kerusakan ban akibat salah spooring

15 Penyebab Kerusakan Ban
Kerusakan pada Ban

1. Tekanan angin
Ban harus memiliki tekanan angin sesuai spesifikasi dan rekomendasi produsen.
Informasi tekanan ban terletak di bagian bawah kanan dan pada buku manual.
Tidak diperbolehkan untuk melebihi atau kurang dari rekomendasi yang tertera.
Jika tekanan terlalu tinggi atau keras, daya cengkeram ban pun tidak maksimal
yang juga mengorbankan kenyamanan berkendara. Tekanan terlalu rendah pun
akan menjadi masalah, dinding ban bekerja lebih keras dan dapat mengakibatkan
defleksi berlebih.
Kurangnya tekanan dapat pula menyebabkan ban meletus. Benang pada dinding
ban pun akan putus setelah beberapa waktu. Mengakibatkan ban benjol dan
kekuatan pun terpangkas. Semakin rendah tekanan ban dari rekomendasi, semakin
pendek pula usianya.
Solusi: Minimal periksa kondisi fisik dan tekanan ban seminggu sekali. Pastikan
ukuran tekanan sesuai rekomendasi pabrik.
2. Batu, pecahan kaca atau benda keras
Pada permukaan ban terdapat sela kembangan, batu, pecahan kaca atau benda
keras dapat terselip di dalamnya. Itu cukup berbahaya. Ketika mobil melaju, ban
seperti dipalu dan ditekan secara berulang.

Sebut saja lingkar ban 1 meter dan mobil melaju sejauh 1 kilometer, itu berarti
bahwa ban mendapat "pukulan" sebanyak 1.000 kali.
Solusi: Segera bebaskan sela kembangan ban dari objek keras.
3. Paku
Pada ban tubeless, paku yang menancap dapat mengurangi tekanan angin secara
perlahan. Paku harus segera dibuang, selain dapat membuat ban rusak; akan
menyababkan karat pada pelat baja.
Solusi: Segera cabut paku dan ban segera ditambal.
4. Toe In/Out

Arah roda tidak selaras secara horizontal, ke dalam (in) atau keluar (out). Ini dapat
menyebabkan ban tergerus lebih cepat. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan
menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (toe in) atau gundul pada bagian luar
(toe out). Dilakukan juga proses balancing agar roda berputar mulus.
Solusi: Spooring dan Balancing
5. Sudut camber negatif/positif
Tie-rod, as rod atau bearing yang bermasalah bisa mengakibatkan tidak selarasnya
roda secara vertikal (camber). Bisa camber negatif atau positif. Dapat berakibat
seperti toe in/out, menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam (negatif) atau
gundul pada bagian luar (positif).

Solusi: Spooring dan Balancing
6. Parkir dalam jangka waktu lama
Beban pada satu sisi ban secara terus menerus dapat membuat ban berubah
bentuk. Mobil dalam keadaan parkir selama beberapa hari dapat menyebabkan
perubahan bentuk dan itu akan menjadi tidak nyaman, serta menyebabkan ban
bersuara gluduk-gluduk pada saat mobil melaju. Hal tersebut dapat kembali normal
jika mobil diparkir tidak terlalu lama, yang sulit untuk ban normal kembali adalah
jika mobil parkir terlalu lama.
Solusi: Gunakan jackstand pada keempat roda pada saat parkir dengan jangka
waktu yang lama.
7. Pengereman dan akselerasi kasar
Pengereman secara kasar, terutama pada mobil yang belum dilengkapi ABS dan
juga akselerasi yang kasar akan membuat ban lebih cepat gundul. Hal ini tidak
membuat gundul secara merata, tetapi hanya bagian tertentu saja. Akan cepat
rusak dan juga mengurangi kenyamanan.
Solusi: Hindari rem mendadak jika tidak dalam keadaan darurat dan berakselerasi
secara lembut.
8. Melindas lubang
Lubang menjadi salah satu hal yang dapat merusak ban. Lubang tersebar dimanamana terutama setelah musim hujan. Jika ban menghantam lubang dengan daya
benturan kuat dapat membuat ban sobek.

