PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA INTEGRASI MATA KULIAH DENGAN NILAI-NILAI ISLAM (STUDENT CENTERED LEARNING)

PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT
PADA MAHASISWA
INTEGRASI MATA KULIAH DENGAN
NILAI-NILAI ISLAM
(STUDENT CENTERED LEARNING)

Kompleks Masjid Agung Al Azhar
Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12110
Telp. (021) 727 92753, 726 7272, Fax. (021) 724 4767
Website : www.uai.ac.id

KATA PENGANTAR

Dalam Visi Misi UAI dituntut menjadi Universitas terkemuka dalam membentuk
manusia unggul dan bermartabat yang memiliki kemampuan intelektual berdasarkan
nilai spiritual, moral dan etika islam. Untuk itu dalam pelaksanaan program
pembelajaran, UAI mempunyai keunikan-keunikan yang diciptakan sehingga visi
tersebut dapat tercapai.
UAI mempunyai tujuh elemen dasar sebagai dasar pembinaan kompetensi mahasiswa;

UAI juga sebagai Enterprising University dengan tiga pilar (3 E) yang dimiliki yaitu
sistem pendidikan yang excellent; sistem nilai yang adil “Equity” dan sistem korporat
yang bersifat wirausaha (Entrepreneurial). Disamping itu sebagai universitas yang
berasaskan islam, UAI juga dituntut memberi materi pembentukan karakter sehingga
lulusan dan seluruh civitas akademika berprilaku islami. Sehingga nilai-nilai dasar (core
value islam UAI) harus diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran pada perkuliahan
program studi.
Keunikan-keunikan merupakan keunggulan pembelajaran di UAI yang dimasukkan ke
dalam kurikulum Prodi yang sekaligus dilaksanakan dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan keunikan-keunikan tersebut perlu dibuatkan
pedoman yang menunjang keberhasilan pembelajaran yang mana proses
pembelajaran di UAI adalah berbentuk pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
(student centered learning).
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat dalam pengembangan Universitas Al Azhar
Indonesia.

Jakarta, 10 November 2013
Wakil Rektor I (Bidang APSP)
Muhsin Lubis


DAFTAR ISI

I

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………

1

II

PENGERTIAN STUDENT CENTERED LEARNING ...................................

1

III

PRINSIP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA

5


MAHASISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) ………………………………
IV

PENGEMBANGAN

PROGRAM

PEMBELAJARAN

BERDASARKAN

6

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI …………………………………………………
V

MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ISLAM

7


KEDALAM MATA KULAIH DALAM STUDENT CENTERED LEARNING…..
VI

METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED

11

LEARNING ……………………………………………………………………………………......
VII

BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN WORK SHEET ”LEMBARAN
KERJA” ..................................................................................................

12

PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA
MAHASISWA DAN INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM
(STUDENT CENTERED LEARNING)
DI UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA


I . PENDAHULUAN
UAI sebagai salah satu universitas yang merupakan Entreprising University
yang berazaskan Islam dengan beberapa kekhususan atau ciri khusus sehingga
program Tridharma PT nya pun perlu disesuaikan terutama dalam pelaksanaan
pembelajaran. UAI dengan 7 elemen dasarnya

(Nilai-nilai Islam; TIK;

Manajemen; Kepemimpinan: Kerja sama; Wirausaha,dan Bahasa asing)
merupakan Mata kuliah wajib bagi seluruh Mahasiswa dan harus lulus
minimum B. Untuk memberikan bekal ke pribadian Islami bagi lulusannya
maka materi Mata Kuliah dalam Ke islaman (nilai-nilai Islam ) diintegrasikan
kedalam materi perkuliahan. Sistem Pembelajaran di UAI dudah dipilih dengan
menggunakan metoda ppembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student
centered learning) yang berlaku bagi semua program studi di UAI. Dengan cara
ini diharapkan para lulusan UAI menjadi manusia yang dapat mandiri,
bermoral,berilmu,berkeribadian disamping memiliki jiwa wira usaha.
Untuk memberikan pemahaman dan kemampuan

menerapkan Student


cdentered learning (CL) ini bagi sivitas akademika terutama para dosen
sihingga perlu diberi pedoman atau ketentuan yang sesuai tuntutan (SCL)
sehingga sistem ini dapat berhasil.

