SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Perbankan

  

MAKALAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Sistem Informasi Perbankan

  DI SUSUN OLEH :

  1. Dedeh Rahmawati (141500071)

  2. Caskori (141500001)

  3. Siti aisyah (1415000 )

  4. Nurul a. jazmiyati (141500017)

  5. Arif suryana (1415000 )

  6. Lixa dwi kartikasari (141500032)

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

  Dengan memanjatkan do‟a dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah, kami dapat menyelesaikan tugas Sistem Informasi Perbankan Syariah ini dengan tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan umat manusia dalam kepemimpinannya.

  Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Perbankan Syariah dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan” Harapan kami semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, semoga Makalah ini pula dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

  Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam menyelasaikan tugas makalah ini. Tak lupa kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

  Melalui kata pengantar ini, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan yang tidak diketahui oleh kami, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran dan kritik yang berguna demi penyempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini.

  Amin Yaa Robbal „Alamin.

  Serang, 29 Oktober 2016 Penulis,

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i

  DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1 C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengambilan Keputusan ………………………................................. 3 B.

  ………………………. 12 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan C.

  Tujuan Sistem Pendukung Keputusan ………………………………. 15 D.

  ………………………………. 16 Faktor Sistem Pendukung Keputusan E.

  Metode Sistem Pendukung Keputusan ………………………………. 17 F.

  ........ ....19 Kelebihan dan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………..… 20 B.

  ……………………………………………………….. 21 Kritik dan Saran

  DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sangat pesat, tidak terbatas pada

  perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak, namun juga pada metode komputasi. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas.

  Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi. Karena dalam era globalisasi seperti sekarang ini sebuah perusahaan dituntut untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) dalam membantu pengambilan keputusan.

  Metode AHP merupakan metode pengambilan keputusan yang multi kriteria. Jadi akan sangat cocok apabila digunakan metode AHP dengan multi kriteria dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

  B.

  Rumusan Masalah 1.

  Apa pengertian dari pengambilan keputusan? 2. Apa pengertian dari sistem pengambilan keputusan? 3. Apa tujuan dari sistem pengambilan keputusan? 4. Apa saja metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan? 5. Apa saja faktor yang mempengaruhi sitem pendukung keputusan? 6. Apa saja kelebihan dan keterbatasan dari sistem pengambilan keputusan? C. Tujuan Penulisan 1.

  Untuk mengetahui arti dari pengambilan keputusan 2. Untuk mengetahui arti dari sistem pendukung keputusan 3. Untuk mengetahui tujuan dari sistem pendukung keputusan 4. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pendukung keputusan 6.

  Untuk mengetahu kelebihan dan keterbatasan sistem pendukung keputusan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses

  mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Ada beberapa langkah langkah yang harus terlebih dahulu di lakukan yaitu , 1. Kegiatan kegiatan intelijen, yaitu menemukan situasi yang memerlukan kegiatan pembuatan keputusan

  2. Design activities , yang berarti menemukan ,mengembangkan dan menganalisis tindak lanjut yang hendak di capai

  3. Kegiatan pemilihan ,yaitu memilih dari berbagai kemungkinan tindak lanjut yang menurut perhitungan merupakan tindak lanjut yang paling tepat

4. Plaksanaan, dalam arti pembuatan keputusan

  Dengan menerapkan langkah langkah tersebut di atas ,maka secara sistematis diharapkan akan memungkinkan seseorang membuat keputusan dengan tepat ,cepat, praktis , dan rasional.pada setiap proses pembuatan keputusan ada 6 langkah yang harus di tempuh :

  1. Mendefinisikan masalah

  Pendefinisian masalah merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan keputusan:sebab hal ini akanmenentukan bagaimana kita berpikir tentang alternative yang mungkin untukmemecahkan masalah tersebut .

  2. Menentukan criteria pemecahan masalah

  Dalam pase ini pembatasan dan syarat syarat pemecahan masalah perlu di tetapkan. Misalnya eberapa waktu yang di alokasikan untuk melaksanakan pemecahan masalah .apakah pemecahan pemecahan masalah itu di batasi oleh kebijakan kebujakan tertentu, apakah criteria pemecahan yang baik , dan apakah pemecahan masalah tersebut

  3. Mengidentifikasikan alternatif.

  Langkah ini merupakan untuk mengidentifikasikan sebanyak banyaknya ,pemecahan masalah yang mungkin dapat di laksanakan .dalam hal ini perlu di ingatkan bahwa tidak harus semua alternatif di cari sampai tuntsas ,karena manusia mempunyai keterbatasan, karena alternatif pemecahan masalah menyangkut apa yang dapat di kerjakan dalam waktu waktu yang akan datang itu dapat di bayangkan sebelumnya.disamping usaha tersebut hanya akan membuang tenaga ,.