Solusi: Perlahan laju mobil saat akan menghantam lubang. Lepas pedal rem
sebelum menghantam lubang agar beban tersalur ke ban belakang.
9. Beban berlebih (overload)
Setiap ban memiliki batas toleransi dalam menopang bobot. Contoh, indeks beban
70, berarti ban tersebut memiliki batas toleransi beban seberat 335 kg. Ban pada
mobil ada empat, berarti 335kg dikali empat roda menjadi 1.340 kg. Misal berat
kendaraan kosong 1.075 kg, sisa beban yang dapat ditopang berarti 255 kg. Jika
mobil berisi 5 penumpang, dengan masing-masing berat 75 kg per orang, artinya
dibebankan seberat 375 kg. Berarti kelebihan 120 kg. Jika ini berlangsung terusmenerus, maka dinding ban dapat mudah retak dan bahkan lapisan luar terkelupas.
Ini akan menjadi lebih parah jika tekanan angin dibawah rekomendasi pabrik.
Solusi: Penumpang atau barang bawaan tidak boleh melebihi kapasitas beban.
10. Oli atau minyak

Karet mempunyai segenap musuh, salah satunya adalah minyak fosil. Ban yang
kerap terkena minyak atau oli, akan mudah melar dan kekuatan ban menurun.
Solusi: Hindari minyak atau oli terkena ban.
11. Mengemudi agresif
Tata cara mengemudi pun berpengaruh kepada ban. Agresivitas berpotensi besar
merusak ban. Kerusakan yang kerap terjadi dapat dipantau pada tapak ban yang
terkelupas, dinding sobek atau retak pada tapak ban yang tidak merata.

Solusi: Hindari mengemudi agresif.
12. Pemasangan ban tidak sempurna
Pemasangan ban yang tidak benar dapat membuat ban rusak. Khususnya pada
bagian dalam ban.
Solusi: Pastikan ban terpasang dengan benar.
13. Pelek tidak sesuai ukuran ban
Pelek dan ban tidak boleh terlalu ketat atau longgar jika disatukan. Pelek yang
terlalu ramping atau lebar, bentuk ban seperti donat. Dapat membuat dinding ban
kerja lebih berat. Sudut ban yang menyempit disebabkan hal tersebut. Dinding ban
mudah retak, pecah atau benjol. Sebaliknya pelek terlalu lebar, dinding ban tersiksa
saat menikung dan dinding adalah titik terlemah pada ban.
Solusi: ukuran pelek dan ban harus sesuai.
14. Pelek cacat
Pelek yang penyok atau benjol dapat merusak ban terutama pada sekitar dinding
ban cacatnya.
Solusi: Perbaiki pelek jika masih bisa. Jika tidak, harus ganti pelek.
15. Suspensi tidak berfungsi optimal
Suspensi yang bermasalah dapat mempengaruhi ban. Sokbreker yang rusak
menyebabkan per bekerja sendiri dan tidak mampu menahan ayunan dari
gelombang permukaan jalan. Alhasil dapat menyebabkan tapak ban bergelombang.

Sumber : autobildindonesia.com
Diposkan oleh danial mandala di 05.48
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL
Reaks
i:
Memahami 5 Kode Penting Pada Ban

Ban merupakan salah satu bagian terpenting pada sebuah kendaraan baik sepeda
motor maupun mobil. Namun sering kali bagian terpenting dan juga merupakan
bagian paling kotor pada kendaraan ini diabaikan serta kurang perhatian dan
pemahaman khusus. Untuk itu perlu memahami arti kode pada sebuah ban.
Pemilihan ban yang sesuai dan tepat dapat mendukung faktor keselamatan,
pengendalian, akselerasi, pengereman dan keamanan saat berkendara. Untuk itu
mari bersama-sama mempelajari arti kode yang terdapat pada ban kendaraan.
Sehingga saat penggantian ban baik untuk modifikasi maupun karena ban sudah
aus Anda tidak sembarangan membeli.
1. Ukuran Ban
Untuk kode ukuran ban yang beredar di pasaran dibedakan menjadi dua macam.

Yang pertama ada kode ban imperial dan yang kedua kode ban metric. Sebagai
contoh kode ukuran 120/70-17 67H ini merupakan kode dengan sistem metrik dan
kode ban 4.60-H-18 4PR ini menggunakan sistem imperial.
Contoh membaca kode ban misal berukuran 120/70-17 67H:
-. 120 menunjukkan kode untuk lebar ban dalam satuan milimeter
-. 70 menunjukkan kode perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban. 70% x
120mm = 85,2 mm, semakin kecil aspect ratio maka sebuah ban akan memiliki
stabilitas serta handling kendaraan lebih baik.
-. 17 menunjukkan diameter Velg dalam satuan inchi
-. 67 menunjukkan kode untuk beban maximum yang dapat ditanggung. Dari data
load index / LI untuk kode 67 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung oleh
sebuah ban sebesar 307 kg.
-. H menunjukkan batas kecepatan pemakaian
Untuk kode ban imperial ini bedanya hanya menggunakan satuan ukur inchi.
Sehingga untuk membaca kode ban 4.60-H-18 4PR sebagai berikut:
-. 4.60 menyatakan kode lebar ban dalam satuan inchi
-. H menunjukkan ambang batas kecepatan pemakaian