II. PENGERTIAN STUDENT CENTERED LEARNING
Inti dari belajar ialah perubahan dan pengembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan kreativitas peserta didik. Ketiga ranah tersebut merupakan
dasar peserta didik dalam mempersiapkan kehidupan yang sebenarnya yakni
mampu hidup di masyarakat. Semakin tinggi dan terlatih ketiga ranah tersebut
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

1

semakin mudah peserta didik dalam menghadapi tantangan zaman. Ketiga ranah
tersebut haruslah diupayakan oleh para pendidik khususnya di bidang
pendidikan yang merupakan tempat meletakkan dasar konsep kehidupan.

Kenyataan yang ada di lapangan justru sebaliknya, peserta didik diciptakan hanya
mengaktifkan satu ranah aspek pengetahuan/ingatan saja sedang aspek lainnya

sedikit terabaikan. Melalui pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
”Student Centered Learning” minimal ketiga aspek tersebut dapat dikembangkan
sehingga akan tercipta pembelajaran yang dekat dengan realitas kehidupan yang
ada. Adapun dampak atau yang merupakan hasil pembelajaran yang diutamakan
dalam ”Student Centered Learning” adalah:

1.

Peserta Didik Mampu Berpikir Kritis
Menyikapi suatu permasalahan dapat terbentuk jika kita sebagai pendidik
mampu memberikan kebebasan kepada anak untuk berpikir yang kritis
terhadap masalah yang ada, sehingga pendidik tidak lagi membatasi anak
dalam berpendapat. Kritis berarti melihat sesuatu sesuai dengan
perspektifnya/sudut pandangnya tentunya yang berlandaskan akhlak
moral/attitude.

2.

Peserta Didik Mampu Memecahkan Permasalahan
Pendidik memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berpikir

memecahkan masalah dengan strategi, memiliki alasan dan mereka berani
untuk mengambil tindakan/resiko dalam belajar. Pada umumnya para
pendidik membenarkan satu cara/jawaban saja hal ini berarti kita
mematikan kreatifitas dan segala aspek yang telah disebutkan diatas.

3.

Peserta Didik Mampu Mandiri
Dengan berbagai macam bentuk kegiatan yang telah diprogramkan maka
peserta didik diciptakan mampu hidup (belajar) mandiri dan berkeyakinan

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

2

atas apa yang telah dikerjakan, sehingga mereka menjadi berani dan percaya
diri. Kegiatan ini bisa melalui tugas-tugas, diskusi dan kerja kelompok,
mengadakan penelitian dan lain sebagainya.
Oleh karena itu seorang pendidik harus terampil menciptakan metoda/cara
belajar yang berorientasi kepada pemandirian seorang mahasiswanya.


4.

Peserta Didik Mampu Bersosialisasi/Kerja Kelompok
Sudah saatnya kita mengakui bahwa dunia/perusahaan membutuhkan
pekerja yang cakap dalam bersosialisasi/bekerja kelompok/teamwork dan
berkomunikasi yang baik ketimbang orang yang hebat berprestasi
akademiknya tetapi tidak mampu bersosialisasi/menjadi pemimpin dalam
kelompoknya sehingga ia menjadi (kuper) kurang pergaulan.

5.

Peserta Didik Mampu menjadi Komunikator yang Efektif dan Baik
Seorang pendidik harus kreatif menciptakan kegiatan/proses pembelajaran
yang mampu mengaktifkan peserta didiknya untuk mengkomunikasikan
pikirannya baik lisan, tulisan maupun gambar diagram/design. Hal ini sangat
penting untuk bekal agar mereka terbiasa berkomuniksi dengan baik dan
benar.
Bentuk-bentuk kegiatan ini seperti diskusi, pementasan, komunikata,
komuniksi letter, kuis interaktif dan lain sebagainya.

Tidak sedikit orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
atasan/bawahannya akibat ia salah/tidak mampu berkomunikasi yang tepat,
baik dan benar.

6.

Peserta Didik Bersikap Positif/Bermoral
Aspek ini menjadi dasar yang sangat vital dalam keberhasilan pembelajaran.
Secanggih apapun media, program, metoda dls, jika aspek moral/sikap
peserta didik tidak tertanam sejak dini dalam menghargai guru, teman,
orang tua (siapapun) maka seorang pendidik akan mengalami hambatan

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

3

yang sangat besar dalam menangani peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Jangan mimpi jika ingin hasil belajar peserta didik
sukses, tetapi aspek moral diabaikan.