  4. Mengadakan penilaian terhadap alternatif

  untuk dapat mengadakan penilaian,sangat di perlukan tersedianya informasi .tiap alternatif yang di temukan di kaji kebaikannya dan kekurangannya ,dan kemungkinan akibatnya kalau arternatif tersebut di laksanakan. Kohler,et al .(1976)mengemukakan tiap tiap alternative sebagai berikut : a.

  Alternatif yang baik adalah alternatif yang dapat melaksanakan dan menghasilkan dampak positif .

  b.

  Alternatif yang gampang adalah alternatif yang tidak mempunyai akibat positif dan negatif c.

  Alternatif campuran adalah alternative yang memungkinkan menghasilkan dampak positif atau sangat negatif d.

  Alternatif yang jelek adalah alternatif yang menyebabkan akibat negati arternatif e.

  Alternatif yang tidak pasti yaitu alternatif yang mempunyai akibat yang tidak menentu kalau di laksanakan .

5. Memilih alternaif yang “terbaik”

  Dalam memiliki alternatif perlu di pertimbangkan kriteria yang telah ditetapkan. Sangat penting memilih alternatif yang” baik” dan bukan alternatif yang gampang dan dapat “diterima” dalam hal ini pembuatan keputusan harus dapat mengadakan penyesuaian, sehungga criteria yang “baik”itu tetap dapat di ikuti secara maksimal.

  6. implementasi alternatif yang di pilih

  implementasi adalah melaksanakan kepuasan yang di tetapkan (alternative terbaik)pelaksanaan ini menyangkut pemberian kekuatan legal pada keputusan tersebut,mengusahakan agar keputusan tersebut dapat di terima orang yang terkena keputusan dengan memberikan informasi ,melakukan persuasi dan memberikan pengarahn bagaimana menyalurkan hasil keputusan tersebut.

  Proses pembuatan keputusan

  Pembuatan keputusan dapat di lakukan melalui hasil keputusn proses sebagai berikut:

  1. pengenalan dan perumusan masalah yang di hadapi dan hendak di pecahkan

  ; 2. pengumpulan data pendahuluan ; 3. penetapan kebijaksanaan umum untuk pemecahan masalah ; 4. perkiraan serta telaahanstaf; kegiatan ini mempunyai 5 aspek yaitu: a.pengembangan alternatif alternative; b.penilaian atas setiap alternatuf; c.pembandingan antara konsekuensi; d.pemilihan alternatif yang dampaknya terbaik; e.analisis cara bertindak yang berlawanan

  5. pengajuan saran ;

  6. Pertimbangan atas saran

  7.pemilihan atas saran ; 8.implementasi keputusan.

  Berturut turut di jelaskan lebih lanjut proses pembuatan keputusan itusebagai berikut: 1.

   pengenalan dan perumusan masalah yang di hadapi

  peruses pembuatan keputusan di mulai pada saat pimpinan menyadari adanya sesuatu masalah yang perlu di pecahkan .suatu kelaziman bahwa pada permulaan kesadaran ini masalahnya mungkin masih kabur , kekaburan biasanya meliputi keadaan yang tidak menentu.

  Arah kegiatan pimpinan pada saat ini adalah mengusahakan agar terdapat kejelasan andangan atas keadaan yang meragukan itu sehingga masalahnya sendiri menjadi jelas .

  Perumusan masalah di lakukan dengan mempergunakan prinsif strategi .perinsip ini bahwa perhatiaan harus di pusatkan pada faktor faktor yang di duga merupakan “kunci”dari pada permasalahan .analisis masalah di lakukan dengan menguraikan unsure unsure masalah yang di hadapi untuk kemudian di kelompokkan kembali menurut sifat dan masing maising.makin jelas dan tegas pemberian batasan dalam perumusan masalah , makin mudah juga proses pemecahan masalah yang telah di rumuskan dengan baik , berarti sudah separuh terpecahkan ,di gunakan sebagai pangkal tolak pemikiran .