-. 18 menunjukkan kode untuk diameter velg juga dalam satuan inchi
-. 4PR menunjukkan kode untuk kekuatan ban yang berdasarkan pada kekuatan

serat kain ban atau ply rating. Sehingga 4PR berarti penggunaan lapisan kain yang
terbuat dari bahan nilon di dalam sebuah carcass yang juga berindikasi kekuatan
ban setara dengan 4 lapisan kain ban.
2. Batas Kecepatan
Seperti yang sebelumnya, pada kode ukuran ban juga ikut disertakan kode batas
kecepatan sebuah roda. Hal ini yang sangat penting diperhatikan saat mengganti
ban, khususnya dalam hal modifikasi. Semakin tangguh performa mesin tentu akan
memerlukan ban dengan performa tinggi saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Berikut kode dan batas kecepatan penggunaan sebuah roda:
Q adalah kode untuk kecepatan maksimal = 160 km/h
S adalah kode untuk kecepatan maksimal = 180 km/h
T adalah kode untuk kecepatan maksimal = 190 km/h
U adalah kode untuk kecepatan maksimal = 200 km/h
H adalah kode untuk kecepatan maksimal = 210 km/h
V adalah kode untuk kecepatan maksimal = 240 km/h
W adalah kode untuk kecepatan maksimal = 270 km/h
Y adalah kode untuk kecepatan maksimal = 300 km/h
Z adalah kode untuk kecepatan di atas = 240 km/h
3. Umur Produksi
Tidak hanya makanan yang diberi label tanggal kadaluarsa, tapi ban kendaraan

juga. Untuk itu pentingnya mengetahui dan cara membaca kode tersebut pada
sebuah ban. Ban akan kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu 3 tahun setelah
ban tersebut diproduksi.
Kode produksi dicetak di bagian samping ban dekat dengan velg. Setiap pabrik ban
memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya dari 5-8
digit. Tetapi 4 digit angka dari belakang adalah standard international yang
menunjukkan Minggu dan Tahun ban tersebut diproduksi.
Contoh seperti pada BPY0806 maka dapat dapat diartikan ban tersebut diproduksi
minggu ke-8 tahun 2006. Sedang seperti pada kode CJJ5101 berarti ban diproduksi
pada minggu ke-51 tahun 2001.
4. Batas Pemakaian
Pemakaian roda pada kendaraan jangan tunggu sampai ban terlihat gundul atau
tidak lagi memiliki pola garis kembangan lagi. Setiap pabrikan ban telah
memberikan kode sebuah tanda pada roda baik berupa bentuk segitiga maupun
berbentuk garis dalam pola ban.
Untuk bentuk segitiga isa dijumpai atau didapat pada samping ban yang
berdekatan dengan tepi akhir pola kembangan. Sedangkan untuk garis tebal yang
melintang di tengah antara belahan kembangan ban.
5. Kode Compound
Kode Compound sebuah ban ditulis dengan kode huruf. Dengan tujuan

menunjukkan ban itu menggunakan kompon yang lunak atau keras. Kode S = soft
atau penggunaan compound lunak, M = medium atau compound sedang dan H =

hard berarti compound ban keras.
Pemilihan jenis compoun ban tergantung dari kebutuhan misal untuk balapan
biasanya akan menggunakan jenis compound soft. Dengan menggunakan ban jenis
lebih empuk akan terasa grip roda lebih mencengkram pada aspal. Tetapi karena
sifatnya lunak maka ban akan lebih cepat habis.
Sedangkan jenis medium dan hard biasanya dipakai untuk kendaraan yang
dipergunakan sehari-hari baik untuk motor maupun mobil. Contoh pada ban motor
merek Batllax kode BT 92 F Radial 120/70 ZR17 M/C, dan kode M/C itulah yang
menunjukkan kode M = medium, C = Compound.
Sumber : Kapanlagi.com
Diposkan oleh danial mandala di 05.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL
Reaks
i:
Senin, 16 Desember 2013

FRONT WHEEL ALIGNMENT
Front Wheel Alignment ( FWA)

Sumber :(http://yamatoikwan.blogspot.co.uk/2013/03/mengenal-wheelalignment-spooring.html)