Oleh karena itu seorang pendidik harus peka dan teliti terhadap gejala peserta
didik yang tidak sesuai dengan sikap seseorang yang terpelajar atau gejala
berkelainan dan lain sebagainya. Kunci moral/akhlaq yakni ada pada hati (Qolbu)
peserta didik semua. Disinilah perlunya peran Imtaq yang disampaikan oleh
semua dosen disemua pembelajaran (materi perkuliahan) menjadi sangat
penting.

Usaha dan kiat lain oleh Pendidik ialah menegakkan ”Rule of Class”. Aturanaturan/tata tertib yang berlaku di kelas, dikampus serta aturan main dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti aturan diskusi, aturan kerja kelompok, Aturan
Field Trip, Aplikasi Teknologi dengan berbagai ragam cara. Bila rule ini sudah
ditegakkan baik oleh peserta didik maupun oleh dosen/pendidik tersebut, Insya
Allah kegiatan pembelajaran yang diharapkan “Centered Learning” akan tercapai.

Jika lembaga pendidikan/sekolah/universitas/kelas akan menerapkan system
pembelajaran berpusat pada mahasiswa /Student centered learning yang
bernuansakan lingkungan, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan
a.

Semua pihak yang memilki kepentingan dengan keberadaan lembaga
pendidikan/sekolah/universitas/kelas harus memilki komitmen yang sama
melalui pengertian, visi dan misi, sehingga bergandeng tangan bahu
membahu pendidik yang bermuara pada peserta didik sesuai dengan citacita di atas.

b. Pendidik/dosen diberikan kesempatan untuk berkreasi dalam menemukan
dan menyatukan ide/gagasan yang diimplementasikan melalui program tiap
tatap muka program mingguan/program semester dan lain sebagainya. Bila
diciptakan proses pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

4

peserta didik untuk mencari pengetahuan, menuangkan ide/kreasi mereka
dan para dosen/pendidik diberikan pula kesempatan berkreasi menyusun
bentuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat/media dan sarana
yang ada pada lingkungan mereka, InsyaAllah kegiatan belajar mengajar
peserta didik akan aktif dan terarah.
Dosen/guru/pendidik harus mau membuka diri berbuat/menemukan hal-hal
yang terbaru sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Kerja sama
dosen/pendidik dengan staf lain yang terkait sangat diharapkan.
c.

Bagi

orang

tua

harus

mengerti

akan

visi

dan

misi

lembaga

pendidikan/sekolah memberi kepercayaan kepada lembaga pendidikan
untuk melaksanakan sistem ini dan memberikan support dan bantuan baik
moril maupun materil yang dibutuhkan.

III. PRINSIP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT
PADA MAHASISWA ( STUDENT CENTERED LEARNING)
Pada dasarnya belajar adalah mengembangkan kemampuan otak peserta didik
dengan menyeimbangkan fungsi-fungsi otak antara fungsi otak kiri dan otak
kanan. Seperti kita ketahui bahwa fungsi dan tugas otak kiri dan kanan terhadap
pembelajaran adalah berbeda (Cluster) sebagai berikut :
FUNGSI DAN TUGAS OTAK KANAN

FUNGSI DAN TUGAS OTAK KIRI



Persepsi Holistik



Kegiatan Verbal




Intuitif
Imaginatif




Sekuensial (Sistematis)
Linier



Kreatif



Rasional






Sintetik
Induktif
Bisosiatif
Art/Seni






Logis
Analitik
Algoritmis
Deduktif






Irama
Non Verbal
Perasaan
Fikir dengan Gambar

• Fakta
• Bahasa
• Seni Kata Lagu

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

5

Proses pembelajaran harus diciptakan sedemikian sehingga kemampuan yang
ingin dilatihkan pada otak kiri maupun otak kanan dapat berkembang secara
seimbang. Saat ini didunia pendidikan di Indonesia masih “terlalu menekankan
pengembangan otak kiri” yang pada dasarnya tidak bertugas mengembangkan
kreativitas, imaginasi dan biosiatif, yaitu yang sangat diperlukan bangsa ini.
Mahasiswa dan peserta didik kita pada umunya, saat ini lebih bisa bicara/verbal
dari pada memberi solusi dan berbuat, karena fungsi otak kanan tidak
dikembangkan secara maksimal.