  2. pengumpulan data pendahuluan setelah pembatasan yang jelas, dan telngkap terhadap masalah yang di hadapi ,langkah berikutnya adalah pengumpulan data pendahuluan dalam rangka kemungkinan pemecahan masalah yang di hadapi .dalam tahap ini sesuai dengan jenis dan posisi masalah pimpinan data meminta inforasi daristaf yang bersangkutan dengan masalah itu,dengan kata lain, sesudah staf yang bersangkutan mengajukan keterangan dan saran ,pimpinan langsung membuat keputusan . dalam hal ini , dapat saja terjadi jika pimpinan menguasai semua detail permasalahan yang di hadapi.

  3. Penetapan kebijaksanaan umum untuk pemecahan masalah

  Sebagai langkajh lanjutan dalam proses pembuatan keputusan adalah menetapkan garis garis besar pemecahan masalah secara konsepsional .selanjutnua, ia merupakan suatu kegiatan pemikiran.

  Dalam proses pemikiran ini pimpinan menghubungkan masalah yang di hadapinya dengan tujuan , saran serta nilai nilai yang hendak di capai.dalam proses ini pengalaman ,kebiasaan serta ketentuan dan norma norma organisasi seta logika memegang peranan yang penting.

  Kegiatan pemikiran ini menghasilkan perumusan kebijaksanaan dalam pemecahan masalah . kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan itu tidak perlu bersifat terperinci .bahkan ia harus bersifat umum hingga memberikan kemungkinaan ada staf untuk melaksanakan analisis staf secara objektif .

  4. Perkiraan keadaan serta telaah staf

  Perkiraan keadaan oleh staf adalah serangkaian kegiatan pemikiran logis yang panjang.berat ringannya serta banyak tidaknya waktu ang di perlukan dalam proses analisis ini biasanya bergantung ada insensitas serta tingkat kerumitan masalah yang harus di analisis .

  Proses analisis dimulai dengan kegiatan pengembangan alternatif- alternatif dan berakhir pada pengajuan saran saran tentang alternatif yang tampaknya terbaik kepada pimpinaan .

  a.

  Pengembangan alternatif Pengembangan dari alternatif alternatif adalah kegiatan analisis untuk menemukan berbagai macam alternatif yang mungkin dpat dipergunakan oleh pimpinaan dalam pemecahan masalah.

  b.

  Penilaian setiap alternatif Evaluasi dilakukan atas dasar “ramalan”(forecasting) ,mengenai konsekuensi setiap alternative yang dapat setiap di perkirakan timbul.dalam pembuatan langkah ini setiap alternative digunakan sebagai “premis”untuk

  • – meramalkan sebanyak mungkin bahan apabila mungkinsemua konsekuensi
c.

  Perbandingan antara alternatif-alternatif Syarat utama untuk dalam membuat perbandingan antara konsekuensi adalah adanya parameter yang sama dan mudah di gunakan untuk setiap alternative. Parameter yang termudah adalah parameter yang bersifat kuantitatif.untuk ini cara terbaik yang dapat di tempuh adalah dengan mengusahakan interpretasi konsekuensi alternative dalam bentuk angka angka .

  Gaya Dan Model Pengambilan Keputusan

  manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai macam gaya . pada beberapa organisasig kali terdapat pariasi gaya pengambilan keputusan manajemen antara satu manajer dengan manajer lainnya .gaya manajer dalam mengambil keputusan akan banyak di warnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilaku, pengalaman, dan sejenisnya.

  Secara umum gaya pengembalan keputusan yang di maksud adalah sebagai berikut: 1. manajer mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia pada waktu tertentu.

  2. manajer memperoleh informasiyang diperlukan dari pada bawahan dan kemudian menetapkan keputusan yang di pndang relevan .peranan yang di mainkan oleh orang lain adalah lebih, dalam hal informasi yang di perlukan kepada manajer daripada rumusan atau penilaian alternative.

  3. manajer membicarakan permasalahan yang di hadapi organisasidengan para bawahan secara individual dan mendapatkan gagasan dan saran saran tanpa melibtkan para bawahan sebagai satu kelompok .kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat atau tidak dapat mencerminkan masukan atau intuisi maupun aspirasi para bawahan

  4. manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan dan saran para bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan kelompok . keputusan yang di ambil dapat atau tidak mencerminkan masukan intuisi dan aspirasi para bawahan

  5. manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok yang menyusun serta menilai alternative.manajer tidak bermaksud untuk memengaruhi para bawahan dan keinginan untuk menerima implementasi serta merealisasikan setiap keputusan hasil musyawarah bersama.