Proses Wheel aligment

Kata wheel aligment mungkin masih aneh atau mungkin janggal terdengar di
telinga kita, apakah itu wheel alignment? Tetapi bila mendengar kata spooring
mungkin lebih Sering dan lebih kita sebutkan. Sebenarnya wheel aligment
merupakan kata lain dari spooring. Spooring atau wheel aligment ini pada dasarnya
merupakan proses setting keempat roda supaya kembali pada posisi dan setelan
normalnya dan handling menjadi lebih baik. Karena pada keempat roda ini rentan
terjadi perubahan geometri maupun posisi yang membuat pengendalian dan
kenyamanan kendaraan menjadi berkurang, nah spooring inilah yang
mengembalikan kenyamanan dan handling seperti biasanya. Pada proses spooring
biasanya ada 3 hal yang sangat diperhatikan yaitu CAMBER, CASTER dan TOE,
karena sebelum melakukan penyetelan maka roda dicek dan dilihat seberapa jauh
melenceng dari standar pabrikan nah ketiga hal inilah biasanya yang lebih
diutamakan daripada setelan yang lain.

Mari Kita Lebih Lanjut Mempelajari Apa Itu CAMBER, CASTER dan TOE
Keuntungan-keuntungan Front Wheel Alignment ( FWA ) :
1. meringankan kemudi
2. menstabilkan kemudi
3. mengembalikan kemudi
4. memperkecil keausan ban
Faktor-faktor Front Wheel Alignment ( FWA ) :
1. sudut caster
2. sudut camber
3. king pin inclination
4. toe-in
5. turning radius ( sudut belok )
CAMBER
Camber adalah kemiringan roda bagian atas kearah dalam/ luar terhadap garis
sumbu vertikal jika kendaraan kita lihat dari depan. Besar sudut kemiringannya
diukur dalam derajat. Bila kemiringan roda bagian atas ke arah luar disebut
camber positif. Bila sudut camber positif terlalu besar mengakibatkan keausan roda
terjadi pada bagian luar roda.
Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan

Cham
ber

Bila kemiringan roda bagian atas kearah dalam disebut camber negatif.
Camber negatif membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil. Bila sudut camber
negatif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda.
Camber negatif menyebabkan pengemudian berat. Camber negatif menyebabkan
efek kebebasan bantalan roda bertambah dan dapat memperbesar momen bengkok
spindle.
Bila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal,maka disebut camber 0.
Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak merata. Camber 0
menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang, menyebabkan getaran pada roda
kemudi besar dan tidak stabil.
Lebih Jelasnya Bila Roda berposisi seperti
/ \ = Camber Negatif ( Ban Aus ditelapak bagian dalam)
\ / = Camber Positif ( Ban akan aus dibagian Luar )
! ! = Camber Nol
Sudut camber adalah sudut yang di bentuk oleh garis simetris ban terhadap garis
vertikal garis vertikal , jika dilihat dari depan kendaraan.

Jenis - jenis sudut camber :
1. Sudut camber positif apabila bagian atas dari ban arahnya keluar
2. Sudut camber nol terjadi apabila garis simetris dari ban berimpit dengan garis
vertikal
3. Sudut camber negatif terjadi apabila bagian dari atas ban arahnya kedalam

CASTER
Sudut Caster adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan garis sumbu. kedua
buah ball joint ( garis king pin ) dengan garis vertikal bila dilihat dari samping
kendaraan jarak antara titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan dengan
titik pusat persinggungan ban , dan jalan disebut trail/tread.

Keterangan :
a. ( + ) titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan
b. ( 0 ) titik pusat persinggungan dengan jalan
c. ( 0- (+) ) : Trail ( Lead )

Caster adalah kemiringan steering axis
bagian atas kearah depan atau belakang terhadap garis sumbu vertikal bila
dipandang dari samping kendaraan.

Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus
walau roda kemudi dilepas dan pada saat kendaraan membelok ban menopang
pada permukaan jalan dengan baik.
Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengan steering axis dengan jalan
dan titik pusat singgung ban dengan jalan.
Caster positif adalah bila kemiringan steering axis bagian atas ke arah belakang.
Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif karena menghasilkan
kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok.
Jenis-jenis sudut caster :
1. caster positif dimana titik potong perpanjangan garis pin dengan jalan berada di
depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + di depan 0 ) , dilihat dari
samping kendaraan.
2. caster nol adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan jalan ,
segaris dengan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + segaris dengan 0 )
dilihat dari samping.
3. caster negatif adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan
jalan berada di belakang titik pusat. persinggungan ban dengan jalan ( - dibelakang
0 ) , dilihat dari samping kendaraan.

