -2Log Likelihood

Block Number 0 286,797 Block Number 1

175,697 Sumber : Hasil uji statistik SPSS 21 Dari tabel 4.4 terlihat nilai - 2Log Likelihood dari block number 0 sebesar

286,797 dan nilai block number 1 sebesar 175,697. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan nilai -2Log Likelihood dari block number 0 ke block number 1 sebesar 111,100. Hal ini menunjukkan bahwa model penelitian baik untuk digunakan.

4.3.2 Hasil Analisis Nagelkerke R Square

Tabel 4.5 Hasil Analisis Nagelkerke R Square

Step

Cox & Snell Nagelkerke R

R Square

Sumber: Hasil uji statistik SPSS 21

Tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai 2 Nagelkerke R sebesar 0,547 yang berarti hanya sebesar 54,7% variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh Tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai 2 Nagelkerke R sebesar 0,547 yang berarti hanya sebesar 54,7% variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

4.3.3 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Tabel 4.6

Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square

df Sig.

Sumber: Hasil uji Statistik SPSS 21 Tabel 4.6 tersebut menunjukkan nilai signifikansi pada Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit sebesar 0,507. Nilai tersebut lebih besar dari nilai alpha (α) yaitu 0,05. Dari nilai tersebut, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

atau model fit dengan data observasi penelitian.

4.3.4 Hasil Uji Ketepatan Prediksi

Tabel 4.7 Hasil Uji Ketepatan Prediksi

Overall Percentage 75,9

Sumber: Hasil Statistik SPSS 21

Pada tabel 4.7 tersebut menunjukkan terdapat 134 perusahaan yang membagikan dividen. Perusahaan yang tepat diprediksi model adalah sebanyak

Sedangkan sisanya sebanyak 21 perusahaan tidak tepat diprediksi model, yang artinya terdapat kesalahan tipe 1 sebesar 9,7% (21/216).

Dari tabel tersebut, dapat diketahui pula jumlah dari perusahaan yang tidak membagikan dividen adalah 82 perusahaan. Sebanyak 51 perusahaan yang tepat diprediksi model dengan persentase ketepatan prediksi sebesar 62,2% (51/82). Sisanya, sebanyak 31 perusahaan tidak tepat diprediksi atau kesalahan tipe 2 sebesar 14,4% (31/216). Secara keseluruhan tingkat ketepatan prediksi adalah 75,9%.

4.3.5 Hasil Uji Pengaruh

Tabel 4.8 Hasil Uji Pengaruh

Kesimpulan Constant

,021 berpengaruh negatif SIZE

,076 tidak berpengaruh EPS

,210 tidak berpengaruh FLEVER

,020 berpengaruh positif AGE

,182 tidak berpengaruh PER

,366 tidak berpengaruh RETA

,000 berpengaruh postif Sumber: Hasil uji Statistik SPSS 21

Dari tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa variabel INSD mempunyai nilai koefisien sebesar -7,557 dengan nilai signifikansi 0,021 di bawah 0,05 yang artinya Ha 1 diterima, insider ownership berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruhnya negatif. Hal ini disebabkan, tingkat penyebaran kepemilikan manajerial yang tinggi maka perusahaan cenderung mengalokasikan laba pada Dari tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa variabel INSD mempunyai nilai koefisien sebesar -7,557 dengan nilai signifikansi 0,021 di bawah 0,05 yang artinya Ha 1 diterima, insider ownership berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruhnya negatif. Hal ini disebabkan, tingkat penyebaran kepemilikan manajerial yang tinggi maka perusahaan cenderung mengalokasikan laba pada

Hasil pengujian terhadap variabel SIZE menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,076 di atas 0,05 yang artinya, Ha 2 tidak diterima. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembayaran dividen. Hasil pengujian terhadap variabel EPS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,210 di atas 0,05 yang artinya, Ha 3 tidak diterima. Hal ini menunjukkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil pengujian menunjukkan variabel FLEVER mempunyai nilai koefisien sebesar 0,574 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,020 di bawah 0,05 yang berarti Ha 4 diterima, financial leverage berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruhnya positif. Hal ini berarti apabila financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio rendah, maka kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen juga rendah. Seperti yang diungkapkan Appannan dan Sim (2011), perusahaan dengan financial leverage yang rendah bergantung pada sumber pendanaan internal, oleh karena itu perusahaan cenderung membayarkan dividen yang lebih rendah dan mencadangkan dana untuk keperluan investasi mendatang.

Hasil pengujian terhadap variabel AGE menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,182 di atas 0,05, yang artinya Ha 5 tidak diterima. Hal ini menunjukkan usia perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen.

Hasil pengujian terhadap variabel PER menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,366 di atas 0,05 yang artinya Ha 6 tidak diterima. Hal ini menunjukkan peluang investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa variabel RETA memiliki nilai koefisien sebesar 5,263 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 di bawah 0,05 yang artinya Ha 7 diterima, retained earnings to total asset berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruhnya positif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih matang dengan rasio retained earnings to total asset yang tinggi mempunyai kemungkinan lebih besar untuk membagikan dividen. Seperti yang diungkapkan oleh Lestari (2012), perusahaan dengan rasio retained earnings to total asset yang tinggi mempunyai arus kas bebas yang lebih banyak tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham.

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut:

1. Insider ownership berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Al- Malkawi (2008), Han et al .(1999), dan Hatta (2002) namun konsisten dengan penelitian oleh Dewi (2008) dan Darmawan (2008).

2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian oleh Al-Malkawi (2008), Hatta (2002), Dewi (2008), Mistry (2011), dan Malik et al. (2013), namun konsisten dengan penelitian oleh Adil et al. (2011).

3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya oleh Al-Malkawi (2008), Adil et al. (2011), dan Dewi (2008).

4. Financial leverage berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya Al-Malkawi (2008), Sisca Dewi

(2008), Myers dan Bacon (2002), Darmawan (2008), Appannan dan Sim (2011), serta Maria Budiyanti (2010).

5. Usia perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian oleh Al-Malkawi (2008) dan Darmawan (2008), namun konsisten dengan Malik et al. (2013).

6. Peluang investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian oleh Al-Malkawi (2008) namun tidak konsisten dengan penelitian Myers dan Bacon (2002).

7. Rasio retained earnings to total assets berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Hasil penelitian konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Jenjang Sri Lestari (2012).

5.2 Keterbatasan

Adapun keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah periode penelitian yang terbatas hanya tiga tahun, yaitu selama periode 2009 sampai dengan 2011

2. Jumlah variabel penelitian yang digunakan hanya tujuh variabel independen. Dimana, jumlah variabel tersebut masih belum sepenuhnya dapat menjelaskan variabel dependen.

5.3 Rekomendasi