  Dalam organisasi, seringkali timbul keputusan untuk membentuk pusat penyimpangan informasi. Hal ini terjadi apabila terdapat beberapa keputusan yang harus diambil dan sangat bergantung pada kelancaran dan ketepatan analisis, interpretasi, dan evaluasi informasi yang tersedia bagi pengambil keputusan. Organisasi besar biasanya memiliki pusat informasi yang sekaligus mendukung pusat-pusat keputusan.pusat keputusan berkaitan anatara satu dan yang lainnya dengan mengikuti struktur organisasi. Dengan demikian, bentuknya semacam jaringan keputusan dengan dibayangi sebagai penunjang oleh sistem jaringan informasi melalui jaringan komunikasi.

  Pada sebuah sistem keorganisasian, terdapat beberapa klasifikasi pengambilan keputusan . pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsep pengambilan keputusan akan memberikan nilai guna dalam pembahasan yang lebih dalam. Menurut davis (1974) kerangka kerja untuk pengambilan keputusan tersebut meliputi: 1.

   sistem pengambilan keputusan

  sistem pengambilan keputusan adalah suatu cara atau prosedur tertentu, ketika suatu keputusan diambil oleh pembuatnya (biasanya manajer). Sistem pengambilan keputusan tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.

  a.

   Pertama, sistem keputusan terbuka memandang suatu keputusan berada dalam

  suatu lingkungan yang kompleks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan pada suatu saat terjadi sebaliknya bahwa lingkungan lebih banyak dipengaruhi oleh keputusan. Tujuan keputsan secara terbuka hampir sama dengan suatu tingkat aspirasi dalam arti bahwa ia dapat berubah manakala manajer sebagai pengambil keputusanmenerima bukti kesuksesan atau suatu kegagalan.

  b.

   Kedua, sistem keputusan tertutup menganggap bahwa suatu keputusan dipisah dari

  masukan yang tidak diketahui dari lingkungan.keputusan tertutup jelas menganggap individu rasional secara logis menguji seluruh alternatif, memberikan urutan berdasarkan urgensi keluarannya, dan menentykan alternatif yang paling menguntungkan.

  2. Pengetahuan mengenai keluaran

  suatu keluaran menentukan mengenai hal-hal yang akan terjadi manakala suatu arah tindakan ditentukan. Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan menjadi tiga kategori dasar pengetahuan yang sangat berhubungandengan keluaran, yaitu sebagi berikut: a.

  Kepastian, yaitu pengetahuan yang akurat dan lengkap mengenai keluaran setiap alternatif.

  b.

  Resiko, yaitu keluaran yang mungkin timbul dapat dilekatkan pada setiap keluaran.

  c.

  Ketidakpastian, yaitu beberapa keluaran mungkin timbul dan dapat diidentifikasi tetapi tidak ada pengetahuan tingkat kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada setiap keluarannya.

  3. Tanggapan keputusan

  Berdasarkan kemampuan organisasi dalam mengadakan rencana atas proses pengambilan keputusan. Pada umumnya keputusan dapat digolongkan menjadi: a.

  Keputusan terprogram Yaitu keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat norma dan prosedur keputusan.

  b.

  Keputusan tidak terprogram Yaitu keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan.

  Keputusan dalam sistem keputusan terbuka merupakan keputusan tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya atas keseluruhan faktor.

  4. Deskripsi mengenai pengambilan keputusan

  Dua model pengambilan keputusan yang sangat sering terdapat dalam suatu organisasi adalah: a.

  Model normatif

  Yaitu model pengambilan keputusan yang memberikan kepada manajer sebagai pengambil keputusan mengenai bagaimana ia harus mengambil sekelompok keputusan.

  b.

  Model deskriptif Yaitu sebuah model pengambilan yang berusah untuk menjelaskan perilaku konkret dan kaarena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan perilaku.

  5. Kriteria untuk pengambil keputusan

  Pada model normatif, kriteria untuk menentukan satu di antara beberapa alternatif adalah memaksimumkan atas laba, utilitas, nilai yang diharapkan, dan sejenisnya. Pandangan alternative pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan. Pandangan tersebut berasal dari model perilaku deskriptif yang mengatakan bahwa manajer sebagai pengambil keputusan tidak mengetahui seluruh alternative dan harus mencarinya.anggapan konsep pemuasan lebih merupakan rasionalitas lengkap. Manajer hanya memiliki kemampuan kognitif untuk menyerap alternative beserta umpannya.