TOE-IN dan TOE-OUT

Adalah perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang
roda kanan dan kiri bila kendaraan dilihat dari atas.
Bila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda
(dilihat dari atas), ini disebut toe-in. sebaliknya susunan yang berlawanan disebut
toe-out.
Bila bagian depan roda sama dengan bagian belakang roda,disebut toe-0

Yang dimaksud dengan toe in adalah selisih jarak antara titik tengah ban kiri dan
ban kanan pada bagian belakang ( A ) dengan jarak antara titik tengah ban kiri dan
kanan pada bagian depan ( B ) , dan roda depan. dilihat dari atas kendaraan.

Beberapa Istilah Lain yang sering Kita Dengar

Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)

Steering axis adalah garis sumbu tempat roda berputar saat berbelok kekiri atau
kekanan dan bisa digambarkan antara bagian atas dari shock absorber upper
support bearing sampai lower suspension arm ball joint. Steering axis inclination
adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah dalam bila dipandang dari
depan kendaraan.Steering axis inclination juga menghasilkan daya balik kemudi
dengan cara memanfaatkan berat kendaraan.
King piin inclination adalah kemiringan king pin terhadap garis vertikal bila dilihat
dari depan atau belakang kendaraan.

Offset (Nilai ET)
adalah jarak antara titik potong steering axis dengan jalan dan titik potong garis
tengah ban dengan jalan. Offset yang lebih kecil akan membuat kemudi menjadi
lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan berkurang. tapi
kestabilan menjadi berkurang. dan sebaliknya

Negatif dan Positif offset
Dari Gambar

Menandakan seberapa besar permukaan tengah velg menjorok ke dalam atau ke
luar. Hal itu ditandai dengan bilangan angka plus kode berjuluk ET. Semisal ET25,
ET45, dan seterusnya. Semakin kecil angka maka penampang tengah velg makin
celong ke dalam dan bibir velg lebar.
"Kalau dipasang, velg jadi makin ke luar fender," Sebaliknya, semakin besar angka,
penampang tengah makin ke luar dari bibir velg. Berarti, posisi velg masuk ke
dalam fender.
PCD (pitch circle diameter)
Ukuran yang berkaitan dengan diameter pola baut roda. Pengukurannya dengan
mengambil titik terlurus dari masing-masing lubang baut roda.
Bila 4 baut yang diukur antara titik berseberangan dan satuan milimeter.
Kalau 5 baut, penarikan garis PCD ada di antara dua titik lubang baut yang ada di
seberang lubang baut roda yang ditarik ukurannya,
Kalau 6 Baut Macam Isuzu Panther Jenis Kapsul (TBR 541) dan SUV2 maka yang
diukur tentunya jarak terjauh.

Jarak PCD

Contoh Contoh pemakaian di mobil. Dari ukuran itu, didapat angka paling standar
100 mm buat mobil-mobil kebanyakan. Maka disebutnya PCD 100. Untuk mobilmobil MPV dan light-SUV, PCD-nya 114,3 mm, sedangkan sedan kecil dan
hatchback, seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, atau Chevrolet Aveo, ber-PCD 100.
Kalau keluarga Mercedes 112, BMW 120, dan SUV yang besar 6 Lobang Misal Isuzu
Panther TBR-541 139,7.

SUDUT BELOK ( TURNING ANGLE )

Adalah besarnya sudut belok pada roda depan .sudut belok tersebut dapat
dibedakan menjadi 2 bagian , yaitu :
1. Sudut Inner
yaitu sudut belok yang di buat oleh roda depan , dimana pada saat belok bagian
belakang dari pada roda depan tersebut mengarah ke dalam.
2. Sudut Outer
Yaitu sudut belok yang dibuat oleh roda depan , dimana pada saat membelok ,
bagian belakang dari roda depan tersebut mengarah ke luar.

Diposkan oleh danial mandala di 02.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
SEPUTAR OTOMOTIF DLL WHEEL
Reaks
i:
Minggu, 15 Desember 2013
Materi pengertian, fungsi, komponen, cara kerja Roda dan Ban
RODA DAN BAN
SEJARAH SINGKAT RODA dan BAN