IV. PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BERDASARKAN
KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI.
Dalam menyusun suatu Rencana Program Pembelajaran misalnya “Satuan
Pelajaran”/Rencana

Pembelajaran

Perkuliahan” (SAP), maka

(sat-pel/RP)

ataupun

”Satuan

Acara

Kompetensi yang dikembangkan didasarkan pada

pembagian Domain atau Ranah Pendidikan (Menurut Benyamin Bloom). Untuk
itu perlu dilihat jenjang ranah/domain yang mana yang akan dikembangkan
pada setiap pokok bahasan. Domain kognitif, Afektif dan Psikomotor terbagi
menjadi beberapa tingkatan (sebagai berikut).

Jenjang Ranah/Domain Pendidikan

1. Jenjang Kognitif (C)

2. Jenjang Afektif (A)

C.1. Pengetahuan/Ingatan

A.1. Kemauan Menerima/Penerimaaan

C.2. Pemahaman

A.2. Menganggap/Partisipasi

C.3. Penerapan Jenjang Afektif (A)

A.3. Berkeyakinan/Penilaian Penentuan

C.4. Analisa
C.5. Sintesa
C.6. Evaluasi

Sikap
A.4. Mengorganisasikan/ Menerapkan
dalam karya
A.5. Pembentukan Pola Hidup/Menekuni

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

6

3.

Jenjang Psikomotor (P)
P.1. Persepsi
P.2. Kesiapan
P.3. Gerakan Terbimbing
P.4. Gerakan Terbiasa
P.5. Gerakan Kompleks
P.6. Penyesuaian Pola Gerakan
P.7. Kreatifitas

Sudah barang tentu tiap tingkatan ranah/domain sebagai kompetensi yang akan
dikembangkan perlu diujudkan dalam bentuk ”Kata Kerja Operasional” (KKO)
yang dapat diukur pencapaiannya ”KKO” adalah merupakan kemampuan atau
kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran. Kata kerja kompetensi ini
menjadi kegiatan pembelajaran aktif yang dilakukan oleh dosen/peserta didik,
sekaligus menjadi kegiatan melatih kemampuan yang dituju. Domain/ranah
kompetensi ataupun KKO yang akan dikembangkan tentunya adalah berdasarkan
tuntutan kemampuan/ kompetensi masing-masing materi/pokok bahasan dari
setiap mata kuliah.

V. MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ISLAM
KEDALAM MATA KULAIH DALAM STUDENT CENTERED LEARNING
Guna mewujudkan visi UAI

yaitu menjadikan universitas terkemuka dalam

membentuk manusia unggul dan bermartabat yang memiliki kemampuan
intelektual berdasarkan nilai spiritual, moral dan etika islam; sehingga
pembelajaran mahasiswa di UAI harus di berikan materi pembentukan karakter.
Adapun pengertian tujuan dan sarana serta materi nilai-nilai islam yang diberikan
adalah sebagai berikut:

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

7

1.

Pengertian Karakter
Karakter yaitu perilaku menetap pada seseorang yang berlandaskan nilainilai tertentu, sehingga menjadi keunikan dari orang tersebut (Lickona, 1991)
sehingga karakter Islami yaitu perilaku menetap yang berlandaskan pada
nilai-nilai universal Islam.

2.

Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan Sasaran Pendidikan Pembentukan Karakter adalah :


Terbentuknya perilaku

Islami para mahasiwa dan seluruh civitas

akademika UAI.


Terbentuknya “muru’ah”, self esteem dan martabat sebagai warga UAI,
perguruan tinggi yang lahir di lingkungan masjid dengan identitas
keislaman, sehingga mampu menjaga perilaku sesuai jatidiri UAI.

3.

Nilai-Nilai Dasar (Core Values) UAI
Sesuai dengan SK Rektor UAI No. 037/SK/R/UAI/III/2012 telah ditetapkan
Nilai-Nilai Dasar UAI yaitu :
a.

Takwa (Cinta pada Allah dan RasulNya)

b. Jujur dan amanah (Honesty and trustworthiness)
c.

Tanggung Jawab (responsibility)

d. Kendali diri (self control).
e.

Penghargaan terhadap yang lain (respect).

f.

Peduli (care)

g.

Adil (fairness)

h. Kerjasama (cooperation and solidarity)
i.

Rendah hati, tidak sombong (humility).

Dalam pembelajaran nilai-nilai dasar (core value) UAI tersebut dijabarkan
masing-masing aktualisasi dari nilai dasar tersebut.