  6. Relevansi konsep keputusan terhadap desain sistem informasi manajemen

  Sistem informasi manajemen berdasarkan computer berguna baik dalam model keputusan tertutup msupun keputusan terbuka. Di dalam model keputusan tertutup, computer bertindak sebgai alat penghitung untuk dapat menghitung keluaran optimum. Dai dalam model keputusan terbuka, computer bertindak sebagai pembantu bagi mnajer guna menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data, dan sejenisnya. Desain tersebut memungkinkan manajer sebagai pengambil keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya sendiri atau pada computer. Variasi dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam kondisi kepastian, risiko, dan ketidakpastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi sistem informasi manajemen. Untuk setiap model, persyaratn datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manajer sebagai pengambil keputusan juga tidak sama. Terbatasnya manajer sebagi pengambil keputusan dalam organisasi di samping informasi manajemen harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Apabila keputusan tidak bisa sepenuhnya diprogram, yang mungkin dapat dilakukan adalah pemorograman sebagian.pada kasus ini norma yang telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan lanjutan diserahkan kepada manajer sebagai pengambil keputusan. Sistem informasi manajemen didesain untuk memantau keputusan terprogram dan untuk mengenal tampaknya tidak dapat diaplikasikan oleh norma keputusan atau yang tampaknya tidak memberikan keluaran sesuai dengan rencana.keputusan yang tidak terprogram biasanya tidak berstruktur. Untuk itu, sistem informasi manajemen menyediakan seperangkat alat agar manajer sebagai pengambil keputusan dapat menstruktur proses pengambilan keputusan. Untuk permasalahan tidak terprogram berulang, sistem informasai manajemen dapat didesaim dengan strukturisasi sebagian guna mempercepat pengolahan, sisanya oleh manajer sebagai pengambil keputusan.

  B.

  Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 1. pengertian sistem Sistem adalah komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berfungsi menerima input( masukan),mengolah input, dan menghasilkan output( pengeluaran ). Input dan output berasal dari luar sistem atau dari lingkungan sistem tersebut berada . oleh karenanya, sistem akan berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya akan mampu bertahan lama. Sistem yang tidak cepat berinteraksi dengan lingkungannya tidak akan bertahan lama.

  Ada banyak sistem di sekitar kehidupan manusia , baik sistem yang sudah ada di alam maupun sistem yang di ciptakan oleh manusia , keduanya memiliki karakteristik yang sama , yaitu memiliki beberapa komponen. Meskipun masing masing sistem memiliki karakteristik dan komponen yang berbeda beda , maupun ada komponen komponen waktu yang di jumpai di setiap sistem yaitu : Input  proses  output. Masing masing komponen sistem tersebut di atas memiliki fungsi yang berbeda beda . komponen tersebut adalah sebagai berikut : a.

  Input berfungsi untuk menerima masukan dari luar sistem.pesawattelevisi menerima input siaran televise dari antenna , atau bisa juga menerima input dari pemutar DVD dan kamera video melalui colokan input b. Proses berfungsi untuk mengubah input menjadi output.

  c.

  Output berfungsi untuk mengirimkan hasil olahan kepada pihak luar sistem d.

  Control berfungsi untuk mengendalikan komponen lain agar berfungsi seperti yang di harapkan e.

  Batas sistem berfungsi untuk memisahkan sistem dengan lingkungannya atau dengan sistem lainnya f.

  Sistem juga memiliki tujuan yang hendak di capai

  2. Jenis jenis sistem Sistem dapat di golongkan kedalam beberapa kelompok , tergantung karakteritiknya , beberapa golongan sistem di antaranya adalah: sistem terbuka vs tertutup. Sistem terbuka adalah sisrem yang berhubungan dengan

  • lingkungannya . sistem terbuka memerima masukan dari luar dan menghasilkan keluaran juga untuk pihak luar .kebanyakan sistem bersifat terbuka . sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungannya sistem manual vs otomatis. Sistem manual adalah sistem yang bekerja berdasarkan
  • campur tangan orang . tanpa di jalankan secara manual, sistem tidak akan berjalan .sistem otomatis adalah sistem yang dapat bekerja sendiri secara otomatis , sehingga tidak memerlukan campur tangan manusia sistem alamiyah vs buatan manusia . sistem alamiah adalah sistem yang sudah di
  • sediakan oleh alam , sehingga manusia tidak dapat berbuat banyak untuk mempengaruhi sistem tersebut.sistem buatan manusia adalah sistem yang di ciptakan oleh manusia
  • berubah , sedangkan sistem dinamis adalah sistem yang selalu berubah menyesuaikan dengan lingkungannya

  sistem statis vs dinamis . sistem statis adalah sistem yang relatif tetap atau tidak

  3. Pengertian sistem pendukung keputusan (Decision support system) DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, permodelan dan pemanipulasian data. sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi instruktur dan situasi tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

  Konsep sistem pendukung keputusan pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem yang berbasis computer yang ditunjukna untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Adapun komponen dalam SPK Secara garis besar Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar, yaitu : 1.