Roda sebagai bagian vital kendaraan atau mesin, mula pertama ditemukan oleh
orang Sumeria pada 3.500 tahun SM. Di Mesopotamia, ditemukan pula sebuah
benda bulat dengan poros di bagian tengahnya, diperkirakan sebuah tatakan untuk
membuat tembikar dari masa yang sama. Ini membuktikan bahwa pada saat itu
orang mulai tahu prinsip kerja gerak lingkaran.
Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong mulai dikenal di Asiria, kemudian
berlanjut di Lembah Indus. Sedangkan masyarakat Eropa Daratan dan Tengah baru
mengenal kereta dorong sekitar 1000 SM, malah Inggris baru pada tahun 500 SM.
Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa diputar dan
berhenti oleh sebuah benda pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan
menjadi roda gerigi pemantik bom - dan korek api.
Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA,
menis jahit sampai pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula.
Perkembangan roda sebagai penggerak kendaraan kemudian tak dapat dilepaskan
dari perkebangan ban, yang ditentukan oleh peran Robert William Thomson dan
John Boyd Dunlop.
Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam
satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara
ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan
tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.
'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban.
'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti
ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti
konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).
Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/pelek dalam satuan inci dan

angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban
bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki
kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir
merupakan indikator kecepatan maksimal.
Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm,
ketebalan ban dengan aspek rasio 65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk
rim atau pelek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas
kecepatan aman maksimal 210 km.

Fungsi
1. Menahan seluruh berat kendaraan
2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan
3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan
4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja
5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata

Fungsi Utama Ban
1. Menahan beban
Dalam hal menahan
beban, yang paling
berpengaruh adalah
tekanan angin, karena
angin dalam ban
berfungsi untuk
menopang berat
kendaraan dan
muatan.

2. Meredam
guncangan
Tekanan angin dan
type ban (radial/ bias)
sangat berpengaruh
dalam meredam
guncangan awal
sebelum diredam lagi
oleh suspensi. Ban
tipe radial mampu
meredam guncangan
lebih baik daripada
ban tipe bias.

3. Meneruskan
tenaga
dari
mesin
Ban berfungsi untuk
meneruskan gaya
gerak dan
pengeraman ke

4. Meneruskan
fungsi kemudi
Ban sangat penting
dalam mengontrol
arah kendaraan, hal ini
akan menentukan
kemampuan

permukaan jalan, hal
ini berkaitan dengan
kinerja traksi dan
pengereman. Yang
berpengaruh dalam
hal ini adalah pattern
atau kembangan dari
ban.

bermanuver dan
kestabilan dalam
berkendara.

Bahasa Ban
Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk
berkomunikasi dengan penggunanya.
Bahasa ban yang berupa serangkaian
angka dan huruf menunjukkan datadata spesifikasi, merek dan tipe, yang
universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia.
Berikut adalah arti dari kode
tersebut:
1. Lebar ban (dalam mm)
2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall
terhadap lebar ban
3. Diameter ban / velg (dalam inch)
4. Indeks beban / Load Index
5. Simbol kecepatan / Speed Index
Memahami Indeks Beban dan Simbol Kecepatan
Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah
disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan
maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel
indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini.
Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling
berhubungan. Tabel di bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan
simbol kecepatan untuk masing-masing simbol atau nilai.
Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)
LI

Kgs

LI

Kgs

LI

Kg

LI

Kg

LI

Kg

LI

Kg

69

325

81

462

93

650

93

650

105

925

117

1285

70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

335
345
355
365
375
387
400
412
425
437
450

82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92

485
487
500
515
530
545
560
582
600
615
630

94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104

670
690
710
730
750
775
800
825
850
875
900

94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104

670
690
710
730
750
775
800
825
850
875
900

106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

950
975
1000
1030
1060
1090
1120
1150
1180
1215
1250

118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128

1320
1360
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800

Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)
J
KmH

K

L

M

N

P

Q

R

S

T

H

V

W

Y

100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300

Keterangan: Simbol "ZR" berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam
Saat Tepat Mengganti Ban
Setiap ban memiliki tread wear
indicator (TWI), yang berbentuk
segitiga
dan terdapat pada sisi
samping ban (side wall). TWI ini
merupakan indikator tingkat keausan
ban dan bisa juga menjadi patokan
untuk mengganti ban. Saat tapak ban
sudah melampaui indikator tersebut,
terlihat garis melintang antara tapak
ban, yang berarti ban tersebut sudah
tidak layak lagi untuk digunakan.

Ban yang sudah botak sangat
mempengaruhi pengendalian dan
jarak pengereman!

Perhatikan juga fisik ban, untuk memperhatikan saatnya
mengganti ban, antara lain melalui tanda-tanda di bawah ini

Benjolan pada
ban
Sebaiknya segera
ganti ban yang
benjol dengan yang
baru, karena
berpotensi untuk
terjadinya pecah
ban

Banyak terdapat
tambalan
Berpotensi untuk
bocor seketika

Karet ban getas/
pecah-pecah
Biasanya terdapat
pada sisi samping
ban

Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau
kelainan pada ban anda.