Untuk menanamkan materi pembentukan karakter berupa nilai-nilai dasar
tersebut diberikan kepada mahasiswa materi mata kuliah program studi di
integrasikan dengan nilai-nilai islam dengan menggunakan metode pembelajaran
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

8

yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) dengan kurikulum
yang berbasis kompetensi (KBK) dimana materi kurikulum tersebut mengacu
kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 8 tahun 2012) dengan ciri dan cara sebagai berikut:
1.

Isi mata kuliah yang perlu diintegrasikan dengan nilai-nilai islam terutama
pokok bahasan materi yaitu untuk :
a.

Mengamankan konsep yang diperkirakan bertentangan dengan nilainilai islam

b. Memperkaya konsep atau saling mendukung
c.
2.

Dapat memagari/memberikan roh/isi keislaman bagi konsep yang netral

Pemberian materi perkuliahan yang diintegrasikan dengan nilai islam untuk
setiap pokok bahasan perlu ditetapkan tujuan pengajaran :
a.

Tujuan pembalajaran

b. Materi pengajaran
c.
3.

Metode integrasi

Ada 2 cara pengintegrasian nilai-nilai islam ke dalam materi perkuliahan:
a.

Dilakukan ditengah-tengah pelaksanaan perkuliahan dan atau

b. Dilakukan di akhir pelaksanaan perkuliahan
Contoh :
i.

Getaran dan gelombang diintegrasikan dalam surat An Nur ayat 40
(pantulan cahaya) dan surat An Nur ayat 39 (laksana fatamorgana di
tanah yang datar)

ii.

Kejadian evolusi manusia diintegrasikan surat tentang kejadian
manusia menurut Al Quran di kontraskan dengan kejadian manusia
menurut teori Darwin.

Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan student centered learning pada
proses pembelajaran sangat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada setiap materi pokok
dalam suatu mata kuliah.

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

9

Menurut Sheal Peter bahwa pembelajaran yang kaya dengan “ceramah dan
membaca buku” sangat kecil kontribusinya untuk pemahaman materi pelajaran
bagi peserta didik, hal ini dapat dilihat pada skema berikut :

Modus Kontribusi Pengalaman Belajar terhadap Hasil Belajar
(Sheal Peter)

Kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca
Kalau hanya mendengar melalui ceramah maka peserta didik akan mengingat
hanya 20% jika peserta didik diminta melihat apa yang dipelajari maka hasilnya
adalah 30% sedang apabila disuruh lihat dan dengar hasilnya adalah 50 % tetapi
jika diminta menceritakan/dikatakan maka hasilnya 70 % dan bila melakukan dan
melaporkan dengan kata atau tulisan maka hasil apa yang didengar dan dilihat
mereka, akan memahaminya sampai 90%.

Bentuk kegiatan pembelajaran dengan Student centered learning ini sangat
sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang mengembangkann ”keterampilan
proses” untuk pemandirian peserta didik. Keterampilan proses yang dimaksud
adalah

kegiatan

pembelajaran

mengamati,

mengklasifikasi,

menafsirkan/interpretasi, memprediksi, menerapkan, mengadakan penelitian
dan mengkomunikasikan (Conny Semiawan).

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

10

Ketujuh konsep keterampilan proses tersebut dapat dijabarkan dalam berbagai
kegiatan yang dapat mencapai kompetensi dasar melalui berbagai kemampuan
yang dilatihkan dengan metode yang sesuai pada setiap pembelajaran suatu
pokok bahasan seperti diuraikan pada bagian berikut:

VI. METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING
Suatu proses pembelajaran akan berhasil dengan baik dan kemampuan peserta
didik dapat berkembang secara maksimal sehingga kompetensi dasar yang dituju
dapat tercapai. maka setiap proses pembelajaran agar mengandung berbagai
metode/cara pembelajaran berikut :
a.

Membiasakan peserta didik mengadakan pengamatan (observasi)
-

Pengamatan lapangan (melihat; mendengarkan; mengukur; merasakan;
meraba)

-

Pengamatan bahan tertulis (membaca; menyimak)

-

Pengamatan laboratorium (melakukan percobaan)

-

Pengamatan lingkungan (masyarakat; rumah; keluarga) dsb.

b. Sering mengadakan tanya-jawab: mengembangkan pertanyaan bentuk
”apa”, ”mengapa”, dan ”bagaimana” secara seimbang.

c.