  Sistem database Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan atau lembaga baik dari transaksi sehari-hari maupun dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

  2. Model Base Model Base atau suatu model yang mempresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permsalahan, komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada, dan hal-hal terkait lainnya.

  3. Software System Software system ini utnuk menyatukan kedua komponen sebelumnya, setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti‟ computer.

  Seperti penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System) untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin dicari

  1 pemecahannya.

  C.

  Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut : 1.

  Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

  2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer

  3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya

  4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah

  5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis

  6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan computer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.

  Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik

  2 secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.

  D. FAKTOR PENDUKUNG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh : 1.

  Faktor teknologi 2. Faktor kompleksitas structural 3. Faktor pasar internasional 4. Faktor stabilitas politik 5. Faktor konsumerisme

6. Faktor interfensi pemerintah 7.

  Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut 8. Faktor gaya pengambilan keputusan 9. Faktor kemampuan (intelegensi, persepsi, dan falsafah) serta 10.

  Pertimbangan pengambil keputusan

  3 11.

  Menggunakan aplikasi computer base information system (CBIS) E.

METODE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 1.

  Metode Rasio Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program.Dalam analisisbenefit dancos t perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan.

  Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.

  .2. Metode AHP AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh

  Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

  AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : a.

  Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

  b.

  Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

  c.

  Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

  4. Metode IRR Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.

  5. Metode NPV NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

  Rumus yang digunakan Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus: dimana: t - waktu arus kas i – adalah suku bunga diskonto yang digunakan Rt - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu F.

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

  Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) meliputi : 1.

  Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.

  2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

  3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.

  4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.

  5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.

  6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan

  4

  dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya

  Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mempunyai kelemahan atau keterbatasan diantaranya yaitu : 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

  2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif dari

  pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.

  3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.

  4. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut selalu up to date.

  5. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

  dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil alih pengambilan

  5 keputusan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) adalah

  sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini bertujuan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur, memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer, meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya dll. Sistem pendukung keputusan ini dibangun oleh tiga komponen besar yakni database, model base, dan software system.

  Perancangan sitem pendukung keputusan ini memiliki beberapa kelebihan bagi penggunanya seperti memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan, menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur, dan menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan. Meskipun memiliki banyak kelebihan namun sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin terjadi seperti ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

B. Kritik dan Saran

  Demikianlah makalah yang penulis buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini terbuka untuk kritik dan saran bagi penulis.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) adalah

  sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini bertujuan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur, memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer, meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya dll. Sistem pendukung keputusan ini dibangun oleh tiga komponen besar yakni database, model base, dan software system.

  Perancangan sitem pendukung keputusan ini memiliki beberapa kelebihan bagi penggunanya seperti memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan, menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur, dan menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan. Meskipun memiliki banyak kelebihan namun sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin terjadi seperti ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

  B.

  Kritik dan Saran Demikianlah makalah yang penulis buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini terbuka untuk kritik dan saran bagi penulis.

Dokumen yang terkait

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ekonomi Pembangunan (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

0 4 64

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Kedokteran Gigi (S1) dan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi

0 9 14

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (S1) dan mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian

0 7 16

MAKALAH TINJAUAN MEDIA MASSA DAN FORMAT ACARA TELEVISI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Formatologi Acara

0 0 11

Dengan ini saya mengajukan proposal eksperimen fisika untuk memenuhi salah satu tugas dalam matakuliah Eksperimen Fisika I berjudul: PERBANDINGAN NILAI EKSPERIMENTAL COMPOUND PENDULUM DENGAN TEORI SEDERHANA

0 1 10

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN OBAT HERBAL BERDASARKAN PENYAKIT MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY METODE TSUKAMOTO SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

0 1 12

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Magister Kedokteran Klinik

0 2 16

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister bidang Obstetri dan Ginekologi

0 1 14

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister bidang Obstetri dan Ginekologi

0 0 23

PRU early stage crisis cover : Apabila Tertanggung memenuhi kriteria salah satu dari kondisi kritis untuk

0 0 9