Pola Telapak Ban
Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi. Apakah anda sudah
memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda?
Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama,
yakni Searah(Directional),Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).
Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk
memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.
Searah
(Directional)

Ban searah memiliki ciri telapak searah yang
menyerupai anak panah atau pola kembangannya
berbentuk huruf "v".
Fitur:
• Menepis air dengan sempurna untuk
pengendalian yang lebih

baik di permukaan basah maupun kering
• Performa dan pengereman yang lebih baik
• Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15"
keatas) dan memiliki indeks kecepatan yang tinggi
Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan
tinggi.

Simetris
(Symmetric)

Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan
desain rib yang berkesinambungan atau blok.
Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar memiliki
fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban
dengan pola simetris memiliki alur yang
menyerupai gelombang.
Fitur:
• Nyaman dan sangat hening
• Alur utama untuk menepis air
Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai kenyamanan dan
keheningan dalam berkendara.

Asimetris/
(Asymmetric)

Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk
membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban
biasanya memiliki desain alur yang lebih besar
untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian
pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban
memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas
bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga
ban lebih stabil.
Fitur:
• Pengendalian yang baik di jalan basah maupun
kering

• Pengendalian yang baik pada saat membelok
pada
kecepatan tinggi
Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai performa tinggi.

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama
• Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali. Sesuaikan
dengan
petunjuk pabrikan tekanan angin
• Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan performa
tetap maksimal
saat beraksi di jalan
• Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk
membersihkan ban

Tekanan Angin
Tekanan angin adalah hal yang paling
penting dalam perawatan ban. Artinya,
ban harus diberi tekanan angin sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
oleh pabrik pembuatnya dan bisa
didapatkan di berbagai area kendaraan Anda,
seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian
bawah pintu atau di bagian dalam kotak
penyimpanan di pintu kendaraan.
Tekanan angin kurang dapat
menyebabkan kerusakan bagian
sidewall, menurunnya kapasitas angkut
beban, dan juga mengakibatkan borosnya
bahan bakar. Karenanya tekanan angin ban
harus diperiksa secara berkala, paling tidak
setiap dua minggu sekali atau ketika hendak
melakukan perjalanan jarak jauh.

Perhatikan:
Memeriksa tekanan angin ban
sebaiknya pada saat ban dalam
keadaan dingin. Bila kendaraan
baru saja dipakai, biarkanlah suhu
ban turun sebelum diperiksa
tekanan anginnya.

Tekanan angin yang
tidak tepat dapat
membuat ban aus
tidak merata.
Keausan di tengah
disebabkan oleh
tekanan angin yang
terlalu tinggi karena
pemakaian kembangan
ban bagian tengah yang
berlebihan. Sebaliknya,
tekanan yang terlalu
rendah mengakibatkan
keausan pada kedua sisi
bahu ban.

Angin Nitrogen (N2)

Tekanan yang
sesuai
menyebabkan
keausan yang
merata,
sehingga ban
tahan lebih
lama

Tekanan
yang kurang
menyebabkan
keausan pada
bagian bahu,
sehingga ban
aus tidak
merata

Tekanan yang
berlebihan
menyebabkan
keausan pada
bagian tengah,
sehingga ban
aus tidak
merata

Mengapa menggunakan angin nitrogen?
• Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen
(O2)
• Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang
lebih besar,
membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit.
sehingga tidak
membutuhkan pengisian yang terlalu sering
• Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena
sifatnya yang dingin
• Mengurangi keausan ban yang tidak merata
• Lebih hemat BBM
• Memperbaiki manuver

Rotasi Bikin Awet
Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih
cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros - depan dan belakang tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia
pakai menjadi lebih pendek.
Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah
mencapai
7.500 - 10.000 km.
Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan
empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan.
Rotasi dengan 4 roda
Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal
atau vertikal.
Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan
menukar ban depan kiri dengan belakang kanan
dan ban depan kanan dengan belakang kiri.
Diagonal

Horisontal

Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan
ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga
dengan roda belakang, ban kanan belakang
ditukar dengan kiri belakang.
Untuk rotasi vertikal,roda kiri depan ditukar

dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan
roda kanan depan ditukar dengan roda kanan
belakang.