-

”Apa” (apa, dimana, siapa, kapan)

-

”Mengapa” (mengapa terjadi, alasan, penyebab kejadian)

-

”Bagaimana” (bagaimana cara, proses/urutan kerja, hubungan)

Menerapkan konsep/hukum/rumus pada:
-

Tugas-tugas, lembaran kerja, pekerjaan rumah

-

Menggunakan data, istilah, teori, kaidah, praktik, demonstrasi

d. Dilatih mengemukakan pendapat dalam:
-

Mengkalsifikasikan (menganalisi, mencari persamaan, perbedaan,
membandingkan)

-

Menginterpretasikan (menganalisis, membuat sintesa, menjelaskan
kembali, menafsirkan, memberi arti)

-

Memprediksi (memperkirakan kejadian, mengantisipasi)

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

11

e.

Latihan mengambil/memberi kesimpulan melalui:
-

Menjelaskan kembali, mengarang, membuat makalah, berdisksusi

-

Mengkomunikasikan melalui laporan, gambar, sketsa, diagram, drama
deklamasi.

Dalam penerapan model belajar Pembelajaran ”Student centered learning”
dapat digambarkan pada urutan model dan gambar sebagai berikut:

VII. BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN WORK SHEET ”LEMBARAN KERJA”
Untuk mengubah perngajaran yang terlalu berpusat pada guru menjadi
pengajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning), salah
satu caranya adalah dengan melaksanakan Proses Pembelajaran yang
menggunakan ”Self Instruction”.

Salah satu contoh ”self instruction” yang dapat memindahkan kegiatan
pembelajaran yang selama ini didominasi oleh dosen/guru ke tangan peserta

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

12

didik adalah membuat “work sheet-lembaran kerja” atau lembaran tugas.
Dengan menggunakan lembaran kerja dalam proses pembelajaran maka dengan
sendirinya siswa akan aktif dan Dosen hanya sebagai Fasilitator.

1.

Lembaran Kerja (LK) atau Work sheet.
a.

Pengertian : Lembaran kerja (work sheet) berisi tugas-tugas atau
serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik
sehubungan dengan pencapaian kompetensi satu satuan materi/pokok
bahasan suatu mata kuliah tertentu.

b. Lembaran kerja dan sumber belajar
Melalui

LK peserta didik akan

pengetahuan

dari

berbagai

memperoleh

sumber

yang

dengan mencari

ditunjuk

pada

LK

tersebut.siswa akan mendapat banyak kesempatan untuk menggali
pengetahuan langsung dari sumbernya, seperti lingkungan, buku,
laboratorium, alam sekitar, museum, media cetak dan media elektronik,
narasumber, dan sebagainya.
Hubungan LK (Work sheet) dan sumber belajar digambarkan pada
diagram berikut :

Jadi lembaran kerja dapat diartikan sebagai petunjuk bagi peserta didik
untuk belajar langsung dari berbagai sumber belajar yang ada. Tanpa LK
kegiatan belajar cenderung klasikal, berpusat pada guru, pengetahuan

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

13

yang diperoleh siswa sebagian besar akan hanya berasal dari
dosen/guru.

c.

Isi Lembaran Kerja
Pada dasarnya LK berisi tugas yang harus dikerjakan para peserta didik
dan atau pertanyaan yang harus mereka cari jawabannya dari sumber
belajar. Contoh:
Tugas :
-

Amati peta Jawa Barat dan catatlah nama-nama sungainya.

-

Bacalah buku Energi Gelombang Medan tentang Besaran dan
Satuan, lalu jawablah semua pertanyaan yang ada pada hal .....
(Bentuk pertanyaan dapat menggunakan kata: apa, siapa,
dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana).

d. Jenis Lembaran Kerja
Lembaran kerja ada dua macam, LK terbuka dan LK tertutup. LK disebut
terbuka apabila memungkinkan berbagai alternative jawaban yang
diberikan. Tingkat berpkir pada LK terbuka ini adalah lebih tinggi karena
memerlukan kemampuan analisis, sintesa, dan bahkan evaluasi.
LK disebut tertutup apabila jawaban yang diperlukan sudah tertentu;
dalam hal ini tingkat berpikir yang diperlukan lebih rendah, mungkin
hanya hafalan atau pemahaman saja.
Contoh:
LK terbuka:
= Amati peta dunia, mengapa Indonesia disebut menempati
posisi silang,
= Rencanakan percobaan untuk menyelidiki pengaruh suhu
terhadap larutnya gula dalam air!
LK tertutup:
= Amati peta dunia, apa dua benua yang berdekatan dengan

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

14

Indonesia?
= Masukkan sesendok gula dalam segelas air dingin,
Aduk sampai larut semua, catat waktunya!
Masukkan lagi sesendok gula dalam segelas air panas,
Aduk sampai larut semua catat lagi waktunya, bandingkan.

e.

LK Singkat dan LK Panjang
Ada

kekhawatiran

bahwa

LK

kegiatan

belajar

akan

menjadi

berkepanjangan, memakan waktu lama. Anggapan seperti itu kurang
benar, karena LK ada hanya memerlukan waktu beberapa menit saja.
Contoh:
LK singkat:
= Buatlah 10 buah kata dengan awalan me
Tuliskan 7 buah benda yang mempunyai bangun lingkaran!
LK panjang :
= Buatlah naskah drama minimal tiga babak, tema bebas,
Untuk ditampilkan di depan kelas.

2.

Pentingnya Urutan yang Logis dalam LK
”Pertanyaan/tugas yang tersusun secara teratur sebenarnya 50% telah
terjawab sendiri” Jadi betapa pentingnya urutan soal/kegiatan dalam LK;
maksudnya adalah urutkanlah dari yang mudah ke yang sukar.
Contoh : Apa yang tampak seperti asap yang keluar dari permukaan air yang
mendidih. Pertanyaan ini biasanya dijawab dengan ”uap air”; padahal itu
salah.
Untuk menanamkan konsep secara benar, pertanyaan-pertanyaan berikut ini
bisa digunakan:
a.

Apa yang terjadi jika permukaan laut mendapat sinar matahari?

b. Apa kita dapat melihat uap air yang keluar dari permukaan laut itu?
c.

Setelah sampai di tempat tinggi uap air itu akan berubah menjadi apa?

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

15

d. Apa kita dapat melihatnya?
e.

Di daerah pegunungan uap air juga dapat berubah menjadi tampak, apa
namanya?

f.

Apakah uap air itu sendiri (sebelum berubah) dapat tampak oleh mata
kita?

g.

Jadi apakah yang keluar dari permukaan air yang mendidih itu?

Secara tidak sadar pertanyaan-pertanyaan itu sudah dapat terjawab sendiri
oleh pertanyaan berikutnya. Ini akan sangat berguna untuk menggiring
peserta didik untuk menemukan sendiri.

3.

Contoh Work Sheet /Lembaran Kerja (LK)
Pembelajaran

dengan

menggunakan

LK

adalah

untuk

mengubah

pembelajaran terlalu terpusat pada guru (Teacher learning center) ke
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student centered learning)
berikut disajikan contoh-contoh Lembar Kerja:

Contoh 1 :
Lembaran Kerja
Mata Kuliah

: Fisika

Pokok Bahasan/Materi : Pengukuran
Sub Pokok Bahasan

: Besaran Pokok dan Turunan

Waktu

: 2 Pertemuan

Materi

: Pengukuran, besaran pokok, besaran turunan, sistem
Satuan Internasional.
Sumber bahan : Buku Fisika
Kompetensi dasar :
Peserta didik dapat :
1. Mengukur ukuran suatu benda dengan menggunakan sistem satuan.
2. Menjelaskan pengertian sistem besaran dan satuan.
3. Menjelaskan arti besaran pokok dan besaran satuan.
4. Mejelaskan sebab mengapa Sistem Internasional (SI) sangat penting.
5. Menerpakan sistem satuan pada berbagai contoh dalam kehidupan
sehari-hari.

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

16

Kegiatan 1 :
Bacalah buku Fisika tentang Besaran Pokok dan Besaran Turunan.
Kemudian lakukanlah diskusi secar berkelompok (3 orang):
1.

Ukurlah panjang meja kamu dengan pensil sebagai alat ukur. Berapa
kali panjang pensil panjang meja kamu?
.............................................................................................................

2.

Bagaimana perbandingan panjang meja dengan panjang pensil?
.............................................................................................................

3.

Dari kegiatan mengukur pertama manakah yang merupakan
besaran dan manakah yang merupakan satuan?
.............................................................................................................

4.

Jadi apa yang dimaksud dengan mengukur?
.............................................................................................................

5.

Apa yang dimaksud besaran? Dan apa pula yang dimaksud satuan?
.............................................................................................................