Vertikal

Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep)
Sistem rotasi dengan menggunakan 5 ban relatif
mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri
belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke
depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke
kanan belakang dan kanan belakang pindah ke
depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah
yang menjadi ban serep.
Peringatan:
Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban
serep berlainan merek atau model dengan 4 ban
lainnya.
Bagian Ban
1. Tapak (Tread)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass
4. Garis dalam (Inner Liner)
5. Bead wire

Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban
dan benturan

Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang
dsebabkan oleh permukaan jalan
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi
carcass terhadap kerusakan dari luar
Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat keduanya,
dan meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke carcass
Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena berbagai
gaya yang bekerja
Karakteristik Ban Bias dan Radial
Ban Bias
Kenyamanan cukup baik
Umur dan kemampuan lebih rendah
Ban Radial
Umur pemakaian lebih lama
Peningkatan panas kecil
Stabilitas pengendalian baik
Daya pengereman lebih baik
Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil
Kenyamanan kurang dan pengemudian terasa lebih berat

Keuntungan Ban Tubeless
Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara
sekaligus, karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri.
Sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan
Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan
langsung dengan pelek
Tipe Tapak Ban
Rib > Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil
Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil
Kendaraan mudah dikendalikan
Suara yang ditimbulkan kecil
Tenaga tariknya kurang baik
Lug >jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri
Tenaga tarik baik
Rolling resistance cukup tinggi
Tread lebih mudah aus tidak merata
Suara lebih besar
Rib and lug > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus
Kendaraan lebih stabil
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Block > jalan berlumpur dan bersalju
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju
Lebih cepat aus
Rolling resistance lebih besar
PELEK

Baja Press
Biaya pembuatan lebih murah
Lebih tahan lama
Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya
Kualitasnya lebih merata
Logam campuran (alloy steel)
Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium
Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik
Tipe Penampang Rim
Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift
dll)
Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil
Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil
Semi drop center rim (SDC) > truk kecil
Flat base rim (FB) > truk dan bus
Interim rim (I) > truk dan bus

Sumber : http://anistkr.blogspot.co.uk/2012/09/roda-n-ban.html

Baca Juga :

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda
*DESCRIPSI*
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan
belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu:
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk
peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.
Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan
menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan
belajar :
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.

4 membahas tentang memasang roda.

*PERISTILAHAN / GLOSSARY*
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.
*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
(a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,
(b) melepas roda-roda,

(c) pemeriksaan roda,
(d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.
*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.
*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*
1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat
dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan
yang diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru
atau instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu
kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur
berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan
*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.
*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.
*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi
pabrik dan dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik
pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode
pemasangannya.
b. Uraian Materi 1

*PELEK DAN BAN*
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1.
Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia
dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan
sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang
ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke
body.

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda,
biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang
menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan
beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai
macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance
dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan
pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.

a). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada
mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel
yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim
dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan
pemasangan
ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan
empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa
sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle
hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada
terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada
roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup
roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan
bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan
campuran besi tuang (cast light alloy).

*PELEK BAJA PRESS*
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari
bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek
aluminium adalah
? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk
rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda

dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim

c). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam

mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama

Singkatan

Divided Type Rim

D.T.

Drop Center Rim

D.C.

Wide Drop Center Rim

W.D.C.

Semi Drop Center Rim

S.D.C.

Flat Base Rim

I.R.

? Divide Type Rim

Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin
pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan
sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada
kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa
yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
? Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk
kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri
dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.

Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah
digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
? Semi Drop Center Rim

Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban

truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung
memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih
baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa.
Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang
diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci
(Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian
yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
? Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk
dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena
itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan
bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini
pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan
Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat
Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun
ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%.
Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan
dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).

d). Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.

Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang
menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek.
Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan
mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi
meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi
oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front
wheel alignment. Sehingga ban dan pelek menjadi komponen
yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan
dan safety pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda
dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran. Saat roda berputar,
terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya
tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat.
Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan

seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika ban
memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya
sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat
saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah
atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan
merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.
Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel.
Seiring dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan
seimbang membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih
nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda akan dipasang pada alat
wheel balancer kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang
mengakibatkan roda tidak balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa
besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance.
Selanjutnya roda akan diberikan pemberat (weight balance) sesuai dengan beban
yang dibutuhkan, weight balance dipasang pada pelek roda.

Weight balance
Spooring
Kenyamanan berkendara merupakan
salah satu syarat mutlak yang harus
dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan
keamanan atau safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu
sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan
regulasi lalu lintas yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan
adalah kondisi steering/kemudi kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai
pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi
mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi
kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver,
sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari
penyete