Kegiatan 2 :
Perhatikan buku Fisika mu lagi bahwa ada dua jenis besaran dan juga
dijelaskan dibuku tersebut latar belakang digunakannya sistem
internasional. Kemudian jawablah pertanyaan berikut:
1.

Apa yang dimaksud dengan besaran pokok? Dan apa pula besaran
turunannya?
.............................................................................................................

2.

Ada berapa besaran pokok dalam Fisika? Sebutkan!
.............................................................................................................

3.

Apa latar belakang digunakannya Sistem Internasional?
.............................................................................................................

Kegiatan 3 :
Kamu perhatikan pula dalam bukumu tentang satuan dan lambanglambang satuan yang ada dalam Fisika menurut Sistem Internasional.

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

17

1.

Kemudian Isilah tabel berikut sesuai dengan Sistem Internasional
(SI)
No

Besaran Pokok

Satuan

Lambang Satuan

1
2
3
4
5
6
2.

Perhatikan contoh besaran turunan pada tabel berikut, kemudian
carilah contoh

besaran turunan yang lain dan isikan pada kolom

berikutnya.
No

Besaran Pokok

Satuan

Lambang Satuan

1

Luas

meter persegi

m2

2

Gaya

Newton

N

3
4
5
6
7

Kegiatan 4 :
Bacalah Al – Quran surat Al – Qamar ayat 4 dan surat Al – Furqan ayat 2
perhatikan artinya ”bahwa sesuatu diciptakan adalah menurut aturan
dan telah ditetapkan ukurannya dengan serapi – rapinya”.
Buatlah kesimpulan tentang Besaran pokok dan besaran turunan serta
lambangnya dan hubungkan dengan ayat Al-Quran tadi.

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

18

Contoh 2 :
Lembaran Kerja
Mata Kuliah
Pokok Bahasan

: Fisika
/Materi : Suhu dan Kalor

Sub Pokok Bahasan

: Suhu dan Termometer

Waktu

: 1 Pertemuan

Kompetensi dasar :
Peserta didik dapat :
1. Menentukan suhu benda dingin dan suhu benda panas dengan
menggunakan termometer.
2. Menyebutkan skala-skala dalam pengukuran suhu suatu benda.
3. Menjelaskan perbandingan antara skala satu dengan skala lainnya.

Kegiatan 1 :
Bacalah buku Fisika terbitan Erlangga tentang Suhu dan Termometer,
kemudian lakukanlah percobaan dengan kelompoknya masing-masing
(satu kelompok terdiri dari 3 orang).
1.

Ukurlah suhu air es (dingin) dan air yang mendidih (panas) dengan
menggunakan termometer. Berapa suhu masing-masing?
.............................................................................................................
Suhu air es (dingin) = ......................................................0C
Suhu air mendidih (panas) = ........................................... 0C

2.

Manakah suhu yang lebih tinggi pada termometer Celcius antara air
es (dingin) dengan air mendidih (panas) ?
.............................................................................................................

3.

Coba sekali lagi. Ukurlah suhu air hangat (tidak dingin dan tidak
panas) dengan menggunakan termometer. Bandingkan dengan
suhu air mendidih?
Suhu air hangat

= ..................................... O C

Suhu air mendidih (panas)

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

= ..................................... O C

19

4.

Apakah suhu berkaitan dengan panas dingin suatu benda?
.............................................................................................................

Kegiatan 2 :
Perhatikan buku Fisikamu lagi:
1.

Apa yang dimaksud dengan suhu ?
.............................................................................................................

2.

Sebutkan macam-macam skala termometer ?
………………………………………………………………………………………………………...

Kegiatan 3 :
Perhatikan buku Fisikamu kemudian tuliskan perbandingan suhu antara
skala Celcius, Reanmur, Fahrenheit, dan Kelvin.
a) to F

= ……………………. to C

b) to R

= ……………………. to C

to K

= ……………………. to C

c)

Kegiatan 4 :
Setelah kamu menuliskan rumus diatas cobalah isi titik-titik yang ada
dalam kotak di bawah ini.

No

Suhu Skala
Celcius

Suhu Skala
Fahreinheit

Suhu Skala
Reanmur

Suhu Skala
Kelvin

1

0

……………..

……………..

……………..

2

……………..

50

……………..

……………..

3

……………..

……………..

20

……………..

4

……………..

……………..

……………..

300

5

25

……………..

……………..

……………..

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran

20